Professional Documents
Culture Documents
Untuk UHF dengan frekuensi 500 MHz atau panjang gelombang 60 cm,
sedangkan kabel penghubung antena (distributor) ke masing-masing TV
berjarak ber-meter-meter.
3. Transmisi Energi
Transmisi energi listrik 50 Hz (panjang gelombang 6000 km) dari bendungan
Asuan ke Kairo dengan jarak 1000 km memang bisa dikatakan tak membawa
masalah berarti, apalagi antara kedua tempat tersebut dilakukan beberapa
kali proses sinkronisasi jaringan, sehingga jarak di atas bisa dipandang
menjadi lebih kecil lagi. Tetapi jika fenomena gangguan kita perhatikan,
misalnya terjadi pulsa listrik yang merupakan gangguan (dari pemakai, atau
dari gardu, atau petir), maka pulsa tersebut yang berdurasi sangat singkat,
artinya memiliki kandungan frekuensi yang jauh lebih tinggi dari 50 Hz, akan
sangat mengganggu.
Jika sebagai tambahan lainnya, saluran transmisi yang dipergunakan mengandung
kerugian, maka sinyal yang masuk akan mengalami atenuasi dalam perambatannya,
amplitudo sinyal yang masuk akan mengecil.
Dua persoalan di atas akan menjadi lebih kompleks, jika kecepatan rambat dan
atenuasi sinyal merupakan fungsi dari frekuensi. Hal yang disebut dispersi ini akan
menyebabkan terjadinya perubahan pada bentuk sinyal (distorsi sinyal).
Kebanyakan fenomena yang bisa ditemukan di teknik elektro dan di elektronika bisa
dijabarkan dengan bantuan model atau rangkaian pengganti yang bersifat
terkonsentrasi pada suatu elemen single tertentu (lumped elements). Hal ini boleh
dilakukan dan juga seharusnya dilakukan, jika panjang gelombang dari sinyal yang
diamati jauh lebih besar dari geometri elektris dari sistim (rangkaian).
Jika rangkaian yang diamati mempunyai dimensi yang besar dibandingkan dengan
panjang gelombangnya, pada sinyal yang berfrekuensi tinggi atau yang
berkecepatan tinggi, maka model yang bersifat terdistribusi (distributed elements)
juga digunakan dan harus dipergunakan. Fenomena inilah yang akan kita bahas di
sini. Pertama akan kita bahas struktur yang penampangnya kecil tetapi panjang,
sehingga pada bidang penampangnya (bidang transversal) perhitungan bisa
dilakukan seperti pada kasus frekuensi rendah, sedangkan pada bidang sumbunya
(axial atau longitudinal) harus dipandang sebagai struktur terdistribusi.
Ada juga saluran transmisi yang masuk ke dalam kategori berpenampang besar,
sehingga jenis saluran transmisi ini harus dipandang sebagai struktur tiga dimensi,
dan cara pen-solusiannya pun harus menggunakan persamaan Maxwell secara
lengkap.
Tabel 1.1 Jenis saluran transmisi, bentuk dasar, penggunaan serta frekuensi kerja
Tipe Bentuk Penggunaan Besaran Sinyal Frekuensi
kerja
Koaxial Transmisi energi
dan sinyal serta
elemen rangkaian
Sekarang kita amati saluran transmisi berpenampang kecil. Jika di dalam sebuah
kawat mengalir arus listrik, maka di sekeliling kawat tersebut terbentuk medan
magnet (eksperiment Oerstedt). Jika arus yang mengalir di kawat itu merupakan arus
yang berubah dengan waktu, maka medan magnet yang terbentuk akan berubah
dengan fungsi waktu yang sama dengannya
Untuk mendapatkan fenomena elektromagnetika di saluran transmisi secara akurat
dan paling lengkap, kita harus mencari solusinya, seperti disinggung pada paragraf
di atas, dari persamaan Maxwell berikut dengan kondisi batas yang dimiliki saluran
transmisi tersebut. Persoalan ini tentunya sangatlah sulit untuk ditangani. Dan kita
akan menunda pembahasan ini dan hanya akan melakukannya belakangan untuk
beberapa contoh dari saluran transmisi.
Yang kita akan lakukan sekarang adalah menggunakan metoda pendekatan
sederhana dengan menggunakan rangkaian pengganti berupa induktor dan
kapasitor, yang baik secara kualitatif dan juga kuantitatif memberikan hasil yang
cukup akurat untuk banyak sekali aplikasi.
