Professional Documents
Culture Documents
Abstrak
Pada praktikum ini praktikan mencoba mendesain rangkaian sekuensial BCD counter dan
menghubungkannya dengan decoder BCD-to-7-segmen untuk diimplementasikan di dalam
FPGA. Setelah perancangan dibuat, rangkaian verifikasi fungsinya menggunakan simulasi
fungsional. Apabila fungsi telah sesuai dengan yang diharapkan, maka program dapat
didownload ke FPGA dan dilakukan pencobaan terhadap flex switch atau button sebagai
input dan hasil tampilan pada 7-segmen sebagai output. Pada praktikum ini praktikan
juga mencoba memahami perbedaan Flip-flop dan switch dengan menggunakan analisis
fungsional dan timing.
1 Pendahuluan
Pada praktikum ini praktikan akan mencoba merancang rangkaian digital pada software
Altera Quartus II 6.0. Untuk mendesain rangkaian dan mencobanya pada FPGA praktikan
harus mengetahui prosedur percobaan yang mana prosedurnya sama dengan prosedur pada
percobaan modul II dan modul III. Urutan prosedur percobaan adalah : Pembuatan project
BCD counter dan DIVBY_N, Memasukan desain skematik atau VHDL, Kompilasi,
Pembuatan Netlist dan simulasi fungsional, Simulasi Timing, dan Memprogram ke dalam
FPGA. FPGA yang digunakan pada praktikum ini adalah FPGA EPF10K70RC240-4.
2 Dasar Teori
Dalam percobaan ini, ada dua prinsip rangkaian yang akan didesain. Yang pertama adalah
synchronous binary‐coded‐ decimal(BCD) counter dengan reset asynchronous dan
masukan clock enable untuk mengijinkan konter individu untuk dicascade kedalam multi‐
digit synchronous counter. Anda akan mendesain konter ini dari komponen flip‐flop dan
logika masukan. Anda juga akan mengkonversikan rangkaian ini kedalam blok hierarki
untuk mempermudah membuat banyak instances dari counter. Untuk menguji counter
anda, sebuah skematik akan digunakan sebagai test platform akan diberikan untuk anda.
Rangkaian kedua yang akan didesain adalah counter divide‐by‐N dimana N adalah suatu
bilangan konstan. Dalam kasus ini, anda akan mengimplementasikan counter ini
menggunakan counter primitive yang memberikan 16‐bit counter dengan synchronous
reset, dan hanya menambahkan logika untuk memaksa counter reset pada hitungan yang
diinginkan.
Dalam desain synchronous, usaha kita didasarkan pada asumsi bahwa clock timbul secara
simultan pada setiap flip‐flop. Walaupun kelihatannya mudah, sebenarnya memberikan
clock kesemua flip‐flop dengan delay yang dapat diterima tidak selalu mudah. Untuk
memfasilitasi hal ini, FPGA memiliki pin, buffer dan routing channel khusus.untuk
digunakan sebagai pengantar clock. Ketika mengerjakan desain synchronous, kita harus
memastikan bahwa sinyal clock kita menggunakan fasilitas tersebut.
Dalam percobaan ini, anda juga akan belajar tentang perbedaan dalam time‐based behavior
antara latch dan flip‐flop. Bit file untuk bagian eksperimen ini akan diberikan. Sebagai
persiapan, baca kembali pelajaran bagian D Latch dan flip‐flop.
3 Metodologi
Secara umum alur perancangan rangkaian digital dengan menggunakan FPGA dari
ALTERA dapat digambarkan seperti flowchart pada gambar dibawah ini:
Gambar 4-4. Hasil Simulasi Timing Rangkaian Percobaan 4C BCD_CNTR with BCD-to-7-segmen
Clock Time = 10.0 ns
Tabel 4-5. Hasil Pengimplementasian pada FPGA
1 0 1
1 0 1
1 0 1
5 Kesimpulan
Peracangan rangakaian sekuensial dapat dilakukan pada FPGA baik menggunakan flip flop
maupun latch pada rangkaian skematiknya. Hasil perancangan Latch dan Flip Flop dapat
disimulasikan sehingga dapat diketahui bahwa Flip Flop bersifat edge-sensitive dan Latch
bersifat level-sensitive. Dengan menggunkan FPGA sebagai prototype system maka
rangkaian sekuensial dapat diverifikasi dengan menggunakan input button dan flex switch
serta output 7-segmen pada FPGA.
6 Daftar Pustaka
[1] Frank Vahid, Digital Design, Hal. 165-170, John Wiley & Sons Inc., California,
2007
[2] Z. Vranesic, Fundamentals of Digital Logic, Hal. 271-278, McGraw-Hill, New York,
2005