Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
perusahaan yaitu modal sendiri (equity) dan external yaitu berasal dari hutang
likuiditas tetapi unsur penting adalah aspek efisiensi. Efisiensi baru dapat
diketahui dengan laba yang diperoleh itu dengan kekayaan atau modal yang
menghasilkan laba tersebut atau dengan kata lain adalah menghitung rentabilitas.
bagaimana usaha untuk memperbesar laba, tetapi yang penting adalah usaha
akan lebih diarahkan untuk mendapat titik rentabilitas maxsimal dari pada laba
maximal (Riyanto,1992:29).
1
2
semakin besar, kenaikan modal tidak selalu diikuti kenaikan rentabilitas karena
modal tersebut, ini bisa dilihat dalam rasio yang dihasilkan dari periode ke
dan keputusan struktur modal yaitu suatu keputusan keuangan yang berkaitan
dengan komposisi hutang saham preferen dan saham biasa yang harus digunakan
perusahaan, menejer harus mampu menghimpun dana yang bersumber dari dalam
perusahaan maupun dari luar perusahaan secara efisien, dalam arti keputusan
menggunakan hutang, jelas biaya modal yang timbul sebesar bunga yang
atau dana sendiri akan timbul (opportunity cost) dari dana atau modal sendiri
3
yang digunakan. Keputusan pendanaan yang dilakukan secara tidak cermat akan
menimbulkan biaya tetap dalam bentuk biaya modal yang tinggi, yang
struktur modal perusahaan. Menurut Brigham dan Hauston (2001:6) dalam Saidi
dan kondisi pasar sistem pembayaran. Dari uraian di atas maka peneliti memilih
struktur modal.
perusahaan tersebut.
produktivitas.
istilah- yang terdapat dalam judul penelitian ini. Istilah-istilah penting yang perlu
ditegaskan adalah:
1. Struktur Modal
panjang maupun jangka pendek) dengan modal sendiri (Weston dan Brigham,
1984:87).
2. Ukuran Perusahaan
kecilnya suatu perusahaan yang ditujukan pada total aktiva, jumlah penjualan,
3. Risiko Bisnis
(Riyanto,1990:293).
4. Pertumbuhan Aktiva
5. Profitabilitas
6. Struktur Kepemilikan
dimiliki orang dalam dengan jumlah saham yang dimiliki oleh investor.
BAB II
LANDASAN TEORI
bidang keuangan yang sangat penting bagi perusahaan. Rasio hutang jangka
panjang terhadap modal sendiri (long time debt to equity ratio) menggambarkan
struktur modal perusahan dan rasio hutang terhadap modal akan menentukan
1992:22).
modal merupakan kombinasi antara bauran segenap pos yang masuk ke dalam sisi
(baik jangka panjang maupun jangka pendek) dengan modal sendiri (Weston dan
Brigham, 1994:97).
terjamin stabilitas finansial perusahaan, memang tidak ada ukuran yang pasti
9
mengenai jumlah dan komposisi modal dari tiap-tiap perusahaan, tetapi pada
tentang struktur modal yaitu perbandingan atau perimbangan antara hutang jangka
panjang dengan modal sendiri atau disebut (long-term debt to equity ratio atau
dana bagi perusahaan yang harus dibayar kembali dalam jangka waktu
bagi perusahaan untuk mendayagunakan sumber dana yang berasal dari asing
atau hutang jangka panjang tersebut. Meskipun demikian, hutang tetap harus
finansial perusahaan pada saat itu dan harus sudah disertai dengan bunga yang
tidak mampu membayar kembali hutang dan bunga, maka kreditur dapat
keseluruhan dana pinjaman dan bunganya, karena segala macam bentuk yang
yang terdiri dari modal sendiri dan modal asing, dimana modal sendiri terdiri
dari berbagai saham dan laba ditahan. Penggunaan modal asing akan
menimbulkan beban yang tetap dan besarnya penggunaan modal asing ini
modal asing atau hutang jangka panjang dalam struktur modal perusahaan
untuk membayar kembali hutang jangka panjang beserta bunga pada jatuh
tempo. Bagi kreditur hal ini berarti bahwa kemungkinan turut serta dana yang
semakin besar.
Modal Sendiri adalah modal yang berasal dari pemilik perusahaan dan
Modal sendiri berasal dari sumber intern maupun extern, sumber intern
extern berasal dari modal yang berasal dari pemilik perusahaan. Komponen
a. Modal Saham
yang ditanamkan.
panjang.
b. Laba Ditahan
modal perusahan yang dipetaruhkan untuk segala risiko, baik risiko usaha
karena suatu kerugian atau kegagalan dari investasi tersebut dengan alasan
perusahan, yang bisa dipenuhi dari pemilik modal sendiri atau dari pihak lain
Struktur Modal akan menentukan biaya modal. Biaya Modal adalah balas jasa
Dalam kaitanya dengan biaya modal sendiri maupun hutang perlu dirinci
lebih lanjut, karena tiap-tiap jenis modal mempunyai konsekuensi tersendiri, baik
jenis, cara perhitungan maupun ada atau tidak adanya keharusan untuk
dibayarkan. Sumber modal yang dimaksud disini terbatas pada modal tetapnya
saja, yaitu hutang jangka panjang, modal saham preferen dan modal saham biasa.
bersifat kualitatif maupun kuantitatif yang mencakup tiga unsur penting yaitu.
