You are on page 1of 15

KEBUTUHAN MANUSIA TERHADAP RASUL

Tujuan Instruksional
1. Memahami bahwa fitrah manusia memerlukan keyakinan tentang
eksistensi Pencipta, beribadah kepada-Nya dan memiliki
kehidupan yang teratur.
2. Memahami bahwa petunjuk Rasul adalah satu-satunya jalan untuk
mencapai hal itu.

Titik Tekan Materi


Setiap manusia diciptakan oleh Allah dengan fitrah, , dimana manusia
bersih, suci dan mempunyai kecenderungan yang baik dan kearah positif
yaitu kearah Islam. Fitrah manusia diantaranya adalah mengakui wujud Allah
sebagai Pencipta, keinginan untuk beribadah dan menghendaki kehidupan
yang teratur. Fitrah demikian perlu diaplikasikan ke dalarn kehidupan sehari-
hari melalui petunjuk Al-Qur'an dan panduan Sunnah.

Semua panduan ini memerlukan petunjuk dari Rasul khususnya dalam


mengenal pencipta dan sebagai panduan kehidupan manusia. Dengan cara
mengikuti panduan Rasul kita akan mendapati ibadah yang shahih.

Pokok-Pokok Materi
Sinopsis
Setiap manusia diciptakan oleh Allah SWT dengan fitrah, dimana
manusia bersih, suci dan mempunyai kecenderungan yang baik dan ke
arah positif yaitu ke arah Islam. Fitrah manusia di antaranya adalah
mengakui kewujudan Allah sebagai Pencipta, keinginan untuk beribadah
dan menghendaki kehidupan yang teratur. Fitrah demikian perlu
diaplikasikan ke dalam kehidupan sehari-hari melalui petunjuk Al Quran
(Firman-firman dan panduan dari Allah SWT) dan panduan sunah {sabda
Nabi dan perbuatannya}. Semua panduan ini memerlukan petunjuk dari
rasul, khususnya dalam mengenal pencipta dan sebagai panduan
kehidupan manusia. Dengan cara mengikuti panduan rasul kita akan
mendapatkan ibadah yang benat

Kebutuhan umat akan rasul dan risalah tauhid berbeda antara umat
terdahuiu dengan umat saat ini. Umat terdahulu rnendebat rasul-rasulnya,
menolak ajaranajarannya dan menentang mereka manakala umat saat ini
lebih keras penolakannya dari umat yang terdahulu untuk menyerah
kepada rasul dan menerima risalahnya. Hal ini disebabkan karena
kecongkakannya terhadap ilmu pengetahuan yang mereka miliki sehingga
tidak mengikuti orang-orang yang hidup di zaman lebih tua dari zaman
mereka (nabi dan rasul). Hal ini difirmankan dalam surat At Taghabun ayat
6 yang artinya "Yang demikian itu karena sesungguhnya telah datang
kepada mereka rasul-rasulNya (membawa) keterangan-keterangan lalu
mereka berkata: ‘Apakah manusia yang memberi petunjuk kepada kami?'
Lalu rnereka ingkar dan berpaling dan Allah tidak memerlukan mereka. Dan
Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji".

Walaupun pada dasarnya manusia membutuhkan rasul dan risalahnya


tetapi syaitan selalu meniupkan ke dalam benak manusia untuk menentang
Allah dan rasulNya. Mereka beralasan bahwa syariat Allah dan rasul
menghalangi kebebasan berpikir, menghambat perputaran roda kehidupan
dan membekukan proses kemajuan tekonologi dan modernisasi, oleh
karena itu tidak jarang negara-negara yang penduduknya mayoritas Islam
menolak risalah para rasul. Pada dasarnya kita tetap memerlukan para
rasul beserta risalahnya untuk kebaikan diri kita sendiri, untuk menerangi
jiwa dan memberikan hidayat bagi akal pikiran. Kita membutuhkan para
rasul untuk mengarahkan kehidupan kita dan menghubungkan dengan
Sang Pencipta kehidupan. Kita juga memerlukan rasul-rasul tersebut agar
tidak sesat jalan lalu terjatuh dalam kehinaan.

Ibnu Qayyim menerangkan kebutuhan hamba-hamba akan rasulnya


sebagai berikut: bahwa kebutuhan manusia yang utama adalah mengenal
para rasul dan ajaran yang dibawanya, percaya akan berita-berita yang
disampaikannya, dan taat pada yang diperintahkan. Sebab tak ada jalan
menuju kebahagiaan atau keberhasilan di dunia dan akhirat kecuali dengan
tuntunan para rasul. Tak ada pula petunjuk untuk mengetahui yang baik
dan yang buruk maupun keutamaan lainnya kecuali mengikuti rasul yang
mendapatkan ridha Allah. Kebajikan dalam bentuk perkataan maupun
perbuatan dari rasui merupakan contoh yang baik bagi kehidupan manusia.
Oleh sebab itu kebutuhan manusia kepada rasul lebih penting daripada
kebutuhan jasad akan ruh, kebutuhan mata akan cahaya atau kebutuhan
ruh akan kehidupan. Dari semua kebutuhan ini, kebutuhan hamba kepada
rasul adaiah terletak di atas semuanya.

