You are on page 1of 11

KEDUDUKAN DAN FUNGSI INTERNAL AUDITOR

PADA PT. NINDYA KARYA (PERSERO) CABANG MEDAN

ELKANDO F.P SIMBOLON


Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara
SUCIPTO
Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara
 
 
       This research aim to know role of internal auditor in dimiciling it as a means of
observation have walked better at PT Nindya Karya ( persero) Cabang Medan
       This method research use descriptive study. Data type the used is primary data
and of sekunder. Technique data collecting the used is observation, interview, and
bibliography technique.
       Result of research indicate that to domicile internal auditor at PT Nindya Karya
( Persero) Cabang Medan residing in below managing director have personated good
observation appliance. This matter also can be seen by internal report of auditor of PT.
Nindya Karya ( Persero) Cabang Medan have functioned as giver of information,
impeller conducted action corectional and also appliance to take decision.
 
Keyword : Internal Auditor, Observation
 
1.        Pendahuluan
 
      Pertumbuhan ekonomi dalam suatu negara umumnya akan mendorong unit-unit
usaha yang terdapat dalam negara tersebut untuk meningkatkan kegiatan usahanya.
Hal ini dapat dilihat dari perkembangan industri baik secara kuantitas maupun secara
kualitas serta penyerapan tenaga kerja yang terpadu yang pada akhirnya akan
bermuara pada peningkatan pendapatan nasional dan kesejahteraan rakyat secara
global. Seiring dengan perkembangan perusahaan, dimana ruang lingkupnya semakin
besar dan kompleks maka semakin besar tantangan bagi setiap pimpinan perusahaan
untuk menjalankan usahanya dengan efisien dan efektif, sehingga dapat bersaing dan
tetap dapat tumbuh secara kompetitif.
      Menyikapi fenomena ini, tentunya manajemen tidak dapat lagi terlibat secara
langsung di dalam setiap aspek kegiatan yang ada dalam perusahaan, karena luasnya
usaha perusahaan. Konsekuensi logis dari keadaan diatas, dirasakan perluuntuk
mengadakan suatu sistem pengawasan efektif dan terpadu yang nantinya dapat
diharapkan dapat membantu manajemen dalam rangka mewujudkan tujuan
perusahaan. Dalam perusahaan, pelaksanaan pengawasan dapat dilakukan secara
langsung oleh anggota perusahaan, dan dapat dilakukan melalui suatu sistem yang
disebut dengan Sistem Pengawasan Intern atau Internal Control System. Sistem
Pengawasan Intern perusahaan bertujuan untuk mengamankan harta benda
perusahaan, menjamin ketelitian maupun kebenaran data akuntansi, meningkatkan
efisiensi kerja beserta tingkat kepatuhan  terhadap pelaksanaan kebijaksanaan
pimpinan perusahaan melalui rencana organisasi, dan metode maupun teknik yang
serasi.
      Pelaksanaan pengawasan dapat dilakukan secara langsung oleh anggota
perusahaan (internal auditor) dan dpat dilakukan melalui suatu sistem yang disebut
dengan sistem pengawasan intern atau internal control system. Sistem pengawasan
intern perusahaan bertujuan untuk menjaga kekayaan organisasi, mengecek ketelitian
dan kebenaran data akuntansi, mendorong efisiensi kerja dan mendorong dipatuhinya
kebijakan manajemen melalui rencana organisasi dan metode maupun teknik yang
serasi. Internal auditor harus dapat memberikan rekomendasi perbaikan kepada
pimpinan perusahaan sehingga tercipta suatu pengawasan intern yang baik yang akan
menunjang tercapaikanya tujuan perusahaan. Audit internal adalah suatu fungsi
penilaian independen yang dibuat dalam organisasi dengan tujuan untuk menguji dan
mengevaluasi berbagai kegiatan yang dilaksanakan perusahaan. Tujuan pelaksanaan
audit internal adalah membantu para karyawan agar mereka dapat melaksanakan
tanggung jawabnya secara efektif. Untuk hal tersebut audit internal akan memberikan
berbagai analisis, penilaian, rekomendasi, petunjukan sehubungan dengan kegiatan
yang diperiksa.  Agar internal auditor dapat melaksanakan fungsinya dengan baik dan
dapat memberikan hasil kerja yang optimal, maka internal auditor ini harus memiliki
kebebasan atau independensi yang memadai terhadap bagian yang diauditnya. Sikap
ini mutlak harus dipertahankan dalam melaksanakan fungsinya sehingga manajemen
melalui informasi yang diberikan kepadanya dapat mengikuti setiap perkembangan yang
terjadi dalam perusahaan, dan juga manajemen dapat mempergunakan informasi
tersebut sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan.
 
