Professional Documents
Culture Documents
Kunci determinasi adalah kunci yg dipergunakan utk menentukan filum, kelas, ordo, famili,
genus, atau spesies. Dasar yg digunakan dlm kunci determinasi adalah identifikasi dari makhluk
hidup dgn menggunakan kunci dikotomi.Efek farmakologi Mahkota Dewa
Identifikasi merupakan kegiatan dasar dalam taksonomi. Identifikasi mencakup dua kegiatan,
yaitu klasifikasi dan tata nama. Jadi, identifikasi adalah menentukan persamaan dan perbedaan
antara dua makhluk hidup, kemudian menentukan apakah keduanya sama atau tidak, baru
kemudian memberi nama.
Identifikasi terhadap makhluk hidup yang sudah dikenal pada umumnya dapat dilakukan
langsung oleh otak kita. Misalnya, jika kalian melihat seekor harimau, kalian akan menyebut
bahwa itu adalah harimau meskipun pada saat itu kalian tidak mengidentifikasi ciri-ciri harimau
karena kalian menyebut nama harimau tentu kalian melakukan prosesidentifikasi di dalam otak
kalian.
Identifikasi yang kalian lakukan adalah membandingkan ciri-ciri pada hewan yang kalian
temukan (yaitu harimau) dengan ciri-ciri harimau yang telah ada di pikiran kalian. Jika ciri-ciri
hewan yang dilihat tersebut sama dengan ciri-ciri harimau yang ada di otak kalian, baru kalian
memberi nama untuk hewan yang baru saja kalian lihat tersebut harimau.
Untuk mengidentifikasi makhluk hidup yang baru saja dikenal, kita memerlukan alat
pembanding berupa gambar, realia atau spesimen (awetan hewan dan tumbuhan), hewan atau
tumbuhan yang sudah diketahui namanya, atau kunci identifikasi.
Kunci identifikasi disebut juga kunci determinasi. Penggunaan kunci determinasi pertama kali
diperkenalkan oleh Carolus Linnaeus. Namun, sebenarnya Lammarck (1778) juga pernah
menggunakan kunci modern untuk identifikasi. Salah satu kunci identifikasi ada yang disusun
dengan menggunakan ciri-ciri taksonomi yang saling berlawanan.
Tiap langkah dalam kunci tersebut terdiri atas dua alternatif (dua ciri yang saling berlawanan)
sehingga disebut kunci dikotomis. Cara menggunakan kunci determinasi antara lain sebagai
berikut.
1. Bacalah dengan teliti kunci determinasi mulai dari permulaan, yaitu nomor 1a.
2. Cocokkan ciri-ciri tersebut pada kunci determinasi dengan ciri yang terdapat pada makhluk
hidup yang diamati.
3. Jika ciri-ciri pada kunci tidak sesuai dengan ciri makhluk hidup yang diamati, harus beralih
pada pernyataan yang ada di bawahnya dengan nomor yang sesuai. Misalnya, pernyataan 1a
tidak sesuai, beralihlah ke pernyataan 1b.
4. Jika ciri-ciri yang terdapat pada kunci determinasi sesuai dengan ciri yang dimiliki organisme
yang diamati, catatlah nomornya. Lanjutkan pembacaan kunci pada nomor yang sesuai dengan
nomor yang tertulis di belakang setiap pernyataan pada kunci.
5. Jika salah satu pernyataan ada yang cocok atau sesuai dengan makhluk hidup yang diamati,
alternatif lainnya akan gugur. Sebagai contoh, kunci determinasi memuat pilihan: a. tumbuhan
berupa herba, atau b. tumbuhan berkayu. Jika yang dipilih adalah 1a (tumbuhan berupa herba),
pilihan 1b gugur.
6. Begitu seterusnya hingga diperoleh nama famili, ordo, kelas, dan divisio atau filum dari
makhluk hidup yang diamati. Pada umumnya, buku penuntun identifikasi makhluk hidup
dilengkapi dengan kunci determinasi dan hanya berlaku setempat (lokal).
“Diburu karena khasiatnya, dijauhi karena racunnya”. Itulah sekelumit kalimat manis dari
beberapa pengobat tradisional yang berkomentar tentang tanaman mahkota dewa. Tanaman ini
sudah tidak asing lagi di kalangan masyarakat. Bentuk buahnya menyerupai apel merah sehingga
sering dijadikan tanaman hias. Tanaman asal Papua yang kemudian dikembangkan di lingkungan
Keraton Yogyakarta ini sekarang telah menyebar ke seluruh Nusantara. Demikian juga dengan
penggunaan tanaman ini yang mulanya hanya kalangan Keraton saja, saat ini hampir semua
pengobat tradisional menggunakannya sebagai bahan tambahan dalam meracik obat herbal.
Hal yang perlu diwaspadai yaitu tanaman mahkota dewa cukup beracun. Bila salah dalam
penggunaan, dapat berakibat negatif bagi penggunanya. Perlu diperhatikan bahwa bagian
tanaman yang digunakan untuk obat adalah bagian daging buahnya. Penggunaan daging buah
mahkota dewa ini pun sebaiknya dalam keadaan kering dan dengan dosis yang terbatas. Biji
adalah sumber racun yang paling utama dari tanaman ini. Oleh karenanya, penggunaan biji
mahkota dewa hanya diperbolehkan untuk pengobatan luar atau obat oles.
1. Kandungan kimia
Kandungan kimia yang terdapat pada tanaman mahkota dewa di antaranya alkaloid, saponin,
polifenol, dan flafonoid.
2. Efek farmakologi
Tanaman mahkota dewa mempunyai efek farmakologi seperti meningkatkan sistem kekebalan
tubuh, antineoplastik, hipotensif, antibakteri, dan antivirus. Dalam pengobatan stroke, herbal ini
digunakan untuk menurunkan tekanan darah tinggi, melancarkan sirkulasi darah, menurunkan
kadar kolesterol, dan meningkatkan stamina agar pemulihan kesehatan pascastroke berjalan lebih
cepat. Secara umum, mahkota dewa ini dipakai sebagai ramuan tambahan dalam satu paket
pengobatan stroke.
Kunci determinasi digunakan untuk mencari nama tumbuhan atau hewan yang belum diketahui.
Kunci determinasi yang baik adalah kunci yang dapat digunakan dengan mudah, cepat serta hasil
yang diperoleh tepat. Pada umumnya kunci disusun secara menggarpu (dikotom), memuat ciri-
ciri yang bertentangan satu sama lain. Artinya, apabila suatu makhluk hidup memiliki ciri-ciri
yang satu, berarti ciri yang lainpasti gugur. Dikenal dua macam kunci determinasi, yaitu kunci
determinasi bertakik (Idented Key) dan kunci determinasi paralel (Bracketed Key).
Berikut Gambarnya :