Ibnu Taimiyah berpendapat bahwa risalah merupakan kebutuhan pokok


bagi umat manusia, kebutuhan yang paling penting di antara yang penting.
Risalah pada hakikatnya merupakan ruh alam, menjadi cahaya dan
kehidupannya. Apa kiranya manfaat alam bila tidak memiliki ruh,
kehidupan dan cahaya. Dunia akan gelap gulita dan terkutuk kecuali yang
terkena cahaya risalah. Kebutuhan manusia akan syariat lebih mendesak
dibanding kebutuhan mereka akan segala sesuatu. Oleh karena itu
manusia memerlukan makrifat atas apa yang dibawa para rasul, perlu
berdakwah dan menegakkannya, bersabar atasnya, dan berjihad terhadap
apa yang keluar daripadanya sampai mereka kembali. Kebutuhan manusia
dapat ditinjau dari kebutuhan ruh, jasmani dan akal terhadap apa-apa yang
dibawa oleh rasul.

1. Al-Insaan (Manusia)
• Al insan (manusia) adalah ciptaan Allah SWT yang diberikan banyak
kelebihan dan keutamaan dibandingkan dengan makhluk Allah lainnya.
• Di antara kelebihan manusia adalah fitrah. Agama Allah yang dijadikan-
Nya kepada manusia sesuai dengan fitrahnya.
• Manusia diciptakan sesuai dengan fitrahnya. Manakala Islam juga
sebagai agama fitrah sehingga keberadaan Islam diperlukan oleh
manusia. Wujud aplikasi Islam terdapat pada diri rasul Muhammad SAW
Oleh karena itu, manusia dengan fitrahnya sangat memerlukan rasul
Muhammad SAW sebagai contoh dan teladan dalam memenuhi
fitrahnya.

Dalil
• Q.30:30.

“Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama (Allah);


(tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut
fitrah itu. Tidak ada perubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang
lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui”.

• Hadits. Dalam sebuah hadits dikatakan, "Aku telah menciptakan hamba-


hambaKu dalam keadaan hanif kemudian syaitan menggelincirkan mereka
dari agama mereka" Imam Ahmad meriwayatkan bahwa Al-Aswad bin Sai'
At-Taimi berkata, "Aku menjumpai Rasulullah SAW lalu aku berperang
bersama beliau. Akupun mendapat kemenangan. Pada saat itu orang-orang
pergi berperang lalu mereka membunuh anak-anak. Kejadian ini sampai
kepada Rasulullah SAW Maka beliau bersabda, "Mengapa orang-orang itu
melampaui batas hingga membunuh anakanak?" Seorang berkata, "Wahai
Rasulullah, bukankah anak-anak itu adalah anakanak kaum musyrik?"
Beliau bersabda, "Bukan begitu. Orang-orang yang baikbaik di antara kamu
pun semula merupakan anak kaum musyrik" Kemudian beliau
memerintahkan, "Jangan membunuh anak-anak ! Jangan membunuh anak-
anak! Setiap diri dilahirkan dalam keadaan fitrah, sehingga lisannya
menyimpang dari fitrah itu, maka kedua orang tuanyalah yang
menjadikannya Yahudi dan Nasrani..." (HR Ahmad).

2. AI-Fithrah (Fitrah)
• Fitrah yang ada pada manusia dapat menilai baik buruk tingkah laku
masyarakat ataupun dirinya. Ini disebabkan karena fitrah dimiliki oleh
manusia semenjak ia lahir, meski ia dilahirkan oleh orang tua kafir ataupun
jahiliyah. Kecenderungan yang baik senantiasa membawa manusia ke arah
Islam seperti pengakuannya kepada Allah sebagai Pencipta (Rabb).
Perubahan fungsi dan peranan fitrah ini terjadi karena pengaruh lingkungan
termasuk pengaruh orang tua ataupun lingkungan sosial. Yang menjadikan
manusia berubah dari fitrah kepada Nasrani, Yahudi dan Majusi juga
disebabkan oleh pengaruh orangtuanya.
• Fitrah dapat dijadikan sebagai saksi bagi segala perbuatannya. Fitrah
manusia sudah dibekali oleh Allah SWT dengan nilai-nilai asasi yang dapat
menilai suatu tingkah laku. Beberapa fitrah manusia adalah keinginan
manusia untuk mengabdi kepada khaliq, mengakui keberadaan Allah SWT
sebagai khaliq dan keinginan manusia untuk hidup teratur.
• Manusia menjadi saksi ke atas dirinya sendiri dan hati mereka meyakini
kebenaran walaupun mengingkarinya. Manusia secara fitrah meyakini
adanya Allah sebagai Rabb dan juga memerlukan adanya rasul yang
mengajarkan Islam kepada manusia. Terlebih lagi manusia dilahirkan secara
fitrah maka suatu hal yang wajar apabila fitrah manusia menuntut rasul.

