You are on page 1of 14

Manajemen Sarana Prasarana

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Sekolah merupakan sebuah sistem yang memiliki tujuan. Berkaitan dengan upaya
mewujudkan tujuan tersebut, seringkalian masalah dapat muncul. Masalah-masalah itu
dapat di kelompokan sesuai dengan tugas-tugas administratif yang menjadi tanggung
jawab administrator sekolah, sehingga merupakan substansi tugas-tugas administratif
kepala sekolah selaku administrator. Di antaranya adalah tugas yang di kelompokan
menjadi substansi perlengkapan sekolah.
Upaya peningkatan mutu pendidikan di sekolah perlu didukung kemampuan
manajerial Kepala Sekolah. Kepala Sekolah hendaknya berupaya untuk mendayagunakan
sumber-sumber, baik personal maupun material, secara efektif dan efisien guna
menunjang tercapainya tujuan pendidikan di sekolah secara optimal.

Manajemen sekolah akan efektif dan efisien apabila didukung oleh sumber daya
manusia yang profesional untuk mengoperasikan sekolah, kurikulum yang sesuai dengan
tingkat perkembangan dan karakteristik siswa, kemampuan dan commitment (tanggung
jawab terhadap tugas) tenaga kependidikan yang handal, dan kesemuanya itu di dukung
sarana-prasarana yang memadai untuk mendukung kegiatan belajar-mengajar, dana yang
cukup untuk menggaji staf sesuai dengan fungsinya, serta partisipasi masyarakat yang
tinggi. Bila salah satu hal diatas tidak sesuai dengan yang diharapkan atau tidak berfungsi
sebagaimana mestinya, maka efektivitas dan efisiensi pengelolaan sekolah kurang
optimal. Dengan demikian harus ada keseimbangan antara komponen-komponen di atas.
Untuk mencapai keseimbangan tersebut, di perlukan pengelola yang mengerti dan
memahami prinsip-prinsip dalam pegelolaan sarana prasarana sekolah untuk tercapainya
tujuan pendidikan tertentu.

B. RUMUSAN MASALAH
1) Apa yang di maksud dengan manajemen sarana prasarana / fasilitas
pendidikan ?
2) Apa saja ruang lingkup dalam pelaksanaan pemenuhan sarana prasarana
pendidikan tersebut ?
3) Bagaimana prinsip- prinsip manajemen sarana prasarana pendidikan ?
4) Bagaimana proses yang harus di lakukan dalam manajemen serana prasarana
pendidikan ?
5) Bagaimana hubungan sarana prasarana dengan program pengajaran ?
6) Bagaimana tanggung jawab kepala sekolah dan kaitannya dengan pengurusan
dan prosedur sarana prasarana ?
7) Bagaimana prosedur pengadaan dan pendistribusian sarana prasarana sekolah ?

C. TUJUAN

Secara umum, tujuan manajemen sarana prasarana pendidikan adalah memberi layanan
secara profesional di bidang sarana prasarana pendidikan dalam rangka terselenggaranya
proses pendidikan secara efektif dan efisien. Secara rinci tujuannya adalah sebagai
berikut :
1) Untuk mengupayakan pengadaan serana dan prasarana pendidikan melalui sistem
perencanaan dan pengadaan yang hati-hati dan seksama. Dengan perkataan ini,
melalui manajemen perlengkapan pendidikan di harapkan semua perlengkapan
yang di dapatkan oleh sekolah adalah serana dan serana pendidikan yang
berkualitas tnggi, sesuai dengan kebutuhan sekolah, dan dengan dana yang
efisien.
2) Untuk mengupayakan pemakaian sarana prasarana sekolah secara tepat dan
efisien.
3) Untuk menupayakan pemeliharaan sarana dan prasarana sekolah, sehingga
keberadaannya selalu dan kondisi siap pakai setiap di perlukan oleh semua
personel sekolah.

