You are on page 1of 128

Oleh: Kesuma Larasati (406100116)

Pembimbing: dr. H. Arman Muchtar, Sp. B (K) Onk

Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara


RS Sentra Medika – Depok
2011
Identitas
• NamaPasien : Ny. S
• Umur : 36 tahun
• Alamat : Jl. Curug RT 02/001, Cimanggis
• Jenis kelamin : Perempuan
• Agama : Islam
• Suku bangsa : Jawa
• Berat badan : 43 kg
• Pekerjaan : Karyawan swasta
• Tanggal masuk RS Sentra Medika : 25 April 2011
Anamnesa
Keluhan utama :
benjolan pada payudara
kiri
Anamnesa
• Pasien datang dengan keluhan adanya benjolan keras
pada payudara kirinya sebesar kelereng sejak 1 tahun
yang lalu, benjolan dirasakan semakin membesar, nyeri
hilang timbul, terutama setelah melakukan aktifitas tetapi
tidak nyeri saat ditekan. Sejak 2 bulan yang lalu pada
benjolan muncul luka dan keluar cairan berwarna kuning
bening di payudaranya, demam tidak ada. Pasien juga
mengeluh batuk-batuk, sesak, dan berat badannya terus
menurun dlm 2 minggu terakhir. Mual muntah tidak ada,
nyeri pada tulang tidak ada.
• Pasien saat ini sedang tidak menyusui.
• Siklus haid pasien teratur,1 kali setiap bulan, dengan haid
pertama saat usia 12 tahun.
Anamnesa
• Pasien memiliki 1 orang anak. Pasien hamil dan
melahirkan anaknya saat usia 33 tahun.
• Pasien menggunakan suntik KB sejak melahirkan
anak pertama, namun sudah 1 tahun terakhir
pasien berhenti menggunakan KB.
• Pasien sering makan makanan yang
mengandung lemak seperti bakso, mie ayam,
jeroan dan sebagainya.
• Pasien belum pernah berobat sebelumnya.
• Pasien belum pernah mengalami sakit seperti ini
• Ibu pasien pernah menderita kanker payudara
namun kini sudah sembuh.
• Tidak ada riwayat operasi ginekologi
Riwayat Penyakit
Terdahulu
Darah tinggi
Kencing manis
Sakit jantung
Sakit paru-paru
Disangkal
Asma
Riwayat operasi payudara
Riwayat operasi ginekologi
Riwayat Penyakit
Keluarga
-Ibu os pernah menderita kanker payudara
-Darah tinggi
-Kencing manis Disangkal
-Sakit jantung
-Sakit paru-paru
-Asma
Pemeriksaan
Fisik
Status generalis
• Keadaan umum :tampak sakit sedang
• Kesadaran :compos mentis
• Tanda vital
- tekanan darah :120/80 mmHg
- nadi :84 x/menit
- suhu :36,2C
- pernafasan :31x/menit
Pemeriksaan
Fisik
● Kepala
● Mata
: t.a.k
: pupil bulat, isokor, Ø 3 mm, refleks cahaya +/+,
conjunctiva anemis +/+, sklera ikterik -/-
● THT : t.a.k
● Leher : bentuk normal, tiroid tidak teraba, pembesaran
KGB multiple di Regio supraclavicula sinistra dan
Regio axillaris sinistra berukuran ± 0,5 x 0,5 cm
konsistensi kenyal, mobile, nyeri tekan (-)
● Mulut : t.a.k
● Kulit : t.a.k
Pemeriksaan
Fisik
THORAX
Jantung
• Inspeksi : Tidak tampak pulsasi iktus cordis
• Palpasi : Teraba pulsasi iktus cordis pada
ICS V MCL sinistra
• Perkusi : Redup
Batas Atas : ICS II parasternal line sinistra
Batas Kanan: ICS V midsternal line dekstra
Batas Kiri : ICS V MCL sinistra
• Auskultasi : Bunyi jantung I dan II reguler,
murmur (-), gallop (-)
Pemeriksaan
Fisik
Paru - Paru
•Inspeksi :Tampak simetris dalam diam dan
pergerakan nafas
•Palpasi :Stem fremitus kanan dan kiri
sama kuat
•Perkusi :Redup di kedua lapang paru
•Auskultasi :Suara nafas vesikuler, ronchi -/-,
wheezing -/-
Pemeriksaan
Fisik
Abdomen
• Inspeksi :Tampak datar, tidak tampak
gambaran usus dan vena
• Palpasi :Supel, nyeri tekan (-), hepar
dan lien tidak teraba.
• Perkusi :Timpani
• Auskultasi :Bising usus (+), normal
Pemeriksaan
Fisik
Status Lokalis
•Regio mammae sinistra, kuadran superiolateral
Inspeksi : payudara dekstra dan sinistra
tidak tampak simetris, ulkus (+)
uk. 3x0,5x0,5 cm berisi sekret cair
berwarna kuning bening dan krusta di
sekitarnya, peau d’orange (+),
dimpling (+), retraksi puting (+),
discharge (+) , hiperemis (-), tanda-
tanda radang (-).
 
Pemeriksaan
Palpasi Fisik
: teraba benjolan sebesar 5x4 cm
pada kuadran superolateral
mammae sinistra, konsistensi
keras (+), bernodul-nodul (+),
batas tidak tegas (+),
terfiksir (+), nyeri tekan (-).
Pemeriksaan
Fisik
• Regio supraclavicula sinistra
• Regio axillaris sinistra

teraba pembesaran kelenjar getah bening multiple


berukuran ± 0,5 x 0,5 cm, konsistensi kenyal,
mobile, nyeri tekan (-)
Pemeriksaan
Penunjang
Hematologi (tanggal 25/04/2011)
• Hb : 11 g/dl
• Trombosit : 286.000/l
• Leukosit : 10.050/l
• Ht : 35 vol %
N
• Masa perdarahan : 3 menit
• Masa pembekuan : 12 menit
• Ureum : 26,7 mg/dL
• Creatinin : 0,83 mg/dL
• LED : 40 mm/1jam (N = <20)
• SGOT : 73,2 U/I (N = <34)
• SGPT : 47,1 U/I N
Pemeriksaan
Penunjang
Foto thorax (25/04/2011)
• Cor normal
• Pulmo
- Tampak infiltrat pada paracardial kanan
dan kiri
- Hilus normal
- Penebalan pleura kanan dan kiri
• Sinus costoprenicus dan diafragma kanan kiri tumpul
• Tulang normal

KESAN:
PLEUROPNEUMONIA BILATERAL
Pemeriksaan
Penunjang
Patologi Anatomi (27/04/11)
Makroskopik : Diterima satu botol jaringan padat ukuran ± 1
x ½ x ½ cm – 2 kup ( 2 blok) dari hasil insisional biopsi
Mikroskopik : Sediaan terdiri atas sekeping jaringan masa
tumor epitelial yang tumbuh infiltratif. Sel pleiomorfik
dengan inti hiperkromatik dan kadang vesikuler. Mitosis
ditemukan. Tampak reaksi desmoplastik serta emboli
limfatik tumor.