Dalil
• Q.30:30. Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama (Allah);
(tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah
itu. Tidak ada perubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus; tetapi
kebanyakan manusia tidak mengetahui.
• Hadits. Dari Abu Hurairah RA berkata : Rasulullah SAW bersabda, "Setiap
bayi dilahirkan dalam keadaan fitrah".
• Hadits. Dari Abu Hurairah RA berkata : Rasulullah SAW bersabda, "Tidaklah
dari yang setiap dilahirkan itu melainkan dilahirkan dalam keadaan suci.
Maka kedua orang tuanyalah yang menjadikan dia Yahudi atau Nasrani atau
Majusi. Sebagaimana binatang temak melahirkan binatang yang sunyi dari
cacat. Adakah engkau memperbaiki yang putus telinganya sejak mula.
Kemudian dia bersabda lagi, "Itulah fitrah Allah yang sesuai dengan fitrah
manusia. Yang demikian itu adalah agama yang lurus yang tidak mungkin
dapat dirubah-rubah lain" (HR Bukhari Muslim).
• Q.75:14. Bahkan manusia itu menjadi saksi atas dirinya sendiri.
• Q.27:14. Dan mereka mengingkarinya karena kezaliman dan kesombongan
(mereka) padahal hati mereka meyakini (kebenaran) nya. Maka
perhatikanlah betapa kesudahan orang-orang yang berbuat kebinasaan.
• Hadits: Setiap anak dilahirkan atas fitrahnya, kemudian orangtuanya yang
menjadikan anak itu Yahudi, Majusi atau Nasrani.
A. Wujuud Al-Khaaliq (Keberadaan Sang Pencipta)
• Keberadaan atau eksistensi pencipta merupakan sesuatu yang tak dapat
diingkari. Manusia pada dasarnya mengakui masalah ini. Allah sebagai
Pencipta (Rabb) di dalam A1 Quran diakui oleh orang kafir sekalipun.
Perjanjian manusia ketika di dalam rahim ibunya juga menyatakan bahwa
"alastu birabbikum? Qalu bala syahidna". Manusia menerima Allah sebagai
Rabb. Begitupun ketika orang kafir Qurays ditanya berkaitan dengan siapa
yang menciptakan langit, bulan, bintang dan sebagainya maka dijawab Allah.
Hal ini menunjukkan bahwa Allah sebagai Rabb diakui dan diyakini oleh
manusia tetapi tidak semuanya mengakui Allah sebagai ilah.
• Apabila ditanya kepada orang kafir jahiliyah siapakah yang mempunyai bumi
dan semua makhluk yang ada di atasnya? Siapakah yang mempunyai tujuh
langit? Maka jawabannya adalah Allah. Orang kafir walaupun percaya adanya
Tuhan sebagai pencipta dan pemelihara alam semesta ini, tetap saja tidak
mengakui Allah sebagai ilah.
• Apakah Aku rabb kamu, mereka berkata: "ya kami menyaksikannya" Pada
dasamya manusia mengakui keberadaan Allah sebagai Rabb yaitu tuhan
yang menciptakan diri manusia, tuhan yang menciptakan alam dan tuhan
yang memberikan rezeki.
Dalil
• Q.23: 83-90.

“Sesungguhnya kami dan bapak-bapak kami telah diberi ancaman (dengan)


ini dahulu, ini tidak lain hanyalah dongengan orang-orang dahulu kala!"
Katakanlah: "Kepunyaan siapakah bumi ini, dan semua yang ada padanya,
jika kamu mengetahui?" Mereka akan menjawab: "Kepunyaan Allah"
Katakanlah: "Maka apakah kamu tidak ingat?" Katakanlah: "Siapakah Yang
Empunya langit yang tujuh dan Yang Empunya 'Arsy yang besar?" Mereka
akan menjawab: "Kepunyaan Allah" Katakanlah: "Maka apakah kamu tidak
bertakwa?" Katakanlah: "Siapakah yang di tangan-Nya berada kekuasaan
atas segala sesuatu sedang Dia melindungi, tetapi tidak ada yang dapat
dilindungi dari (azab)Nya, jika kamu mengetahui?" Mereka akan menjawab:
"Kepunyaan Allah" Katakanlah: "(Kalau demikian), maka dari jalan manakah
kamu ditipu?" Sebenamya Kami telah membawa kebenaran kepada mereka,
dan sesungguhnya mereka benar-benar orang-orang yang berdusta”.
• Q.7:172. Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak
Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa
mereka (seraya berfirman): "Bukankah Aku ini Tuhanmu?" Mereka menjawab:
"Betul (Engkau Tuhan kami), kami menjadi saksi". (Kami lakukan yang
demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan: "Sesungguhnya
kami (bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap ini (keesaan
Tuhan) ".
• Hadits. Dari Anas Ibnu Malik RA bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Pada hari
kiamat dikatakan kepada seorang penghuni neraka, "Bagaimana jika kamu
memiliki sesuatu di bumi, apakah kamu akan menebus diri dengannya ?"
Orang itu menjawab, "Ya" Allah berfirman, "Aku menghendaki darimu
sesuatu yang lebih ringan daripada tebusan itu. Aku teiah mengambil janji
darimu ketika berada dalam sulbi Adam agar kamu jangan menyekutukan
Aku dengan apapun, lalu kamu menolak dan kamu menyekutukan Aku" (HR
Ahmad).
• Prof. Harshell, seorang ahli ilmu falak bangsa Inggris berkata, "Setiap bidang
ilmu pengetahuan itu makin meluas, maka semakin bertambah pulalah bukti-
bukti yang memastikan dan lebih mengokohkan perihal adanya zat yang
Maha Menciptakan, juga Maha Dahulu yang tidak ada batas untuk
kekuasanNya dan pula tidak akan ada habisnya yakni kekal selama-lamanya.
• Dr. Wets, seorang ahli kimia bangsa Prancis berkata, "Jikalau pada suatu
ketika aku merasa bahwa keimananku kepada Allah agaknya kurang mantap
dan agak bergoncang, maka segeralah aku menujukan arah perhatianku
kepada ilmu pengetahuan agar keimanan itu kembali kokoh dan kuat
senantiasa.
B. `Ibaadah ,Al-Khaaliq (Mengabdi kepada Pencipta)