1. Sifat keharusan untuk membayar balas jasa atas
perusahaan.
modal tersebut secara umum mempunyai pengaruh pada dua aspek penting dalam
(Riyanto, 2001:282-283).
mendirikan perusahaan.
insolvency.
untuk selanjutnya dapat bekerja dalam basis finansial yang lebih kuat. Dalam hal
pembelanjaan.
sumber intern sudah digunakan semua maka tidak ada pilihan lain selain
menggunakan dana yang berasal dari luar perusahaan baik hutang dengan
hutang saja, maka ketergantungan kita pada pihak luar akan semakin besar dan
risiko finansialnya semakin besar, sebaliknya kalau kita hanya mendasarkan pada
saham saja, biaya akan sangat mahal. Biaya penggunaan dana yang berasal dari
lainya. Oleh karena, itu perlu diusahakan adanya keseimbangan optimal antara
kedua sumber dana tersebut. Apabila kita mendasarkan pada prinsip hati-hati,
maka kita mendasarkan pada aturan struktur finansial konsevatif dalam mencari
Jangka waktu kritis adalah waktu di mana biaya untuk kredit jangka
panjang sama besarnya dengan kredit jangka pendek (Riyanto, 2001:194) kalau
kredit yang dibutuhkan itu jangka waktunya lebih lama daripada jangka waktu
kebutuhan kredit jangka waktunya lebih pendek daripada jangka waktu kritis
karena baik buruknya struktur modal akan mempunyai pengaruh yang langsung
terhadap posisi finansial perusahaan. Suatu perusahaan yang mempunyai struktur
modal yang kurang baik dimana mempunyai hutang yang sangat besar akan
yang ditujukan pada total aktiva, jumlah penjualan, rata-rata penjualan dan rata
rata total aktiva (Sujianto, 2001:129) Ukuran aktiva yaitu rata-rata penjualan
bersih untuk tahun yang bersangkutan sampai beberapa tahun (Brigham dan
Houston, 2001:117-119) Dalam hal ini penjualan lebih besar dari pada biaya
variabel dan biaya tetap, maka akan diperoleh pendapatan sebelum pajak
sebaliknya, jika penjualan lebih kecil dari variabel dan biaya tetap maka
adalah perolehan laba bersih sesudah pajak karena akan menambah modal sendiri.
Laba bersih akan diperoleh jika jumlah penjualan lebih besar dari pada biaya
variabel dan biaya tetap. Agar laba bersih yang diperoleh sesuai yang dikehendaki
Dari aspek finansial dapat dilihat dari perencanaan dan realisasi yang
pada pertumbuhan yang tinggi akan selalu membutuhkan modal yang semakin
rendah, kebutuhan terhadap modal juga semakin kecil maka, konsep tingkat
tersebut akan memberikan efek yang berbeda terhadap struktur modal yaitu dalam
penentuan jenis modal yang digunakan. Pada perusahan yang besar di mana
saham akan tersebar luas, setiap perluasan modal saham akan mempunyai
dari pihak yang dominan terhadap pihak yang bersangkutan (Riyanto, 2001:299-
akan lebih berani mengeluarkan saham baru dalam memenuhi kebutuhan untuk
pinjaman dari kreditur akan lebih mudah karena perusahaan dengan ukuran besar
karena perusahaan kecil lebih cepat bereaksi terhadap perubahan yang mendadak.
Oleh karena itu, memungkinkan perusahaan besar tingkat leverage akan lebih
juga semakin besar, menurut penelitian yang dilakukan para ahli yang
berarti kenaikan ukuran perusahaan akan diikuti dengan kenaikan struktur modal
pengembalian aktiva masa depan. Risiko bisnis menurut Hamada (dalam Moh’d
kalau revenue setelah dikurangi biaya variabel lebih besar daripada biaya tetap.
Dalam memikirkan masalah struktur modal kita akan dihadapkan pada risiko
finansial. Risiko Finansial terdiri dari dari dua hal yaitu: (Indriyo, 2002:203).
perusahaan.
hutang adalah:
floating cost. Pada emisi saham biasa adalah lebih tinggi dibanding pada emisi
2.5 Profitabilitas
jumlah aktiva dan investasi tertentu dari pemilik perusahaan, didalam akuntansi
digunakan prosedur penentuan laba atau rugi periodic dengan didasarkan pada
timbulnya pendapatan dan biaya-biaya sebagai elemen yang membentuk laba atau
pada laba dan aktiva yang akan dibandingkan antara satu dengan lainya, antara
lain perbandingan laba yang berasal operasi atau usaha, laba netto sesudah pajak
profitabilitas suatu perusahaan namun rasio yang digunakan pada umumnya oleh
modal sendiri.
1. Profitabilitas Ekonomi
modal sendiri dengan modal asing yang digunakan untuk menghasilkan laba
operating profit. Oleh karena itu, laba yang diperoleh diluar perusahaan atau
karena laba yang besar belum merupakan ukuran bahwa perusahaan tersebut
telah dapat bekerja secara efesien. Efesiensi baru dapat diketahui dengan
usaha adalah perbandingkan antara jumlah laba yang tersedia bagi pemilik
modal sendiri dengan jumlah modal sendiri (Riyanto, 2001:44) laba yang
dimaksud di sini adalah laba usaha setelah dikurangi bunga modal asing dan
dampak bagi profitabilitas modal sendiri tersebut. Penambahan modal asing akan
asing tersebut lebih besar dapat dibenarkan apabila profitabilitas modal sendiri
dengan tambahan modal asing lebih besar daripada profitabilitas modal sendiri
tersebut lebih kecil dari bunga atau dengan kata lain bahwa tambahan modal asing
asing lebih kecil daripada profitabilitas modal sendiri dengan tambahan modal
sendiri.
kecenderungan yang meningkat merupakan suatu faktor yang sangat penting yang
keuntungan akan sulit bagi perusahaan untuk menarik modal dari luar.
