Professional Documents
Culture Documents
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masyarakat Nasional,2007)
44% mengaku berhubungan seks pertama kali pada usia 16-18 tahun.
pada remaja putri (42,3%). Dari survei yang sama juga didapatkan
tertular PMS bila memiliki pasangan seksual lebih dari satu. 51%
(www.kesrepro.com, 2007)
tersering diterima remaja dari orang tua nya tentang haid (42,2%),
dengan teman (24,4%), dari pada dengan ayah (15%) atau ibunya
ayah (2,2%) atau ibunya (38,2%). Remaja usia 10-24 tahun yang
(17%).
ayah dan anak remaja. Ayah dengan waktu sedikit berisiko lebih besar
kurang.
dengan orang tua. Diantara kedua orang tua, ibu lebih akrab dengan
(Ekasari,2007)
riset terhadap 3.206 remaja usia 13-18 tahun di Amerika. Meski sang
ibu juga memiliki kemampuan untuk melakukan hal yang sama, namun
ketika sang ayah yang memberi nasihat akan berdampak 2 kali lipat.
(bkkbn.go.id)
aspek medis meburut Dr. Budi Martino L, SPOG, seks bebas memiliki
akibat komplikasi abortus yang tidak aman dan 90% terjadi di negara
sebagai bukti cinta, 22% suka sama suka, 17% terpaksa melakukan
6
yang kuat bagi remaja dalam menyikapi segala perilaku seksual yang
pegawai negeri sipil yaitu dengan perbandingan 70% : 30%. Hal itu
hubungan seks pra nikah pada remaja SMA serta latar belakang di
Tahun 2009 ”
9
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
Samarinda.
10
D. Manfaat
2. Bagi Fakultas
reproduksi remaja.
3. Bagi Sekolah
4. Bagi Peneliti
remaja.
11
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengetahuan
1. Pengertian
Pengetahuan adalah hasil pengindraan manusia, atau hasil
2. Tingkat Pengetahuan
yaitu :
a. Tahu ( know)
12
b. Memahami (comprehension)
diketahui tersebut.
c. Aplikasi (application)
d. Analisis (analysis)
tersebut.
e. Sintesis (synthesis)
13
f. Evaluasi (evaluation)
di masyarakat.
2008)
pengetahuan yang ingin kita ketahui atau kita ukur dapat disesuaikan
B. Peran Ayah
luar. Semua tindakan ini adalah cara ayah (orang tua) untuk
pun akan mempunyai figur orang tua yang seimbang serta memiliki
peran seksual.
masa remaja. Biasanya anak putri dari seorang ibu yang janda
dalam keluarga. Bila posisi ibu lebih dominan maka hal itu dapat
anak putrinya itu. Bila hubungan itu tidak intim maka dapat
18
bekerja di luar rumah dan siapa di rumah tidak pelak lagi dalam
pada saat ini, misalnya ayah tidak bekerja dan berdiam di rumah,
Juga muncul bentuk jam kerja yang lain seperti bekerja hanya
M, 2002)
menjaga diri.
demikian yang ditemui dalam riset terhadap 3.206 remaja usia 13-
untuk melakukan hal yang sama, namun ketika sang ayah yang
ekstra dari ayah dan ibu untuk bisa tetap memiliki hubungan yang
(www.bkkbn.go.id)
Ditemukan ayah yang bekerja 78 orang (78%) dan ibu yang bekerja
waktu ayah pada hari kerja dan ketersediaan waktu ayah hari libur.
Ketersediaan waktu ayah pada hari kerja yang sedikit (< 3 jam)
adalah 72 (72%) dan ketersediaan waktu ayah pada hari libur yang
sedikit (< 3 jam) adalah 51 (51%) dan dengan waktu banyak (> 3
51 (51%).
ayah dan anak remaja. Ayah dengan waktu sedikit berisiko lebih
1. Pengertian
saja dan dengan siapa saja. Kelompok pertama yang dialami oleh
lainnya.
akhlak, norma sosial norma etika, norma estetika dan norma moral.
mewariskan budaya.
(Bahri, 2004)
2. Tipe Komunikasi
24
a. Tipe Terbuka
b. Tipe Permukaan
komunikasi anak dan orang tua. Tipe ini biasanya ada pada
emosi.
