You are on page 1of 12

Kunci Sukses Menaklukkan UN 2011

Apa yang kalian rasakan saat ini? Gelisah? Pusing? Takut? Cemas? Gugup? Stress? Kalau iya,
wajar aja soalnya sebentar lagi kalian bakal menghadapi sesuatu yang ujar kebanyakan orang
sangat menentukan masa depan kalian, yaitu Ujian Nasional. Tapi ingat, walaupun kalian
mengalami berbagai perasaan tersebut, tetap aja jangan sampai berlebihan. Di bawa santai dan
rileks aja, pren. Kalau terlalu stress, alih-alih kalian lulus ujian bisa-bisa malah dapat
kesempatan nginap gratis di Sambang Lihum (nama salah satu rumah sakit jiwa, bukan hotel
bintang lima bro).

“Lalu gimana caranya biar bisa santai dan rileks?”. Pertanyaan bagus. Jawabannya simpel,
yaitu lakukan persiapan sebaik-baiknya. Nah, kali ini gue mencoba dikit berbagi trik-trik jitu
tapi aneh yang semoga bakalan bisa ngebantu persiapan kalian. Yang mana bila tips ini bener-
bener kalian aplikasikan, gue yakin kalian (mudah-mudahan) bisa lulus ujian nasional dengan
nilai yang memuaskan. Tapi ingat, kalo emang hasil akhirnya kalian lulus tapi dengan nilai
ancur-ancuran, jangan dendam sama gue sampai-sampai kalian ngancam gue buat nraktirin
rujak Paman Adul segerobak. Jangan, soalnya selain makan rujak kebanyakan itu gak baik
buat kesehatan, gue kan juga gak maksa kalian buat ngikutin tips yang gue kasih, hehe.

Pengantar: Ujian Nasional?

Ujian Nasional emang akan menentukan sekali apakah kalian lulus atau tidak dari jenjang
bangku pendidikan SMA, sehingga kalian bisa melanjutkan pendidikan lagi ke bangku kuliah
(kecuali bagi yang mau langsung kawin, hehe. Tapi ada juga yang mau langsung kerja, itu
juga hebat). Yah, begitulah fakta sistem pendidikan di negeri kita saat ini. Padahal udah keluar
banyak energi, waktu, dan uang selama 3 tahun sekolah di SMA, akhirnya kelulusan cuma
ditentukan beberapa hari yang amat krusial.

Siswa yang berprestasi, pernah menang olimpiade sains dan selalu menempati ranking atas di
kelas pun bisa nggak lulus. Kebanyakan siswa juga takut setengah mati kalau nggak lulus UN.
Sehingga udah jadi rahasia umum, bahwa segala cara pun jadinya dihalalkan demi kelulusan.
Mulai dari pembentukan Pansus penyebaran sms contekan (gila, kayak kasus Century aja),
beredarnya bocoran soal dan kunci jawaban ujian, celingak-celinguk waktu ngerjakan soal
(nyari contekan maksudnya), dan lain-lain.

Bahkan lucu juga saat dengar berita tahun lalu, ketika satu sekolah siswanya pada gak lulus
semua karena nyontek kunci jawaban yang salah (ini baru konyol, udah nyontek salah pula).
Lebih konyol lagi pihak sekolah itu malah minta sama pemerintah supaya ujian nasional
dilakukan ulang. Keterlaluan dan parah.

Wah, wah, kemana hilangnya rasa iman akan adanya Allah yang selalu mengawasi? Kok bisa
ngerasa aman ngelakukan dosa kayak gitu ya? Dosa? Ya iyalah, itukan jelas perbuatan yang
curang. Ingat kawan, Allah SWT telah berfirman: ”Kecelakaan besarlah bagi orang-orang
yang curang” (QS al-Muthaffifin [83]: 1).

Selain bikin orang getol melakukan kecurangan, UN sebenarnya juga bisa bikin kreativitas
siswa terpasung dan gak berkembang. Remaja yang seharusnya memiliki banyak potensi buat
dikembangkan malah terpaku pikirannya hanya untuk ujian nasional. Mereka belajar pun
niatnya bukan lagi demi kewajiban menuntut ilmu, tapi supaya bisa lulus dan dapat ijazah
semata. Padahal ingat, sekolah itu tujuan seharusnya ialah mendidik siswa supaya pintar,
cerdas dan punya perilaku sosial yang baik.

Dengan memperhatikan kondisi ini pantas aja banyak kalangan termasuk praktisi pendidikan
sendiri menyuarakan penghapusan UN. Tapi anehnya dengan banyaknya kekurangan di sana-

1
sini pemerintah tetap aja ngotot mempertahankan sistem pendidikan kayak gini. Bahkan lagi-
lagi batas kelulusan UN juga ditingkatkan. Gimana, jadi makin mengerikan bukan? (hehe,
kalo gue sih sudah aman).

Walau begitu, detik-detik menuju ujian sebentar lagi tetep bakal datang. Sudah gak ada
gunanya lagi kalo cuma bisa ngeluh, mencak-mencak, apalagi putus asa. Kalian mau demo
dan ngajak Paman Huri sebagai orator sekalipun juga belum tentu bisa ngebatalin keputusan
pemerintah kan? Jadi harus gimana? Nah, kata orang bijak, cara terbaik untuk memecahkan
masalah adalah dengan menghadapinya. Jadi, hadapi aja ujian nasional kali ini dengan gagah
berani dan keyakinan akan kemampuan diri. Tentu dengan persiapan yang sudah matang sejak
dini.

Inilah tips dari gue, (gak) dijamin ampuh, efektif, meningkatkan percaya diri, dan mampu
membunuh nyamuk dalam sekejap!

Tips-tips Menghadapi UN

Pertama, belajar. Belajar yang baik adalah belajar dengan ikhlas, keras, dan cerdas (gue kutip
dari “Keeps Spirit, Yang Muda Yang Luar Biasa” karya Zayed Ibnul Wahab). Ikhlas, artinya
kembali luruskan niat kita untuk belajar menuntut ilmu karena ikhlas mengharap ridha-Nya
semata. Belajar keras, maksudnya bukan dengan cara melahap materi sebanyak-banyaknya
dalam waktu yang sesingkat-singkatnya cuy. Tapi sedikit demi sedikit, dan berkelanjutan.
Anggap aja belajar itu kayak makan kue. Nikmati sedikit demi sedikit, kalau langsung telan
semuanya bisa-bisa kalian malah diopname di rumah sakit, kan.