BAB II

PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN
Dalam rangka melaksanakan tugas-tugas yang di kelompokkan sebagai substansi
perlengkapan sekolah itu, di gunakan suatu pendekatan administratif tertentu yang
disebut juga manajemen, yang merupakan istilah yang cukup populer. Manajemen
merupakan proses pendayagunaan semua sumber daya dalam rangka mencapai tujuan
yang telah di tetapkan. Pendayagunaan melalui tahapan proses yang meliputi
perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan disebut manajemen
(Sergiovanni, 1987 ).
Berdasarkan uraian singkat di atas dapat dikatakan bahwa manajemen
perlengkapan sekolah merupakan salah satu bagian kejian dalam administrasi sekolah (
school administation ), atau administrasi pendidikan (educational administration).
Secara sederhana, manajemen sarana prasarana sekolah dapat didefinisikan sebagai
proses kerja pendayagunaan semua perlengkapan pendidikan secara efektif dan efisien.
Perlengkapan sekolah, atau juga sering disebut dengan fasilitas sekolah, dapat dapat di
kelompokan menjadi sarana pendidikan dan prasarana pendidikan
Prasarana pendidikan adalah semua perangkat kelengkapan dasar yang secara
tidak langsung menunjang proses pendidikan di sekolah. Dalam pendidikan misalnnya
lokasi atau tempat, bangunan sekolah, lapangan olahraga, ruang dan sebagainya.
Sedangkan sarana pendidikan adalah semua perangkat peralatan, bahan dan perabot yang
secara langsung digunakan dalam proses pendidikan di sekolah, seperti: ruang , buku,
perpustakaan, labolatarium dan sebagainya.
Sedangkan menurut keputusan menteri P dan K No.079/1975, sarana pendidikan terdiri
dari 3 kelompok besar yaitu:
1) Bangunan dan perabut sekolah
2) Alat pelajaran yang terdiri dari pembukauan dan alat-alat peraga dan
labolatarium
3) Media pendidikan yang dapat dikelompokan menjadi audiovisual yang
menguanakan alat penampil dan media yang tidak menggunakan alat
penampil.
B. RUANG LINGKUP ADMINISTRASI SARANA PRASARANA
Agar tujuan-tujuan manajemen perlengkapan bisa tercapai ada beberapa prinsip
yang perlu di perhatikan dalam mengelola perlengkapan di sekolah, prinsip-prinsip yang
dimaksud adalah :
1) Prinsip pencapaian tujuan
2) Prinsip efisiensi
3) Prinsip administratif
4) Prinsip kejelasan tanggung jawab
5) Prinsip kekohesifan
1) Prinsip Pencapaian Tujuan
Pada dasarnya manajemen perlengkapan sekolah di lakukan dengan maksud agar
semua fasilitas sekolah dalam keadaan kondisi siap pakai. Oleh sebab itu, manajemen
perlengkapan sekolah dapat di katakan berhasil bilaman fasilitas sekolah itu selalu siap
pakai setiap saat, pada setiap seorang personel sekolah akan menggunakannya.
2) Prinsip Efisiensi
Dengan prinsip efisiensi semua kegiatan pengadaan sarana dan
prasarana sekolah di lakukan dengan perencanaan yang hati, sehingga
bisa memperoleh fasilitas yang berkualitas baik dengan harga yang
relatif murah. Dengan prinsip efisiensi berarti bahwa pemakaian
semua fasilitas sekolah hendaknya dilakukan dengan sebaik-baiknya,
sehingga dapat mengurangi pemborosan. Maka perlengkapan sekolah
hendaknya di lengkapi dengan petunjuk teknis penggunaan dan
pemeliharaannya. Petunjuk teknis tersebut di komunikasikan kepada
semua personil sekolah yang di perkirakan akan menggunakannya.
Selanjutnya, bilaman di pandang perlu, di lakukan pembinaan
terhadap semua personel.
3) Prinsif administratif
Di Indonesia terdapat sejumlah peraturan perundang-undangan
yang berkenaan dengan sarana dan prarana pendidikan sebagai
contoh adalah peraturan tentang inventarisasi dan penghapusan
perlengkapan milik negara. Dengan prinsip administratif berarti semua
perilaku pengelolaan perlengkapan pendidikan di sekolah itu
hendaknya selalu memperhatikan undang-undang, peraturan,
instruksi, dan pedoman yang telah di berlakukan oleh pemerintah.
Sebagai upaya penerapannya, setiap penanggung jawab pengelolaan
perlengkapan pendidikan hendaknya memahami semua peraturan
perundang-undangan tersebut dan menginformasikan kepada semua
personel sekolah yang di perkirakan akan berpartisipasi dalam
pengelolaan perlengkapan pendidikan
4) Prinsip Kejelasan Tanggung Jawab
