You are on page 1of 23

BAB I

PENDAHULUAN

Rusia dikenal sebagai negara Komunis yang (menurut pandangan kita) akan

mengekang kehidupan beragama dan beribadah tak terkecuali umat Islam. Kehidupan umat

beragama memang sangat tergantung dari pemerintahan suatu negara. Tapi ada hal menarik

yang dapat kita ambil mengenai negara dan kehidupan beragama di Rusia. Di negara seperti

Rusia ternyata umat Islam (dan umat agama lain) mendapatkan kebebasan melaksanakan

ajaran agamanya. Bahkan bukan hanya sebatas melaksanakan ajaran agamanya, tetapi

ikutserta dalam parlemen. Hal itu terjadi setelah meletusnya Revolusi Bolshevik pada tahun

1917.

Republik Soviet adalah negara terbesar diantara 15 Republik Uni Soviet lainnya, yaitu

Ukrania, Belarusia, Uzbekistan, Kazakstan, Georgia, Azarbeijan, Lithuania, Moldafia, Latvia,

Kirgiztan, Tajikistan, Armenia, Turkmenia dan Estonia. Republik Rusia terbentang antara

sebelah utara dekat kutub utara dan sampai pada samudera Arktika yang es-nya selalu

membeku walaupun pada musim panas. Sebelah selatan Republik Rusia ini selalu basah oleh

air yang berasal dari laut Hitam sehingga tumbuh pohon palem dan jeruk. Di sebelah barat

Rusia berbatasan dengan Lautan Baltik, dan di sebelah timur terbentang sampai ke Laut

Bering yang memisahkan antara Asia dan Amerika. Wilayah Rusia ini sangat luas sehingga

kereta api kilat saja harus menempuh 1,5 minggu untuk sampai dari timur ke barat.1

Republik Federasi Rusia terdiri dari 6 wilayah. 54 Daerah, dan didiami oleh Republik

Soviet Sosialis Otonom yaitu Tahr, Basykir, Daghestan, Buriat-Udmurd, Tjuvasj dan Yakut,

6 daerah otonom dan 10 wilayah nasional. Setiap wilayah otonom berhak untuk mengatur

masalah-masalah internal sendiri. Setelah meletus Revolusi Bolshevik tahun 1917, maka

dimulailah penataan terhadap Negara Republik Rusia yang mendapat bantuan dari negara-

negara Eropa.
1 Nikolai Mikhailov, 15 Republik, Jakarta: Kedutaan Besar URSS, 1956, hlm. 7
1
Daerah-daerah selatan bagian Eropa, Republik Rusia meluas dari Laut Hitam dan

Lautan Azov ke laut Kaspia. Daerah yang mengarah ke pugunungan Kaukasia, terletak

wilayah-wilayah Krasnodar dan Stavropol dan daerah-daerah Kamensk, Rostof dan Grozny.

Daerah ini terkenal dengan perkebunan semangka dan anggur karena tanahnya subur dan

iklimnya yang panas. Dibagian timur pegunungan Kaukasia utara, karena curah hujan yang

sedikit, pertanian harus dikerjakan dengan irigasi. Sedangkan padang rumput yang subur di

kaki gunung Kaukasia menjadi tempat yang nyaman bagi peternakan domba dan kuda yang

diusahakan secara kolektif dan oleh negara.2

Wilayah Krasnodar adalah penghasil gandum terbesar. Para petani banyak menanam

gandum, bunga matahari dan jagung. Penanaman tanaman subtropika berada di daerah Soci

di pantai laut Hitam. Disini juga di tanam buah-buahan dan menghasilkan minyak.

Sedangkan di wilayah Stavropol dikerjakan irigasi-irigasi secara besar-besaran. Sebelah

selatan Republik Rusia sangat kaya dengan bahan mineral. Sedangkan wilayah timur sampai

Ukraina terdapat tambang batubara Donez Di sepanjang pegunungan Kaukasia juga kaya

akan barang tambang mineral sehingga dihasilkan industri mesin-mesin, pertanian dan

barang-barang lainnya di Rostov, Krasnodar dan kota-kota lainnya.

Dibagian utara pegunungan Kaukasia, tinggal berbagai suku bangsa yang mendapat

hal otonomi daerah. Suku bangsa tersebut adalah Republik Otonom Kabardin (ibukota

Naltjik) dan Republik otonom Daghestan (ibukota Machaljkala). Daerah otonom Tjerkessk

(pusat administrartf Kjerkessk) merupakan sebagian daripada wilayah Stavropol dan wilayah

Krasnodar yang termasuk daerah otonom Adygei.3 Diantara penduduk yang tinggal di

pegunungan ini terdapat penduduk muslim, mereka menjalankan agama dengan bebas.

Banyak kebiasaan dan adat istiadat yang sudah hilang. Seperti tradisi buas untuk membalas

denggam dengan meminta darah.

2 Ibid. hlm. 23
3 Ibid. hlm. 25
Lain halnya dengan pegunungan Ural yang merupakan perbatasan antara Eropa dan

Asia. Terletak daerah-daerah Republik otonom dari Federasi Rusia yakni Molotov,

Swerdlovsk, Tjelyabinsk, dan Tjekalov, Basykir dan Udmurt. Pegunungan Ural ini

merupakan daerah yang paling indah di dunia yang kaya dengan mineral seperti bijih bei,

bauksit, bahan mentah untuk alumunium, potesium, pyrat, asbes, minyak, emas dan perak.

Pegunungan Ural adalah industri Rusia sejak lama dan sudah terkenal dengan keahlian para

pekerjanya yakni para pekerja besi dan baja serta pemahat batu. Namun sejak akhir abad 19

industri pegunungan Ural mendapat tekanan dari pendirian industri Rusia di sebelah selatan.

Kota Swerdlovsk adalah pusat daerah Ural yang merupakan kota kaum buruh, insyinyur,

peranvang busana, mahasiswa dan sarjana. Puluhan pemuda dan pemudi belajar di perguruan

dan sekolah-sekolah tinggi. Politeknik Ural adalah sekolah terbesar di negara tersebut.

Swerdlovsk sendiri terkenal dengan kebudayaannya sendiri seperti teater opera dan balet,

teater musik, drama anak-anak dan philaharmoni. Di samping itu kota ini mempunyai gedung

museum yang sangat indah dan ruangan-ruangan pameran yang sangat luas sehingga sangat

dibanggakan oleh penduduk. Selain itu semua, masih banyak lagi kota-kota yang mempunyai

ciri khasnya masing-masing yang dapat dibanggakan rakyat Rusia.

