Professional Documents
Culture Documents
Bakteri Eschereria coli hidup di kolon (usus besar) manusia, berfungsi membantu
membusukkan sisa pencernaan juga menghasilkan vitamin B12, dan vitamin K yang
penting dalam proses pembekuan darah. Dalam organ pencernaan berbagai hewan
ternak dan kuda, bakteri anaerobik membantu mencernakan selusosa rumput menjadi
zat yang lebih sederhana sehingga dapat diserap oleh dinding usus.
Kentang merupakan salah satu bahan makanan yang mengandung banyak karbohidrat.
Sebagai nutrisi untuk manusia, 1 gram karbohidrat memiliki nilai energi 4 Kalori.[5]
Dalam menu makanan orang Asia Tenggara termasuk Indonesia, umumnya
kandungan karbohidrat cukup tinggi, yaitu antara 70–80%. Bahan makanan sumber
karbohidrat ini misalnya padi-padian atau serealia (gandum dan beras), umbi-umbian
(kentang, singkong, ubi jalar), dan gula.[6]
Efektivitas lambung mencapai puncaknya setiap empat jam sekali. Maka, kebiasaan
makan tidak teratur akan menyebabkan sebagian makanan tidak dicerna dengan
sempurna. Makanan yang tidak dicerna ini bisa membusuk atau mengalami
fermentasi sehingga menyebabkan kembung.
Mengunyah merupakan salah satu bagian terpenting dalam proses pencernaan, tapi
seringkali dilupakan. Mengunyah tidak hanya membantu memecah makanan, tetapi
juga memberi sinyal pada kelenjar saliva, lambung dan usus halus untuk mulai
melepaskan enzim-enzim pencernaan. Jangan menelan makanan dengan tergesa-gesa
atau mengunyah makanan sambil berbicara untuk menghindari masuknya udara yang
berlebihan ke dalam rongga mulut.
Jika jumlah makanan dalam lambung terlalu banyak atau melebihi kapasitas enzim
pencernaan yang diproduksi, maka makanan tidak dapat dicerna dengan sempurna.
Makanan yang tidak dicerna dengan sempurna ini kemudian masuk ke usus dan
menyebabkan fermentasi, salah cerna, dan menimbulkan gas.
Puasa di sini bukan berarti tidak makan dan minum sama sekali, tapi membatasi jenis
makanan yang dikonsumsi. Jenis makanan yang bisa dikonsumsi selama puasa untuk
mengatasi gangguan pencernaan adalah air dengan perasan lemon, jus apel, jus
wortel, jus kol, dan jus lemon.
Makanan pembentuk asam termasuk protein hewani (daging, telur, dan susu) serta
karbohidrat sederhana seperti gula dan tepung. Yang dimaksud asam di sini ialah
kimia (acid), tidak ada hubungannya dengan rasa atau bau asam makanan.
Makanan yang pedas dan dan berbumbu kuat dapat menyebabkan keasaman lambung
meningkat sehingga terjadi iritasi pada dinding lambung.
Makanan yang terlalu panas atau dingin akan mengiritasi lapisan dinding lambung.
Jika terjadi berulang kali, lambung akan rusak dan pencernaan akan terganggu.
Makanan yang digoreng lebih sulit dicerna dan dapat meningkatkan risiko kanker
lambung.
Bagi orang-orang tertentu yang tidak mampu mencerna laktosa (gula susu), susu bisa
menyebabkan lactose intolerance dengan gejala kembung, kram perut, dan diare.
Setiap cairan yang dikonsumsi dengan makanan padat akan mengurangi aktivitas
pencernaan yang akan membuat proses mencerna menjadi sulit dan tidak sempurna.
Makanan cair seperti air dan sup sebaiknya dikonsumsi 15 menit setelah menyantap
makanan padat.
