You are on page 1of 16

Sesenggak Sasak [ peribahasa ]

0 comments

Posted by admin on Jun 24, 2010 in Sastra | 0 comments

ABCDEFGHIJKLMOPQRSTUVWXYZ

A.

1.Aiq meneng teparan kurek(Air yang bening dikira keruh) : Orang yang baik-baik
disangka jahat/hati-hati menilai orang.

2.Aiq segare bae iniq sat (air laut saja bisa surut) : Rezki itu tidak tetap datangnya.

3.Adu balung adu pikiran (andalkan tenaga sekaligus pikiran) : Dikatakan kepada
seseorang yang punya tenaga tapi perlu juga punya pemikiran jika ingin sukses.

4.Adokan pagah jari kembulan (andalkan keberanian sebagai modal) : Berani karena
menganggap diri benar, takut karena salah.

5.Adokan gigi ndeq araq jalu (andalkan gigi tapi tak punya taring) : mengandalkan
pengaruh padahal tak punya kekuasaan apapun juga/merasa besar sendiri.

6.Abot bedemak laguq mele bagian (malas ikut bekerja tapi ingin mendapatkan bagian) :
orang yang malas tapi ingin hidup serba enak.

9.Alim-alim terompe (bakiaq/alas kaki saja yang alim) : berpura-pura alim padahal
kelakuannya tidak beres, tidak sesuai penampilan dengan perbuatannya.

10.Ajah diriq baruq ajah dengan (ajari diri sendiri baru mengajari orang lain) : Perlu
mengintropeksi diri sendiri.

11.Alus-alus tain jaran (halus-halus bagian luar tai kuda) : Orang yang ramah tapi dalam
hatinya menyakiti orang.

12.Alus-alus maraq sutre (halus bagaikan sutra) : bicara yang sopan dan manis.

13.Amaqne sugul inaqne telang (bapaknya pergi ibunya hilang) : rumah tangga yang
tidak harmonis.

14Alur dengan mauq tengkorong ite mauq isi (biarkan orang dapat kulitnya kita dapati
isinya) : jangan ikut berbuat jahat/tidak baik, lebih baik berbuat kebaikan.
15.Antih mayung lelah (menunggu kijang lelah) : mendapatkan sesuatu dari orang yang
kepepet, agar dapat harga yang murah

16.Antih bintang teriq leq langit (menunggu bintang jatuh dari langit) :
mengharapkan/menunggu sesuatu yang tak masuk akal/mustahil.

17.Angen doang maraq ketinggin gunung (hati bagaikan setinggi gunung) : keinginan
yang tak sebanding dengan kemampuan/suka berhayal.

18Angkat ende bani betatu (mengangkat perisai berarti berani kena pukul) berani
menanggung resiko atas perbuatan yang dilakukan.

19Antap bekenengkong pemanju jari salaq (kacang panjang berbuah jeleq yang
disalahkan penyangganya) : Orang yang senang mencari kambing hitam/kesalahan orang
lain.

20Araq panas pasti araq ujan (Ada kalanya panas dan ada kalanya hujan) : Susah senang
silih berganti.

21Araq lebur araq anyong (ada yang hancur ada pula yang lebur) : Kalah dan menang
dalam perkelahian, sama-sama menderita rugi

22.Araq jari nangis araq jari keleleq (Ada yang menangis dan ada yang tertawa) : Sikap
yang tidak adil dalam memberikan pelayanan

23.Araq pendet araq api (ada asap ada pula api) : sesuatu terjadi, pasti ada sebab
musababnya

24.Araq betimuq araq bebat (ada yang kea rah timur dan ada yang ke barat) : kehidupan
manusia beraneka ragam/bermacam-macam pekerjaan yang dilakukan

25.Araq telu araq empat (ada tiga ada empat) : berawal dari sedikit kemudian menjadi
banyak.

25.Aroh-aroh ndeq kejongjoq (hampir-hampir tidak tergapai) : hampir-hampir tidak


terbeli karena mahal.

26.Asaq bau bateq jari merang (batu asah iris parangpun jadi tajam) : Harus sama-sama
berkorban.

27.Aseq laloq awak jangke tangis diriq (merasa sengsara badan lalu menangisi nasib
sendiri) : sedih/iba lantaran tak berdaya menghadapi kesusahan yang menimpa.

28.Aseq awak beruntung tangis (nasib badan dirundung tangis) : memperoleh kesusahan
yang tak bisa dihindari.
29.Ate sakit ndeq araq oat (hati sakit tak ada obatnya) :merasa sulit melupakan kesan
yang menyakiti hati.

30.Atas angin taoqne toloq (di atas angin dia ditempatkan) : menyanjung seseorang
secara berlebihan

31.Awak lelah ndeq araq upaq (badan sengsara tak dapat upah) : pengorbanan yang tak
ada artinya.

32.Awas pade inget julu muri (hati-hati muka dan belakang) : hendaknya bersikap
waspada

33.Awun-awun serin gunung (kabut di lereng gunung) : sesuatu yang biasa terjadi, wajar
terjadi seperti itu.

34.Awun-awun panas jelo (kabut siang hari) : peristiwa yang jarang terjadi.

