Professional Documents
Culture Documents
DATA FARMAKOLOGI
Oleum lecoris aseli (minyak ikan, levertran) diperoleh dari hati segar ikan Gadus morhua
(cod, kabeljauw). Kadungan kadar vitamin A dan vitamin D3 agak tinggi, masing-masing
minimal 600 dan 85 U/g. Begitu pula mengandung sejumlah poly-unsaturated fatty acids
(PUFA), termasuk k.l. 18% asam lemak omega-3 (EPA, DHA), yang berkhasiat menurunkan
kadar kolesterol. Dahulu senyawa ini banyak digunakan anak-anak sebagai obat pencegah
rachitis dan sebagai penguat pada keadaan lemah sesudah mengalami infeksi (15-30 ml
- Antitrombotis
Menghambat agregasi trombosit dengan jalan inhibisi produksi TXA 2 (tromboksan),
yang bersifat mendorong penggumpalannya.
- Antiradang
Dengan jalan mencegah sintesa PG dari seri-2 dan leukotrien dari seri-4, yang
bersifat meradang, kuat, dan menstimulir pertumbuhan tumor. Pembentukan TNF dan
Interleukin (efek meradang) oleh leukosit dan makrofag juga dihambat.
- Antitumor
Pada perkembangan obat diabetes baru dari kelompok glitazon (thiazolidindion) telah
ditemukan bahwa PPAR-gama (Peroxisome Proliferator-Activated Resptor)
memegang peranan penting pada mekanisme khasiat anti tumornya. Pasien diabetes
yang kebetulan juga menderita kanker ternyata tidak hanya diperbaiki regulasi
glukosanya oleh glitazon, melainkan juga proliferasi sel-sel kankernya dihambat.
Kemudian ternyata juga beberapa zat lain dengan khasiat agonis PPAR-gama berdaya
memberantas sel tumor. EPA/DHA dan squalen (dari minyak hati ikan hiu). Setelah
aktivasi PPAR ini oleh EPA, terjadi diferensiasi sel dan pertumbuhan sel tumor
dialihkan menjdai sel lemak terminal (adiposit) dengan jalan “mereparasi” apoptose
yang telah ditiadakan oleh sel tumor.
- Menurunkan trigliserida darah
Dengan 25-30%, yang bersama sifat anti trombotisnya bekerja mencegah
aterosklerose dan PJP.
- Menurunkan kadar glukosa darah dan memperbaiki efek insulin
Sangat berguna bagi diabetes tipe 2 sebagai zat tambahan (komplementer)
- Memperbaiki perkembangan saraf otak dan fungsinya
terutama pada janin dan bayi. Otak terdiri dari lemak untuk k.l. 60% dengan DHA
sebagai asam yang terbanyak. ASI mengandung DHA dan enzim delta-6-desaturase
yang penting untuk sintesa asam omega dan sering kali belum terdapat pada bayi.
Susu formula atau botol dewasa ini banyak diperkaya dengan EPA dan DHA. Dalam
rangka ini EPA mempengaruhi dengan baik gejala-gejala ADHD dan digunakan pada
Kandungan CLO :
Inikasi
Kontra indikasi
kontraindikasi serius mungkin perdarahan yang berlebihan pada orang yang mungkin
mengambil pengencer darah (atau yang hanya memiliki kecenderungan untuk berdarah), dan
minyak ikan mungkin tidak dianjurkan pada penderita tekanan darah tinggi parah (mungkin
karena peningkatan risiko dari stroke hemorrhagic).
Efek samping
Mengkonsumsi setiap hari dalam dosis tinggi, bisa terjadi akumulasi, dan akan
mengakibatkan keracunan. keracunan vitamin A dan D, atau biasanya
disebut hipervitaminosis. Konsumsi minyak ikan yang berlebihan akan
membuat sel-sel tubuh yang banyak mengandung omega 3 cepat teroksidasi radikal bebas.