Kesimpulan : Sesuai dengan karsinoma mammae duktal


invasif varian skirus. Diferensiasi buruk. Derajat
keganasan seluler menengah-tinggi. Tampak emboli
limfatik.
Anjuran Pemeriksaan
Tambahan
• Mammografi + USG payudara
• USG abdomen
• Bone scan
Diagnosa Kerja:
Carcinoma mammae sinistra
stadium IV, T4N1M1
Rencana
Penatalaksanaan
•Kemoterapi + Radioterapi
•Thoracosentesis
CARCINOMA MAMMAE

Pertumbuhan sel-sel baru :


-Abnormal
-Progresif
-Kemampuan metastasis
- dari sel parenkim,
stroma, areola, atau papila
dari payudara
Kanker payudara :
Proses keganasan pada kelenjar payudara,
payudara infiltratif,
destruktif dan dapat bermetastase.
bermetastase
• 20% keganasan di dunia
• USA : 1 dari 8 ♀
• Di Indonesia kanker payudara menduduki peringkat pertama
yang paling banyak menyerang wanita Indonesia.
• Deteksi dini penting, semakin cepat kanker ditemukan, hasil
terapinya akan lebih baik dan penyebarannya dapat dicegah.
ANATOMI
•Keterangan:
A= Ductus
B= Lobulis
C= Ampula
D= Nipple
E= Jaringan lemak
F= M. pektoralis mayor
G= Dinding dada ( tlg iga )

•Pembesaran:
A= Sel duktus normal
B= Membran basalis
C= Lumen duktus
Struktur Payudara
 Parenkim epitel  15-20 lobus yang mempunyai saluran (duktus
laktiferus) yang bermuara ke puting susu
 Lemak, pembuluh darah, saraf, dan saluran getah bening
 Otot
 Fascia  payudara dibungkus oleh fascia pectoralis superficial, di
mana bagian anterior dan poterior dihubungkan oleh lig. Cooper

26
VA S K U LA R I S A S I
 Arteri
 Cabang perforantes arteri
mammaria interna I, II, III,
dan IV glandula mammae
bagian medial
 Rami pectoralis a.
thoracoacromialis 
glandula mammae bagian
profunda
 A. thoracalis lateralis 
memperdarahi bagian
lateral glandula mammae.
  A. thoracalis dorsalis 
tidak memperdarahi
glandula mammae, tapi
sering terpotong pada
mastektomi radikal 
pendarahan berat = the
bloody angle.
27
VA S K U LA R I S A S I
 Vena
Cabang-cabang perforantes v. mammaria interna

Cabang-cabang vena axilaris yang terdiri dari:


- Vena torakalis lateralis
- Vena torakoakromialis
- Vena torakodorsalis
Vena-vena kecil yang bermuara pada v. interkostalis.
Cabang-cabang kecil yang bermuara pada v. vertebralis
A. thoracalis dorsalis  tidak memperdarahi glandula
mammae, tapi sering terpotong pada mastektomi radikal
 pendarahan berat = the bloody angle
PEMBULUH LIMFE PAYUDARA
 Cabang pleksus servikalis dan nervus intercostalis
 Serabut :
 Simpatis  untuk kelenjar payudara
 Sensorik  saraf intercostobrachialis dan cutaneus
brachius medialis
 Penting pada operasi:
 Serabut sensorik di daerah aksila  bila terpotong,
mammae mati rasa
 Nervus thoracodorsalis untuk m. serratus anterior 
bila terpotong, otot lumpuh

31
PEMBULUH LIMFE PAYUDARA
Dibedakan menjadi :
 Kelenjar getah bening (KGB) regional
 KGB non-regional

 Kelenjar getah bening regional:


 Aksilar (ipsilateral) KGB interpektoral (Rotter’s)
dan KGB sepanjang vena aksilaris dan cabang-
cabangnya dibagi ke dalam beberapa level:
 Level I (low axilla), terdiri dari :
 KGB mammaria externa
 KGB subscapularis
 KGB sekitar vena axillaris
 Level II (Mid axilla)
 Di antara lipat axilla anterior dan posterior
 Kelenjar limfe aksila terbesar dan jumlah terbanyak
 Level III (apical axilla), terdiri dari:
 KGB Subclavicularis (kelompok apikal)
 KGB interpektoral (Rotter’s nodes)
 KGB prepektoral.
 Mammaria interna (ipsilateral)
 Supraklavikular

32
PEMBULUH LIMFE PAYUDARA

 KGB non-regional
 KGB servikal
 KGB mamari interna kontralateral

Dalam sistem TNM, metastasis ke:


Aliran Limfe Payudara
 KGB regional  diperhitungkan
sebagai pembesaran nodus (N)
 KGB non regional  diperhitungkan
sebagai metastasis (M)

Penting dalam klinik :


 Pembesaran KGB  bukan berarti pasti
metastase
 Tidak ada pembesaran KGB  bukan
berarti tidak ada metastase.

Metastase ke KGB aksila:


 Menerima ¾ total aliran KGB
 Tempat metastasis utama  Faktor
prognostik terpenting  
33
Fisiologi Payudara

 Perubahan fisiologik pada payudara:


 Terkait usia:
 Pubertas
 Masa fertilitas
 Klimakterium (masa sebelum menopause)
 Menopause
 Terkait siklus menstruasi:
 Hari ke-8 menstruasi  payudara lebih besar
 Beberapa hari sebelum menstruasi  pembesaran
maksimal
 Setelah menstruasi  payudara mengecil 34
Fisiologi Payudara
 Perubahan
fisiologik pada
payudara:
 Terkait hamil dan
menyusui
 Hamil  payudara
membesar karena
proliferasi epitel
duktus lobal dan
duktus alveolus
 Menyusui  karena
pengaruh hormon
prolaktin, terjadi:
 Produksi air susu oleh
sel-sel alveolus
 Pengeluaran air susu
melalui duktus ke
puting susu
35
INSIDEN DAN EPIDEMIOLOGI

