You are on page 1of 9

Makalah Seminar Tugas Akhir

APLIKASI SMART CARD SEBAGAI PENGUNCI ELEKTRONIS


PADA SMART HOME

Amalia Hanifah[1], Iwan Setiawan[2], Darjat[2]

Abstract : Nowadays, technology is growing rapidly according to the diverse human needs. Therefore, we
need a new innovations are comperehensive in our lives, such as the development of RFID as a tool that
can be used in human needs. For example, RFID is used for security at home. It can provide comfort and
safety for them.
The aim of this final project is tobuild a smart home applications that designed to access smart card as a
elctric key in the main door, and can control the doors, lights, and window curtains automatically and also
manually by push button . Control system design of this smart home using a statechart diagram. The type of
smart card is PHILIPS contactless card, Mifare Classic. In this system used photodioda censor to detect
movement of objects in the way, and used LDR (Ligh Dependent Resistor) to detect the condition of night
or day. The important thing to note is the application of smart cards in the main door, door, lights, and
window curtains control are integrated one another, and the design of motor driver.
From the experiment result, we can get a conclusion that overall smart home can work according with the
algorithm, in manual mode and automatic mode. Smart card can respond properly if the serial number on
the card matches with the serial number in microcntroller program, and system in automatic mode. Smart
card can be read with maximum distance of 6 cm. The censors was used can also detect very well.

Keywords : RFID, Mifare®, smart card, contactless card, automatic, smart home.

Rumah merupakan salah satu tempat untuk 2. Mikrokontroler yang digunakan adalah
menikmati keamanan dan kenyamanan hidup. mikrokontroler AVR Atmega128.
Terkadang muncul pemikiran untuk memiliki rumah 3. Kartu cerdas yang digunakan adalah
yang benar-benar bisa mengerti keinginan pemiliknya, PHILIPS™ MIFARE RF Interface (ISO/IEC
membayangkan rumah yang cukup cerdas (smart 14443 A) dan alat pembacanya adalah CR013
home) untuk bisa mengurangi beban kerja di rumah. Serial Module.
Kita bisa mengkontrol alat-alat elektronik kita hanya 4. Modul RFID pada sistem ini hanya berfungsi
dengan satu pengontrol pusat, ataupun kita bisa untuk mengakses fungsi baca data (read-only).
mengkontrolnya ketika kita tidak ada di rumah. 5. Pada prototipe rumah cerdas dirancang tiga
Sebagaimana diketahui, rumah pada umumnya ruangan.
masih menggunakan kunci manual pada pintu 6. Plant yang dikendalikan terdiri dari tiga buah
sehingga tingkat kemanan rumah sangat rendah. lampu pijar, pintu, dan tirai jendela.
Dengan menggunakan kartu cerdas tanpa kontak 7. Aktuator yang digunakan untuk menggerakkan
(Contacless Smard Card) berbasis RFID (Radio pintu dan tirai adalah motor DC dengan kendali
Frequency Identification), diharapkan dapat menjadi logika fuzzy.
alternatif untuk aplikasi kunci elektris pada pintu yang
memiliki terjamin tingkat keamanannya karena kartu Kartu Cerdas (Smart Card)
cerdas ini memiliki serial number yang berbeda dan Kartu cerdas adalah plastic card yang
sudah ditanamkan IC memori yang dapat digunakan mengandung memory chip dan microprocessor. Kartu
untuk menyimpan informasi yang dibutuhkan. ini bisa menambah, menghapus, mengubah informasi
yang terkandung. Keunggulannya adalah kartu cerdas
Pembatasan Masalah tidak perlu mengakses database di server karena
Pada Tugas Akhir ini beberapa hal yang menjadi sudah ada sebagian terkandung di kartu.
batasan antara lain: Berdasarkan cara koneksinya dengan pembaca
1. Pembahasan mengenai perangkat lunak dalam kartu, kartu cerdas dibedakan menjadi dua jenis, yaitu
bahasa C hanya pada aturan bahasa yang contact smart card (koneksi secara fisik) dan
digunakan oleh kompiler yang digunakan pada contactless smart card (koneksi melalui sinyal
Tugas Akhir ini, yaitu CodeVisionAVR. frekuensi radio jarak dekat).
1
Mahasiswa Jurusan Teknik Elektro UNDIP
2
Staf Pengajar Jurusan Teknik Elektro UNDIP
Radio Frequency Identification ( RFID ) CR013 Serial Reader Protocol
RFID adalah proses identifikasi seseorang atau CR013 Serial Reader Protocol merupakan salah
objek dengan menggunakan frekuensi transmisi radio. satu modul RFID yang dikemas dalam bentuk
RFID dapat disediakan dalam devais yang hanya protokol-protokol data. Modul RFID ini memiliki
dapat dibaca saja (read only) atau dapat dibaca dan kemampuan baca dan tulis ( read and write ).
ditulis (read/writer), tidak memerlukan kontak
langsung maupun jalur cahaya untuk dapat beroperasi,
dapat berfungsi pada berbagai variasi kondisi
lingkungan dan menyediakan tingkat integritas data
yang tinggu. Teknologi ini sulit dipalsukan sehingga
tingkat keamanannya sangat tinggi.
Sistem RFID terdiri dari empat komponen,
diantaranya seperti dapat dilihat pada Gambar 2.3[7]: Gambar 3. CR013 Serial Reader Protocol module.
 Tag : perangkat yang menyimpan informasi
untuk identifikasi objek. Tag RFID sering juga Protokol Data
disebut sebagai transponder. Berikut ini adalah protokol data yang
digunakan untuk berkomunikasi antara reader dengan
 Antena : untuk mentransmisikan sinyal
PC / mikrokontroler.
frekuensi radio antara pembaca RFID dengan
Tabel 1. Protokol data dari Master/PC ke Reader.
tag RFID.
Panjang
 Reader RFID : perangkat yang kompatibel Data (byte)
Keterangan
dengan tag RFID yang akan berkomunikasi
Header 2 Selalu fix 0AAh, 0BBh
secara nirkabel dengan tag.
 Software Aplikasi : aplikasi pada sebuah Panjang data dari node id
workstation atau PC dapat membaca data dari hingga checksum (checksum
tag melalui pembaca RFID, baik tag dan Length 2 termasuk). Panjang data ini
terdiri dari 2 byte dengan
pembaca RFID dilengkapi dengan antena
low byte terlebih dahulu.
sehingga dapat menerima dan memancarkan
gelombang elektromagnetik. Alamat tujuan, low byte
terlebih dahulu. Untuk
Node ID 2
broadcast ke seluruh reader
gunakan 00 00.
Byte pengatur fungsi dari
Function
2 perintah. Low byte terlebih
code
dahulu.
Data 00-0Dh Isi data tergantung perintah
XOR semua data mulai dari
Checksum 1
node id

