Professional Documents
Culture Documents
BAB I
PERENCANAAN STRUKTUR
ATAP
A. Umum
Atap bangunan direncanakan dalam bentuk limasan penuh dengan
bahan penutup terbuat dari genteng keramik. Sudut atap, α sebesar 35º.
Lebar tritisan direncanakan sebesar 2 meter. Kuda-kuda menggunakan
sistem truss baja siku ganda dengan gording terbuat dari kayu dengan
kode mutu kayu E18 dan kelas mutu B.
B. Perancangan Gording
Rencana letak gording dan tinjauan kekuatan gording
1. Pembebanan Gording.
a. Beban Mati
1) Beban genteng fiber cement (termasuk Reng dan usuk):
40 Kg/m²
2) Beban sendiri gording
b. Beban Hidup
Beban hidup dirancang dengan mengambil gaya terbesar antara
beban hujan dan beban terpusat manusia.
1) Beban hujan
Dalam perhitungnya besarnya beban hujan dirumuskan:
P = (40 – 0.8α) Kg/m²
Untuk α = 35º
P = (40 - 0.8x35)
= 12 Kg/m²
2) Beban terpusat manusia
a) Beban terpusat dari seorang pekerja atau pemadam
kebakaran ditengah bentang gording dirancang:
P = 100 Kg
b) Beban pada balok tepi atau struktur kantilever perlu
diperhitungkan besarnya beban terpusat sebesar:
P = 200 Kg
c. Beban Angin
Dalam perhitungan beban angin digunakan rumus:
V2
P= Kg/m2
16
Keterangan: V = Kecepatan Angin
= 36 Km/jam
= 10 m/s
maka:
102
P= Kg/m2
16 `
P = 6,25 Kg/m²
2. Karakteristik kayu
Gording direncanakan menggunakan kayu dengan kode mutu E18. Sesuai
dengan ketentuan dalam SNI Kayu 2002 (Revisi PKKI NI-5 2002) maka
didapat:
1700
Modulus Elastisitas lentur (EW) = Mpa
0
Kuat lentur (Fb) = 42 Mpa
Kuat tarik sejajar serat (Ft) = 39 Mpa
Kuat tekan sejajar serat (Fc) = 35 Mpa
Kuat geser (Fv) = 5,4 Mpa
(Fc
Kuat tekan ¿ serat = 16 Mpa
3. P
¿ )
er
hitungan Gording
a. Kombinasi Pembebanan
Perhitungan beban menurut Revisi PKKI NI-5 2002, beban
dikombinasikan sebagai berikut:
o 1,4 D
o 1,2 D + 1,6 L +0,5 (La atau H)
o 1,2 D + 1,6 (La atau H) + (0,5 L atau 0,8 W)
o 1,2 D + 1,3 W + 0,5 L + 0,5 (La atau H)
o 1,2 D ± 1,0 E + 0,5 L
o 0,9 D ± ( 1,3 W atau 1,0 E )
Keterangan:
c. Analisis Pembebanan
1) Gording Tengah
Data: = 35
Angin Tekan
Beban terhadap sumbu kuat (x-x)
=0,0998 kN/m (←)
Beban terhadap sumbu lemah (y-y)
2) Gording Tepi
Data:
Angin Tekan
Beban terhadap sumbu kuat (x-x)
=0,0998 kN/m (←)
Beban terhadap sumbu lemah (y-y)
d. Perhitungan Kekuatan
1) Gording Tengah
Data Gording :
1700
Modulus Elastisitas lentur (EW) = Mpa
0
Kuat lentur (Fb) = 42 Mpa
Kuat tarik sejajar serat (Ft) = 39 Mpa
Kuat tekan sejajar serat (Fc) = 35 Mpa
Kuat geser (Fv) = 5,4 Mpa
(Fc
Kuat tekan ¿ serat = 16 Mpa
D i m e n s i g o r d i n g
¿ )