• Manusia secara umum mendapat perintah dari Allah SWT untuk mengabdi
kepadaNya. Pengabdian kepada Allah adalah sebagai hasil dan akibat dari
pengakuan kita kepada Allah sebagai pencipta. Mengakui Pencipta berarti
mengakui apa yang disampaikanNya, menerima perintah-Nya, menjalankan
undang-undang-Nya dan sebagainya. Usaha-usaha ini adalah bagian dari
bentuk pengabdian kita kepada Allah SWT
• Wahai manusia, sembahlah Tuhanmu yang menciptakan kamu dan orang-
orang yang sebelum kamu. Fitrah manusia selain mengakui adanya tuhan
pencipta juga adanya kecenderungan individu untuk mengabdi kepada
sesuatu. Sesuatu disini bisa saja kepada makhluk misalnya kepada manusia
atau benda-benda. Oleh karena itu, bentuk pengabdian yang benar adalah
kepada khaiiq bukan kepada makhluk. Mengikuti rasul Muhammad SAW
merupakan kebutuhan manusia untuk mengabdi kepada Allah.
Dalil
• Q.2:21.
“Hai manusia, sembahlah Tuhanmu Yang telah menciptakanmu dan orang-
orang yang sebelummu, agar kamu bertakwa”.
Q. 10:72. Jika kamu berpaling (dari peringatanku), aku tidak meminta upah
sedikitpun daripadamu. Upahku tidak lain hanyalah dari Allah belaka, dan aku
disuruh supaya aku termasuk golongan orang-orang yang berserah diri (kepada-
Nya)".
• Q. 2:128. Ya Tuhan kami, jadikanlah kami berdua orang yang tunduk patuh
kepada Engkau dan (jadikanlah) di antara anak cucu kami umat yang tunduk
patuh kepada Engkau dan tunjukkanlah kepada kami cara-cara dan tempat-
tempat ibadat haji kami, dan terimalah taubat kami. Sesungguhnya
Engkaulah Yang Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang.
• Hadits. Al-Hakim meriwayatkan dari Rasulullah SAW, beliau bersabda, "Islam
itu menyembah Allah dan tidak mempersekutukanNya dengan sesuatu,
mendirikan shalat, menunaikan zakat, puasa di bulan Ramadhan, haji, amar
makruf, nahi munkar, dan mengucapkan salam terhadap keluargamu,
barangsiapa mengurangi sesuatu dari semua itu, maka ia meninggalkan
sebagian dari Islam, dan barangsiapa yang meninggalkannya, maka ia telah
membelakangkan Islam di punggungnya (HR Al-Hakim).
• Hadits. Rasulullah SAW bersabda, "Hendaklah kamu menyembah Allah
seolaholah engkau melihatNya, sekiranya engkau tidak melihatNya,
sesungguhnya la melihatmu (HR Muslim).

C. AI-Hayaah AI-Munazhzhamah (Hidup yang Teratur)


• Petunjuk dari Allah adalah untuk memandu manusia ke arah yang baik.
Semua perintah dan bimbingan dari Allah SWT adalah baik bagi manusia
yang diciptaNya karena sesuai dengan fitrah manusia. Allah sebagai pencipta
tahu mengenai ciptaannya secara pasti sehingga Allah dapat memberikan
panduan yang juga tepat bagi manusia. Tanpa petunjuk berarti, hidup
manusia menjadi tidak teratur dan tanpa arah tujuan, ia mengikuti hawa
nafsunya saja yang tidak jelas kemana pergi. Mereka akan tersesat di jalan
yang tidak benar.
• Mengikuti panduan Allah menjadi hidup teratur, manakala tidak mengikuti
Allah berarti mengikuti hawa nafsu dan menjadi sesat (tidak teratur
hidupnya). Contoh nyata mengikuti Allah adalah mengikuti Nabi SAW dalam
kehidupan sehariharinya. Dengan demikian kehidupan seorang muslim
menjadi teratur.

Dalil
• Q.28:50.
“Maka jika mereka tidak menjawab (tantanganmu), ketahuilah bahwa
sesungguhnya mereka hanyalah mengikuti hawa nafsu mereka (belaka). Dan
siapakah yang lebih sesat daripada orang yang mengikuti hawa nafsunya
dengan tidak mendapat petunjuk dari Allah sedikitpun. Sesungguhnya Allah
tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim”.

3. Hidaayah Ar-Rasuul (Petunjuk Rasul)


• Jika kita hendak mengikuti perintah Allah maka kita mesti mengikuti perintah
rasul. Apabila kita ingin mengasihi Allah maka kita perlu petunjuk rasul.
Kaedah ini adalah kaedah rabbani yang dibawa oleh Islam. Oleh karena itu
syahadatain pun terdiri dari pengakuan kepada dua hal yaitu Allah dan
Rasul-Nya. Mengikuti petunjuk rasul berarti kita mengikuti jalan agama Allah
yang mempunyai langit dan apa-apa yang di bumi.
• Jika mencintai Allah maka ikuti rasul. Hal ini merupakan suatu konsekuensi
logis dari berIslam adalah mencintai Allah dan rasulNya. Allah sebagai
Pencipta alam dan manusia mengatur kehidupan manusia dengan Islam dan
menurunkan wahyu kepada para rasulNya untuk dijadikan contoh bagi
manusia.
• Mengembalikan semua urusan kepada Allah adalah ciri orang yang
mendapat petunjuk rasul dengan mengikuti wahyu yang diturunkan Allah.
Allah menurunkan wahyunya melalui perantara rasul yang disampaikan
oleh malaikat atau di belakang tabir.
• Al Quran yang penuh hikmah merupakan wahyu Allah yang diturunkan
melalui rasul dan disampaikannya kepada manusia.