Gambar 1. Sistem RFID.


PERANCANGAN
MIFARE Classic Perancangan smart home meliputi perancangan
Kartu cerdas ini merupakan produk dari Philips.
perangkat keras (hardware) dan perancangan
Kartu cerdas yang digunakan adalah MIFARE classic
perangkat lunak (software).
4K.
Perancangan Perangkat Keras (Hardware)
Secara umum perancangan sistem yang akan
dibuat dapat dilihat pada Gambar 5.

Gambar 2. MIFARE card dan alat pengakses kartu.


Mifare card
CR013 Serial Reader serial Data Serial Kartu
Protokol
Pengambilan data serial merupakan bagian
Driver Lampu Lampu DC yang digunakan untuk mengambil data serial dari
Sensor Photodioda
CR013 (RFID reader) menuju mikrokontroler.
LDR (Light Dependent
Sistem
Mikrokontroler Driver motor
Motor DC pintu
Langkah pertama yaitu me-request tipe/jenis kartu
pintu
Resistor)
ATmega128L
MIFARE. Request mode yang digunakan adalah
Limit switch
Driver motor
Motor DC tirai
request idle card yang artinya dapat membaca
tirai
beberapa kartu yang serial number-nya telah disimpan
Push Button
sebelumnya. Format pengiriman data serialnya yaitu :
aa bb 06 00 00 00 01 02 26 25

Catu daya
header length node function
req_code XOR
ID code
Gambar 4. Blok diagram sistem.
Dari data tersebut akan didapatkan respon jenis
Perancangan Software kartu MIFARE. Langkah selanjutnya adalah membaca
Diagram fungsional pada rumah cerdas serial number dari kartu MIFARE yang disebut juga
ditunjukkan oleh Gambar 6. MIFARE anticollison. Format pengiriman data
Modul Smart card serialnya yaitu :
Mifare card

CR013 serial
aa bb 05 00 00 00 02 02 00
Modul Mode auto- reader dan antena
manual

