You are on page 1of 13

LEMBAR PENGESAHAN

Laporan lengkap praktikum kimia anorganik dengan judul percobaan


“Pembuatan Natrium Tiosulfat” disusun oleh :

Nama : Reskiyana

Nim : 091304015

Kelas :A

Kelompok : II

Telah diperiksa dan dikoreksi oleh Asisten/Koordinator Asisten maka


dinyatakan diterima.

Makassar, Mei 2011

Koordinator Asisten Asisten

Hardin Fatmawati Alamsyah,S.Si

Dosen Penanggung Jawab

Dra.Hj.Melati Masri,M.Si
A. JUDUL PERCOBAAN
Pembuatan Natrium Tiosulfat
B. IDENTITAS PRAKTIKAN
Nama : Reskiyana
Nim : 091304015
Kelas : A (Pendidikan Kimia)
Kelompok : II
C. TUJUAN PERCOBAAN
Mempelajari pembuatan garam natrium tiosulfat dan sifat-sifat kimianya.
D. KAJIAN TEORI
Natrium banyak ditemukan di bintang-bintang. Garis D pada spektrum
matahari sangat jelas. Natrium juga merupakan elemen terbanyak keempat di
bumi, terkandung sebanyak 2.6% di kerak bumi. Unsur ini merupakan unsur
terbanyak dalam grup logam alkali. Natrium, seperti unsur radioaktif lainnya,
tidak pernah ditemukan tersendiri di alam. Natrium adalah logam keperak-
perakan yang lembut dan mengapung di atas air. Tergantung pada jumlah
oksida dan logam yang terkekspos pada air, natrium dapat terbakar secara
spontanitas. Lazimnya unsur ini tidak terbakar pada suhu dibawah 115 0 C
(Yulianto Mohsin. 2011).
Asam tiosulfat tidak stabil pada suhu kamar. Asam ini dipisahkan pada
suhu 780C dari persamaan reaksi
SO3+H2S→H2S2O3
Atau dari reaksi
HO3SCl+H2S→H2S2O3+HCl (Tim Dosen Kimia Anorganik.2011:5)
Garam alkali tiosulfat banyak diproduksi terutama untuk kebutuhan di
bidang fotografi, dimana garam ini digunakan untuk melarutkan perak klorida
yang tidak bereaksi dalam suatu emulsi. Ion tiosulfat dengan ion perak dapat
membentuk kompleks Ag(S2O3)- dan Ag(S2O3)23-. Ion tiosulfat juga dapat
membentuk kompleks dengan ion-ion logam lainnya.
Dalam percobaan ini akan dipelajari cara pembuatan garam natrium
tiosulfat dari reaksi antara sulfur dengan natrium sulfit. Struktur molekul sulfur
ada dua jenis, yaitu berbentuk rombik dan monoklin. Pada temperatur di bawah
960C stabil dalam bentuk rombik dan di atas temperatur tersebut stabil dalam
bentuk monoklin. Dalam dua struktur tersebut molekul sulfur membentuk
cincin yang mengandung 8 atom. Agar sulfur dapat bereaksi maka harus
dilakukan pemutusan cincin yang ada terlebih dahulu. Oleh karena itu,
mekanisme reaksi yang melibatkan sulfur sangat rumit (Tim Dosen Kimia
Anorganik. 2011 : 5-6).
Natrium sulfit (Na2SO3) adalah zat padat putih yang pada suhu tinggi
mengalami dekomposisi termal, manghasilkan Na2SO4 dan NaS. Zat ini
gampang larut dalam air (bersifat basa dalam larutan). Juga menghablur sebagai
kristal-kristal heptahidratnya yang tak berwarna (Na2SO4.7H2O). sedang dengan
asam encer akan membebaskan SO2. Selain itu, Na2SO3 memiliki sifat
mereduksi. Na2SO3 dapat diperoleh melalui reaksi SO 2 atau NaHSO3 dengan
Na2CO3 atau NaOH (Ahmad Fatih. 2008 : 197).
Natrium sulfit dapat dipreparasi dengan mengalirkan gas belerang
dioksida ke dalam larutan natrium hidroksida menurut persamaan reaksi :
2NaOH(aq) + SO2(g) → Na2SO3(aq) + H2O(l)
Ion sulfit merupakan agen reduktor, mengalami oksidasi menjadi ion sulfat