3
BAB II
REVOLUSI BOLSHEVIK

Latar Belakang Revolusi Bolshevik

Akibat peperangan antara Rusia dengan pihak sekutu Barat mengakibatkan

seluruh seluruh kehidupan rakyat Rusia menderita kelaparan. Lahan-lahan pertanian

banyak yang terbengkalai akibat dari berkurangnya sumber daya manusia karena banyak

yang ikut perang. Inflasi meningkat sehingga harga-harga kebutuhan pokok juga

meningkat tajam dan tidak sebanding dengan kenaikan upah. Inflasi ini terjadi sebagai

akibat dari biaya perang yang membengkak. Peperangan telah memakan biaya sebesar

1,820 juta Rubbel pada tahun 1915 dan 14,573 juta Rubbel pada tahun 1916, hampir

delapan kali lipat.4 Pada permulaan perang, uang kertas yang beredar berjumlah 1,630

juta Rubbel. Indeks harga naik dari 100 pada permulaan parang menjadi 115 pada

tanggal 1 Januari 1915, 238 pada tanggal 1 Januari 1916, dan melonjak naik 702 pada

tanggal 1 Jnauari 1917.

Keadaan ini memaksa parlemen untuk mengganti beberapa personilnya, seperti

mengganti Goremykin yang dianggap tidak berdaya dan sangat reaksioner, namun tidak

mampu untuk berbuat apa-apa. Dalam parlemen sendiri, para menteri bahkan melakukan

fitnah terhadap anggota lainnya yang dianggap telah melakukan korupsi di tengah-tengah

penderitaan rakyat. Pada saat seperti itu jelaslah bahwa cara-cara pemerintahan lama

tidak dapat diteruskan lagi. Semangat revolusioner telah lama bangkit namun masih

bnyak perdebatan apakah revolusi tersebut akan dilaksanakan pada saat sesudah atau

sebelum perang atau pada saat perang berlangsung.

Tentu saja suasana di Rusia ini diperhatikan sepenuhnya oleh sekutu-sekutu

barat. Pada musim dingin 1916-1917, suasana perang di medan barat sama sekali tidak

4 Hans Kohn, Dasar Sejarah Rusia Modern, Jakarta: Brhatara, 1966, hlm. 103
menguntungkan bagi pihak sekutu, karena Jerman baru saja akan memulai peperangan

kapal selam melawan Inggris. Banyak yang menginginkan agar Tsar II merubah gaya

kepemimpinannya. Bahaya mengancam pemerintahannya, namun hal ini tidak digubris

oleh Tsar II.

Revolusi ini pecah tanpa pimpinan dan tanpa suatu rencana, dalam perkembangan

awalnya Lenin dan orang-orang Bolshevik tidak terlibat dan tidak memainkan peranan

apapun, karena pada permulaan tahun 1917 Lenin dan Trotsky berada di luar negeri

dalam masa pembuangannya di Switzerland. Selama masa pembuangannya, sebenarnya

Lenin menentang peperangan dan dia menghimpun kekuatan di Zimerwald dalam bulan

September 1915. Dia mendapat dukungan untuk menggulirkan pemerintahannya sendiri

dan mengalihkan peperangan nasional menjadi peperangan internasional. Lenin sendiri

tidak mempunyai gambaran yang jelas tentang negaranya. Namun di Switzerland, Lenin

bercerita bahwa revolusi ini adalah sebuah awal permulaan bagi sebuah revolusi sosialis

di Eropa.

Revolusi ini tidak dipimpin oleh para pemimpin poitik, ahli-ahli teori golongan

sosialis ataupun golongan cerdik pandai dari golongan liberal. Revolusi ini sendiri

dimulai pada tanggal 8-9 Maret dari St.Petersburg oleh para pekerja pabrik yang

berdemonstrasi terutama para pekerja perempuan. Pemerintah mencoba menghentikan

demonstrasi ini dengan mengerahkan tentara. Namun tetara-tentara ini menolak untuk

melakukan tembakan karena semakin banyaknya orang-orang yang berkumpul di jalan

sambil menyanyikan lagu Marseilaisse.

Dunia pun terpusat pada revolusi ini. Pada tanggal 14 Maret 1917 dibentuklah

pemerintahan sementara yang diketuai oleh Pangeran Gerorge Lvov, yaitu seorang

pemimpin Zemstvo yang liberal dan seorang yang ingin melakukan pembaharuan-

pembaharuan di Rusia. Pangaeran George Lvov percaya pada rakyatnya, dan banyak

5
orang menaruh perhatian besar pada hasil revolusi ini, namun lagi-lagi rakyat Rusia

kecewa atas revolusi yang terjadi karena jauh dari harapan yang mereka inginkan. Dalam

pemerintahan anggota-anggota parlemen banyak yang terkemuka antara lain Milyukov

sebagai Menteri Luar Negeri dan Guchkov sebagai Menteri Penerangan. Namun diantara

yang paling hebat lainnya adalah Alexander Kerensky yaitu seorang sarjana hukum yang

vokal yang termasuk salah satu anggota partai buruh yang menjadi penyemangat dalam

revolusi ini.

Revolusi ini boleh dikatakan sebagai revolusi yang sepakat, karena selama 5 hari

yaitu tanggal 9-14 Maret tidak ada pertumpahan darah. Rusia dalam hal ini telah

mengalami banyak perubahan. Seperti tata tertib yang lama telah diganti dengan tata

tertib yang baru, Tsar II telah meninggalkan sistem otokrasi tanpa adanya perlawanan.

Pembatasan-pembatasan terhadap warga negara dihapuskan, hak-hak yang sama di

berikan kepada semua golongan, tidak memandang ras, suku, agama dan golongan. Dan

yang paling menhebohkan adalah para tahanan politik dibebaskan dengan biaya

pemerintah dan hukuman matipun dihapuskan. Sehingga tidak kurang dari satu bulan

saja yaitu pada bulan April 1917 Rusia telah menjelma menjadi sebuah negara yang

bebas dan merdeka baik secara hukum dan kenyataannya.

Pada bulan Juli 1917, AlexanderKerensky yang berasal dari kelompok

Menshevik, mengontrol pemerintahan transisi. Pemerintahan ini diguncang dengan

percobaan kudeta yang dilakukan oleh Jenderal Kurnilov pada bulan September 1907.

tapi akhirnya kudeta itu berhasil digagalkan. Walaupun gagal, percobaan kudeta itu

cukup membuat pemerintah goyah dan memperkuat pasukan dari kelompok Bolshevik.