Belajar cerdas, artinya kita perlu strategi. Pahami dan pilah materi apa yang musti kita kuasai.
Kalau yang diujikan nanti adalah mata pelajaran Fisika, maka kuasailah materi fisika, bukan
geografi (itu sama aja gak niat lulus). Biasanya ada juga kan batasan-batasan materi yang
bakal diujikan tiap mata pelajaran. Nah, fokuslah hanya pada yang itu aja.

Kedua, ini masih berkaitan juga dengan belajar tadi. Tapi kali ini khusus, kalian coba
ngejawab prediksi soal-soal ujian nasional dengan keadaan seolah-olah kalian sedang ujian
nasional yang sebenernya. Misalkan waktu ujiannya dua jam, maka coba selesaikan soal
tersebut juga dalam waktu dua jam, dengan kemampuan seadanya. Yah, sejenis simulasi atau
try out gitu. Minta tolong sama ortu atau saudara kamu buat ngawasin dan ketika selesai
langsung periksa hasilnya. Anggap aja hasil dari latihan tersebut adalah hasil sebenarnya dari
ujian nanti. Gimana, memuaskan?

Kalo belum, jangan langsung putus asa dan ngamuk. Lihat kunci jawaban, apanya yang salah
dari jawaban kalian. Lalu pahami seperti apa jawaban beserta langkah menjawab yang
benarnya, sampai kalian betul-betul mengerti. Terus, ulangi lagi simulasi tadi dengan soal
yang sama. Masih kurang memuaskan? Coba lagi! Thomas Alpha Edison aja pernah gagal 999
kali dalam percobaannya menemukan bola lampu, masa latihan buat ujian aja kalian malas-
malasan.

Ketiga, jangan malu buat nanya apa aja yang belum kalian pahami sama guru kalian di
sekolah. Ingat kata peribahasa, malu bertanya rotan pun jadi. Tenang aja, guru-guru kita yang
kualitasnya gak perlu diragukan lagi itu pasti mau ngajarin kalian. Gak usah takut, lagian
mereka juga gak mungkin gigit kok. Guru-guru kita adalah orang-orang yang sangat pantas
kita banggakan, mereka pasti ikhlas memberikan pemahaman kepada kita. Mereka juga pasti
sangat ingin anak muridnya mampu lulus ujian dengan nilai yang bagus, dengan kemampuan
sendiri tentunya. Insya Allah dengan sekuat tenaga mereka akan ngajarin kalian. Eh, tapi ingat
waktu minta ajarin beliau harus dengan cara yang sopan bos!

Oh iya, kalian juga bisa nanya sama teman kalian yang pintar. Gue ingat waktu dulu pernah
privat sama sohib gue yang jago matematika, alhasil nilai ujian matik gue jadi lumayan hehe.

2
Keempat, cari motivasi. Kalian bisa ikut berbagai acara semacam training motivasi yang
sering diadakan. Atau kegiatan lain yang bisa nambah semangat kalian dan menanamkan
keyakinan akan kemampuan kalian, bahwa kalian pasti bisa. Pasang target yang tinggi,
misalnya lulus ujian dengan nilai tertinggi seprovinsi. Tulis di selembar karton, pasang di
tempat yang strategis di kamar kalian, kalau perlu pasang dimana-mana supaya kalian ingat, di
WC kalo mau, supaya sekalian pas nabung kalian juga ingat target kalian apa. Dengan masang
target, sekuat tenaga kalian akan berupaya mencapai target tersebut. Usaha yang kalian
lakukan pun jadi semakin keras. Walau gak tercapai, paling nggak hasil yang kalian terima
insya Allah gak bakal jauh-jauh amat dari target yang kalian inginkan.

Kelima, doa. Manusia yang paling sombong adalah manusia yang merasa ia bisa melakukan
apa saja tanpa ada campur tangan dari Tuhan. Ingat, sekeras apa pun kalian berusaha dan
belajar, sepintar apa pun otak yang kalian punya, jika Allah SWT berkehendak apa pun bisa
terjadi. Maka, dekatkan diri kalian kepada Dia Yang Maha Kuasa. Memohonlah dengan ikhlas
dan tulus, dengan segala kerendahan hati kita, karena emang kita ini makhluk yang sangat
rendah dan hina dibanding Sang Khalik. Supaya doa kita diijabah, ketahui sebab apa aja yang
membuat doa kita bisa gak diterima oleh-Nya. Dengan begitu kita bakal menjauhi segala yang
dilarang-Nya. Salah satunya, misalnya sesuai dengan sabda Rasulullah ini:

“Demi zat yang jiwaku berada di tangan-Nya, sungguh kalian (memilki 2 pilihan, yaitu)
benar-benar memerintahkan berbuat ma’ruf (amar ma’ruf) dan melarang berbuat munkar (nahi
munkar), ataukah Allah akan mendatangkan siksa dari sisi-Nya yang akan menimpa kalian,
kemudian setelah itu kalian berdoa, maka doa itu tidak akan dikabulkan.” (HR. Tirmidzi)

Ketahui juga adab-adab berdoa dan waktu-waktu yang pas untuk berdoa, supaya doa kita
dikabulkan sama Allah SWT. Misalnya pada waktu sepertiga malam. Rasullah saw. bersabda:

“Setiap malam, Tuhan kita turun ke langit dunia ketika tersisa sepertiga malam akhir. Maka
Allah berfirman: Barangsiapa yang berdo’a kepada-Ku, pasti Aku kabulkan, dan barangsiapa
yang memohon kepada-Ku, pasti Aku beri, dan barangsiapa memohon ampun kepada-Ku,
pasti Aku ampuni.” (H.R.Bukhari, Muslim, Tirmidzi)

Nah, kayaknya cuma itu tips-tips yang bisa gue berikan, yang berdasarkan pengalaman gue
sendiri ditambah juga yang didapat dari berbagai sumber. Kalo ada dari catatan ini yang bisa
dijadikan manfaat walaupun gue tahu itu sangat sedikit, silakan diambil. Meski sebenernya
catatan ini lebih banyak ngalur-ngidul yang gak jelas, hehe. Cari aja tips-tips yang lebih
ampuh dan efektif serta menarik, di internet juga banyak kok. Yang jelas, kalau kalian cuma
ngebaca yang kayak ginian tapi tetap gak diterapkan maka itu sia-sia.