menurut persamaan setengah reaksi :
SO32-(aq) + 3H2O(l) → SO42-(aq) + 2H3O+(aq) + 2e (Kristian Sugiyarto. Kimia
Anorganik I JICA. Yogyakarta : Universitas Negeri Yogyakarta).
Pada percobaan ini, akan dihasilkan Na2S2O3.5H2O (natrium tiosulfat
pentahidrat) dengan mereaksikan antara Na2SO3 (natrium sulfit) dan S
(belerang). Natrium tiosulfat (Na2S2O3) ialah satu sebatian hablur yang jernih,
lebih biasa sebagai pentahidrat, Na2S2O3•5H2O, merupakan satu bahan
berhablurmonoklinik, efloresen yang juga dipanggil sebagai natrium hiposulfit
atau "hipo" (Wikipedia. 2011).
Natrium tiosulfat merupakan suatu zat padat putih dengan densitas 1,73,
titik leleh 40-450C, terurat pada 480C, mengalami disproporsionasi
menghasilkan Na2SO4 dan Na2S. Jika dipanaskan dan basah leleh kalau lembab.
Natrium tiosulfat dibuat lewat pemanasan /pendidihan Na2SO4 dengan
kembang-kembang/ serbuk S, atau melewatkan SO ke dalam suspensi belerang
dalam NaOH mendidih. Garam ini diperdagangkan dalam wujud anhidrat,
sedang hidratnya (Na2S2O3.5H2O) dipakai untuk membuat larutannya. Na2S2O3
larut dalam minyak terpentin dan air dan mengkristal sebagai hablur-hablur
berwujud monoklin yang transparan. Di samping itu pun larut /bereaksi dengan
asam-asam encer membentuk S dan SO2 (Ahmad Fatih. 2008 : 198).
Natrium tiosulfat berupa hablur besar, tidak berwarna, atau serbuk
hablur kasar. Mengkilap dalam udara lembab dan mekar dalam udara kering
pada suhu lebih dari 33°C. Larutannya netral atau basa lemah terhadap lakmus.
Sangat mudah larut dalam air dan tidak larut dalam etanol (Anonim, 1995).
Natrium tiosulfat merupakan donor sulfur yang mengkonversi sianida menjadi
bentuk yang lebih nontoksik, tiosianat, dengan enzyme sulfurtransferase, yaitu
rhodanase. Tidak seperti nitrit, tiosianat merupakan senyawa nontoksik, dan
dapat diberikan secara empiris pada keracunan sianida. Penelitian dengan
hewan uji menunjukkan kemampuan sebagai antidot yang lebih baik bila
dikombinasikan dengan hidroksokobalamin (Olson, 2007). Rute utama
detoksifikasi sianida dalam tubuh adalah mengubahnya menjadi tiosianat oleh
rhodanase, walaupun sulfurtransferase yang lain, seperti 37 beta-
merkaptopiruvat sulfurtransferase, dapat juga digunakan (Eby90. 2011).
Natrium tiosulafat yang umum ditamukan dalam bentuk pentahidrat dan
larutan-larutannya distandarisasi terhadap sebuah larutan primer. Larutan-
larutan tersebut tidak stabil pada jangka waktu yang lama, sehingga boraks atau
natrium karbonat seringkali ditambahkan sebagai bahan pengawet.
Iodin mengoksidasi tiosulfat menjadi ion tetrationat :
I2 + 2S2O32- → 2I- + S4O62-
Reaksinya berjalan cepat, sampai selesai, dan tidak ada reaksi sampingan. Berat
akivalen dari Na2S2O3.5H2O adalah berat molekularnya, 248,17, karena satu
elektron per satu molekul hilang. Jika pH larutan di atas 9, tiosulfat teroksidasi
secara parsial menjadi sulfat :
4I2 + S2O32- + 5H2O → 8I- + 2SO42- + 10H+
Dalam larutan yang netral atau sedikit alkalin, oksidasi menjadi sulfat tidak
muncul, terutama jika iodin dipergunakan sebagai titran. Banyak agen
pengoksidasi kuat, seperti garam permanganat, garam dikromat, dan garam
