You are on page 1of 37

ASSALAMULAIKUM

WR, WB.
ASPEK HUKUM
PERBANKAN
KELOMPOK 1 :

DODY ADHI WIBOWO (05)


HERTANTO W. (07)
KURYATNO (11) BAB 1
YUNITA LISTI (23) PENDAHULUAN
ASPEK HUKUM PERBANKAN

Pengertian Hukum Perbankan

Sejarah Hukum Perbankan


POKOK
Sumber Hukum Perbankan BAHASAN
Asas-Asas Hukum Perbankan

Refleksi Undang-Undang
Perbankan No 10 Tahun 1998 Sumber / Referensi
ASPEK HUKUM PERBANKAN

Pengertian Hukum Unsur-Unsur Hukum


Perbankan Perbankan

PENGERTIAN HUKUM
PERBANKAN
ASPEK HUKUM PERBANKAN

Sejarah Secara Umum

SEJARAH Sejarah Perbankan di


Inggris
HUKUM
Sejarah Perbankan di
PERBANKAN Amerika

Sejarah Perbankan di
Indonesia
Pengertian Hukum Perbankan
Hukum Perbankan Indonesia adalah serangkaian
ketentuan hukum positif yang mengatur segala
sesuatu yang menyangkut tentang perbankan, yang
mencakup kelembagaan, kegiatan usaha serta cara
dan proses pelaksanaan kegiatan usahanya.
Dengan demikian hukum perbankan akan
membicarakan tentang aturan-aturan perbankan
yang positif yang masih berlaku pada saat ini.
UNSUR-UNSUR YANG TERKANDUNG DALAM
HUKUM PERBANKAN
1. Serangkaian ketentuan hukum positif (perbankan).
Ketentuaan hukum perbankan disertai dengan berbagai peraturan pendukungnya seperti
Peraturan Pemerintah, Keputusan Presiden, Keputusan Mentri, Keputusan Direksi Bank
Indonesia, SEBI, dan peraturan pelaksana lainnya.

2. Hukum positif perbankan bersumber dari ketentuan tertulis dan tidak tertulis.
Ketentuan tertulis: ktentuan yang dihasilkan dari mereka yang mempunyai kewenangan untuk
membuat UU dan peraturan-peraturan tersebut.
Peraturan tidak tertulis: ketentuan yang timbul dan terpelihara dalam praktek penyelenggaraan
operasional perbankan.

ASPEK HUKUM PERBANKAN


UNSUR-UNSUR YANG TERKANDUNG DALAM
HUKUM PERBANKAN
3. Ketentuan hukum perbankan mengatur ketatalaksanaan kelembagaan bank.
Mencakup persyaratan pendirian bank, prizinan, bentuk hukum, kepengurusan, kepemilikan,
serta organisasi yang meunjang kegiatan usaha bank. Selain itu masalah kerahasiaan bank,
pembinaan dan pengawasan, serta sanksi terhadap pelanggaran atas peraturan bank.

4. Ketentuan hukum perbankan mengatur aspek kegiatan usaha.


Fungsi utama bank adalah merupakan lembaga yang menhimpundana dan menyalurakan dana.
Disamping itu bank juga bisa menawarakn jasa-jasa lain yang bisa menunjang operasionla
perbankan (fee based income).

ASPEK HUKUM PERBANKAN


Sejarah Hukum Perbankan
Sejarah perbankan dimulai sejak tahun 2000 SM di Babilonia dengan
bentuknya yang masih sederhana. Lembaga semacam bank tersebut
dikenal dengan sebutan Temples of Babylon (Djumhana, 1996:32).

Pada abad 9 SM di Babilonia terdapat bukti yang menunjukkan telah


dipraktekannya instrument kredit dalam bentuk “janji” untuk membayar
atau “perintah” membayar uang logam, emas, dan perak (Fuady, 1999:
16).
Sejarah Hukum Perbankan
Kemudian pada tahun 500 SM di Yunani terdapat sebuah bank yang
disebut dengan “Greek Temple” yang mempunyai kegiatan dibidang
simpan pinjam.