Di Indonesia tidak sedikit adanya kelembagaan pendidikan yang sangat besar dan
maju. Oleh karena besar, sarana dan prasarananya sangat banyak sehingga
manajemennya melibatkan banyak orang. Bilaman hal itu terjadi maka perlu adanya
pengorganisasian kerja pengelolaan perlengkapan pendidikan. Dalam
pengorganisasiannya, semua tugas dan tanggung jawab semua orang yang terlibat itu
perlu di deskripsikan dengan jelas
5) Prinsip Kekohesfan
Dengan prinsip kekohesfan berarti manajemen perlengkapan pendidikan di
sekolah hendaknya terealisasikan dalam bentuk proses kerja sekolah yang sangat
kompak. Oleh kerena itu, walaupun semua orang yang terlibat dalam pengelolaan
perlengkapan itu telah memiliki tugas dan tanggung jawab masing-masing, namun antara
satu dengan yang lainnya harus selalu bekerja sama dengan baik.
C. PROSES- PROSES MANAJEMEN SARANA PRASARANA
Sebelum telah di tegaskan bahwa manajemen sarana prasarana sekolah
merupakan proses kerjasama pendayagunaan semua perlengkapan sekolah secara efektif
dan efisien. Satu hal yang perlu di pertegas dalam definisi tersebut adalah bahwa
manajemen sarana prasarana sekolah merupakan suatu proses pendayagunaan yang
sasarannya adalah perlengkapan pendidikan, seperti perlengkapan sekolah, perlengkapan
perpustakaan, media pengajaran, dan perlengkapan lainnya, manajeman perlengkapan
sekolah itu terwujud sebagai suatu proses yang terdiri atas langkah-langkah tertentu
secara sistematis.
Akhir- akhir ini banyak sekali uraian tentang langkah-langkah manajemen sarana
prasarana sekolah sebagaimana di kemukakan oleh para teoritisi penggelolaan
perlengkapan pendidikan. Stoops dan Johnson (1967) pernah menggungkapkan bahwa
langkah-langkah manajemen sarana prasarana pendidikan itu meliputi analisis kebutuhan,
analisis anggaran, seleksi, penetapan kebutuhan, pembelian, penerimaan, penyimpanan,
pendistribusian, pemakaian, inventarisasi dan pemeliharaan. Sementara pakar manajemen
pendidikan lainnya menyimpulkan bahwa manajemen sarana prasarana pendidikan
disekolah itu meliputi analisis dan penyusunan kebutuhan, pengadaan, penyaluran,
pemakaian dan pemeliharaan, inventarisasi dan penghapusan.
Kegiatan seperti analisis dan penyusunan kebutuhan, pembelian, penerimaan
perlengkapan sekolah yang pada dasarnya dilakukan oleh pengelola perlengkapan
pendidikan sebagai perencanaan pengadaan perlengkapan. Oleh karena itu, semua
kegiatan tersebut dapat dikategorikan dengan pengadaan perlengkapan pendidikan.
Begitu perlengkapan sekolah yang diadakan itu diterima, lalu semuanya disimpan untuk
di distribusikan kepada unit-unit yang akan memakainya. Semantara dipakai, semua
perlengkapan sekolah hendaknya selalu dipelihara, sehingga secara keseluruhan dalam
keadaan siap pakai. Selanjutnya secara periodik semua perlengkapan sekolah tersebut di
inventarisasikan. Apabila dalam inventarisasinya ternyata ada sejumlah perlengkapan
yang sudah tidak layak pakai maka perlu dilakukan penghapusan. Pada gilirannya nanti,
semua hasil inventarisasi dan penghapusan tersebut dijadikan analisis kebutuhan untuk
pengadaan perlengkapan sekolah pada masa berikutnya. Dengan demikian, proses
manajemen perlengkapan sekolah dapat di tampilkan sebagaimana pada gambar 1.1 di
bawah ini
D. HUBUNGAN SARANA PRASARANA DENGAN PROGRAM PENGAJARAN
Jenis peralatan dan perlengkapan yang di sediakan di sekolah dan cara-cara
pengadministrasiannya mempunyai pengaruh besar terhadap program mengajar–belajar.
Persediaan yang kurang dan tidak memadai akan menghambat proses belajar-mengajar.
Demikian pula administrasinya yang jelek akan menurangi kegunaan alat-alat dan
perlengkapan tersebut, sekalipun peralatan dan perlengkapan pengajaran itu keadaannya
istimewa.
Titik berat dalam hal ini adalah kepada belajar yang di kaitkan dengan masalah-masalah
dan kebutuhan serta kegunaan hasil belajar nanti di dalam kehidupannya. Karena
penyediaan saran pendidikan di suatu sekolah haruslah di sesuaikan dengan kebutuhan
anak didik serta kegunaan hasilnya di masa-masa mendatang.
E. TANGGUNG JAWAB KEPALA SEKOLAH DAN KAITANNYA
PENGURUSAN DAN PROSEDURS SARANA-PRASARANA