Terakhir, harus diingat kalau yang dinilai di sisi Allah SWT itu sebenernya adalah proses
dalam berusaha meraih tujuan kita, bukannya hasil. Di akhirat nanti, gue berani jaminin BPKB
motor bapak gue, kalo kalian gak bakalan ditanya berapa nilai ujian nasional kalian. Yang
dipertanggungjawabkan kelak adalah bagaimana cara kalian mendapatkan nilai tersebut.
Apakah dengan cara yang diridhai-Nya atau tidak. Nilai ujian yang tinggi dan memuaskan,
tapi didapatkan dengan cara yang haram? Bullshit. Kegembiraan karena lulus ujian dengan
cara yang tidak benar, gak sebanding dengan azab neraka yang maha dahsyat.

Singkirkan jauh-jauh ke Benua Afrika pemikiran biar nyontek asal lulus. Tapi jangan juga
mikir biar nilai jelek yang penting jujur. Yang benar adalah: ”Aku jujur dan nilaiku
memuaskan!” Yakinlah, bahwa jika Allah bersama kita, apapun insya Allah pasti bisa kita
lakukan.

”Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Sesungguhnya sesudah kesulitan
itu ada kemudahan” (TQS Alam Nasyrah [94]: 5-6)

” Sesungguhnya orang-orang yang bertaqwa mendapat kemenangan” (TQS An- Naba’ [78]:
31) Wallahu’alam bishshawb

3
Panduan Sukses Menghadapi Ujian
Panduan singkat menghadapi ujian ini sekiranya dapat membantu Anda (siswa
SMA) ketika akan menghadapi UAN agar dapat mengurangi stress dan panik yang
berlebihan. Ketika seorang siswa berjuang mempersiapkan ujian seringkali
mereka tidak paham benar bagaimana mereka:
- seharusnya mempersiapkan diri
- mengatur waktu
- menggunakan strategi belajar
Sebagian besar mereka belajar dengan apa adanya, seperti biasa, padahal ada
banyak hal yang harus dipersiapkan, diatur dan diperiksa kembali agar suskes
dalam menghadapi ujian. Berikut panduan sukses bagi Anda dalam menghadapi
ujian.
1. Mempersiapkan diri semaksimal mungkin
Ketika Anda menghadapi UAN mungkin akan terjadi banyak kejutan-kejutan jika
Anda tidak mempersiapkan diri secara maksimal, baik itu soal yang belum pernah
Anda kerjakan, Anda lupa rumusnya, atau Anda bisa mengerjakan tetapi tidak
ada jawaban yang sesuai dan masih banyak kejutan-kejutan lainnya. Berikut
beberapa hal yang sebaiknya menjadi perhatian sebelum Anda menghadapi ujian:
- soal-soal semacam apa yang kiranya akan keluar dalam ujian
- berapa lama (menit) Anda akan megerjakan untuk setiap soalnya
- petunjuk-petunjuk apa yang ada sebelum pelaksanaan UAN, kisi-kisi atau
Standar Kompetensi Lulusan (SKL)
2. Memanfaatkan waktu sebaik mungkin
Dalam pelaksanaan UAN 2008, semua siswa tidak boleh keluar sebelum tanda bel
waktu ujian selesai. Peraturan tersebut tentu saja memiliki kelemahan dan
kelebihannya. Siswa yang merasa sudah yakin bisa dan mampu mengerjakan
dengan cepat, di kelas akan cenderung ramai dan terkadang malah mengganggu
teman-teman yang lain. Namun, jika para siswa diperbolehkan keluar sebelum
tanda bel waktu ujian selesai, maka hal ini akan mengganggu situasi kelas dan
mempengaruhi kondisi psikologis siswa yang lain. Selain itu, jika ada kesalahan-
kesalahan yang dilalakukan siswa, misalnya ketidaklengkapan identias dll, akan
sulit dilacak, padahal siswa yang bersangkutan sudah keluar dan lembar jawab
harus dikumpulkan ke Pokja.
Terlepas dari hal di atas, tidak ada salahnya jika Anda dapat memanfaatkan
waktu yang tersedia, baik itu waktunya pas atau Anda memiliki kelebihan waktu.
Ingat, tidak ada seorangpun yang dapat memanfaatkan waktu dengan sempurna,
sehingga jangan khawatir bahwa Anda tidak dapat mengatur waktu.
Dalam perencanaan waktu sebaiknya:
- membuat catatan semua deadline
- meluangkan waktu untuk refreshing dan relaksasi
- hitung berapa lama waktu yang dapat Anda gunakan untuk belajar
Hal tersebut akan membantu Anda secara realistik, berapa total waktu yang Anda
miliki untuk menghadapi setiap mata pelajaran.
3. Mengembangkan strategi belajar yang efektif
Berikut beberapa strategi belajar yang efektif:
- melihat garis besar keseluruhan materi
- mencari keterkaitan antar topik atau materi
- menghubungkan apa yang Anda pelajari dengan situasi nyata dalam hidup Anda
- mengorganisir materi secara hirarkis dan terstruktur, jika perlu Anda buat
rangkuman kecil materi
- membuat alat bantu berupa gambar atau diagram yang membuat Anda mudah
untuk mengingat dan mempelajari materi (mind map)
- mencari persamaan dan perbedaan
- mencari poin-poin penting dan mencoba membahasakan dengan bahasa Anda
sendiri
- mengkritisi dan mengevaluasi apa yang sudah Anda pelajari
- mendiskusikan materi dengan teman-teman Anda
4. Mengecek perkembangan belajar Anda
5. Persiapan akhir
6. Mengatasi semua permasalahan teknis dan non-teknis
7. Konsentrasi dalam belajar dan ketika menghadapi ujian

4
8. Relaksasi
Semoga hal-hal tersebut dapat membantu Anda. Untuk panduan lengkapnya bisa
Anda lihat.