Selanjutnya pada pertengahan abad 14 bisnis suatu banh dipraktekkan


oleh para pedagang kain di Barcelona. Kemudian pada tahun 1404,
sebuah bank umum didirikan di Barecelona dengan kegiatan seperti
penukaran uang, penerimaan deposito dan diskonto Bill of Exchange.
Dua abad kemudian tepatnya pada tahun 1609 berdiri bank of
Amsterdam.
Sejarah perbankan di Inggris dimulai pada abad 17 dengan adanya
kegiatan yang dilakukan para tukang emas. Kemudian pada akhir abad
17 berdiri The Banking of England. Selanjutnya pada awal abad ke-18
di Inggris dikeluarkan Undang-undanh tahun 1707, yang menjadikan
Small Private Partnership sebagai model beroperasinya perbankan di
Inggris. Kemudian pada tahun 1826 dikeluarkan Undang_undang
yang memperbolehkan suatu bank dengan sistim Joint Stock. Pada
tahun 1834 berdiri Joint Stock Bank yang pertama yaitu The London
and Westminster Bank yang tetap eksis sampai saat ini.

Sejarah Perbankan di Inggris


Selain itu pada tahun 1878 dikeluarkan The Companies Act yang
memberikan kesempatan bagi bank yang bukan Perseroan Terbatas
untuk didaftar menjadi bentuk Perseroan Terbatas. Dua kondisi
tersebut membuat maraknya merger, akuisisi dan konsolodasi bank,
sehingga kemudian muncul The Big Four yang terdiri dari The
Midland Bank, The Lloyds Bank, Barclays Bank, dan The National
Weatminster.

Sejarah Perbankan di Inggris


SEJARAH PERBANKAN DI AMERIKA
Saat ini di Amerika dikenal dua sistim perbankan, yaitu The National
Bank dan The State Bank. The National Bank merupakan sistim
perbankan federal yang pada prinsipnya tunduk pada The National
Bank Act tahun 1913. Sedangakan The State Bank merupakan sistim
perbankan yang diawasi oleh masing-masing pemerintah Negara
bagian. Bank modern pertama yang didirikan di USA adalah The Bank
of North America pada tahun 1782. Sedangkan State Bank dinegara
bagian antara lain The Bank of the State of Pennsylvania yang berdiri
pada tahun 1780 dan The Bank of the State of New York berdiri pada
tahun 1791.
SEJARAH PERBANKAN DI AMERIKA
Pada tahun 1838 dikeluarkan UU yang berkaitan dengan
dikembangkannya Free Banking System di Negara bagian New York,
yang member kesempatan kepada masyarakat untuk melakukan bisnis
perbankan. Pada tahun 1868 dikeluarkan The National Bank Act
dengan tujuan untuk menyediakan kecukupan mata uang nasional.

Selanjutnya pada tahun 1913 atas dasar The Federal Reserve Act
dibentuklah The Federal Reserve Bank yaitu sebuah bank sentral
dengan sistim regional untuk menciptakan currency yang fleksibel dan
menciptakan sistim supervise bank di United States yang lebih efektif.
SEJARAH PERBANKAN DI AMERIKA

Di akhir tahun 1959 terdapat 3.602 bank nasional yang beroperasi di


seluruh wilayah United States. Dengan banyaknya bank asing yang
beroperasi di USA mendorong diundangkannya The International
Banking Act pada tahun 1978 yang bertujuan untuk menyeragamkan
perlakuan Negara terhadap bank-bank asing.
A. Masa Penjajahan Belanda
Sejarah perbankan di Indonesia dimulai sejak zaman VOC. Pada tahun 1824
Pemerintah Hindia Belanda mendirikan perusahaan dagang yang beroperasi
sebagai bank yaitu De Nederlandsche Handel Maatschappij (NHM). Kemudian pada
tahun 1827 berdiri De Javasche Bank. Lalu tahun 1857 berdiri bank swasta
Nederlandsche Indische Handelsbank yang kemudian bernama NV Escompto Bank dan
pada tahun 1898 bekerja sama dengan Jawatan Pos pemerintah mendirikan Post
Spaartbank yaitu semacam bank tabungan. Di tahun 1934 beberapa koperasi
simpan pinjam bergabung dengan nama Algemeene Volkscrediet Bank (AVB). Di
samping itu pemerintah Hindia Belanda juga member kesempatan pada bank asing
untuk beroperasi di Indonesia, seperti The Bank of Chine, The Bank of Taiwan,
The Hongkong & Shanghai Bank dan lain-lain (Widjanarto, 1993: 49).