serium (IV), mengoksidasi tiosulfat menjadi sulfat, namun reaksinya tidak
kuantitatif (Underwood. 1986 : 298).
Kebanyakan tiosulfat yang pernah dibuat larut dalam air. Dalam larutan
asam seperti asam klorida encer, tak terjadi perubahan yang segera dalam
keadaan dingin dengan larutan tiosulfat; cairan yang diasamkan ini segera
menjadi keruh karena pemisahan belerang, dan dalam larutan terdapatlah asam
sulfit. Dengan memanaskan larutan, belerang dioksida dilepaskan, yang dapat
dikenali dari baunya dan kerjanya terhadap kertas saring yang dibasahi larutan
kalium dikromat yang telah diasamkan. Belerang tadi mula-mula membentuk
larutan koloidal, yang berangsur-angsur dikoagulasikan oleh asam bebas yang
terdapat. Reaksi-reaksi sampingan juga terjadi, yang menimbulkan asam-asam
tionat.
S2O32- + 2H+ → S + SO2↑ + H2O
Sedangkan dengan larutan iod, dihilangkan warnya, pada mana
terbentuk larutan ion tetrationat yang tak berwarna :
I2 + 2S2O32- → 2I- + S4O62- (Svehla. 1979 : 325).
E. ALAT DAN BAHAN
1. Alat :
a. 1 set alat refluks (labu + pendingin)
b. Neraca analitik
c. Kaca arloji
d. Gelas ukur 25 ml dan 10 ml
e. Corong
f. Cawan penguapan
g. Gelas kimia 50 ml
h. Kaki tiga dan kasa asbes
i. Pembakar spiritus
j. Pipet tetes
k. Tabung reaksi 4 buah
l. Rak tabung reaksi
m. Batang pengaduk
n. Botol semprot
o. Penjepit kayu
p. Statif dan klem
q. Baskom dan selang
2. Bahan :
a. Natrium sulfit (Na2SO3)
b. Aquadest (H2O)
c. Serbuk belerang (S)
d. Kristal natrium tiosulfat-5-hidrat (Na2S2O3.5H2O)
e. Larutan asam klorida encer (HCl)
f. Larutan iodium (KI)
g. Tissue
h. Kertas saring
i. Batu didih
j. Es batu
k. Aluminium foil
l. Korek api
F. PROSEDUR KERJA
1. Pembuatan Natrium Tiosulfat-5-Hidrat
a. Menimbang 25 gram natrium sulfit kemudian melarutkannya dengan 15
ml aqudest.
b. Menyiapkan alat refluks kemudian memasukkan larutan natrium sulfit
tadi.
c. Menambahkan 4 gram serbuk belerang, kemudian merefluksnya selama
1 jam.
d. Mendinginkan larutan dan sisanya disaring.
e. Memindahkan filtrat ke dalam cawan penguapan dan diuapkan sampai
volume larutan 5 ml.
f. Larutan dibiarkan dingin dan mengeringkan kristalnya dengan menekan
kristal diantara dua kertas saring.
g. Menimbang kristal yang telah kering.
2. Mempelajari Sifat-sifat Kimia Natrium Tiosulfat
a. Pengaruh pemanasan
1. Menyiapkan 2 buah tabung reaksi.
2. Mengisi tabung reaksi pertama dengan natrium tiosulfat-5-hidrat
yang diperoleh melalui percobaan.
3. Mengisi tabung reaksi kedua dengan natrium tiosulfat-5-hidrat yang
telah disediakan.
4. Memanaskan kedua tabung reaksi secara bersamaan dan
membandingkan kedua sifat termalnya.
b. Reaksi dengan iod
1. Memasukkan 1 gram kristal natrium tiosulfat dalam tabung reaksi.
2. Menambahkan 10 ml aquadest.
3. Menambahkan dengan 2 ml larutan iod secara berlebihan.
4. Mengamati apa yang terjadi
c. Pengaruh asam encer
1. Memasukkan 1 ml larutan natrium tiosulfat dalam tabung reaksi.
2. Menambahkan 3 ml HCl encer
3. Mengamati apa yang terjadi dan mencium bau yang dihasilkan.
G. HASIL PENGAMATAN
1. Pembuatan Natrium Tiosulfat-5-hidrat
25 gran kristal natrium sulfit (Na2SO3) + 15 ml air → larutan putih keruh

