You are on page 1of 18

1

PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

JUDUL PROGRAM:
SERAI (Andropogon nardus) SEBAGAI INSEKTISIDA PEMBASMI
Aedes aegypti SEMUA STADIUM

BIDANG KEGIATAN :
PKM Penulisan Ilmiah (PKMI)

Diusulkan Oleh:
Ketua : Yanur Setyaningrum (04330037) 2004/2005
Anggota : Sholihah (04330057) 2004/2005
Ifan Prasetya Yuda (06330011) 2006/2007
Husamah (04330058) 2004/2005

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG


MALANG
2007
2

HALAMAN PENGESAHAN USUL PKMI

1. Judul Kegiatan : Serai (Andropogon nardus) sebagai Insektisida


Pembasmi Aedes aegypti Semua Stadium

2. Bidang Ilmu : ( √ ) Kesehatan ( ) Pertanian


( ) MIPA ( ) Teknologi dan Rekayasa
( ) Sosial Ekonomi ( ) Humaniora
( ) Pendidikan

3. Ketua Pelaksana Kegiatan


a. Nama Lengkap : Yanur Setyaningrum
b. NIM : 04330037
c. Jurusan : Pendidikan Biologi
d. Universitas : Muhammadiyah Malang
e. Alamat Rumah : RT 01 RW 04 Ds Miagan Kec. Mojoagung
Jombang
f. Telp/HP : (0341) 490144/085649218214
g. Alamat Email : scream_gosh@yahoo.com
h.
4. Anggota Pelaksana Kegiatan/ Penulis : 3 Orang

5. DosenPembimbing
a. Nama Lengkap dan Gelar :Dr.H..M.Agus Krisno Budiyanto, M. Kes
b. NIP-UMM :104.8909.0118
c. Alamat Rumah dan No. Tel/ HP : Jln. Cengger Ayam Dalam I/38
Malang
d. Telp/HP : (0341) 471052/085234620855

Menyetujui Malang, 3 Maret 2007


Ketua Jurusan Biologi , Penulis Utama

Drs. Nurwidodo, M.Kes Yanur Setyaningrum


NIP. 131.953.393 NIM. 04330037

Pembantu Rektor III, Dosen Pendamping,

Drs. Joko Widodo, M.Si Dr. H. Moch. Agus Krisno B, M.Kes


NIP-UMM 104.8611.0039 NIP-UMM. 104.8909.0118
3

LEMBAR PENGESAHAN SUMBER PENULISAN ILMIAH PKMI

1. Judul Kegiatan yang Diajukan : Serai (Andropogon nardus) sebagai


Insektisida Pembasmi Aedes aegypti
Semua Stadium

2. Sumber Penulisan
( ) Kegiatan Praktek Lapangan/Kerja dan sejenisnya, KKN, Magang,
Kegiataan Kewirausahaan :

( √ ) Kegiatan Ilmiah Lainnya :


Program Kreativitas Mahasiswa Penelitian (PKMP) yang didanai
tahun 2006 yang dibimbing oleh Dr.H..M.Agus Krisno Budiyanto,
M. Kes dengan judul ”Uji Efektivitas Filtrat Serai Sebagai
Insektisida Nabati dalam Upaya Memberantas Nyamuk Aedes
aegypti”. Tim Peneliti terdiri dari Ema Kurniawati (01330039),
Rani Indra Puspita (01330029), Yanur Setyaningrum (04330037),
dan Sholihah (04330057).

Keterangan ini kami buat dengan sebenarnya.

Mengetahui Malang, 3 Maret 2007


Ketua Jurusan/Program Studi, Penulis Utama,

Drs. Nurwidodo, M. Kes. Yanur Setyaningrum


NIP. 131. 953. 396 NIM. 04330037
4

SERAI (Andropogon nardus) SEBAGAI INSEKTISIDA


PEMBASMI NYAMUK Aedes aegypti SEMUA STADIUM
Yanur Setyaningrum, Sholihah, Ifan Prasetya Yuda, Husamah
Jurusan Pendidikan Biologi, FKIP, Universitas Muhammadiyah Malang

