Professional Documents
Culture Documents
TUGAS AKHIR
Oleh :
SEMARANG
2010
PEMBUATAN ALAT PENGHEMAT ENERGI LISTRIK
Oleh :
Menyetujui
Dosen Pembimbing
ii
PEMBUATAN ALAT PENGHEMAT ENERGI LISTRIK
Oleh :
Lukmanul Khakim
Mochamad Alrizal Gunawan
Muh. Yanuar
Tugas akhir ini telah diuji dan disyahkan oleh penguji pada
Hari :
Tanggal :
1. Ketua Penguji Wiwik Purwati W, ST, M.Eng (…………….)
NIP. 19631113.199003.2.002
2. Sekretaris Penguji Yusuf Dewantoro H, ST, MT (.....................)
NIP. 19780502.200112.1.003
3. Penguji I Drs. Teguh HM (.....................)
NIP. 19561027.198503.1.001
4. Penguji II Dwiana H, ST, MT (.....................)
NIP. 19690814.199802.2.001
5. Penguji III Ir. Slamet Priyoatmojo, MT (.....................)
NIP. 19610919.198903.1.003
Adhy Purnomo, ST
NIP. 19621004.198803.1.003
iii
Tugas akhir ahli madya yang tidak dipublikasikan terdaftar dan tersedia di
perpustakaan Politeknik Negeri Semarang adalah terbuka untuk umum dengan
ketentuan bahwa hak cipta ada pada pengarang. Referensi kepustakaan
diperkenankan dicatat, tetapi pengutipan atau ringkasan hanya dapat dilakukan seizin
pengarang dan harus disertai dengan kebiasaan ilmiah untuk menyebutkan
sumbernya.
iv
v
PERNYATAAN
Dengan ini kami menyatakan bahwa dalam Tugas Akhir ini tidak terdapat
karya yang pernah diajukan untuk memperoleh sebutan keahlian disuatu perguruan
tinggi dan sepanjang pengetahuan kami juga tidak terdapat karya atau pendapat yang
pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu
dalam naskah/karya tugas akhir ini, dan disebutkan dalam daftar pustaka.
Yang menyatakan :
Nama NIM
vi
ABSTRAK
Pemakaian energi listrik saat ini besar sekali bahkan permintaan energi listrik
mengalami kenaikan cukup tinggi begitu pula dengan tarif dasar listrik (TDL) juga
mengalami kenaikan. Untuk mengoptimalkan energi listrik diantaranya dengan
meningkatkan faktor daya atau disebut perbaikan faktor daya. Lampu high pressure
lamp (HPL) 250 Watt yang dijual dipasaran ternyata mempunyai daya nyata yang
lebih tinggi yakni 469,48 Watt. Kenaikan daya nyata tersebut disebabkan oleh ballast
high pressure lamp (HPL), karena dalam penyalaan lampu high pressure lamp
(HPL), ballast high pressure lamp (HPL) memerlukan daya yang besar. Pemasangan
kapasitor secara parallel (4 µF) dapat membuat daya nyata dari lampu high pressure
lamp (HPL) menjadi lebih kecil, yakni 326,7 Watt. Menurunnya daya nyata dari
469,48 Watt menjadi 326,7 Watt, Karena kapasitor menyebabkan arus yang mengalir
dari rangkaian menjadi kecil (2,2 amper menjadi 1,5 amper) sehingga faktor daya
menjadi lebih besar (0,97 menjadi 0,99). Hal ini jika dilakukan oleh setiap konsumen
tentunya akan menghemat energi yang cukup besar.
Kata kunci : Lampu high pressure lamp (HPL), Perbaikan Faktor Daya dan
Peghematan Energi
vii
ABSTRACT
Usage of monstrous electrics energy in this time even natural electrics energy
of high increase enough so also with elementary tarif of electrics (Tarip Dasar
Listrik/TDL) also experience of increase. To be optimal of electrics energy, among
others by improving power factor or referred as repair of power factor. Lamp high
pressure lamp (HPL) 250 watt sold is marketing in the reality have high real energy
namely 469,48 watt. Increase of the real energy because of the high pressure lamp
(HPL) ballas, because in enkindling of high pressure lamp (HPL) lamp, ballast high
pressure lamp (HPL) needs big energy. Capasitor installation by parallel (4µF) can
make real energy from high pressure lamp (HPL) lamp become smaller, namely
326,7 Watt. Downhill of it real energy from 469,48 Watt become 326,7 watt, because
capasitor cause current emiting a stream of from network become smaller (2,0
amper become 1,2 amper), so that power factor become bigger (0,97 become 0,99).
This matter if done by every consumer it is of course will economize big enough
energy.
Keyword : Lamp high pressure lamp (HPL), Repair of Power Factor and Energy
Saving.
viii
PRAKATA
Alhamdulillah, hanya dengan rahmat dan hidayah Allah SWT, penulis dapat
menyelesaikan Tugas Akhir dengan judul “Pembuatan Alat Penghemat Energi
Listrik Pada Lampu High Pressure Lamp ( HPL )”.
Pada penyusunan Tugas Akhir ini penulis banyak memperoleh bantuan dari
banyak pihak, sehingga dalam kesempatan ini, penulis menyampaikan banyak terima
kasih yang tulus kepada :
1. Bapak Dr. Totok Prasetyo, B.Eng, MT, selaku Direktur Politeknik Negeri
Semarang.