Para kreditur, pemilik perusahaan dan terutama pihak manajemen akan
profitabilitas yang tinggi akan mengurangi ketergantungan pada pihak luar karena
besar pendanaanya dari laba ditahan, hal ini akan berpengaruh pada penentuan
yang dimiliki oleh orang dalam (insider) dengan jumlah saham yang dimiliki oleh
meningkat karena pertumbuhan perusahaan, dan dana dari sumber intern sudah
digunakan semua, maka tidak ada pilihan lain menggunakan dana lain yang
bersumber dari luar perusahaan baik berupa hutang maupun dengan mengeluarkan
saham baru. Untuk memenuhui kebutuhan dana, jika dalam pemenuhan dana dari
27
pada pihak luar akan makin besar dan risiko finansial makin besar, sebaliknya jika
Biaya penggunaan dana yang berasal dari saham baru adalah yang paling
mahal dibanding dengan sumber-sumber dana lain. Oleh karena, itu perlu
tersebut, maka harus didasarkan pada aturan struktur finansial dalam mencari
agar perusahaan dalam keadaan apapun tidak dibenarkan mempunyai hutang yang
lebih besar daripada jumlah modal sendiri atau dengan kata lain debt ratio jangan
lebih besar dari 50% sehingga modal yang dijamin (hutang) tidak lebih besar dari
modal yang menjadi jaminannya (modal sendiri). Apabila kita mendasarkan pada
konsep cost of capital maka kita akan mengusahakan dimilikinya “Struktur Modal
menggunakan modal sendiri (equity). Oleh karena itu, menejer keuangan di dalam
1. Struktur Aktiva
sebagian besar modalnya dari modal permanen, yaitu modal sendiri sedang
hutang sifatnya sebagai pelengkap. Hal ini dapat dihubungkan dengan adanya
besarnya modal sendiri hendaknya paling sedikit dapat menutup jumlah aktiva
tetap plus aktiva lain yang sifatnya permanen. Perusahaan yang sebagian besar
dengan penjualan relatif stabil dapat lebih aman memperoleh lebih banyak
external. Floating cost pada emisi saham biasa adalah lebih tinggi pada emisi
29
4. Profitabilitas
mengeluarkan saham.
mendukung operasi.
diantaranya: McCue dan Ozean (1992), Balakrishnan, Srinivasan dan Isak Fox
Menurut McCue dan Ozean (1992) dalam saidi (1997). Penelitian yang
dilakukan ini bertujuan untuk memilih dari faktor-faktor penentu stuktur modal
rumah sakit di California. Penelitian yang dilakukan terhadap 475 rumah sakit
selama tahun 1982 hingga 1987. Variabel-variabel bebas yang yang digunakan
dalam penelitian ini meliputi: asset structure, growth, pofitabilitas, risk, size, tax
penelitian ini menunjukan bahwa, asset strukture, growth, risk, size, ownership
struktur modal.
Penelitian Blakrishnan, Srinivasan dan Isak Fox (1993) dalam saidi (1997)
yang digunakan sebagai variabel bebas dalam penelitian ini: earning volatility,
penentu struktur modal adalah Risiko yang diukur dengan, Earnings volatility
BEJ Tahun 1997-2002. Dimana dalam populasi ini adalah seluruh perusahan
metode random sampling. Penelitian ini melibatkan enam variabel yang terdiri
atas satu variabel terikat Y dan lima variabel bebas X. Variabel bebas tersebut
Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini model regresi
linier berganda uji asumsi klasik dan pengujian hipotesis. Hasil penelitian ini
(survive) mendapatkan laba serta tumbuh dan berkembang pesat. Untuk mencapai
membiayai operasi sehari-hari yang akan terus berputar setiap periode selama
pengunaan modal dapat dikatakan efisien apabila tingkat perputaran modal dari
tahun ke tahun semakin meningkat. Oleh karena itu, putusan penting yang
suatu keputusan keuangan dengan komposisi hutang, saham preferen, saham biasa
dari dalam maupun luar perusahaan secara efisien, dalam arti keputusan
biaya modal yang harus ditanggung oleh perusahaan. Biaya modal yang timbul
33
jelas biaya modal yang timbul sebesar biaya bunga yang dibebankan oleh
kreditur.
cost dari dana atau modal sendiri yang digunakan. Keputusan pendanaan yang
dilakukan secara tidak cermat akan manimbulkan biaya tidak tetap dalam bentuk
profitabilitas perusahaan.