B.

35.Bace tulis sekwale-wale (membaca kitab asal-asalan) : kemampuan yang belum


sempurna.

36.Babar gawah babar gubung baruq betempuh (melewati hutan dan gunung baru
bertemu) : demi sukses perlu pengorbanan.

37.Bacuq maraq sebeng dengan nai (cemberut bagai orang buang air besar) : tidak bisa
ramah terhadap orang lain.

38.Badung puntiq jari tetete (tebang pisang jadi jembatan) : membuat rencana untuk
dirinya sendiri.

39.Badeq diriq jari datu (memperkirakan diri bakal jadi raja) : selalu menganggap diri
sebagai orang penting.

40.Bagusan bae ime saq langkep (lebih baik tangan yang telungkup) : lebih baik memberi
daripada meminta.

41.Bageq gero senteriq diriq (pohon asam yang buahnya kering bergoyang berjatuhan
buahnya sendiri) : menceritakan aib yang dibuatnya sendiri.

42.Bani kaken kandik dait danden (berani makan kapak bersama tangkainya) : tidak
gentar diperlakukan apa saja karena merasa tidak bersalah.

43.Banten tolang ndeq araq isi (mempertaruhkan tulang tanpa isi) : pengorbanan yang
sia-sia
44.Bangkes dade siq mako maiq (sesak napas oleh tembako enak) : yang dipikirkan
hanya enaknya saja, tanpa memikirkan akibat buruk yang terjadi.

45.Banggruq tulung sulit oatne (kesurupan berantai sulit obatnya) : kesalahan besar
kepada orang banyak, berat sekali resikonya.

46.Bareng bejukung bareng bebose (sama-sama bersampan, sama sama mendayung) :


sama-sama menikmati jerih payah bersama.

47.Bareng anyong saling sedok (sama-sama lebur sama-sama saling gayung) : merasa
senasib sepenanggungan.

48.Bawaq ajong taoq nine (perempuan bisa ada di bawah ketiak) : begitu gampang
mendapatkan wanita jika sudah ada penghasilan.

49.Bayu lumah ndeq araq angkuh (tenaga kurang berarti tak ada kekuatan) : kemauan
harus sebanding dengan kemampuan.

50.Bebadong sekeraro ndeq araq gune (azimat sebakul tak bermanfaat) : tidak sesuai
harapan dengan kenyataan yang diterima.

51.Bebao leq kayuq rindang (berteduh di bawah pohon rindang) : bergantung pada orang
yang dapat diandalkan untuk membantu.

52.Bebalik belah taoq bengan (bolak balik hanya di tempat) : ingin menyelesaikan satu
masalah tapi belum tahu caranya yang ditempuh.

53.Begantung bulu suat (bergantung pada sehelai rambut) : menghadapi masalah yang
sangat berat.

54.Bekuang isiq tai (bercelepotan dengan kotoran/tai) : banyak berbuat kejahatan.

55.Belabur getih masih payu (walau banjir darah pun siap sedia) : berani menghadapi
segala resiko.

56.Belae jari ulah sentakut (ular kobra jadi ular tak berbisa) : hanya berpengaruh ketika
masih berkuasa.

57.Beli meong dalem karung (beli kucing dalam karung) : membeli/membayar barang
yang belum pasti baik buruknya.

58.Berat ime mesang cucuk (berat tangan ringan mulut) : maunya hidup senang tapi
malas kerja.

59.Beriuk belimas beriuk begasap (sama-sama mengeringkan kolam, sama-sama mencari


ikan) : bekerja bersama, menikmati hasil bersama pula.
60.Beriuk tinjal ngumbang surak (serempak mengayun langkah dan bersorak sorai) :
bergotong royong untuk kepentingan bersama.

61.Betempuh kance umbak beleq (bertemu dengan ombak besar) :secara tiba-tiba ditimpa
kesulitan yang besar.

62.Betungkem jarang-jarang (tutup mata dengan jari yang jarang) : pura-pura tidak
mengetahui hal yang dipersalahkan.

63.Beturu rue dait jeneng (seimbang antara rupa dengan wajah) : serasi antara jasmani
dengan perbuatan.

64.Bela kenaq isiq nyawe (membela kebenaran dengan nyawa) :berani karena benar/takut
karena salah.

65.Bendang dalem masih mele tejual (pakaian dalam pun mau dijual) : seorang ibu, rela
berkorban demi anaknya.

66.Bis kembulan siq bela dengan (habis modal untuk membantu orang) : mensengsarakan
diri sendiri untuk keperluan orang lain.

67.Bodo-bodo tokoq (bodoh-bodoh ikan gabus) : jangan disangka orang diam tak
berbahaya.

68.Buaq ate kembang mate (buah hati kembang mata) :menjadi tumpuan kasih sayang.

69.Biwih jari senjate (mulut jadi senjata) : harus pandai-pandai menjaga ucapan.

70.Bubuk kayuq masih tetunah (bubuk kayu lapuk masih disayang) : dikatakan kepada
orang yang pelit.

71.Bis entan bis kelampan (habis cara habis pula perjalanan) : sudah banyak pengalaman.