ABSTRAK

Demam Berdarah Dengue adalah penyakit yang disebabkan virus Dengue


dan ditularkan ke tubuh manusia melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti yang
terinfeksi. Selama ini masyarakat memberantas Aedes aegypti dengan bahan
kimia sehingga mengakibatkan resisten dan pencemaran lingkungan. Cara
alternatif yang aman untuk memberantas Aedes aegypti dengan menggunakan
bahan alami. Salah satu tanaman yang digunakan adalah serai (Andropogon
nardus). Serai mengandung senyawa alamiah seperti sitral, sitronela, geraniol,
mirsera, nerol, farsenol, methyl heptenon, dan dipentema. Tujuan penelitian ini
untuk mengetahui kemampuan filtrat serai dan konsentrasi terbaik sebagai
insektisida nabati dalam memberantas Aedes aegypti pada semua stadium
perkembangannya. Jenis penelitian yang digunakan adalah true experiment
dengan desain menggunakan The Posttest-Only Control Group Design.
Selanjutnya data dianalisis dengan SPSS. Penelitian dilakukan dengan 6
perlakuan: 0%, 5%, 10%, 15%, 20%, dan 25%. Masing-masing perlakuan
diulang tiga kali. Populasi penelitian adalah nyamuk Aedes aegypti yang diambil
dari Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Vektor Reservoir dan Penyakit
Salatiga. Hasil penelitian ini yaitu pada stadium telur filtrat serai belum
menunjukkan pengaruh yang nyata terhadap mortalitas telur Aedes aegypti
sedang pada stadium larva, pupa, dan dewasa filtrat serai sangat berpengaruh
nyata terhadap mortalitas Aedes aegypti. Hal ini dapat disimpulkan bahwa filtrat
serai yang tersusun atas senyawa sitronela sangat berpengaruh pada stadium
larva, pupa dan dewasa dibandingkan dengan stadium telur.

Kata Kunci: Filtrat Serai, Aedes aegypti, dan Mortalitas.

PENDAHULUAN

Jumlah penderita demam berdarah dengue di Indonesia setiap tahun


semakin meningkat. Hingga akhir tahun 2005, jumlah penderita tercatat 50.196
kasus, dengan 701 di antaranya meninggal dunia (Pikiran Rakyat, 2005). Demam
berdarah dengue atau Dengue hemorhagig Fever (DHF) adalah penyakit yang
disebabkan virus dengue dan ditularkan ke tubuh manusia melalui gigitan nyamuk
Aedes aegypti yang terinfeksi (Pelzcar & Chan, 1988). Pada awalnya penyakit ini
disebut dengan sendi atau penyakit tulang. Hal ini disebabkan gejalanya penderita
mengalami demam tinggi yang disertai dengan rasa ngilu dan nyeri di sendi tulang
5

(Ester, 1999). Gejala klinis DHF berupa demam tinggi yang berlangsung terus
menerus selama 2-7 hari, terjadi pendarahan yang ditandai bintik-bintik merah
(petechia) pada bagian-bagian badan penderita. Dapat pula menimbulkan sindrom
shok dan meninggal bagi penderita. Virus ini ditularkan lewat gigitan nyamuk
Aedes aegypti betina yang hidup di genangan air bersih atau baju-baju yang
tergantung dibalik pintu kamar atau tirai. Aedes aegypti sekujur tubuhnya
berwarna hitam bercak-bercak putih. Biasanya nyamuk betina dewasa akan
menghisap darah manusia (andropofilik) dari pagi sampai petang dengan dua
puncak waktu yaitu setelah matahari terbit (08.00-10.00) dan sebelum matahari
terbenam (15.00-17.00) (Gandahusada, 2000).
Jumlah penderita demam berdarah setiap tahun terus bertambah, terutama
yang memiliki musim hujan. Pada negara-negara berkembang, kejadian ini
biasanya meningkat satu sampai dua bulan setelah musim hujan (Anonymous,
2000). Penyakit ini sampai sekarang belum ditemukan obat etiologist atau
vaksinnya (Brown, 1985). Salah satu penanggulangannya adalah dengan
mengendalikan vektor penyakit tersebut. Metode yang paling efektif untuk
mengendalikan nyamuk vektor demam berdarah adalah membunuh jentik-
jentiknya yang biasa hidup di bak air atau tempat-tempat yang sering digunakan
untuk menampung air (Lawuyan, 2003). Pemberantasan dengan bahan kimia
(pengasapan dan penggunaan abate) secara besar-besaran dan serempak, hanya
akan memberantas nyamuk dewasa saja dan dapat menimbulkan resisten pada
populasi nyamuk, dan membutuhkan biaya besar, serta mempunyai efek
pencemaran yang besar terhadap lingkungan (Ditjen P2M &PLP, Kardinan 2001;
Natawiguna, 2002; Kardinan, 2003,). Bagi mereka yang tidak tahan, insektisida
ini menimbulkan bau yang menyengat dan bisa menimbulkan sesak nafas atau
alergi pada kulit sehingga akan berpengaruh terhadap kesehatan (Quijano dan
Rengam, 1999).
Kenyataan tersebut menuntut perlunya cara alternatif yang aman untuk
memberantas Aedes aegypti dengan menggunakan bahan alami (insektisida
nabati), dimana bahan dasarnya menggunakan tanaman (Novizan, 2002). Salah
satu yang berpotensi sebagai insektisida nabati adalah tanaman serai. serai
mengandung senyawa alamiah seperti sitral, sitronela, geraniol, mirsera, nerol,
farsenol, methyl heptenon, dan dipentema (Guenther, 1990; Robinson, 1995).
6