• wanita Indonesia usia 40-50 th Med sup


Med sup

• negara Barat yaitu antara 50-


70th
• ♂ hanya 1% dr kejadian ♀ Kuadran lat sup
Kuadran lat sup
• Lokalisasi --> 50% pd kuadran
subareola
subareola
lateral superior, kmd kuadran
Kuadran inferior
medial superior, kuadran Kuadran inferior

inferior dan subareola serta


puting susu
Epidemiologi
 Penyakit keganasan terbanyak di Amerika dan Eropa
 Kanker terbanyak diderita wanita
 Keganasan nomor dua pada wanita di Indonesia
(setelah kanker rahim)
 Sering ditemukan pada kondisi lanjut  ± 15%
terdiagnosa pada stadium I-II
 Terutama pada wanita usia 35-49 tahun (Indonesia)
 Kecenderungan  usia semakin muda karena:
 Perubahan gaya hidup
 Konsumsi makanan lemak tinggi

37
Epidemiologi
 Insiden  Asia (20 kasus /100.000 penduduk) < Eropa
(100 kasus / 100.000 penduduk)
 Metastase Kelenjar Getah Bening (KGB):
 3% pada tumor ≤0,5 cm
 7% pada tumor yang terdeteksi dengan mammografi
(tak teraba)
 24% pada tumor yang teraba
 Kanker terbanyak pada wanita hamil dan menyusui (1
kasus/3.000 kehamilan)
 Tipe terbanyak  karsinoma duktus invasif (65-80%)
 Etiologi  belum diketahui pasti

38
Faktor Resiko
 Yang tidak dapat dicegah/dihindari:
♦Usia  > 40 th
♦Riwayat kanker payudara dalam keluarga
♦Riwayat kanker payudara
♦Ras (♀ kulit putih > Afrika-Amerika)
♦Periode menstruasi (♀ dengan menarche
lebih awal [<12 th] atau menopause lebih
lambat [> 55 th], memiliki risiko yang >
tinggi)
Faktor Resiko
 Yang dapat dicegah/dihindari:
Kontrasepsi oral
Terapi hormonal (postmenopause [kombinasi
estrogen dan progesteron jangka panjang])
Tidak menyusui
Konsumsi alkohol
Kegemukan dan diet tinggi lemak
Aktivitas fisik rendah
Faktor Resiko
 ♀ yang tidak menikah atau yang
menikah tetapi tidak pernah
melahirkan anak.
 ♀ yang melahirkan anak pertama
setelah berusia 35 tahun.
 Mengalami radiasi sebelumnya pada
payudara.
DIAGNOSIS
Anamnesis
Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan penunjang

DIAGNOSIS
PASTI
Anamnesis
Mengenai faktor resiko : Mengenai keluhan pd payudara:
•Umur pasien •Nipple discharge --> serous, air, milk
•Riwayat reproduksinya like
•Umur menarche •Darah --> neoplasma
•Iregularitas menstruasi •Jernih/serous --> lesi jinak
•Umur saat menopause •Massa/benjolan payudara
•Riwayat operasi, hasil biopsi & •Sudah berapa lama
patologinya •Sudah diobati/belum
•Riwayat oovorektomi •Berubah mengikuti siklus mens/tidak
•Riwayat konsumsi hormon
replacement therapy/kontrasepsi
oral
•Riwayat kanker payudara & ovarium
pd keluarga
Gejala
 Gejala awal  tanpa keluhan, bila ada berupa:
 Bentuk tidak teratur
 Batas tidak tegas
 Permukaan tidak rata
 Konsistensi padat keras
 Gejala lanjut  kelainan pada kulit, berupa:
 Infiltrasi
 Retraksi puting susu
 Peau’d orange (seperti kulit jeruk)
 Satellite nodule (benjolan di kulit)
 Ulserasi
 Harus diperhatikan dalam pengelolaan:
 Stadium dini  prognosis lebih baik
 Staging + histopatologis  menentukan keputusan terapi dan
tindakan
44
Gejala

•Puting susu tertarik


kedalam &
kemerahan

•Dimpling, discharge,
ulkus, peau d’orange
Pemeriksaan Fisik
 Waktu : hari
ketujuh sampai
hari kesepuluh dari
hari pertama haid.
 Kondisi: pasien
dengan badan
bagian atas
terbuka
 Posisi:
 Duduk atau berdiri
 Berbaring
46
Posisi Pemeriksaan Fisik

47
PF Posisi Duduk /
• Teknik :
Berdiri
– Posisi tangan pasien relax di samping tubuh
– Posisi kedua lengan diangkat ke atas bersama-sama.
– Pemeriksa berdiri di depan dalam posisi sama tinggi

• Manuver kontraksi muskulus pektoralis


– Pasien duduk dengan kedua lengan menekan pinggang
• Mammae dengan karsinoma tampak lebih
menonjol
• Kulit yang melekuk (dimpling) atau terfiksasir akan
terlihat lebih jelas.

48
PF Posisi Duduk /
 Yang dinilai:
Berdiri
 Kesimetrisan payudara kanan dan kiri
 Letak dan bentuk payudara
 Ukuran payudara, tinggi dan besar kontur mammae,
terutama lipatan bawah
 Perubahan kulit: kemerahan, udem, peau’d orange, skin
dimpling, ulserasi
 Perubahan puting: tertarik/retraksi, edema, erosi, krusta
 Ada atau tidaknya benjolan
 Ada atau tidaknya gambaran neovaskularisasi
 Ada atau tidaknya tanda-tanda radang
 Apakah ada tumor di bawah kulit yang ikut bergerak atau
adakah bagian yang tertinggal pada saat kedua lengan
diangkat ke atas
49
PF Posisi Berbaring
• Posisi berbaring, dengan kondisi:
– Payudara jatuh tersebar rata di atas dada
– Kulit payudara tidak terlipat
– Tepi jaringan payudara sama tebal/tipis
– Payudara besar  bahu/punggung diganjal dengan
bantal kecil
– Pemeriksa berdiri di samping penderita, di sebelah
payudara yang diperiksa.

50
PF Posisi Berbaring
 Metode pemeriksaan:
 Palpasi dengan falang distal dan falang medial jari II, III, dan IV
 Teknik vertikall
 Mulai pada daerah dekat ketiak
 Gerakkan jari-jari ke arah bawah sedikit-sedikit sampai ke daerah
di bawah payudara
 Gerakkan jari-jari ke arah atas
 Teknik melingkar :
 Mulai dari tengah ke arah luar sampai seluruh
payudara diperiksa
 Daerah sekitar papil ditekan  lihat adakah
cairan keluar
51
PF Posisi Berbaring
 Menilai :
 Massa tumor: ukuran (diameter terbesar), tumor
berdasarkan kuadrannya, bentuk, konsistensi, batas
tegas/tidak, terfiksasi atau tidak ke kulit atau dinding dada.
 Puting susu: ada atau tidaknya cairan (discharge)
hemorrhagis, warna cairan.
 Perbedaan tumor jinak dan ganas pada palpasi:
 Tumor ganas: keras, tidak nyeri, ireguler, melekat pada
kulit atau dinding dada, skin dimpling, retraksi puting,
bloody discharge
 Tumor jinak: kenyal, sering nyeri, batas tegas, tidak
melekat pada kulit atau dinding dada (mobile), tidak
terdapat skin dimpling, tidak terdapat retraksi puting, tidak
terdapat bloody discharge.

