Professional Documents
Culture Documents
DISUSUN OLEH
ANDRIANTON
ARAFIC
MARFREDDY
MUH.AKBAR AGUDA
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan rahmat-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah las listrik dan las gas ini. Penulis juga
tidak
lupa mengucapkan banyak terima kasih kepada segenap pihak karena telah banyak
membantu
sehingga makalah ini dapat terselesaikan sebagaimana
mestinya.
Makalah las listrik dan las gas ini disusun berdasarkan apa yang penulis dapatkan
dari
pembelajaran las listrik dan las gas serta dari berbagai referensi yang penulis
dapatkan.
Dengan tersusunnya makalah ini, penulis berharap agar kiranya ini dapat
digunakan
sebagai salah satu sumber penambah ilmu, wawasan, dan pengetahuan. Disamping itu
penulis
mengharapkan bahwa makalah ini tidak hanya sebagai pelengkap tugas saja melainkan
dapat
disebut sebagai hasil karya yang setidaknya, dipelihara dan digunakan sebagaimana
mestinya.
Akhirnya penulis sadar bahwa makalah ini belumlah sempurna, oleh karena itu
demi
kesempurnaan makalah yang akan dibuat berikutnya, penulis sangat mengharapkan
saran
serta dukungan maupun kritik yang sifatnya membangun dari para pembaca sehingga
dengan
semua itu kesempurnaan makalah ini dapat
tercapai.
Penulis
_______
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Dengan semakin berkembangnya teknologi industry saat ini, tidak bisa
mengesampingkan pentingnya penggunaan logam sebagai komponen utama
produksi
suatu barang, mulai dari kebutuhan yang paling sederhana seperti alat-alat rumah
tangga
hingga konstruksi bangunan dan konstruksi permesinan. Hal ini menyebabkan
pemakaian bahan-bahan logam seperti besi cor, baja, aluminium dan lainnya
menjadi
semakin meningkat. Sehingga dapat dikatakan tanpa pemanfaatan logam,
kemajuan
peradaban manuasia tidak mungkin terjadi.
Dengan kemampuan akalnya, manusia mampu memanfaatkan logam sebagai
alat
bantu kehidupannya yang sangat vital. Berbagai macam konstruksi mesin,
bangunan dan
lainnya dapat tercipta dengan adanya logam. Logam tersebut menimbulkan
kebutuhan
akan teknologi perakitan atau penyambungan. Salah satu teknologi penyambungan
tersebut adalah dengan pengelasan.
Teknik penyambungan logam sebenarnya terbagi dalam dua kelompok besar,
yaitu :
1. Penyambungan sementara (temporary joint), yaitu teknik penyambunganlogam
yang
dapat dilepas kembali.
2. Penyambungan tetap (permanen joint), yaitu teknik penyambungan logam
dengan
cara mengubah struktur logam yang akan disambung dengan penambahan
logam
pengisi. Termasuk dalam kelompok ini adalah solder, brazing dan
pengelasan.
Dari teknik tersebut dijadikan sebagai dasar dibentuknya benda-benda logam
seperti yang dimaksud pada uraian diatas. Dalam hal ini proses pengelasan terdiri
dari las
listrik dan las gas.
B. SASARAN
Sasaran dari pembuatan makalah ini adalah semua sector dimana orang-orang
yang
terkait dalam praktik industry khususnya dalam lingkup Akademi Teknik Soroako.
Dengan sasaran utama adalah mahasiswa dan mahasiswi yang berperan penting
dalam
kegiatan praktik di bengkel khususnya Pengelasan yakni Las listrik dan las
gas.
C. MAKSUD DAN TUJUAN
Maksud dan tujuan dibuatnya makalah ini merupakan tugas utama dalam
mengisi
nilai akademik pelajaran teknologi manufaktur yakni las listrik dan las gas. Selain itu,
sesuai sasaran yang dikemukakan diatas, sebagian besar tujuan dibuatnya makalah
ini
ialah membagi pengetahuan serta membantu rekan-rekan mahasiswa/mahasiswi
Akademi Teknik Soroako yang kurang memahami mengenai las listrik dan las gas,
dimana diharapkan dengan itu mahasiswa dapat menguasai teori pengelasan
sehingga
nantinya dapat diaplikasikan dalam proses praktik di
bengkel.