Ujian Nasional 2011 dan Database Nilai


Aturan Ujian Nasional (UN) 2011 makin rumit saja. Bagaimana tidak, selain sekolah harus
memberikan persiapan secara batin dan kognitif kepada para siswanya, sekolah juga
disibukkan dengan pengumpulan file nilai mata pelajaran yang di UN-kan mulai dari semester
3 sampai dengan semester 5. Nilai-nilai tersebut dikumpulkan beberapa minggu sebelum
pelaksanaan Ujian Nasional.
Yang bikin rumit lagi, aturan Ujian Nasional selalu berubah setiap tahun dan diumumkan
secara mendadak. Jika tahun lalu masih ada ujian ulangan, maka tahun ini tidak ada lagi.
Payah sekali. Apakah pembuat aturan Ujian Nasional tidak pernah belajar merencanakan
sesuatu (planning). Semua aturan biasanya baru diumumkan akhir-akhir tahun/akhir semester
1, padahal Ujian Nasional tinggal 3 atau 4 bulan lagi. Sepertinya enak saja mereka buat aturan.
Mungkin, mereka mudah untuk membuat aturan, karena mereka belum pernah menjadi guru.
Coba saja mereka jadi guru, pasti juga akan pusing. Sekolah, guru, siswa dan orang-tua
semuanya dibuat bingung. Planning yang mendadak, aturan berubah-ubah, makin membuat
carut-marut saja dunia pendidikan kita.
Membuat Nilai
Sekolah yang tidak memiliki database nilai siswa, semakin tambah pusing. Nilai yang pernah
di print dan diberikan ke siswa tidak pernah diarsipkan secara bagus, apa adanya, dan
semrawut. Mungkin diantara kita dulu tidak berpikiran bahwa nilai semester 3 akan dijadikan
sayarat Ujian Nasional. Memang, dengan aturan ini, siswa akan lebih diuntungkan, karena
kelulusan tidak hanya didasarkan pada Ujian Nasional yang diselenggarakan pemerintah,
tetapi juga ujian yang diselenggarakan sekolah.
Ada juga sekolah-sekolah yang rutin dan rajin melakukan pengarsipan database. Namun rasio
antara yang mengarsipkan dengan yang tidak, menurut saya lebih banyak yang tidak. Lalu
bagaimana jika sekolah tidak memiliki database nilai siswa ? Mungkin saja membuat nilai.
Nilai rapor lama diganti dengan rapor baru (dengan perbaikan nilai). Ha3x. Semakin tambah
kacau saja !
Solusi yang saya tawarkan
1. Mulailah membuat sistem database yang terintegrasi, artinya sistem ini kompatibel dan
mudah dalam pengolahan, dengan berbagai macam aturan yang setiap saat bisa berubah.
Sistem Informasi Akademis Siswa dengan database handal saat ini sudah banyak ditemui, baik
yang berbasis desktop application maupun berbasis web dengan variansi harga yang berbeda-
beda. Salah satu yang penting ketika sekolah menggunakan sistem tersebut adalah bahwa
sekolah harus memiliki SDM dan perangkat keras yang mendukung.
Sistem terjelek yang bisa dibuat sekolah adalah dengan Excel, meskipun secara prinsip Excel
bukanlah database application. Sekolah secara rutin bisa membuat ledger nilai setiap semester
sesuai dengan nilai pada rapor siswa.
2. Dokumentasi File Nilai
File nilai/ledger/rapor yang sudah dibuat perlu didokumentasikan. Hal ini untuk menghindari
dari file rusak, hilang, terkena virus, perubahan data oleh pihak lain, dan musibah/bencana.
Pendokumentasian dapat dilakukan dengan pengumpulan file secara teratur, sistematis dan
disimpan dalam CD/DVD/perangkat penyimpanan lainnya. Penyimpanan juga diatur
sedemikian rupa dengan beberapa kali penggandaan agar suatu saat dapat dicari dengan
mudah.
Selain agar ukuran file lebih kecil, file rapor siswa sebaiknya juga diubah dalam bentuk PDF
agar memudahkan kita jika suatu saat jika kita ingin mencetak lagi . Semoga bermanfaat !!!
Salam,
16 Tips Sukses Ujian
Apakah Anda ingin sukses dalam ujian? Kita semua mungkin tahu seseorang yang mengambil
ujian atau hanya akan mencoba. Berikut ini adalah 16 tips untuk mengambil ujian hidup, dan
ini sama-sama berlaku untuk ujian dari dunya ini. Anda mungkin tahu seseorang yang belajar

5
untuk ujian akhir hari ini. Ujian akhir selalu waktu yang bagus untuk fokus pada ujian sejati
kehidupan.

1. Rencana kerja Anda. Beberapa orang dapat berkonsentrasi lebih baik di malam hari,
yang lain memilih untuk bangun pagi. Pekerjaan apa pola Anda dan menaatinya. Jika Anda
terbaik banyak berdoa setelah Isya melakukan itu, jika Anda berdoa terbaik dalam 1
terakhir / 3 malam melakukan itu. Buatlah pada pola kerja yang konsisten agar pikiran dan
tubuh dapat menyesuaikan, dan mengambil banyak istirahat pendek untuk menjaga pikiran
Anda terfokus.
2. Tahu pemeriksa Anda. Di universitas, tentu saja dosen sering menetapkan pertanyaan-
pertanyaan – yang harus membantu ketika mencoba untuk mengantisipasi mereka. “Yang
aneh adalah, pemeriksa yang set dan menandai kertas adalah tokoh akrab,” kata Kate
Williams, editor saku kemampuan belajar Palgrave Macmillan. “Ini adalah orang yang
sama yang merancang kursus atau modul, yang kuliah Anda telah menghadiri.” Kita tahu
ujian bahwa Allah akan memberi kita untuk duduk, dan kita tahu bagaimana kita akan
ditandai, apa yang bisa lebih mudah dari itu?
3. Jangan post-mortem. Jika Anda belum selalu berdoa atau Anda belum baik dalam
agama Anda seperti yang Anda sekarang, jangan putus asa dan tidak melakukan post
mortem. Semua yang akan lakukan adalah fokus pada masa lalu-Anda perlu melihat di
masa depan dan berdoa untuk sebuah tanda yang luar biasa. Lakukan hal yang sama untuk
ujian, tidak ada gunanya di hunian pada ujian di mana Anda tidak melakukan yang baik itu
akan membuat Anda gila!
4. Anda tahu bahwa Anda tidak bisa menipu! Di setiap kita ujian hari kita tahu bahwa
kita tidak bisa menipu, bahkan anak-anak usia dasar tahu bahwa Anda tidak bisa meminta
bantuan siapa pun. Satu-satunya hal yang akan membantu Anda dalam ujian untuk akhirat
adalah Alquran, Nabi Muhammad dan cara-cara yang ditentukan lain syafaat.
5. Hasil Jika Anda mendapatkan nilai yang baik maka merayakan (dalam cara yang halal
tentunya)!. Bayangkan, bagaimana Anda akan merayakan hasil Anda ketika Anda bisa
jannah! Sampai hasil ujian keluar, kami stres dengan hasilnya. Dalam ujian hidup kita tidak
akan tahu keputusan kita untuk waktu yang lama, tapi kita harus hidup dalam harapan dan
kita tidak tahu apa hasil kita akan, jadi kami menghabiskan hari-hari kita dalam
pengharapan.
6. Clockwatching. Jika Anda memiliki 1 jam per pertanyaan Anda akan menghabiskan 1
jam di atasnya. Sebagaimana pemeriksa yang baik akan memberitahu Anda, jangan
lewatkan pertanyaan. Jadi jangan tergoda untuk melewatkan pada setiap doa, tidak akan ada
kesempatan untuk melakukan itu dan mendapatkan pahala yang sama.
7. Jangan putus asa. Bahkan jika Anda merasa underprepared, Anda dapat melakukan
banyak hal dengan waktu yang singkat yang tersisa. Beberapa orang melakukan malam-
sebelum catatan sebagai cara aktif menangkap, kondensasi dan meringkas materi ujian, ada
banyak teknik seperti pemetaan pikiran, membaca cepat dll bahwa Anda dapat
menggunakan jika diperlukan dan dalam waktu yang telah Anda kiri Anda tidak akan ragu
mencoba dan sehat seperti banyak yang Anda bisa. Sekarang bayangkan jika Anda hanya
memiliki besok til untuk hidup, berapa banyak yang akan Anda lakukan? Saya tidak
mengatakan gila, tapi hanya berpikir tentang hal ini dan mempertimbangkan apa lagi yang
dapat Anda lakukan sekarang untuk membuat perbedaan nyata.
8. Datanglah dengan persiapan yang matang dan lebih awal.
Bawalah semua alat tulis yang kamu butuhkan, seperti pensil, pulpen, kalkulator, kamus,
jam (tangan), penghapus, tip ex, penggaris, dan lain-lainnya. Perlengkapan ini akan
membantumu untuk tetap konsentrasi selama mengerjakan ujian.
9. Tenang dan percaya diri.
Ingatkan dirimu bahwa kamu sudah siap sedia dan akan mengerjakan ujian dengan baik.
10. Bersantailah tapi waspada.
Pilihlah kursi atau tempat yang nyaman untuk mengerjakan ujian. Pastikan kamu
mendapatkan tempat yang cukup untuk mengerjakannya. Pertahankan posisi duduk tegak.
11. Preview soal-soal ujianmu dulu (bila ujian memiliki waktu tidak terbatas)
Luangkan 10% dari keseluruhan waktu ujian untuk membaca soal-soal ujian secara
mendalam, tandai kata-kata kunci dan putuskan berapa waktu yang diperlukan untuk
menjawab masing-masing soal. Rencanakan untuk mengerjakan soal yang mudah dulu,

