Professional Documents
Culture Documents
KELOMPOK I
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Semua bahan ataupun zat-zat kimia yang terdapat dalam dunia pasti
memiliki perbedaan. Salah satunya sifat molekul setiap bahan yang memiliki
itu tidak ada yang sama. Sehingga untuk mengetahui ciri-ciri suatu bahan
bahan mengalami kerusakan atau tidak, hal ini terjadi karena jika suatu bahan
untuk protein yang tidak mengalami kerusakan dengan sifat spektral protein
praktikum ini dapat diketahui bagaimana sifat spectral suatu bahan dapat
B. Tujuan Praktikum
Tujuan dari praktikum ini yaitu untuk mempelajari pengaruh
C. Kegunaan praktikum
albumin telur.
I. TINJAUAN PUSTAKA
A. Albumin Telur
Putih telur terdiri dari empat bagian yaitu dari bagian luar sampai
dalam adalah lapisan encer, lapisan kental, lapisan encer bagian luar, dan
Komposisi putih telur terdiri dari 87.7% air, 0.05% lemak, 10%
protein dan 0.82% karbohidrat (KH), total kepadatan putih telur adalah
bebas pada putih telur adalah glukosa protein yang lebih banyak berupa
telur mengandung 12% protein, 1% abu, 88% air, dan sedikit lemak dan
mencapai kadar 60 persen. Protein yang larut dalam air dan mengendap
pada pemanasan itu merupakan salah satu konstituen utama tubuh. Ia dibuat
oleh hati. Karena itu albumin juga dipakai sebagai tes pembantu dalam
berlebih. Ini terjadi karena ion positif pada asam yang menyebabkan protein
yang semula bemuatan netral atau nol menjadi bermuatan positif yang
sehingga apabila larutan peptida dalam keadaan isoelektris diberi asam akan
denaturasi. Hal ini karena terjadi pemecahan ikatan peptida baik sebagian
terikatnya ion Na+ pada gugus karboksil asam amino. Penambahan NaOH
asam dan basa. Garam logam berat umumnya mengandung Hg+2, Pb+2, Ag+1
Tl+1, Cd+2 dan logam lainnya dengan berat atom yang besar. Reaksi yang
bereaksi dengan ion logam. Pengendapan oleh ion positif (logam) diperlukan
Ion-ion positif yang dapat mengendapkan protein adalah; Ag+, Ca++, Zn++, Hg+
+
, Fe++, Cu++ dan Pb++, sedangkan ion-ion negatif yang dapat mengendapkan
kelarutan yang disebabkan oleh pengaruh garam netral. Sejumlah ion – ion
diendapkan. Peristiwa ini disebut dengan salting out. Garam divalent atau
menyebabkan ion – ion garam molekul air dari protein sehingga menurunkan
karakteristik yang berbeda sati dengan lainnya (khas). Ada objek yang
mempunyai sifat dara serapnya (absorpsi) terhadap EM tinggi dan
pantulannya rendah, sebaliknya ada objek yang mempunyai daya serap yang
rendah dan daya pantulnya tinggi. Pola pantulan dan absorpsi ini berbeda
berbeda, sehingga kita mampu membedakan suatu objek dengan objek yang
I. METODOLOGI PRAKTIKUM
Analisa dan Pengawasan Mutu Pangan, Program Studi Ilmu dan Teknologi
Pangan, Jurusan Teknologi Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas
Hasanuddin, Makassar.
– erlenmeyer
– pipet volume
– gelas kimia
– lemari asam
– bulb digital
– bulb karet
– spektrofotometer
– pH meter
– timbangan analitik
– tabung reaksi
– corong Buchner
– batang pengaduk
– penangas
– vortex
– kuvet
– albumin telur
– FeSO4
– CuSO4
– HCl
– NaOH
– aquades
– tissue roll
A. Prosedur Kerja
1. Pembuatan Larutan
diperlukan.
– larutan dipanaskan
aquades.