BAB II
ISI MAKALAH
A. LAS LISTRIK
1. Pengertian las listrik
Pengelasan adalah suatu proses penyambungan logam dimana logam menjadi
satu
akibat panas dengan atau tanpa tekanan, atau dapat didefinisikan sebagai akibat
dari
metalurgi yang ditimbulkan oleh gaya tarik menarik antara atom. Sebelum atom-
atom tersebut membentuk ikatan, permukaan yang akan menjadi satu perlu
bebas dari
gas yang terserap atau oksida-oksida.
2. Mesin las listrik
Mesin las merupakan sumber tenaga yang memberi jenis tenaga listrik yang
diperlukan serta tegangan yang cukup untuk terus melangsungkan
suatulengkung
listrik las.
Sumber tenaga mesin las dapat diperoleh dari:
Motor bensin atau diesel
Gardu induk
Tegangan pada mesin las listrik biasanya :
110 volt
220 volt
380 volt
Antara jaringandengan mesin las pada bengkel terdapat saklar pemutus.
Mesin las
digerakkan dengan motor, cocok dipakai untuk pekerjaan lapangan atau pada
bengkel
yang tidak mempunyai jaringan listrik. Busur nyala terjadi apabila dibuat jarak
tertentu antara elektroda dengan benda kerja dan kabel massa dijepitkan ke
benda
kerja.
Jenis-jenis mesin las las listrik terbagi atas :
Mesin las listrik – Transformator arus bolak-balik (AC)
Mesin ini memerlukan sumber arus bolak-balik
dengan tegangan yang lebih rendah pada lengkung
listrik.
Keuntungan – keuntungan mesin las AC antara lain :
Busur nyala kecil, sehingga memperkecil kemungkinan timbunya keropos pada
rigi-rigi las
Perlengkapan dan perawatan lebih murah
Mesin las listrik – Rectifier arus searah (DC)
Mesin ini mengubah arus listrik bolak-balik (AC)
yang masuk, menjadi arus listrik searah (DC)
keluar.
Pada mesin AC, kabel masa dan kabel
elektroda dapat dipertukarkan tanpa
mempengaruhi perubahan panas yang timbul pada busur
nyala.
Keuntungan-keuntungan mesin las DC antara lain :
Busur nyala stabil
Dapat menggunakan elektroda bersalut dan tidak
bersalut
Dapat menggunakan elektroda bersalut dan tidak
bersalut
Dapat mengelas pelat tipis dalam hubungan DCRP
Dapat dipakai untuk mengelas pada tempat-tempat yang lembab dan
sempit
3. Pengkutuban elektroda
Pengkutuban Langsung
Pada pengkutuban langsung, kabel elektroda dipasang Pada terminal negatif
dan .
kabel massa pada terminal positif. Pengkutuban langsung sering disebut sebegai
sirkuit las listrik dengan elektroda negatif. (DC-).
Pengkutuban terbalik
Untuk pengkutuban terbalik, kabel elektroda dipasang pada terminal positif dan
kabel massa dipasang pada terminal negative. Pengkutuban terbalik sering
disebut
sirkuit las listrik dengan elektroda positif (DC+)
4. Pengaruh pengkutuban pada hasil las
Pemilihan jenis arus maupun pengkutuban pada pangelasan bergantung
kepada :
Jenis bahan dasar yang akan dilas
Jenis elektroda yang dipergunakan
Pengaruh pengkutuban pada hasil las adalah pada penembusan lasnya.
Pengkutuban langsung akan
menghasilkan penembusan yang
dangkal sedangkan Pada
pengkutuban terbalik akan terjadi
sebeliknya. Pada arus bolak-balik penembusan yang dihasilkan antara
keduanya.
5. Tegangan dan arus listrik pada mesin las
Volt adalah suatu satuan tegangan listrik yang dapat
diukur
dengan suatu alat voltmeter. Tegangan diantara elektroda
dan bahan dasar menggerakkan electron-elektron
melintasi
busur.
Pemegang elektroda
Ujung yang tidak berselaput dari elektroda
dijepit dengan pemegang elektroda.
Pemegang elektroda terdiri dari mulut
penjepit dan pegangan yang dibungkus oleh
bahan penyekat. Pada waktu berhenti atau
selesai mengelas, bagian pegangan yang
tidak berhubungan dengan kabel
digantungkan pada gantungan dari bahan
fiber atau kayu.