(b) = 80,00 mm
(d) = 120,00 mm
Jarak antar kuda-kuda (lu) = 3.400,00 mm
Mu Vu δ
Kombinasi Terbesar
(Nmm) (N) (mm)
Sumbu Kuat, Kombinasi 3:
-21.326295 2031.08 0.2
1,2 D + 1,6 H + 0,8 W
Sumbu Lemah, Kombinasi
3: -191.10648 1820.059 0.18
1,2 D + 1,6 H + 0,8 W
'
Ew =0 , 63 E w=0 ,63 x 17. 000=10 .710 , 00 MPa
Modulus elastisitas lentur terkoreksi pada persentil kelima:
Ey 05 '=1 ,03 Ew ' {1−1 ,645 (KV E )}=0 , 67 x10 . 710 ,00=7 .175 , 7 MPa
Momen Inersia terhadap sumbu kuat:
1 3 1
Iy= db = x 120 x 80 3=5 . 120. 000 ,00
12 12 mm4
3 . 400
lu/d= =28 ,33
Panjang efektif ekivalen, 120 >14,3
le=1 ,63lu+3 d=1,63 x3400+3 x120=5902 ,00 mm
Momen tekuk lateral elastik:
Iy 5 .120 . 000
M e=2 . 40 E y 05 ' =2 . 40 x 7 . 175 ,7 x
le 5902 , 00
=14,939,851 .17 Nmm
Faktor stabilisasi, s = 0,85
φs M e 0 ,85 x 14,939,851. 17
α b= = =3 . 06 ¿
λφ b M x∗¿ 0 , 85 x 8 . 064 , 00
Cb=0,95
1+α b 1+ α b 2 α b 1+3. 06
C L=
2c b
−
√( 2 cb )
− =
Persyaratan:
Mu≤M n
Geser lentur
V U =2,031 .08 N
Kontrol terhadap Gaya Geser
Persyaratan :
V U ≤V n
1 3 1
Iy= d b= 1203 x 80=11. 520. 000 , 00
12 12 mm4
3 . 600
lu/d= =30
Panjang efektif ekivalen dengan 120 >14,3
le=1 ,63lu+3 d=1 ,63 x3600+3 x120=6,228 . 00 mm
Momen tekuk lateral elastik:
Iy 11.520 . 000
M e=2 . 40 E y 05 ' =2 . 40 x 5 . 487 , 30 x
le 6,228 .00
=24,359,805 .78 Nmm
Faktor stabilisasi, s = 0,85
φs M e 0 , 85 x 24,359,805. 78
α b= = =10 . 34 ¿
λφ b M x∗¿ 0,8 x 0 , 85 x 2 .944 .000
Cb=0,95
Persyaratan:
Mu≤M n
'
V n =λ . φv . v =0,8 x 0 , 75 x 29 . 440 , 00=17 . 664 , 00 N
V U =2,031 .08 N
Kontrol terhadap Gaya Geser
Persyaratan :
V U ≤V n
2) Gording Tepi
Data Gording :
1300
Modulus Elastisitas lentur (EW) = Mpa
0
Kuat lentur (Fb) = 23 Mpa
Kuat tarik sejajar serat (Ft) = 22 Mpa
Kuat tekan sejajar serat (Fc) = 27 Mpa
Kuat geser (Fv) = 4,6 Mpa
(Fc
Kuat tekan ¿ serat = 11 Mpa
D i m e n s i g o r d i n g
¿ )
(b) = 80,00 mm
(d) = 120,00 mm
Jarak antar kuda-kuda (lu) = 3.600,00 mm
Mu Vu δ
Kombinasi Terbesar
(Nmm) (N) (mm)
Sumbu Kuat, Kombinasi 3:
-21.326295 2031.08 0.2
1,2 D + 1,6 H + 0,8 W
Sumbu Lemah, Kombinasi
3: -191.10648 1820.059 0.18
1,2 D + 1,6 H + 0,8 W
1 3 1
Iy= db = x 120 x 80 3=5 . 120. 000 , 00
12 12 mm4
3 . 600
lu/d= =30
Panjang efektif ekivalen, 120 >14,3
le=1 ,63lu+3 d=1 ,63 x3600+3 x120=6 .228,00 mm
Momen tekuk lateral elastik:
Iy 5 . 120 .000
M e=2 . 40 E y 05 ' =2 . 40 x 5 . 487 , 30 x
le 6 . 228 , 00
=10,826,580 .35 Nmm
Faktor stabilisasi, s = 0,85
φs M e 0 ,85 x 10,826,580. 35
α b= = =3 . 06 ¿
λφ b M x∗¿ 0 , 85 x 4 . 416 , 00
Cb=0,95