6
baru soal yang tersulit. Ketika kamu membaca soal-soal, catat juga ide-ide yang muncul
yang akan digunakan sebagai jawaban.
12. Jawab soal-soal ujian secara strategis.
Mulai dengan menjawab pertanyaan mudah yang kamu ketahui, kemudian dengan soal-soal
yang memiliki nilai tertinggi. Pertanyaan terakhir yang seharusnya kamu kerjakan adalah:
o soal paling sulit
o yang membutuhkan waktu lama untuk menulis jawabannya
o memiliki nilai terkecil
13. Ketika mengerjakan soal-soal pilihan ganda, ketahuilah jawaban yang harus
dipilih/ditebak.
Mula-mulai, abaikan jawaban yang kamu tahu salah. Tebaklah selalu suatu pilihan jawaban
ketika tidak ada hukuman pengurangan nilai, atau ketika tidak ada pilihan jawaban yang
dapat kamu abaikan. Jangan menebak suatu pilihan jawaban ketika kamu tidak mengetahui
secara pasti dan ketika hukuman pengurangan nilai digunakan. Karena pilihan pertama
akan jawabanmu biasanya benar, jangan menggantinya kecuali bila kamu yakin akan
koreksi yang kamu lakukan.
14. Ketika mengerjakan soal ujian esai, pikirkan dulu jawabannya sebelum menulis.
Buat kerangka jawaban singkat untuk esai dengan mencatat dulu beberapa ide yang ingin
kamu tulis. Kemudian nomori ide-ide tersebut untuk mengurutkan mana yang hendak kamu
diskusikan dulu.
15. Ketika mengerjakan soal ujian esai, jawab langsung poin utamanya.
Tulis kalimat pokokmu pada kalimat pertama. Gunakan paragraf pertama sebagai overview
esaimu. Gunakan paragraf-paragraf selanjutnya untuk mendiskusikan poin-poin utama
secara mendetil. Dukung poinmu dengan informasi spesifik, contoh, atau kutipan dari
bacaan atau catatanmu.
16. Sisihkan 10% waktumu untuk memeriksa ulang jawabanmu.
Periksa jawabanmu; hindari keinginan untuk segera meninggalkan kelas segera setelah
kamu menjawab semua soal-soal ujian. Periksa lagi bahwa kamu telah menyelesaikan
semua pertanyaan. Baca ulang jawabanmu untuk memeriksa ejaan, struktur bahasa dan
tanda baca. Untuk jawaban matematika, periksa bila ada kecerobohan (misalnya salah
meletakkan desimal). Bandingkan jawaban matematikamu yang sebenarnya dengan
penghitungan ringkas.

Saran : Analisalah hasil ujian Anda. Setiap ujian dapat membantumu dalam mempersiapkan
diri untuk ujian selanjutnya. Putuskan strategi mana yang sesuai denganmu. Tentukan strategi
mana yang tidak berhasil dan ubahlah. Gunakan kertas ujian sebelumnya ketika belajar untuk
ujian akhir.

Strategi Mempersiapkan Siswa Sukses Menghadapi Ujian


Prof. Dr. Prayitno, M.Sc.Ed
Keberhasilan siswa menghadapi ujian pada umumnya, khususnya Ujian Nasional (UN)
dipengaruhi oleh berbagai faktor, salah satunya adalah kemampuan menjawab pertanyaan
secara tepat dan benar, setidak-tidaknya guna mencapai Standar Kelulusan Minimal. Untuk
sampai pada kondisi tersebut, siswa perlu mempersiapkan diri dengan sungguh-sungguh
sehingga benar-benar merasa mampu untuk menghadapi dan mengikuti ujian tersebut dengan
kemampuan sendiri dan dengan hasil yang sebaik-baiknya.
Ujian Nasional (UN) yang dilaksanakan beberapa tahun terakhir ini mengundang pro dan
kontra, baik bagi peserta ujian sendiri, maupun pengelola dan pengambil kebijakan pendidikan
serta orang tua/wali murid. Banyak isu yang yang berkembang atas pelaksanaan UN,
khususnya terhadap bagaimana siswa sukses dan lulus dengan baik. Pada umumnya pihak
satuan pendidikan sekolah/madrasah, menginginkan siswanya lulus 100%. Untuk mencapai
tujuan tersebut berbagai cara dilakukan, termasuk di dalamnya membentuk “tim
sukses” agar sebagian besar siswa lulus dengan nilai yang tinggi. Dalam pada itu
diperoleh informasi dari berbagai pihak bahwa peserta UN ada (banyak) yang sebelum
dan/atau ketika ujian berlangsung menerima kunci jawaban dari sumber yang tidak
bertanggung jawab. Ironisnya, kunci jawaban itu ada yang benar ada pula yang salah mengacu
kepada soal-soal yang ada.