Push button
header length node function XOR
Rangkaian driver
Modul pintu
lampu ID code
Sensor photodioda
Sistem Kontrol Rangkaian penggerak
Limit switch Rumah Cerdas motor pintu
Kontrol Pintu Otomatis
Push button
Kontrol pintu otomatis ini terdiri dari 3 subrutin
Modul tirai
Rangkaian penggerak
motor tirai yaitu statedoor1, statedoor2, dan statedoor3Masing-
LDR
masing pintu terdapat dua pasang sensor photodioda,
Limit switch
Modul lampu dengan maksud untuk mengetahui arah objek yang
Push button LDR
melewati sensor (memasuki ruangan atau keluar).
Push button

[sen2>210&&sen1<=180]/ [card_actif==1&&sen2<=2
motor1_open 10]/motor1_open
Gambar 5. Diagram fungsional. INIT_DOOR1_CLOSED

[PB==0]/AUTO [PB==RELEASED] [LS2==0]/


DOOR1_OPENING_B DOOR1_OPENING_A
transisi 1 motor1_stop
[LS1==0]/
[LS1==0]/
motor1_stop
motor1_stop [sen2<=210&&sen1 [sen1<=180&&sen2
>180]/motor1_close >210]/motor1_close

DOOR1_OPENED_B DOOR1_CLOSING_B DOOR1_CLOSING_A DOOR1_OPENED_A


MAN AUTO [sen2<=210&&sen1>180]/ [sen1<=180&&sen2>210]/
motor1_close motor1_close

Gambar 7. Statechart kontrol pintu otomatis pada ruang1.


transisi 2
PB==RELEASED [PB==0]/MAN

Gambar 6. Statechart utama sistem. Kontrol Pintu Manual


Kontrol pintu manual ini terdiri dari 3 subrutin
Ketika sistem mulai dihidupkan, maka sistem yaitu statedoor1_man, statedoor2_man, dan
berada pada inisialisasi awal mode manual (state statedoor3_man. Pengendalian pintu dengan
MAN). Saat PB ditekan (PB==0) maka state akan menggunakan push button.
berada pada state transisi1, yang dimaksudkan untuk [PB1==0]/motor1_open [LS1==0]/motor1_stop
DOOR1_OPENING
menunggu hingga PB dilepas (PB==RELEASED) dan
sistem akan berpindah pada mode otomatis (state
AUTO). Begitu sebaliknya ketika sistem dari mode INIT_DOOR1_CLOSED
[PB1==0]/
motor1_open
[PB1==0]/
motor1_close DOOR1_OPENED

otomatis ke mode manual.


DOOR1_CLOSING
[LS2==0]/motor1_stop [PB1==0]/motor1_close

Gambar 8. Statechart kontrol pintu manual pada ruang1.


Kontrol Tirai Otomatis Pengendalian Motor dengan Logika Fuzzy
Kontrol tirai otomatis ini terdiri dari 3 subrutin Pengendali fuzzy yang digunakan dalam sistem
yaitu statetirai1, statetirai2, dan statetirai3. ini adalah sugeno fuzzy model.
[LDR>20]/motor2_open
TIRAI1_OPENING
[LS3==0]/motor2_stop
 Fuzzifikasi
Dalam perancangan kendali logika fuzzy ini
terdapat 2 input crisp yaitu jumlah motor aktif dan
INIT_TIRAI1_CLOSED TIRAI1_OPENED jumlah relatif kecepatan motor.
S Se B
255

Derajat Keanggotaan
TIRAI1_CLOSING

(MF Grade)
[LS4==0]/motor2_stop [LDR<=20]/motor2_close

Gambar 9. Statechart kontrol tirai otomatis pada ruang1.

Kontrol Tirai Manual 0


1 2 3 4 5 6
Kontrol tirai manual ini terdiri dari 3 subrutin ∑Motor aktif
yaitu statetirai1_man, statetirai2_man, dan Gambar 13. Fungsi keanggotaan jumlah motor aktif.
statetirai3_man. Pengendalian tirai dengan
menggunakan push button. 255
Min Med Max

Derajat Keanggotaan
[PB3==0]/motor2_open [LS3==0]/motor2_stop

(MF Grade)
TIRAI1_OPENING

INIT_TIRAI1_CLOSED [PB3==0]/ [PB3==0]/


motor2_open motor2_close
TIRAI1_OPENED
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Kecepatan motor