Pada tanggal 6-7 November 1917 (24-25 Oktober dalam kalender Rusia) Kaum

Bolshevik melakukan aksinya. Pasukan yang dipimpin oleh Leon Trotsky (Komite

Militer Revolusioner Petrograd) mengerahkan kekuatan buruh dan tentara untuk


mengontrol kota Petrograd, jalur Kereta Api, telegrap, dan juga menguasai jembatan-

jembatan utama. Akhirnya Kaum Bolshevik berhasil menguasai keadaan dan membentuk

Second All Russian Congress of Soviet dan memilih Lenin sebagai ketua Dewan

Komisaris rakyat.

Kehidupan Kaum Muslimin Pasca Revolusi Bolshevik 1917

Penduduk muslim Rusia banyak tinggal di daerah-daerah yang merupakan

bangsa-bangsa Uzbek dan Tajik, Turkmen dan Basykir, Kazach dan Tatar, Daghestan

dan Azerbaijan yang menganut agama Islam sejak berabad-abad. Namun sebelum

Revolusi Bolshevik, kehidupan bangsa muslim sangat menderita karena kebebasan

agama telah dikekang. Ketika Tsar II berkuasa, Rusia sangat memaksakan agar penganut

agama Islam berpindah ke agama Kristen Ortodok. Pemaksaan itu dilakukan dengan

jalan kekerasan dan penindasan yang salah satu dampaknya membuat kelaparan terjadi

dimana-mana. Bila dilukiskan, penderitaan kaum Muslimin tidak ada taranya, selembar

kainpun tak ada untuk membungkus bayi yang baru lahir. Setelah kerajaan Rusia runtuh,

agama Islam mulai berkembang. Pada pemilihan umum yang dilakukan, banyak kaum

Muslim yang memberikan suaranya kepada pemimpin Rusia. Hal tersebut mereka

lakukan dengan alasan bahwa orang-orang yang ada dalam pemerintahan tersebut akan

memberikan laporan kepada parlemen, sementara diantara anggota parlemen tersebut ada

juga yang anggota yang beragama Islam. Kaum Muslimin disana juga bebas melakukan

upacara-upacara keagamaan dan merayakan hari besar Islam.

Sama halnya dengan agama lain di dunia, pada saat bulan Ramadhan kaum

muslimin berpuasa dan melaksanakan shalat tarawih serta membaca Al-qur'an dengan

khidmat pada malam harinya. Perayaan Idul Fitri dan Idul adha juga tak terlewatkan

dirayakan oleh umat Islam. Pada bulan Dzulhijah, kaum muslimin disana juga

7
melaksanakan ibadah haji ke Mekah.

Di Rusia juga mulai banyak perhimpunan-perhimpunan yang mengorganisasikan

keberadaan umat Islam di Rusia. Banyak didirikan dewan-dewan agama Islam seperti

yang berkedudukan di ibukota republik yang dipimpin oleh seorang imam Syakir

Hiladitdinov. Di kota Buinavsk terdapat dewan agama Islam Kaukasia Utara dan

Daghestan yang diprakarsai oleh Hizri Kebekov. Setelah beliau meninggal, digantikan

oleh Muhammad Haji Kurbanov.

Kaum Muslimin yang tinggal di Trang Kaukasia, yaitu Armenia, Gruzia dan

Azerbaijan mempunyai pusat agamanya sendiri. Dewan agama Islam ini berdiri di kota

terindah yang bernama Baku. Dewan ini dikepalai oleh seorang Syekh yaitu Syekh

Mowsum Syekh Ali Ogli Hakim Zade. Dewan Islam yang terakhir berada di Asia

Tengah dan Kazakstan. Dewan ini menghimpun kegiatan masyarakat Islam yang tinggal

di lima wilayah yaitu Uzbekistan, Turkmenistan, Tajikistan, Kirgistan dan Kazakstan.

Dewan-dewan agama ini bertugas untuk menyelesaikan berbagai persoalan

agama, mengangkat, mengesahkan dan mengecek imam, memimpin kegiatan masyarakat

Islam, mendirikan madrasah-madarasah, menerbitkan buku-buku Islam, membantu

dalam membangun masjid-masjid, menyelenggarakan pemberangkatan kaum Muslim ke

Mekah serta mengurus soal hubungan agama dengan negara lain. Dewan agama ini

tunduk dan patuh kepada muktamar yang diikuti oleh wakil-wakil masyarakat Islam.
BAB III
UNI SOVIET MASA LENIN, STALIN, KHRUSCHEV DAN BREZHNEV

Periode Uni Soviet5 dalam sejarah Rusia, merupakan periode singkat (hanya

berlangsung sekitar 7 dasawarsa). Berbagai kebijakan internasional yang diambil para

pimpinan partai komunis, disadari atau tidak, adalah merupakan penerapan ide spashenie

mira. Latar belakang ideologi agama yang selama ini mendasari kebijakan Rusia telah

dihapus, peran tersebut dalam hal tertentu digantikan oleh ideologi komunisme.

Gerakan marxis muncul dalam tradisi pemikiran Rusia yang sudah berkembang pada

abad-abad sebelumnya. Gerakan ini menjadi salah satu permasalahan dalam diskusi

kelompok-kelompok intelegensia6 yang makin lama bergulir menjadi aksi-aksi konkret untuk

menggulingkan kekuasaan tsar. Isu anti-tsar, anti-feodalisme dan perbudakan menjadi tema

utama pemikiran akhir abad XIX. Sistem tsarisme yang sudah rapuh pada saat itu tidak

mampu menahan terpaan arus bawah yang menginginkan perubahan sistem. Berbagai aksi

demonstrasi dan pemberontakan berubah menjadi semangat revolusi untuk menghantam

sistem lama.

Berbagai pergantian rezim yang berlangsung dengan cepat merupakan bagian dari

“pencarian bentuk baru” sistem yang tepat untuk bangsa Rusia yang telah kehilangan pijakan

yang mendasari pola hidup bangsa ini selama berabad-abad. Naiknya bolshevisme7 pada