2. Bapak Adhy Purnomo, ST, selaku Ketua Jurusan Teknik Mesin Politeknik
Negeri Semarang.
3. Bapak F.Gatot Sumarno, ST, MT, selaku Ketua Program Studi Teknik
Konversi Energi Politeknik Negeri Semarang.
4. Ibu Wiwik Purwati W, ST, M.Eng, selaku Dosen Pembimbing I yang telah
memberikan bimbingan serta pengarahan selama penulisan tugas akhir ini.
5. Bapak Margana ST, M.Eng, selaku Dosen Pembimbing II yang telah
memberikan bimbingan serta pengarahan selama penulisan tugas akhir ini.
6. Mas Adang dan mas Rudi selaku Toolkeeper Laboratorium Teknik Konversi
Energi, Politeknik Negeri Semarang yang telah membantu menyediakan
peralatan selama pembuatan tugas akhir.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan Tugas akhir ini masih terdapat
banyak kekurangan dan kesalahan, kritik dan saran dari berbagai pihak akademis dan
umum penulis harapkan demi perkembangan didunia ilmu pengetehuan dan
teknologi.
ix
Penulis mengharapkan semoga tugas akhir ini dapat bermanfaat bagi
pembaca yang berkepentingan.
Penulis
x
DAFTAR NOTASI
C = Kapasitansi (Farad)
f = Frekuensi (Hz)
xi
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN SAMPUL i
HALAMAN PENGESAHAN ii
HALAMAN PEDOMAN PENGGUNAAN TUGAS AKHIR iv
HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN v
HALAMAN PERNYATAAN vi
ABSTRAK vii
ABSTRACT viii
PRAKATA ix
DAFTAR NOTASI xi
DAFTAR ISI xii
DAFTAR LAMPIRAN xv
DAFTAR GAMBAR xvi
DAFTAR TABEL xviii
BAB I PENDAHULUAN 1
1.1 Latar belakang masalah 1
1.2 Tujuan penulisan 2
1.3 Alasan pemilihan judul 2
1.4 Perumusan masalah 3.
1.5 Pembatasan masalah 3
1.6 Metodologi 3
1.7 Sistematika penulisan 5
xii
BAB II PERTIMBANGAN DESAIN 6
2.1 Faktor Teknis Dan Non Teknis 6
2.1.1 Faktor Teknis 6
2.1.2 Faktor Non Teknis 7
2.2 Alternatif Rancangan 8
2.2.1 Rancangan Pertama 8
2.2.2 Rancangan Kedua 9
2.3 Pemilihan Rancangan 10
2.4 Penentuan Nilai Kapasitor 11
xiii
BAB IV DATA HASIL PENGUJIAN 33
4.2 Pengujian 34
BAB VI PENUTUP 49
6.1 Kesimpulan 49
DAFTAR PUSTAKA
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
Menggunakan Kapasitor 45
xvi
5.2 Grafik Hubungan Antara Energi Dengan Arus
xvii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
xviii
1
BAB I
PENDAHULUAN
Kapasitas listrik terpasang saat ini padat sekali dan cadangan akan listrik
sangat terbatas. Hal ini menyebabkan pembangunan pembangkit listrik semakin sulit
bahkan terhenti total. Sedangkan permintaan kebutuhan listrik mengalami kenaikan
cukup tinggi begitu pula tarif dasar listrik (TDL) juga mengalami kenaikan terus.
Oleh karena itu penghematan energi listrik sangat mendesak sekali.
Kehidupan modern salah satu cirinya adalah pemakaian energi listrik yang
besar. Besarnya energi atau beban listrik yang dipakai ditentukan oleh resistansi (R),
induktansi (L) dan kapasitansi (C). Besarnya pemakaian energi listrik itu disebabkan
karena banyak dan beraneka ragam peralatan (beban) listrik yang digunakan.
Sedangkan beban listrik yang digunakan umunya bersifat induktif, beban induktif
membutuhkan daya reaktif. Daya reaktif itu merupakan daya tidak berguna sehingga
tidak dapat dirubah menjadi tenaga. Penyebab pemborosan energi listrik adalah
banyaknya peralatan yang bersifat induktif.
Konsumen listrik tidak hanya dibebani daya aktif (kW) tetapi juga daya
reaktif (kVAR). Konsumen listrik terutama kalangan industri banyak menggunakan
beban induktif. Pelanggan industri biasanya memperbesar nilai daya untuk
memenuhi kebutuhan daya pada industri tersebut. Beban induktif menyebabkan
faktor daya rendah. Dengan adanya faktor daya rendah, maka banyak daya (VA)
yang tidak bisa dimanfaatkan. Misalkan daya yang disuplai dari PLN dapat
menghidupkan 10 buah lampu high pressure lamp (HPL). Dengan adanya penurunan
faktor daya lebih rendah, maka daya nyata hanya bisa digunakan untuk
menghidupkan 5 buah lampu high pressure lamp (HPL). Dengan demikian produksi
pada industri itu akan menurun, untuk itu suplai daya dari PLN harus ditambah.