refluks
(panas) + 4 gram belerang (S) (kuning) → suspensi kuning >
±1 jam

didinginkan saring
endapan kuning > endapan kuning > filtrat bening.
❑ ❑
diuapkan didinginkan saring
Filtrat > kristal putih > kristal putih > kristal
❑ ❑ ❑
keringkan timbang
putih > kristal putih > 2,76 gram
❑ ❑
2. Mempelajari Sifat-sifat Kimia Natrium Tiosulfat
a. Pengaruh pemanasan
1 gram kristal Na2S2O3.5H2O (sample) cepat meleleh
1 gram kristal Na2S2O3.5H2O (hasil percobaan) lambat meleleh
b. Reaksi dengan iod
1 gram kristan Na2S2O3.5H2O + 10 ml air → larutan bening (dingin) + 2
ml iod → larutan bening
c. Reaksi dengan HCl encer
3 ml larutan Na2S2O3.5H2O + 3 ml HCl encer → larutan putih keruh
(bau sulfur)
H. ANALISIS DATA
Dik : massa Na2SO3 : 25 gram
Massa S : 4 gram
Mr Na2SO3 : 126 gram/mol
Ar S : 32 gram/mol
Massa Na2S2O3.5H2O : 2,67 gram
Mr Na2S2O3.5H2O : 248 gram/mol
Volume H2O : 15 ml
ρH2O : 1,000 g/ml
Dit : Rendemen : . . .?
massa 25 gram
Peny : mol Na2SO3 = = = 0,198 mol
Mr 126 gram/mol
massa 4 gram
mol S = = = 0,125 mol
Ar 32 gram/mol
massa H2O = 15 ml x 1,000 gram/ml
= 15 gram
15 gram
Mol H2O = = 0,833 mol
18 gram/mol
Na2SO3 + S + 5H2O → Na2S2O3.5H2O
n mula 0,198 mol 0,125 mol 0,833 mol -
n reaksi 0,125 mol 0,125 mol 0,625 mol 0,125 mol
n setimbang 0,073 mol 0 0,208 mol 0,125 mol

