You are on page 1of 4

Data Pribadi Narasumber

Nama : Dra. Eni Widyaningsih

Alamat : Jl. Bekatonik 45, Bekamin. Bandung

Mengajar di : SMAN 14 Bandung

Pengalaman Mengajar : 23 Tahun


Pertanyaan dan Jawaban
1. Bagaimana langkah-langkah dalam merumuskan soal yang baik?

Jawab: Dari pemerintah kami diberi Standar Kompetensi Lulusan setelah itu kami
merumuskan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasarnya kemudian
sibuat soal, setelah itu soal tersebut di analisis apakah termasuk ke dalam C1,
C2, C3 dan seterusnya.

2. Bagaimana cara ibu membuat soal untuk ulangan, apakah ibu membuat sendiri atau
hanya mengambil dari LKS atau buku paket?

Jawab: Untuk membuat soal ulangan saya hanya mengambil dari LKS atau buku
paket saja, karena untuk membuat soal dengan benar sangatlah sulit. Untuk
membuat soal UTS atau UAS saya baru membuat soal sendiri, itupun
dibutuhkan waktu yang cukup lama karena seperti saya bilang tadi membuat
soal yang baik dan benar tidak lah mudah.

3. Apakah Ibu membuat kartu soal? Sebenarnya penting tidak kartu soal itu?

Jawab: Ya, kartu soal sangatlah penting karena kartu soal memudahkan kita untuk
memberikan soal ketika ulang juga. Kita tinggal mengembangkan lagi kartu
soal tiap tahunnya untuk menghasilkan soal yang baik

4. Bagaimna cara ibu mengolah nilai harian UAS dan UTS hingga didapat nila akhir
atau nilai rapor?

Jawab: hasil dari nilai harian seperti tugas, ulangan dan latihan dikalikan dengan 3
lalu nilai uts dan uas masing-masing dikalikan 1 kemudian dijiumlahkan
hasulinya dibagi 5 maka di dapatlah nilai rapor

5. Mengapa ibu mengkalikan 3 nilai harian? Mengpa tidak nilai UTS atau UAS saja
yang dikalikan 3?

Jawab: jika yang dikalikan tiga nilai UAS atau UTS maka hasilnya sangatlah kecil
dan akan merugikan murid. Penilaian yang ibu lakukan juga lebih sering
pada kegiatan bekajar mengajar sehari-hari. Rasanya kurang adil apabila
Hanya nilai Akhir saja yang dikalikan 3. Jika nilai UTS dan Uas anak didk
kita buruk, maka nilai rapornya juga akan buruk, maka dari itu Ibu
menyiasati dengan cara demikian

6. Apakah penilaian yang seperti itu, hanya ibu yang melakukan?

Jawab: Tidak, di SMA 14 cara mengolah nilai harian UAS dan UTS menjadi nilai
rapor memang begitu ketentuannya. Tidak hanya mata pelajaran kimia tetapi
mata pelajar yang lain juga seperti itu.

7. Dari sekian banyak siswa bagaimana ibu menilai sikap afektif mereka?

Jawab: Memang untuk guru sangatlah sulit unutk mengnal satu persatu muridnya.
Tetapi saya menyiasatinya dengan cara mengelompokan murid. Dengan
pengelompokon saya bisa tahu mana yang aktif dan mana yang tidak aktif
dari situ saya bisa mendapat nilai afektif mereka. Dalam mnentukan sikap
afektif pun ada beberapa hal yang di nilai, contohnya apakah anak tersebut
berjiwa pemimpin?, apakah anak tersebut tertarik dengan pelajaran yang saya
berikan dan lain-lain. Semua hal-hal yang di nilai tersubut tercantum dalam
lembar observasi.

8. Alat ukur apa saja yang dipakai untuk mengevaluasi kemampuan murid?

Jawab: Ibu biasanya melakukan post-test atau e test, dengan begitu ibu tahu
pemahaman murid sebelum diberikan materi dan pemahaman murid setelah
di berikan materi. Jika ada murid yang kurang paham ibu melakukan
pengajaran remedial.

9. Ibu biasanya melakukan pengajaran remedial didalam kelas atau di luar kelas?

Jawab: Seharusnya pengejaran remedial di lakukan di luar kelas. Namun karena


kesibukan dan tidak adanya ruang ibu melakukannya di dalam kelas dengan
cara memberikan murid tugas terstruktur, atau meminta bimbingan teman
sebaya.

10. Setelah melakukan pengajaran remedial, apa yang selanjutnya ibu lakukan?

Jawab: Ibu memberikan test kembali kepada mereka yang diberi pengajaran
remedial. Dengan begitu ibu mngetahui apakah pengeajaran remedial
tersebut efektif atau tidak.
11. Apakah ada teknik khas yang Ibu berikan untuk membuat siswa paham tentang suatu
bab dalam mata pelajaran kimia?

Jawab: karena kebanyak reaksi kimia itu abstrak, maka dari itu ibu sering
menggunakan analogi-analogi dalam kehidupan nyata untuk menerangkan
materi kimia, kadang ibu mengadakan permainan tentang kimia. Dengan
begitu ibu dapat mengetahui mana siswa yang berminat dalam pembelajaran
ini, mana siswa yang antusias. Ibu juga dapat mengetahui sifat-sifat siswa
seperti egois atau curang. Data-data tersebut dapat dipertimbangkan juga
untuk memberikan nilai afektif.

You might also like