Proses ini akan menghabiskan vitamin E di dalam tubuh. Padahal, tubuh sangat
membutuhkan vitamin E untuk metabolisme. Konsumsi minyak ikan yang berlebihan juga
bisa memperlambat penggumpalan darah. Akibatnya, bisa terjadi pendarahan saat luka,
operasi atau mimisan yang sulit berhenti.
Interaksi dengan NSAID. There is one specific drug interaction that needs to be
considered. Ada satu interaksi khusus obat yang perlu dipertimbangkan. Fish oil may enhance
anti-platelet action of Aspirin and other NSAID's ( COX-1 type, Ibuprofen, others). Minyak
ikan dapat meningkatkan tindakan anti-trombosit dari Aspirin dan NSAID lain (COX-1,
Ibuprofen, lain-lain). Therefore, use of fish oil together with aspirin (especially daily low
dose as used to prevent strokes and heart attacks) may be harmful. Oleh karena itu,
penggunaan minyak ikan bersama dengan aspirin (terutama dosis rendah setiap hari yang
digunakan untuk mencegah stroke dan serangan jantung) dapat berbahaya.
III. FORMULASI
1. Formula Umum Pustaka
PELARUT
Aquadest
Sifat Kimia
Sinonim : Aqua, Hidrogen Oxyde
CAS : [ 7732-18-5]
Berat molekul : 18,02
Rumus Molekul : H2O
Rumus Bangun :H–O–H
Sifat Fisika
Organoleptik :
Bentuk : cairan jernih
Warna : tidak berwarna
Rasa : tidak berasa
Bau : tidak berbau
Stabilitas : air stabil pada semua jenis subtansi
OTT : air dapat bereaksi dengan alkali
Kelarutan : Dapat bercampur dengan pelarut polar dan elektrolit.
PH : 5,0 – 7,0
EMULGATOR
Gom Arab
Sifat Kimia
Sinonim : Gom arab, gom akasia
CAS : [9000-01-5]
Sifat Fisika
Organoleptik :
Bentuk : Serbuk
Warna : Putih atau putih kekuningan
Rasa : Tawar seperti lender
Bau : Tidak berbau
OTT : Akasia OTT dengan sejumlah senyawa yang mengandung amidopyrine,
apomorphine, cresol, etanol (95%), garam ferri, morfin, fenol, pisostigmin,
tannin, thymol, dan vanillin.
Kelarutan : Larut hampir sempurna dalam air, tetapi sangat lambat,
meninggalkan sisa bagian tanaman dalam jumlah sangat sedikit, dan
memberikan cairan seperti musilago, tidak berwarna atau kekuningan, kental,
lengket, transparan, bersifat asam lemah terhadap kertas lakmus biru; praktis
tidak larut dalam etanol dan dalam eter.
Fungsi : Emulsifying agent; stabilizing agent; suspending agent; tablet binder;
viscosity-increasing agent.
Konsentrasi sebagai emulgator : 10 - 20 %
Wadah : Dalam wadah tetutup baik, di tempat yang kering dan sejuk.
pH : 4,5 – 5,0 (5% b/v larutan)
PENGAWET
Nipagin (methylparaben)
Sifat kimia :
Sinonim : 4-hydroxybenzoic acid methyl ester; methyl p-hydroxybenzoate
Rumus kimia : C8H8O3
Sifat fisika :
Organoleptis :
Bentuk : Serbuk hablur halus
Warna : Putih
Rasa : Tidak memiliki rasa, kemudian agak membakar diikuti rasa
tebal
Bau : hampir tidak berbau
Kelarutan : larut dalam 500 bagian air, dalam 20 bagian air mendidih, dalam
3,5 bagian etanol 95% dan dalam 3 bagian aseton, mudah larut dalam eter dan
dalam larutan alkali hidroksida, larut dalam 60 bagian gliserol panas dan
dalam 40 bagian minyak lemak nabati panas, jika didinginkan larutan tetap
jernih.
