You are on page 1of 9

AUDIT INTERNAL

TEMUAN AUDIT
Sifat temuan audit
Penyimpangan dari norma-norma atau kriteria yang dapat
diterima disebut temuan audit (audit findings). Temuan audit
bisa memiliki bermacam-macam bentuk dan ukuran.
Misalnya, temuan-temuan tersebut dapat menggamabarkan
tindakan-tindakan yang seharusnya diambil, tindakan yang
dilarang, tindakan tercela, sistem yang tidak memuaskan, dll

Standar
Standards for the professional pratice of internal auditing
dalam standar 2310 menyatakan bahwa auditor internal harus
mengidentifikasi informasi yang memadai, andal, relevan,
dan berguna untuk mencapai tujuan penugasan
Temuan audit yang dapat dilaporkan
Semua tahapan audit yang bisa dilaporkan haruslah :
 Cukup signifikan agar dapat dilaporkan kepada manajemen

 Didokumentasikan dengan fakta, bukan opini, dengan bukti


yang memadai, kompeten, dan relevan
 Secara objektif dibuat tanpa bias atau prasangka

 Relevan dengan masalah-masalah yang ada

 Cukup meyakinkan untuk memaksa dilakukannya tindakan


untuk memperbaiki kondisi-kondisi yang mengandung
kelemahan

Pendekatan untuk mengonstruksi temuan


Mengembangkan fakta-fakta dan rincian menjadi temuan audit
yang signifikan dan dapat dilaporkan membutuhkan keahlian. Hal
ini membutuhkan perbedaan berdasarkan pengalaman
Menambah nilai
Salah satu cara auditor internal menambah nilai adalah dengan
meyakinkan bahwa temuan dan rekomendasi yang mereka
berikan jelas berdampak positif bagi organisasi. Auditor internal
tidak hanya harus yakin bahwa pekerjaan mereka memberikan
kontribusi yang berarti bagi tujuan dan kesuksesan organisasi,
mereka juga harus yakin bahwa kontribusi tersebut dipahami dan
dinilai oleh yang lain

Tingkat signifikansi
Untuk kebanyakan tujuan, temuan-temuan audit bisa
diklasifikasikan menjadi :
 Temuan besar

 Temuan kecil

 Tidak signifikan
Elemen-elemen temuan audit :
Kebanyakan temuan audit harus mencakup elemen-elemen tertentu
termasuk :
 Latar belakang

 Kriteria

 Kondisi

 Penyebab

 Dampak

 Kesimpulan

 Rekomendasi

Pembahasan temuan
Saat auditor internal menyusun temuan audit dan merenungkan
rekomendasi, mereka harus mewaspadai kekeliruan mereka sendiri. Untuk
mengecek pemahaman atas hal-hal yang mereka temukan auditor internal
harus berbicara dengan orang yang paling memahami fakta tersebut
Pencatatan temuan audit
pencatatan temuan audit internal dibuat dalam bentuk laporan.
Laporan tersebut meberi ruang untuk :
 Mengidentifikasi organisasi yang bertanggung jawab

 Memberi nomor identifikasi untuk temuan tertentu dan suatu


rujukan untuk kertas kerja pendukung
 Memberi pernyataan singkat mengenai kondisi

 Mengidentifikasi kriteria standar yang diterapkan untuk


menilai kondisi
 Menunjukan apakah temuan tersebut merupakan
pengulangan dari sesuatu yang ditemukan pada audit
sebelumnya
 Menyatakan arah, prosedur, atau instruksi kerja yang
berkaitan dengan temuan tersebutMeringkas pengujian audit
dan jumlah kelemahan yang ditemukan
 Menunjukkan penyebab-mengapa penyimpangan terjadi
 Menjelaskan dampak, aktual maupun potensial, dari kondisi
tersebut
 Menyatakan tindakan perbaikan yang diutuskan atau yang diambil
 Mencatat pembahasan dengan karyawan klien dan mencatat
tanggapan-tanggapan mereka dan sifat tindakan, jika ada yang
mereka usulkan untuk diambil

Penelaahan pengawasan
Setiap temuan yang dapat dilaporkan harus melewati penelaahan
pengawasan yang ketat, baik secara manual maupun elektronik, dan
penelaahan tesebut harus dibuktikan dengan tanda tangan penyelia
atau indikasi persetujuan elektronik selain itu temuan audit juga
harus mengatasi kritik
Melaporkan temuan audit
RAF (record of audit findings) dan abstraksi telah
digunakan lebih dari sekedar sebagai pencatatan temuan
atau pengkomunikasian ke klien. Nyatanya, beberapa
organisasi audit telah membuat ringkasan sebagai dasar
utama bagi laporan audit internal

Tindak lanjut
Standar audit terbaru 2500.A1 menyatakan bahwa :
kepala bagian audit harus menetapkan proses tindak
lanjut untuk mengawasi dan memastikan bahwa
tindakan manajemen telah diimplementasikan secara
efektif atau bahwa manajemen senior telah menerima
resiko untuk tidak mengambil tindakan.
Kecukupan tindakan perbaikan
Secara umum, tindakan perbaikan seharusnya :
 Responsif terhadap kelemahan yang dilaporkan

 Lengkap dalam memperbaiki semua aspek material dari


kelemahan yang ada
 Berkelanjutan efektivitasnya
 Diawasi untuk mencegah terulang kembali

Tindakan perbaikan tidak memadai sama sekali dan ditolak oleh


auditor internal karena alasan-alasan berikut ini :
 Tindakan tersebut tidak responsif
 Tindakan tersebut tidak lengkap
 Tindakan tersebut tidak berkelanjutan

 Tindakan tersebut tidak diawasi

You might also like