1+α b 1+ α b 2 α b 1+3. 06
C L=
2c b
−
√( 2 cb ) − =
Persyaratan:
Mu≤M n
Geser lentur
Faktor waktu , = 0,8
Faktor tahanan geser, v = 0,75
Kuat geser, Vp = 4,6 MPa
Tahanan geser terkoreksi,
2 ' 2
V '= ×F v×b×d= x 4,6 x 80 x 120=29. 440 , 00
3 3 N
'
V n =λ . φv . v =0,8 x0 , 75 x 29 . 440 , 00=17 . 664 , 00 N
V U =2,031 .08 N
Kontrol terhadap Gaya Geser
Persyaratan :
V U ≤V n
Cb=0,95
Persyaratan:
Mu≤M n
V U =2,031 .08 N
Kontrol terhadap Gaya Geser
Persyaratan :
V U ≤V n
d. Batasan Lendutan
Menurut PPKI Revisi NI-5, lendutan struktur bangunan akibat
berat sendiri dan muatan tetap untuk balok-balok pada
konstruksi kuda-kuda, antara lain gording dan kasau, dibatasi
a. Data kayu
Modulus Elastisitas Lentur, E = 13.000 N/mm2
Berat Jenis kayu, G = 0,71 N/mm3
b = 80,00 mm
tm = 100,00 mm
ts = 40,00 mm
Fem = 77,25Xg
Fes = 77,25xG
b. Data baut
Diameter baut, D = 12,70 mm
(jika lebar kayu 8 cm, minimal dipakai baut diameter 12,7 mm)
Fem = 54,95 mm
Fes = 54,95 mm
Fyb = 23,00 N/mm
Sudut antara garis kerja dengn serat kayu, θ =0
, Faktor waktu = 0,8
Faktor tahanan sambungan, θz = 0,65
1 ,04 k 3 Dt m Fem
III m=Z=
(1+2 R e ) K θ
2.(1+Re ) 2 . F yb .(2+R e ). D2
k 3 = (−1) +
√ Re
+
3. F em . t
s
2
= 19.761,01N
1 , 04 D2 2 F em F yb
IV =Z=
( Kθ )√ 3 (1+R e )
=6 .885 , 98 N
Z yang digunakan:
Zmin = 6.885,98 N
Syarat :
Z u ≤ λ.φ z .C q .C Δ .Z
m ( 1−m 2 ni ) 1+R EA
ai =
[( 1+ R EA . mni ) ( 1+m ) − 1 + m 2 ni ][ ]
1− m
m = u − √u2 − 1
S 1 1
u=1+ γ
( +
2 ( EA ) m ( EA )s )
1,5
γ = 0,246. D KN /mm
(EA)m = E.b.tm
(EA)m = 104.000.000,00 N
EA min
(EA)s = E.b.ts R EA
EA max
(EA)s = 41.600.000,00 N
= 11,13
nf = 2,00 REA = 0,40
nr = 1,00 u= 1,00
ni = 2,00 m= 1,00
s= 60,00 ai = 3,12
C. Perancangan Kuda-kuda
DETAIL A-A
Rabung keramik
Papan Ruiter 30/160
Nok 100/200 Plat t=10
Reng 50/50
Usuk 50/70
-6 2L
60 60
6 0- -6
2L 0-
6
DETAIL B-B
6
0- 2L
2L 60-60-6
2L 60-60-6
6
6 0- 60
-6
2L 0-
6
Gording 80/120
2L
0-6
2L 60-60-6
6
0 -6
0 -6
0 -6 2L
6
-6 60
0-6
2L 60-60-6
2L 60-60-6
60
2L
2L
-6
2L
0-
0-
6
-6
6
0-
60
60
2L
2L
-6
2L
2L 60-60-6
2L 60-60-6
6
0-
6 60 0- 60
-6 -6 -6 -6 DETAIL C-C
60 0-
6 60 0-
2L 2L 6
2L 60-60-6 2L 60-60-6 2L 60-60-6 2L 60-60-6 2L 60-60-6 2L 60-60-6 2L 60-60-6 2L 60-60-6
Gambar Kuda-Kuda
a) Pembebanan Kuda-kuda
Penetapan beban yang bekerja pada atap berdasarkan Pedoman
Perencanaan Pembebanan untuk Rumah dan gedung (SKBI –
1.3.53.1987):
a. Beban mati
1) Berat sendiri atap
Berat sendiri atap tergantung jenis penutup atap. Sedangkan
berat gording kayu tergantung dengan ukuran dan berat jenis
kayu.