2
Sehingga suplai daya dari PLN ditambah. Dengan menambah suplai daya akan
mengakibatkan penambahan biaya.
1.2 Tujuan
1. Tujuan akademi
Sebagai syarat studi Diploma III program studi Konversi Energi jurusan Teknik
Mesin Politeknik Negeri Semarang.
2. Tujuan teknis
Dasar dari pemilihan judul “Pembuatan Alat Penghemat Energi Listrik Pada
Lampu High Pressure Lamp (HPL), sebagai berikut :
1. Energi saat ini sangat penting, oleh karena itu penghematan energi tidak
dapat ditunda lagi. Adanya kenaikkan tarif dasar listrik (TDL) saat ini yang
cukup tinggi.
3
1.6 Metodologi
4
5
Secara sistematika penyusun akan menjelaskan secara global tentang isi dari
laporan tugas akhir seperti dibawah ini :
Bab I Pendahuluan
Pada bab ini berisi tentang latar belakang masalah, tujuan, alasan
pemilihan judul, perumusan masalah, pembatasan masalah,
metodologi dan sistematika penulisan.
Pada bab ini akan membahas tentang desain dari pembuatan Tugas
Akhir. Membahas pertimbangan desain dan pemilihan rancangan
yang digunakan dalam pembuatan Tugas Akhir.
Pada bab ini membahas tentang prinsip kerja alat, pengujian alat,
spesifikasi alat yang digunakan, gambar rangkaian dan langkah-
langkah pengujian secara prosedur pengambilan data. Pengambilan
secara langsung diambil dari pembacaan alat ukur.
Bab V Analisa
Bab VI Penutup
BAB II
PERTIMBANGAN DESAIN
b. Kekuatan Bahan
Bahan yang digunakan dalam pembuatan alat penghemat energi listrik
pada lampu high pressure lamp (HPL), harus mampu dan tahan lama
untuk mendukung proses pengambilan data.
b. Mudah
Mudah yang dimaksud adalah mudah dalam penyediaan bahan,
pemasangan komponen dan perakitannya.
c. Aman
Alat yang dibuat haruslah aman, supaya tidak terjadi hal-hal yang tidak
diinginkan. Baik itu dari segi peralatan maupun pemakainya.
Komponen dan alat ukur yang dipergunakan pada alternatif rancangan pertama :
1. Beban (lampu) terlindungi dari hujan dan panas, karena terdapat kap yang
terpasang pada lampu.
2. Operator dalam mengoperasikan alat lebih mudah, karena untuk mengubah
besaran dari kapasitor dilakukan dengan menekan tombol secara otomatis.
3. Pembacaan alat ukur lebih mudah, karena posisi alat ukur disesuaikan dengan
penglihatan operator dan diletakkan secara horizontal.
Komponen dan alat ukur yang dipergunakan pada alternatif rancangan pertama :
P = V . I . Cos φ
P
I =
V .Cosϕ
250
=
220 × 0,97
= 1,17 Ampere
12
S =V.I
= 220 . 1,17
= 257,4 VA
Q1 = V . I . Sin φ
= 220 . 1,17 . 0,243
= 62,548 VAR
Setelah dipasang kapasitor Cos φ = 0,99
P = V . I . Cos φ
P
I =
V .Cosϕ
250
=
220 × 0,99
= 1,14 Ampere
θ2 = arc cos 0,99
= 8,10
Q2
tg θ =
p
Q2
8,10 =
250
Q2 = P. tg θ
= 250.0,1424922826
= 35,623
Qc = Q1 – Q2
= 62,548 – 35,623
= 26,925
V2
Xc =
Qc
220 2
=
26,925
= 1797,58 Ohm
13
1
Xc =
2×π × f × c
1
C =
2 × π × f × Xc
1
=
2 × 3,14 × 50 × 1797,58
= 1,77 µF ≈ 2 µF
Dengan perhitungan yang sama kompensasi yang dibutuhkan pada lampu HPL 250
Watt adalah 4 µF (Cos φ = 1).
14
BAB III
DASAR TEORI
Lampu high pressure lamp (HPL) adalah jenis lampu merkuri fluoresen
bertekanan tinggi, dimana lampu jenis ini merupakan lampu tabung. High pressure
lamp (HPL) adalah nama produk dari lampu jenis merkuri fluoresen yang dikenal di
Eropa. Di Inggris dan Australia lampu merkuri fluoresen bertekanan tinggi dikenal
dengan nama MBF, di Amerika dikenal dengan nama HX dan DX, sedangkan di
Jepang lebih dikenal dengan nama HF.
Prinsip kerja lampu merkuri sama dengan prinsip kerja lampu tabung
fluoresen, dimana cahaya yang dihasilkan berdasarkan terjadinya lucutan electron
(electron discharge) di dalam tabung lampu. Konstruksi lampu merkuri berbeda
dengan konstruksi lampu fluoresen. Lampu merkuri terdiri dari dua tabung, yaitu
tabung dalam yang disebut Arc Tube dan tabung luar yang disebut bohlam (Bulb).
Tabung dalam diisi merkuri yang berguna untuk menghasilkan radiasi ultraviolet
dan gas argon yang berfungsi untuk keperluan starting. Sedangkan bohlam luar
berfungsi sebagai tabung dan menjaga kestabilan suhu disekitar tabung.