Dalil
• Q.3:31.

“Katakanlah: "Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya


Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu" Allah Maha Pengampun
lagi Maha Penyayang.
• Q.42:53. (Yaitu) jalan Allah yang kepunyaan-Nya segala apa yang ada di
langit dan apa yang ada di bumi. Ingatlah, bahwa kepada Allah-lah kembali
semua urusan.
• Q.36:1-2. Yaa Siin. Demi Al Quran yang penuh hikmah.
• Hadits. Dari Abu Hurairah RA berkata : Rasulullah SAW bersabda, "Semua
umatku akan masuk surga kecuali yang menolak" Para Sahabat bertanya,
"Wahai Rasulullah, siapakah orang yang menolak ?" Rasulullah SAW
menjawab, "Siapa yang taat kepadaku ia masuk surga, dan siapa yang
berpaling dariku, maka ia benar-benar telah menolak" (HRBukhari).

A. Ma'rifah Al-Khaaliq (Mengenal Pencipta)

• Petunjuk rasul digunakan untuk mengenal Allah. Mengenal Allah juga dapat
dilakukan dengan cara memperhatikan dan memikirkan alam ciptaanNya.
Melihat gunung, hewan dan sebagainya, merupakan cara untuk mengenal
Allah melalui ayat-ayat kauniyah.
• Allah menciptakan langit, gunung, hewan dan sebagainya. Ciptaan Allah
yang terhampar di alam semesta ini merupakan sarana untuk mengenal
sang Pencipta yaitu Allah.
• Allah menciptakan segala sesuatu tidak dengan sia-sia. Segala sesuatu
yang diciptakanNya berguna bagi manusia yang berakal. DiciptakanNya
langit dan bumi kemudian dijadikanNya siang dan malam ada tanda-tanda
Allah bagi orang yang berakal. Segala sesuatu yang diciptakan Allah dapat
dijadikan sarana mengenal Allah dan tidak ada sia-sia satupun.

Dalil
• Q.31:10.

“Dia menciptakan langit tanpa tiang yang kamu melihatnya dan Dia
meletakkan gunung-gunung (di permukaan) bumi supaya bumi itu tidak
menggoyangkan kamu; dan memperkembang biakkan padanya segala
macam jenis binatang. Dan Kami turunkan air hujan dari langit, lalu Kami
tumbuhkan padanya segala macam tumbuh-tumbuhan yang baik”.
• Q.3:191. (Yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau
duduk atau dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang
penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan kami, tiadalah
Engkau menciptakan ini dengan sia-sia. Maha Suci Engkau, maka
peliharalah kami dari siksa neraka.
• Hadits. Dari Abi Hurairah RA berkata Rasulullah SAW bersabda :
Berfirman Allah SWT, "Akan sia-sialah usaha orang yang coba
menandingi ciptaan-Ku, cobalah ciptakan sebuah biji saja, atau sebuah
zat atom, atau mampukah mereka menciptakan sebutir jagung?" (HR
Ahmad dan Baihaqi).

B. Minhaaj Al-Hayaah (Panduan Kehidupan)


• Petunjuk rasul juga digunakan untuk mengamalkan Islam yang benar dan
yang diridhai oleh Allah SWT Rasul sebagai panutan dan teladan yang
baik untuk diikuti dalam mengamalkan Islam secara benar.
• Panduan hidup melalui Islam mesti diamalkan mengikuti teladan kita
kepada rasul. Minhaj yang dibawa rasul adalah suatu rujukan bagi
kehidupan manusia. Rasul sebagai teladan yang baik, karena setiap
aktifitas rasul Muhammad SAW dapat diamalkan oleh manusia dan
mempunyai nilai kebaikan di dunia dan akhirat. Islam sebagai ad-diin
yang Allah ridhai memberikan pedoman hidup yang sempurna, sehingga
dengan mengikuti pedoman yang diridhaiNya akan mendapatkan
keridhaan Allah.
• Orang akan merugi apabila tidak mengamalkan Islam. Tidak
mengamalkan Islam berarti mengamalkan sesuatu yang tidak
bermanfaat dan tidak berguna bagi manusia. Mereka akan mendapat
kerugian yang tidak mengikuti rasul sebagai panduan kehidupannya.

Dalil
• Q.33:21.

“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik
bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan
(kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah”.
• Q.3:19. Sesungguhnya agama (yang diridhai) di sisi Allah hanyalah Islam.
Tiada berselisih orang-orang yang telah diberi Al Kitab kecuali sesudah
datang pengetahuan kepada mereka, karena kedengkian (yang ada) di
antara mereka. Barangsiapa yang kafir terhadap ayat-ayat Allah maka
sesungguhnya Allah sangat cepat hisab-Nya.
• Q.3:85. Barangsiapa mencari agama selain agama Islam, maka sekali-kali
tidaklah akan diterima (agama itu) daripadanya, dan dia di akhirat
termasuk orang-orang yang rugi.
• Hadits. Rasulullah SAW bersabda, "Hendaklah kamu semua mengikuti
sunahku dan sunah para khalifah yang benar-benar lurus sesudahku
dengan kuat dan teguh" (HR Abu Daud dan Tirmidzi).