2. Telaah Literatur
 
2.1 Pengertian Internal Auditing
                Sawyers mendefinisikan lingkup audit internal modern yang luas dan tak
terbatas (2005 : 10) seperti yang tertera dibawah ini.
Audit internal adalah sebuah penilaian yang sistematis dan objektif yang
dilakukan auditor internal terhadap operasi dan kontrol yang berbeda-beda
dalam organisasi untuk menentukan apakah (1) informasi keuangan dan
operasi telah akurat dan dapat diandalkan;  (2) risiko yang dihadapi
perusahaan telah diidentifikasi dan diminimalisasi; (3) peraturan eksternal
serta kebijakan dan prosedur internal yang bisa diterima telah diikuti; (4)
kriteria operasi yang memuaskan telah dipenuhi; (5) sumber daya telah
digunakan secara efisien dan ekonomis; dan (6) tujuan organisasi telah
dicapai secara efektif – semua dilakukan dengan tujuan untuk dikonsultasikan
dengan manajemen dan membantu anggota organisasi dalam menjalankan
tanggung jawabnya secara efektif.
 
Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa audit internal tidak hanya
mencakup peranan dan tujuan auditor internal, tetapi juga mengakomodasikan 
kesempatan dan tanggung jawab. Definisi tersebut juga memadukan persyaratan-
persyaratan signifikan yang ada di standar dan menangkap lingkup yang luas dari
auditor internal modern yang lebih menekankan pada penambahan nilai dan semua hal
yang berkaitan dengan risiko, tata kelola dan kontrol.
      Sukrisno Agoes (2004 : 221) mendefinisikan internal audit  (pemeriksaan intern)
yang telah tertera dibawah ini.
Internal audit adalah pemeriksaan yang dilakukan oleh bagian internal audit
perusahaan, baik terhadap laporan keuangan dan catatan akuntansi
perusahaan, maupun ketaan terhadap kebijakan manajemen puncak yang
telah ditentukan dan ketaatan terhadap peraturan pemerintah dan ketentuan-
ketentuan dari ikatan profesi yang berlaku. Peraturan pemerintah misalnya
peraturan di bidang perpajakan, pasar modal, lingkungan hidup, perbankan,
perindustrian, investasi dan lain-lain. Ketentuan-ketentuan dari ikatan profesi
misalnya standar akuntansi keuangan.
Internal audit yang modern tidak lagi terbatas fungsinya dalam bidang pemeriksaan
financial  tetapi sudah meluas ke bidang lainnya seperti manajemen audit, audit
lingkungan hidup, sosial audit  dan lain-lain. Bahkan mulai tahun 2000 an kegiatan
internal audit  sudah mencakup konsultasi yang didesain untuk menambah nilai dan
meningkatkan kegiatan operasi suatu organisasi, yang pasti bahwa untuk meningkatkan
efisiensi dan aktifitas dari kegiatan usahanya, suatu perusahaan sangat memerlukan
adanya internal audit departemen yang efektif, terutam di perusahaan menengah dan
besar termasuk BUMN. Apalagi dengan akan diberlakukannya perdagangan bebas
diantara negara-negara diseluruh dunia, yang tidak lagi memperbolehkan adanya
proteksi, maka setiap perusahaan, jika ingin bertahan di dunia bisnis, harus berusaha
meningkatkan daya saingnya secara berkelanjutan. Cara yang dapat ditempuh adalah
dengan meningkatkan efisiensi dan efektifitas dari kegiatan usahanya. Berbeda dengan
pemeriksaan yang dilakukan oleh Kantor Akuntan Publik, yang tujuannya adalah
memberikan pendapat atas kewajaran laporan keuangan yang disusun manajemen,
maka tujuan pemeriksaan yang dilakukan oleh internal auditor  adalah untuk membantu
semua pimpinan perusahaan (manajemen) dalam melaksanakan tanggung jawabnya
dengan memberikan analisa, penilaian, saran dan komentar mengenai kegiatan yang
diperiksanya. Menurut Sukrisno Agoes (2004:222) untuk mencapai tujuan tersebut,
internal auditor harus melakukan kegiatan-kegiatan berikut :
1. menelaah dan menilai kebaikan, memadai tidaknya dan penerapan dari
sistem pengendalian manajemen, pengendalian intern dan pengendalian
operasional lainnya serta mengembangkan pengendalian yang efektif
dengan biaya yang tidak terlalu mahal
2. memastikan ketaatan terhadap kebijakan, rencana dan prosedur-prosedur
yang telah ditetapkan oleh manajemen
3. memastikan seberapa jauh harta perusahaan dipertanggung jawabkan dan
dilindungi dari kemungkinan terjadinya segala bentuk pencurian,
kecurangan  dan penyalahgunaan
4. memastikan bahwa pengelolaan data yang dikembangkan dalam
organisasi dapat dipercaya
5. menilai mutu pekerjaan setiap bagian dalam melaksanakan tugas yang
diberikan oleh manajemen
6. menyarankan perbaikan-perbaikan operasional dalam rangka
meningkatkan efisiensi dan efektifitas.
Ikatan Auditor Internal (Institute of Internal Auditors – IIA), yang mengawasi standar
bagi audit internal secara internasional, mendefinisiskan audit internal sebagai
berikut : Audit Internal adalah aktivitas independen, keyakinan objektif, dan
konsultasi yang dirancang untuk menambah nilai dan meningkatkan operasi
organisasi. Audit internal ini membantu organisasi mencapai tujuannya dengan
melakukan pendekatan sistematis dan disiplin untuk mengevaluasi dan
meningkatkan efektivitas manajemen resiko, pengendalian dan proses tata kelola.
Selanjutnya Mulyadi (2002:1) mengemukakan pengertian auditing sebagai berikut
yg telah tertera di bawah ini.
Auditing adalah suatu proses sistematik untuk memperoleh dan mengevaluasi
bukti secara objektif mengenai pernyataan-pernyataan tentang kegiatan dan
kejadian ekonomi, dengan tujuan untuk menetapkan tingkat kesesuaian antara
pernyataan-pernyataan tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan, serta
penyampaian hasil-hasilnya kepada pemakai yang berkepentingan.
 