Lampu merkuri merupakan lampu tabung, sehingga pada lampu ini harus
dipergunakan ballast untuk membatasi arus listrik. Biasanya ballast lampu merkuri
berupa reactor autotrafo, tergantung dari karakteristiknya. Lampu merkuri bekerja
pada daya yang rendah. Pada dasarnya, jenis sinar yang dihasilkan oleh lampu
merkuri adalah dominan radiasi ultraviolet yang harus diubah menjadi cahaya
tampak (Visible Light) dengan cara melapisi dinding bagian dalam bohlam dengan
serbuk phosphor, sama halnya dengan lampu fluoresen.
15
Lampu high pressure lamp (HPL) atau lampu merkuri bertekanan tinggi
fluoresen mempunyai umur rata-rata 12.000 jam sampai 20.000 jam. Sedangkan
fluks cahaya yang dihasilkan berkisar antara 1.800 lumen sampai 54.200 lumen.
Karena colour renderingnya cukup baik, sehingga lampu ini baik digunakan untuk
penerangan jalan umum dan industri.
16
3.3 Kapasitor
Kapasitor adalah suatu alat yang dapat menyimpan energi atau muatan listrik
di dalam medan listrik, dengan cara mengumpulkan ketidakseimbangan internal dari
muatan listrik. Dalam rangkaian elektronika dilambangkan dengan huruf "C",
kapasitor ditemukan oleh Michael Faraday (1791-1867). Satuan kapasitor disebut
Farad (F). Satu Farad = 9 x 1011 cm2 yang artinya luas permukaan kepingan
tersebut.
Keterangan :
a. Kapasitor polar
Kapasitor polar adalah kapasitor yang kedua kutubnya mempunyai polaritas
positif dan negatif, biasanya kapasitor polar bahan dielektriknya terbuat dari
elektrolit dan biasanya kapasitor ini mempunyai nilai kapasitansi yang besar
dibandingkan dengan kapasitor yang menggunakan bahan dielektrik kertas
atau mika atau keramik.
b. Kapasitor elektrolit
Kapasitor elektrolit pada umumnya dibuat dengan nilai kapasitas yang lebih
besar dan memiliki kehandalan yang tinggi dan awet dalam pemakaiannya.
Kelebihan kapasitor elektrolit dibanding dengan kapasitor lainnya terletak
pada kemampuan menerima pengisian muatan listrik dan juga memiliki
polaritas. Pada umumnya dipergunakan pada rangkaian power supply atau
catu daya.
17
c. Kapasitor trimmer
Kapasitor trimmer yaitu komponen elektonika yang dipergunakan untuk
mengatur besarnya kapasitas pengaturannya sendiri dapat dilakukan dengan
cara memutar poros dengan menggunakan obeng. Bahan dielektriknya
terbuat dari mika atau plastik.
d. Kapasitor variable
Kapasitor variable merupakan jenis kapasitor yang lebih besar dibandingkan
dengan kapasitor tetap dan memiliki kapasitansi yang besar. Kapasitor
variable terdiri dari dua plat daun yang saling mengisi dimana yang satu
diam dan yang lainnya dapat digerakkan. Bahan dielektrik menggunakan
udara, dipergunakan pada rangkaian penerima radio fungsinya adalah
sebagai panala atau pemilih gelombang.
e. Kapasitor non polar
Kapasitor non polar adalah kapasitor yang pada kutubnya tidak mempunyai
polaritas artinya pada kutub-kutubnya dapat dipakai secara berbalik.
Biasanya kapasitor ini mempunyai nilai kapasitansi yang kecil dan bahan
dielektriknya terbuat dari keramik, mika dll.
Struktur sebuah kapasitor terbuat dari 2 buah plat metal yang dipisahkan oleh
suatu bahan dielektrik. Bahan-bahan dielektrik yang umum dikenal misalnya udara
vakum, keramik, gelas dan lain-lain. Jika kedua ujung plat metal diberi tegangan
listrik, maka muatan-muatan positif akan mengumpul pada salah satu kaki
(elektroda) metalnya dan pada saat yang sama muatan-muatan negatif terkumpul
pada ujung metal yang satu lagi. Muatan positif tidak dapat mengalir menuju ujung
kutub negatif dan sebaliknya muatan negatif tidak bisa menuju ke ujung kutub
positif, karena terpisah oleh bahan dielektrik yang non-konduktif. Muatan elektrik
ini tersimpan selama tidak ada konduksi pada ujung-ujung kakinya. Di alam bebas,
phenomena kapasitor ini terjadi pada saat terkumpulnya muatan-muatan positif dan
negatif di awan.
18
C1 C2 C3
CTOTAL = C1 + C2 + C3 ( 3.1 )
C1 C2 C3
1 1 1 1 C1. × C 2 × C 3
= + + → CTOTAL = ( 3.2 )
CTOTAL C1 C 2 C 3 C 2 × C 2 + C 2 × C 3 + C1 × C 3
19
1. Main Breaker
Main Breaker merupakan saklar (switch) berupa MCB yang digunakan untuk
menghidupkan atau mematikan peralatan Intelligent Lighting. Dengan kata lain,
komponen ini digunakan untuk menyambungkan peralatan Intelligent Lighting ke
sumber listrik PLN 220 Volt AC.
