You are on page 1of 19

By : Kelompok VI

PRODI S1 KEPERAWATAN
STIKES YARSI Surabaya
Kejang : merupakan suatu perubahan Jenis – jenis kejang :
fungsi pada otak secara mendadak dan
sangat singkat / sementara yang dapat
disebabkan oleh aktifitas otak yang a. Kejang Parsial
abnormal, serta adanya pelepasan ( Fokal / Lokal )
listrik serebral yg sangat berlebihan.

b. Kejang Umum
Kejang dapat disebabkan oleh :
( Konfulsif &
malformasi otak kongenital, faktor Non Konfulsif )
genetis atau adanya meningitis,
ensefalitis serta demam yg tinggi
( Kejang Demam ) , gang.
Metabolisme, trauma, epilepsi &
lain”.
Kejang demam ( Febrile Convulsion )
merupakan bangkitan kejang yg terjadi
pd kenaikan suhu tubuh ( suhu rektal
diatas 38oC) yg disebabkan oleh proses
extrakranium, kelainan neurologis yg
paling sering dijumpai pd anak 6 bln – 4
thn.
Klasifikasi kejang demam :
a.Kejang demam sederhana 
berlangsung kurang dr 15 menit &
umum
b.Kejang demam kompleks 
berlangsung lebih dr 15 menit, fokal,
atau multipel ( lebih dr 1X kejang dlm
24 jam )
Kejadian kejang demam diperkirakan 2-4% di
Amerika Serikat, Amerika Selatan, dan
Eropa Barat.
Di Asia di laporkan lebih tinggi, kira-kira 20%
kasus merupakan kejang demam kompleks.
Umumnya kejang demam timbul pada tahun
kedua kehidupan (17-23 bulan). Kejang
demam sedikit lebih sering pada laki-laki.
Faktor Resiko:
Setelah kejang demam
Faktor resiko kejang
pertama kira-kira 33% anak
demam yang pertama
akan mengalami 1 kali
yang penting adalah
rekurensi atau lebih dan
demam. Selain itu
kira-kira 9% anak
terdapat faktor riwayat
menngalami 3 kali rekurensi
kejang demam pada
atau lebih, resiko rekurensi
orang tua atau saudara
meningkat dengan usia dini,
kandung,
cepatnya anak mendapat
perkembangan
kejang setelah demam
terlambat, problem pada
timbul, temperatur yang
masa neonatus, anak
rendah saat kejang, rowayat
dalam perawatan
keluarga kejang demam,
khusus, dan kadar
riwayat keluarga epilepsi
natrium rendah.
Hingga kini belum
diketahui secara pasti.
Demam sering
disebabkan infeksi
saluran pernafasan Kejang tidak selalu
atas, otitis media, timbul pada suhu
pneumonia, yang tinggi kadang-
gastroenteritis, infeksi kadang demam yang
saluran kemih. tidak begitu tinggi
dapat menyebabkan
kejang
Manifestasi Klinis
- Umumnya kejang demam berlangsung singkat,
berupa serangan kejang klonik / tonik-klonik
bilateral.
- Bentuk kejang yg lain dapat jg terjadi seperti mata
terbalik keatas dengan disertai kekakuan /
kelemahan, gerakan sentakan berulang tanpa di
dahului kekakuan, / hanya sentakan dengan
kekakuan fokal.
- Sebagian besar kejang berlangsung < 6 menit & <
dari 8% berlangsung > 15 menit.
- Sering kali kejang berhenti sendiri. Setelah kejang
berhenti anak tidak akan memberi reaksi apapun
untuk sejenak, tetapi setelah beberapa detik / menit
anak terbangun & sadar kembali tanpa devisit
neurologi. Kejang dapat diikuti hemiparesis
Kurang O2, penurunan CO2, penurunan
Merusak sel saraf
konsentrasi glukosa darah, infeksi otak

Aktifitas Fungsi sel saraf


Jika terganggu
abnormal pd
Neuron serebral

Melepaskan Inpuls listrik


Gangguan motoris &
sensoris

Pd otot tertentu General

Spasme Otot Spasme / konvulsif


Involunter kuat ( tonik ) /
intermiten ( klonik )
Dengan penaggulangan yg tepat & cepat prognosisnya baik & tidak perlu
menyebabkan kematian. Angka kejadian epilepsi berbeda - beda tergantung dari
cara penelitiannya; misalnya Lumban Tobing (1975) mendapatkan 6 %, sedangkan
Livingstone (1954) dari golongan kejang demam sederhana mendapatkan 2,9 %
yg menjadi epilepsi, & golongan epilepsi yg diprovokasi oleh demam ternyata 97
% menjadi epilepsi.

Resiko yg akan dihadapi oleh seseorang anak


sesudah menderita kejang demam tergantung
dari faktor:

 Riwayat penyakit kejang tanpa demam


dalam keluarga.

 Kelainan dalam perkembangan atau


kelainan saraf sebelum anak menderita
kejang demam.