TIRAI1_CLOSING
[LS4==0]/motor2_stop [PB3==0]/motor2_close
Gambar 14. Fungsi keanggotaan jumlah relatif kecepatan
motor.
Gambar 10. Statechart kontrol tirai manual pada ruang1.
 Evaluasi aturan
Kontrol Lampu Otomatis Metode pengambilan keputusan (inferensi)
Kontrol lampu otomatis ini terdiri dari 3 yang digunakan dalam pemrograman ini adalah
subrutin yaitu statelamp1, statelamp2, dan metode dot product dimana hasil fuzzifikasi masukan
statelamp3. dikalikan.
[LDR<=20]/lamp1=1
Tabel 2. Basis aturan Fuzzy.
∑motor Keterangan :
aktif S : sedikit
LAMP1_OFF LAMP1_ON S Se B
∑Kec Se : sedang
motor B : banyak
[LDR>20]/lamp1=0

Gambar 11. Statechart kontrol lampu otomatis pada Min LS L S


LS : lambat sekali
ruang1. Med L S C L : lambat
S : sedang
Kontrol Lampu Manual Max S C CS C : cepat
Kontrol lampu manual ini terdiri dari 3 subrutin CS : cepat sekali
yaitu statelamp1_man, statelamp2_man, dan  Defuzzifikasi
statelamp3_man. Hasil keluaran crisp output akan menentukan
[PB2==0]/lamp1=1 besar kecepatan angular motor sebagai penggerak
pintu dan tirai. Batasan keluaran himpunan Fuzzy
LAMP1_OFF LAMP1_ON singleton ditunjukkan Gambar 15.

[PB2==0]/lamp1=0

Gambar 12. Statechart kontrol lampu manual.


Tabel 4. Hasil Pengujian Driver L298.
LS L S C CS
255 Vkeluaran 1 Vkeluaran 2(volt) Vkeluaran (volt)
Derajat Keanggotaan OCR0 OCR1A
(MF Grade) (volt) terukur terukur perhitungan
255 255 11,96 11,96 12
224 224 10,23 10,24 10,54
192 192 8,99 8,98 9,04
160 160 7,45 7,46 7,53
0 128 128 5,89 5,9 6,02
30 50 80 100 130 96 96 4,44 4,46 4,52
Fungsi keanggotaan 64 64 3 2,98 3,01
keluaran
32 32 1,5 1,48 1,51
Gambar 15. Fungsi keanggotaan keluaran fuzzy. 0 0 0,3 0,4 0