Suhu lebur : 1250 sampai 1280
Khasiat : Pengawet
Penggunaan : Sebagai zat pengawet adalah 0,015-0,2 %
Nipasol (prophylparaben)
Sifat kimia
Sininom : 4-hydroxybenzoic acid propyl ester
Rumus kimia : C10H12O3
Nama kimia : Propyl 4-hydroxybenzoate
Berat molekul : 180,20
Sifat Fisika
Organoleptik :
Bentuk : serbuk hablur
Warna : putih
Rasa : tidak berasa
Bau : tidak berbau
Kelarutan : sangat sukar larut dalam air, larut dalam 3,5 bagian etanol 95%,
dalam 3 bagian aseton, dalam 140 bagian gliserol dan dalam 40 bagian minyak
lemak, mudah larut dalam larutan alkali hidroksida.
PEMANIS
Sukrosa
1. Sifat Kimia
Sinonim : Gula, gula beet
CAS : [57-50-1]
Rumus Molekul : C12H22O11
Berat molekul : 342,20
2. Sifat Fisika
Organoleptik :
Bentuk : Hablur atau massa hablur atau serbuk
Warna : tidak berwarna atau putih
Rasa : Manis
Bau : Tidak berbau
Kelarutan :
Larut dalam 0,5 bagiana air dan dalam 370 bagian etanol ( 95 % )
Stabilitas :
Sukrosa stabil pada suhu rang, sukrosa akan menjadi caramel dengan
pemanasan diatas 160˚C.
ANTIOKSIDAN
BHT (Butylated Hydroxytoluene)
Sifat kimia
ZAT TAMBAHAN
Gliserin
Sifat kimia
Sinonim : Gliserol, trihydroxypropane glycerol
Rumus kimia : C3H8O3
Nama kimia : Propana-1,2,3-triol
Berat molekul : 92,09
Sifat Fisika
Sifat Organoleptis : cairan seperti sirop, jernih, tidak berwarna, tidak
berbau, manis diikuti rasa hangat.
R/ Levertran 32 %
PGA 16 %
Sirupus simplek 20 %
Nipasol 0,02 %
Gliserin 13 %
BHT 0,1 %
Oleum citri qs
Pewarna orange qs
Aquadest ad 200 ml
Perhitungan dosis
Dosis 1xp Levertran = 5 ml (Farmakope Indonesia Ed.3)
70 ml
Dosis formula = x 15 ml
200 ml
= 5,25 ml
Kesimpulan : dosis diterima karena tidak jauh melebihi dosis lazim.
Dosis perhari :
- 3 x sehari
Dewasa dan anak > 5 tahun : 10 ml
Anak di bawah 5 tahun : 5 ml
Bayi : 5 ml
Spatula 2 buah
Corong 1 buah
Bahan :
Levertran Sukrosa
PGA Gliserin
Nipasol aquades
- PGA : 16 % x 200 ml = 32 g
- Oleum Citri : qs
- Pewarna : qs
- Aquadest : ad 200 ml
- Saccharum album : 65 g
65 g
- Saccharum album : x 20 ml = 13 g
100 ml
250 mg
- Metil paraben : x 20 ml = 50 mg
100 ml
- Aquadest : ad 20 ml
Cara Basah
5. Membuat korpus emulsi dengan mengembangkan PGA dengan air 1,5 x dari
berat PGA kemudian menambahkan minyak ikan sedikit-sedikit sambil diaduk
hingga terbentuk korpus emulsi.
8. Menambahkan sisa air sampai volume yang ditentukan sambil terus diaduk
hingga homogen
Departemen kesehatan RI, 1995. Farmakope Indonesia, edisi IV. Jakarta : Badan
Pengawas Obat dan Makanan.
Anief, Mohammad. 1997. Ilmu Meracik Obat Teori dan Praktik. Yogyakarta : UGM
– Press.
Tan Hoan Tjay dan Kirana Rahardja. 2008. Obat-Obat Penting, edisi VI. Jakarta : PT.
Gramedia.