Sejarah Perbankan di Indonesia


B. Masa Penjajahan Jepang

Pada masa pendudukan Jepang yang hanya beberapa tahun


tersebut sebagian besar bank ditutup. Satu-satunya bank
yang dikuasai putra-putri Indonesia yaitu Algemeene
Volkscrediet Bank (AVB) dengan nam Syomin Gyngko (m.
Djumhana, 1993: 50). Sedangkan bank tabungan pemerintah
Belanda diganti namanya menjadi Tyokin Kyoku (Widjarnarto,
1993: 5).

Sejarah Perbankan di Indonesia


C. Masa Order Lama

Pemerintah orde lama memulai dengan mendirikan bank-bank


pemerintah yaitu Bank Negara Indonesia pada tahun 17 agustus
1946, dimana pada tanggal 5 juli 1964 selain bank konvensional
BNI 46 juga berfungsi sebagai bank Sentral. Pada tahun tersebut
pemerintah juga mendirikan Bank Rakyat Indonesia yang merupakan
kelanjutan dari Algemeene volkscrediet bank (AVB). Perkembangan
perbankan di masa order lama yang cukup marak tersebut kemudian
melahirkan Undang-Undang No. 11 tahun 1953 tentang Undang-Undang
Pokok Bank Indonesia.

Sejarah Perbankan di Indonesia


D. Masa Orde Baru

Masa Orde baru dimulai dengan dikeluarkannya Undang-


Undang Perbankan NO.14 Tahun 1967 dan Undang-Undang Pokok
Bank Indonesia tahun 1953. Pada juni 1983 keluar deregulasi
perbankan yang berisi tentang:
1. Penghapusan pagu kredit
2. Kebebasan dalam penetapan suku bunga bank
3. Pengurangan Jumlah kredit likuiditas. Kemudian deregulasi
yang spektakuler terjadi di tahun 1988 dengan dikeluarkan
“Paket Oktober”.

Sejarah Perbankan di Indonesia


Selah itu keluar berapa peraturan yang menyempurnakan
Paket Oktober, seperti:
 Paket Desember 1989: mengenai tabungan, deposito,
sertifikat deposito, bank BPR, dan bank asing.
 Paket Januari 1990: Penyempurnaan sistim perkreditan.
 Paket Febuari 1991: Pengawasan dan pembinaan bank.
Puncak dari peraturan diatas adalah dikeluarkannya Undang-
Undang Perbankan No.7 tahun 1992 dan beberapa Peraturan
Pemerintah sebagai peraturan pelaksanannya.

Sejarah Perbankan di Indonesia


E. Masa Setelah Krisis Moneter 1997

Puncak dari kebobrokan perbankan di Indonesia


terjadi pada saat krisis moneter melanda negeri ini.
Karena fundamental perbankan Indonesia begitu rapuh,
krisis moneter dengan mudah membuat perbankan
Indonesia menjadi porak-poranda. Hal tersebut
diawali dengan dilikuidasinya 16 bank pada bulan
November 1997.

Sejarah Perbankan di Indonesia


Banyaknya Perbankan yang tidak sehat juga mendorong
pemerintah untuk mengeluarkan kebijakan merger, akuisisi,
dan konsolidasi baik terhadap bank pemerintah yaitu
bergabungnya Bank Bumi Daya, Bank Bapindo, Bank Dagang
Negara, Bank Exim, menjadi Bank Mandiri, setelah itu
pemerintah membentuk Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN)
yang akan mengurus perbankan yang tidak sehat termasuk
aset-aset mereka. Kemudian pada akhir tahun 1998
Pemerintah mengeluarkan Undang-Undang Perbanka No.10
sebagai penyempurnaan atas Undang-Undang Perbankan Tahun
1992.

Sejarah Perbankan di Indonesia


F. Zaman Kemerdekaan

Di zaman kemerdekaan, perbankan di Indonesia bertambah


maju dan berkembang lagi. Beberapa bank Belanda
dinasionalisir oleh pemerintah Indonesia. Bank-bank yang
ada di zaman awal kemerdekaan antara lain:
1. NV. Nederlandsch Indische Spaar En Deposito Bank (saat
ini Bank OCBCNISP), didirikan 4 April 1941 dengan
kantor pusat di Bandung
2. Bank Negara Indonesia, yang didirikan tanggal 5 Juli
1946 yang sekarang dikenal dengan BNI '46.