Sekolah merupakan sistem yang memiliki tujuan. Berkaitan dengan upaya


mewujudkan tujuan tersebut, serangkaian masalah dapat muncul. Masalah-masalah itu
dapat dikelompokkan sesuai dengan tugas-tugas administratif yang menjadi tanggung
jawab administrator sekolah, sehingga merupakan substansi tugas- tugas administratif
kepala sekolah selaku administrator. Di antaranya adalah tugas yang dikelompokkan
menjadi substansi perlengkapan sekolah.

Salah satu tugas utama utama kepala sekolah dalam pengadministrasian sarana prasarana
ialah bersama-sama dengan staf menyusun daftar kebutuhan mereka akan alat-alat sarana
tersebut dan mempersiapkan perkiraan tahunan untuk di usahakan penyediaannya.
Kemudian menyimpan dan memelihara serta mendistribusikan kepada guru-guru yang
bersangkutan, dan menginventarisasi alat-alat atau sarana tersebut pada akhir tahun
pelajaran.
1) Mempersiapkan perkiraan tahunan
Biasanya kepala sekolah membuat daftar alat-alat yang diperlukan di
sekolahnya sesuai dengan kebutuhannya dengan daftar alat yang
standadisasi. Sedangkan untuk alat-alat yang belum di standardisasi,
kepala sekolah bersama-sam menyusun daftar kebutuhan sekolah masing-
masing.
2) Menyimpan dan mendistribusikan
Ada beberapa prinsip administrasi penyimpanan peralatan dan
perlengkapan pengajaran sekolah, yaitu:
a) Semua alat-alat dan perlengkapan harus di simpan di tempat-tempat
yang bebas dari factor-faktor perusak seperti: panas, lembab,lapuk,dan
serangga.
b) Harus mudah dikerjakan baik untuk menyimpan maupun yang keluar
alat.
c) Mudah di dapat bila sewaktu-waktu di perlukan
d) Semua penyimpanan haris di administrasikan menurut ketentuan bahwa
persediaan lama harus lebih dulu di pergunakan
e) Harus diadakan inventarisasi secara berkala
f) Tanggungjawab untuk pelaksanaan yang tepat dari tiap-tiap
penyimpanan harus di rumuskan secara terperinci dan di fahami
dengan jelas oleh semua pihak yang berkepentingan.
Pendistribusian peralatan dan perlengkapan pengajaran ini harus berada dalam
tanggungjawab salah seorang anggota staf yang di tunjuk. Karena pelaksanaan
tanggungjawab ini hanya bersifat ketatausahaan maka kurang tepat jika kepala sekolah
atau sendiri yang langsung melaksanakannya. Yang paling tepat adalah pegawai tata
usaha. Kebijaksanaan pendistribusian ini hendaklah di tekankan kepada prinsip efisien
dan pleksibilitas, maksudnya bila di perlukan sewaktu-waktu segara dapat di sediakan.
F. PENGADAAN DAN DAN PENDISTRIBUSIAN SARANA PRASARANA
SEKOLAH
Aktivitas pertama dalam manjemen sarana prasarana pendidikan adalah pengadaan
sarana prasarana pendidikan. Pengadaan perlengkapan pendidikan biasanya dilakukan
untuk memenuhi kebutuhan sesuai dengan perkembangan pendidikan di suatu sekolah
menggantikan barang-barang yang rusak, hilang, di hapuskan, atau sebab-sebab lain yang
dapat di pertanggung jawabkan sehingga memerlukan pergantian, dan untuk menjaga