modal khususnya pada struktur yang ditargetkan. Secara lebih umum faktor-
yang ditunjukan oleh total aktiva, jumlah penjualan, rata-rata penjualan dan rata-
rata total aktiva. Apabila perusahaan dihadapkan pada kebutuhan dana semakin
meningkat akibat pertumbuhan penjualan dan dana dari sumber intern sudah
digunakan semua maka tidak ada pilihan lain untuk menggunakan dana dari luar
baik hutang maupun mengeluarkan saham, setiap perluasan modal saham hanya
dengan ukuran besar akan mempunyai akses yang lebih besar mendapatkan
dari kreditur akan lebih mudah karena perusahaan dengan ukuran besar memiliki
terhadap struktur modal dengan didasarkan pada kenyataan bahwa semakin besar
proyeksi tingkat pengembalian aktiva masa depan. Risiko bisnis menurut Hamada
dalam (Moh’ d, Perry dan Rimbey, 1998) dalam saidi (1997) merupakan risiko
dikurangi biaya variabel lebih besar daripada biaya tetap berarti perusahaan
35
mempunyai risiko rendah maka akan mempengaruhi struktur modal secara positif
cost nya lebih kecil dari biaya tetap berarti perusahaan mempunyai risiko tinggi
finansial yang lain, hal ini sering disebut risiko tidak solvabel sebagai akibat atas
naiknya bagian dari hutang atau saham preferen di dalam struktur modal maka
beban-beban tetap bagi perusahaan juga akan naik maka perusahaan akan
menanggung beban tetap seperti hutang dan saham preferen sering juga disebut
tinggi rendahnya hutang dalam struktur modal disebut leverage factor. Misal
Leverage faktor 40% berarti perusahaan menggunakan hutang sebesar 40% dari
total modal yang dipakai.. Semakin besar leverage factor berarti semakin besar
beban tetap bunga yang harus dibayarkan kepada kriditur Pertumbuhan aktiva
Floating cost pada emisi saham biasa adalah lebih tinggi dibanding pada
laba dalam hubungan dengan penjualan, total aktiva, maupun modal sendiri.
Penambahan modal asing atau modal sendiri tentunya akan mempunyai dampak
tersebut lebih besar dapat dibenarkan apabila profitabilitas modal sendiri dengan
tambahan modal asing lebih besar daripada profitabilitas modal sendiri dengan
modal asing. Penambahan modal asing akan berdampak merugikan apabila rate of
return daripada tambahan modal asing lebih kecil dari bunga atau dengan kata
lain tidak dibenarkan apabila profitabilitas modal sendiri dengan tambahan modal
asing lebih kecil daripada profitabilitas modal sendiri dengan tambahan modal
pendanaan dari laba ditahan, hal ini akan mempengaruhi komposisi struktur
yang dimiliki orang dalam dengan jumlah saham yang dimiliki orang luar atau
perusahaan dan dana dari sumber intern sudah digunakan semua, maka Pemilik
saham atau dewan komisaris tidak ada pilihan lain selain mnggunakan dana yang
berasal dari hutang maupun mengeluarkan saham baru jika menggunakan hutang
saja, maka ketergantungan pada pihak luar makin besar tetapi biayanya lebih
kecil daripada emisi saham sebaliknya mendasarkan pada saham saja biaya
penggunaan dana yang berasal dari saham baru adalah yang paling mahal
kedua sumber untuk mengatasi itu, kita harus mendasarkan pada aturan struktur
lebih besar daripada modal sendiri. Apabila kita mendasarkan pada konsep cost of
capital maka kita akan mengusahakan dimilikinya “struktur modal yang optimal
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada kerangka pemikiran dibawah ini.
Gambar 2.1
Kerangka Pemikiran
39
2.10 Hipotesis
sampai terbukti melalui data yang terkumpul. Hipotesis dalam penelitian ini
adalah :
(2006-2008). Dimana
manufaktur go public di
terjadi cenderung
signifikan antara
pertumbuhan aktiva
mengalami pertumbuhan
signifikan antara
kemampulabaan terhadap
perusahaan manufaktur go
perusahaan mencapai
menambah modalnya
perusahaan.
kepemilikan perusahaan
cenderung menggunakan
struktur modal.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1.1 Populasi
Populasi diartikan sebagai wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau
sama untuk dipilih menjadi anggota sampel. Berdasarkan hal tersebut di atas,
populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan yang terdaftar di BEJ (Bursa
Ditinjau dari segi penelitian yang bersifat non eksperimen, penelitian ini
berperan penting bagi investor dipasar modal. Penelitian ini merupakan studi
3.1.2 Sampel
1996:104). Menurut Sudjana (2002) sampel adalah sebagian yang diambil dari
random sampling atau sampel kelompok. Metode ini digunakan karena emiten
yang terdaftar di bursa efek Jakarta heterogen, pengambilan sampel agar dapat
unsur saham yang terdaftar di bursa efek Jakarta berdasarkan jenis usaha.