Kandungan kimia tanaman serai yang paling besar adalah sitronela yaitu sebesar
35%. Senyawa sitronela mempunyai sifat racun dehidrasi (Desiccant), racun
tersebut merupakan racun kontak yang dapat mengakibatkan kematian karena
kehilangan cairan terus menerus. Serangga yang terkena racun ini akan mati
karena kekurangan cairan (Abdillah, 2004).
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan filtrat tanaman
serai sebagai insektisida Aedes aegypti pada semua stadium
perkembangbiakannya dan konsentrasi filtrat tanaman serai yang paling efektif
sebagai insektisida nabati pada semua stadium perkembangbiakan Aedes aegypti.
Penelitian ini memberikan beberapa manfaat. Aspek akademis memberikan
informasi ilmiah pada masyarakat dan Departemen Kesehatan tentang manfaat
filtrat serai sebagai insektisida nabati untuk memberantas Aedes aegypti. Aspek
ekonomi, pemanfaatan filtrat serai sebagai insektisida nabati dapat menghemat
biaya.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini dilakukan selama empat bulan terhitung sejak bulan Maret
sampai Juni 2006 di Laboratorium Kimia Universitas Muhammadiyah Malang.
Metode yang digunakan dalam penelitin ini adalah true experiment dan desain
yang digunakan adalah The Posttest-Only Control Group Design. Populasi dalam
penelitian ini adalah telur, larva, pupa, dan nyamuk Aedes aegypti. Sampel dalam
penelitian ini adalah telur Aedes aegypti yang telah dibiakkan. Pengambilan
sampel dengan menggunakan Simple Random Sampling yaitu pengambilan
sampel secara acak sederhana. Penelitian dilakukan dengan 6 perlakuan: 0%, 5%,
10%, 15%, 20%, dan 25%. Masing-masing perlakuan diulang tiga kali.
Analisis data pada penelitian ini menggunakan metode SPSS. Tahap
pertama menganalisis data yang diperoleh dari hasil penelitian. Tahap kedua data
di uji dengan uji normalitas (Lilliefors) yaitu untuk mengetahui apakah data
berdistribusi normal dengan asumsi jika sig > 0,01 maka populasi data
berdistribusi normal. Jika data berdistribusi normal data dilanjutkan padA tahap
ketiga. Tahap ketiga yaitu di uji dengan uji homogenitas (Bartlet) yaitu untk
mengetahui apakah varian populasinya homogen. Dengan asumsi jika Fhitung <
Ftabel maka varian data bersifat homogen dan diperkuat dengan nilai sig > 0,01.
7

setelah data normal dan homogen, data dapat dinalisis lanjut dengan
menggunakan anava satu faktor. Tahap keempat yaitu menguji anava satu faktor
dengan asumsi jika Fhitung > Ftabel maka ada pengaruh yang diperkuat dengan
nilai sig < 0,01. Bila ada pengaruh di uji lanjut dengan uji Duncan’s 1%. Tahap
kelima yaitu uji Duncan’s 1% digunakan untuk menguji perbedaan antar
perlakuan dan perlakuan kontrol.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Penelitian ini dilakukan pada semua stadium Aedes aegypti (telur, larva,
pupa dan dewasa) yang berada didalam ruangan (laboratorium) dengan suhu
kamar (27˚C), kemudian diberi filtrat serai dan diamati mortalitasnya setelah 24
jam. Hal ini dilakukan untuk mengetahui efektifitas filtrat serai dalam berbagai
macam konsentrasi sesuai perlakuan. Filtrat serai diharapkan dapat memberantas
Aedes aegypti di semua stadium, ditandai dengan besarnya jumlah mortalitas pada
tiap perlakuan. Hasil pengamatan tingkat mortalitas telur, larva, pupa, dan
nyamuk dapat dilihat dalam tabel dibawah ini:

Tabel 1. Hasil Pengamatan Mortalitas Telur Aedes aegypti Akibat Berbagai


Konsentrasi Filtrat Serai
∑ Mortalitas/ulangan
Perlakuan Total Rerata
I II III
A 0 0 0 0 0
B 3 2 2 7 2,33
C 3 7 2 12 4
D 3 7 3 13 4,33
E 1 4 9 14 4,67
F 14 14 5 33 11
Total 79 26,33

Setelah dilakukan pengamatan mortalitas telur, kemudian data dianalisis


dengan uji normalitas dan diperoleh data mortalitas telur (Lo = 0,008 > L tabel =
0,01). Dilanjutkan analisis uji homogenitas, dimana data hasil uji homogenitas
mortalitas telur χ2 terkoreksi (4,744) < χ2 tabel (5,06), kemudian dilanjutkan
Anava satu jalur yang hasilnya disajikan pada tabel dibawah ini.
8

Tabel 2. Hasil Anava Satu Jalur Mortalitas Telur Aedes aegypti akibat
Berbagai Konsentrasi Filtrat Serai
ANOVA

Ulangan
Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
Between Groups 202,278 5 40,456 4,335 ,017
Within Groups 112,000 12 9,333
Total 314,278 17

Dari tabel 2. F hitung mortalitas telur adalah 4,335 sedangkan F tabel 1%


adalah 5,06. Karena F hitung < F tabel maka, H0 diterima dan Hi ditolak, berarti
ada perbedaan pengaruh pemberian filtrat serai dengan berbagai konsentrasi
terhadap jumlah mortalitas telur Aedes aegypti, namun tidak berbeda nyata. Maka
analisis tidak dapat dilanjutkan dengan uji Duncan’s.
Pemberian filtrat serai pada telur Aedes aegypti dengan berbagai
konsentrasi tidak memberikan reaksi yang efektif, karena pada masing-masing
perlakuan tidak menunjukkan kematian 50% telur dari sampel perlakuan.