72.Bukaq lendong penggitan isi (buka kulit kelihatan isi) : sesuatu yang tidak
dirahasiakan.

73.Bulan teriq tipaq iwaq (bulan jatuh ke pangkuan) : mendapat keberuntungan.

74.Burung mandiq payu basaq (tidak jadi mandi malah basah) : takut rugi sedikit malah
jadi rugi yang banyak.

75.Bute mate bute ate (buta mata buta hati) : hilang akal pikiran karena tak kuat Iman.

76.Buteng maraq alip (berdiri tegak bagaikan huruf alif) : hanya berdiam diri, tak tahu
apa yang harus diperbuat.
C.

77.Colet siye kwale araq nasiq (walau sekedar garam yang penting ada nasi) :
berkeinginan yang tidak muluk-muluk.

78.Coweq batu geneng besi (cobek dari batu, lesung dari besi) : tidak merasa khawatir
akan sampai gagal rencana karena persiapan sudah matang.

79.Cobaq juluq baru ngalahang (coba dulu baru menyerah) : jangan cepat putus asa.

80.Cengiq maraq komak siung sepuq ( nyengir bagai kacang buncis dimasak) : walau
dalam keadaan susah masih dapat tersenyum.

81.Cerbang maraq kentok ampet (telinga lebar bagai kipas) : suka mendengar
pembicaraan orang yang tidak ada kaitannya dengan dirinya.

D.

1. Dayung petoq sampan polak(dayung patah sampan pecah) : mendapat kesusahan yang
beruntun/sudah jatuh tertimpa tangga.
2. Dawot dalem ate taoqne(dangkal dan dalamnya, ada dihati) : yang terbaca tentang diri
orang lain sangat terbatas
3. Dateng maraq belabur lalo maraq aiq ngitik(datang bagai banjir, pergi bagai tetesan
air) : datangnya penyakit dengan cepat, sementara sembuhnya lambat sekali)
4. Dares kedebong gecok diriq(memotong batang pisang terkena tangan sendiri) :
membuka aib keluarga sendiri.
5. Demak pegawean baruq peta upaq(bekerja dulu baru minta upah) : utamakan
kewajiban dulu baru meminta hak..
6. Deres ojok setoweq doang (lajunya kea rah sebelah saja) : bersikap tidak adil dalam
menyelesaikan masalah.
7. Dakaq sugih laguq mejan(biar kaya tapi sering tak makan) : tidak pandai
memanfaatkan potensi dirinya.
8. Dowe banda kepeng benang jari bahla(harta benda dan kekayaan mendatangkan
kesusahan) : tidak semua kekayaan mendatangkan kebahagiaan.
9. Dukep balang due, sopoq-sopoq ndeq araq bau(tangkap belalang dua ekor, satupun tak
berhasil) : merasa ragu dalam menentukan pilihan, akhirnya gagal semua.
10. Due-due mangan parut(ada dua mata parut) : mendapat penghasilan ganda dalam
waktu yang bersamaan/menyelam sambil minum air.
11. Durus eyat tempuh gegerung(menyusuri parit bertemu jeram) : menghindari kesulitan
yang kecil tapi tertimpa kesulitan besar.
12. Dendeq abot pantok gong (jangan malas memukul gong) : jangan malu bertanya jika
belum tahu.

E.
1. Embung empas empaq eleh(bendungan bobol ikanpun hanyut) : menderita kerugian
yang beruntun.
2. Eyok tepung siq penarak(menyayak tepung pakai bakul) : tidak sesuai yang dikerjakan
dengan sarana yang digunakan.
3. Edang edang bau jari atep(kelopak bambu bisa jadi atap) : jangan meremehkan hal-hal
yang kecil

G.

1. Gawe beleq laguq mangan ndek mauq(kerja besar tapi makan tak dapat) : hanya sibuk
dengan pekerjaan tapi kehidupan tak terurus.
2. Galah diriq siq gegaman mesaq(tertusuk oleh senjata sendiri) : mendapat celaka karena
ulah sendiri/senjata makan tuan
3. Gade bangket siq beli beras(menggadai sawah sendiri untuk membeli beras) : pemalas,
mau enak sendiri, tidak mau bekerja lelah.
4. Gagah-gagah percek(gagah bagai korek api) : yang penting penampilan, suka jual
tampang padahal dirinya serba tak bisa.
5. Gadang beleq ndeq araq isi(bakul besar tak berisi) : bicara yang tak ada artinya/tong
kosong nyaring bunyinya.
6. Gteng sampi tengaq lendang panas(menambat sapi di tengah lapang panas matahari) :
tidak pandai membawa amanat.
7. Girang kajakan beterus pendaq(suka karena ajakan lalu bosan) : mudah kena pengaruh
dan tidak tekun.
8. Goyo mangan bekaken, aiq-aiq masih rarang(jangankan makanan, air pun telah kering)
: hidup yang serba kesusahan karena kondisi yang tak menentu.
9. Gagak muni tande sengkale(gagak berbunyi pertanda ada kematian) : setiap peristiwa
didahului oleh suatu gejala alam.

H.

