You are on page 1of 4

L P PADA Tn. B DENGAN 2.

ekpresi sedih
ISOLASI SOSIAL 3. afek tumpul
4. menyendiri
A. Pengertian 5. banyak diam diri di kamar
Menarik diri adalah suatu tindakan 6. menunduk, menolak hubungan
melepaskan diri, baik perhatian maupun dengan orang lain
minatnya terhadap lingkungan sosial 7. perawatan diri kurang posisi tidur
secara langsung ( isolasi diri ). .( Stuart seperti janin (menekur).
G.W & Sundeen S.J . 1995.) 8. Konsentrasi buruk
Menarik diri merupakan percobaan untuk 9. Distorsi pendengaran
menghindari interaksi dengan orang lain, 10. Disorientasi waktu,tempat, ruang
menghindari hubungan dengan orang D. Pohon Masalah
lain.
Tanda gejala: Resiko perubahan presepsi sensori:
1. tidak percaya pada orang lain halusinasi
2. ragu-ragu
3. takut salah
Isolasi sosial
4. pesimis putus asa terhadap hubungan
dengan orang lain
5. gangguan konsep diri, dimana klien Gangguan konsep diri: harga diri rendah

merasa dirinya tidak berharga.


B. Penyebab E. Masalah keperawatan
Gangguan konsep diri harga diri rendah 1. Gangguan konsep diri: harga diri
rendah
Tanda dan gejala:
a. Data Subjektif
1. menjahui rasionalisasi - Mengungkapkan dirinya
2. mengungkapkan diri negative negative
3. keraguan dalam mencoba hal atau - Mengungkapkan Keraguan
situasi baru mencoba hal atau situasi baru
4. ekspresi malu b. Data Objektif
5. kurang kontak mata - ekspresi malu
6. pasif - kurang kontak mata
7. bimbang - pasif
C. akibat - bimbang
terjadinya perubahan sensori persepsi 2. Isolasi sosial
(halusinasi) a. Data subjektif
tanda dan gejala - pesimis putus asa terhadap
1. Apatis hubungan dengan orang lain
- merasa dirinya tidak berharga
- Mengungkapkan 2. Klien mampu menyebutkan penyebab
ketidaknyamanan dalam menarik diri
3. Klien mampu menyebutkan keuntungan
situasi sosial
berhubungan sosial dan kerugian menarik
- Mengungkapkan sulit untuk diri
percaya pada orang lain 4. Klien dapaat melaksanakan hubungan
sosial secara bertahap
b. Data objektif
5. Klien mampu menjelaskan perasaannya
- ragu-ragu
setelah berhubungan sosial
- takut salah
6. Klien mendapat dukungan keluarga dalam
memperluas hubungan sosial
3. Resiko perubahan presepsi sensori:
halusinasi
S P PADA Tn. B DENGAN
a. Data Subjektif
ISOLASI SOSIAL
- Mengungkapkan sulit
A. Masalah Utama
berkonsentrasi
Klien tampak menyendiri, klien tidak
- Mengungkapkan sulit
mau berkomunikasi dengan orang lain,
mendengar
klien selallu menundukan kepala, klien
- Mengungkapkan ingin
tampak sering berbicara sendiri
menangis terus
b. Data objektif
B. Diagnosa Keperawatan
- Apatis
1. Isolasi Sosial
- afek tumpul
- menyendiri
C. Tujuan
- banyak diam diri di kamar
1. Umum
- menunduk
Pasien mampu berinteraksi dengan
- menolak hubungan dengan
orang lain
orang lain
2. Khusus
- perawatan diri kurang posisi
a. Pasien mampu membina
tidur seperti janin (menekur).
hubungan saling percaya
F. Diagnosa Keperawatan
b. Pasien mampu Menyadari
1. Isolasi Sosial
penyebab isolasi sosial
2. Harga diri rendah
c. Pasien mampu berinteraksi
G. Rencana keperawatan
dengan orang lain
TUM: klien dapat berinteraksi dengan orang
D. Strategi Pelaksanaan
lain