Menurut Arikunto (1997) untuk populasi lebih dari 100 jumlah sampel minimum
sampel setiap sektor diperoleh dengan cara populasi sektor dibagi dengan
Tabel 3.1
Metode Pengambilan Sampel
Jumlah Jumlah
No Jenis Sektor Usaha Populasi Setiap Sampel yang
sektor Usaha diambil
1 Makanan dan minuman 20 4
2 Tembakau Mnufaktur 4 1
3 Penghasil Pemintal Textil 9 2
4 Penghasil Pakaian dan Textil 16 3
5 Produksi Kayu 5 1
6 Penghasil Kertas 5 1
7 Pabrik Kimia 8 2
8 Produksi Bahan Perekat 4 1
9 Produksi Plastik dan Gelas 1 3
10 Produksi Semen 3 1
11 Pemnuat logam 15 3
12 Pembuat keramik 4 1
13 Produksi Mesin 1 1
14 Produksi kabel 6 1
15 Produksi Peralatan Elektronik 6 1
16 Produksi Otomotif 19 4
17 Produksi Peralatan Pemotretan 3 1
18 Produksi Obat 10 2
19 Peralatan Kosmetik 3 1
Jumlah 150 31
Tabel 3.2
Nama Perusahaan Sebagai Sempel
Jumlah
No Jenis Sektor Usaha Nama perusahaan
Sampel
1 Makanan dan minuman 4 1. Davomas Abadi Tbk
2.Aqua Golden Missisipi Tbk
3. Fast Food Indonesia
4. Mayora Indah Tbk
2 Tembakau Mnufaktur 1 1.Gudang Gram Tbk
3 Penghasil Pemintal Textil 2 1.Century Textile Industri
2.Eratex Djaja Limitd Tbk
4 Penghasil Pakaian dan Textil 3 1. Indorama Syntetice Tbk
2.Fortun Mate Indonesia Tbk
3. Sepatu Bata Tbk
5 Produksi Kayu 1 1. Surya Dumai Industri Tbk
6 Penghasil Kertas 1 1. Indah Kiat Pulp & Paper Tbk
7 Pabrik Kimia 1 1. Sorini Corportion Tbk
8 Produksi Bahan Perekat 1 1. Intan Wijaya Internasional
Tbk
46
Variabel adalah Obyek penelitian atau apa yang menjadi titik perhatian
segala sesuatu yang akan dijadikan obyek penelitian. Variabel penelitian dapat
dibedakan menjadi dua yaitu variabel pengaruh (variabel bebas) dan variabel
indikator yang terperici. Dalam penelitian ini variabel yang menjadi pengamatan
1. Variabel Bebas
a. Ukuran perusahaan
diproxy dengan nilai logaritma dari total asset. Skala variabel yang
b. Risiko Bisnis
penelitian ini menggunakan cara yang digunakan oleh Indriyo (2002) yaitu
Pertumbuhan laba
Pertumbuhan penjualan (Indriyo, 2002)
Keterangan:
EBIT = Earnings Before Interest and Taxes (laba sebelum bunga dan
pajak)
c. Pertumbuhan Aktiva
48
Pertumbuhan Aktiva
Aktiva Tahun Lalu (Bhaduri, 2002)
d. Profitabilitas
Laba
Total Asset (Riyanto, 2002:28)
e. Struktur Kepemilikan
saham yang dimiliki orang dalam dengan saham yang dimiliki investor
(Jahera dan Aurburn) 1996. Skala variabel yang digunakan pada struktur
2. Variabel Terikat
a. Struktur Modal
suatu keadaan. Seluruh data dalam penelitian ini adalah data sekunder, dengan
dikumpulkan dari bebagai sumber antara lain data emiten yang tercatat di Bursa
Efek Jakarta periode 2006-2008, dari literatur, jurnal-jurnal dan sumber lain yang
pengumpulan data dengan cara penulis mencari data yang diperlukan yang
Data Sekunder adalah data yang diperoleh bukan langsung dari sumbernya
50
dan bukan usaha sendiri oleh peneliti (Sudjana, 1981:52) Data ini sudah tersedia
dari data sekunder juga juga dipakai literatur-literatur di perpustakaan yang ada
jenis penelitian kuantitatif yang mempunyai tujuan untuk menyusun teori sebagai
1. Statistik Deskriptif
sampel data. Hasil statistik deskriptif dari sampel data penelitian dapat dilihat
ini memenuhi asumsi klasik atau tidak. Uji Asumsi klasik terhadap sampel
a. Uji Normalitas
b. Pengujian Autokorelasi
waktu (time series) atau antara space untuk data cross section. Keberadaan
d < dL : tolak Ho
d > 4 – dL : tolak Ho
∑µ + ∑ µ t −1 − 2 ∑ µ t µ t −1
2
t
d =
∑µ
2
t
52
berikut ini :
Keterangan simbol :
∑ di2
rs = 1 - 6 2
n(n -1)
di : Selisih ranking
n : Ukuran sampel
d. Pengujian Multikolinearitas
sempurna antara satu variabel bebas dengan variabel bebas yang lain.
pengujian metode VIF ini adanya sebagai berikut (Gujarati, 1995; 339).
1995:338)
VIF J = var ( β j )
∑x j
σ 2
54
antara Ukuran perusahaan (X1), Risiko Bisnis (X2), Pertumbuhan Aktiva (X3),
Keterangan :
3.6.1 Uji t
Perusahaan (X5) terhadap Struktur Modal (Y) secara parsial, berdasarkan program
modal (Y).
Statistik Uji t
r ( n - 2)
t=
(1 − r )
2
Kriteria pengujian :
3.6.2 Uji F
Statistik Uji F
R2 / k
F=
(1 − R 2 ) / (n - k - 1)
Kriteria pengujian
Fp = R2 x 100%
Keterangan :
FP = Koefisien Determinasi
Pasar modal dipandang sebagai salah satu sarana yang efektif untuk
produktif. Dengan demikan, pasar modal dapat menimbulkan multiplier efek yang
luas terutama kepada lembaga-lembaga yang terkait. Pasar modal juga dapat
public, dan objek dalam penelitian ini adalah faktor-faktor yang berpengaruh
berjumlah 150 perusahaan, sedangkan pada tahun 2008 jumlah perusahaan yang
perusahaan.
59
Struktur Modal pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEJ selama tahun
2006-2008.
Tabel 4.1
Descriptive Statistics
1. Ukuran Perusahaan
Tabel 4.2
Kelas Interval Ukuran Perusahaan 2006-2007
No Kelas Interval 2006 2007 Rata-rata
Jumlah % Jumlah % Jumlah %
1 10,208 - 11,378 5 16,1 5 16,1 5 16,1
2 11,379 - 12,548 19 61,3 20 69,5 19,5 63,9
3 12,549 - 13791 7 22,6 6 19,4 6,5 21,5
Gambar 4.1
UKURAN PERUSAHAAN
go public diketahui bahwa nilai mean atau rata-rata ukuran perusahaan pada
operasionalnya.