52
PF Kelenjar Getah
Bening
 Kelompok KGB yang diperiksa:
 Aksila,
 Mammaria eksterna di anterior, di bawah tepi otot
pektoralis
 Subskapularis di posterior aksila
 Sentral di pusat aksila
 Apikal di ujung atas fascia aksilaris
 Supraklavikula
 Infraklavikula
 KGB leher utama
54
PF Kelenjar Getah
Bening
 Teknik pemeriksaan:
 Pasien posisi duduk  sehingga fossa aksila jatuh ke bawah 
mudah diperiksa
 Pemeriksaan aksila kanan
 Tangan kanan penderita diletakkan/jatuh lemas di tangan
kanan/bahu pemeriksa
 Aksila diperiksa dengan tangan kiri pemeriksa
 Demikian sebaliknya pada aksila kiri.
 Menilai Status KGB:
 Jumlah
 Lokasi
 Ukuran
 Konsistensi
 Terfiksasi satu dengan yang lain atau sekitar.

55
Klasifikasi Histopatologi
 Karsinoma yang tidak spesifik
 Ductal
 Intraductal (insitu)
 Invasif intraductal
 Invasif yang tidak spesifik
 Komedo
 Inflamatory
 Medullary dengan infiltrat limfosit
 Mucinous (koloid)
 Papillary
 Scirrous
 Tubular
 Lain-lain
56
Klasifikasi Histopatologi
 Lobular
 In situ
 Invasif in situ
 Invasif
 Nipple
 Paget’s disease, yang tidak spesifik
 Paget’s disease, dengan karsinoma
intraductal
 Paget’s disease, dengan karsinoma invasif
intraductal
 Lain-lain: karsinoma undifferentiated
57
Stadium
Stadium I : Ukuran tumor tidak
lebih dari 2 cm dan tidak
terdapat penyebaran ke organ
lain maupun di kelenjar getah
bening supraclavicula.

Stadium II : Ukuran tumor antara 2-5


cm dan tidak terdapat penyebaran di
organ lain maupun di kelenjar getah
bening supraclavicula.
Stadium III :
Ukuran tumor lebih dari 5 cm dan
tidak terdapat penyebaran di organ
lain maupun getah bening
supraclavicula.

Stadium IV :
Ukuran tumor seberapapun
bilamana sudah ada penyebaran
di organ tubuh lain atau di
kelenjar getah bening
supraclavicula abdomen
STAGING

• Tujuan : Strategi terapi yg plg cocok


• Prognosis : Membandingkan hasil terapi
• Yang dipakai :
Klasifikasi TNM dari International Union
Against Cancer yang dipakai oleh American
Joint Commission on Cancer Staging
Sistem TNM – Tumor Grade (T)
• Tx  Tumor primer tidak dapat diduga
• T0  Tumor primer tidak dijumpai
• Tis  Karsinoma insitu
• T1  Tumor ≤2 cm
– T1mic  Mikroinvasi atau invasi ≤ 0,1 cm
– T1a  invasi >0,1 cm, tapi ≤0,5 cm
– T1b  invasi >0,5 cm, tapi ≤1 cm
– T1c  invasi >1 cm, tapi ≤2 cm
Sistem TNM – Tumor Grade (T)
 T2  Tumor >2cm, tapi ≤ 5 cm
 T3  Tumor >5 cm
 T4  Berapapun ukuran tumor dengan
ekstensi langsung ke dinding dada dan
kulit
 T4a  Ekstensi ke dinding dada tidak
termasuk otot pektoralis
 T4b  Edema (termasuk peau’d orange)
atau ulserasi kulit payudara, atau satelit
nodul pada kulit
 T4c  Gabung T4a dan T4b
 T4d  Karsinoma inflamasi
Sistem TNM – Tumor Grade (N)

 N0  Tidak ada metastase KGB regional


 N1  Dijumpai metastase KGB aksila
ipsilateral, mobile
 N2  Teraba KGB ipsilateral, terfiksasi,
atau secara klinis tampak KGB mamari
interna ipsilateral dengan tidak adanya
metastase KGB aksila
 N2a  Teraba KGB aksila yang terfiksasi satu
dengan lainnya atau ke struktur sekitarnya
 N2b  Secara klinis metastase hanya
dijumpai pada KGB mamari interna ipsilateral
dan tidak dijumpai metastase KGB aksila
secara klinis
Sistem TNM – Tumor Grade (N)
 N3  Metastase pada KGB infraklavikular
ipsilateral dengan atau tanpa keterlibatan KGB
aksila atau dalam klinis tampak KGB mamari
interna ipsilateral dan secara klinis terbukti
adanya metasatase aksila atau adanya
metastase KGB supraklavikular ipsilateral
dengan atau tanpa keterlibatan KGB aksila
atau mamari interna.
 N3a  Metastase KGB infraklavikular ipsilateral
 N3b Metastase pada KGB mamari interna
ipsilateral dan KGB aksila
 N3c Metastase pada KGB supraklavikular
ipsilateral
Sistem TNM – Tumor Grade (M)

• Mx  Metastase jauh tidak dapat


dibuktikan
• M0  Tidak dijumpai metastase
jauh
• M1  Dijumpai metastase jauh
Stage TNM
0 Tis N0 M0
I T1 N0 M0

AMERICAN IIA T0 N1 M0
T1 N1 M0

JOINT IIB
T2 N0 M0
T2 N1 M0

COMMITTEE
T3 N0 M0
IIIA T0 N2 M0
T1 N2 M0

ON CANCER T2 N2 M0
T3 N1 M0

STAGE IIIB
T3 N2 M0
T4 N0 M0

GROUPING T4 N1 M0
T4 N2 M0
IIIC Any T, N3, M0
IV Any T, Any N, M1
PEMERIKSAAN PENUNJANG
• Mammografi
• Ultrasonografi
• MRI
• Fine Needle Aspiration
Biopsy
• Termografi
• Scintigrafi
• Duktografi
MAMMOGRAFI
Indikasi :
Screening
• Usia >35 tahun
• Risiko tinggi kanker payudara
•Cancer phobia
Diagnostik
• Benjolan/rasa tidak enak pd payudara
• Pembesaran KGB aksila
• Metastasis tanpa diketahui tumor primer