2. Relay
Relay adalah sebuah saklar elektronik yang dapat dikendalikan dari
rangkaian elektronik lainnya. Relay terdiri dari 3 bagian utama, yaitu:
20
3. Kapasitor Bank
Kapasitor bank adalah komponen atau peralatan listrik yang mempunyai sifat
kapasitif yang akan berfungsi sebagai penyeimbang sifat induktif. Jadi, kapasitor
bank ini dapat juga berupa sekumpulan beberapa kapasitor yang disambung secara
parallel untuk mendapatkan kapasitas kapasitif tertentu. Besaran yang sering dipakai
adalah kVAR (kiloVolt Ampere Reaktif) meskipun pada label terkandung atau
21
tercantum besaran kapasitansi yaitu farad atau mikrofarad. Kapasitor ini mempunyai
sifat listrik yang kapasitif (leading). Sehingga mempunyai sifat mengurangi atau
menghilangkan terhadap sifat induktif (lagging).
4. Trafo Step-Down
Komponen Trafo Step-Down adalah sebuah transformator penurun tegangan
AC 220 Volt ke 12 Volt AC yang akan disearahkan dan digunakan untuk mencatu
rangkaian pada mikrokontroller dan komponen lain pada unit kendali.
5. Lampu Indikator
Komponen lampu indikator terdiri dari dua buah lampu ( hijau dan merah )
adalah sebuah lampu yang digunakan untuk menandakan kondisi apakah bank
kapasitor terhubung secara parallel atau tidak dengan saluran listrik yang
tersambung ke beban lampu.
22
6. Mikrokontroller
Mikrokontroller adalah bagian yang bertugas memproses atau
mengendalikan seluruh komponen atau unit lain bekerja. Jadi unit ini
mengendalikan waktu awal penyambungan arus listrik ke beban tanpa terhubung ke
bank kapasitor selama waktu tertentu dan menghidupkan lampu indikator merah,
yang selanjutnya menghubungkan kapasitor ke saluran listrik serta menghidupkan
lampu indikator hijau melalui relay. Unit ini menggunakan sistem minimum
prosesor dari ATMEL AVR8535.
23
Start
Inisialisasi
Automanual
Pengoperasian N Pengoperasian
Manual
Automatis
Y
Y Dly 3 menit
N
tanpa kapasitor
Dly 3 menit
Kapasitor parallel 2 µF
End
24
Cos φ meter adalah suatu alat untuk mengetahui nilai perbandingan antara
daya nyata dengan daya semu pada suatu pembebanan AC. Salah satu jenis cos φ
meter adalah tipe elektrodinamis. Alat ukur ini bekerja berdasarkan Hukum Lorenzt
dan mempunyai sifat sebagai berikut :
Power faktor jika dianggap sama dengan satu (cos φ = 1), yaitu I sefase
dengan V. kemudian I1 sefase dengan I sedangkan I2 lagging 90o terhadap I.
akibatnya akan timbul sebuah kopel yang bekerja pada C1 yang akan menggerakkan
dengan mengarahkan bidangnya tegak lurus terhadap sumbu magnit coil-coil F1dan
F2, yaitu bersamaan dengan posisi pointer pada p.f. Sedangkan pada C2 tidak ada
kopel.
25
Power faktor jika dianggap sama dengan nol (cos φ = 0), yaitu I lagging 90o
terhadap V. dalam hal ini I2 dibuat sefase dengan I sedangkan I1 berbeda fase 90o
dengan I . sebagai akibatnya, tidak ada kopel pada C1 tetapi akan timbul kopel pada
C2 sehingga bidangnya tegak lurus terhadap sumbu magnetis F1 dan F2.
S=V.I ( 3.3 )
P = V . I cos φ
= S . cos φ ( 3.4 )
Q = V . I sin φ
= S . sin φ ( 3.5 )
26
S2 = P2 + Q2 ( 3.6 )
Keterangan :
Qc = Q1 – Q2 ( 3.7 )
Keterangan :
V = Tegangan (Volt)
I = Arus (Amper)
φ = Sudut beda fasa antara arus dan tegangan ( 0 )
27
Rangkaian bolak balik (AC), arus dapat bersifat mendahului sefase atau
terlambat terhadap tegangan, tergantung bebannya. Beban bersifat kapasitif, maka
arus akan mendahului tegangan, sedangkan beban bersifat induktif, maka arus akan
terlambat terhadap tegangan dan jika beban berupa tahanan murni, arus akan sefase
dengan tegangan.
Daya yang diserap oleh suatu beban ditentukan oleh sifat beban. Ditinjau
dari sifatnya beban dapat dibedakan menjadi :
28
1. Beban resistif
Beban resistif adalah beban yang hanya menyerap daya aktif saja,
mempunyai nilai faktor daya beban resistif sebesar satu (Cos φ = 1).
2. Beban induktif
Beban induktif adalah beban yang menyerap daya aktif dan daya reaktif
(induktif). Nilai faktor daya beban induktif adalah 0 < Cos φ < 1.
3. Beban kapasitif
Beban kapasitif adalah beban yang menyerap daya aktif dan daya reaktif
(kapasitif).