Untuk mendapatkan nilai tegas (crisp) pada


model fuzzy sugeno dengan memasukkan nilai-nilai Pengujian Sensor Photodioda
hasil evaluasi aturan kedalam rumus : Dari pengujian didapatkan bahwa tegangan
 FuzzyOutputi  Posisi singleton di X axis i  output mengikuti nilai ADC pada sensor, sehingga
Crisp _ Out  i dapat dikatakan bahwa tegangan output photodide
 FuzzyOutput 
i
i sebanding dengan nilai ADC-nya. Nilai ADC dan
tegangan juga tergantung pada intensitas cahaya di
HASIL PENGUJIAN sekitarnya.
Tabel 5. Hasil pengukuran ADC dan tegangan sensor
Pengujian RFID
photodioda.
Tabel 3. Hasil pengujian pembacaan RFID.
Jarak Kartu 1 Kartu 2 Kartu 3
(cm) 1 2 3 1 2 3 1 2 3
1 √ √ √ √ √ √ √ √ √
2 √ √ √ √ √ √ √ √ √
3 √ √ √ √ √ √ √ √ √
4 √ √ √ √ √ √ √ √ √
5 √ √ √ √ √ √ √ √ √
6 √ √ √ √ √ √ √ √ √
7 × × × × × × × × ×
8 × × × × × × × × × Pengujian LDR
9 × × × × × × × × × Pengujian terhadap LDR dilakukan dengan
10 × × × × × × × × × mengukur nilai ADC internal pada mikrokontroler
dan tegangan output ketika intensitas cahaya di
Keterangan : sekitarnya besar dan kecil.
√ : kartu dapat terbaca Tabel 6. Hasil pengukuran ADC dan tegangan output pada
× : kartu tidak terbaca LDR.
Terang Sedang Gelap
Dari Tabel 5. didapatkan bahwa ketiga kartu No.
ADC Tegangan ADC Tegangan ADC Tegangan
tersebut dapat terbaca dengan baik dengan jarak 1 220 4.32 v 114 2.24 v 8 0.17 v
maksimum yaitu 6 cm. Pada jarak 7 cm reader 2 221 4.34 v 115 2.25 v 10 0.18 v
sudah tidak dapat menjangkau frekuensi dari kartu, 3 222 4.36 v 116 2.26 v 10 0.19 v
sehingga kartu tidak teridentikasi. 4 224 4.4 v 120 2.3 v 12 0.2 v
5 225 4.43 v 121 2.31 v 15 0.21 v
Pengujian Driver Motor DC Dari Tabel 7. didapatkan bahwa semakin tinggi
Pengujian driver motor DC menggunakan intensitas cahaya, maka nilai ADC pada LDR juga
tegangan 12 V. Dari Tabel 6. di atas terlihat bahwa semakin besar.
semakin besar nilai OCR0 dan OCR1A yang
diberikan maka akan semakin besar tegangan yang Pengujian Tingkah Laku Rumah Cerdas
dihasilkan. Pengujian Mode Manual
Mode manual merupakan inisialisasi awal
sistem ini. Kondisi awal pada mode ini adalah pintu
tertutup, tirai tertutup, dan lampu mati. Pada keadaan
mode manual, kartu MIFARE tidak aktif sehingga Pengujian Mode Otomatis
tidak akan memberikan respon apapun. Pengujian Kartu MIFARE
Tabel 7. Hasil pengujian mode manual pada pintu. Pada tahap ini, pengujian dilakukan dengan
PB1 PB4 PB7 LS1 LS2 LS5 LS6 LS9 LS10 Respon
motor 1 bergerak
mendekatkan beberapa kartu ke antena reader.
√ - - Pengujian ini menggunakan 5 kartu.
mundur
- √ - pintu 1 terbuka Tabel 10. Hasil pengujian kartu MIFARE pada mode
motor 1 bergerak
√ - -
maju
otomatis.
- - √ pintu 1 tertutup Serial number Kartu Respon Pintu 1
motor 2 bergerak
√ - -
mundur 7C 47 90 E4 Terbuka
- √ - pintu 2 terbuka
motor 2 bergerak BC 11 12 E4 Terbuka
√ - -
maju
- - √ pintu 2 tertutup DC 57 90 E4 tidak ada respon
motor 3 bergerak
√ - - 6C 5C 90 E4 Terbuka
mundur
- √ pintu 3 terbuka
motor 3 bergerak
OC FD 8F E4 tidak ada respon
√ - -
maju Dari Tabel 12. disimpulkan bahwa terdapat 3
- - √ pintu3 tertutup
kartu yang teridentifikasi oleh mikrokontroler. Pada 2