2) Berat sendiri kuda-kuda
Direncanakan menggunakan profil siku ganda (double angle),
dengan asumsi awal:
Berat total = berat sendiri kuda-kuda + 10% (sambungan)
b. Beban langit-langit
1) Langit-langit dari semen asbes (eternit atau bahan sejenis
dengan tebal maksimum 4 mm, memiliki berat 11 kg/m 2
2) Penggantung langit-langit (dari kayu), dengan bentang
maksimum 5 m dan jarak s.k.s minimum 0,8 m, memiliki berat
7 kg/m2
c. Beban ikatan angin
1) Arah vertikal
Direncanakan menggunakan profil siku ganda (double angle),
dengan asumsi awal:
Berat total = berat sendiri kuda-kuda + 5% (sambungan)
2) Arah horizontal
Digunakan baja diameter 10 mm, dengan asumsi berat 1,00
kg/m (SII 0136-80)
b. Beban hidup
Diambil nilai terbesar antara beban hujan dan beban pekerja.
1) Beban air hujan
Beban terbagi merata per m2 bidang datar dari beban air
hujan sebesar (40-0,8α) kg/m2, dimana α adalah kemiringan
b) Kombinasi Pembebanan
Perhitungan beban menurut SNI Baja 03-1729-2002 beban
dikombinasikan sebagai berikut:
o1,4 D
o1,2 D + 1,6 L +0,5 (La atau H)
o1,2 D + 1,6 (La atau H) + (γL L atau 0,8 W)
o1,2 D + 1,3 W + γL L + 0,5 (La atau H)
o1,2 D ± 1,0 E + γL L
o0,9 D ± (1,3 W atau 1,0 E)
Keterangan:
3) Kuda-kuda 1 (KK1)
a) Beban mati
Beban Penutup Atap
Dari Genteng Keramik (Termasuk Usuk dan Reng)
Qatap = 0,4 kN/m²
Beban Atap = Luas lingkup × Qatap
Q = 6,83 Kg/m2
Beban Gording = Luas Atap × Qgording
Beban Langit-Langit
Dari Eternit (Termasuk Rangka Usuk)
Q = 11 Kg/m2
Beban Penggantung Langit-Langit Dari Kayu
Q = 7 Kg/m2
Beban Langit-Langit = Luas Langit-langit × Qlangit
pnggantung
Luas
Titik Beban Langit-Langit
Langit - Langit
(Joint) (m²) (kg)
A 2,730 49,140
I 2,730 98,280
J 5,460 98,280
K 5,460 98,280
L 5,460 98,280
M 5,460 98,280
N 5,460 98,280
O 5,460 98,280
P 5,460 49,140
K 2.380 25.799
L 2.870 31.111
M 9.880 107.099
N 2.870 31.111
O 2.380 25.799
P 1.890 20.488
(Joint) (kg)
A 8,800
E 17.600
I 8,800
H 430,255 P 160,674
b) Beban Hidup
Digunakan beban terbesar dari macam pembebanan
Beban pada kantilever diambil 200 Kg
Beban pada joint diambil dari nilai
beban titik100 kg
beban hujan = Q × Luas atap
c) Beban Hujan
α = 350
Qhujan=40−( 0,8×35 ° ) = 12 ≤ 20 Kg/m2
Digunakan 12 kg/m2
d) Beban Angin
α = 350
V = 50 km/jam = 13,88888889 m/detik
V2
P= Kg/m2
16
13 ,888888892
P=
16
2
P = 12,05633 Kg/m
Ix
r x=
√ A
Iy
r y=
√ A
d. Analisis profil
Cheking kelangsingan elemen penampang
1 Lk f y
λc =
π r E √
Untuk nilai
λc ≤0 , 25 maka ω=1
Data :
No. Batang = 1
Panjang batang (Lk) = 3.600,00 mm
Mutu Baja = 41
Tegangan putus (Fu) = 410 MPa
Tegangan leley (fy) = 250 MPa
Dicoba profil = 2L-80-80-8
b = 80,00 mm
t = 8,00 mm
E = 200.000,00 MPa
Data profil tunggal
Ix = Iy = 723.000,00 mm4
ix = iy = 24.200,00 mm4
2
A = 1,230,00 mm
e = 16,90 mm
h = 80,00 mm
n profil = 2,00 bh
Iy gabungan Ix gabungan
ry rx
A gabungan A gabungan
rx = 24.24 mm2
ry = 31.81 mm2
r min = 24.24 mm2
1 Lk f y
λc =
√
π r E
1 3600 ,00 240
λc =
π 24 , 24 √
200000 = 1,671056
Untuk nilai
λc ≥1,2 maka ω=1. 25 λc 2
ω = 3,4905
Syarat :
λc ≤ 0.25 maka ω = 1.00
1.43
0.25
Perancangan Bangunan ≤ λcSipil
Teknik ≤ 1.2(B)maka ω= I-39
Program S1 Swadaya Jurusan Teknik Sipil & Lingkungan1.60 − 0.67 λc
λc ≥ 1.20 maka ω = 1.25 λc 2
Lihat SNI − 2002 hal 27 dari 183
Maka daya dukung nominal :
fy
N n= A g
ω =54,619.73 N
N u ≤φn N n
54,619.73 ≤0,85×210.741,895
54.619 ,73≤149,762.108 ... memenuhi persyaratan!!!