Sejarah Perbankan di Indonesia


3. Bank Rakyat Indonesia yang didirikan tanggal 22
Februari 1946. Bank ini berasal dari De Algemenevolks
Crediet Bank atau Syomin Ginko.
4. Bank Surakarta Maskapai Adil Makmur (MAI) tahun 1945 di
Solo
5. Bank Indonesia di Palembang tahun 1946.
6. Bank Dagang Nasional Indonesia tahun 1946 di Medan
7. Indonesian Banking Corporation tahun 1947 di
Yogyakarta, kemudian menjadi Bank Amerta.

Sejarah Perbankan di Indonesia


8. NV Bank Sulawesi di Manado tahun 1946.
9. Bank Dagang Indonesia NV di Samarinda tahun 1950
kemudian merger dengan Bank Pasifik.
10.Bank Timur NV di Semarang berganti nama menjadi Bank
Gemari. Kemudian merger dengan Bank Central Asia (BCA)
tahun 1949.
11.Di Indonesia, praktek perbankan sudah tersebar sampai
ke pelosok pedesaan. Lembaga keuangan berbentuk bank di
Indonesia berupa Bank Umum, Bank Perkreditan Rakyat
(BPR), Bank Umum Syari’ah, dan juga BPR Syari’ah
(BPRS).

Sejarah Perbankan di Indonesia


Sumber Hukum Perbankan Indonesia
Sumber hukum perbankan adalah tempat ditemukannya ketentuan hukum
dan perundang-undangan (tertulis) yang mengatur mengenai perbankan.

Sumber Hukum perbankan


1. Undang-Undang Dasar 1945
2. Undang-undang Repubik Indonesia No. 10 Tahun 1998 Tentang
perubahan UU RI No. 7 Tahun 1992 Tentang perbankan
3. UU RI No. 23 Tahun 1999
4. UU RI No. 3 Tahun 2004 Tentang Bank Indonesia
Sumber Hukum Perbankan Indonesia

5. Kitab Undang-Undang Hukum Perdata


6. Kitab Undang-Undang Hukum Dagang, dan UU Kepailitan
7. Peraturan Pemerintah
8. Surat Keputusan presiden
9. Keputusan Menteri Keuangan
10. Surat Keputusan dan Surat Edaran Bank Indonesia
11. Peraturan lainya yang berhubungan erat dengan kegiatan
perbankan, misalnya : Peraturan Menteri Agraria mengenai
Hipotik dan Credietverband, dan sebagainya.
Asas-asas Hukum Perbankan di Indonesia
Asas Perbankan Indonesia dapat dapat diketahui dalam UU No. 10/1998 tentang Perbankan pada
Pasal 2 :

“ Perbankan Indonesia dalam melakukan usahanya berasaskan demokrasi ekonomi dengan


menggunakan prinsip kehati-hatian ”.

Demokrasi ekonomi yang dimaksud adalah demokrasi ekonomi yang berdasarkan Undang-
Undang Dasar 1945. Mengenai prinsip kehati-hatian sebagaimana disebutkan dalam ketentuan
Pasal 2 Undang-Undang Perbankan, tidak ada penjelasan secara resmi, tetapi kita dapat
mengemukakan bahwa bank dan orang-orang yang terlibat didalamnya, terutama dalam membuat
kebijaksanaan dan menjalankan kegiatan usahanya wajib menjalankan tugas dan wewenangnya
masing-masing secara cermat, teliti, dan profesional sehingga memperoleh kepercayaan
masyarakat. Selain itu bank dalam menjalankan usahanya harus selalu mematuhi seluruh
peraturan perundang-undangan yang berlaku secara konsisten dengan didasari oleh itikad baik.
Asas-asas Hukum Perbankan di Indonesia
Dalam operasionalnya kegiatan perbankan perlu dilandasi dengan beberapa aspek
hukum berikut ini:

1. Asas demokrasi ekonomi


Asas demokrasi ekonomi ini ditegaskan dalam psal 2 undang-undang Perbankan
No.10 tahun 1998 yang menyatakan bahwa perbankan Indonesia dalam melakukan
2. usahanya
Asas kepercayaan (fiduciary
berdasarkan principle)
demokrasi ekonomi dengan menggunakan prinsip kehati-
Asas Kepercayaan
hatian. meyatakan
Prinsip-prinsip bahwa usaha
yang terkandung bank demokrasi
dalam dilandasi oleh hubungan
ekonomi yang
kepercayaan antara
berdasarkan bank dan
Pancasila dan nasabahnya.
Undang-UndangBankDasar
bekerja dengan dana dari masyarakat
1945.
yang disimpan pada bank atas dasar kepercayaan. Dengan demikian setiap bank harus
tetap bank akan senantiasa terpelihara.
Asas-asas Hukum Perbankan di Indonesia