Follow up post op  kemungkinan


kambuh payudara kontralateral
Pemeriksaan Penunjang –
Mammografi
• Foto rontgen jaringan lunak
• Rutin untuk :
– Wanita usia 35-40 tahun  1-2 tahun sekali
– Wanita usia >40 tahun  rutin 1 tahun sekali
• Kurang efektif pada:
– Wanita dengan implan payudara
– Wanita hamil dan menyusui
– Wanita muda 
karena payudra masih padat
70
Pemeriksaan Penunjang –
Mammografi
 Indikasi pemeriksaan mammografi:
 Benjolan pada payudara
 Rasa tidak enak pada payudara
 Resiko tinggi kanker payudara
 Pembesaran kelenjar aksiler
yang meragukan
 Penyakit paget
 Kanker metastasis
(tumor primer
tidak diketahui)

71
Pemeriksaan Penunjang –
Mammografi
 Cara:
 Payudara ditekan di antara 2 plat selama beberapa
detik  untuk meratakan dan melebarkan jaringan
payudarahal ini harus tetap dilakukan
 Dilakukan pada 2 posisi (horizontal dan vertikal)

72
Pemeriksaan Penunjang – Mammografi
 Tumor ganas
 Tanda-tanda primer:
 Kepadatan rontgenologik dari tumor  karena
fibrosis reaktif, endapan mineral, vaskularisasi
meningkat, kadang perdarahan (endapan
hemosiderin) Batas-batas tumor tidak teratur, kurang
jelas, dan kabur
 Perbedaan besar tumor pada pemeriksaan klinik dan
rotgenologik  karena pertumbuhan infiltrasi, reaksi
jaringan tidak menunjukkan kelainan radiologik,
sekalipun bisa teraba  bila ukuran tumor pada
palpasi jauh lebih besar dari gambaran radiologik,
berarti tumor semakin ganas
73
 Perkapuran pada payudara (mikrokalsifikasi)
Pemeriksaan Penunjang –
Mammografi
 Tumor ganas
 Tanda-tanda sekunder:
 Retraksi kulit
 Penebalan kulit
 Perubahan posisi papilla/areola (retraksi papila)
 Kepadatan jaringan subareolar seperti jembatan
(bridge of tumor tissue)
 Keadaan daerah tumor dan jaringan fibroglanduler
tidak teratur lagi
 Infiltrasi dalam jaringan lemak di belakang
payudara
 Metastasis di kelenjar limfe aksiler (tidak khas,
hanya pada infiltrasi yang sudah luas) 74
Pemeriksaan Penunjang –
Mammografi
• Tumor jinak
– Lesi dengan densitas meningkat, batas
tegas, licin dan teratur.
– Ada halo (gambaran hitam melingkari
tumor) karena pendesakan jaringan
sekitar tumor terutama jaringan lemak
– Kadang-kadang tampak perkapuran
kasar

75
Gambaran Ganas
Tanda Primer Tanda Sekunder
- Kepadatan - Retraksi kulit
- Penebalan kulit
rontgenologik tumor, - Perubahan papila/areola
Bayangan kontras - Bridge of tumor tissue
• Daerah tumor & jaringan
meningkat, jelas dan
• Fibroglanduler tdk teratur
terang - Infiltrasi jar lemak
- Batas tumor - Metastasis kel. Limfe aksiler
– Comet sign

- Perkapuran
A stellate mass in the breast. The Clustered microcalcifications. Fine,
combination of a density with spiculated pleomorphic, and linear calcifications that
borders and distortion of surrounding cluster together suggest the diagnosis of
breast architecture suggests a malignancy ductal carcinoma in situ (DCIS)
USG

Indikasi

►Payudara padat pd
mammografi
►♀ hamil, menyusui, remaja
►Infeksi payudara
►♀ dg implant silikon
►Penuntun biopsi / aspirasi
Pemeriksaan Penunjang - Termografi

• Ditemukan oleh
Lawson (1956)
• Prinsip:
– Suhu kanker payudara
lebih tinggi dari
jaringan sekitarnya
– Darah vena dari lesi
kanker lebih panas dari
darah arteri yang
mendarahi lesi 79
Pemeriksaan Penunjang - Termografi
 Gambaran keganasan pada
Termografi:
 Bintik yang mengeluarkan panas yang lebih
tinggi dari 1,50 (hot spot)
 Pendarahan yang meningkat setempat disertai
lebih banyak pembuluh atau darah yang
melebar
 Peninggian suhu secara umum
 Areola mammae bertambah panas

Keganasan
80
Pemeriksaan Penunjang – MRI
 Untuk :
 Wanita usia muda  payudara padat
 Terbukti ada mutasi genetik
 Prinsip:
 Menggunakan medium kontras
 Gambaran dari gelombang magnet dan
radio
 Sering dilakukan bersama mammografi
 Kekurangan:
 Lama
 Mahal
 Pemeriksaan terbaik untuk menilai
ruptur pada implan payudara

81
Pemeriksaan Penunjang – MRI

 Scintimammografi
 Cara: Zat radioaktif Tc 99 disuntikkan ke vena  zat
radioaktif melekat pada sel kanker  dilihat dengan
kamera khusus
 Sensitivitas baik
 Bisa untuk mendeteksi lesi multipel dan keterlibatan
KGB regional
 Masih baru dan belum bisa dijadikan standar
 Xerografi
 Merupakan foto-electric imaging system
 Ketepatan diagnostik cukup tinggi (95,3%). 82
Pemeriksaan Penunjang Lain