Kesimpulan : Dari perihitungan analisis batang tekan maka
profil 2L-80-80-8 aman digunakan
e) Perancangan Batang Tarik
Tahap-tahap perancangan :
a. Asumsi profil yang digunakan adalah jenis profil siku ganda
dengan unkuran strandar yang ada di pasaran dengan ukuran
sama X0.X0.X
b. Dari profil tersebut didapatkan data profil tunggal dari Tabel baja
Profil (A, Ix, Iy, rx, ry)
c. Dihitung data profil gabungan (profil siku ganda)
Profil gabungan:
A=2× Atunggal
I x =2×I x ( tunggal )
I y=2×I y ( tunggal)
Ix
r x=
√ A
Iy
r y=
√ A
d. Analisis profil :
Check kelangsingan struktur tarik
Data :
No. Batang = 2
Panjang batang (Lk) = 3.600,00 mm
Mutu Baja = 41
Tegangan putus (Fu) = 410 MPa
Tegangan leley (fy) = 250 MPa
Dicoba profil = 2L-80-80-8
b = 80,00 mm
t = 8,00 mm
E = 200.000,00 MPa
Data profil tunggal
Ix = Iy = 723.000,00 mm4
ix = iy = 24.200,00 mm4
Perancangan Bangunan Teknik Sipil (B) I-41
Program S1 Swadaya Jurusan Teknik Sipil & Lingkungan
A = 1.230,00 mm2
e = 12,60 mm
h = 80,00 mm
n profil = 2,00 bh
Iy gabungan Ix gabungan
ry rx
A gabungan A gabungan
rx = 24,24 mm2
ry = 31,81 mm2
r min = 24,24 mm2
q.Nn > Nu
283.3 mm
Ab = 9 2
ff = 0,75
r1 = 0,5
V n =0,5×370×283 , 39 = 52426,225 N
Rd=2,4×0,75×70300 = 126540,00 N
P
pelat buhul (b), fy = b∗h
b. Meninjau salah satu join
kuda-kuda dengan gaya geser (horisontal dan vertikal) yang
terbesar
c. Untuk sambungan baut
dichek
σ l dari tegangan lentur dan Geser.
σ l = σ 2 +3 τ
√ <f y
l f2
Jarak tepi:
jarak tepi ≥ 1,5db
≥ 1,5 x 19
≥ 28,5 mm
digunakan s = 30 mm
L1
λ1 =
i min profil
= 2.489.925,60 mm4
rx = 24,24 mm2
ry = 31,81 mm2
r min = 24,24 mm2
x
h
y = 113,16
x = 148,49
Efektif bila iy = x
m = 2,00 Jumlah batang siku - siku
yang disambungkan
Diambil = 35,33 dengan plat kopel
L1 = 856,57 mm
Ip I
10
a L1
Digunakan :
Tebal Plat = 16,00 mm
272.142,2
Ip = 16,00 h3 > 4
h = 25,72 mm
Digunakan h plat = 51,00 mm
Gaya lintang (Du) = 0.02 x Nu
= 1.092,39 N
S = A (0.5x + e) x = 12 mm
= 25.338,00 mm3
Gaya geser tiap satuan panjang :
= (Du.s)/Iy gabungan
= 11,12 N/mm
i) Perencanaan Perletakan
Tahap perencanaan:
a. Kontrol Terhadap Kuat Tekan Beton
Rv
q= ≤f c '
A
b. Perancangan Tebal Plat
Tumpu
Perhitungan momen dilakukan tiap 1 cm lebar pelat .
1 1
M=σ .b . h . h
2 4
dimana:
b = 1 cm
h = lebar pelat
Maka:
M
σ ijin =
S
1
t 2 = fy dari jenis bajanya
S= σ. b.ijin
6
b = 1 cm
t = tebal pelat