Rasio minimum rata-rata pada tahun 2006-2007 adalah 10,396%, hal ini
akses pinjaman dari kreditur lebih kecil. Sedangkan rasio maksimum sebesar
13,697% hal ini menunjukkan bahwa semakin besar penggunaan modal sendiri
akan menurunkan struktur modal atau menaikan struktur modal. Pada tabel 4.2.
69,52% dan tahun 2007 sebanyak 20 sebesar 69,52%, hal ini menunjukan
2. Risiko Bisnis
semakin tinggi struktur modal dilihat dari hutang jangka panjang, sampel
Tabel 4.3
Kelas Interval Risiko Bisnis 2006-2007
No Kelas Interval 2006 2007 Rata-rata
Jumlah % Jumlah % Jumlah %
1 (26,465) - 4,212 25 80,7 26 83,9 25,5 82,3
2 4,213 - 34,889 6 19,5 4 12,90 5 16,1
3 34,890 - 65,566 0 0 1 3,23 0,5 1,61
Gambar 4.2
RISIKO BISNIS
public diketahui bahwa nilai mean atau rata-rata risiko perusahaan pada tahun
menambah modalnya dari sumber modal sendiri karena akses sumber dana
dari luar akan sulit Risiko bisnis akan mempunyai pengaruh positif atau
Rasio minimum rata-rata pada tahun 2006-2007 adalah -11,534% hal ini
maksimum sebesar 38,074% hal ini menunjukkan bahwa semakin kecil rIsiko
modal. Pada tabel 4.2. kelas interval (26,465)- 4,212 sebanyak 26 perusahaan
sebesar 83,87% dan pada tahun 2007 sebanyak 26 sebesar 83,87% hal ini
3. Pertumbuhan Aktiva
Tabel 4.4
Kelas Interval Pertumbuhan Aktiva 2006-2007
No Kelas Interval 2006 2007 Rata-rata
Jumlah % Jumlah % Jumlah %
1 (87,33) - (13,85) 4 12,90 5 16,1 4,5 14,5
2 (13,86) - 59,63 27 87,10 24 77,4 25,5 82,3
3 59,69 - 133,11 0 0 2 6,45 1 3,23
Gambar 4.3
PERTUMBUHAN AKTIVA
sumber, dalam arti perusahaan akan lebih mudah mendapatkan pinjaman dari
Rasio minimum rata-rata pada tahun 2006-2007 adalah -51,670% hal ini
menunjukkan bahwa semakin kecil pertumbuhan aktiva perusahaan akan
modal, menurunkan struktur modal apabila menambah modal sendiri dari laba
melakukan ekspansi perusahaan. Pada tabel 4.4. kelas interval (13,86) - 59,63
tahun sebanyak 27 perusahaan sebesar 87,10% dan pada tahun 2007 sebanyak
4. Profitabilitas
Tabel 4.5
Kelas Interval Profitabilitas 2006-2007
No Kelas Interval 2006 2007 Rata-rata
Jumlah % Jumlah % Jumlah %
1 (58,82) - (32,234) 0 0 1 3,23 0,5 1,62
2 (32,235) - (5,648) 3 9,67 2 6,45 2,5 8
3 (5,649) - 20,94 28 90,3 28 90,3 28 90,3
Gambar 4.4
65
PROFITABILITAS
modal sendiri dari laba ditahan. Stastistik deskripsi lainnya adalah rasio
bahwa semakin besar laba perusahan akan menambah laba ditahan dan
menurunkan struktur modal. Pada tabel 4.2. kelas interval (5,649) – 20,94
tahun 2006 sebanyak 28 perusahaan sebesar 90,32% tahun 2007 sama sebesar
5. Struktur Kepemilikan
Struktur kepemilikan merupakan perbandingan antara saham yang
dimiliki orang dalam dengan saham yang dimiliki orang luar, sampel
Tabel 4.6
Kelas Interval Struktur Kepemilikan 2006-2007
No Kelas Interval 2006 2007 Rata-rata
Jumlah % Jumlah % Jumlah %
1 0,35 - 33,233 30 96,8 30 96,8 30 96,8
2 33,234 - 66,116 0 0 0 0 0 0
3 66,117 - 99 1 3,23 1 3,23 1 3,23
Gambar 4.5
STRUKTUR KEPEMILIKAN
Rasio minimum rata-rata pada tahun 2006-2007 adalah 0,35%, hal ini
rasio maksimum sebesar 99% hal ini menunjukkan bahwa semakin besar
mengeluarkan saham baru yamg biaya lebih besar. Pada tabel 4.2. kelas
interval 035 – 33,23 sebanyak 30 perusahaan sebesar 96,7 % dan pada tahun
6. Struktur Modal
panjang dengan modal sendiri, semakin besar struktur modal semakin besar
Tabel 4.7
Kelas Interval Struktur Modal 2007-2008
No Kelas Interval 2007 2008 Rata-rata
Jumlah % Jumlah % Jumlah %
1 0 - 68,266 26 83,9 25 80,7 25,5 82,5
2 68,267 - 136,532 4 12,80 4 12,90 4 12,90
3 136,533 - 204,798 1 3,23 2 6,45 1,5 4,25
Gambar 4.6
STRUKTUR MODAL
Hasil deskripsi data struktur modal perusahaan pada perusahaan
2007-2008 struktur modal perusahaan tidak begitu besar karena tidak melebihi
dari 50%. Stastistik deskripsi lainnya adalah rasio minimum dan maksimum.