Pola asuh seperti ini bisa membuat anak jadi tertutup kepada
orang tuanya.
(http : afficeria.multiply.com)
pandangan yang lebih matang dan realistis dari orang tua mereka,
jawab.
baru dan suatu dunia sosial yang luas dengan cara-cara yang
(Mar’At, 2008)
diri, harapan yang tak tercapai, dan perubahan fisik, kognitif dan
Santrock, 2003)
perasaan berdosa.
hitam dan kulit putih) ini membuktikan bahwa semakin sering terjadi
percakapan tentang seks antara ibu dan anak, tingkah laku seksual
ini, pengaruh positif dan komunikasi itu tetap ada, yaitu hubungan
diharapkan. (Sarwono,2006)
(http : eprints.ums.ac.id)
sebesar 87.17%.
D. Kesehatan Reproduksi
fisik, jiwa maupun sosial yang berkaitan dengan sistem, fungsi dan
dewasanya.
31
fisik, psikis, dan sosial. Masuknya berbagai informasi yang bebas tidak
progesteron.
menstruasi.
32
h. Labia (bibir kemaluan), terdiri dari dua bibir yaitu bibir luar
yang semula kecil dan lemas menjadi besar dan tegang saat
ereksi. Hal ini terjadi karena penis terisi darah saat terangsang.
sendiri menyentuh penis atau buah pelir. Kita juga bisa terangsang
adegan-adegan erotis.
calon orang tua bayi. Kehamilan ini bisa merupakan akibat dari suatu
Yuliasti, 2009)
pada remaja. Menurut Fakta HAM 2002 data PKBI Pusat menunjukkan
Hepatitis B, C.
dari semua infeksi HIV baru terjadi pada kelompok usia antara 15-24
Indonesia yang tahu kegunaan kondom, artinya kurang lebih 27% pula
15-29 tahun. Jumlah ini masih dapat berlipat ganda dan nyatanya
wanita.com)
E. Remaja
seperti yang digunakan saat ini, mempunyai arti yang lebih luas
masalah hak.
39
perkembangan ini”.
bahwa setiap perubahan terjadi lebih cepat pada awal masa remaja
perilaku, sikap dan nilai-nilai pada awal masa remaja berbeda dengan
pada akhir masa remaja. Dengan demikian secara umum masa remaja
dibagi menjadi dua bagian, yaitu awal masa dan akhir masa remaja.
sampai enam belas atau tujuh belas tahun dan akhir masa remaja
tahun adalah usia ketika mereka pada umunya secara sosial dan
remaja putri terjadi pada usia 9,0 – 15,0 tahun. Bagi anak laki-
dan juga ejakulasi pertama melalui wet dream atau mimpi basah
b. Perubahan Psikologis
kebutuhan popularitas.
(Notoatmodjo,2007)
F. Perilaku
diukur dari:
diberikan (knowledge).
diberikan (attitude).
(Notoatmodjo, 2005)
45
Perilaku seksual remaja terdiri dari tiga buah kata yang memiliki
(Notoatmodjo, 2007)
untuk aktif secara seksual lebih dini. Dan adanya persepsi bahwa
dirinya memiliki risiko yang lebih rendah atau tidak berisiko sama
pertama kali atau mereka merasa bahwa dirinya tidak akan pernah
anak yang sehat serta di dalam kondisi siap merawat anak yang
kesehatan reproduksi.
47
proses reproduksi.
yang mengukur aktivitas seksual dari remaja. ASAI adalah alat ukur
sebagai berikut :
1. Berpelukan (Hugging).
2. Memegang tangan.
4. Berciuman (kissing).
5. Bermanja-manjaan (cuddling).
6. Tidur bersama-sama.
sebagai skor relatif. Subjek dengan skor 6,0 mendekati resiko untuk
akan dialaminya.
dengan baik.
50
baik.
tempat sepi.
seksualnya.
tidak boleh.
51
secara fisik.
(Soetjiningsih, 2004)
meliputi waktu kumpul ayah dan anak, pajanan dan media informasi.
April 2007 yang lalu, diperoleh informasi bahwa dari 766 responden
disebutkan tadi.