Palu Las
Palu Ias digunakan untuk melepaskan dan mengeluarkan terak las pada jalur
Ias
dengan jalan memukulkan atau menggoreskan
pada daerah las.
Berhati-hatilah membersihkan terak Ias dengan
palu Ias karena kemungkinan akan memercik ke
mata atau ke bagian badan lainnya.
Sikat Kawat
Dipergunakan untuk :
• Membersihkan benda kerja yang akan dilas
• Membersihkan terak Ias yang sudah lepas dari jalur las oleh pukulan palu
las.
Klem Massa
Klem massa edalah suatu alat untuk menghubungkan kabel massa ke benda
kerja.
Biasanya klem massa
dibuat dari bahan dengan
penghantar listrik yang
baik seperti Tembaga
agar arus listrik dapat
mengalir dengan baik,
klem massa ini
dilengkapi dengan pegas yang kuat. Yang dapat menjepit benda kerja .
Walaupun demikian permukaan benda kerja yang akan dijepit dengan klem
massa harus dibersihkan terlebih dahulu dari kotoran-kotoran seperti karat,
cat,
minyak.
Tang Penjepit
Penjepit (tang) digunakan untuk
memegang atau memindahkan benda
kerja yang masih panas.
7. Teknik dasar Pengelasan
Pembentukan busur listrik pada proses penyulutan
Pada pembentukan busur listrik elektroda keluar dari kutub negatif (katoda)
dan
mengalir dengan kecepatan tinggi ke kutub positif (anoda).
Dari kutub positif mengalir partikel positif (ion positif) ke kutub negatif.
Melalui
proses ini ruang udara diantara anoda dan katoda (benda kerja dan elektroda)
dibuat untuk menghantar arus listrik (diionisasikan) dan dimungkinkan
pembentukan busur listrik. Sebagai arah arus berlaku arah gerakan ion-ion
positif.
Jika elektroda misalnya dihubungkan dengan kutub negatif sumber arus
searah,
maka arah arusnya dari benda kerja ke elektroda. Setelah arus elektroda
didekatkan pada lokasi jalur sambungan disentuhkan dan diangkat kembali
pada
jarak yang pendek (garis tengah elektroda).
• Kawat inti
• Selubung elektroda
• Busur listrik
• Pemindahan logam
• Gas pelindung
• Terak
• Kampuh las
Dengan penyentuhan singkat elektroda logam pada bagian benda kerja yang
akan
dilas,berlangsung hubungan singkat didalam rangkaian arus pengelasan,
suatu
arus listrik yang kekuatannya tinggi mengalir, yang setelah
pengangkatan
elektroda itu dari benda kerja menembus celah udara, membentuk busur
cahaya
diantara elektroda dengan benda kerja, dan dengan demikian tetap
mengalir.Suhu
busur cahaya yang demikian tinggi akan segera melelehkan ujung elektroda
dan
lokasi pengelasan.
Didalam rentetan yang cepat partikel elektroda menetes, mengisi penuh
celah
sambungan las dan membentuk kepompong las. Proses pengelasan itu
sendiri
terdiri atas hubungan singkat yang terjadi sangat cepat akibat pelelehan
elektroda
yang terus menerus menetes.
Proses Penyulutan
Setelah arus dijalankan, elekteroda didekatkan pada lokasi jalur
sambungan
disentuhkan sebentar dan diangkat kembali pada jarak yang pendek (garis
tengah
elektroda).
Menyalakan busur listrik
Untuk memperoleh busur yang baik di perlukan pangaturan arur (ampere)
yang
tepat sesuai dengan type dan ukuran elektroda, Menyalahkan busurd apat
dilakukan dengan 2 (dua) cara yakni :
• Bila pesawat Ias yang dipakai pesewat Ias AC, menyalakan busur
dilakukan dengan menggoreskan elektroda pada benda kerja lihat
• gambar.
Untuk menyalakan busur pada pesawat Ias DC, elektroda disentuhkan
seperti pada gambar.
Pendinginan
Lamanya pendinginan
dalam suatu daerah temperatur
tertentu dari suatu siklus termal las
sangat mempengaruhi kwalitas
sambungan. Karena itu banyak
sekali usaha-usaha pendekatan
untuk menentukan lamanya waktu
pendinginan tersebut. Pendekatan
ini biasanya dinyatakan dalam
bentuk rumus empiris atau
nomograf atau tabel seperti yang
terlihat dalam tabel dibawah ini.