Suatu beban jika terdapat dua macam beban induktif dan kapasitif, hanya
beban yang dominan yang mempunyai sifat beban tersebut. jadi tidak ada satu
sistem beban yang bersifat induktif dan kapasitif. Jika beban kapasitif lebih besar
dari beban induktif maka sifat beban tersebut adalah kapasitif, begitu sebaliknya.
Energi listrik adalah daya yang terpakai pada peralatan listrik yang
digunakan oleh konsumen dalam waktu tertentu. Dalam suatu rangkaian listrik,
hubungan antara daya listrik ( P ), tegangan ( V ) dan arus ( I ) adalah :
P = V. I Watt ( 3.8 )
29
P = V. I . Cos φ ( 3.9 )
W=P.t
= V. I . t ( 3.10 )
=I.R.I.t
= I2 . R . t
Atau
Satuan joule merupakan unit satuan kecil pada energi listrik, sedangkan pada
instalasi penyedia energi listrik seperti Perusahaan Listrik Negara ( PLN )
menggunakan Kilowatt jam (kWh), dimana dapat diperhitungkan secara teoritis
seperti :
V .I . cos ϕ
Daya dalam kW = ( 3.12 )
1000
Jadi untuk menentukan besarnya biaya operasi ( operating cost ) dapat dihitung
dengan persamaan sebagai berikut :
Rp
Biaya ( rupiah ) = x Pemakaian kVARh ( 3.14 )
kVARh
30
Daya yang dibutuhkan pada suatu beban biasanya dikenal dengan satuan
Watt. Daya tersebut merupakan daya dari beban yang bersifat resistif dimana
tegangan dan arus sefase, dalam kenyataanya suatu beban tidak hanya bersifat
resistif saja tapi juga bersifat induktif. Motor - motor listrik, lampu TL,
transformator merupakan contoh beban yang bersifat induktif yang bekerja dengan
menggunakan efek dari medan elektromagnetik dan arus yang mengalir bersifat
tertinggal (lagging) terhadap tegangan.
Gambar 3.13 Bentuk gelombang antara arus dan tegangan pada rangkaian :
31
P(kW )
Cos φ = (3.15)
S (kVA)
Atau
dayanyata
Cos φ = (3.16)
dayasemu
Faktor daya rendah pada umumnya terjadi pada beban induktif karena sifat
induktif yang semakin besar pada suatu beban menyebabkan nilai faktor daya
semakin rendah. Beban induktif yang besar menyebabkan nilai daya semu semakin
besar sehingga sudut yang terbentuk antara daya nyata (P) dengan daya semu (S)
semakin besar.
Harga faktor daya tergantung pada besarnya beda fase antara arus dan
tegangan. Jika arus dan tegangan sefase, daya sama dengan I x V atau dengan
perkataan lain faktor dayanya satu. Bila arus dan tegangan berbeda fase 900 seperti
dalam rangkaian induktif dan kapasitif murni, faktor dayanya nol sehingga daya
nyata juga nol. Dalam rangkaian yang mengandung tahanan dan reaktansi, harga
faktor daya berkisar antara satu dan nol, tergantung pada harga relatif dari tahanan
dan reaktansi rangkaian. Faktor daya dapat dinyatakan sebagai bilangan desimal
maupun dalam persen.
Arus yang mengalir dalam rangkaian AC dapat dianggap terdiri dari dua
komponen yang sefase dengan tegangan dan komponen yang beda fase 900 dengan
tegangan seperti yang ditunjukan oleh gambar 3.14.
Komponen yang sefase disebut komponen aktif karena harga ini jika
dikalikan dengan tegangan memberikan daya yang berguna atau daya nyata
rangkaian. Komponen yang tidak sefase komponen reaktif atau komponen tanpa
daya, karena tidak ikut andil dalam daya nyata rangkaian.
32
Apabila suatu rangkaian dipasang kapasitor maka arus yang mengalir pada
rangkaian akan menurun. Hal ini disebabkan karena sifat arus yang timbul dari
beban kapasitif adalah mendahului (leading) terhadap tegangan, pengurangan arus
pada rangkaian ini akan memperkecil sudut yang terjadi antara daya semu dan daya
nyata.
Dengan demikian semakin besar nilai faktor daya (Cos φ) maka daya semu
yang digunakan akan mendekati nilai daya nyata serta arus yang mengalir dalam
rangkaian semakin kecil.
1. Denga jumlah beban yang sama akan membutuhkan daya terpasang PLN
(Daya semu – kVA) yang lebih tinggi.
2. Pemakain daya semu yang relatif lebih besar dari daya yang berguna
bagi rangkaian.
33
BAB IV
Pembuatan alat penghemat energi listrik pada lampu high pressure lamp
(HPL), menggunakan sumber tegangan AC 1 phasa. Prinsip kerja dari rangkaian
perbaikan faktor daya adalah :
b. Adanya arus yang mengalir dalam rangkaian, maka alat ukur (Cos φ meter,
Amperemeter, Voltmeter) menunjukkan besaran sesuai dengan fungsinya.
e. Dipasangnya kapasitor parallel maka nilai cos φ akan naik. Dengan adanya
kenaikkan cos φ maka arus yang mengalir dalam rangkaian akan turun. Arus
turun dikarenakan daya dari beban dan tegangan besarnya tetap.
f. Untuk memperbaiki faktor daya pada lampu high pressure lamp (HPL), nilai
kapasitor yang dibutuhkan juga berbeda. Sehingga untuk mengubah nilai
kapasitor dilakukan dengan tombol automanual.