I. Kerangka Teori
faktor pokok, yakni faktor perilaku (behavior causes) dan faktor diluar
a. Faktor predisposisi
b. Faktor pemungkin
c. Faktor penguat
B = F ( Pf , Ef , Rf )
Keterangan :
B = Behavior
F = Fungsi
Pf = Predisposising Faktors
Ef = Enabling Faktors
Rf = Reinforcing Faktors
Faktor Predisposisi
- Pengetahuan.
- Sikap
- Nilai
Faktor Pemungkin
- Lingkungan fisik (tersedia
atau tidak nya fasilitas atau
sarana kesehatan)
Contoh : puskesmas,obat-
Perilaku
obatan,alat
kontrasepsi,jamban.
Faktor Penguat
- Tenaga kesehatan, tokoh
masyarakat, keluarga dan
teman sebaya.
Gambar kerangka konsep berdasarkan acuan dari teori Lawrence Green dalam
Notoadmodjo (2005)
57
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
pengukuran sesaat.
remaja, dengan cara pengumpulan data pada suatu saat atau periode
4. Melaksanakan pengukuran.
58
1. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian dilaksanakan di SMAK WR. Soepratman
Samarinda yang merupakan salah satu sekolah swasta katolik yang
ada di Samarinda.
2. Waktu Penelitian
1. Populasi
siswa
Ulu Pada saat penelitian dilakukan jumlah seluruh siswa yang aktif
2. Sampel
N=
(
Z 2 1 − α / 2 p 1 − p1 )
d2
N =
(
1,96 2 × 0,12 1 − 0,12 1 )
( 0,05 ) 2
60
1,96 2 ×0,1056
N =
N= 162,27
( 0,0025 )
N = 163
Keterangan :
N : besar sampel
163 sampel.
siswa.
61
berikut :
D. Kerangka Konsep
- Faktor penguat
(reinforcing factors)
Peran ayah dalam
komunikasi tentang Perilaku
kesehatan reproduksi dan Seksual
seksualitas
E. Hipotesis Penelitian
Samarinda.
63
E. Variabel Penelitian
Kota Samarinda
a. Pengetahuan remaja
reproduksi
F. Definisi Operasional
64
Aktivitas/kegiatan responden
terhadap perilaku seksual dengan
menggunakan ASAI yang terdiri
dari berpelukan, berpegangan
tangan, memeluk, berciuman,
menghabiskan waktu berduaan,
bermanjaan, tidur bersama-sama, 0. 7-10 = Resiko Tinggi
membiarkan pasangan meraba Ordinal Angket
Perilaku
1 anggota tubuhnya, meraba 1. 4-6 = Resiko sedang
seksual
anggota tubuh orang lain, ya= 1
melepaskan pakaian dan tidak= 0 2. 1-3 = Resiko rendah
memperlihatkan organ seks,
frekuensi melakukan hubungan 3. 0 = tidak beresiko
seks selama 30 hari, jumlah
pasangan seksual berbeda selama
30 hari, jumlah pasangan seks
yang berbeda selama 12 bulan.
1. Pernah : Pernah
berkomunikasi tentang
Pernah atau kesehatan reproduksi dan
tidak nya Pernah atau tidak nya anak Ordinal masalah perilaku seksual
berkomunikasi berkomunikasi tentang kesehatan kepada ayahnya
3 Angket
tentang reproduksi dan masalah perilaku Pernah = 1 0. Tidak Pernah : tidak
kesehatan seksual kepada ayahnya Tidak Pernah = pernah berkomunikasi
reproduksi 0 tentang kesehatan
reproduksi dan masalah
perilaku seksual kepada
ayahnya
4 Ketersediaan Lamanya ketersediaan waktu ayah Ordinal Angket 1. cukup = jika lama
waktu ayah untuk berkomunikasi dengan ketersediaan waktu
anaknya dalam sehari ayah untuk
berkomunikasi dengan
anak > 3 jam
0. kurang = jika lama
ketersediaan waktu
ayah untuk
berkomunikasi dengan
65
G. Pengumpulan Data
1. Data Primer
2. Data Sekunder
1. Pengolahan Data
66
a. Coding
b. Entry Data
c. Tabulating
2. Analisis Data
a. Analisis Univariat
Samarinda.
b. Analisis Bivariat
= 0,05.