tingkat persediaan barang setiap tahun dan anggaran mendatang. Pengadaan
perlengkapan pendidikan seharusnya di rencanakan dengan hati-hati sehingga semua
pengadaan perlengkapan sekolah itu selalu sesuai dengan pemenuhan kebutuhan di
sekolah.
1) Prosedur Perencanaan Perlengkapan Sekolah
Akhir-akhir ini telah banyak teoritisi mendeskripsikan langkah-langkah
perencanaan perlengkapan pendidikan di sakolah, antara lain adalah seorang
teoritisi administrasi pendidikan, yaitu Jame J. Jones (1969). Janes
menegaskan bahwa perencanaan pengadaan perlengkapan pendidikan di
sekolah di awali dengan menganalisis jenis pengalaman pendidikan yang di
berikan di sekolah itu. Janes mendeskripsikan langkah-langkah perencanaan
pengadaan perlengkapan sekolah sebagai berikut :
a) Menganalisis kebutuhan pendidikan suatu masyarakat dan menetapakan
program untuk masa yang akan datang sebagai dasar untuk menevaluasi
keberadaan fasilitas dan membuat model perencanaan perlengkapan yang
akan datang.
b) Melakuakan survey keseluruh unit sekolah untuk menyususn master plan
untuk jangka waktu tertentu.
c) Memilih kebutuhan utama berdasarkan hasil survei.
d) Mengembangkan educational specification untuk setiap proyek yang
terpisah-pisah dalam usaha master plan.
e) Merancang setiap proyek yang terpisah-pisah sesuai dengan spesifikasi
pendidikan yang diusulkan.
f) Mengembangkan dan menguatkan tawaran atau kontrak dan melaksanakan
sesuai dengan gambaran kerja ang diusulkan.
g) Melenkapi perlengkapan gedung dan meletakannya sehingga siap untuk
digunakan.
Berdasarkan uraian tentang prosedur perencanaan pengadaan di atas dapat di tegaskan
bahwa perencanaan perencanaan perlengkapan sekolah tidaklah mudah. Perencanaan
perlengkapan pendidikan bukan sekedar sebagai upaya mencari ilham, melainkan upaya
memikirkan perlengkapan yang di perlukan di masa yang akan datang dan bagaimana
pengadaannya secara sistematis, rinci, dan teliti berdasarkan informasi dan realistis
tentang kondisi sekolah.
Agar prisip-prinsip tersebut betul-betul terpenuhi, semua pihak yang di libatkan atau di
tunjuk sebagai panitia perencanaan pengadaan perlengkapan sekolah perlu mengetahui
dan mempertimbangkan program pendidikan, perlengkapan yang sudah di miliki, dana
yang tersedia, dan harga pasar. Dalam hubungannya dengan program pendidikan yang
perlu di perhatikan adalah organisasi kurikulum sekolah, metode pengajaran, dan media
pengajaran yang di perlukan.
Ada beberapa karakteristik esensial perencanaan pengadaan perlengkapan sekolah, yaitu
sebagai berikut :
a) Merupakan proses menetapkan dan memikirkan.
b) Objek pikir dalam perencanaan perlengkapan sekolah adalah upaya
memenuhi sarana prasarana pendidikan yang di butuhkan sekolah.
c) Tujuan perencanaan perlengkapan sekolah adalah efektifitas dan efisiensi
dalam pengadaan perlengkapan sekolah.
d) Perencanaan perlengkapan sekolah seherusnya memenuhi prinsip-prinsip
sebagai berikut