Tabel 3. Hasil Pengamatan Mortalitas Larva Aedes aegypti Akibat


Berbagai Konsentrasi Filtrat Serai
∑ Mortalitas/ulangan
Perlakuan Total Rerata
I II III
A 0 0 0 0 0
B 2 3 3 8 2,67
C 8 8 10 26 8,67
D 20 5 10 35 11,67
E 20 13 24 57 19
F 25 21 22 68 22,67
Total 194 64,67

Setelah dilakukan pengamatan mortalitas larva, kemudian data dianalisis


dengan uji normalitas dan diperoleh data mortalitas larva (Lo = 0,126 > L tabel =
0,01). Dilanjutkan analisis uji homogenitas, dimana data hasil uji homogenitas
mortalitas larva χ2 terkoreksi (4,419) > χ2 tabel (5,06), kemudian dilanjutkan
anava satu jalur yang hasilnya disajikan pada tabel dibawah ini.
9

Tabel 4. Hasil Anava Satu Jalur Mortalitas Larva Aedes aegypti akibat
berbagai konsentrasi filtrat Serai
ANOVA

Mortalitas
Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
Between Groups 1188,444 5 237,689 14,959 ,000
Within Groups 190,667 12 15,889
Total 1379,111 17

F hitung dari tabel 4 didapatkan mortalitas larva adalah 14,959, sedangkan


F tabel 1% adalah 5,06. Karena F hitung > F tabel maka Ho ditolak dan Hi
diterima, berarti ada perbedaan pengaruh pemberian filtrat serai dengan berbagai
konsentrasi terhadap jumlah mortalitas larva Aedes aegypti.

Tabel 5. Hasil Uji Duncan’s Mortalitas Larva Aedes aegypti Akibat


Berbagai Konsentrasi Filtrat Serai
Perlakuan Rerata Notasi
A 0,0000 a
B 2,6667 B
C 8,6667 Bc
D 11,6667 C
E 19,0000 D
F 22,6667 E

Dari tabel 5. menunjukkan bahwa perlakuan F (konsentrasi filtrat serai


25%) adalah perlakuan yang terbaik dalam menghambat pertumbuhan Larva
Aedes aegypti. Hasil penelitian dari stadium larva telah menunjukkan ada
perbedaan antara kontrol dan perlakuan.
Pemberian filtrat serai pada larva Aedes aegypti dengan berbagai
konsentrasi sudah memberikan reaksi yang efektif pada konsentrasi 20%. Karena
pada konsentrasi tersebut menunjukkan kematian 50% larva dari sampel
perlakuan (tabel 3), sedangkan pada konsentrasi 0% (kontrol) tidak berpengaruh
pada perkembangan larva. Tingkat mortalitas yang berbeda pada tiap-tiap
perlakuan disebabkan adanya kandungan sitronela pada filtrat serai yang berbeda
pula sehingga mempengaruhi perkembangan larva yang dapat menyebabkan
kematian, hal ini tergantung banyak sedikitnya konsentrasi filtrat serai yang
diberikan.
10

Tabel 6. Hasil Pengamatan Mortalitas Pupa Aedes aegypti akibat


Berbagai Konsentrasi Filtrat Serai
∑ Mortalitas/ulangan
Perlakuan Total Rerata
I II III
A 0 0 0 0 0
B 5 3 7 15 5
C 9 7 6 22 7,33
D 10 11 11 32 10,67
E 13 13 14 40 13,33
F 15 19 20 54 18
Total 163 54,33

Setelah dilakukan pengamatan mortalitas larva, kemudian data dianalisis


dengan uji normalitas dan diperoleh data mortalitas larva (Lo = 0,20 > L tabel =
0,01). Dilanjutkan analisis uji homogenitas, dimana data hasil uji homogenitas
mortalitas larva χ2 terkoreksi (0,041) < χ2 tabel (5,06), kemudian dilanjutkan
anava satu jalur yang hasilnya disajikan pada tabel dibawah ini.

Tabel 7. Hasil Anava Satu Jalur Mortalitas Pupa Aedes aegypti Akibat
Berbagai Konsentrasi Filtrat Serai.
ANOVA

Ulangan
Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
Between Groups 606,944 5 121,389 52,024 ,000
Within Groups 28,000 12 2,333
Total 634,944 17

Pada tabel 7, F hitung mortalitas pupa adalah 52,024, sedangkan F tabel


1% adalah 5,06. Karena F hitung > F tabel maka, H0 ditolak dan Hi diterima,
berarti ada perbedaan pengaruh pemberian filtrat serai dengan berbagai
konsentrasi terhadap jumlah mortalitas pupa Aedes aegypti.