I. Penyajian Data
BAB IV
A. Hasil
68
kristiani.
siswa kelas X, sebanyak 150 siswa kelas XI, dan sebanyak 136
diajarkan.
2. Karakteristik Responden
tabel berikut :
sebanyak 50.3 %
tabel berikut :
71
69.9%.
85.3%.
ayah
72
3. Analisa Univariat
a. Perilaku Seksual
73
/pasangan
- Berpelukan 70 85.4 12 14.6 66 81.5 15 18.5
- Berpegangan tangan 80 97.6 2 2.4 77 95.1 4 4.9
- Menghabiskan waktu
berduaan 64 78 18 22 66 81.5 15 18.5
- Ciuman 56 68.3 26 31.7 53 65.4 28 34.6
- Bermanjaan, mengusap
rambut 57 69.5 25 30.5 56 69.1 25 50.9
- Tidur-tiduran (baring)
bersama 23 28 59 72 34 42 47 58
- Pasangan meraba anggota
tubuh dibalik pakaian 13 15.9 69 84.1 27 33.3 54 66.7
- Meraba anggota tubuh
pasangan didalam
pakaiannya 12 14.6 70 85.4 28 34.6 53 65.4
- Melepaskan pakaian &
memperlihatkan alat kelamin 3 3.7 79 96.3 22 27.2 59 72.8
- Hubungan intim/ seks
seperti suami istri 2 2.4 80 97.6 20 24.7 61 75.3
Pasangan melakukan
3. aktivitas perilaku seksual :
- Pacar 82 100 - - 81 100 - -
- Teman atau TTM 21 25.6 61 74.4 35 43.2 46 56.8
- Sahabat 29 64.6 53 35.4 12 14.8 69 85.2
- Keluarga 1 1.2 81 98.8 2 2.5 79 97.5
- Pekerja seks komersil / PSK - - 82 100 3 3.7 78 96.3
Tempat melakukan aktivitas
4. perilaku seksual :
- Rumah 61 74.4 21 25.6 44 54.3 37 45.7
- kost/kontrakan 1 1.2 81 98.8 11 13.6 70 86.4
- sekolah 26 31.7 56 68.3 26 32.1 55 67.9
- tempat wisata 17 20.7 65 79.3 24 29.6 57 70.4
- rumah makan/warung 25 30.5 57 69.5 6 7.4 75 92.6
- hotel, motel, losmen - - 82 100 27 33.3 54 66.7
- bioskop 41 50 41 50
- lain-lain
- 17 1 50 3 15
Pasangan melakukan
6. hubungan seksual:
- Pacar 2 100 19 95 1 5
- Teman atau TTM - - 2 100 9 45 11 55
- Sahabat - - 2 100 2 10 18 90
- Keluarga - - 2 100 20 100
- Pekerja seks komersil / PSK - - 2 100 4 20 16 80
- Pacar dan PSK 3 15 17 85
- Melakukan hubungan
seksual selama satu bulan
7. terakhir 1 50 1 50 9 45 11 55
- Berapa kali melakukan
hubungan seks
a. 2 1 50 1 50 7 35
b. 3 - - 2 100 4 20
Memiliki pasangan seks yang
berbeda selama satu bulan
8. terakhir - - 2 100 6 30 14 70
Memiliki pasangan seks yang
berbeda selama satu tahun
9. terakhir - - 2 100 11 55 9 45
10. Sedang berpacaran 52 63.4 32 36.6 43 53.1 38 46.9
11. Pernah Berpacaran 82 100 - - 81 100 - -
Usia pertama kali tertarik
12. dengan lawan jenis
- < 15 tahun 74 90.2 75 92.6
- ≥ 15 tahun 8 9.8 6 7.4
13. Usia mulai berpacaran
- < 15 tahun 58 70.7 62 76.5
- ≥ 15 tahun 24 29.3 19 23.5
persentase (3.7%).
responden laki-laki.