1. Hine mulie panjak neneq(hina dan mulia hamba Allah) : manusia sama saja di sisi
Allah
2. Halal haram pade ruwene(halal haram sama rupanya) : Harus berhati-hati dalam
mencari kehidupan di dunia jika ingin bahagia dunia dan akherat.

1. Irup mate taoq bengan(hidup mati di tempat saja) : tidak mau berusaha lebih keras, tapi
hanya mengeluh di tempat.
2. Irup mate patuh angen(hidup mati sama saja) : cepat putus asa, mudah menyerah.
3. Irus meneng bih sugul(ingus cair habis keluar) : walau sudah payah, belum juga
mendapat hasil.
4. Irung begang ambuq empaq maiq(hidung tikus mencium ikan enak) : paling dulu
tampil jika ada orang membagikan sesuatu.
5. Itung bintang leq langit(menghitung bintang di langit) : pekerjaan yang sia-sia/eyok
tepung siq penarak.
6. Idepan pebeaq kembang boroq(hitung-hitung bagai memerah kembang dadap) : walau
peran hanya sedikit, namun diharapkan bermanfaat.
7. Ijo mate isiq kepeng(hijau matanya melihat uang) : mudah terpedaya oleh harta.
8. Ihtiar eleq julu(ihtiar harus di depan) : jangan cepat mengalah sebelum berusaha.
9. Iye datu iye pemban(datu dan pemban sama berarti raja) : disebut datu ketika menjadi
pemerintah, disebut pemban ketika melindungi rakyat.
10. Iye ruwe iye jeneng (memang sudah begitu rupanya) tak ada yang dirahasiakan.
11. Iye mule bagian awaq(memang nasin untuk badan) : mudah menyerah, cepat pasrah.

1. Jari tumaqninah jangke bai baloq(untuk awal dan akhir sampai anak cucu) :
pengalaman pahit yang diharapkan tapi tak diharap sampai ke anak cucu.
2. Jari-jari isiq buaq lekoq(selesai hanya dengan sirih pinang) : mengadakan selamatan
yang terlalu sederhana.
3. Jari eleh jok segare doang (habis hanyut ke laut saja) : penghasilan yang didapat tak
sampai ada yang disimpan.
4. Juru matiq joat langit(bagai akan menggapai langit) : keinginan yang terlalu tinggi.
5. Jeret diriq isiq tali bamban(mengikat diri sendiri dengan tali) : menemui kesulitan
akibat perbuatannya sendiri.
6. Joang kentok dengah cerite(telinga menjadi lebar karena mendengar cerita) : merasa
jengah dengan cerita yang belum tentu benar.
7. Jolot siq cerite(tertarik dengan cerita) : mudah terkena pengaruh.

1. Kalah cobaq menang cobaq(klah menang asal dicoba) : yang penting sudah dilakukan
dengan catatan berani menanggung resiko.
2. Kalah-kalah dacin cine(bagai dacin orang cina) : tak mau memberi lebih dari yang
semestinya.
3. Kalah-kalah soq saq menang (mengalah untuk menang) : lebih baik mengalah demi
kebaikan.
4. Kalah-kalah dengan takon(lebih dari orang jadi pelayan) : terlalu memaksa anak istri
bekerja keras.
5. Kembauan siq uni manis(terpengaruh oleh manisnya rayuan) : terpengaruh oleh bujuk
dan rayuan.
6. Kalah dengan berinaq tereq(kalah dari orang beribu tiri) : orang tua yang terlelu keras
mendidik anaknya.
7. Kalah siq penjepit(kalah oleh jepitan) : orang laki/suami yang tunduk kepada istri.
8. Kedung basaq payu mandiq(terlanjur basah, sekali-kali mandi) : tidak berjodoh dengan
kakaknya, malah berjodoh dengan adiknya.
9. Keliwat pinter payu bongoh(terlalu pandai akhirnya bodoh) : masalah spele
diselesaikan secara berbelit-belit.
10. Kediq-kediq masin laguq merase(sedikit masin/udang kecil tapi terasa di lidah) :
walau sedikit tapi tapi bermanfaat.
11. Kawen oros peje jari kandoq(tega bekas ikan asin jadi lauknya) orang yang sangat
pelit.
12. Kelansah jari tetaring(daun kelapa dianyam jadi atap/terop) : memanfaatkan sesuatu
sesuai dengan fungsinya.
13. Kepait nyelem nyelili(ikan kepala timah menyelam miring) : berupaya agar terhindar
dari bahaya.
14. Kepeng satus jari satak(uang seratus menjadi dua ratus) : cerita yang terlalu
berlebihan.
15. Kerengan engat bawaq(sering-sering lihat bawah) : berpatokan pada yang lebih
rendah/ndaq girang nongaq doing.
16. Kesait siq lengkak mesaq(tersangkut oleh langkah sendiri) : tak berhasil karena
kesalahan sendiri.
17. Keselaq siq tandur gunung(silau oleh cahaya gunung) : silau oleh harta kekayaan
orang lain.
18. Kesangkur kedarat to to taoqne(bertebaran dan terlantar dimana-mana) : berupaya
mengadu untung malah yang didapat penderitaan.
19. Ketemuq siq bakeq beraq(bertemu dengan setan) : mendapat serangan penyakit secara
mendadak.
20. Kmeng kentok siq dedengah (sampai telinga pekak mendengar omelan) : terlalu
banyak orang yang mencampuri suatu permasalahan.
21. Ketungkulan dengah radio belagu(terlena mendengar nyanyian di radio) kalau sudah
asik ngobrol, lupa akan pekerjaan.
22. Kodeq-kodeq sebiye kedi(kecil-kecil cabe rawit) : kecil badannya tapi suka
pemberani
23. Kiri kawan lengan dateng(lewat kiri dan kanan masuknya) : memiliki sumber
pencaharian yang lebih/punya usaha sampingan.
24. Kidungan diriq selemor ate(berkidung sendiri untuk menghibur hati) : berupaya
mengalihkan pikiran agar bisa melupakannya.
25. Ketungkulan siq sisoq nyuling(terlena oleh suara siput yang dibakar) larut dan asik
dengan hal-hal yang tidak semestinya.
26. Kuning luah sepet dalem(kuning luar kecut di dalam) : belum tentu yang tampak baik
akan selamanya baik.
27. Ketungkulan dengah lepang benyanyi(terlena menedengar katak bernyanyi) : Suka
banyak berhayal.