Tabel 8. Hasil pengujian mode manual pada tirai. kartu lainnya tidak memberikan respon pada pintu,
PB3 PB6 PB9 LS3 LS4 LS7 LS8 LS11 LS12 Respon karena serial number-nya tidak terdaftar dalam
motor 4 bergerak
√ - -
mundur mikrokontroler.
- √ - tirai 1 terbuka
motor 4 bergerak
√ - -
maju Pengujian Otomatisasi Pintu
- - √ tirai 1 tertutup Pada tahap ini, pengujian dilakukan dengan
motor 5 bergerak
√ - -
mundur memberikan halangan pada sensor photodioda.
- √ - tirai 2 terbuka Jumlah sensor photodioda yang terdapat pada sistem
motor 5 bergerak
√ - -
maju
ini adalah 6 pasang sensor. Masing-masing pintu
- - √ tirai 2 tertutup terdapat 2 pasang sensor (receiver dan transmitter).
motor 6 bergerak
√ - -
mundur
Ketika sensor terhalang, maka pintu akan memberikan
- √ - tirai 3 terbuka respon sesuai dengan algoritma.
motor 6 bergerak Tabel 11. Hasil pengujian otomatisasi pintu 1.
√ - -
maju
sen1 sen2 LS1 LS2 Respon Kondisi Keterangan
- - √ tirai 3 tertutup
motor 1 bergerak dalam kondisi
- - - - masuk
mundur kartu aktif
Tabel 9. Hasil pengujian mode manual pada lampu. - - √ - pintu 1 terbuka masuk
PB2 PB4 PB6 Respon - √ - - motor 1 bergerak maju masuk
√ lampu1 menyala Keterangan : - - - √ pintu 1 tertutup masuk
√ lampu1 mati √
motor 1 bergerak
√ : aktif (tertekan) - - -
mundur
keluar
√ lampu 2 menyala
- : tidak aktif (tidak tertekan) - - √ - pintu 1 terbuka keluar
√ lampu 2 mati √ - - - motor 1 bergerak maju keluar
√ lampu 3 menyala - - - √ pintu 1 tertutup keluar
√ lampu 3 mati
Tabel 12. Hasil pengujian otomatisasi pintu 2.
Keterangan : sen3 sen4 LS5 LS6 Respon Kondisi
√ : aktif (tertekan) √ - - -
motor 2 bergerak
masuk
- : tidak aktif (tidak tertekan) mundur
- - √ - pintu 2 terbuka masuk
Dari ketiga tabel di atas dapat disimpulkan - √ - - motor 2 bergerak maju masuk
bahwa pada mode manual sudah sesuai dengan - - - √ pintu 2 tertutup masuk
motor 2 bergerak
algoritma yang diinginkan. Jika push button ditekan, - √ - -
mundur
keluar
maka motor akan aktif dan jika push button ditekan - - √ - pintu 2 terbuka keluar
kembali maka motor akan bergerak sebaliknya. Motor √ - - - motor 2 bergerak maju keluar
akan berhenti bergerak, bila limit switch aktif. - - - √ pintu 2 tertutup keluar
Tabel 13. Hasil pengujian otomatisasi pintu 3. Pengujian Pemrograman Kendali Logika Fuzzy
sen5 sen6 LS9 LS10 Respon Kondisi Untuk menguji pemrograman kendali logika
motor 3 bergerak
√ - - - masuk fuzzy akan dilakukan secara bertahap. Tahap pertama
mundur
- - √ - pintu 3 terbuka masuk akan dilakukan pengujian pemrograman fuzzifikasi,
- √ - - motor 3 bergerak maju masuk tahap kedua dilakukan pengujian pemrograman
- - - √ pintu 3 tertutup masuk
evaluasi aturan dan tahap terakhir adalah pengujian
motor 3 bergerak
- √ - - keluar pemrograman defuzzifikasi.
mundur
- - √ - pintu 3 terbuka keluar Sebagai contoh akan dicari derajat keanggotaan
√ - - - motor 3 bergerak maju keluar dari suatu masukan yaitu jumlah motor aktif misalnya
- - - √ pintu 3 tertutup keluar
2 poin dengan fungsi keanggotaan diperlihatkan pada
Dari ketiga tabel di atas menunjukkan bahwa gambar dibawah ini :
hasil pengujian sudah sesuai dengan algoritma yang
diinginkan. Jika objek melewati dari sensor pertama 255
S Se B