Tabel 8. Hasil Uji Duncan’s Mortalitas Pupa Aedes aegypti akibat


Berbagai Konsentrasi Filtrat Serai
Perlakuan Rerata Notasi
A 0,0000 a
B 5,0000 b
C 7,3333 bc
D 10,6667 d
E 13,3333 e
F 18,0000 f
Tabel 8. menunjukkan bahwa perlakuan F (konsentrasi filtrat serai 25%)
adalah perlakuan yang terbaik dalam menghambat pertumbuhan pupa Aedes
11

aegypti. Hasil penelitian dari stadium pupa telah menunjukkan ada perbedaan
antara kontrol dan perlakuan. Pemberian filtrat serai pada pupa Aedes aegypti
dengan berbagai konsentrasi sudah memberikan reaksi yang efektif pada
konsentrasi 20%. Karena pada konsentrasi tersebut menunjukkan kematian 50%
pupa dari sampel perlakuan (tabel 5.6), sedangkan pada konsentrasi 0% (kontrol)
tidak berpengaruh pada perkembangan pupa. Tingkat mortalitas yang berbeda
pada tiap-tiap perlakuan disebabkan adanya kandungan sitronela pada filtrat serai
yang berbeda pula sehingga mempengaruhi perkembangan pupa yang dapat
menyebabkan kematian, hal ini tergantung banyak sedikitnya konsentrasi filtrat
serai yang diberikan.

Tabel 9 Hasil Pengamatan Mortalitas Nyamuk Aedes aegypti Akibat


Berbagai Konsentrasi Filtrat Serai
∑ Mortalitas/ulangan
Perlakuan Total Rerata
I II III
A 0 0 0 0 0
B 2 4 3 9 3
C 7 12 11 30 10
D 11 10 10 31 10,33
E 13 9 15 37 12,33
F 15 17 15 47 15,67
Total 154 51,33

Data dianalisis dengan uji homogenitas, dimana data hasil uji homogenitas
mortalitas nyamuk diperoleh χ2 terkoreksi (3,268) > χ2 tabel (5,06). Hasil analisis
data mortalitas pada semua stadium bersifat homogen. Kemudian dilanjutkan
dengan analisis Anava Satu Jalur yang hasilnya disajikan pada tabel dibawah ini.

Tabel 10. Hasil Anava Satu Jalur untuk Mortalitas Nyamuk Aedes aegypti
akibat berbagai konsentrasi filtrat Serai
ANOVA

Mortalitas
Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
Between Groups 505,611 5 101,122 31,383 ,000
Within Groups 38,667 12 3,222
Total 544,278 17

Sedangkan F hitung mortalitas nyamuk adalah 31,383 dan F tabel 1%


adalah 5,06. Karena F hitung > F tabel, maka H0 ditolak dan Hi diterima berarti
ada perbedaan pengaruh pemberian filtrat serai berbagai konsentrasi terhadap
12

jumlah mortalitas nyamuk Aedes aegypti pada tiap-tiap stadium. Setelah diketahui
bahwa ada perbedaan yang sangat nyata, maka analisis dilanjutkan dengan uji
Duncan’s untuk mengetahui perlakuan yang terbaik dalam menghambat
pertumbuhan nyamuk Aedes aegypti. Hasil analisis disajikan pada tabel dibawah
ini.

Tabel 11. Analisis Duncan’s untuk Mortalitas Nyamuk Aedes aegypti


Akibat Berbagai Konsentrasi Filtrat Serai
Perlakuan Rerata Notasi
A 0,0000 a
B 3,0000 a
C 10,0000 b
D 10,3333 b
E 12,3333 bc
F 15,6667 c

Tabel 10 menunjukkan bahwa perlakuan F (konsentrasi filtrat serai 25%)


adalah perlakuan yang terbaik dalam menghambat pertumbuhan nyamuk Aedes
aegypti. Sedangkan pemberian filtrat serai pada nyamuk Aedes aegypti dengan
berbagai konsentrasi sudah memberikan reaksi yang efektif pada konsentrasi 25%.
Karena pada konsentrasi tersebut menunjukkan kematian 50% nyamuk dari
sampel perlakuan (tabel 9), sedangkan pada konsentrasi 0% (kontrol) tidak
berpengaruh pada perkembangan nyamuk. Tingkat mortalitas yang berbeda pada
tiap-tiap perlakuan disebabkan adanya kandungan sitronela pada filtrat serai yang
berbeda pula sehingga mempengaruhi perkembangan nyamuk yang dapat
menyebabkan kematian, hal ini tergantung banyak sedikitnya konsentrasi filtrat
serai yang diberikan. Dengan demikian, semakin tinggi konsentrasi filtrat serai,
maka semakin tinggi tingkat mortalitas pada nyamuk. Serai mengandung senyawa
berbentuk padat yang mempunyai bau yang khas. Minyak atsiri yang merupakan
produksi serai terdiri dari berbagai senyawa, salah satu senyawa yang dapat
membunuh nyamuk adalah sitronela. Kandungan sitronela pada serai yaitu
sebesar 35%. Sitronela mempunyai sifat racun (desiscant). Menurut cara kerjanya,
racun ini seperti racun kontak yang dapat memberikan kematian karena
kehilangan cairan secara terus-menerus sehingga tubuh nyamuk kekurangan
cairan (Abdillah, 2004). Mekanisme kerja sitronela menghambat enzim
asetilkolinesterase dengan melakukan fosforilasi asam amino serin pada pusat
13