1. Lalo bawi dateng acong(pergi babi datang pula anjing) : selalu menghadapi musuh
yang sama jahatnya.
2. Lain bakat lain preq(lain yang kena lain yang merasa sakit) : merasa tersinggung
padahal bukan terkait masalahnya.
3. Lalang gunung lalang segare(berjarak gunung dan laut) : terasa sulit untuk bertemu.
4. Ladik-ladik bontong wah ndeq araq(pisau tak bertangkai pun tak ada) : sudah tidak
memiliki kekayaan lagi/jatuh miskin.
5. Lalang gunung saling tanggaq(berjarak dengan gunung saling cari) :hubungan yang
sangat akrab, walau berjauhan masih saling cari.
6. Lantih maraq koak kaok(bersuara terus bagai burung koak kaok) : asal bicara, tapi tak
ada artinya.
7. Lile-lile kelende(buah semangka merah isinya) : berpura-pura malu tapi mau.
8. Luweqan empat siq telu(lebih bayak empat dari tiga) : lebih banyak bohongnya
ketimbang benarnya..
9. Luweqan takilan siq bebauan(lebih banyak sangu daripada hasil) : tak seimbang antara
modal dengan keuntungan.
10. Luweqan dengan teriq siq anak batu(kebanyakan orang jatuh karena kerikil) : banyak
orang rusak karena hal-hal yang spele.