Derajat Keanggotaan
ke sensor kedua, maka dapat dikatakan dalam kondisi

(MF Grade)
memasuki ruangan. Jika objek melewati dari sensor
kedua ke sensor pertama, maka dapat dikatakan dalam
kondisi keluar dari ruangan. Saat salah satu sensor
0
aktif, maka akan menggerakkan motor hingga pintu 1 2 3 4 5 6
mengenai limit switch. ∑Motor aktif

Gambar 16. Masukan ∑motor aktif = 2.


Pengujian Otomatisasi Tirai dan Lampu
Pada tahap ini, pengujian dilakukan dengan Pada Gambar diatas, masukan ∑motor aktif = 2
memberikan variasi intensitas cahaya sehingga nilai akan memotong MF S (sedikit) dan MF Se (sedang).
ADC pada LDR berubah. Maka derajat keanggotaan dapat ditentukan sebagai
Tabel 14. Hasil pengujian otomatisasi tirai dan lampu 1. berikut :
Respon Sum_motor_act_S (a[1]) = 127
LDR LS3 LS4 Respon Tirai Kondisi
Lampu
motor 4 bergerak Sum_motor_act_Se (a[2]) = 127
High - - lampu 1 mati siang
mundur Sedangkan untuk masukan jumlah relatif kecepatan
High √ - tirai 1 terbuka lampu 1 mati siang
yaitu dengan masukan 4 poin dengan fungsi
Low - - motor 4 bergerak maju lampu 1 nyala malam
keanggotaan diperlihatkan seperti gambar dibawah
Low - √ tirai 1 tertutup lampu 1 nyala malam
ini:
Tabel 15. Hasil pengujian otomatisasi tirai dan lampu 2.
Min Med Max
Respon 255
LDR LS3 LS4 Respon Tirai Kondisi
Derajat Keanggotaan