5 Uni Soviet terdiri dari 15 negara yang bergabung menjadi satu. Negara-negara
tersebut antara lain Rusia, Ukraina, Belorusia, Azerbaijan, Georgia, Armenia, Moldovia,
Lithuania, Latvia, Estonia, Turkmenistan, Uzbeskistan, Kazakstan, Kirgistan, dan Tajikistan.
Theodore Shabad, Geography of the USSR: A Regional Survey. New York: Columbia
University Press, 1951, hlm. xv.
6 Kaum intelegensia terdiri dari elit politik, kelompok eksklusif, dokter, petugas medis,
akuntan, pengarang, orang-orang statistik, wartawan statistik, pemimpin pabrik, manajer toko
sepatu, bengkel dan restoran. Pengelompokan kaum intelegensia ini didasarkan pada
tingkatan pendidikan yang pernah ditempuh. Raymon A. Bauer, dkk, How The Soviet System
Work: Cultural, Psychological and Social Themes. USA: Hardvard University Press, 1956,
hlm. 174.
7 Beberapa prinsip dari bolshevisme adalah percaya pada revolusi bersenjata dari
proletariat, bermusuhan dengan agama, nasionalisasi alat-alat produksi, percaya pada revolusi
9
awalnya dianggap sebagai jawaban yang paling tepat bagi kebutuhan tersebut. Namun impian

utopis dari gerakan marxis ini telah memberikan wajah yang sama sekali berbeda. Beberapa

saat selepas revolusi Oktober 1917, Rusia diguncang perang saudara yang berakibat

menguatnya kekuatan otoriter. Setelah perang saudara selesai, atas dukungan Tentara Merah,

terbentuklah 6 republik (soviet) yang berdaulat secara formal di wilayah bekas Imperium

Rusia yakni: Rusia, Ukraina, Belorusia, Azerbaijan, Armenia, dan Georgia.

Lenin mendukung terbentuknya Uni Republik Sosialis Soviet (Uni Soviet) berdasarkan

bentuk federasi, persamaan dan sukarela. Hal ini didukung dalam Plenum Oktober Komite

Sentral partai tahun 1922 sedangkan Stalin lebih melihat ide pembentukan Uni Soviet pada

otonomisasi, dimana republik-republik baru itu masuk ke dalam struktur RSFSR. Namun

kemudian usul Lenin lebih bisa diterima.

Sejak meninggalnya Lenin (1924) pucuk pimpinan negara yang identik dengan

kepemimpinan Partai Komunis terpecah sedikitnya dalam dua faksi: kubu Stalin dan kubu

Trotsky8. Perebutan pengaruh untuk mengisi puncak kekuasaan terjadi saat itu. Stalin

menggantikan Lenin dan menguasai kepemimpinan Partai Komunis Uni Soviet sekaligus

pimpinan negara. Ia memperkuat struktur birokrasi dan melancarkan kebijakan represif untuk

menghancurkan lawan-lawan politiknya.

Antara tahun 1919-1921 karir politik Stalin semakin menanjak. Stalin terpilih sebagai

salah satu anggota Politburo, Dewan Komite Pusat dan pembuat keputusan garis depan dalam

tubuh Uni Soviet. Posisi selanjutnya sebagai Kepala Inspektorat Pekerja dan Petani

memberinya kekuasaan untuk menyelidiki setiap pejabat di negeri tersebut. Hingga dia juga
dunia. Golongan Bolshevik mendapat kekuasaan oleh revolusi Oktober 1917 di Rusia.
8 Leon Davidovich Trotsky (Trotsky, begitu ia biasa dipanggil) adalah salah satu dari
beberapa tokoh komunis Uni Soviet yang sangat berpengaruh. Sekurang-kurangnya ada dua
hal yang membuat Trotsky begitu terkenal. Pertama, teorinya tentang Revolusi Permanen.
Kedua, Trotsky terkenal karena pertentangan personalnya dengan Stalin. Trotsky adalah satu-
satunya orang komunis yang berani menentang rezim kediktatoran Stalin dengan
kemerosotan birokrasinya. Rahmat Rikardus, “L.D. Trotsky: Tentang Revolusi Sosialis
Dunia” dalam Driyarkara Tahun XXIV No. 4. Jakarta: Seksi Publikasi Senat Mahasiswa SFT
Driyarkara, 2000, hlm. 28.
terpilih sebagai pimpinan biro partai komunis yang bertanggung jawab untuk menunjuk dan

mengeluarkan anggota partai.

Stalin mendapatkan kekuasaan penuh atas pemerintahan partai tatkala dia

didudukkan dalam sebuah posisi baru yakni Sekjen Komite Pusat, sebuah posisi yang

memberinya keleluasaan untuk mengendalikan jabatan-jabatan dalam partai dan memberinya

peluang untuk mengembangkan dasar kekuasaannya. Dia selanjutnya akan memperkuat

pengaruhnya dengan memata-matai kolega-koleganya, sebuah taktik yang akan menjadi

tanda kediktatorannya.

Stalin hadir memberikan wajah menakutkan bagi sosialisme setelah Lenin meninggal.

Atas nama komunisme, nyawa jutaan rakyat menjadi korban berbagai tindak kejahatan dan

ketidakadilan akibat kebijakan politik yang dilakukannya baik di dalam negeri (Uni Soviet)

maupun di negara lain. Banyak manusia yang mati di tangannya baik mati karena perang,

dikirim bekerja di kamp kerja dan orang-orang yang dibunuh karena tidak sehaluan dengan

pemikirannya meskipun pernah menjadi teman seperjuangan. Bahkan anaknya sendiri,

Yakov, dia bunuh karena dicurigai menjadi mata-mata Jerman.

Hubungan Stalin dengan negara-negara di luar Uni Soviet kurang begitu baik. Terbukti

meskipun sudah menandatangani Pakta Non-Agresi dengan Jerman, kedua negara tersebut

juga tetap berperang akibat invasi dari Jerman ke Kota Moskow. Namun, serangan Jerman ke

Moskow (Uni Soviet) ini berhasil ditumpas oleh Stalin dan hal ini berakhir pula dengan

kekalahan Jerman dalam Perang Dunia II.

Setelah kekalahan Jerman, pada tanggal 4-11 Februari 1945, Stalin, Churchill dan

Roosevelt mengadakan konferensi di Yalta, di Crimea dan menghasilkan kesepakatan Yalta

yang menghalalkan sekutu untuk menghancurkan militerisme dan nazisme Jerman. Salah satu

isi dari kesepakatan Yalta ini adalah rencana pembentukan Dewan Menteri-menteri Luar

Negeri dari Amerika Serikat, Inggris Raya, Uni Soviet, dan Perancis untuk mempersiapkan

11
konsep-konsep penyelesaian perdamaian.9

Diantara para Dewan Menteri-menteri Luar Negeri tersebut terdapat perpecahan tentang

bagaimana pembentukan Jerman selanjutnya, hingga kemudian Jerman dibagi menjadi dua,

Jerman Timur di bawah Uni Soviet dan Jerman Barat di bawah Amerika Serikat. Dengan

pembagian Jerman menjadi dua, terdiri dari komunis dan demokrasi-liberal, maka dengan itu

pula dimulailah perang dingin yang merupakan perang antara dua ideologi yang berbeda.

Meskipun kedua negara adikuasa itu tak pernah bertempur secara langsung, namun konflik di

antara keduanya secara tak langsung telah menyebabkan berbagai perang lokal seperti salah

satunya adalah Perang Korea10.

