Professional Documents
Culture Documents
Pemeriksaan Hysterosalpingografi (HSG) adalah pemeriksaan X-ray dari tuba falopi dan
uterus dengan menggunakan kontras yang diinjeksikan melalui cervik uteri. Pada kasus
infertilitas pemeriksaan ini bertujuan untuk mendiagnosa ada atau tidaknya sumbatan pada
salah satu atau kedua tuba falopi yang dapat menghambat penyatuan sperma dan sel telur.
Disamping itu, HSG juga dapat memberikan gambaran dari cavum uteri dan mendeteksi
adanya abnormalitas uterus yang juga dapat menyebabkan infertilitas atau keguguran yang
berulang. Pada pasien didapatkan keluhan infertilitas sejak 5 tahun menikah. Pada
pemeriksaan USG didapatkan sumbatan pada tuba falopi.
: infertilitas, histerosalpingografi, ginekologi
Seorang perempuan,usia 30 tahun, datang dengan keluhan tidak kunjung mempunyai anak
setelah 5 tahun menikah. Pasien aktif berhubungan seksual dan tidak menggunakan alat
kontasepsi apapun. Pasien sudah memeriksakan diri ke petugas kesehatan tetapi keluhan
belum membaik. Pasien disarankan untuk dilakukan Hysterosalpingografi (HSG). Pada
pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum tampak baik, tekanan darah 120/80 mmHg, nadi
78 x/menit, respirasi 20 x/menit, suhu 36,30C. Pada Hysterosalpingografi (HSG) didapatkan
besar dan bentuk uterus normal, tak tampak filling defect ataupun additional shadow, Kedua
tuba tak terisi kontras, caliber tidak normal, spill sign negatif: sumbatan pada tuba
falopi.
Pada pasien ini mengeluh tidak mendapatkan keturunan setelah 5 tahun menikah padahal
pasien aktif berhubungan seksual dan tidak memakai kontrasepsi apapun. Hasil pemeriksaan
penunjang HSG menunjukkan adanya tuba falopi yang tetutup, sehingga didapatkan
diagnosis hidrosalping. Hidrosalping sendiri merupakan salah satu bentuk peradangan kronik
pada salping dan sering merupakan hasil akhir dari pyosalping dengan resorbsi eksudat
purulan diganti dengan cairan jernih. Pada HSG akan terlihat uterus normal dengan tuba yang
tertutup. Tidak ada spill yang mengisi cavum peritoneum. Pada kasus ini masih dapat
dilakukan fertilisasi in vitro.
Pemeriksaan Hysterosalpingografi (HSG) adalah pemeriksaan X-ray dari tuba falopi dan
uterus dengan menggunakan kontras yang diinjeksikan melalui cervik uteri. Pada kasus
infertilitas pemeriksaan ini bertujuan untuk mendiagnosa ada atau tidaknya sumbatan pada
salah satu atau kedua tuba falopi yang dapat menghambat penyatuan sperma dan sel telur.
Disamping itu, HSG juga dapat memberikan gambaran dari cavum uteri dan mendeteksi
adanya abnormalitas uterus yang juga dapat menyebabkan infertilitas atau keguguran yang
berulang. Kadang pemeriksaan ini dilakukan untuk mendiagnosa penyebab nyeri pelvis yang
berasal dari dalam uterus atau memberikan informasi keberhasilan operasi tuba beberapa
minggu atau bulan pasca operasi.
Pemeriksaan HSG juga memiliki efek terapetik. Kehamilan sering terjadi dalam tiga siklus
setelah pemeriksaan dilakukan dan juga sering terjadi segera sesudah pemeriksaan HSG.
Kemungkinan besar bahan kontras membuka secara mekanis obstruksi-obstruksi yang
disebabkan oleh sekret, melepaskan adhesi, meluruskan bengkokan tuba, dan menimbulkan
peristaltik yang lebih aktif karena masuknya bahan kontras.
Pada tahun-tahun terakhir ini, lipiodol dipakai untuk pemeriksaan HSG. Kontras lipiodol, jika
masuk ke rongga peritoneum sangat lama mengalami resorpsi kembali. Ahli radiologi di
Indonesia lebih banyak memakai bahan kontras cair dalam air. Bahan yang sering dipakai
adalah urografin 60% (maglumin diatrizoate 60% atau sodium diatrizoate 10%). Bahan
kontras ini sifatnya encer, memberikan opasitas yang memuaskan dan mudah masuk ke
dalam tuba dan menimbulkan pelimpahan kontras ke dalam rongga peritoneum dengan
segera.