Lampu
(MF Grade)

motor 5 bergerak
High - - lampu 2 mati siang
mundur
High √ - tirai 2 terbuka lampu 2 mati siang
Low - - motor 5 bergerak maju lampu 2 nyala malam
Low - √ tirai 2 tertutup lampu 2 nyala malam 0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Kecepatan motor
Tabel 16. Hasil pengujian otomatisasi tirai dan lampu 3.
Respon Gambar 17. Masukan jumlah relatif kecepatan = 4.
LDR LS3 LS4 Respon Tirai Kondisi
Lampu
motor 6 bergerak
High - -
mundur
lampu 3 mati siang Pada Gambar 17., masukan jumlah relatif
High √ - tirai 3 terbuka lampu 3 mati siang kecepatan = 4 akan memotong MF Min dan MF Med.
Low - - motor 6 bergerak maju lampu 3 nyala malam Maka derajat keanggotaan dapat ditentukan sebagai
Low - √ tirai 3 tertutup lampu 3 nyala malam berikut :
Dari ketiga tabel di atas menunjukkan bahwa Sum_V_Min (b[1]) = 425-(85*4) = 425 – 340 = 85
hasil pengujian sudah sesuai dengan algoritma yang Sum_V_Med (b[2]) = -170+(85*4) = -170+340 = 170
diinginkan. Ketika LDR>20 maka motor akan
menggerakkan tirai sehingga tirai terbuka dan lampu Rule yang tidak bernilai 0 yaitu :
dalam kondisi mati. Ketika LDR<=20 maka lampu  Sum_motor_act_S dan sum_V_Min = 127 x 85 =
akan menyala dan motor akan bergerak untuk 10795
menutup tirai.  Sum_motor_act_S dan sum_V_Med = 127 x 170
= 21590
 Sum_motor_act_Se dan sum_V_Min = 127 x 85 = baik sebagaimana yang diharapkan dalam
10795 perancangan.
 Sum_motor_act_Se dan sim_V_Med = 127 x 170 4. Pada mode manual, sistem smart home secara
= 21590 keseluruhan sudah sesuai dengan algortima
Sedangkan nilai implikasi pada rule yang lain bernilai yang diinginkan. Jika push button ditekan,
0. maka akan memberikan respon pada setiap
Setelah tahap evaluasi aturan, tahap berikutnya perintahnya.
yaitu Pengujian program defuzzifikasi Pada model 5. Pada mode otomatis, sensor photodioda dapat
fuzzy sugeno, output fuzzy didapatkan dari rumus mendeteksi adanya objek, jika antara receiver
sebagai berikut : dan transmitter sensor terhalang dengan nilai
 FuzzyOutputi   Posisi singleton di X axis i 
i
ADC yang ditentukan pada program. Jika
Crisp output = sensor photodioda terhalang, maka akan
 FuzzyOutput 
i
i
menggerakkan pintu.
=
10795  80  100  21590  10795  21590  120 6. Pada mode otomatis, LDR dapat mendeteksi
10795  21590  10795  21590 intensitas cahaya di sekitarnya sesuai dengan
6.692.900 nilai ADC yang diberikan. Jika intensitas
Crisp output = cahaya besar, maka menunjukkan sistem dalam
64.770
kondisi siang. Jika intensitas cahaya kecil,
Crisp output = 103,33 ≈ 103
maka menunjukkan sistem dalam kondisi
Hasil diatas selanjutnya dibandingkan dengan
hasil keluaran pada osiloskop yaitu sebagai berikut : Saran
Untuk pengembangan sistem lebih lanjut, maka
penulis memberikan saran-saran sebagai berikut:
1. Pengembangan aplikasi smart card tidak hanya
terbatas pada aplikasi smart card sebagai kunci
elektris pada smart home saja, tetapi juga dapat
dikembangkan untuk aplikasi lainnya yang
membutuhkan tingkat keamanan yang tinggi.
Gambar 18. Sinyal PWM pada mikrokontroler. 2. Pengembangan smart card tidak hanya
digunakan sebatas membaca serial number-nya
Dari Gambar 18. menunjukkan bahwa sinyal saja (read-only), melainkan dapat juga diisi
PWM pada mikrokontroler dengan dengan kode-kode PIN oleh pemegang kartu
duty cycle = (1,62/4)x100% = 40,5 %. (read and write).
Jadi besar PWM-nya adalah :
PWM = 40,5% x 255 = 103,28 DAFTAR PUSTAKA
Dari hasil terukur dengan menggunakan
osiloskop didapatkan nilai yang hampir sama dengan [1] Christianto,p., Pengaturan Kecepatan Motor
hasil defuzzifikasi secara perhitungan. DC dengan Adaptive Fuzzy Logic Controller
Metode Tunning Output, Skripsi-S1, Universitas
PENUTUP Diponegoro, Semarang, 2008.
Kesimpulan [2] Hartanto, Antonius Aditya, Mengenal Smart
Berdasarkan perancangan, pengujian dan analisa yang Card, Bogor, 2008.
telah dilakukan, maka dapat disimpulkan beberapa hal [3] Heryanto, M.Ary dan Wisnu Adi P.,
sebagai berikut: Pemrograman Bahasa C untuk Mikrokontroler
1. Kartu cerdas dapat dibaca oleh reader dengan ATMEGA8535, Penerbit Andi, Yogyakarta,
jarak maksimum 6 cm dari antena. 2008.
2. Kartu cerdas dapat diakses jika serial number [4] Jang,J-S.R., C-T.Sun, E. Mizutani, Neuro Fuzzy
pada kartu cocok dengn serial number yang and Soft Computing, Prentice-Hall
telah tersimpan dalam program mikrokontroler International, Inc, 1997.
dan sistem berada pada mode otomatis. [5] Lukman, Arif dan Dianadewi Riswanti,
3. Aplikasi kartu cerdas untuk kunci elektris pintu Teknologi Java Card untuk Aplikasi Smart
utama pada smart home dapat berfungsi dengan Card, Pusat Penelitian Informatika-LIPI,
Bandung, 2006.
[6] Ogata, K., Teknik Kontrol Automatik Jilid 1, Amalia Hanifah ( L2F 006 005 )
Diterjemahkan Oleh Ir. Edi Leksono, Erlangga,
Jakarta, 1994. Lahir di Semarang, 7 Juli 1988.
[7] Permadi, Ryan Bagus, Penerapan Teknologi Saat ini sedang melanjutkan
RFID pada Tiket Kereta Api untuk Kelas VIP studi pendidikan strata I di
sebagai Media Pencegahan Terdapatnya Jurusan Teknik Elektro,
Penumpang Gelap, Lampung, 2006. Fakultas Teknik Universitas
[8] Prasetyanti, Devi, Pemanfaatan RFID (Radio Diponegoro Konsentrasi
Frequency Identification) Dalam Pengenalan Kontrol.
Kartu Anggota Perpustakaan Menggunakan
Delphi Dan MySQL, Skripsi-S1, Universitas Mengetahui dan mengesahkan,
Diponegoro, Semarang, 2010.
[9] Satria, Adhitya A., Gamma, dan M.Yusuf Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II
Hamdan, Kajian Perkembangan Teknologi
Smart Card dari Segi Keamanan dan
Implementasinya di Kehidupan Sehari-hari,
Institut Teknologi Bandung, Bandung.
[10] Setiawan, Iwan, Design of Embedded Control Iwan Setiawan, ST, MT Darjat, ST, MT
System Using Statechart: One Picture is Worth NIP NIP
a Thousand of Words !, 197309262000121001 197206061999031001
http://iwan.blog.undip.ac.id. Mei 2009. Tanggal:____________ Tanggal: ___________
[11] Setiawan, Iwan, Perancangan Sistem Embedded
Berbasis Statechart: Studi Kasus Pada Line
Follower Mobile Robot,
http://iwan.blog.undip.ac.id. Juni 2009.
[12] ----------, Atmega128 Data Sheet,
http://www.atmel.com.
[13] ----------, CR013 Serial Reader Protocol User
Manual, http://www.delta-electronic.com.
[14] ----------, http://www.delta-electronic.com/
artikel, Juli 2010.
[15] ----------, L298 Data Sheet, http://www.st.com.
[16] ----------, Light Dependent Resistor Data Sheet,
1997.
[17] ----------, Mifare® Standard Card IC
MF1ICS50 Product Specification, PHILIPS
Semiconductor, 2002. (15)
[18] ----------, http://smart.puragroup.com/product,
Juli 2010.
[19] ----------, http://www.wikipedia.com/
photodiode, Agustus 2010.

You might also like