• Harus betul-betul merupakan proses intelektual;


• Di dasarkan pada analisis kebutuhan melalui studi komprehensif menganai
masyarakat sekolah dan kemungkinan pertumbuhannya, serta prediksi populasi
sekolah;
• Harus realistis, sesuai dengan kenyataan anggaran;
• Visualisasi hasil perencanaan perlengkapan sekolah harus jelas dan rinci, baik
jumlah, jenis, merek, dan harganya.

2) Pengadaan Perlengkapan Sekolah


Pengadaan perlengkapan pendidikan pada dasarnya merupakan upaya
merealisasikan rencana pengadaan perlengkapan yang telah di susun
sebelumnya sering kali sekolah mendapat bantuan saran prasarana pendidikan
dari pemerintah, dalam hal ini Departemen Pendidikan Nasional, Dinas
Pendidikan Nasional Provinsi, dan Dinas Pendidikan Nasional
Kota/Kabupaten.
Di sisi lain, dalam kerangka peningkatan mutu pendidikan berbasis sekolah
(PMPBS), atau dalam ramgka Manajemen Berbasis Sekolah (MBS),
pengadaan perlengkapan sekolahharus di lakukan sendiri oleh sekolah, baik
dengan menggunakan dana bantuan pemerintah maupun dana sekolah sendiri.
Artinya dalam kerangka MPMBS ATAU MBS semua bentuk penyerahan
perlengkapan pemerintah kesekolah harus di ubah dari bentuk pemberian dana
ke dalam bentuk block grand kepada sekolah, kemudian kepala sekolah
bersama guru dan bila perlu, pengurus komite merencanakan dan melakukan
pengadaan sendiri perlengkapan yang di butuhkan secara efektif dan efisien.
3) Pendistribusian Sarana Prasarana Sekolah
Penditribusian atau penyaluran perlengkapan merupakan kegiatan
pemindahan barang dan tanggung jawab penyimpanan kepada unit-unit atau
orang-orang yang membutuhkan barang itu. Dalam prosesnya ada 3 hal yang
harus di perhatikan yaitu ketepatan barang yang di sampaikan, baik jumlah
maupun jenisnya; ketepatan sasaran penyampaiannya, ketepatan kondisi
barang yang di salurkan. Dalam rangka itu paling tidak 3 langkah yang
sebaiknya di tempuh pleh bagian penanggung jawab penyimpanan atau
penyaluran, yaitu :
a) Penyusunan alokasi barang;
b) Pengiriman barang;
c) Penyerahan barang.
Barang yang telah di terima di investarisasikan oleh panitia pengadaan,
setelah kebenaranmya di periksa berdasarkan daftar yang ada perlu surat
pengantar, tidak berarti semua personil sekolah bisa menggunakan secara
bebas. Barang-barang tersebut perlu di atur lebih lanjut untuk memudahkan
oengawasan dan pertanggung jawaban. Apabila pendistribusiannya tidak di
atur dengan sebaik-baiknya, pengelolaan perlengkapan sekolah akan
mengalami kesulitan dalam membuat laporan pertanggung jawabannya.
Dalam kaitan dengan perihal di atas, perlu adanya penyusunan alokasi
pendistribusian. Dengan terlebih dahulu di lakukan penyusunan olokasi
pendistribusian barang-barang yang telah di terima oleh sekolah yang dapat di
selurkan sesuai dengan kebutuhan barang pada bagian-bagian sekolah, dengan
melihat kondisi, kualitas, dan kuantitas barang yang ada. Semakin jelas
alokasinya, semakin jelas pula pelimpahan tanggung jawab pada penerima.
Dengan demikian pendistribusian akan lebih mudah di laksanakan dan di
kontrol setiap saat. Tujuan akhir penyusunan alokasi tersebut pada akhirnya
adalah untuk menghindari pemborosan yang seharusnya tidak terjadi.
Berdasarkan keseluruhan uraian tentang distribusi di atas dapat di
tegaskan bahwa pada dasarnya ada 2 sistem pendistribusian barang yang dapat
di tempuh oleh pengelola perlengkapan sekolah, yaitu sistem langsung dan
sistem tidak langsung. Dengan menggunakan sistem pendistribusian langsung,
berarti barang-barang yang sudah di terima dan di inventarisasikan langsung
di salurkan pada bagian-bagian yang membutuhkan tanpa melalui proses
penyimpanan terlebih dahulu. Sedangkan dengan menggunakan sistem
pendistribusian tidak langsung berarti barang-barang yang sudah di terima dan
sudah di inventarisasikan tidak secara langsung di salurkan, melainkan harus
di simpan terlebih dahulu di gudang penyimpanan dengam teratur. Hal ini
biasanya di gunakan apabila barang-barang yang lalu ternyata masih tersisa.
Untuk dapat di katakan berjalan secara efektif, dalam pendistribusian
harus memenuhi beberapa asas pendistribusian. Ada beberapa asas
pendistribusian yang perlu di perhatikan,yaitu :
1) Asas ketepatan
2) Asas kecepatan
3) Asas keamanan
4) Asas ekonomi
Namun jika di gunakan sistem pendistribusian tidak langsung maka barang-
barang yang perlu di simpan di gudang perlu mendapatkan pengawasan yang efektif.
Dalam rangka mempermudah pengawasannya perlu di buat kartu stok barang yang di
tempelkan pada barang tersebut untuk mempermudah dalam pengenalan dan
pengawasan.