 Duktogram/galaktogram
 Cara: Bahan kontras disuntikkan pada papilla mammae
 pemeriksaan X-ray  tampak massa/tida
 Untuk kasus sekret puting susu (terutama bila sekret
berupa darah)
 Full-field Digital Mammograms (FFDM)
 Mirip mammografi
 Beda dengan mammografi:
Hasil pemeriksaan disimpan dalam computer
Bisa dilakukan penyesuaian terhadap hasil  lebih jelas
83
Tanda Tumor Ganas pd USG
Batas tdk tegas & tdk teratur
Bentuk bervariasi : bulat, lobul, spikulasi
AP : Trans besar
Neovaskularisasi + distorsi arsitek parenkim
Perbedaan besar tumor sec klinis dan USG
Diagnosis Pasti
 Diagnosa pasti 
histopatologis
 Melalui:
 Insisional biopsi
 Eksisional biopsi
 Biopsi aspirasi jarum
halus (Fine needle
aspiration biopsy)
 Needle core biopsy Fine Needle
Aspiration Biopsy
dengan jarum
Silverman 85
Diagnosis Pasti
 Insisional biopsi
 Mengangkat sedikit jaringan tumor
 Untuk tumor-tumor ganas/inoperabel atau lebih besar
dari 5 cm.
 Eksisional biopsi
 Mengangkat tumor dengan jaringan sehat di
sekitarnya dengan jarak 0,5 cm
 Bila tumor < 5 cm dan diperkirakan operabel/stadium
dini
 Dilanjutkan pemeriksaan potongan beku (frozen
section) atau pemeriksaan PA
86
Fine Needle Aspiration
Biopsy
Jika ditemukan :
- Massa solid tidak
memproduksi cairan
- Cairan kental/banyak KARSINOMA
warna seperti darah
- Tdpt cairan, tp stlh
aspirasi massa tidak
mengecil
Fine Needle Aspiration
Biopsy
• Massa solid SUSPEK
• Gambaran klinis
KARSINOMA

KEGANASAN SITOLOGI
+
TERAPI KANKER
TATALAKSANA
• Operatif
• Radioterapi
• Kemoterapi
• Hormonal terapi
• Imunoterapi
• Evaluasi Respon
Terapi
• Rehabilitasi dan
Konstruksi
Pembedahan / operasi kanker
payudara
• bedah kuratif
Bedah kuratif yang mungkin dilakukan adalah
mastektomi radikal, dilakukan jika tumor
terbatas pada payudara dan tidak ada infiltrasi
ke dinding dada dan kulit mammae, atau
infiltrasi dari kelenjar limfe ke struktur
sekitarnya.
• Bedah radikal (Halsted )  angkat payudara dengan
sebagian besar kulitnya, m. pektoralis mayor, m.
pektoralis minor dan semua kelenjar aksila sekaligus.
• Bedah radikal yang dimodifikasi (Patey) , m.
pektoralis mayor dan m. pektoralis minor
dipertahankan jika tumor mammae jelas bebas dari
otot tersebut.
• Bedah konservatif (BCT) merupakan eksisi tumor
luas + diseksi aksila dan radiasi kuratif (uk tumor <
3cm)
Penatalaksanaan
 Berdasarkan berdasarkan stadium
kanker payudara
 Batas stadium yang operabel  stadium
IIIA.
 Stadium IIIB dan IV  tidak bisa
dilakukan mastektomi, hanya terapi
paliatif

92
Penatalaksanaan berdasarkan
Stadium
 Stadium I
 Terapi utama: mastektomi radikal atau mastektomi radikal
modifikasi
 Terapi ajuvan:
 Tumor terletak di kuadran medial atau sentral
 Operasi hanya eksisi tumor/mastektomi parsial
 Lapangan operasi terkontaminasi sel kanker
 Hasil PA kelenjar getah bening aksila mengandung metastase (N+)
 Stadium II
 Terapi utama: mastektomi radikal atau mastektomi radikal
modifikasi
 Terapi ajuvan:
 Radioterapi pasca bedah dengan dosis 4.000-6.000 rad
 Kemoterapi dengan Cyclosphospamide, Metrotexate, dan Fluorourasil
(CMF) atau Cyclophospamide, Adriamycin, dan Fluorouracyl (CAF)
selama 6 seri setiap 4 minggu.

93
Penatalaksanaan berdasarkan
Stadium
 Stadium III
 Stadium III operabel
 Terapi utama: mastektomi simpel dengan toilet aksila atau mastektomi
radikal modifikasi
 Terapi ajuvan:
 Radioterapi pasca bedah dengan dosis 4.000-6.000 rad
 Kemoterapi dengan CMF atau CAF selama 6 seri setiap 4 minggu
 Stadium III inoperabel
 Terapi utama: radioterapi dengan dosis 4.000-6.000 rad, dilakukan
evaluasi ulang, bila jadi :
 Operabel  mastektomi simpel + toilet aksila
 Inoperabel  terapi seperti stadium IV
 Terapi ajuvan: kemoterapi
 Stadium IV
 Tidak lagi dimastektomi. Pengobatan di sini tujuannya paliatif, bukan lagi
kuratif (menyembuhkan). Terapi utama stadium IV adalah terapi sistemik.

94
Terapi Paliatif
 Tujuan:
 Mempertahankan kualitas hidup
 Menunda kematian
 Menghilangkan rasa nyeri dan keluhan lain yang
menganggu
 Berusaha agar penderita tetap aktif sampai akhir
hayatnya
 Membantu dukacita keluarga
 Untuk :
 Kanker payudara inoperabel
 Kanker operabel/kurabel yang residif
 

95
Terapi Operatif
 Breast Conserving Therapy (BCT)
 Mastektomi Simple (Mc Whirter)
 Mastektomi radikal (Halsted & Meyer)
 Wangesten + Lewis
 Dahl-Iverson + Tobiassen tahun 1950
 Urban dan Ariel
 Mastektomi radikal yang dimodifikasi
(Modified Radical Mastectomy)
 Sentinel Limfe Node Biopsy (SLNB)
96
Terapi Operatif
• Breast Conserving Therapy (BCT)
• Subcutaneus mastektomi
• Mastektomi Simple (Mc Whirter)
• Mastektomi radikal
• Mastektomi radikal yang dimodifikasi
(Modified Radical Mastectomy)
• Sentinel Limfe Node Biopsy (SLNB)

97
Breast Conserving Therapy
(BCT)
 Syarat BCT:
 Tumor tidak lebih dari 2 cm
 N1B kurang dari 2 cm
 Belum ada metastasis jauh
 Tidak ada tumor primer lainnya
 Payudara kontralateral bebas tumor
 Payudara bersangkutan belum pernah mendapat
pengobatan sebelumnya (kecuali lumpektomi)
 Tidak dilakukan pada payudara ukuran kecil
 Tumor primer tidak terletak di belakang puting
susu

98
Breast Conserving Therapy
(BCT)
 Metode “Breast
Conserving
Surgery” (BCT)
 Mengangkat tumor
dengan jarak 1 cm
(lumpektomi)
 Diseksi KGB aksila
 Diikuti radiasi post
operasi
 Dulu disebut QUART
(quadranektomi +
axillary disection +
radioterapi)
99
Mastektomi Simple (Mc
Whirter)
• Prinsip:
– Mengangkat seluruh
jaringan payudara dalam
bentuk elips atau oval
dengan seluruh kulit dan
puting susu, dengan garis
tengah minimal 10-15 cm
– Tidak mengangkat kelenjar
getah bening regional
– Pengangkatan fasia
pektoralis
100
Subcutaneus Mastectomy
• Tanpa mengangkat puting dan areola
mammae
• Tanpa diseksi KGB aksila
• Semua tumor dan jaringan payudara
diangkat