1. Manis-manis buaq ara(manis-manisnya buah ara) : sekedar mendapatkan sesuatu tapi


tidak mengecewakan (daripada tidak sama sekali).
2. Maling kuih maling(maling teriak maling) : sulit menemukan mana lawan dan kawan.
3. Manis-manis tunduran gunung (indah cahaya gunung) : yang kelihatan baik, terkadang
tidak sebaik yang sebenarnya.
4. Mangan jari tai(makan jadi tahi) : tidak memanfaatkan hidup untuk berfikir.
5. Maraq budun angsuh nat(bagai bisul membawa nanah) : sesuatu yang menyakitkan
hati.
6. Maraq bukal mangan kemalem(bagai kelelawar makan malam hari) : kebiasaan orang
yang tidak layak dikerjakan orang lain.
7. Maraq daun gero tipaq api(bagai daun kering jatuh kea pi) : harta benda yang hilang
dalam waktu sekejap.
8. Maraq dengan bakat siq semputer(bagai orang terkena tumbal berputar) : Seperti tidak
berpikir cara menyelesaikan persoalan.
9. Maraq buaq sigar dua(bagai pinang dibelah dua) : sama rupanya, mirip.
10. Maraq begantung bulu suwat(bagai bergantung pada sehelai rambut) : berada dalam
bahaya.
11. Maraq biwih baun nyinggaq(seperti mulut dapat meminjam) : terlalu banyak
ngomong, sampai orang bosan mendengarnya.
12. Maraq aiq betempuh minyak(bagai air bertemu minyak) : selalu beda pendapat, tidak
pernah akor.
13. Maraq bateq kurangan waja(seperti parang kurang bajanya) : tak bisa diharapkan, tak
bisa diberi tugas yang berat.
14. Maraq cucuk kedit bae(seperti mulut burung) : suka bicara yang ngawur.
15. Maraq gagak kber kemalem(seperti burung gagak terbang malam hari) : tak punya
gambaran bagaimana memecahkan suatu masalah.
16. Maraq gangsing konteqan tali(bagai gasing kependekan tali) : sesuatu tak akan
berhasil karena banyak kekurangannya.
17. Maraq geneng dait anak alu(seperti lesung dengan alu) : pasangan yang ideal.
18. Maraq bobok surak diriq(bagai daun kelapa kering menyoraki diri sendiri) : tidak
merasa malu membuka aib sendiri.
19. Maraq dengan besopoq lampin(seperti anak menyatu dengan pokok) : tidak bisa akur.
20. Maraq dile kurangan minyak(bagai lampu kurang minyak) : kurang bergairah dalam
hidupnya.
21. Maraq mpak jarian olas(seperti ikan menyibak air) : bicara yang tidak ada artinya.
22. Maraq idap tebilin mate(seperti rasanya ditinggal mati) : sangat sedih karena berpisah
dengan orang yang dicintai.
23. Maraq kanak kurang umur(seperti anak kecil kurang umur) : lemah fisiknya sehingga
tak bisa diandalkan untuk bekerja.
24. Maraq kaliomang oros balen(seperti siput laut membawa keongnya) : selalu
berpindah-pindah tempat tinggalnya.
25. Maraq kerujuq lampaq lmpeng (seperti kepiting jalan miring) : tidak berani berterus
terang, tidak berani berhadapan.
26. Maraq lepang dalem tengkulak(seperti katak dalam tempurung) : tak punya
pengalaman karena yang diketahui hanya disitu saja.
27. Maraq manuk bekesene(seperti ayam bercermin) : berselisih pahan dalam satu
keluarga dan merusak kerukunan keluarga tersebut.
28. Maraq kunyiq awor apuh(seperti kunyit bercampur dengan kapur sirih) : berubah
dengan seketika.
29. Maraq kepait aluq tai(seperti ikan kepala timah menghadang tai) : berlomba merebut
sesuatu yang menguntungkan dirinya.
30. Maraq meong sebok kungkuq(bagai kucing menyembunyikan kuku) : pura-pura
bersikap bodoh.
31. Maraq meong kongkoq anak(seperti kucing memindahkan anaknya) : tak tetap
tinggalnya.
32. Maraq mayung tame desa(bagai rusa masuk ke desa) : tercengang melihat keadaan
yang tak pernah dilihatnya.
33. Maraq missal laying labir(bagai laying putus talinya) : bersikap pasrah, tak tahu
kemana yang harus dituju.
34. Maraq nangke beleqan aten(seperti nangka lebih besar hatinya) : kemauan tak sesuai
dengan kemampuan/lebih besar pasak daripada tiang.
35. Maraq empiq bakat siq aiq(bagai kerak nasi terkena air) : sok jagoan, bila dilawan tak
berani.
36. Maraq kelampan teres(seperti jalannya semut) : tak bisa bergerak yang gesit, tak bisa
berjalan cepat.
37. Maraq ompok benang kerukut(seperti menggulung benang kusut) : menyelesaikan
masalah yang rumit.
38. Maraq peje tesiaq bagiq(seperti ikan yang diasinkan) : tak berdaya untuk melawan.
39. Maraq sampi antih gawe(seperti sapi menunggu saat pesta) : tinggal menunggu
datangnya hukuman atas kesalahannya.
40. Maraq sbeng godek ngantok(seperti wajah kera mengantuk) : tak punya gairah untuk
kerja.
41. Maraq unin sampi tegorok(seperti suara sapi disembelih) : dalam situasi yang kritis.
42. Maraq sbeng pelandang(seperti wajah Bandar judi) : orang yang sulit diterka, apa
keinginannya.
43. Maraq tau selaq kemenahan(seperti leak ksiangan) : menemui kesulitan karena tidak
tepat waktu.
44. Maraq teloq lawan batu(seperti telur melawan batu) : perlawanan yang tak seimbang.
45. Maraq ujat bebulu manuk (seperti musang berbulu ayam) : bertemu musuh
dikalangan sendiri, musuh dalam selimut.
46. Mate langkep taoq bengan(mati telungkup hanya di tempat) : menginginkan sesuatu
tapi tak punya upaya.
47. Maraq umbak penyorong kapal(seperti ombak mendorong kapal) angan-angan yang
berlebihan.
48. Mule turunan blae(memang turunan ular kobra) : keturunan orang pintar/berilmu.
49. Mule iya taoq iye(memang sudah kesanggupannya) : memang sudah suratan
takdirnya.