 Kejang yang berlangsung lama atau kejang


fokal.
Bila terdapat paling sedikit 2 dari 3
Lanjutan…
faktor tersebut di atas, maka
. dikemudian hari akan mengalami
serangan kejang tanpa demam
sekitar 13 %, dibanding bila hanya
Hemiparesis biasanya terjadi pd
terdapat 1 / tidak sama sekali faktor
pasien yg mengalami kejang lama
tersebut di atas, serangan kejang
( berlangsung > 30 menit ) baik
tanpa demam hanya 2 % - 3 % saja.
bersifat umum / fokal.
Kelumpuhannya sesuai dgn
kejang fokal yg terjadi. Mula –
mula kelumpuhan bersifat flaksid,
tapi setelah 2 minngu timbul
spasitas. Dari penelitian terhadap 431 pasien dgn
demam sederhana, tidak terdapat kelainan
IQ, tetapi pd pasien kejang demam yg
sebelumnya pernah terdapat gangguan
perkembangan / kelainan neurologis akan
terdapat IQ yg lebih rendah dibanding dgn
saudara nya. Jika kejang demam diikuti dgn
terulangnya kejang tanpa demam, retardasi
mental akan terjadi 5 kali lebih besar.
Pada pengkajian anak dengan kejang yang
perlu dikaji lebih dalam adalah riwayat
kejang, perilaku anak selama kejang, sifat
kejang, lama kejang, gerakan saat kejang
( lebih lengkap lihat pembagian kejang ).
1. Resiko cedera.

2. Resiko terjadi hipoksia /


aspirasi.
3. Perubahan proses keluarga.
Resiko terjadi cedera pd anak dgn kejang ini disebabkan oleh berbagai tipe dari kejang.
Hilangnya kesadaran khususnya pd tipe kejang tonik – klonik & kerusakan kesadaran
akibat tipe kejang parsial komplek.
Tujuan Keperawatan:
Mencegah tidak terjadinya cedera agar pasien tidak mengalami kejang & kondisinya
tenang.
Tindakan:

1. Libatkan keluarga dlm penanganan


kejang & ajari cara melakukannya. 5. Berikan vitamin D & asam folat
2. Hindari stimulus yg menyebabkan selama terapi fenitoin &
terjadinya kejang. fenobarbital untuk mencegah
3. Berikan obat anti – kejang sesuai defisiensi.
ketentuan. 6. Dampingi anak selama beraktifitas.
4. Lakukan perawatan gigi dgn baik 7. Kaji lama kejang.
selama terapi fenitoin ( untuk 8. Lindungi anak selama kejang.
menurunkan hiperflasi gusi).
Timbulnya kejang dapat menyebabkan hipoksia. Hal ini karena hilangnya kesadaran
serta adanya aktifitas motoris selama kejang yang tidak terkendali.

Tujuan Keperawatan:
Mencegah terjadinya distress pernafasan.

Tindakan:

1. Jangan melakukan restrain dgn paksa.


2. Apabila anak dlm keadaan di kursi roda, 5. Longgarkan pakaian.
bantu untuk tidur di lantai / tempat tidur. 6. Pertahankan agar penghalang tempat
3. Tempatkan selimut di bawah kepala. tidur tetap terpasang.
4. Jangan menempatkan apa pun di mulut 7. Atur posisi kepala anak tidak dlm
anak untuk mencegah sumbatan jalan keadaan hiperekstensi untuk
nafas. meningkatkan ventilasi.
8. Apabila muntah miringkan badan
dengan hati – hati.
Perubahan proses keluarga pd anak dgn kejang ini disebabkan adanya penyakit yg
dialami anak yg membutuhkan perawatan yg serius untuk itu yg dapat dilakukan
adalah dgn memberikan dukungan pd keluarga

Tujuan Keperawatan:
Mengurangi masalah proses keluarga

Tindakan:

1. Libatkan keluarga dalam perawatan kejang


sebelum dan sesudahnya.

2. Berikan dukungan yang cukup dalam


melakukan perawatan anak.
•Hidayat, Aziz Alimul A. 2006. Pengantar Ilmu Keperawatan
Anak Buku 2. Jakarta : Salemba Medika.
• Mansjoer, Arif Dkk. 2000. Kapita Selekta Kedokteran Edisi 3 Jilid 2.
Jakarta : Media Aesculapius Fakultas Kedokteran UI.
• Ngastiyah, 2005. Perawatan anak sakit edisi 2. Jakarta : EGC.
Present By :
1. Diana Pusfita Rahayu (07030012)
2. Eny Sulianti (07030015)
3. Fatchur Rozi (07030019)
4. Lailis Syarifah (07030024)
5. Noni Haryanti (07030028)
6. Nur Kumalasari (07030030)

ENI
DIANA
ROZI

LAILIS

NONI
MALA
???
• Apa yg dimaksud kelumpuhan bersifat flaksit ?
• Apa hubgannya anak kejang dg retardasi
mental?
• Penanganan kejang dirumah?
• Perbedaan kejang demam dg kejang epilepsi?
• Anak kejang dipijat?? 

You might also like