4. Al Ibaadah Ash-Shahiihah (Beribadah yang Benar)


• Ibadah sahih adalah ibadah kepada Allah dengan mengikuti tuntunan
rasul. Rasul sebagai penerima wahyu dari Allah wajib diikuti dan
menjadikannya sebagai model dan petunjuk dalam menjalankan ibadah
yang benar.
• Rasul sebagai manusia mendapat wewenang dari Allah SWT untuk
mengembangkan dan menyebarkan nilai-nilai Islam secara sah dan
tepat. Allah telah menyebutkan pada banyak ayat yang menyatakan
bahwa rasul diberi wahyu dan diberi tugas untuk menyampaikannya
kepada manusia.
• Rasul diberi wahyu yang menyebutkan bahwa tiada tuhan selain Allah, oleh
karena itu sembahlah Allah. Dengan mengikuti ibadah rasul maka ibadah
yang kita jalankan adalah ibadah yang benar dan diterima oleh Allah.

Dalil
• Q.21:25.

“Dan kami tidak mengutus seorang rasulpun sebelum kamu, melainkan


Kami wahyukan kepadanya: "Bahwasanya tidak ada Tuhan (yang haq)
melainkan Aku, maka sembahlah olehmu sekalian akan Aku".
• Hadits. Dari Abu Hurairah RA berkata : Rasulullah SAW bersabda, "Setiap
bayi dilahirkan dalam keadaan fitrah. Maka kedua orang tuanyalah yang
menjadikan dia Yahudi atau Nastani atau Majusi" (HR Bukhari Muslim).

Ringkasan Dalil
• Insan - fitrah (Q.75 : 14, 27 : 14)
• Keberadaan sang Pencipta (Q23 : 83-90)
• Mengabdi pada sang Pencipta (Q.2:2 1)
• Hidup yang teratur (Q.28:50)
• Petunjuk rasul (Q.36:1-2, 42: 53, 3:31)
• Mengenal pencipta yang Haq (Q.31:10, 3:191)
• Panduan hidup (Q.3:19,85, 33:21)
• Beribadah yang benar (Q.21:25)
APA YANG DIMAKSUD DENGAN RISALAH?
Salah satu diantara kunci pemahaman terhadap ajaran Islam adalah memahami Risalah
yang dibawa para Rasul. Karenanya setiap muslim dituntut untuk mengenal Rasul dan
ajaran yang dibawanya. Khususnya mengenal Nabi kita Muhammad Shollallahu 'Alaihi
Wa sallam dengan Risalah Islamiyahnya.
Apa perbedaan Rasul dengan Nabi?
Rasul berasal dari kata "arsala", "yursilu" yang artinya "mengutus", jadi Rasul
merupakan utusan. Sedangkan istilah Nabi berasal dari kata "nabba-a", 'yunabbi-u" yang
artinya memberitakan. Nabi adalah pembawa berita gembira atau pemberi peringatan.

MAKNA RISALAH
Risalah adalah bentuk "masdar/benda" dari kata "arsala" yursilu" berarti sesuatu yang
diwahyukan Allah SWT berupa prinsip hidup, aqidah, ibadah, akhlaq, dan mu'amalah
untuk mengatur kehidupan manusia agar terwujud kebahagiaan hidup di dunia dan
akhirat.
Risalah yang bawa setiap Rasul dan Nabi adalah mengajak manusia kepada Tauhidullah,
Mengesakan Allah dalam arti yang sebenar-benarnya. Mereka menyuruh umatnya untuk
menghambakan diri (beribadah) secara mutlak kepada Pencipta Alam semesta, tunduk
dan berserah diri secara total (Islam) kepada Allah. Mereka tidak mensyarikatkan Allah
dengan suatu apapun, tidakmenganggap-NYA punya anak atau diperanakkan, dan tidak
ada satupun yang serupa dengan Allah. Mereka memerintahkan umatnya untuk
bertaqwa kepada Allah dan mentaati dirinya sebagai utusan Allah.
"Dan sesungguhnya Kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat (untuk
menyerukan):"Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah Thagut itu", maka di antara umat itu
ada orang-orang yang diberi petunjuk oleh Allah dan ada pula di antaranya orang-orang
yang telah pasti kesesatan baginya. Maka berjalanlah kamu di muka bumi dan
perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang mendustakan (rasul-rasul)". (QS.
16:36)
HAKEKAT RISALAH DAN KENABIAN
1.Risalah dan kenabian adalah nikmat Allah (3:164/19:58)
"Sungguh Allah telah memberi karunia kepada orang-orang yang beriman ketika Allah
mengutus di antara mereka seorang rasul dari golongan mereka sendiri, yang
membacakan kepada mereka ayatayat Allah, membersihkan (jiwa) mereka, dan
mengajarkan kepada mereka Al-Kitab dan Al-Hikmah. Dan sesungguhnya sebelum
(kedatangan Nabi) itu, mereka adalah benar-benar dalam kesesatan yang nyata". (QS.
3:164)

"Mereka itu adalah orang-orang yang telah diberi nikmat oleh Allah, yaitu para nabi dari
keturunan Adam, dan dari orang-orang yang ami angkat bersama Nuh, dan dari
keturunan Ibrahim dan Israil, dan ari orang-orang yang telah Kami beri petunjuk dantelah
Kami pilih. pabila dibacakan ayt-ayat Allah Yang Maha Pemurah kepada ereka, maka
mereka menyungkur dengan bersujud dan menangis". (QS. 19:58)