Sepotong saluran transmisi yang pendek (panjang kawat << panjang gelombang)
bisa dimodelkan dengan bantuan sebuah induktor dan kapasitor seperti ditunjukkan
di bawah ini
Gambar 1.2 Kawat pendek dan modelnya dengan induktor dan kapasitor
Sebuah kawat yang panjang, bisa dipandang sebagai sekumpulan kawat pendek
yang digandengkan satu dengan lainnya, sehingga bisa dipandang sebagai
gandengan rangkaian pengganti dari induktivitas dan kapasitas di atas
Sebuah saluran transmisi simetris (double lines) yang digambarkan dengan bantuan
rangkaian pengganti yang terdiri dari induktor dan kapasitor.
Sebuah arus i yang mengalir melalui sebuah kawat penghantar akan membangkitkan
medan magnet di dalam kawat itu dan di sekitarnya. Oleh sebab itu sepotong kawat
pendek dengan panjang s memiliki sebuah induktivitas LS, dengan fluks magnetis
sebesar
φ S = LS i
Juga jika antara kedua kawat di atas terdapat tegangan v, maka terkait dengan
keberadaan tegangan tersebut, yang merupakan beda potensial, maka terbentuk
pula medan listrik di antara kedua penghantar tersebut, yang akan pula
menginduksikan muatan permukaan pada permukaan kedua penghantar itu. Sebuah
kawat pendek oleh sebab itu memiliki sebuah kapasitansi sebesar CS. Dan besar
muatan permukaan terinduksi bisa dihitung dengan hubungan berikut
QS = C S v
Bagaimana bentuk dan distribusi medan magnet dan listrik, sehingga juga
induktivitas dan kapasitas di atas, bisa dihitung, hal ini dipelajari dari teknik
perhitungan dari elektromagnetika. Secara kualitatif ditampilkan di gambar 1.4
Gambar 1.4 Medan magnet dan listrik dari elektrostatika yang dipergunakan untuk
analisa saluran transmisi berpenampang kecil
Untuk pengamatan lebih lanjut didefinisikan besaran lain berupa induktivitas per-
satuan panjang
Ls
L' =
s
dan kapasitas per-satuan panjang
Cs
C'=
s
Selain dari itu juga dimasukkan sebuah resistansi seri yang bertujuan memodelkan
kerugian yang dimiliki kawat penghantar yang terbuat dari metal yang tidak ideal,
dengan
Rs
R' =
s
dan kerugian dielektrika antara kedua kawat penghantar, jadi berupa konduktivitas
paralel, dengan
Gs
G' =
s
Arus dan tegangan yang terdapat pada saluran transmisi merupakan fungsi waktu
dan posisi.
Pada sisi keluaran di rangkaian di atas, arus dan tegangannya membesar dengan
tambahan masing-masing
∂i ∂v
dz dan dz
∂z ∂z
Dan karena arus input masuk mengalir melalui Rs dan Ls maka sepanjang keduanya
akan terhasilkan drop tegangan sebesar
∂i
R s ⋅ i + Ls ⋅
∂t
Sehingga dengan bantuan hukum tegangan Kirchhoff (Kirchhoff’s Voltage law, KVL)
menjadi
∂i ∂v
v = R s ⋅ i + Ls ⋅ + v + dz
∂t ∂z
atau dengan menggunakan besaran per-satuan panjang didapatkan
∂v ⎛ ∂i ⎞
= −⎜ R '⋅i + L'⋅ ⎟
∂z ⎝ ∂t ⎠
Karena tegangan pada Gs dan Cs, maka akan mengalir di sana arus silang sebesar
⎛ ∂v ⎞ ∂⎛ ∂v ⎞
Gs ⋅ ⎜ v + dz ⎟ + C s ⋅ ⎜ v + dz ⎟
⎝ ∂z ⎠ ∂t ⎝ ∂z ⎠
dengan besaran per-satuan panjang menjadi
∂v ∂v ∂ 2v
G '⋅dz ⋅ v + G '⋅dz ⋅ dz + C '⋅dz ⋅ + C '⋅dz ⋅ dz
∂z ∂t ∂t∂z
dengan besaran dz → 0 bisa diaproksimasikan menjadi
∂v
G '⋅dz ⋅ v + C '⋅dz ⋅
∂t
Sehingga dengan hukum Arus Kirchhoff (Kirchoff’s Current law/KCL) didapat
∂v ∂i
i = G '⋅dz ⋅ v + C '⋅dz ⋅ + i + dz
∂t ∂z
menjadi
∂i ⎛ ∂v ⎞
= −⎜ G '⋅v + C '⋅ ⎟
∂z ⎝ ∂t ⎠