101
Mastektomi Simple (Mc
Whirter)
 Mengangkat tumor dengan jarak
0,5 – 1 cm dari pinggir tumor
(+areola mammae)
 Mengangkat seluruh jaringan
payudara dengan batas:
 Atas: clavicula
 Medial : midsternal
 Bawah: costae 6
 Lateral: linea axillaris anterior
 Dasar: fascia pectoralis major
 Pasca bedah  harus
penyinaran (mulai 7-10 hari
setelah operasi)
102
Mastektomi Simple (Mc
Whirter)
• Prinsip:
– Stadium I  luka operasi ditutup secara primer
– Stadium II dan III  dilakukan tandur alih,
kecuali bila payudara sangat besar sekali
sehingga ditutup dengan flap kulit
– Pasca bedah  harus penyinaran (mulai 7-10
hari setelah operasi)

103
Mastektomi Simple (Mc
Whirter)
 Keuntungan mastektomi simpel:
 Morbiditas lebih sedikit daripada mastektomi radikal
 Waktu operasi pendek  penyebaran sel kanker selama
operasi sedikit
 Edema lengan pasca bedah lebih sedikit
 Deformitas berlebihan pada dinding toraks tidak terjadi
 Operasi dapat dilakukan tanpa darah
 “10 years survival rate overal” adalah 62%
 Kekurangan mastektomi simpel:
 Akibat radiasi  penyembuhan luka terhambat atau teleangiektasia
 Tidak bisa untuk sel kanker yang resisten radiasi
 Dosis sinar untuk orang gemuk berkurang
 Masa perawatan lama

104
Mastektomi Radikal
 Pada tumor yang sudah
diketahui bersifat ganas
 Mengangkat tumor dengan
jarak 0,5 – 1 cm dari pinggir
tumor (+areola mammae)
 Mengangkat seluruh
jaringan payudara dengan
batas:
 Atas: clavicula
 Medial : midsternal
 Bawah: costae 6
 Lateral: linea axillaris
anterior
 Dasar: fascia pectoralis
major
 Mengangkat KGB aksila
level 1 dan 2
105
Pengangkatan KGB
• Level 1  inferior
M. pectoralis
minor
• Level 2  bawah
M. pectoralis
minor
• Level 3 
superior M.
pectoralis minor
106
Mastektomi Radikal
 Keuntungan mastektomi radikal:
 Pengangkatan sel kanker dapat dilakukan secara total
 Diseksi KGB regional  diperiksa PA  dapat diketahui ada
metastasis atau tidak
 Dosis radiasi pasca bedah pada stadium II dapat dikurangi
 Masa perawatan seluruhnya lebih cepat
 “10 years survival rate” adalah 78%
 Kekurangan mastektomi radikal
 Deformitas dinding dada yang buruk
 Edema lengan pasca bedah
 Rekonstruksi plastik lebih sulit
 Tangan terasa menebal
 Wanita >65 tahun  mortalitas tinggi  tidak dianjurkan

107
Modified Radical Mastectomy

 Prinsip:
 M. pektoralis mayor
dan minor
dipertahankan
 KGB aksila tetap
didiseksi
 Ada 2 tipe :
 Patey  M. pectoralis
minor diangkat
 Madden  M.
pectoralis minor
dipertahankan 108
Modified Radical Mastectomy
• Kekurangan Metode Patey dan Madden
– KGB aksila yang berbatasan dengan KGB
thoracoacromialis tidak dapat dicapai
– Harus diikuti dengan penyinaran
• Tindak lanjut :
– Ada metastasis pada KGB yang didiseksi radiasi
regional dan kemoterapi ajuvan
– Kanker payudara kuadran sentral dan medial 
radiasi KGB regional regional

109
Sentinel Limfe Node Biopsy
(SLNB)
 Belum ada di Indonesia
 Prinsip:
 Bahan kontras untuk mengenai KGB metatastasis dimasukkan
 Pengangkatan KGB selektif pada KGB yang mengalami
pewarnaan (berarti ada metastasis)
 Bahan kontras / marker:
 blue dye (isosulfan)
 Isotop
 Cara:
 Sebelum operasi  disuntikkan radioaktif blue dye (isosulfan)
 Nodus yang mengalami pewarnaan  dilakukan pengangkatan
 Operasi mastektomi tetap dilakukan
 Hasil  angka kekambuhan menurun 
110
Kemoterapi
 Penting  20% dari karsinoma mammae Ø 1 cm
telah mengalami mikromestastasis
 Kemoterapi kombinasi yang sering digunakan:
 Siklosfosfamid (Cytoxan), metotreksat, dan 5-fluorouracil
(CMF)
 5-fluorouracil, doxorubicin (adriamycin), dan siklosfosfamid
(FAC)
 Kemoterapi baru:
 Anthracyclines
 Taxanes
 Gemzitabine
 Gapecitabine
 Vinorelbine.

111
Kemoterapi
• Diberikan sebagai :
– Kemoterapi ajuvan  pada pasien dengan
metastasis KGB regional pada pemeriksaan
histopatologi pasca mastektomi  untuk
menghambat mikrometastasis
– Kemoterapi paliatif  pada pasien yang telah
metastasis secara sistemik.
– Kemoterapi neoajuvan  diberikan sebelum
mastektomi

112
Kemoterapi Neoajuvan
 Disebut juga: kemoterapi induksi /
kemoterapi preoperatif / kemoterapi primer
 Cara pemberian :
 Kemoterapi sistemik sebelum terapi loco-regional
 Pada kanker stadium dini atau lokal
 Tujuan
 Pengecilan masa tumor di payudara dan KGB aksila 
supaya operasi lebih sederhana
 Menilai respon terapi kemoterapi untuk menentukan
prognosis

113
Kemoterapi Neoajuvan
 Keuntungan pemberian kemoterapi sebelum pembedahan:
 Eradikasi mikrometastasis sebelum ada manipulasi lokal.
 Vaskularisasi di sekitar tumor masih baik sehingga efek obat kemoterapi
maksimal
 Penilaian respon kemoterapi in vivo  efek bisa langsung dilihat pada
tumor yang masih ada
 Ukuran tumor dan jumlah KGB metastasis sudah berkurang sebelum
operasi  operasi lebih sederhana
 Kerugian kemoterapi neoajuvan:
 Terapi operatif tertunda  merugikan terutama pada kanker operabel tapi
tidak respon kemoterapi
 Massa tumor besar  beban kemoterapi berat
 Diduga berisiko pada operasi dan terapi radiasi lanjutan
 Regimen : NAC diberikan selama 4 siklus (3 minggu/siklus)
sebelum pembedahan