34
4.2 Pengujian
35
¾ IC Mikrokontroller
Tipe : ATMEGA8535
¾ IC Relay Driver
¾ IC Regulator
Tipe : LM 7805
Kemasan : TO-220
36
Cos φ A
kWh
37
38
39
BAB V
Data hasil pengujian menunjukan bahwa lampu high pressure lamp (HPL)
bersifat induktif, arus tertinggal terhadap tegangan, karena faktor daya yang
dihasilkan bersifat tertinggal (lagging). Beban (lampu HPL) yang dirangkai dengan
kapasitor parallel menyebabkan penyalaan pada lampu high pressure lamp (HPL)
menjadi bervariasi, baik penyalaannya terang maupun redup.
5.1 Data-data :
Pengambilan data dilakukan saat pengujian perbaikan faktor daya dalam
rangka penghematan energi listrik pada lampu high pressure lamp (HPL).
Rangkaian pengujian pada gambar 4.1 halaman 36 sebelum diberi kapasitor
atau sebelum diperbaiki faktor dayanya dengan nilai rata-rata pada tabel 4.1
halaman 37 adalah sebagai berikut :
Data pengujian lampu high pressure lamp (HPL) 250 Watt :
Cos φ = 0,97
I = 2,2 ampere
V = 220 volt
Rangkaian pengujian pada gambar 4.1 halaman 36 setelah diberi kapasitor atau
sesudah diperbaiki faktor dayanya dengan nilai rata-rata pada tabel 4.3
halaman 38 adalah sebagai berikut :
Lampu high pressure lamp (HPL) 250 Watt dirangkai dengan kapasitor parallel
4 µF ;
Cos φ = 0,99
I = 1,5 ampere
V = 220 volt
40
5.2 Perhitungan
5.2.1 Perhitungan Daya Semu
Rangkaian pengujian pada gambar 4.1 halaman 36 sebelum diberi kapasitor
atau sebelum diperbaiki faktor dayanya pada lampu high pressure lamp (HPL)
250 Watt dengan nilai rata-rata pada tabel 4.1 halaman 37, berdasarkan pada
persamaan 3.3 halaman 25 sebagai berikut :
S = V. I
= 220 . 2,2
= 484 VA
Rangkaian pengujian pada gambar 4.1 halaman 36 setelah diberi kapasitor
parallel 4 µF atau sesudah diperbaiki faktor dayanya pada lampu high pressure
lamp (HPL) 250 Watt dengan nilai rata-rata pada tabel 4.3 halaman 38,
berdasarkan pada persamaan 3.3 halaman 25 sebagai berikut :
S = V. I
= 220 . 1,5
= 330 VA
41
42
220 2
Xc =
71,082
48400
Xc =
71,082
Xc = 680,9 ohm
1
Xc =
2πfc
1
C =
2.3,14.50.680,9
= 4,6 µF
43
44
¾ Perhitungan pemakaian energi pada lampu high pressure lamp (HPL) 250
Watt, setelah dipasang kapasitor :
a. Daya nyata (P) = V . I . Cos φ
= 220 . 1,5 . 0,99
= 326,7 Watt
= 0,3267 kWatt
b. Besarnya energi listrik yang diperlukan dalam satu bulan ;
= 0,3267 kWatt × 12 jam × 30 hari
= 117,612 kWh
c. Besarnya biaya yang harus di bayar dalam satu bulan ;
= 117,612 kWh × Rp. 820,-
= Rp. 96.441,84,-
45
Grafik 5.1 Hubungan antara energi dengan arus tanpa menggunakan kapasitor
46
Grafik 5.2 Hubungan antara energi dengan arus menggunakan kapasitor paralel 2µF
Grafik 5.3 Hubungan antara energi dengan arus menggunakan kapasitor paralel 4µF
47
48
49
BAB VI
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
Setelah melampaui tahap awal pembuatan dan perakitan hingga akhir
pengujian serta menganalisa hasil pengolahan data Pembuatan Alat Penghemat
Energi Listrik Pada Lampu High Pressure Lamp (HPL), maka dapat diambil
kesimpulan sebagai berikut :
1. Daya aktif (Watt) pada lampu High Pressure Lamp (HPL) 250 Watt
besarnya bisa mencapai 1,2 sampai 2 kalinya nilai minimal yang tertera
pada lampu High Pressure Lamp (HPL) meskipun nilai faktor daya dalam
klasifikasi baik yakni 469,48 Watt. Hal ini disebabkan karena ballast
lampu High Pressure Lamp (HPL) memerlukan daya yang besar untuk
penyalaan lampu High Pressure Lamp (HPL).
2. Penyalaan dari lampu High Pressure Lamp (HPL) baik terang maupun
redup dikarenakan arus yang mengalir terbagi ke masing-masing lampu
(beban) dan membutuhkan waktu yang berbeda untuk tiap lampu (lampu 1
memerlukan waktu lebih cepat dibanding lampu 2).