Rasio minimum rata-rata pada tahun 2007 - 2008 adalah 0%, hal ini
bagi pemilik saham. Sedangkan rasio maksimum sebesar 176,68% hal ini
penggunaan hutang jangka panjang. Pada tabel 4.2. kelas interval 0 – 68,266
hutang sebesar 37,561% dari totol modal sendiri dan masih optimal karena
dengan uji klasik dalam penelitian ini, model analisis yang digunakan akan
a. Uji Normalitas
Tabel 4.8
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
antara variabel bebas ditunjukan oleh angka tolerance dan angka VIF
dimana apabila angka tolerance dan VIF semakin mendekati nilai 1 akan
0,705, Risiko bisnis (x2) sebesar 0,0895, Pertumbuhan aktiva (x3) sebesar
sebesar 0,830 maka hubungan variabel bebas dalam penelitian ini rendah
jadi dapat diasumsikan bahwa tidak ada multikolinear dalam model regresi.
Tabel 4.9
Collinearrity Statistics
c. Uji Autokorelasi
hasil perhitungan program SPSS 12 didapat nilai 1,991 maka variabel ini
Tabel 4.10
Model Summary(b)
b Dependent Variable: y
d. Uji Heterokedatisitas
aktiva (X3) nilai signifikansi sebesar 0,976 > 0,05 Profitabilitas (X4) nilai
Tabel 4.11
Uji Heteroskedatisitas
2. Analisis Regresi
digunakan uji simultan menggunakan statistis fisher (F). Hasil analisis regresi
Tabel 4.12
Model Regresi Ganda
73
1) Ukuran perusahaan
mempunyai pengaruh
peningkatan struktur
struktur modal
perusahaan. Setiap
peningkatan struktur
0,138 rupiah.
3) Pertumbuhan asset
mempunyai pengaruh
rupiah.
4) Profitabilitas mempunyai
75
-2,323 rupiah.
5) Struktur kepemilikan
mempunyai pengaruh
rupiah.
3. Pengujian Hipotesis
SPSS 12 hasil uji parsial yang tercantum pada tabel 4.11. diperoleh nilai
perusahaan.
diperoleh nilai signifikasi risiko bisnis sebesar 0,891 > 0,05, yang berarti
tersebut.
diperoleh nilai signifikansi pertumbuhan aktiva sebesar 0.008 < 0.05, yang
jangka panjang.
diperoleh nilai signifikansi sebesar 0.208 > 0.005, yang berarti hipotesis V
terhadap struktur modal ditolak karena tidak signifikan. Hal ini dikarenakan
b. Uji F
Tabel 4.13
Hasil Simultan (Uji f)
Berdasarkan hasil uji simultan diperoleh nilai probabilitas 0.045 <
diterima, karena hal ini dibuktikan dari analisis data yang diperoleh adalah
signifikan.
4. Koefisien
Determinasi
Tabel 4.14
Koefisien korelasi parsial
kontribusi yang nyata terhadap struktur modal. Hal ini mungkin disebabkan
hubungan negatif yang nyata terhadap struktur modal. Hal ini disebabkan
modal secara negatif dilihat dari hutang jangka panjang, semakin tinggi
struktur modal dapat dilihat darinilai R-square pada table 4.15. berikut ini.
Tabel 4.15
Koefisien Determinasi (Simultan)
Berdasarkan table tersebut diperoleh nilai R2 = 0.350, yang berarti
kepemilikan, selebihnya 65% dipengaruhi oleh faktor lain diluar variabel yang
diteliti.
secara sugnifikan terhadap struktur modal. Hal ini dapat dilihat dari hasil
signifikan kurang dari (0,05). Nilai signifikan variabel sebesar 0,045 < 0,05 yang
Dari hasil penelitian menunjukan bahwa tahun 2007 struktur modal peda
Triliyun sedangkan modal sendirinya sebesar 50,234 Triliyun maka pada tahun
2007 jumlah modal sendiri lebih besar dari jumlah hutang jangka panjang, Pada
tahun 2008 jumlah hutang yang digunakan sebesar 36,396%dari modal sendiri
81
sebesar 20,87 Triliyun hal ini diikuti dengan peningkatan jumlah aktiva sebesar
Dari tahun yang sama total aktiva mangalami pertumbuhan yang relative
kacil walaupun kacil akan semakin mengurangi pembiayaan dari hutang panjang,
dapat dilihat bahwa perusahaan besar lebih stabil dan mampu menghasilkan laba
yang lebih besar. Dengan adanya laba, perusahaan akan membiayai kegiatannya
dapat dilihat pada lampiran, hal ini akan mempengaruhi struktur modal disamping
modal, karena pasca krisis moneter dimana masih terdapat ketidakpastian yang
besar sehingga akan mengurangi hutang atau menambah hutang. Hal ini sesuai
keamanan negara yang ditandai adanya bencana alam yang sering terjadi,
tak berisiko menggunakan hutang jangka pendek dengan asumsi hutang jangka
derajat signifikansi 0,05. Hal ini ini dapat dilihat dari nilai signifikansi variabel
perusahaan berpengaruh terhadap struktur modal. Oleh karena itu, hipotesis yang
besar ukuran perusahan semakin besar struktur modal sesuai dengan penelitian
yang dilakukan oleh Saidi (1997), Harjudi, Agus eko, Hartanto (1997). Hal ini
panjang, ini bertentangan dengan teori Brigham dan Houston (2001) bahwa
yang relatif besar yang kemudiaan cenderung mengurangi hutang jangka panjang.