114
Radioterapi
 Radioterapi kuratif
 Tujuan: mempertahankan mammae
 Harus dikombinasikan dengan terapi lain 
terapi tunggal tidak efektif
 Radioterapi paliatif
 Pada tumor yang inoperabel, yaitu:
 Tumor >5 cm
 Perlekatan dinding dada
 Radioterapi standar  radiasi seluruh
payudara, kGB aksila dan supraklavikula
 Penyulit  limfedema 115
Kombinasi Kemoterapi dan
Radioterapi
 Tujuan :
 Meningkatkan respon pengobatan
 Menurunkan morbiditas
 Meningkatkan kemampuan mempertahankan
keutuhan organ
 Alasan :
 Angka kegagalan radiasi saja cukup tinggi 
terutama untuk tumor besar dan stadium lanjut
 Radiasi + kemoterapi  perbaikan survival +
penurunan alat kekambuhan
116
Kombinasi Kemoterapi dan
Radioterapi
 Prinsip kombinasi kemoterapi dan radiasi
 Radiasi  pengaruh langsung pada tumor dan
jaringan sekitar
 Kemoterapi  pengaruh pada siklus sel tumor dan
jaringan sekitar
 Radias + kemoterapi  efek sinergis
 Waktu pemberian :
 Berdasarkan prognostik dan karakteristik tumor
 Resiko metastasis rendah  mula-mula radiasi, diikuti
kemoterapi
 Resiko metastasis tinggi  mula-mula kemoterapi,
diikuti radiasi 117
Kombinasi Kemoterapi dan
Radioterapi
 Rekomendasi Danish Breast Cancer Cooperation
Group
 Kemoterapi (CEF) selama 7 siklus (3 minggu/siklus)
 Radiasi selama 6 bulan.
 Berdasarkan tujuan pengobatan:
 Neoajuvan  kemoterapi diikuti radiasi
 Konkomitan / rekuren / radiosensitizer  kemoterapi dan
radiasi diberikan bersamaan  terutama pada stadium
lanjut  toksisitas tinggi
 Ajuvan  radiasi setelah kemoterapi
 Cara pemberian optimal  belum ditetapkan pasti
 Prinsip yang berlaku  pasien resiko tinggi diberikan
kemoterapi sebelum radiasi
118
Terapi Hormonal
 Merupakan terapi aditif (tidak boleh diberikan
tunggal)
 Indikasi
 Wanita pascamenopause dengan ER (estrogen
receptor) dan PR (progesterone receptor) positif
 Pemeriksaan histopatologik  metastastis
kelenjar aksila
 Jenis terapi
 Obat  Tamoxifen (SERM = selective estrogen
receptor modulator)  inhibitor kompetitif
estrogen  Diberikan selama 5 tahun
 Operatif  o varektomi, adrenalektomi,
hipofisektomi
 Manfaat tamoksifen
 Mencegah kanker payudara kontralateral
 Menurunkan insiden infark miokard dan stroke
 Mengurangi osteoporosis

119
Evaluasi Respon Pengobatan
Kanker (rekomendasi WHO)
• Evaluasi respon obyektif
– Respon komplit (CR = complete response) 
Tidak ditemukan penyakit pada 2 pemeriksaan selama 4
minggu.
– Respon parsial (PR = partial response) 
Pengecilan volume >50%, tidak ada tumor baru
– Tak ada perubahan (NC = no change = stable
disease)  Pengecilan masa/volume tumor <50% atau
peningkatan masa tumor <25%.
– Penyakit progresif (PD = progressive disease)
 Peningkatan masa tumor >25% atau ada pertumbuhan
tumor baru. 120
Evaluasi Respon Pengobatan
Kanker (rekomendasi WHO)
 Evaluasi respon subyektif
 0  Baik  Dapat bekerja normal tanpa hambatan
 1  Cukup  Keterbatasan pekerjaan fisik berat, tetapi
dapat bekerja ringan tanpa hambatan (dapat tegak dan
jalan/ambulatory)
 2  Lemah  Tidak dapat bekerja, tetapi dapat melayani
dirinya sendiri. Dapat tegak lebih dari 50% dari waktu
sadar.
 3  Jelek  Terbatas dalam melayani diri sendiri. Lebih
dari 50% waktu sadarnya berada di kursi roda atau tempat
tidur.
 4  Jelek sekali  Tidak dapat bangun dan merawat
dirinya sendiri. Hanya dapat tiduran sendiri.

121
Evaluasi Respon Pengobatan
Kanker (rekomendasi WHO)
•  Evaluasi toksisitas atau efek samping
pengobatan
– Dibagi : akut, subakut, dan kronis
– Gradasi: ringan, sedang, berat atau 0-4
– Efek samping: mual, muntah, mielosupresi,
trombositopenia, alopesia

122
Rehabilitasi dan Rekonstruksi
Payudara
 Tujuan  kepercayaan diri pasien
 Paling banyak pada usia 30-55 tahun
 Waktu  minimum 6 bulan setelah mastektomi
 Komplikasi:
 Infeksi
 Perdarahan
 Kebocoran/mengecilnya implan
 Silikon migrasi
 Kontraktur pada kapsulnya
 Kalsium deposit
 Hilangnya sensasi puting susu
 Gangguan penilaian mamografi

123
Rehabilitasi dan Rekonstruksi
Payudara
 Tujuan  kepercayaan diri pasien
 Paling banyak pada usia 30-55 tahun
 Waktu  minimum 6 bulan setelah mastektomi
 Komplikasi:
 Infeksi
 Perdarahan
 Kebocoran/mengecilnya implan
 Silikon migrasi
 Kontraktur pada kapsulnya
 Kalsium deposit
 Hilangnya sensasi puting susu
 Gangguan penilaian mamografi

124
Tahap Rekonstruksi

125
Tahap Rekonstruksi

126
Prognosis
 Stadium I
 Five years survival rate : 95%
 Stadium II
 Fiye years survival rate : 80%
 Angka kekambuhan lokal: 6%
 Stadium III
 Five years survival rate: 40%
 Stadium IV
 Five years survival rate: 10%
 Prognosis buruk pada :
 Kanker yang muncul pada kehamilan
 Kanker dengan diferensiasi sitologis buruk
 Metastasis ke KGB dan pembuluh darah
 Indeks timidin tinggi  jumlah sel yang berkembang banyak
 Respon terapi buruk
127

You might also like