3. Lampu High Pressure Lamp (HPL) termasuk jenis lampu mercury,
sehingga pertama penyalaan lampu tersebut memerlukan waktu untuk
penyalaan lama.
4. Dengan dipasangnya kapasitor parallel sebesar 2 µF dan 4 µF, faktor daya
dari lampu High Pressure Lamp (HPL) 250 Watt akan naik dari 0,97
menjadi 0,99 dan arus akan turun 2,2 ampere menjadi 1,4 ampere.
50
DAFTAR PUSTAKA
HM, Teguh. Drs. 2001. Teknik Listrik Bagian B. Politeknik Negeri Semarang.
Hutahuruk, T.S., Prof. Ir. M.Sc. 1996. Transmisi Daya Listrik. Erlangga, Jakarta.
Marrapung, Muslimin. Ir. 1980. Alat-alat Ukur Listrik Dan Pengukuran Listrik.
Armico, Bandung.
Nugroho, Agung. Ir. Manfaat Pemasangan Kapasitor Shunt Pada Penyulang Dalam
Upaya Penghematan Energi Di Sisi Pembangkit Listrik. Semarang.
Stevenson, Jr. William D. 1993. Analisis Sistem Tenaga Listrik. Erlangga, Jakarta.
Lampiran 1
\
Lampiran 1
Pembimbing I Pembimbing II
2. 3 220 1,7 0,99 Lag 0,08 374 370,26 52,73 64,882 4,2 20.538,54 26,8
3. 3 220 1,6 0,99 Lag 0,08 352 348,48 49,63 67,982 4,4 25.047 34,7
4. 3 220 1,8 0,99 Lag 0,08 396 392,04 55,84 61,772 4,1 16.030,08 19,7
5. 3 220 2,0 0,99 Lag 0,08 440 435,6 62,04 55,572 3,6 7.013,16 7,78
6. 3 220 1,9 0,99 Lag 0,08 418 413,82 58,94 58,672 3,8 11.521,62 13,4
7. 3 220 1,9 0,99 Lag 0,08 418 413,82 58,94 58,672 3,8 11.521,62 13,4
8. 3 220 1,8 0,99 Lag 0,08 396 392,04 55,84 61,772 4,1 16.030,08 19,7
Tabel 4.5 Data perhitungan pengujian dengan menggunakan kapasitor parallel 4 µF
2. 3 220 2,0 0,99 Lag 0,08 440 435,6 62,04 55,57 3,7 7.013,16 7,7
$regfile = "m8535.dat"
$crystal = 12000000
'Deklarasi Variabel
Dim Dly As Byte , Idx As Byte , Automanual As Byte
Cls
Upperline
Lcd " INTELLEGENT "
Lampiran 5
Lowerline
Lcd " LIGHT CONTROL "
Rsnkap = 1
'-------------------------------------------------------------------------------
Do
Awal:
If Automanual = 0 Then
Two:
Three:
Four:
Five:
Six:
End If
Loop
Lampiran 5
End
'----------------------------
Auto:
If Automanual = 0 Then
Automanual = 1
Idx = 1
Dly = 50
Upperline
Lcd "-Otomatis- "
Rp2 = 0
Rp4 = 0
Rsnkap = 1
Lowerline
Lcd "Tanpa Kapasitor "
Enable Timer1
Else
Disable Timer1
Automanual = 0
Upperline
Lcd " -- Manual -- "
Lowerline
Lcd "-Silahkan Tekan- "
End If
Goto Awal
'-------------------------
Manual1:
Gosub Disp
Lowerline
Lcd "Tanpa Kapasitor "
Lampiran 5
Rp2 = 0
Rp4 = 0
Rsnkap = 1
Goto Four
'--------------------------------
Manual4:
Gosub Disp
Lowerline
Lcd "Kap Paralel 2uF "
Rp2 = 0
Rp4 = 1
Rsnkap = 1
Goto Five
'-------------------------------
Manual5:
Gosub Disp
Lowerline
Lcd "KapParalel 4uF "
Rp2 = 1
Rp4 = 0
Rsnkap = 1
Goto Six
'--------------------------------
Disp:
Upperline
Lcd "-Tombol Manual- "
Return
'---------------------------------
Inttmr1:
Lampiran 5
Disable Timer1
Timer1 = 15000
Decr Dly
Locate 1 , 13
Lcd "=>"
Locate 1 , 15
Lcd " "
Locate 1 , 15
Lcd Dly
Rp2 = 0
Rp4 = 0
Rsnkap = 0
If Idx = 3 Then
Rp2 = 0
Rp4 = 0
Rsnkap = 0
If Idx = 4 Then
Rp2 = 0
Rp4 = 0
Rsnkap = 1
Lowerline
Lcd "Kap Paralel 2 uF "
Dly = 180
End If
If Idx = 5 Then
Rp2 = 0
Rp4 = 1
Rs2 = 0
Rs4 = 0
Rsnkap = 1
Lampiran 5
Lowerline
Lcd "KapParalel 4 uF "
Dly = 180
End If
If Idx = 6 Then
Rp2 = 1
Rp4 = 0
Rsnkap = 1
Lowerline
Lcd "Tanpa Kapasitor "
Dly = 180
Idx = 1
End If
End If
Enable Timer1
Return
'-------------------------------