1. Nangis dengan suaren mesaq(nangis mendengar suara sendiri) : prihatin atas nasib
yang dideritanya.
2. Ndaq empahan simbur paleng(jangan main-main dengan ikan lele pingsan) : musuh
yang lemah jangan dikiran tak berbahaya.
3. Ndaq cobaq lawan belabur(jangan main-main menentang arus) : jangan cari
bahaya/melawan kalau kira-kira tak mampu menghadapinya.
4. Ndaq girang pataq paren dengan(jangan suka mengetam/memanen padi orang) jangan
mengganggu ketenangan orang lain.
5. Ndaq jauq api, bagusan jauq aiq(jangan bawa api, lebih baik bawa air) : jangan jadi
propokator, lebih baik melerai/jadi penengah.
6. Ndaq kerisaq pager dengan, kerisaq juluq pager mesaq(jangan perbaiki pagar orang,
perbaiki dulu pagar milik sendiri) : jangan mengoreksi kesalahan orang, tapi koreksi dulu
kesalahan sendiri.
7. Ndeq araq maling mele ngaku(tak ada pencuri yang mau mengaku) : mana ada
penjahat yang mangatakan dirinya penjahat.
8. Ndeq araq duwi leq elaq(tak ada duri di lidah) bicara yang ngawur tanpa
memperhitungkan ketersinggungan orang lain.
9. Ndeq araq pengengat malik(tak pernah melihat lagi) : tak bisa balas budi, tak mau
berterimakasih.
10. Ndeq araq sampi mate siq pupaq(tak ada sapi mati karena rumput) : manusia mati
Karen batas ajalnya.
11. Ndeq bani esot buit(tak berani beringsut dari duduknya) : tak berani meninggalkan
kampung halamannya/mau kumpul dengan keluarga saja.
12. Ndeq bani tempuh dengan lueq(tak berani bertemu dengan orang banyak) : pemalu,
merasa rendah diri.
13. Ndeq araq tunjang takut tai(tak ada tongkat yang takut tai/tinja) : laki-laki tak akan
menolak tawaran wanita yang agresif.
14. Ndeq bau kurang takilan(tak mau kurang bekal) : tak bisa kurang isi perut, tak bisa
menahan lapar.
15. Ndeq man muni gong wah nginggek(belum gong berbunyi, sudah menari) : belum
berhasil, tapi sudah duluan puas.
16. Nun ngentut nun nai(begitu kentut langsung berak) : tidak sabaran, ingin selalu cepat
selesai.
17. Ngopah jangke kowok bucun biwih(ngomong terus sampai sudut bibirnya berbusa) :
terus bicara tanpa ada isinya.
18. Ngumbang maraq pepadu peta tanding (bagai jagoan mencari lawan) : mencari
perhatian dengan cara yang tidak biasa diperbuat orang.
19. Nyiur toaq lueqan santen (kelapa tua lebih banyak santannya) : orang tua lebih
berpengalaman.
20. Nyupak doang taoq tao (hanya pintar sepeti cupak) : tak mau lelah tapi maunya
terima hasil saja.

1. Olah-olah daun biraq(lauk urap dari daun talas) : yang penting gaya walau perut lapar.
2. Odaqan aten angen batur(membuat kecil hati teman) : suka menggagalkan rencana
orang lain.

1. Pade paoq dait asem(mangga mudan dan asam sama-sama kecut) : sama-sama
membuat orang jadi susah.
2. Pade-pade betukah tatu(sama-sama tukar luka/cacat) sama-sama menderita rugi akibat
permusuhan.
3. Paeq-paeq siye(asin-asin rasa garam) : walau mendapat sedikit tapi bermanfaat.
4. Pait-pait buaq peria masih araq baun telen(walau pahit rasa buah peria masih bisa
ditelan) : walau ucapan tidak enak didengar, tapi bermanfaat bagi kemaslahatan bersama.
5. Paleng berangen taoq bengan(pingsan berangan-angan di tempat) : sesuatu yang sangat
diinginkan namun tidak kesampaian/tak dilaksanakan
6. Paleng lelah ndeq araq upaq(sampai lelah tapi tak ada hasil/upahnya) : buang-buang
waktu/pengorbanan yang sia-sia.
7. Pare reket pare rau(padi ketan padi tegalan) : dalam memperebutkan sesuatu, terkadang
siapa cepat dia yang dapat.
8. Paran pusake ndeq iniw bih(dikira harta benda/warisan tak bisa habis) : Harta benda
berapapun banyaknya bisa habis jika tak bisa dijaga sebagai amanat.
9. Pasang tabuh betimuq-bebat(pasang tampang ke timur ke barat) : suka mencari
perhatian.
10. Pasek desa ilang sirna(pasak desa hilang musnah) : kehilangan seorang pemimpin
yang sangat dicintai.
11. Patung pituq ndeq bau surut(dikeroyok tujuh orang tak mau mundur) : teguh pada
pendirian.
12. Pelagaq lekong belah(bermain toplok dengan kemiri) : pekerjaan yang sia-sia.
13. Pepadu pileq tanding(jagoan memilih tanding) : berkemampuan tinggi yang tak mau
asal-asalan karena yakin akan kemampuannya.
14. Pinaq dengan jari ban serep(membikin orang jadi ban cadangan) : bersikap baik
ketika hanya sedang membutuhkan saja.
15. Penyakap juluan betadah(penggarap lebih dulu kaya) : orang yang tak bisa diberi
kepercayaan.

1. Qur’an hadis jari kancente(bercermin pada qur’an dan hadits) : taat melaksanakan
perintah agama.
R

1. Rantek btek kiri bakat btek kanan(menebas tangan kiri yang kena tangan kanan) : serba
salah karena sama-sama berakibat mudarat.
2. Rantek iman mesaq(menebas tangan sendiri) : celaka oleh perbuatan sendiri.