3. Asas Kerahasiaan (Confidential principle)


Asas kerahasiaan adalah asas yang mengharuskan bank merahasiakan segala sesuatu
yang berhubungan dengan keuangan dan lain-lain dari nasabah bank yang menurut
kelaziman dunia perbankan wajib untuk dirahasiaka. Akan tetapi kerahasiaan bank
4. dapat
Asas kehati-hatian
dikecualikan untuk hal-hal tertentu, sepetri kepentingan pajak, penyelesaian
Asas bank,
piutang kehati-hatian
peradilan menyatakan bahwa
pidana, perkara bank
perdata dalam
antara bankmenjalankan fungsi
dan nasabahnya, dan
tukar-
kegiatan usahanyainformasi
tukar menukar wajib menerapkan
anatar bankprinsip kehati-hatian
atas permintaan dalam rangka
persetujuan melindungi
atau kuasa dari
dana masyarakat
nasabah yangdana.
penyimpan dipercaya padanya. Tujuan diberlakukannya prinsip kehati-hatian
adalah agar bank selalu dalam kondisi sehat atau dalam keadaan likuid dan solvent.
Sehingga diharapkan kondisi sehat ini akan semakin meningkatkan kepercayaan
masyarakat terhadap perbankan.
Refleksi UU Perbankan No. 10 tahun 1998

Undang-undang Perbankan No. 10 7 tahun 1992 mengalami
perubahan yang dituangkan dalam undang-undang perbankan
no. 10 tahun 1998. Penyempurnaan perangkat hukum dibidang
perbankan itu dilakukan dalam rangka untuk:
Refleksi UU Perbankan No. 10 tahun 1998

1. Penyesuaian dengan perkembangan dan kebijakan di bidang
ekonomi sehingga diharapkan dapat memperbaiki dan
memperkokoh perekonomian nasional, karena sektor perbankan
2. Penyesuaian
memiliki posisi dengan perkembangan
strategis perdagangan
sebagai lembaga dunia diera
intermediasi dan
globalisasi, termasuk
penunjang sistim didalamnya
pembayaran adalah lembaga
sehingga akses pasar dan perlakuan
intermediasi dan
non diskriminatif
penunjang terhadap pihak
sistim pembayaran asing
sehingga dalam harus
kondisnya berperan
sehat.serta
memilikiperbankan nasional dengan mengedepankan kemitreaan
dengan pihak swasta nasional.
Refleksi UU Perbankan No. 10 tahun 1998

Penyempurnaan yang telah dilakukan terhadap undang-undang perbankan 1992
meliputi antara lain:
1. Peralihan kewenangan dalam pemberian izin pendirian bank, pembukaan kantor
cabang dari Menteri Keuangan kepada bank Indonesia.
2. Peningkatan peranan bank umum maupun BPR dalam melaksanakan kegiatan
usaha berdasarkan prinsip syariah.
3. Pengurangan bentuk hukum bagi bank umum dengan menghilangkan bentuk
hukum Perusahaan Perseroan.
4. Kemudahan dalam kepemilikan bank bagi pihak asing sebagai mitra strategis dan
pemegang saham bank umum.
Refleksi UU Perbankan No. 10 tahun 1998

5. Pembentukan lembaga pengawas keuangan yang akan menggantikan Bank
Indonesia sebagai pengawas bank dan Menteri Keuangan sebagai pengawas
LKBB, yang dijadwalkan pembentukannya paling akhir tanggal 31 Desember
2002.
6. Perlunya pembentukan badan khusus penyehatan perbankan yang bersifat
sementara.
7. Kelonggaran dalam kerahasiaan bank, yang semula mencakup segala aspek
keuangan nasabah menjadi hanya sapek simpanannya saja.
8. Peningkatan sanksi pidana terhadap segala aspek pelanggaran atas peraturan
perbankan.
 Suryani. 2002. Aspek Hukum Bank. Semarang :
Polines.
 UU Perbankan No. 10 Th 1998
 Internet:
http://ilmuperbankan.blogspot.com/2010/02/undang-
undang-bank-indonesia.html

*Sumber / Referensi
TERIMA KASIH

WASSALAMUALAIKUM
WR, WB.

You might also like