Professional Documents
Culture Documents
1.Pendahuluan
Sampai dengan bulan September tahun 2010 di Jawa tengah telah telah terjadi
lebih dari 379 kejadian bencana dengan berbagai jenis,skala bencana serta jumlah
kerugian baik harta maupun jiwa ( BPBD : 2011 ) .Ibarat fenomena gunung es maka
kejadian selama tahun tersebut belumlah menunjukan angka kejadian yang sebenarnya
karena dari 35 kabupaten dan kota yang ada di daerah Jawa tengah belum melaporkan
sepenuhnya kejadian yang terjadi di masing maisng daerah / kota,sehingga
memungkinkan jumlah kejadian yang sebenarnyaadalah lebih dari angka yang telah di
laporkan dari pemerintah kepada BPBD Provinsi Jawa Tengah.
Tentunya menjadi harapan umat manusia bahwa kelak bencana tidak akan terjadi
lagi,untuk itu diperlukan suatu upaya dari semua pihak agar bencana tersebut tidak
terjadi, seandainyapun terjadi maka diharapkan tidak akan timbul korban jiwa manusia
maupun kerugian yang besar terhadap harta benda dan kerusakan lingkungan
lingkungan .
Sesuai dengan amanat dalam pembukaan Undang - Undang Dasar Republik
Indonesia 1945 bahwa Negara melindingi segenap warganya. Walaupun penanggulangan
bencana sesuai dengan paradigmanya yang termaktub dalam berbagai ketentuan
kebencanaan adalah menjadi tanggung jawab bersama namun sesuai dengan arahan
Presiden RI tanggal 5 Nopember 2010 terhadap musibah bencana tersebut tetap menjadi
tanggung jawab pemerintah daerah sesuai dengan wilayahnya masing masing dan
pemerintah ditingkat provinsi mendukung sepenuhnya upaya pemerintah daerah dalam
mengatasi bencana yang terjadi di wilayahnya.
Sejak diberlakukannya Undang Undang Nomor 24 Tahun 2007 maka saat itu juga
dimulailah babakan baru dalam mengatasi masalah kebencanaan yang terjadi di
Indonesia.Kebijakan yang dituangkan dalam Undang undang tersebut membawa
perubahan yang sangat signifikan sekaligus juga merubah berbagai paradigma yang telah
berlaku sebelumnya yakni dari responsive menjadi preventip,Perubahan ini dimaknai
bahwa penanggulangan bencana yang dilakukan oleh Badan Nasional Penanggulangan
Bencana ( BNPB) pada tingkat pusat dan BPBD di tingkat daerah sesuai dengan tugas
pokok dan fungsinya ( Tupoksi ) akan bertugas secara penuh tidak hanya pada saat
terjadinya bencana tetapi juga bekerja pada waktu belum ( pra )ada bencana , pada saat
terjadi bencana dan setelah terjadi bencana.
Adapun kegiatan pembangunan sektor kebencanaan yang dilakukan pada saat pra
bencana disebutkan dalam pasal 35 UU No 24 tahun 2007 dan pasal 30 Perda provinsi
Jawa Tengah Nomor 11 Tahun 2009 meliputi:
a.Pengkajian secara cepat dan tepat terhadap lokasi ,kerusakan,dan sumber daya
b.Penetapan status keadaan darurat bencana,
c.Penyelamatan dan evakuasimasyarakat yang terkena bencana
d.Pemenuhan kebutuhan dasar
e.Perlindungan terhadap kelompok rentan
f.Pemulihan dengan segera sarana dan prasarana vital
Selain itu pada ketentuan lain yakni pasal 4 angka 2 PP nomor 22 tahun 2008
bahwa Dana penanggulangan bencana disebutkan berasal dari :
a.APBN
b.APBD dan atau
c.Masyarakat.
Adapun yang dimaksud dengan masyarakat seperti yang tercantum dalam pasal 4
angka 2 hurup c Peraturan Pemerintah nomor 22 tahun 2008 adalah orang persorangan
,badan usaha,lembaga swadaya. masyarakat,baik dalam maupun luar negeri.
4.Penutup
a.Simpulan
2 Terdapat sumber non migas dan pajak untuk pembiayaan pembangunan daerah
sektor kebencanaan meliputi .Hasil pengelolaan kekayaan daerah yang
dipisahkan, Lain lain PAD yang sah ,Dana Bagi Hasil .Dana Alokasi Umum Dana
Alokasi Khusus .Hibah Dana Darurat Dana Penyesuaian dan Dana Otonomi
Khusus Bantuan Keungan dari Provinsi Atau pemda lainnya
3.Juga terdapat sumber dana yang berasal dari pajak dan migas walaupun tidak
secara langsung yakni yang berasal dari APBN yang diujudkan dalam bentuk
dana alokasi Umum,Dana alokasi Khusus,Dana Bagi hasil dan Dana Otonomi
Khusus namun demikian sumber APBN tersebut tetap berasal dari Pajak dan
Minyak Dan Gas
b.Saran
1.Terbatasnya sumber dana yang berasal dari pemerintah maka kesempatan untuk
mendapat dana dari masyarakat yang diperkuat oleh adanya regulasi yang
tersedia pelu di dioptimalkan dalam kerangka pembangunan sektoe bencana
2.Peningkatan kinerja di kantor Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi
Jawa tengah (BPBD) perlu ditingkatkan atau jika dipandang perlu dpat
membentukan satuan tugas khusus untuk mengeloa dana bantuan dari masyarakat
3.BPBD perlu meningkatkan kinerjanya dengan melakukan sosialisasi yang lebih
efefsien agar mayarakat dapat memberikan peran yang lebih besar untuk
berpartisipasi dalam pembangunan sktor bencana atau penanggulangan bencana
baik pada saat tidak pra bencana,masa tanggap darurat maupun pasca bencana.
DAFTAR PUSTAKA
Oleh:
Herman Suryosardjono.
10.42.0024