– larutan dipanaskan
1. Pembuatan Larutan Bahan
FeSO4
FeSO4
A. Hasil
Hasil yang diperoleh dari praktikum ini dapat dilihat pada gambar
berikut ini :
B. Pembahasan
merupakan salah satu larutan termasuk asam terhadap sifat protein yaitu
tejadi pengumpalan serta adanya endapan dan warna yang dihasilkan putih
keruh. Hal ini disebabkan terjadi gumpalan karena dengan asam dapat
protein akan menjadi jenuh dan tidak dapat mengikat air sehingga terjadi
jika penambahan HCl yang berlebih. Ini terjadi karena ion positif pada asam
yang menyebabkan protein yang semula bemuatan netral atau nol menjadi
semakin bertambah.
kimia yang termasuk basa yaitu terjadi denaturasi dan endapan dan
yang terjadi pada protein dan adanya gugus Na+ yang terikat paa gugus
protein tersebut telah jenuh. Hal ini sesuai dengan Sudarmadji (1989), bahwa
denaturasi. Hal ini karena terjadi pemecahan ikatan peptida baik sebagian
termasuk logam berat terhadap sifat protein yaitu terjadi endapan dan
albumin yaitu warna biru karena pada dasarnya FeSO4 wana biru . warna
yang dihasilkan pada penambahna CuSO4 pada albumin yaitu warna biru
karena pada dasarnya FeSO4 warna. Hal ini disebabkan adanya konsentrasi
disebut dengan salting out sehinnga terjadi endapan logam berat tersebut
akan menyebabkan denaturasi karena logam berat akan memutuskan ikatan
jembatan garam pada albumin. Hal ini sesuai dengan Anonim (2010), bahwa
bila konsentrasi garam netral tinggi maka molekul protein akan diendapkan.
Peristiwa ini disebut dengan salting out. Garam divalent atau trivalent
disebabkan oleh dehidrasi protein olehh garam yang menyebabkan ion – ion
yaitu pH protein tersebut rendah karena adanya H+ pada gugus amino dan
diketahui bahwa pH asam itu dibawah pH netral (7). Hal ini sesuai dengan
winarno (2002), bahwa larutan asam (pH rendah), gugus amino bereaksi dengan
H+, sehingga protein bermuatan positif. Sebaliknya, dalam larutan basa (pH
tinggi) molekul protein akan bereaksi sebagai asam atau bermuatan negatif.
Pada pH isolistrik muatan gugus amino dan karboksil bebas akan saling
protein yaitu pH tersebut pada suasana basa dikatakan pH tinggi. Hal ini
sesuai dengan Winarno (2002), bahwa larutan asam (pH rendah), gugus amino
larutan basa (pH tinggi) molekul protein akan bereaksi sebagai asam atau
hal ini disebabkan oleh logam berat seperti Fe dan Cu akan terikat dengan
pH albumin telur. Hal ini sesuai dengan Anna P (1994), bahwa garam logam
berat mendenaturasi protein sama dengan halnya asam dan basa. Garam
logam berat umumnya mengandung Hg+2, Pb+2, Ag+1 Tl+1, Cd+2 dan logam
lainnya dengan berat atom yang besar. Reaksi yang terjadi antara garam
tidak larut. Protein akan mengalami presipitasi bila bereaksi dengan ion
dapat mengendapkan protein adalah; Ag+, Ca++, Zn++, Hg++, Fe++, Cu++ dan
A. Kesimpulan
nilai pH 3,87.
A. Saran
Andarni L. 2003. Perubahan sifat fisik dan fungsional telur ayam ras, minyak
kelapa dan kelapa sawit Selama Penyimpanan [skripsi]. Bogor:
Departemen Gizi Masyarakat dan Sumberdaya Keluarga, Fakultas
Pertanian, Institut Pertanian Bogor.
Sudarmadji, dkk., 1989. Analisa Bahan Makanan dan Pertanian. Liberty dan
PAU Pangan dan Gizi UGM, Yogyakarta.
Suhardi, 1991. Kimia dan Teknologi Protein. PAU Pangan dan Gizi UGM,
Yogyakarta.
LAMPIRAN
1 Albumin 9,19