7
Kenyataan seperti digambarkan di atas perlu ditanggapi secara tepat segera dicarikan jalan
keluarnya. Semua pihak yang terlibat dalam penyelenggaraan UN, seperti Dinas Pendidikan
Nasional Propinsi/Kab/Kota, Pengawas, Kepala Sekolah, Guru, Konselor, dan juga Orang
Tua, perlu melaksanakan peran masing-masing secara tepat dan terarah sehingga di satu sisi,
siswa dapat mempersiap-kan diri dan menjalani ujian dalam kondisi benar-benar ;siap tempur ;
dan di sisi lain misi pendidikan yang paling esensial, yaitu mencerdaskan para siswa dalam
arti yang sebenar-benarnya, tidak tercederai. Untuk itu siswa perlu didorong, dibimbing, dan
diarahkan dan diberi kesempatan seluas-luasnya untuk mempersiapkan diri menghadapi ujian
dengan bekal yang penuh, bergairah dan bersemangat.
Kepada siswa perlu diperkenalkan dan diajak menempuh langkah-langkah kongkrit untuk
menghadapi ujian dengan persiapan yang penuh dan matang.

10 Tips Sukses Menghadapi UAN


1. Berdoalah pada Tuhan
Adalah sombong yang beranggapan bahwa keberhasilan kita semata-mata
usaha dan kerja keras kita sendiri tanpa keikutsertaan Sang Pencipta.
Untuk itu dengan segala kerendahan diri dan hati di hadapan-Nya, kita
panjatkan doa agar diberi kelulusan, kesehatan dan kemudahan dalam
menghadapi ujian nanti. Tuhan Mahatahu dan tentu akan mendengarkan
dan mengabulkan doa hamba-hambanya.
2. Hadapilah ujian dengan tenang dan proporsional
Hadapilah ujian ini dengan sikap yang tenang dan proporsional bahwa
ujian sebagai sesuatu yang harus dihadapi, dilalui. Sikap tenang akan
memungkinkan kita menyusun rencana menentukan strategi dan
menjalaninya dengan senang.
3. Bersikaplah proaktif
Proaktif adalah suatu sikap yang beranggapan bahwa kita sendirilah yang
menentukan keberhasilan dan kegagalan dalam hidup ini, termasuk dalam
menghadapi UAN. Yakinlah bahwa kerja keras dan usaha keras yang kita
lakukan akan membuahkan hasil. Dalam menyikapi standar minimal 5,25
justru yang terbaik adalah kita sendiri membuat patokan standar nilai
minimal. Misalnya, menargetkan 7,01 atau 8,01 sehingga yang muncul
adalah tantangan bukan beban.
4. Buatlah rencana
Menghadapi ujian dapat diibaratkan sebagai perjalanan menuju sukses.
Sebagaimana perjalanan sukses, sudah sepatutnya kita membuat
perencanaan. Dari sekian banyak bahan pelajaran yang harus dipelajari
dipilah-pilah antara bahan UAN dari pusat dengan bahan ujian dari
sekolah. Antara bahan kelas satu, kelas dua, dan kelas tiga, pelajaran
hitungan dan hafalan, sehingga dapat dipelajari dengan teratur dan
sistematis. Model belajar semacam itu dapat meringankan dan lebih
mengefektifkan cara kerja otak. Salah satu hukum otak yaitu dapat bekerja
maksimal dengan cara teratur dan sistematis.
5. Perbanyaklah baca dan latihan soal
Salah satu kelebihan yang dimiliki oleh lembaga bimbingan belajar adalah
para siswa banyak berlatih memecahkan soal-soal dengan cepat. Kita
dihadapkan pada soal-soal yang harus dijawab dan dipecahkan dengan
tepat. Dengan sering kita berlatih maka kita terbiasa dan terlatih, sehingga
tidak cemas atau grogi dalam menghadapi soal (ujian).
6. Belajar kelompok
Belajar kelompok merupakan salah satu cara yang dapat dipakai para
siswa untuk berbagi dengan teman yang lain dalam memecahkan soal dan
saling menguatkan motivasi belajar dan prestasi. Para siswa daripada
banyak bermain dan membuang-buang waktu dengan percuma,
manfaatkanlah dengan cara belajar berkelompok dengan teman di sekolah
atau di sekitar tempat tinggal kita.
7. Efektifkan belajar di sekolah

8
Masih terdapat siswa yang datang ke sekolah dan hadir di kelas dengan
alakadarnya atau sekadar hadir, tidak mengoptimalisasikan semua potensi
dirinya untuk meraih hasil terbaik dalam daya serap materi maupun
prestasinya. Padahal jika dimaksimalkan, niscaya hasilnya akan lebih
bagus walaupun tidak ditambah dengan les-les yang lain di luar jam
sekolah. Pada umumnya, para siswa kurang menggunakan kemampuan
nalarnya dalam belajar, baru sebatas menghafal. Siswa juga masih kurang
untuk bertanya, berdialog bahkan berdebat dengan gurunya. Padahal
kemampuan bertanya salah satu upaya untuk memperkuat
pemahamaman atau pengertian dan keterampilan belajar.
8. Mohon doa restu dari orang tua
Yakinlah bahwa jika kita lulus maka orang tua kita akan senang dan
bangga. Jadikanlah perjuangan menghadapi UAN 2004 sebagai ajang
untuk mempersembahkan yang terbaik kepada kedua orang tua kita
tercinta. Mohon doa restulah pada orang tua agar kita diberi kemudahan
dan kelancaran. Kedua orang tua kita akan dengan senang mendoakan
putra-putrinya yang sedang berjuang menghadapi UAN.
9. Rajin Bertanya
Rajin-rajinlah bertanya, karena dengan bertanya kita dapat mengetahui
apa yang sebelumnya tidak kita ketahui. Jika ada kata/kalimat yang tidak
kita ketahui di dalam buku yang kita pelajari, maka sangat dianjurkan
untuk bertanya pada ahlinya, baik itu guru, orang tua, maupun kakak kita.
Ketika di sekolah, jika ada penjelasan guru yang tidak kita mengerti maka
bertanyalah. Jangan takut bertanya ! Karena kemungkinan masih banyak
teman sekelasmu yang juga tidak mengerti penjelasan guru tersebut,
hanya saja mereka malu bertanya.
Kalau tidak pernah bertanya, kita tidak akan tahu sampai kapanpun.
Ingat, “Malu bertanya, sesat di jalan”.
10. Motivasi Diri Anda
Motivasilah diri Anda sedini mungkin untuk belajar, karena dengan adanya
motivasi dapat meningkatkan keinginan untuk selalu dan terus belajar.
Salah satu cara memotivasi diri Anda adalah dengan membuat beberapa
afirmasi, seperti “Kalau dia bisa, kenapa aku nggak bisa?”.