massa Na2S2O3.5H2O (teori) = mol x Mr


= 0,125 mol x 248 gram/mol
= 31 gram
massa natriumtiosulfat −5−hidrat praktek
Rendemen = x 100%
massa natriumtiosulfat −5−hidrat teori
2,67 gram
= x 100%
31 gram
= 8,613 %
I. PEMBAHASAN
1. Pembuatan Natrium Tiosulfat-5-hidrat
Pada proses pembuatan natrium tiosulfat pentahidrat ini, digunakan
natrium sulfit yang diperoleh dari senyawa natrium sulfat yang kehilangan
satu atom O-nya dan belerang. Selanjutnya ditambahkan air. Adapun reaksi
yang terjadi adalah
2Na2SO4 → 2Na2SO3 + O2
Na2SO3 + S + 5H2O → Na2S2O3.5H2O
Reaksi pembentukan natrium tiosulfat ini berlangsung pada suhu
kamar. Namun, ikatan pada sulfur sangat sulit diputuskan karena untuk
bereaksi dengan natrium sulfit ikatannya terlebih dahulu harus diputuskan.
Oleh karena itu, diperlukan energi yang cukup besar. Maka dilakukanlah
refluks selama ±1 jam. Selain berfungsi untuk memeutus ikatan pereaksi,
refluks juga bertujuan untuk menhyempurnakan reaksi antara zat-zat
pereaksi.
Setelah direfluks, diperoleh larutan dengan endapan kuning, dimana
endapan kuning ini merupakan hasil samping reaksi atau sisa belerang yang
tidak bereaksi dengan baik. Selanjutnya, larutan didinginkan dan disaring.
Filtrat yang diperoleh kemudian diuapkan kembali. Penguapan dilakukan
untuk menghilangkan sisa-sisa air yang terkandung dalam kristal yang
terbentuk. Selanjutnya didinginkan. Kristal uyang diperoleh kemudian
disaring dan dikeringkan sehingga diperoleh kristal putih. Setelah
ditimbang, beratnya sebesar 2,67 gram. Setelah dianalisis data, diperoleh
rendemen sebesar 8,613%. Hasil yang diperoleh sangat jauh berbeda
dengan teori. Hal ini disebabkan pereaksi tidak bereaksi secara secara
sempurna. Atau dengan kata lain pereaksi tidak menghasilkan produk.
2. Mempelajari Sifat-sifat Kimia Natrium Tiosulfat
a. Pengaruh Pemanasan
Pengujian ini bertujuan untuk melihat kecepatan meleleh antara natrium
tiosulfat pentahidrat yang diperoleh melalui percobaan dengan natrium
tiosulfat sample (yang disediakan). Dari hasil percobaan diperoleh
bahwa natrium tiosulfat pentahidrat hasil percobaan lebih lambat
meleleh bila dibandingkan dengan natrium tiosulfat pentahidrat sample.
Hal ini menandakan bahwa natrium tiosulfat pentahidrat yang diperoleh
pada percobaan ini tidak murni sehingga masih mengandung pengotor-
pengotor sehingga diperlukan waktu yang lama untuk meleleh. Adapun
reaksi yang terjadi adalah :
Na2S2O3.5H2O Na2S2O3 + 5H2O
b. Reaksi dengan iod
Pada percobaan ini, natrium tiosulfat pentahidrat direaksikan dengan air
dan iod. Tujuan dari perlakuan ini adalah untuk mengetahui pengaruh
iod terhadap natrium tiosulfat pentahidrat. Dari hasil percobaan
diperoleh bahwa warna iod hilang. Hal ini karena tiosulfat dapat
mereduksi iodium menjadi iodat/iodida, dimana terbentuk larutan ion
tetrationat yang tidak berwarna (bening). Adapun reaksi yang terjadi
adalah :
I2 + 2Na2S2O3 → 2NaI + Na2S4O6
Reduksi : I2 + 2e- →2I-
Oksidasi : 2S2O32- → S4O62- + 2e-
Hasil reaksi : I2 + 2S2O32- → 2I- + S4O62-
c. Pengaruh Asam Encer
Pada percobaan ini, direaksikan antara larutan natrium tiosulfat dengan
HCl encer. Tujuan dari perlakuan ini adalah untuk mengetahui pengaruh
asam encer terhadap natrium tiosulfat. Setelah penambahan HCl encer,
diperoleh larutn putih keruh dan bau sulfur. Hal ini disebabkan terjadi
pemisahan belerang, karena HCl berfungsi untuk memisahkan belerang.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa reaksi antara tiosulfat
dengan HCl encer menghasilkan belerang. Adapun reaksi yang terjadi
adalah :
Na2S2O3 + 2HCl → H2S2O3 + 2NaCl
H2S2O3 → SO2↑ + S + H2O
J. KESIMPULAN DAN SARAN
1. Kesimpulan
a. Berat kristal natrium tiosulfat pentahidrat yang diperoleh adalah 2,67
gram dengan rendemen sebesar 8,613%.
b. Sifat-sifat dari natrium tiosulfat adalah :
1. Semakin banyak kandungan air natrium tiosulfat maka semakin
cepat meleleh.
2. Natrium tiosulfat dapat mereduksi iodium menjadi iodida/iodat
3. Natrium tiosulfat bereaksi dengan HCl encer menghasilkan endapan
belerang dan gas SO2.
2. Saran
Praktikan sebaiknya lebih teliti dan hati-hati dalam melakukan setiap
langkah kerja dalam percobaan terutama dalam merefluks, agar hasil yang
diperoleh dapat lebih maksimal.
DAFTAR PUSTAKA

Eby90. 2011. Natrium Tiosulfat. http://www.berbagiilmu.blogspot.com. Diakses pada


tanggal 14 Mei 2011.

Fatih, Ahmad. 2008. Kamus Kimia. Yogyakarta : Panji Pustaka.

Sugiyarto, Kristian. 2003. Kimia Anorganik I JICA. Yogyakarta : Universitas Negeri


Yogyakarta.

Svehla. 1979. Analisis Anorganik Kuantitatif Makro dan Semimikro. Jakarta :


PT.Kalman Media Pustaka.

Tim Dosen Kimia Anorganik. 2011. Penuntun Praktikum Kimia Anorganik.


Makassar : Laboratorium Kimia FMIPA UNM.

Underwood. 1989. Analisis Kimia Kuantitatif Edisi Kelima. Jakarta : Erlangga.

Wikipedia. 2011. Natrium Tiosulfat. http://www.wikipedia.org. Diakses pada tanggal


14 Mei 2011.

Yulianto, Mohsin. 2011. Natrium. http://www.chem-is-try.org. Diakses pada tanggal


14 Mei 2011.

You might also like