Total Sampel
Perempuan Laki-laki
Kriteria Perilaku
Seksual n % n n n %
Tidak Beresiko 2 2.4 3 3.7 5 6.1
Resiko Rendah 23 28 25 30.9 47 58.9
Resiko Sedang 44 53.7 26 32.1 70 85.8
Resiko Tinggi 13 15.9 27 33.3 41 49.2
Total 81 100 82 100 163 200
b. Pengetahuan
n % n % n % % n % % n %
Menjawab benar
seluruhnya mengenai
hal-hal yang termasuk
8. perilaku seksual 2 3.6 54 96.4 2 3.6 54 96.4 1 2 50 98
Tahu akibat seks pra
9. nikah 55 98.2 1 1.8 53 94.6 3 5.4 50 98 1 2
Menjawab benar
seluruhnya mengenai
hal-hal yang
disebabkan seks pra
10. nikah 17 30.4 39 69.6 17 30.4 39 69.6 13 25.5 38 74.5
Bersenggama
menyebabkan
11. kehamilan 53 94.6 3 5.4 48 85.7 8 14.3 48 94.1 3 5.9
Menjawab benar
seluruhnya mengenai
cara mencegah
12. kehamilan - - 56 100 - - 56 100 1 2 50 98
Tahu tentang penyakit
13. menular seksual 53 94.6 3 5.4 48 85.7 8 14.3 43 84.3 8 15.7
Pengertian penyakit
14. menular seksual 53 94.6 3 5.4 52 92.9 4 7.1 46 90.2 5 9.8
Menjawab benar
seluruhnya mengenai
macam-macam
penyakit menular
15. seksual 4 7.1 52 92.9 6 10.7 50 89.3 8 15.7 43 84.3
Menjawab benar
seluruhnya mengenai
hal-hal yang
16. menyebabkan PMS 10 17.9 46 82.1 16 28.6 40 71.4 22 43.1 29 56.9
Pengertian kehamilan
17. yang tidak diinginkan 42 75 14 25 36 64.3 20 35.7 34 66.7 17 33.3
Mengetahui tentang
18. aborsi 56 100 - - 49 87.5 7 12.5 50 98 1 2
Menjawab benar
seluruhnya mengenai
19. pengertian aborsi 2 3.6 54 96.4 5 8.9 56 100 6 11.8 45 100
Menjawab benar
seluruhnya mengenai
20. akibat aborsi 3 5.4 53 94.6 10 17.9 46 82.1 13 25.5 38 74.5
persentase di bawah 50 %.
(94.6%) pada kelas X, (85.7%) pada kelas XI, dan (94.1%) pada
pada kelas XI, dan (9.8%) pada kelas XII. Begitu juga
pada kelas X, (7.1%) pada kelas XI, dan (19.6%) pada kelas XII.
kelas X, (3.6%) pada kelas XI, dan (2%) pada kelas XII.
(10.7%) pada kelas XI, dan (15.7%) pada kelas XII. Begitu juga
lengkap hanya (5.4%) pada kelas X, (17.9%) pada kelas XI, dan
kelas X, (10.7%) pada kelas XI, dan (23.5%) pada kelas XII.
kelas X, (89.3%) pada kelas XI, dan (76.5%) pada kelas XII.
sebanyak (44.2%).
85
kepada ayahnya.
dalam satu hari kurang dari 8 jam sebanyak (27.6%) dan sama
bawah ini :
Baik 54 33.1
Kurang Baik 109 66.9
Total 163 100
4. Analisa Bivariat
bawah ini :
tidak
resiko resiko resiko bere
tinggi sedang rendah siko
Cukup 0 7 11 2 20
(0%) (35%) (55%) (10%) (100%)
Kurang 40 63 37 3 143
(28%) (44.1%) (25.9%) (2.1%) (100%) 0.002
Total 40 70 48 5 163
(24.5% (42.9%) (29.4%) (3.1%) (100%)
tabel berikut :
90
Samarinda.
91
P
kriteria seks Total value
Lama tidak
berkomunikasi resiko resiko resiko bere
dalam satu hari tinggi sedang rendah siko
. Cukup 8 23 37 4 72
(≥3 jam) (11.1%) (31.9%) (51.4%) (5.6%) (100%)
Kurang (< 3 32 47 11 1 91
0.000
jam) (35.2%) (51.6%) (12.1%) (1.1%) (100%)
Total 40 70 48 5 163
(24.5% (42.9%) (29.4%) (3.1%) (100%)
dengan ayahnya dalam satu hari sama dengan atau lebih dari 3
(11.1%).