Good luck : Vthree (http://guruindonesia.com/10-tips-sukses-menghadapi-uan. Monday,


February 14, 2011 12:07:23 AM)

UN 2011: PELUANG DAN TANTANGAN


Kehadiran Permendiknas Nomor 45 dan 46 tahun 2010 diyakini membawa perubahan dalam
penyelenggaraan Ujian Nasional. Hal ini karena adanya perubahan sistem penentuan kelulusan
dibanding tahun-tahun sebelumnya. Mulai tahun pelajaran 2010/2011, kelulusan peserta didik
ditentukan dari nilai akhir (NA). Dalam hal ini NA diperoleh dari kolaborasi nilai sekolah
(NS) dan nilai ujian nasional (UN). Sedangkan NS didapatkan dari perhitungan nilai rapor
(NR) dengan nilai ujian sekolah (US).
Regulasi terhadap penyelenggaraan UN dipandang perlu karena adanya berbagai
permasalahan yang muncul pada penyelenggaraan UN tahun-tahun sebelumnya. Fakta
menunjukkan, banyak kecurangan yang ditemukan pada penyelenggaraan UN, terutama
terjadinya kebocoran soal. Bahkan, Wakil Menteri Pendidikan Nasional, Fasli Jalal,
menyebutkan ada tiga faktor utama kebocoran soal UN, yaitu percetakan, distribusi soal, dan
pengawasan pada pelaksanaan UN (Kompas.com, 30 Maret 2010). Beberapa indikator
kecurangan pelaksanaan UN, diantaranya siswa selesai mengerjakan seluruh soal dalam waktu
15 menit, membawa kunci jawaban, datang terlambat, dan adanya SMS yang berisi jawaban
soal UN. Data lain, menunjukkan bahwa pada hari pertama, Posko UN mendapatkan 417
laporan, sebagian besar terkait kebocoran soal. Pada hari kedua, Posko UN menerima 1.090
laporan, sebagian besar juga dugaan kebocoran soal (Kompas, 24 Maret 2010). Ini adalah

9
sebagian kecil tindak kecurangan yang muncul ke permukaan, dan diyakini ini merupakan
fenomena gunung es.
Mula-mula, UN dianggap sebagai indikator keberhasilan pendidikan. Sekolah dianggap
berhasil, jika tingkat kelulusan UN tinggi. Dinas Pendidikan menekan kepala sekolah, lalu
kepala sekolah menekan guru. Hal ini menyebabkan, guru, kepala sekolah, bahkan kepala
Dinas Pendidikan, melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan persentase kelulusan.
Berbagai cara tersebut dilakukan dalam kerangka meningkatkan kelulusan UN mencapai
100%, bahkan dengan rerata nilai tinggi (Mukh Doyin, 5 Februari 2010 dalam
http://agupenajateng.net/2010/02/05/1547/). Akibatnya, berbagai komponen penyelenggara
pendidikan berbuat sekuat tenaga dengan menghalalkan segala cara. Inilah bentuk kontribusi
pengambil kebijakan terhadap tindak kecurangan pada penyelenggaraan UN. Oleh karena itu
sangat relevan dan signifikan dilakukan regulasi terhadap penyelenggaraan UN demi
peningkatan kualitas pendidikan secara nasional. Lalu, apakah dengan keluarnya regulasi baru
tersebut, penyelenggaraan UN 2011 menjadi lebih baik?
Penerapan NR dalam formula penentuan NA, mengakibatkan ada kontribusi proses dalam
penentuan kelulusan. Hal ini karena nilai rapor yang diperoleh siswa merupakan hasil dari
proses pembelajaran yang dilakukan selama satu semester. Selama itu juga upaya-upaya
perbaikan yang terjadi pada diri siswa terus dipantau dan dinilai oleh guru. Dengan demikian
nilai rapor diyakini lebih banyak domain prosesnya ketimbang nilai UN.
Di lain pihak, penerapan NR dalam penentuan kelulusan berimplikasi jauh ke masa depan.
Artinya, nilai rapor akan semakin bermanfaat dan bermakna di mata siswa dan guru.
Akibatnya, semua pihak akan berusaha meningkatkan kuantitas dan kualitas nilai rapor yang
diperolehnya. Motivasi belajar siswa meningkat, karena ingin mendapatkan NR yang
memuaskan. Demikian pula, guru berusaha menghadirkan proses pembelajaran yang
berkualitas. Sinergi ini diyakini akan meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar yang
bermuara kepada peningkatan kualitas pendidikan secara nasional. Inilah peluang positif dari
kehadiran regulasi baru sistem UN.
Hasil UN pada tahun pelajaran 2010/2011 tidak lagi penjadi salah satu penentu kelulusan,
tetapi dikolaborasikan dengan NR dan US. Ini berarti, UN sebagai momok mulai berkurang.
Konsekuensi dari hal ini adalah nilai UN tidak harus dipaksakan mendapat nilai standar 4,25
atau lebih. Akibatnya, pelaksanaan UN diharapkan dapat lebih jujur, objektif, dan tidak
dicemari dengan berbagai kecurangan. Inilah peluang berikutnya dari hadirnya regulasi baru
tentang penyelenggaraan UN. Fenomena ini patut diapresiasi, karena merupakan awal yang
mulia untuk memulai perbaikan dunia pendidikan.
Dari berbagai peluang perbaikan tersebut, ternyata menyimpan berbagai tantangan yang patut
kita cermati bersama. Akibat dari berkontribusinya NR dalam NA untuk menentukan
kelulusan, maka NR diduga akan menjadi bahan rekayasa dan manipulasi. Pada masa-masa
yang akan datang ada upaya untuk memaksakan agar NR cenderung besar. Hal ini dibenarkan
dalam kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) yang berparadigma pembelajaran tuntas.
Agar NR cenderung besar, maka nilai kriteria ketuntasan minimal (KKM) dibuat tinggi,
sehingga NR lebih besar. Jika masih ada siswa yang belum mencapai nilai KKM maka
dilakukan perbaikan bahkan dipaksakan agar nilai minimal mencapai KKM. Kondisi ini
sangat kontra produktif dengan gagasan meningkatkan kualitas pendidikan. Tatkala ada upaya
membangun kualitas pendidikan secara nasional, ternyata masih ada ketidaksempurnaan
sistem yang diterapkan. Inilah salah satu tantangan yang muncul dari regulasi baru UN tahun
2011.
Pencermatan juga patut dilakukan terhadap nilai US yang merupakan salah satu nilai yang
masuk dalam penentuan NA. Ujian Sekolah/Madrasah adalah kegiatan pengukuran dan
penilaian kompetensi peserta didik yang dilakukan oleh sekolah/madrasah untuk semua mata
pelajaran pada kelompok ilmu pengetahuan dan teknologi. Oleh karena diselenggarakan
satuan pendidikan, maka peluang untuk melakukan rekayasa menjadi sangat besar. Dalam
konteks inilah ketidakjujuran mungkin dilakukan dan ditemukan. Hal ini karena pada
hakikatnya semua satuan pendidikan ingin membantu siswa agar dapat lulus. Salah satu cara
membantu adalah dengan memberikan nilai US yang besar. Akibatnya, terjadilah tindak
kecurangan dengan berbagai modus. Inilah tantangan lain yang patut dicarikan solusinya dari
hadirnya regulasi baru pelaksanaan UN tahun 2011.
Terlepas dari peluang dan tantangan yang muncul dari kehadiran permendiknas tentang UN
tersebut, maka menyukseskan penyelenggaraan UN tahun 2011 adalah keniscayaan. Oleh