BAB III

PENUTUP

I. SARAN DAN KESIMPULAN

Pelaksanaan administrasi peralatan dan perlengkapan sudah merupakan pekerjaan


rutin dan orang-orang di hadapkan kesukaran-kesukaran yang kurang berarti, namun
untuk penyempurnaan pekerjaan para ahli menyarankan beberapa pedoman pelaksanaan
administrasinya, sbb :
1) Hendaknya kepala sekolah sebagai administrator tidak terlalu menyibukkan
dirinya secara langsung dengan urusan pelaksanaan administrasi peralatan dan
perlengkapan pengajaran
2) Melakukan sisi pencatatan yang tepat sehingga mudah di kerjakan
3) Administrasi peralatan dan perlengkapan pengajaran harus senantiasa di tinjau
dari segi pelayanan untuk turut memperlancar pelaksanaan program
pengajaran

Kondisi-kondisi di atas akan terpenuhi jika administrator mengikutsertakan semua


guru dalam perencanaan seleksi, distribusi dan penggunaan serta pengawasan peralatan
dan perlengkapan pengajaran.
DAFTAR PUSTAKA

1) Bafadal Ibrahim. 2004. Manajemen Perlengkapan Sekolah. PT BUMIKARSA. Jakarta.


2) TIM. 2003. Sarana dan Prasarana Tunjang Kualitas Pendidikan. Jakarta. © Harian Sinar
Harapan.

3) Ihwal Chairul. 2001. Manajemen Pendidikan, Problematika dan Tantangannya. Bandung


. PT REMAJA ROSDAKRYA.

4) TIM. 2007. Administrasi dan Supervisi Pendidikan. Yogkarta. UNY Press.

You might also like