Soepratman Samarinda.
siko
Baik 4 14 33 3
54
(7.4%) (25.9%) (61.1%) (5.6%)
Kurang Baik 36 56 15 2 109
0.000
(33.0% (51.4%) (13.8%) (1.8%) (100%)
Total 40 70 48 5 163
(24.5% (42.9%) (29.4%) (3.1%) (100%)
Dari hasil uji statistik diperoleh nilai p value = 0.000 berarti pada
B. Pembahasan
1. Perilaku Seksual
12 bulan.
pria dan wanita. Hubungan antara pria dan wanita tersebut dalam
95
dari jalur formal seperti dari petugas kesehatan atau dari sekolah
di sektor swasta dengan jumlah jam kerja yang cukup namun lama
97
tua miliki dan anak akan lebih banyak berpikir sebelum bertindak.
(www.bkkbn.go.id)
(http:h2dy.wordpress.com)
Rampai,2005).
seksual pra nikah. Hubungan seks pra nikah pada usia dini tersebut
seksual (www.matabumi.com)
ketetatan pengawasan dari orang tua sehingga orang tua tidak tahu
dari pihak sekolah dan dapat juga terjadi karena tata tertib dan
100
terhadap anak, maka apa yang dibutuhkan oleh remaja mereka cari
jawab. Dalam hal ini peranan guru sangat diperlukan sekali, selain
itu terlihat dari hasil yang telah dipaparkan diatas. Aktivitas berisiko
bagi remaja.
upaya preventif.
(karya-ilmiah.um.ac.id).
seksual. (saeroni.wordpress.com)
103
dan 17 tahun untuk remaja laki-laki. Dari remaja yang telah aktif
(saeroni.wordpress.com)
(www.pkbi.com)
Notoatmodjo (2003).
2. Pengetahuan
(Notoatmodjo, 2005).
operasional.
sebagainya.
yaitu (3.6%) pada kelas X, (10.7%) pada kelas XI, dan (23.5%)
106
(96.4%) pada kelas X, (89.3%) pada kelas XI, dan (76.5%) pada
kelas XII.
kurang.
penampilan. (wwwaatartunhalu.multiply.com)
bertanggung jawab.
(body images) dan kontrol diri. Mengenai citra diri terhadap tubuh
Samarinda.
menikah.
seks kendati dalam hal ini ketidaktahuan bukan berarti lebih tidak
massa serta adanya anggapan dari orang tua atau guru bahwa
pranikah. (gemari.or.id)
reproduksi yang lebih rendah pada remaja pria berpeluang 1,37 kali
seksual. (saeroni.wordpress.com)
tentu saja tidak dapat dicegah. Bersamaan dengan itu pula, ber-
aktivitas anak. Semua tindakan ini adalah cara ayah (orang tua)
yang kurang baik. Peran ayah ini dilihat dari pernah atau tidaknya
sehari dengan kriteria sama dengan atau lebih dari 3 jam sebes ar
(44.2%).
Selain itu dari hasil penelitian ini juga diperoleh data bahwa
mengetahui bahwa anaknya lebih siap dan lebih tahu dari mereka.
yang memiliki jumlah jam kerja cukup lama bahkan lebih dari 8 jam
dan kualitas komunikasi antara ayah dan anak hal ini terlihat dari
116
rekan sebayanya.
melakukan hal yang sama, namun ketika sang ayah yang memberi
hal ini terjadi pada anak perempuan, diperlukan sebuah usaha lebih
117
ketika si ayah ada di rumah, peran dan kekuatan si ibu jadi berkali-
tertentu. (www.bkkbn.go.id).
118
2002).
(karya-ilmiah.um.ac.id)
ngan yang positif pada anak agar anak dapat menerima dengan
keduanya. (eprints.ums.ac.id)
120
BAB V
A. Kesimpulan
value = 0.000.
value = 0.000
121
B. Saran
serta perilaku seks yang benar kepada siswa SMA Katolik WR.
disiplin ilmu yang terkait dalam masalah seks dari berbagai sudut
yang baik, agar perilaku anak dapat lebih terkontrol dan berpikir
sebelum bertindak.