Bahan kontras lain yang sering dipakai adalah hipaque 50% (sodium diatrizoate), endografin
(meglumine iodipamide), diaginol viscous (sodium acetrizoate plus polyvinyl pyrolidone),
isopaque (metrizoate), lipiodol ultrafluid, dan sebagainya.
Indikasi HSG yang paling sering ialah dalam bidang ginekologi, meliputi:
1. Sterilitas primer maupun sekunder, untuk melihat potensi tuba. Pada tuba yang paten akan
terjadi pelimpahan kontras dari tuba ke dalam rongga peritoneum. Selain itu, HSG
memberikan gambaran tentang kelainan-kelainan uterus dan kanalis servikalis, sehingga
kelainan bawaan uterus dapat diketahui.
2.Untuk menentukan apakah IUD (Intra Uterine Device) masih ada dalam cavum uteri.
3.Pada perdarahan pervaginam sedikit, misalnya yang disebabkan mioma uteri, polip
endometrium, adenomatorus.
4.Abortus habitualis dalam trimester II, dengan HSG dapat diketahui lebar dan konfigurasi
ostium uteri internum. Jika lebar OUI lebih dari 7 mm, mungkin ada inkompetensi servik.
5.Kelainan bawaan uterus atau adhesi bila kanalis servisis dan cavum uteri yang dapat
menyebabkan abortus.
6.Tumor maligna cavum uteri, dilakukan HSG untuk melihat lokasi, ekstensi, dan bentuk
tumor yang khas.
7.Graviditas ekstra-uterin yang lanjut, yang secara klinis dan radiogram polos masih susah
untuk membuat diagnosis pasti.
2.Trimester awal kehamilan. Pada masa ini, sel-sel fetus masih dalam stadium pembagian
aktif. Dalam radiologi, sel-sel yang aktif sensitif terhadap radiasi (radiosensitif).
6.Segera sebelum dan sesudah mentruasi. Pada fase ini, endotel menebal dan dapat terjadi
intravasasi kontras, dan interpretasi foto akan menjadi sulit.
2.Nyeri atau rasa kram yang moderat mungkin dapat timbul beberapa jam setelah beberapa
jam post pemeriksaan.
3.Demam atau nyeri yang persisten dapat merupakan indikasi berkembangnya infeksi.
Gejala-gejala ini sebaiknya dilaporkan kepada dokter jika menetap lebih dari beberapa jam.
Tata cara pemeriksaan HSG meliputi adalah sebagai berikut: Pasien diminta membuka
pakaian dan berbaring pada meja pemeriksaan, masukkan speculum kedalam vagina,
tempatkan tabung kedalam servik, lalu kontras di injeksikan kedalam uterus, kontras akan
mengisi uterus dan tuba fallopii dan akhirnya akan tumpah memenuhi cavum pelvis
disekeliling uterus dan tuba, beberapa foto akan diambil selama pemeriksaan berlangsung.
Pemeriksaan Hysterosalpingografi (HSG) adalah pemeriksaan X-ray dari tuba falopi dan
uterus dengan menggunakan kontras yang diinjeksikan melalui cervik uteri. Pemeriksaan
HSG paling sering dilakukan dalam bidang ginekologi. Selain digunakan sebagai
pemeriksaan penunjang diagnostik, HSG dapat berfungsi sebagai terapi.
1.? Mendiagnosis ada tidaknya sumbatan dan lokasinya pada salah satu atau kedua
saluran telur (Tuba falopii) yang dapat menghambat bertemunya sel sperma dan sel
telur.
2.? Untuk melihat bentuk dan struktur rahim
3.? Mendeteksi ketidaknormalan pada rahim misalnya kelainan bentuk rahim, polip,
mioma atau jaringan parut yang dapat menyebabkan infertilitas atau keguguran
berulang.
Pemeriksaan ini dilakukan pada hari ke 9 ± 12 setelah hari pertama menstruasi dikarenakan
pada rentang waktu tersebut belum terjadi pembuahan atau dilepaskannya sel telur dari
indung telur dan juga biasanya pada hari ke 9 haid telah selesai.
Yang melakukan pemeriksaan ini adalah dokter ahli radiologi dengan dibantu petugas
radiologi (radographer). Sampaikan kepada dokter bila memiliki alergi terhadap obat-obatan,
makanan atau bahan sinar X(kontras).
Tidak melakukan hubungan sex 2 hari sebelumnya dan tidak mengalami menstruasi atau
perdarahan pervaginam.
1.? Nyeri sedang pada perut yang timbul sampai beberapa jam setelah pemeriksaan.
2.? Bercak darah pada vagina selama beberapa hari.
3.? Reaksi alergi terhadap bahan kontras yang dapat mengakibatkan shock.