1. Sampi betali pepit manusia betali raos(sapi berikat tali manusia terikat mulutnya) : baik
buruknya manusia ditentukan oleh pembicaraannya.
2. Sakit bayu menang perasaq(cemburu karena pengaruh perasaan) : sangat curiga karena
menilai orang dengan perasaan.
3. Segiling segeleng segulung lekoq(seperti jadi satu giling, satu gulung kecil dan satu
gulung besar sirih) : jika hancur sama-sama hancur/senasib sepenanggungan.
4. Segeleng lekoq segulung daun(segulung kecil sirih segulung besar daun pisang) : biar
kecil tapi berguna.
5. Sejelo beridap setaun(sehari serasa setahun) : tak sabaran menunggu.
6. Semake anyam bubuk kayuq(bagai menyimpan bubuk kayu) sulit hidup bersama orang
tak jujur.
7. Semake kaken barak api(bagai makan bara api) : memakan barang haram.
8. Semake kerigiq lawan tijoq(bagai kelingkin melawan telunjuk) : perlawanan yang tak
seimbang.
9. Semake anyam acong kurus, wah mokoh kaken epen(bagai memelihara anjing kurus,
setelah gemuk menggigit tuannya) : orang yang tak bisa membalas budi baik.
10. Semake pesiaq kereng robek(bagai memperebutkan sarung robek) : permusuhan
terjadi karena masalah yang tak berguna.
11. Semake siaq aiq segare(bagai menggarami air laut) : pekerjaan yang sia-sia.
12. Serah mayung sebungkun(menyerahkan seekor rusa) : menyerahkan
tanggungjawab/kewajiban kepada orang lain.
13. Serembat siq kakelan(berat karena makanan) : merasa khawatir menemui hal yang
buruk.
14. Serut cine sampat besi(ketam buatan cina sapu dari besi) : memanfaatkan peluang
untuk menumpuk kekayaan yang banyak.
15. Sorong batur jok lelongkang(mendorong telam ke dalam lubang) : mencelakakan
orang lain.
16. Sifat mpaq pesopoq diriq(sifat ikan yang berkumpul) : rasa setia kawan/persatuan
yang tinggi.
17. Semake sorong montor mogoq (bagai mendorong mobil mogok): memberi bantuan
kepada orang lain yang tak mau berterimakasih.

1. Taker belabur isiqbelintak (menahan banjir dengan tanah) : pekerjaan yang sia-sia.
2. Takut teparan bongoh(takut dikira bodoh) : takut kehilangan kepercayaan.
3. Takut tesekaq rebaq jaq payu(takut disaingi malah jadi jatuh) : tak mau sedikit
berkorban malah akhirnya jadi korban.
4. Takut ulah dalem ceraken(takut ular dalam ketak) : terlalu khawatir.
5. Tebelan lendong dait isi(tebal kulit ketimbang isi) : tak seimbang antara kemamuan
dan kemampuan.
6. Takut isiq lingon mesaq(takut bayangan sendiri) : perasaan takut oleh perbuatan diri
sendiri.
7. Tepinaq jari penumput longkang(dibikin untuk menutupi lubang) : digunakan sebagai
alat untuk menutupi aib pada orang banyak.
8. Tesorong isiq janji(didorong oleh nasib) : itu sudah takdir yang tak bisa dielakkan.
9. Teteh-teteh kambut basaq(bagai membuang sabut basah) : mula-mula tidak senang,
akhirnya menjadi suka.
10. Tijoq nanjek andang julu, nae begaet ojok muri(telunjuk lurus ke depan, kaki mengait
ke belakang) : pejabat yang pura-pura bersih.
11. Tukah sampi isiq rarit, tukah pare isiq beras(menukar sapi dengan daging. Menukar
padi dengan beras) orang pemalas, tak mau kerja berat.
12. Tulung diriq isiq aiq seruang (menolong diri dengan air yang dimantra) : usaha harus
dilakukan jika menghadapi kesusahan.
13. To lain jaum to lain benang(kemana arah jarum kesana pula arah benang) : rakyat
akan taat bila pemimpinnya berlaku adil dan bijaksana.
14. Tungkeq batur lemun wah besuh(memantati teman jika sudah kenyang) : tak bisa
membalas jasa baik orang.

1. Ukur langit kadu tijoq(mengukur langit dengan telunjuk) : hanya menggunakan


perasaan saja, yanpa menggunakan akal.
2. Umpame kereng jari bebasaq(missal kain hanya dipakai mandi) : hanya digunakan
ketika diperlukan dalam persoalan yang sulit.
3. Ujat besebo dalem kerongkong(musang bersembunyi dalam lubang) : sulit menghadapi
musuh yang tak tampak.
4. Ungkah-ungkah mbur teres(bagai membongkar sarang semut) : mengungkit persoalan
lama yang sudah selesai.
5. Uyut bender taoq bengan (rebut disitu saja) : tidak ada tiundak lanjut, tidak
berkesudahan.
6. Uwung gunung sere tinggang(meninggikan gunung) : justru orang miskin yang
memberi kepada orang kaya.

1. Wanen leq dalem petarang(berani di dalam sangkar saja) : hanya berani di tempat
orang banyak saja
2. Wade dengan paling tao(hanya melihat kekurangan orang saja) : terlalu banyak
menyalahkan orang
3. Waye mensiat ndeq araq gegaman(saat berperang tak ada senjata) : tak punya
persiapan menghadapi kesulitan.

Y
292. Ye solah ye lenge(baik buruknya sama) sangat meragukan, dikerjakan salah, tidak
dikerjakan juga salah.

-HABIS-

You might also like