2.Risalah dan kenabian adalah pilihan mutlak dari Allah


(22:75/6:124/12:6/6:144)
"Allah memilih utusan-utusan-(Nya) dari malaikat dan dari manusia: sesungguhnya Allah
Maha Mendengar lagi Maha Melihat". (QS. 22:75)

"Apabila datang sesuatu ayat kepada mereka, mereka berkata:"Kami tidak akan beriman
sehingga diberikan kepada kami yang serupa dengan apa yang telah diberikan kepada
utusan-utusan Allah". Allah lebih mengetahui dimana Dia menempatkan tugas kerasulan.
Orang-orang yang berdosa, nanti akan ditimpa kehinaan disisi Allah dan siksa yang keras
disebabkan mereka selalu membuat tipu daya". (QS. 6:124)

"Dan demikianlah Rabbmu, memilih kamu (untuk menjadi Nabi) dan diajarkan-Nya
kepadamu sebahagian dari ta'bir mimpi-mimpi dan disempurnakan-Nya nikmat-Nya
kepadamu dan kepada keluarga Ya'qub, sebagaimana Dia telah
menyempurnakannikmat-Nya kepada dua orang bapakmu sebelum itu, (yaitu) Ibrahim
dan Ishak. Sesungguhnya Rabbmu Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana". (QS. 12:6)

"Maka siapakah yang lebih zalim daripada orang-orang yang membuat-buat dusta
terhadap Allah untuk menyesatkan manusia tanpa pengetahuan". Sesungguhnya Allah
tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim". (QS. 6:144)

3.Risalah dan kenabian bukan sesuatu yang bisa didapat dan dicapai dengan
usaha dan ikhtiar (38:47)
"Dan sesungguhnya mereka pada sisi Kami benar-benar termasuk orang-orang pilihan
yang baik". (QS. 38:47)

4.Risalah dan kenabian diberikan kepada manusia yang terbaik (38:48)


"Dan ingatlah akan Ismail, Ilyasa', dan Zulkifli. Semuanya termasuk orang-orang yang
paling baik" (QS. 38:48)

5.Risalah dan kenabian adalah suatu martabat atau (tingkatan) diatas


martabat manusia biasa (2:253)
"Rasul-rasul itu Kami lebihkan sebagian (dari) mereka atas sebagaian yang lain. Di
antara mereka ada yang Allah berkata-kata (langsung dengan dia) dan sebagiannya
Allah meninggikannya beberapa derajat. Dan Kami berikan kepada 'Isa putera Maryam
beberapa mu'jizat serta Kami perkuat dia dengan Ruhul Qudus. Dan kalau Allah
menghendaki, niscaya tidaklah berbunuh-bunuhan orangorang (yang datang) sesudah
rasul-rasul itu, sesudah datang kepada mereka beberapa macam keterangan, akan
tetapi mereka berselisih, maka ada di antara mereka yang beriman dan ada (pula) di
antara mereka yang kafir. Seandainya Allah menghendaki, tidaklah mereka berbunuh-
bunuhan. Akan tetapi Allah berbuat apa yang dikehendaki-Nya" (QS. 2:253)
MANUSIA MEMBUTUHKAN RISALAH
Manusia membutuhkan risalah karena beberapa sebab antara lain :
1.Tanpa risalah manusia tidak mungkin mengenal llah(16:43/21:7/23:23), sifat-
sifat-Nya, serta cara-cara beribadah kepada-Nya.
"Dan Kami tidak mengutus sebelum kamu, kecuali orang-orang lelaki yang Kami beri
wahyu kepada mereka; maka bertanyalah kepada orang yang mempunyai pengetahuan
jika kamu tidak mengetahui", (QS. 16:43)

"Kami tiada mengutus rasul-rasul sebelum kamu (Muhammad), melainkan beberapa


orang laki-laki yang Kami beri wahyu kepada mereka, maka tanyakanlah olehmu kepada
orang-orang yang berilmu, jika kamu tiada mengetahui". (QS. 21:7)

"Dan sesungguhnya Kami telah mengutus Nuh kepada kaumnya, lalu ia berkata:"Hai
kaumku, sembahlah oleh kamu Allah, (karena) sekalikali tidak ada Ilah bagimu selain
Dia. Maka mengapa kamu tidak bertaqwa(kepada-Nya)?" (QS. 23:23)

2.Tanpa risalah manusia tidak mungkin mengetahui alam ghaib seperti alam
barzah, alam mahsyar, syurga dan neraka dan lain sebagainya.

3.Tanpa risalah tidak mengetahui tujuan hidupnya.

4.Tanpa risalah manusia tidak bisa menentukan undang-undang, sistem


hidup yang menjamin terealisasinya keadilan dan persamaan hak.
Sebab untuk membuat undang-undang atau sistem hidup yang relevan dengan
kehidupan manusia membutuhkan beberapa factor yang tidak dimiliki manusia, antara
lain :
Membutuhkan pengetahuan yang sempurna akan tabiat manusia. Manusia,
bagimanapun tinggi ilmunya, terhadap dirinya sendiri ia tidak
mengatahuinya(2:216,232)

"Diwajibkan atas kamu berperang, padahal berperang itu adalah sesuatu yang kamu
benci. Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi
(pula) kamu menyukai sesuatu padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahu, sedang
kamu tidak mengetahui". (QS. 2:216)

"Apabila kamu mentalak isteri-isterimu, lalu habis iddahnya, maka janganlah kamu (para
wali) menghalangi mereka kawin lagi dengan bakal suaminya, apabila telah terdapat
kerelaaan di antara mereka dengan cara yang ma'ruf. Itulah yang dinasehatkan kepada
orang orang yang beriman di antara kamu kepada Allah dan hari kemudian. Itu lebih
baikk bagimu dan lebih suci. Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui". (QS.
2:232)

Membutuhkan ilmu pengetahuan yang sempurna dan liputan yang lengkap akan
keadaan masa lalu, sekarang dan akan datang dari jenis manusia .