Pada tanggal 4 April 1949, Amerika Serikat berhasil membujuk negara-negara Eropa

Barat untuk menandatangani pendirian suatu pakta pertahanan yang dikenal dengan nama

North Atlantic Treaty Organization (NATO) atau Organisasi Pertahanan Atlantik Utara.

Anggotanya terdiri atas Inggris, Islandia, Norwegia, Denmark, Belgia, Belanda, Luxemburg,

Prancis, Portugal dan Kanada serta Amerika Serikat. Segera setelah itu pada 1955, Uni Soviet

juga mengikat negara-negara satelitnya di Eropa Timur yang berhaluan komunis dalam Pakta

Warsawa. Anggotanya terdiri atas Uni Soviet, Albania, Bulgaria, Cekoslovakia, Jerman

Timur, Hongaria, Polandia dan Rumania. Dengan adanya pakta pertahanan, kedua pemimpin

blok militer berlomba-lomba saling mengembangkan senjata, memata-matai dan

9 Julius W. Pratt, A History of Uni Soviet Foreign Policy. New Jersey: Prentice-Hall
Inc, 1965, hlm. 428.
10 Pada tahun 1945 Korea terbagi menjadi dua, Korea Utara yang diduduki oleh Uni
Soviet dan Korea Selatan yang diduduki oleh Amerika Serikat. Sejak 1948 kedua negara
menyatakan diri sebagai pemerintah resmi Korea. Ketika tentara pendudukan ditarik pada
1949, bentrokan di sekitar perbatasan semakin berkembang menyebabkan meletusnya perang
pada bulan Juni 1950. Pasukan PBB dikirim untuk membantu Korea Selatan, sementara
ribuan serdadu Cina bertempur membantu Korea Utara. Akan tetapi, setelah ditandatangani
perjanjian gencatan senjata oleh kedua negara itu, maka pada bulan Juli 1953 berakhirlah
Perang Korea. Simon Adams, Sejarah Dunia; Dari Mesir Kuno Hingga Tsunami Asia-
Panduan Utama Tentang Sejarah Dunia, terj. Damaring Tyas Wulandari & Hilda Kitti.
London: Dorling Kindersley Limited, 2007, hlm. 347. Nur Aini Setiawati, “Korea Utara dan
Selatan: Ideologi dan Pembangunan dari Sudut Pandang Sejarah” dalam Lokakarya ke-5
tentang Korea. Yogyakarta: Pusat Studi Korea UGM, 2009, hlm. 22.
mempertahankan pengaruhnya bersama sekutunya masing-masing yang sengaja ditujukan