Struktur mikro dan sifat
mekanik dari daerah HAZ
sebagian besar tergantung pada lamanya pendinginan dari temperatur 800 oC samapi
500
o
C. Sedangkan retak dingin, dimana hidrogen memegang peranan penting, terjadinya
sangat tergantung oleh lamanya pendin ginan dari temperatur 800 oC sampai 300 oC
atau
100 oC
Elektroda
Klasifikasi Elektroda
Elektroda baja lunak dan baja paduan rendah untuk las busur listrik
manurut
klasifikasi AWS (American Welding Society) dinyatakan dengan tanda E XXXX
yang artInya sebagai berikut :
E menyatakan elaktroda busur listrik
XX (dua angka) sesudah E menyatakan kekuatan tarik deposit las dalam
ribuan
Ib/in2 lihat table.
X (angka ketiga) menyatakan posisi pangelasan.
angka 1 untuk pengelasan segala posisi. angka 2 untuk pengelasan posisi
datar di
bawah tangan
X (angka keempat) menyataken jenis selaput dan jenis arus yang cocok
dipakai
untuk pengelasan lihat table.
Contoh : E 6013
Artinya:
Kekuatan tarik minimum den deposit las adalah 60.000 Ib/in2 atau 42
kg/mm2
Dapat dipakai untuk pengelasan segala posisi
Jenis selaput elektroda Rutil-Kalium dan pengelasan dengan arus AC atau
DC +
atau DC
• Elektroda Baja Lunak
• 1. E 6010 dan E 6011
Elektroda jenis ini bila dipakai untuk mengelas besi tuang akan
menghasilkan deposit las yang kuat sehingga tidak dapat dikerjakan
dengan
mesin. Dengan demikian elektroda ini dipakai bila hasil las tidak
dikerjakan
lagi. Untuk mengelas besi tuang dengan elektroda baja dapat dipakai
pesawat las AC atau DC kutub terbalik.
• Elektroda Nikel
Elektroda jenis ini dipakai untuk mengelas besi tuang, bila hasil las masih
dikerjakan lagi dengan mesin. Elektroda nikel dapat dipakai dalam
sagala
posisi pengelasan. Rigi-rigi las yang dihasilkan elektroda ini pada besi
tuang adalah rata dan halus bila dipakai pada pesawat las DC kutub
terbalik.
Karakteristik elektroda nikel dapat dilihat pada tabel dibawah
ini.
• Elektroda Perunggu
Hasil las dengan memakai elektroda ini tahan terhadap retak, sehingga
panjang las dapat ditambah. Kawat inti dari elektroda dibuat dari
perunggu
fosfor dan diberi selaput yang menghasilkan busur
stabil.
• Elektroda untuk aluminium
Aluminium dapat dilas listrik dengan elektroda yang dibuat dari logam
yang sama. Pemilihan elektroda aluminium yang sesuai dengan
pekerjaan
didasarkan pada tabel keterangan dari pabrik yang membuatnya.
Elektroda
aluminium AWS-ASTM AI-43 untuk las busur listrik adalah dengan
pasawat las DC kutub terbalik dimana pemakaian arus dinyatakan dalam
tabel berikut.
• Elektroda untuk pelapis keras
• Elektroda tahan kikisan
Elektroda jenis ini dibuat dari tabung chrom karbida yang diisi dengan
serbuk-serbuk karbida. Elektroda dengan diameter 3,25 mm - 6,5 mm
dipakai peda pesawat las AC atau DC kutub terbalik.
Elektroda ini dapat dipakai untuk pelapis keras permukaan pada sisi
potong
yang tipis, peluas lubang dan beberapa type
pisau.
• Elektroda tahan pukulan
Elektroda ini dapat dipakai pada pesawat las AC atau DC kutub terbalik.
Dipakai untuk pelapis keras bagian pemecah dan
palu.
• Elektroda tahan keausan
Alur Spiral
Alur Zig-zag
Alur segitiga
Posisi pengelasan
• Posisi di bawah tangan
Posisi pengelasan ini sangat sulit dan berbahaya karena bahan cair
banyak
berjatuhan dapat mengenai juru las, oleh karena itu diperlukan
perlengkapan
yang serba lengkap. Mengelas dengan posisi ini benda kerja terletak
pada
bagian atas juru las dan kedudukan elektroda sekitar 5 derajat – 20
derajat
terhadap garis vertical dan 75 derajat-85 derajat terhadap benda
kerja.