Hal ini mustahil sebab banyak kejadian masa lampau yang tidak diketahui oleh manusia.
Bahkan manusia tidak akan mampu merekam seluruh kejadian yang terjadi sekarang.
Adapun masa yang akan datang, jelas ia tidak mengetahui apa yang akan terjadi (31:34).

"Sesungguhnya Allah, hanya pada sisi-Nya sajalah pengetahuan tentang Hari Kiamat;
dan Dia-lah Yang menurunkan hujan, dan mengetahui apa yang ada dalam rahim. Dan
tiada seorangpun yangdapat mengetahui (dengan pasti) apa yang akan diusahakannya
besok.Dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui di bumi mana dia akan
mati.Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal". (QS. 31:34)

Seseorang yang membuat sesuatu undang-undang, sistem hidup, tidak boleh


dipengaruhi oleh pengaruh-pengaruh luar (eksternal), tidak boleh dipengaruhi oleh
maslahat pribadi (internal). Ini jelas tidak terdapat pada manusia, sebab manusia selalu
dipengaruhi oleh hawa nafsu, selama tidak konsisten dan konsekwen dengan ajaran
Allah SWT (3:14,19-59)
"Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini,
yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan,
binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia; dan di
sisi Allahlah tempat kembali yang baik (surga)." (QS. 3:14)

"Maka datanglah sesudah mereka, pengganti (yang jelek) yang menyia-nyiakan shalat
dan memperturutkan hawa nafsunya, maka kelak mereka akan menemui kesesatan".
(QS. 19:59)

Oleh sebab itu undang-undang,sistem dan falsafah hidup harus bersumber dari satu
sumber yaitu Allah SWT dan Rosul-Nya, sebab : Allahlah yang mengetahui hakekat
manusia, sebab Dialah yang menciptakannya (67:14)
"Apakah Allah yang menciptakan itu tidak mengetahui (yang kamu lahirkan dan
rahasiakan); dan Dia Maha Halus lagi Maha Mengetahui" (QS. 67:14)

Allahlahlah segala sesuatu dalam kehidupan manusia dan alam ini (2:230/6:59)

"Kemudian jika si suami mentalaknya (sesudah talak yang kedua), maka perempuan itu
tidak halal lagi baginya hingga dia kawin dengan suami yang lain. Kemudian jika suami
yang lain itu menceraikanya, maka tidak ada dosa bagi keduanya (bekas suami pertama
dan isteri) untuk kawin kembali jika keduanya berpendapat akan dapat menjalankan
hukum-hukum Allah. Itulah hukum-hukum Allah, diterangkan-Nya kepada kaum yang
(mau) mengetahui". (QS. 2:230)

"Dan pada sisi Allah-lah kunci-kunci semua yang ghaib; tak ada yang mengetahuinya
kecuali Dia sendiri, dan Dia mengetahui apa yang ada di daratan dan di lautan, dan tiada
sehelai daunpun yang gugur melainkan Dia mengetahuinya (pula), dan tidak jatuh
sebutir bijipun dalam kegelapan bumi dan tidak sesuatu yang basah atau yang kering,
melaimkan tertulis dalam kitab yang nyata (Lauh Mahfuzh)". (QS. 6:59)

Allahlah yang berhak menentukan undang-undang atau sistem hidup dan falsafah hidup
makhluk-Nya manusia), sebab Dia Maha Kaya, tidak membutuhkan sesuatupun dari alam
ini (47:38/3:97)

"Ingatlah, kamu ini orang-orang yang diajak untuk menafkahkan (hartamu) pada jalan
Allah. Maka diantara kamu ada orang yang kikir, dan siapa yang kikir sesungguhnya dia
hanyalah kikir terhadap dirinya sendiri. Dan Allah-lah yang Maha Kaya sedangkan
kamulah orangorang yang membutuhkan(Nya); dan jika kamu berpaling niscaya Dia
akan menganti (kamu) dengan kaum yang lain, dan mereka tidak akan seperti kamu
(ini)". (QS. 47:38)

"Padanya terdapat tanda-tanda yang nyata, (di antaranya) maqam Ibrahim; barangsiapa
memasukinya (Baitullah itu) menjadi amanlah dia; mengerjakan haji adalah kewajiban
manusia terhadap Allah, yaitu (bagi) orang yang sanggup mengadakan perjalanan ke
Baitullah; Barangsiapa mengingkari (kewajiban haji), maka sesungguhnya Allah Maha
Kaya (tidak memerlukan sesuatu) dari semesta alam. (QS. 3:97)

Dan jalan satu-satunya untuk mengetahui petunjuk Allah yang mengatur undnag-undang
atau hidup yang sesuai dan relevan dengan kehidupan manusia adalah lewat risalah-Nya
yang diinterpretasikan oleh Rasul-Nya.

Oleh sebab itu, risalah Ilahi menjadi kebutuhan manusia yang esensi, tidak boleh tidak,
sebab tidak akan lurus dan sukses kehidupan manusia tanpa risalah dari Pencipta-Nya.

You might also like