untuk menghadapi ancaman blok lawan.11

Setelah Stalin meninggal pada tanggal 5 Maret 1953, kemudian menjadikan Nikita
Khruschev sebagai sekjen partai komunis pada tahun 1953 dan mejadi perdana menteri 1958.
Khruschev memulai sistem baru untuk mengatur perpolitikan di Uni Soviet.
Melakukan Reformasi Pemerintahan
Krushchev kemudian membuat sebuah perubahan radikal dalam sistem partai
dan merubah kebijakan yang sudah ada sebelumnya. Krushchev mulai melakukan
pendekatan terhadap Yugoslavia dan melakukan perjanjian damai dengan Austria.
Selain itu Krushchev juga melakukan persetujuan dalam perbaikan kultural dan
mengucapkan prinsip koeksistensi damai dengan pihak barat. Tujuannya tidak lain
untuk mengalihkan ekonomi Negara untuk kepentingan pertahanan. Pada masa ini
juga Krushchev memberikan kebebasan dalam ruang gerak seniman, sehingga pada
masa ini lahir beberapa karya sastra tingkat dunia. (contoh Dokter Zhivago karya
Boris Pasternak yang memenangkan nobel sastra).
Pada tanggal 21 Juni 1960 Khruschev membuat pernyataan yang pada intinya
merupakan penolakan terhadap doktrin kaum Leninis. Doktrin yang menyatakan
bahwa suatu perang senjata umum tidak akan mungkin dihindarkan sebelum
komunisme pada akhirnya dapat mengalahkan kekuatan-kekuatan imprealisme dan
kapitalisme diseluruh dunia, ditentang oleh apa yang dikenal dengan Koeksistensi
Damai Khrushchev.
Pembentukan Pakta Warsawa dan Konflik Perang Dingin
Setelah Perang Dunia II berakhir, Amerika Serikat merasa khawatir terhadap
perkembangan yang terjadi pada wilayah kekuasaan komunis yang semakin meluas.
Untuk itu Amerika dan sekutunya pada bulan April 1949 membuat sebuah pakta
pertahanan bersama yang diberi nama NATO.
Pembentukan NATO tersebut tidak terlalu berhasil untuk meredam
perkembangan komunisme di dunia. Akan tetapi Uni Soviet yang ingin membuat
perimbangan kekuatan dan menjaga stabilitas seta kekuatan komunisme, ingin
membuat suatu pakta pertahanan tandingan.
Pada tanggal 14 Mei 1955 ditandatangani sebuah pakta di Warsawa, Polandia
11 NN, Penyebab dan Proses Awal Terjadinya Perang Dingin. Tersedia pada
http://terbentuknyaaliansi-aliansididunia.blogspot.com/2009/02/1penyebab-dan-proses-awal-
terjadinya.html, 2009. Diakses pada tanggal 28 Juli 2009.
13
dengan anggota Uni Soviet, Albania, Bulgaria, Rumania, Jerman Timur, Hungaria,
Polandia, dan Cekoslowakia. Pakta ini kemudian dikenal dengan sebutan Pakta
Warsawa. Pakta ini merupakan sebuah aliansi militer Negara-negara blok Timur di
Eropa Timur, yang bertujuan mengorganisasikan diri terhadap kemungkinan ancaman
aliansi NATO.
Sesuai dengan tujuan Pakta ini, maka Pakta Warsawa kemudian menghimpun
kekuatan angkatan bersenjata. Akibatnya Negara-negara di dunia terjepit antara dua
blok militer terbesar dengan berbagai perbedaan kepentingan yang mereka usung.
Pembentukan Pakta Warsawa ini juga menjadi tanda dimulainya era Perang Dingin di
dunia.
Selama Perang Dingin inilah Uni Soviet dibawah Khruschev banyak
melakukan kebijakan politik yang bertentangan dengan Amerika Serikat. Misalnya
ketika terjadi Krisis Terusan Suez tahun 1956, Khruschev menyatakan dukungannya
terhadap Mesir yang ketika itu menasionalisasikan Terusan Suez. Terusan Suez ketika
itu dikelola oleh Perancis dan Inggris yang kemudian melakukan invasi ke Mesir.
Kemudian pada tahun 1961 Khruschev menyetujui pembangunan tembok
Berlin yang memisahkan Jerman Barat dan Jerman Timur. Hal ini dilakukan untuk
mencegah pelarian besar-besaran penduduk di Jerman Timur yang menuju Jerman
Barat. Khruschev juga menempatkan rudal-rudal nuklir di Kuba pada tahun 1962
yang dikenal dunia sebagai Krisis Nuklir Kuba. Ketika itu ketegangan Uni Soviet dan
Amerika sangat tinggi, hingga dunia percaya perang nuklir nyaris terjadi.
Berbagai Reformasi yang dilakukan oleh Khrushchev ini ternyata berhasil. Pada masa
pemerintahannya, senjata nuklir makin diterima sebagai suatu kebutuhan strategis. Selain itu,
Uni Soviet juga berhasil mengembangkan persenjataan strategis jarak jauh yang dapat
mencapai daratan Amerika Serikat. Pada masa Khruschev inilah teknologi dan militer Uni
Soviet berhasil muncul sebagai kekuatan yang bisa menandingi Amerika Serikat.
Disisi lain, kebijakan liberalisasi Krushchev dan kritikannya terhadap kesalahan dan
kegagalan era Stalin pada kongres partai bulan Februari 1956 semakin memicu reaksi dari
Negara-negara satelit. Pada Kongres ini, Khrushchev mengungkap kejahatan-kejahatan Stalin
pada Partai Komunis dan rakyat Uni Soviet yang mengakibatkan gejolak di Negara-negara
satelit Uni Soviet.
Berbagai reformasi yang administratif tersebut memicu pertentangan di kalangan
pemimpin senior partai dan pegawai pemerintahan. Situasi politik pada masa ini sangat
menyulitkan posisi Khrushchev, terutama disebabkan adanya perpecahan diantara Seno-
Soviet. Setelah kegagalan panen di wilayah Kazakhstan dan Krisis Nuklir di Kuba, banyak
kalangan yang menginginkan Khrushchev mundur. Hingga akhirnya pada bulan Oktober
1964, dalam pertemuan Komite Pusat Partai Komunis, Khrushchev diberhentikan sebagai
pemimpin partai.
Setelah Nikita Khurchev mundur bulan Oktober 1964 pucuk pimpinan Komite Sentral
Partai Komunis Uni Soviet dipegang oleh Leonid Ilich Brezhnev yang memimpin Uni Soviet
selama 18 tahun (1964-1982). Ciri dari pemerintahan Brezhnev yang selama hampir dua
dasawarsa adalah konservatisme. Masa pemerintahan Brezhnev ditandai dengan semakin
meningkatnya ketegangan hubungan antara kedua negara adikuasa. Hal ini disebabkan
perkembangan Perang Dingin pada era Brezhnev lebih diwarnai dengan semakin
meningkatnya teknologi dan berbagai perundingan mengenai pembatasan militer, serta
keterlibatan Uni Soviet dalam konflik negara-negara di dunia. Pada masa pemerintahannya
Breznev melakukan berbagai kebijakan dalam berbagai bidang:
Kebijakan dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi militer.
Pada masa Brezhnev perkembangan ilmu pengetahuan mengalami kemajuan pesat,
terutama yang berkaitan dengan teknologi perang. Kemajuan yang dicapai bahkan
mampu menandingi Amerika Serikat pada dekade 1970-an. Uni Soviet lebih dulu
menunjukkan kemampuannya dalam membangun kekuatan misil bilistik antar benua.
Sistem persenjataan ini ditujukan untuk menghadapi ancaman yang datang dari wilayah-
wilayah sekitar Uni Soviet dimana terdapat persenjataan nuklir Amerika Serikat.
Pengembangan teknologi militer Uni Soviet dilanjutkan dengan ekspansi dan
modernisasi kekuatan armada militer. Pada tanggal 20 Agustus 1968, tentara Pakta
Warsawa yang dipimpin Uni Soviet memasuki Praha, Ibu Kota Chekoslowakia. Selain
faktor internal, invansi ini juga dilakukan untuk pamer kekuatan Pakta Warsawa terhadap
NATO. Setelah itu Uni Soviet semakin meningkatkan jumlah senjata strategisnya, baik
rudal-rudal balistik antar benua maupun pesawat pembom.12

Kebijakan politik dan luar negeri


Naiknya Brezhnev berarti menguatnya kembali kubu konservatif partai, yang sama
artinya dengan membawa kembali Uni Soviet ke masa Stalin. Kebijakan luar negeri
Brezhnev juga mencerminkan konservatisme dan penguatan kembali hegemoni Uni

12 NN. Pasukan Pakta Warsawa Memasuki Praha. Tersedia di


http://indonesian.irib.ir/kal_sejarah/masehi/agustus/20agustus.html. Diakses tanggal 2 Mei
2011
15
Soviet terhadap negara-negara yang tergabung dalam kubu sosialis. Pemerintatahn
Brezhnev menetapkan 3 tugas utama luar negerinya yaitu menghalangi bahaya
melemahnya negera komunis dari sudut pandang politik, militer dan ekonomi,
memperluas dukungan terhadap pergerakan progresive dan rezin di seluruh dunia dan
menormalisasi hubungan antara Timur dan Barat.

Dalam bidang ekonomi


Berdasarkan sidang pleno Komite Sentral PKUS pada tahun 1965 titik berat
perhatian pemerintah ditujukan pada ekonomi pedesaan dan perindustrian untuk memacu
pertumbuhan ekonomi. Reformasi pertumbuhan perekonomian pedesaan ini tidak
mendatangkan hasil sebagaimana yang diharapkan, bukannya kemajuan ekonomi
pedesaan namun justru urbanisasi yang terjadi akibat melemahnya ekonomi pedesaan.
Perekonomian pada masa Brezhnev mengalami stagnasi ekonomi. Hal ini disebabkan
oleh beberapa hal yaitu besarnya anggaran militer yang melebihi anggaran negara,
ekspansi dan invasi yang dilakukan Uni Soviet menyedot anggaran pendapatan nasional
yang cukup besar, serta bantuan ekonomi Uni Soviet terus mengalir ke dunia ketiga
maupun negara-negara sosialis.
BAB IV
UNI SOVIET MASA GORBACHEV