Apron
Apron adalan alat pelindung badan dari percikan bunga api yang dibuat dari kulit
atau
dari asbes.
Ada beberapa jenis/bagian apron :
apron lengan
apron lengkap
apron dada
Sepatu Las
Sepatu las berguna untuk melindungi kaki dari semburan bunga
api,
Bila tidak ada sepatu las, sepatu biasa yang tertutup seluruhnya
dapat
juga dipakai
asker LasMa
Jik tidak memkamungkinkan adanya kam las dan
vmarventilasi
yan baik, ma gunakanngakanlah masker las, agar
teerhindar
dar asap dan debu las yang
beracun.ridg
amar LasKa
Kamar Ias dibbuat dari bahan tahan..api. Kamar las pentin agar orarngang yang
adda
disekitarn tidak tergnyaganggu oleh cahaya
las.h
Untuk meengeluarkan gas, sebaikn kamar l
dilengkaplaspinya
dangan siistim ventila Didalam kamar las
ditempatkaasi:msan
meja Ias. Meja las h.harus bersih dari bahanhn-bahan
yanng
mudah terbakar agar terhinddardari kemungkinaan
ankanasgaterjadinya kebakaran oleh percik terak la
dan bung
api.
Jak Lasket
Jak pelindung badan+tanketgngan yang teb dari
kulbuatlit/asbes
B. LAS GAS ( OKSI - ASETILIN )
1. Pengertian Las Oksi-Asetilin
Las Oksi asetilin adalah pengelasan yang dilaksanakan dengan pencampuran 2
jenis
gas sebagai pembentuk nyala api dan sebagai sumber panas. Dalam proses las
gas ini,
gas yang digunakan adalah campuran dari gas Oksigen (O2) dan gas lain sebagai
gas
bahan bakar (fuel gas). Gas bahan bakar yang paling popular dan paling banyak
digunakan dibengkel-bengkel adalah gas Asetilen ( dari kata “acetylene”, dan
memiliki
rumus kimia C2H2 ). Gas ini memiliki beberapa kelebihan dibandingkan gas bahan
bakar lain. Kelebihan yang dimiliki gas Asetilen antara lain, menghasilkan
temperature
nyala api lebih tinggi dari gas bahan bakar lainya, baik bila dicampur dengan
udara
ataupun Oksigen.
Regulator
Regulator atau lebih tepat dikatakan
Katup Penutun Tekan, dipasang pada
katub tabung dengan tujuan untuk
mengurangi atau menurunkan tekann
hingga mencapai tekana kerja torch.
Regulator ini juga berperan untuk
mempertahankan besarnya tekanan kerja
selama proses pengelasan atau
pemotongan. Bahkan jika tekanan dalam
tabung menurun, tekana kerja harus dipertahankan tetap oleh regulator.
Pada regulator terdapat bagian-bagian seperti saluran masuk, katup pengaturan
tekan
kerja, katup pengaman, alat pengukuran tekanan tabung, alat pengukuran
tekanan
kerja dan katup pengatur keluar gas menuju
selang.
Selang gas
Untuk mengalirkan gas yang keluar dari tabung menuju
torch digunakan selang gas. Untuk memenuhi
persyaratan keamanan, selang harus mampu menahan
tekan kerja dan tidak mudah bocor. Dalam
pemakaiannya, selang dibedakan berdasarkan jenis gas
yang dialirkan. Untuk memudahkan bagimana
membedakan selang Oksigen dan selang Asetilen mak cukup memperhatikan
kode
warna pada selang. Berikut ini diperlihatkan table yang berisi informasi tentang
perbedaan warna untuk membedakan jenis gas yang mengalir dalam
selang.
Torch ( Pembakar )
Gas yang dialirkan melalui selang selanjutnya
diteruskan oleh torch, tercampur didalamnya
dan akhirnya pada ujuang nosel terbentuk
nyala api. Dari keterangan diatas, toch
memiliki dua fungsi yaitu :
• Sebagai pencampur gas oksigen dan gas
bahan bakar.
• Sebagai pembentuk nyala api diujung
nosel.