pengujian statistik (uji t) terhadap variabel risiko bisnis menunjukan hasil yang
tidak signifikan (0,05). Hasil ini dapat dilihat dari nilai signifikansi risiko bisnis
sebesar 0,891 > 0,05 yang berati besar kecil risiko bisnis tidak berpengaruh
terhadap struktur modal. Oleh karena itu, hipotesis yang menyatakan bahwa risiko
positif menunjukan bahwa semakin tinggi rIsiko bisnis semakin besar struktur
dengan teori yang dikemukakan oleh David Durand (1952) dengan menggunakan
83
Pendekatan ini melihat bahwa biaya modal rata-rata tertimbang bersifat konstan,
semakin besar oleh pemilik modal sendiri dilihat sebagai peningkatan risiko
maka pemilik saham akan memperoleh laba yang semakin kecil, oleh karena itu
tingkat yang disyaratkan oleh pemilik modal sendiri akan meningkat sebagai
berubah. Penelitian ini berbeda dengan yang dilakukan oleh Saidi (1997) dimana
signifikan pada derajat signifikansi (0,05). Hasil dapat dilihat dari nilai
signifikansi variabel pertumbuhan aktuva sebesar 0,008 < 0,05 yang berati besar
modala diterima. Koefisien regresi bertanda positif yang berarti semakin besar
pertumbuhan aktiva semakin tinggi struktur modal dikarenakan dengan
dengan dana yang diperoleh dari hutang untuk meminimalkan biaya operasi
perusahaan.dari pada mengeluarkan saham baru. Hal ini sesuai dengan penelitian
yang dilakukan oleh Saidi (2002), McCue dan Ozoen (1992) yang menyatakan
pada derajat signifikansi (0,05). Hal ini dapat dilihat dari nilai signifikansi
berpengaruh terhadap struktur modal diterima. Hasil penelitian ini sesuai dengan
penelitian yang dilakukan oleh Saidi (1997) dan Hartono (1990) karena
dana operasional dari modal sendiri yang diambil dari laba ditahan untuk
tidak signifikan pada derajat signifikansi sebesar 0,268>0,05 yang berarti besar
Koefisien regresi bertanda positif yang berarti semakin besar struktur kepemilikan
85
semakin besar struktur modal tidak diterima. Oleh karena itu, hipotesis yang
ditolak. Hasil penelitian ini bertentangan dengan penelitian yang dilakukan oleh
Saidi (1997), Mccue dan Ozoen (1992) yang menyatakan ada pengaruh antara
yang tinggi belum tentu akan mengambil kebijakan keuangan mengenai struktur
modal dengan menambah hutang atau dengan modal sendiri yang disebabkan
oleh faktor lain seperti bencana yang banyak terjadi, politik yang kurang stabil
seperti teori yang dijelaskan oleh Brigham dan Houston (2001) banyak faktor-
ditandai dengan dengan adanya bencana alam yang sering terjadi dan
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
ternyata Ukuran
Perusahaan,
pertumbuhan aktiva,
dan profitabilitas
perusahaan yang
mempunyai pengaruh
yang mempunyai
pengaruh terbesar
adalah ukuran
perusahaan sebesar
28,4% pertumbuhan
dan profitabilitas
lebih memperhatikan
dalam pengambilan
keputusan berkaitan
dengan struktur
modal.
2. Secara simultan
ukuran perusahaan,
risiko bisnis,
pertumbuhan asset,
profitabilitas dan
menunjukan bahwa
dalam pengambilan
keputusan mengenai
diterapkan, para
manajer perusahaan
manufaktur di BEJ
mempertimbangkan
ukuran perusahaan,
risiko bisnis,
pertumbuhan asset,
profitabilitas dan
struktur kepemilikan
saat itu.
determinasi ternyata
artinya ukuran
perusahaan, risiko
bisnis, pertumbuhan
aset, profitabilitas
dan struktur
kepemilikan
perusahaan secara
bersama-sama
berpengaruh terhadap
struktur modal
sedangkan sisanya
sebesar 65%
dipengaruhi oleh
89
faktor lain.
5.2 Saran
Berdasarkan simpulan diatas maka saran yang dapat diberikan antara lain :
1. Perusahaan
hendaknya
memperhatikan
sumber pembiayaan
untuk menjalankan
tersebut
mempengaruhi
struktur modal.
2. Bagi investor
sebaiknya melihat
perusahaan
manufaktur terlebih
dahulu sebelum
memutuskan
menanamkan
modalnya.
3. Penelitan ini hanya
empiris tentang
faktor-faktor yang
mempengaruhi
struktur modal
perusahaan
manufaktur di BEJ,
kepada pemecahan
masalah tentang
bagaimana dampak
mendalam tentang
dampak tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Algifari. 2000. Analisis Regresi Teori, Kasus dan Solusi. Yogyakarta. BPFE
Brigham dan Houston. 2001. Management Keuangan. Buku II, Jakarta: Erlangga
Tim Peneliti dan Pengembangan. Pengembang Analisis Multi variate SPSS 12 Edisi
pertama. Jakarta. Penerbit Salemba Inpotek
Indonesia
Weston, J.F dan Brigham. 1994. Dasar Management Keuangan. Jakarta: Erlangga
Weston, J.F dan Copeland, 1989. Management Keuangan, Jilid II. Jakarta: Penerbit
Bina Rupa Aksara