asteratik enzim bersangkutan. Gejala keracunannya, karena adanya penimbunan


asetilkolin yang menyebabkan terjadinya keracunan khusus yang ditandai dengan
gangguan sistem saraf pusat, kejang, kelumpuhan pernafasan, dan kematian.
(Mutchler, 1991).
Berdasarkan hal-hal tersebut maka toksin yang berasal dari tanaman serai
dapat digunakan untuk memberantas Aedes aegypti, karena dalam suatu filtrat
tumbuhan serai, selain senyawa aktif (sitronela) juga terdapat senyawa lain seperti
sitral, geraniol, mirsera, nerol, farsenol, methyl heptenon, dan dipentema. Namun
senyawa aktif ini dapat meningkatkan aktifitas filtrat serai secara keseluruhan
(sinergis). Hal ini memungkinkan serangga tidak mudah menjadi resisten karena
kemampuan serangga membentuk sistem pertahanan terhadap beberapa senyawa
berbeda secara bersamaan (Trubus, 1999).

KESIMPULAN

Dari hasil penelitian terhadap Aedes aegypti yang diberi filtrat serai dapat
disimpulkan bahwa pada stadium telur, larva, pupa dan dewasa (nyamuk)
menunjukkan pengaruh terhadap mortalitasnya. Filtrat serai memiliki kandungan
senyawa sitronela sebesar 35%, dan senyawa tersebut mampu membunuh telur,
larva, pupa dan dewasa. Racun serai ini seperti racun kontak yang dapat
memberikan kematian karena kehilangan cairan secara terus-menerus sehingga
tubuh nyamuk kekurangan cairan.
Konsentrasi filtrat serai sebagai insektisida nabati tidak efektif diberikan
pada telur Aedes aegypti. Sedangkan pada larva dan pupa, konsentrasi filtrat serai
yang efektif pada konsentrasi 20%,untuk nyamuk Aedes aegypti sebesar 25%.
Tingkat kematian telur cukup rendah bila dibandingkan dengan stadium larva,
pupa dan nyamuk. Karena telur Aedes aegypti terbungkus atas kulit yang berlapis
tiga, diperkirakan lapisan tersebut mampu mempertahankan kondisi telur sampai
menetas meskipun sudah diberi filtrat serai.
Dengan demikian, filtrat serai dapat digunakan sebagai cara alternatif untuk
memberantas larva, pupa, dan nyamuk Aedes aegypti. Karena bahannya mudah
didapat dengan harga murah jika dibandingkan dengan bahan insektisida kimia
non-nabati
14

UCAPAN TERIMA KASIH

Penelitian ini dapat terselesaikan dengan baik berkat bantuan dari berbagai
pihak terutama:
- Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi (DIKTI) yang telah mendanai
penelitian ini dalam bentuk PKMP tahun 2006
- Kepala Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Vektor Reservoir dan
Penyakit Salatiga yang telah membantu menyediakan jentik nyamuk dan
memberikan berbagai masukan dalam penelitian ini.
- Dra. Siti Zaenab, M.Kes, ahli Parasitologi Universitas Muhammadiyah
Malang yang telah menyempatkan waktunya untuk diskusi terbatas dengan
penulis/peneliti.
- Segenap jajaran Laboratorium Kimia UMM dan Laboratorium UMM yang
telah membantu menyediakan tempat dan literatur

DAFTAR PUSTAKA

Abdillah, Asep Candra. 2004. Membasmi Aedes Aegypti dengan Ekstrak Serai.
Suplemen Hikmah Edisi Minggu, 07 Maret 2004

Anonymous, 2000. Demam Berdarah. (Online). (http//www1.bpk


penabur.or.id/kps-jkt/wydiaw/55/artikel 13.htm). Diakses tanggal 1 Maret 2006

Brown, Harold. W, 1985. Dasar-dasar Parasitologi Klinik. Edisi ke-3. Gramedia.


Jakarta.

Ditjen P2M & PLP. 1992. Petunjuk Teknis Pemberantasan Nyamuk Penular
Penyakit Demam Berdarah Dengue. Depkes RI. Jakarta.

Ester, Monica 1999. Demam Berdarah Dengue, Diagnosa, Pengobatan, dan


Pengendalian. ECG. Jakarta.