Torch dapat dapat dibagi menjadi beberapa jenis menurut klasifikasi berikut
ini :
Menurut cara/jalannya gas masuk keruang
pencampur.
Dibedakan atas :
• Injector⎫ torch (tekanan rendah)
Pada torch jenis ini, tekanan gas bahan bakar selalu dibuat lebih rendah
dari
tekanan gas oksigen.
• Equal pressure torch (torch⎫ bertekanan sama)
Pada torch ini, tekanan gas oksigen dan tekanan gas bahan bakar
pada sisi
saluran masuk sama besar.proses pencampuran kedua gas dalam
ruang
pencampur berlangsung dalam tekanan yang
sama.
Menurut ukuran dan berat. Dibedakan atas :
• Toch normal
• Torch ringan/kecil
Tip Cleaner
Alat ini berfungsi untuk membersihkan lubang mulut
pembakar.
Pada posisi ini benda kerja berdiri tegak sedangkan pengelasan dilakukan
dengan
arah mendatar sehingga cairan las cenderung mengalir ke bawah, untuk itu
ayunan brander sebaiknya sekecil mungkin. Kedudukan brander terhadap
benda
kerja menyudut 70° dan miring kira-kira 10° di bawah garis mendatar,
sedangkan
kawat pengisi dimiringkan pada sudut 10° di atas garis
mendatar.
• Posisi pengelasan tegak ( vertical )
Pengelasan dengan posisi ini adalah yang paling sulit dibandingkan dengan
posisi
lainnya dimana benda kerja berada di atas kepala dan pengelasan dilakukan
dari
bawahnya. Pada pengelasan posisi ini sudut brander dimiringkan 10° dari
garis
vertikal sedangkan kawat pengisi berada di belakangnya bersudut 45°-
60°.
• Pengelasan arah ke kiri ( maju )
Cara pengelasan ini paling banyak digunakan dimana nyala api diarahkan ke
kiri
dengan membentuk sudut 60° dan kawat las 30° terhadap benda kerja
sedangkan
sudut melintangnya tegak lurus terhadap arah pengelasan. Cara ini banyak
digunakan karena cara pengelasannya mudah dan tidak membutuhkan posisi
yang
sulit saat mengelas.
Yang dimaksud dengan branzing disini ada lah proses penyambunngan tanpa
mencairkan logaminduk yang disambung, hanya logam p eng isi saja.
Misalnya
saja proses penyambungan pelat baja yang menggunakan kawat las dari
kuningan. Ingat bahwa titik cair Baja ( ± 1550 °C) lebih tinggi dari kuningan (
sekitar 1080°C). dengan perbedaan titik car itu, proses branzing, akan lebih
mudah dilaksanakan daripada proses
pengelasan.
• Operasi Pemotongan Logam ( Flame Cut )
A. Kesimpulan
Setelah penulis membaca dari semua referensi yang di dapatkan dan
dari
penyusunan makalah ini maka penulis dapat menyimpulkan
bahwa :
Pada akhirnya penulis mengetahui Pengertian las listrik, alat-alat yang
digunakan
pada proses pengelasan las listrik, Posisi pengelasan laslstrik, tingkat
kesususahan
dalam pengelasan las listrik serta keselamatan kerja yang semestinya
dilaksanakan
dalam proses pengelasan las listrik.
Penulis akhirnya dapat mengetahui pengertian las gas, perlengkapan yang
digunakan
pada praktik las gas, jenis-jenis nyala api, serta posisi pengelasan pada
proses las
gas.
B. Saran
Adapun saran-saran yang dapat diberikan kepada pembaca makalah ini sebagai
berikut :
Dalam pembuatan makalah diperlukan kerja keras dalam mencari berbagai
referensi
agar makalah yang dibuat lebih baik.
Pelajari makalah yang telah dibuat, agar dapat menambah wawasan
lagi
DAFTAR PUSTAKA
http://kamissore.blogspot.com/2009/06/kerja-las-listrik-dan-
gas.html
Cary Howard B, “Modern Welding Technology” Prentice Hall, Englewood Cliffs, New
Jersey Q7632, USA, 1994.
Messler R.W, Jr., “Principles of Welding” John Wiley & Sons, Inc. USA, 1999.
http://laslistrik.blogspot.com/2009/06/.html
http://materi-kuliah.blogspot.com/2009/06/.html
http://.arcwelding&gasweldingblogspot.com/2009/06/.html