Setelah kemacetan terjadi di Uni Soviet selama bertahun-tahun,


kaum Komunis muda yang “berpikiran baru “ mulai muncul. Setelah
kematian Konstantin Chernenko yang lanjut usia, Mikhail Gorbachev
diangkat oleh Politbiro sebagai Sekretaris Jenderal Uni Soviet pada Maret
1985, yang berarti menandai bangkitnya generasi kepemimpinan yang
baru. Di bawah Gorbachev, yang relatif masih muda, para teknokrat yang
berorientasi pembaruan, yang telah memulai kariernya pada puncak "de-
Stalinisasi" di bawah Nikita Khrushchev (1953-1964), dengan segera
mengonsolidasikan kekuasaan di ling PKUS, memberikan momentum baru
untuk liberalisasi politik dan ekonomi, dan dorongan untuk
mengembangkan hubungan-hubungan yang lebih hangat dan
perdagangan dengan Barat.
Pada saat Gorbachev memperkenalkan proses yang akan
menyebabkan runtuhnya ekonomi komando administrative Soviet melalui
program-programnya: glasnost (keterbukaan politik), perestroika
(restrukturisasi ekonomi), dan uskoreniye (percepatan pembangunan
ekonomi), ekonomi Soviet menderita karena inflasi tersembunyi dan
kekurangan pasokan yang terjadi di mana-mana yang diperparah oleh
semakin meningkatnya pasar gelap yang terbuka yang menggerogoti
ekonomi resmi. Selain itu, biaya status sebagai negara adikuasa –militer,
KGB, subsidi bagi negara-negara klien –sudah sangat berlebih-lebihan,
melampaui ekonomi Soviet. Gelombang baru industrialisasi yang
didasarkan pada teknologi informasi telah membuat Uni Soviet kelabakan
mencari teknologi barat dan kredit untuk mengatasi keterbelakangannya
yang kian menjadi-jadi.
Menurut Gorbachev, perestroika merupakan sebuah revolusi
multidimensional yang dimaksudkan untuk memperbaharui dan
meluruskan sosialisme di Uni Soviet yang dianggap telah mengalami
deviasi dan deformasi.13 Dalam bukunya, Perestroika: New Thinking for

13 Amien Rais, Prospek No.1, Vol.2. Yogyakarta: Pusat Pengkajian Strategi dan
17
Our Country and The World (1988), Gorbachev menolak anggapan negara
Barat bahwa alasan utama dilancarkannya revolusi perestroika adalah
karena kondisi ekonomi Soviet yang parah dan kekecewaan terhadap
sosialisme serta ketidakpercayaan pada cita-cita dan tujuan akhirnya,
tetapi pendorong utamanya adalah kasadaran bahwa potensi sosialisme
selama ini underutilized, potensi sosialisme sudah diboroskan dan
dimubazirkan dan karena itu harus disegarkan kembali.14
Undang-undang Koperasi yang diberlakukan pada Mei 1988
barangkali adalah yang paling radikal di antara semua langkah
pembaruan ekonomi pada masa tahap awal era Gorbachev. Sebab untuk
pertama kalinya sejak Kebijakan Ekonomi Baru Vladimir Lenin, undang-
undang memungkinkan pemilikan pribadi bisnis dalam sektor-sektor jasa,
manufaktur, dan perdagangan luar negeri. Di bawah aturan ini, restoran-
restoran koperasi, toko-toko dan para pengusaha manufaktur menjadi
bagian dari wajah Soviet.
Perestroika menurut Gorbachev adalah revolusi yang mencakup ke
semua bidang, bukan hanya di bidang politik atau ekonomi saja. Salah
satu unsur yang sering disebut dalam perestroika adalah glasnot
(keterbukaan). Glasnot berarti ditiadakannya penyensoran di Uni Soviet
secara besar-besaran, terhadap media massa, penulisan sejarah, film dan
kesenian. Glasnost memberikan kebebasan berbicara yang lebih besar.
Pers menjadi jauh lebih merdeka, dan ribuan tahanan politik dan banyak
pembangkang di bebaskan. Sementara tujuan utama Gorbachev dalam
mengadakan glasnost adalah untuk menekan kaum konservatif yang
menentang kebijakan-kebijakan restrukturisasi ekonominya, ia pun
berharap melalui berbagai keterbukaan, debat dan partisipasi, rakyat
Soviet akan mendukung inisiatif-inisiatif pembaruannya.
Selain perestroika dan glasnot, Gorbachev juga menyerukan
tentang demokratizatsiya atau demokratisasi. Terobosan baru sangat
menimbulkan gebrakan dalam kehidupan politik Soviet yang
mengendorkan sistem politik Soviet yang sebelumnya bersifat monolitik.

Kebijakan Yayasan Mulia Bangsa, 1990, hlm. 57


14Ibid., hlm. 58
Demokratisasi ini terlihat ketika Maret-Mei 1989, untuk pertama kalinya
sejak 1917 rakyat Soviet boleh memlilih wakilnya yang akan duduk di
parlemen secara bebas. Hal ini berarti pemilihan bersifat multi kandidat,
dimana organisasi di luar PKUS diperbolehkan mengajukan calon.
Hasilnya, para tokoh dari partai terkemuka kalah, dan sebaliknya tokoh
intelektual dan radikal banyak memenangkan pemilu bebas ini.
Upaya-upaya Gorbachev untuk merampingkan sistem komunis
menawarkan harapan, namun akhirnya terbukti tidak dapat dikendalikan
dan mengakibatkan serangkaian peristiwa yang akhirnya ditutup dengan
pembubaran imperium Soviet. Kebijakan-kebijakan yang mulanya
dimaksudkan sebagai alat untuk merangsang ekonomi Soviet, perestroika
dan glasnost segera menimbulkan akibat-akibat yang tidak diharapkan.
Pengenduran sensor di bawah glasnost mengakibatkan Partai Komunis
kehilangan genggamannya yang mutlak terhadap media. Dalam pemilu-
pemilu untuk dewan-dewan regional di republik-republik Uni Soviet, kaum
nasionalis maupun para tokoh pembaruan yang radikal menyapu kursi di
dewan. Bangkitnya nasionalisme di bawah glasnost segera
membangkitkan kembali ketegangan-ketegangan etnis yang bergolak di
berbagai republik Soviet, sehingga semakin mendiskreditkan cita-cita
tentang persatuan rakyat Soviet. Ketidak puasan rakyat terhadap kondisi
ekonomi semakin memuncak. Terobosan yang dilakukan Gorbachev sama
sekali tidak menyinggung unsur fundamental dari sistem Stakinis,
termasuk pengendalian harga, mata uang rubel yang tidak dapat
dipertukarkan, tidak diakuinya pemilikan pribadi, dan monopoli
pemerintah atas sebagian terbesar sarana produksi. Pengeluaran
pemerintah meningkat dengan tajam karena semakin meningkatnya
usaha-usaha yang tidak menguntungkan yang membutuhkan dukungan
negara sementara subsidi harga konsumen juga berlanjut. Akhirnya pada
1990 pemerintah Soviet praktis telah kehilangan seluruh kendali terhadap
kondisi-kondisi ekonomi.
Faktor penyebab runtuhnya Uni Soviet yaitu:
Faktor Dalam Negeri
Perekonomian yang colaps sehingga tidak mampu menopang