Gandahusada, Srisasi. 2000. Parasitologi Kedokteran. FKUI. Jakarta.

Guenther, Ernest. 1990. Minyak Atsiri. Jilid I. Universitas Indonesia Press.


Jakarta.

Kardinan, A. 2001. Pestisida Nabati Ramuan dan Aplikasi. Penebar Swadaya.


Jakarta.

Kardinan. A, 2003. Tanaman Pengusir Nyamuk dan Pembasmi Nyamuk.


Agromedia Pustaka. Jakarta.
15

Lawuyan, Stefanus. 2003. Kontroversi Pengasapan dengan Insekisida. Harian


Kompas Edisi 08 Desember 2003.

Mutchler, E. 1991. Dinamika Obat: Buku Ajar Farmakologi dan Toksikologi.


Edisi 5. ITB. Bandung..

Natawiguna. H, 1989. Pestisida dan Kegunaannya. Armico. Bandung.

Novizan. 2002. Membuat dan Memanfaatkan Pestisida Ramah Lingkungan. Agro


Media Pustaka. Jakarta.

Pelzcar, M.J. & Chan, E.C.S., 1988. Dasar-dasar Mikrobiologi Jilid 2, Penerbit
Universitas Indonesia. Jakarta.

Pikiran Rakyat. 2005. Demam Berdarah Renggut 27 Jiwa. Edisi Sabtu, 15


Oktober 2005.

Quijano, Romeo dan Rengam, Sarojeni V. 1999. Awas, Pestisida Berbahaya bagi
Kesehatan. Yayasan Duta Awan. Jakarta.

Robinson, T., 1995. Kandungan Organik Tumbuhan Tinggi, Penerbit Institut


Teknologi Bandung. Bandung.

Trubus. 1999. Penghasil Pestisida Nabati. Trubus Edisi September No. 358.

LAMPIRAN

Biodata Penulis Utama Dan Anggota

a. Penulis Utama
A. Nama Lengkap : Yanur Setyaningrum
NIM : 04330037
Tempat Tanggal Lahir : Jombang, 16 Januari 1986
B. Alamat : Jl. Notojoyo No. 189 Malang
Telp/HP : (0341) 466305/085649218214
Pendidikan :
1. SD Negeri Miagan 1 lulus tahun 1998
2. SLTP Negeri 1 Mojoagung lulus tahun 2001
3. SMU Negeri 2 Jombang lulus tahun 2004
4. S1 Pendidikan Biologi FKIP UMM sampai sekarang

Aktivitas Nonakademik:
- Fungsionaris HMJ Biologi UMM tahun 2005-2006
- Sekretaris Redaksi Majalah Spora 2005-2006
- Sekretaris Forum Kajian Ilmiah Mahasiswa Biologi (FKIMB) 2005-2007
16

Karya Ilmiah:
- ”Child to Child”, Pemberdayaan Anak untuk Konservasi Sungai Brantas
Malang (Tim-PKM, Didanai DIKTI tahun 2007)
- ”Internalisasi Nilai-nilai Agama dalam Pendidikan Lingkungan di Sekolah
Melalui Pendekatan Kontekstual sebagai Upaya Minimalisasi Vandalisme
Lingkungan” (Tim-JUARA I LKTM Bidang Pendidikan Tingkat
Universitas, Juara I Tingkat Kopertis VII, Juara II Tingkat Wilayah C
dan Finalis PIMNAS XIX 2006)
- ”Uji Efektivitas Filtrat Serai Sebagai Insektisida Nabati dalam Upaya
Memberantas Nyamuk Aedes aegypti” (TIM-PKMP Didanai DIKTI
tahun 2006)

b. Anggota Penulis

C. 1. Nama Lengkap :Sholihah


NIM : 04330057
T.T.Lahir :Pasuruan, 15 Oktober 1985
D. Alamat : Jl. Jetis No 10A Malang
Telp/HP : -/ 085649218214
Pendidikan :
1. SD Negeri 1 Kraksan Pasuruan lulus tahun 1998
2. SLTP Negeri 1 Purwosai lulus tahun 2001
3. SMU Negeri 1 Purwosari lulus tahun 2004
4. S1 Pendidikan Biologi FKIP UMM sampai sekarang

Aktivitas Nonakademik:
- Anggota Forum Kajian Ilmiah Mahasiswa Biologi (FKIMB) 2005-2007,
Fokus pada Kesehatan Masyarakat
- Asisten laboratorium Biologi Universitas Muhammadiyah Malang-
sekarang
- Fungsionaris HMJ Biologi UMM tahun 2005-2006
- Wakil Pemimpin Redaksi Majalah Spora 2005-2006

Karya Ilmiah:
- ”Uji Efektivitas Filtrat Serai Sebagai Insektisida Nabati dalam Upaya
Memberantas Nyamuk Aedes aegypti” (TIM-PKMP Didanai DIKTI
tahun 2006)