10
karena itu stakeholders pendidikan, baik siswa, guru, masyarakat, perguruan tinggi, dan
pemerintah hendaknya menyatukan langkah dan menyamakan persepsi untuk menyukseskan
penyelenggaraan UN tahun 2011. Mengubah kelemahan menjadi kekuatan dan tantangan
menjadi peluang adalah salah satu upaya untuk menyukseskan penyelenggaraan UN tahun
2011. Semoga penyelenggaraan UN tahun 2011 dapat berjalan objektif, jujur, dan adil demi
peningkatan kualitas pendidikan nasional.

Tentang Kriteria Ujian Nasional SMP Tahun Pelajaran


2010-2011 (Permendiknas No. 45 Tahun 2010)
Ujian Nasional merupakan kegiatan pengukuran pencapaian kompetensi peserta didik pada
beberapa mata pelajaran secara nasional.
Meski keberadaannya masih sering diwarnai pro-kontra, pada tahun pelajaran 2010/2011 ini,
pemerintah melalui Badan Standar Nasional Pendidikan tetap akan menyelenggarakan Ujian
Nasional.
Pada tanggal 31 Desember 2010 yang lalu, Kementerian Pendidikan Nasional telah
mengeluarkan peraturan tentang Kriteria Kelulusan Peserta Didik Tahun Pelajaran 2010/2011,
yang dituangkan dalam Permendiknas No. 45 Tahun 2010.
Menurut Peraturan ini, terdapat empat kriteria kelulusan peserta didik yaitu:
1. menyelesaikan seluruh program pembelajaran; dalam arti memiliki rapor
semester 1 (satu) sampai dengan semester 6 (enam).
2. memperoleh nilai minimal baik pada penilaian akhir untuk seluruh mata
pelajaran yang terdiri atas: (a) kelompok mata pelajaran agama dan akhlak
mulia; (b) kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian; (c)
kelompok mata pelajaran estetika, dan (d) kelompok mata pelajaran
jasmani, olah raga, dan kesehatan;
3. lulus Ujian Sekolah untuk kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan
teknologi; dan
4. lulus Ujian Nasional.
Selanjutnya dikemukakan pula bahwa peserta didik dinyatakan lulus Ujian Nasional apabila
nilai rata-rata dari semua Nilai Akhir mencapai paling rendah 5,5 (lima koma lima) dan nilai
setiap mata pelajaran paling rendah 4,0 (empat koma nol).
Nilai Akhir diperoleh dari nilai gabungan antara Nilai Sekolah dari mata pelajaran yang
diujinasionalkan dan Nilai Ujian Nasional, dengan pembobotan 40% untuk Nilai Sekolah dari
mata pelajaran yang diujinasionalkan dan 60% untuk Nilai Ujian Nasional.
Khusus untuk SMP, Nilai Sekolah diperoleh dari gabungan antara nilai Ujian Sekolah dan
nilai rata-rata rapor semester 1, 2, 3, 4, dan semester 5 dengan pembobotan 60% (enam puluh
persen) untuk nilai Ujian Sekolah dan 40% (empat puluh persen) untuk nilai rata-rata rapor.
Ujian Sekolah adalah kegiatan pengukuran dan penilaian kompetensi peserta didik yang
dilakukan oleh sekolah untuk semua mata pelajaran pada kelompok ilmu pengetahuan dan
teknologi.
Secara skematik, proses terjadinya nilai sekolah dan nilai akhir untuk menyatakan kelulusan
peserta didik dapat dilihat dalam gambar berikut ini.

11
Berdasarkan gambar di atas tampak bahwa untuk meluluskan peserta didik tidak ditentukan
satu-satunya melalui hasil Ujian Nasional tetapi ditentukan pula melalui proses pendidikan
sejak seorang peserta didik memasuki sekolah yang bersangkutan.

Besaran standar Nilai Akhir 5,5, menurut saya tampaknya untuk saat ini sudah dianggap
wajar, bahkan jika memungkinkan ke depannya bisa ditingkatkan lagi. Beberapa tahun yang
lalu kita pernah menggunakan standar di bawah 5,5 bahkan hingga 3,25, bagi saya ini
merupakan sebuah angka yang sungguh menyedihkan karena didalamnya terkandung makna
kualitas pendidikan sekaligus kualitas anak bangsa kita.

12

You might also like