TUK: Strategi Strategi


1. Klien dapat membina hubungan saling pelaksanaan pasien pelaksanaan
percaya keluarga
SP 1 SPK 1
1. Membina Memberikan bincang ? bagaimana kalau di ruang
hubungan saling penyuluhan tamu ? mau berapa lama ? bagaimana
percaya kepada keluarga kalau 15 menit ?”
2. Membantu pasien tentang masalah 2. Fase Kerja
mengenal isolasi sosial,
(Jika pasien Baru)
penyeban isolasi penyebab isolasi
sosial sosial, dan cara “siapa saja yang tinggal di rumah?
3. Membantu pasien merawat pasien Siapa yang paling deket dengan anda
mengenal isolasi sosial ? siapa yang jarang bercakap-cakap
keuntungan dengan anda ? apa yang membuat
berhubungan, anda jarang bercakap-cakap ?”
kerugian tidak
“apa yang anda rasakan selama anda
berhubungan
4. Mengajarkan dirawat disini? Apa anda merasa
pasien sendirian? Siapa saja yang anda
berkenalan kenal di ruangan ini?”
SP 2 SPK 2 “apa saja kegiatan yang biasa anda
Mengajarkan Melatih keluarga lakukan dengan teman yang anda
berinteraksi secara empraktekan cara kenal?”
bertahap merawat pasien
“apa yang menghambat anda dalam
(berkenalan dengan dengan masalah
orang pertama- isolasi sosial berteman atau bercakap-cakap
seseorang perawat) langsung dengan psien yang lain?”
dihadapan pasien “menurut anda apa saja
SP 3 SPK 3 keuntungannya kalau kita
Melatih pasien Membuat mempunyai teman ? wah benar, ada
secara berinteraksi perencanaan teman bercakap-cakap apa lagi?
secara bertahap pulang bersama
(sampai pasien dapat menyebutkan
(berkenalan dengan keluarga
orang kedua- beberapa) jadi banyak juga ruginnya
seorang pasien) tidak punya teman yah, kalau begitu
inginkah anda belajar bergaul dengan
SP 1 orang lain?”
1. Fase Orientasi “bagus, bagaimana kalau sekarang
Assalammu’alaikum kita belajar berkenalan dengan orang
“saya Tri Ardiansyah, saya senang lain”
dipanggil Ardi, saya perawat di ruang “begini lhoh, untuk berkenalan
cecek ini yang akan merawat ibu” dengan orang lain kita sebutkan dulu
“siapa nama ibu ? senang dipanggil nama kita dan nama panggilan yang
siapa ? kita suka, contoh: nama saya beny,
“apa keluahan hari ini ?” senang dipanggil demek, asal saya
“bagaimana kalau kita berbincang- dari dukulo, hobi
bincang tentang keluarga dan teman- mencuci,”selanjutnya anda
teman ? mau dimana kita berbincang- menanyakan nama orang yang diajak
berkenalan, contohnya begini: nama
bapak siapa? Senang di panggil
siapa? Asalnya darimana/hobinya
apa?”
“ayo dicoba! Misalnya saya belum
kenal anda, coba berkenalan dengan
saya!”
“ya bagus sekali ! coba sekali lagi.
Bagus sekali”
“setelah anda berkenalan dengan
orang tersebut anda bisa melanjutkan
percakapan tentang hal-hal yang
menyenangkan anda bicarakan
misalnya tentang cuaca, tentang
hobi, tentang keluarga, pekerjaan dan
sebagainya”

3. Fase Terminasi
“bagaimana perasaan anda setelah
kita latihan berkenalan?”
“anda tadi sudah mempraktekan cara
berkenalan dengan baik sekali”
“selanjutnya anda dapat mengingat-
ingat apa kita pelajari tadi selama
saya tidak ada sehingga anda lebih
siap untuk berkenalan dengan orang
lain, anda mau praktekan ke pasien
lain, mau jam berapa mencobanya,
mari kita masukan jadwal kegiatan
harian”
“besok pagi jam 10 saya akan datang
kesini untuk mengajak anda
berkenalan dengan teman saya,
perawat chica, bagaimana anda mau
kan?”
Baiklah, sampai jumpa.
Assalammu’alaikum

You might also like