Pastikan Anda membatasi makanan cepat saji, daging merah, makanan-makanan kaya
lemak, minuman beralkohol dan bersoda atau berkarbonasi yang bisa memicu
gangguan pencernaan.
Mengurangi kegiatan yang bisa menimbulkan stres dan istirahat yang cukup
Dalam keadaan panik dan stres, tubuh akan mengalirkan darah kembali dari lambung
dan usus ke otak, jantung, paru-paru, dan otot. Akibatnya, sistem pencernaan tidak
berfungsi optimal.
Asam dalam lambung berfungsi membantu tubuh mencerna makanan. Akan tetapi,
pada beberapa kasus, asam bisa naik ke kerongkongan sehingga menyebabkan sensasi
seperti terbakar. Saat ini terjadi, mungkin yang terpikir oleh Anda adalah antacid yang
dijual bebas di apotik, untuk menetralkan asam. Akan tetapi, jika digunakan berlebih,
antacid bisa menyebabkan lambung kehilangan keasamannya. Hal ini tentunya akan
melumpuhkan fungsi sistem pencernaan dan membuat Anda mudah terinfeksi.
Karena kepala anak banyak anyaman pembuluh darah sehingga efektif menurunkan
demam sedangkan leher, ketiak dan pangkal paha terdapat pembuluh darah besar yang
bila dikompres akan cepat menurunkan suhu.
FUNGSI SALIVA
Saliva adalah suatu cairan oral yang kompleks dan tidak berwarna yang terdiri atas
campuran sekresi dari kelenjar ludah besar dan kecil yang ada pada mukosa oral.
Saliva dapat disebut juga kelenjar ludah atau kelenjar air liur. Semua kelenjar ludah
mempunyai fungsi untuk membantu mencerna makanan dengan mengeluarkan suatu
sekret yang disebut “salivia” (ludah atau air liur).
Saliva memiliki beberapa fungsi, yaitu :
1. Melicinkan dan membasahi rongga mulut sehingga membantu proses mengunyah
dan menelan makanan
2. Membasahi dan melembutkan makanan menjadi bahan setengah cair ataupun cair
sehingga mudah ditelan dan dirasakan
3. Membersihkan rongga mulut dari sisa-sisa makanan dan kuman
4. Mempunyai aktivitas antibacterial dan sistem buffer
5. Membantu proses pencernaan makanan melalui aktivitas enzim ptyalin (amilase
ludah) dan lipase ludah
6. Berpartisipasi dalam proses pembekuan dan penyembuhan luka karena terdapat
faktor pembekuan darah dan epidermal growth factor pada saliva
7. Jumlah sekresi air ludah dapat dipakai sebagai ukuran tentang keseimbangan air
dalam tubuh.
8. membantu dalam berbicara (pelumasan pada pipi dan lidah)
Gangguan pada sistem pencernaan umumnya disebabkan oleh kebiasaan cara makan
yang salah. Beberapa hal yang dapat menyebabkan gangguan tersebut antara lain :
1. Makan tidak teratur, seperti makan terlalu banyak (hingga kekenyangan) atau
terlalu sering makan. Rasulullah mengajarkan agar mengisi perut dengan
sepertiga makanan, sepertiga air dan sepertiga udara.
2. Makan sambil diselingi minum air. Hal ini dapat mencairkan rembesan di
perut.
3. Kebiasaan makan yang terlalu cepat. Dengan cara seperti ini biasanya proses
pengunyahan makanan kurang optimal, makanan dikunyah hanya beberapa
kali saja. Akibatnya proses pencernaan menjadi tidak sempurna.
4. Tekanan perasaan dan faktor umur. Pada saat stress tubuh akan mengaluarkan
hormon yang mengandung bahan kimia tertentu yang bersifat racun. Hormon
ini akan mempengaruhi rekasi kimia tubuh sehingga proses pencernaan
terganggu. Sedagkan orang yang sudah tua, biasanya organ pencernaannya
tidak lagi dapat berfungsi secara optimal.