19
sendi perekonomian
Menurunnya tingkat kesejahteraan
Kegagalan glasnot dan perestroika yang diambil dalam rangka
meningkatkan perekonomian justru melahirkan banyak
separatisme.
Faktor Luar Negeri
Pengeluaran Uni Soviet untuk membiayai kekuatan hegemoni
semakin besar, sedangkan Uni Soviet kekurangan dana untuk
membiayai program luar negeri.
Keberhasilan ideologi liberalisme yang semakin berkembang
pesat.
Dalam perkembangannya, kebijakan Gorbachev akhirnya justru
menjadi boomerang bagi dirinya sendiri. Hal ini ditandai dengan
kebangkitan dan kerusuhan nasionalisme di kalangan kelompok etnis di
beberapa tempat di Uni Soviet. Salah satu permasalahan yang ada pada
masa pemerintahan Gorbachev adalah permasalahan wilayah Baltik, yang
kembali terbuka sejak bergabungnya Estonia kedalam wilayah Uni Soviet
November 1987. Pada 16 November 1988, parlemen Estonia
mengeluarkan ‘deklarasi kedaulatan’ yang memproklamirkan Estonia
menjadi republik yang berdaulat. Dalam perkembangannya, Lithuania
terus menuntut hak berbahasa dan berbudaya sendiri. Tuntutan yang
terus dilakukan sejak 1987-1990 membuahkan hasil. Lithuania mendapat
otonomi politik dan ekonomi dan terbentuk multipartai di politik Lithuania.
Suhu separatis yang terus meningkat memaksa Gorbachev memberikan
kebebasan terhadap Lithuania untuk melepaskan diri dari Uni Soviet, yang
kemudian diikuti oleh Latvia, Moldovia, Georgia, Ukraina dan beberapa
negara republik lainnya15.
Runtuhnya Uni Soviet terjadi setelah satu persatu republik di Uni
Soviet melepaskan diri dari USSR. Faktor utama penyebab runtuhnya Uni
Soviet yaitu kondisi ekonomi Uni Soviet yang mengalami stagnasi total.
Pemerintahan Uni Soviet runtuh denngan dibubarkannya Pakta Warsawa

15 Tjipta Lesmana, Runtuhnya Kekuasaan Komunis, Jakarta: Rika Press, 1992, hlm.
29.
secara resmi dalam pertemuan di Praha tanggal 1 Juli 1991 dan
pengunduran Gorbachev tanggal 25 Desember 1991 dan pembentukan
CIS atau Negara-negara Persemakmuran oleh Boris Yeltsin.

21
BAB V
KESIMPULAN

Uni Soviet mengalami masa terburuk pada masa pemerintahan


Gorbachev, dimana berbagai kebijakan yang dilakukan justru menjadi
boomerang bagi pemerintahan. Faktor penyebab keruntuhan Uni Soviet
yaitu:
Faktor Dalam Negeri
Perekonomian yang colaps sehingga tidak mampu menopang
sendi perekonomian
Menurunnya tingkat kesejahteraan
Kegagalan glasnot dan perestroika yang diambil dalam rangka
meningkatkan perekonomian justru melahirkan banyak
separatisme.
Faktor Luar Negeri
Pengeluaran Uni Soviet untuk membiayai kekuatan hegemoni
semakin besar, sedangkan Uni Soviet kekurangan dana untuk
membiayai program luar negeri.
Keberhasilan ideologi liberalisme yang semakin berkembang
pesat
Runtuhnya Uni Soviet terjadi setelah satu persatu republik di Uni
Soviet melepaskan diri dari USSR. Faktor utama penyebab runtuhnya Uni
Soviet yaitu kondisi ekonomi Uni Soviet yang mengalami stagnasi total.
Pemerintahan Uni Soviet runtuh denngan dibubarkannya Pakta Warsawa
secara resmi dalam pertemuan di Praha tanggal 1 Juli 1991 dan
pengunduran Gorbachev tanggal 25 Desember 1991 dan pembentukan
CIS atau Negara-negara Persemakmuran oleh Boris Yeltsin.
DAFTAR PUSTAKA

Julius W. Pratt. 1965. A History of Uni Soviet Foreign Policy. New Jersey: Prentice-Hall Inc.

Kohn, Hans. 1966. Dasar Sejarah Rusia Modern. Jakarta: Brhatara.

Luhulima, C.P.F. 1992. Eropa Sebagai Kekuatan Dunia. Jakarta: Gramedia


Pustaka Utama

Mikhailov, Nikolai. 1956. 15 Republik. Jakarta: Kedutaan Besar URSS.

Rahmat Rikardus. 2000. “L.D. Trotsky: Tentang Revolusi Sosialis Dunia” dalam Driyarkara
Tahun XXIV No. 4. Jakarta: Seksi Publikasi Senat Mahasiswa SFT Driyarkara.

Amien Rais. 1990. “Perestroika: Konsep dan Realitas“ Prospek No.1,


Vol.2. Yogyakarta: Pusat Pengkajian Strategi dan Kebijakan Yayasan
Mulia Bangsa.

A. Bauer, Raymon, dkk. 1956. How The Soviet System Work: Cultural, Psychological and
Social Themes. USA: Hardvard University Press.

Sigit. Gorbachev: Pembaruan di Uni Soviet. Tersedia pada


http://londo43ver.blogspot.com/2010/03/gorbachev-pembaruan-di-
uni-soviet.html. Diakses pada 16 Mei 2011

Shabad, Theodore. 1951. Geography of the USSR: A Regional Survey. New York: Columbia
University Press.

Tjipta Lesmana. 1992. Runtuhnya Kekuasaan Komuni., Jakarta: Rika Press

NN, Penyebab dan Proses Awal Terjadinya Perang Dingin. Tersedia pada
http://terbentuknyaaliansi-aliansididunia.blogspot.com/2009/02/1penyebab-dan-
proses-awal-terjadinya.html, 2009. Diakses pada tanggal 28 Juli 2009.

NN. Pasukan Pakta Warsawa Memasuki Praha. Tersedia di


http://indonesian.irib.ir/kal_sejarah/masehi/agustus/20agustus.html. Diakses tanggal 2
Mei 2011.

23

You might also like