2. Nama : Ifan Prasetya Yuda


NIM : 06330011
T.T. Lahir : Singaraja, 27 Pebruari 1987
Alamat : Jl. Tirto Utomo Gg. IV/8
Telp./HP : - / 085664081363
Pendidikan
1. SDN 2 Tegal Badeng Barat, Negara lulus tahun 1999
2. SMP Negeri 2 Negara lulus tahun 2002
3. Madrasah Aliyah Negeri Negara lulus 2005
4. S1 Jurusan Pendidikan Biologi FKIP – UMM sampai sekarang.
17

Kegiatan Nonakademik:
- Wakil Ketua Forum Kajian Ilmiah Mahasiswa Biologi (FKIMB) tahun
2006-2007. Fokus pada studi kesehatan masyarakat
- Komandan Resimen Mahasiswa UMM
- Anggota Diklat HMJ Biologi UMM

3. Nama : Husamah
NIM : 04330058
T.T. Lahir : Sumenep, 18 Oktober 1985
Jenis Kelamin : Laki-laki
Alamat Malang : Jl. Notojoyo No. 53 Karangploso Malang 65151.
Telp. (0341) 464733 HP. 085649218214
e-mail: usya_bio@yahoo.com
Riwayat Pendidikan : SD Negeri Pagerungan Kecil III, Sapeken
SMP Negeri 2 Sapeken
SMU Negeri 1 Banyuwangi
S1 Jurusan Pendidikan Biologi FKIP-Universitas
Muhamadiyah Malang-sekarang

Aktivitas Nonakademik:
1. Ketua Umum Forum Kajian Ilmiah Mahasiswa Biologi FKIP-UMM
(FKIMB) 2006-2007
2. Editor dan Litbang Majalah “Spora”- Univesitas Muhammadiyah Malang
2006-2007
3. Fungsionaris BEM FKIP-UMM 2006-2007
4. Asisten Laboratorium Biologi UMM tahun 2005-sekarang
5. Koordinator Divisi Riset, Identifikasi dan Konservasi pada Tim Ekspedisi
Biokonservasi (TEB) UMM periode 2006-2007
6. Anggota Pra-Wing Forum Lingkar Pena Ranting UMM-2007
7. Fungsionaris HMJ Biologi 2005-2006
8. Redaktur Pelaksana Majalah Spora 2005-2006

Karya Tulis/Penelitian
a. Program Keativitas Mahasiswa /LKTM
1.Internalisasi Nilai-nilai Agama dalam Pendidikan Lingkungan di Sekolah
Melalui Pendekatan Kontekstual sebagai Upaya Minimalisasi Vandalisme
Lingkungan (Tim-JUARA I LKTM Pendidikan Tingkat UMM, Juara I
Tingkat Kopertis VII, Juara II Tingkat Wilayah C dan Finalis PIMNAS
XIX 2006)
2.Prospek Selai Mengkudu (Morinda citrifolia) Sebagai Produk Olahan
Berkhasiat Obat dalam Upaya Meningkatkan Pendapatan Masyarakat
Pedesaan di Malang Selatan (Tim-PKM, Didanai DIKTI tahun 2006)
3.”Child to Child”, Pemberdayaan Anak untuk Konservasi Sungai Brantas
Malang (Tim-PKM, Didanai DIKTI tahun 2007)

b. Artikel/Opini/Resensi Buku
1. Mengurai Hubungan Dosen Mahasiswa (Majalah Spora, Edisi VIII/2007)
2. Mahasiswa Miskin Kreativitas (Buletin Bestari, Desember 2006)
18

3. Gerakan Perlawanan Guru (Banjarmasin Post, 13 Agustus 2006)


4. Muhammadiyah, Persyarikatan Protestanisme Islam (Suara Muhammadiyah,
Edisi 1-15 Juli 2006)
5. Menanti Keberpihakan Diknas pada Siswa (Koran Pendidikan, Juli 2006)
6. Pendidikan dalam Kacamata Penguasa (Koran Pendidikan, 22-28 Mei 2006)
7. Meningkatkan Profesionalisme Guru, Mungkinkah? (Koran Pendidikan,
Juni 2006)
8. Menggagas Pendidikan Lingkungan Berbasis Agama (Majalah Spora, Edisi
VII/Tahun IV/ Mei 2006)
9. Rekonstruksi Pendidikan Versi Kartini ( Koran Pendidikan, April 2006)
10. Jurus Sukses Implementasi KBK (Koran Pendidikan, 13-18 Maret 2006)
11. Membangkitkan Roh-Roh Pencerdasan (Koran Pendidikan, 6-12 Februari
2006)
12. Mewaspadai Pergeseran Makna Profesi Guru (Koran Pendidikan, 11-18
Desember 2005)
13. Mengurai Petualangan Politik Luar Negeri Amerika (Malang Pos, 23
Oktober 2005)
14. Islam dan Kearifan Lingkungan(Kompas Jatim, 23 September 2005)
15. Busung Lapar di Lumbung Padi, Bencana di Tanah Surga (Spora, Agustus
2005)

You might also like