2.2 Fungsi dan Tanggung Jawab Internal Auditing
Fungsi Internal Audit menurut Mulyadi (2002 : 211) tertera seperti di bawah ini.
a. Fungsi Internal Audit adalah menyelidiki dan menilai pengendalian intern
dan efisiensi pelaksanaan fungsi berbagai unit organisasi. Dengan
demikian fungsi internal audit merupakan bentuk pengendalian yang
fungsinya adalah untuk mengukur dan menilai efektivitas unsur-unsur
pengendalian intern yang lain
b. Fungsi internal audit merupakan kegiatan penilaian yang bebas, yang
terdapat dalam organisasi, yang dilakukan dengan cara memeriksa
akuntansi, keuangan dan kegiatan lain, untuk memberikan jasa bagi
manajemen dalam melaksanakan tanggung jawab mereka. Dengan cara
menyajikan analisis, penilaian, rekomendasi dan komentar-komentar
penting terhadap kegiatan manajemen, internal auditor menyediakan jasa
tersebut. Internal auditor  berhubungan dengan semua tahap kegiatan
perusahaan, sehingga tidak hanya terbatas pada  audit atas catatan
akuntansi.
      Tanggung jawab seorang internal auditor dalam perusahaan tergantung pada status
dan kedudukannya di dalam struktur organisasi. Wewenang yang berhubungan dengan
tanggung jawab tersebut harus memberikan akses penuh kepada internal auditor
tersebut untuk berurusan dengan kekayaan dan karyawan perusahaan yang relevan
dengan pokok masalah yang dihadapi. Tanggung jawab Auditor internal menurut Hiro
Tugiman (1997:53) antara lain:
a. merencanakan dan melaksanakan tugas pemeriksaan, yang harus
disetujui dan ditinjau atau direview oleh pengawas,
b. pemeriksa internal haruslah mengumpulkan, menganalisis,
menginterpretasi, dan membuktikan kebenaran informasi untuk
mendukung hasil pemeriksaan,
c. auditor internal harus melaporkan hasil pemeriksaan yang dilakukannya,
d. auditor internal harus terus menerus meninjau dan melakukan tindak lanjut
(follow up) untuk memastikan bahwa terhadap temuan pemeriksaan yng
dilaporkan telah dilakukan tindakan yang tepat.
 
2.3 Kedudukan Internal Auditor
Bekerja secara efektif dengan manajemen, maka internal auditor sangat
ditentukan  oleh kebebasan dalam melakukan pemeriksaan. Kebebasan yang dimaksud
dalam hal ini adalah dalam arti dapat memasuki ke setiap jenjang manajemen yang
diperiksa. Untuk itu sebagai bagian dari manajemen, maka internal auditor harus
melaporkan aktivitasnya kepada pejabat yang lebih tinggi.  Kedudukan internal auditor
dalam struktur organisasi sangat mempengaruhi keberhasilannya menjalankan tugas,
sehingga dengan kedudukan tersebut memungkinkan internal auditor dapat
melaksanakan fungsinya dengan baik serta dapat bekerja dengan luwes dalam arti
independen dan objektif.          
                Struktur organisasi penetapan bagian internal auditor secara jelas disertai
dengan job description yang jelas akan membawa dampak yang positif dalam proses
komunikasi antara internal auditor dengan pihak pemilik perusahaan atau manajer.
Namun sebaliknya penempatan yang tidak jelas akan menghambat jalannya arus
pelaporan dari internal auditor karena itu perlu ditentukan secara tegas kedudukan
internal auditor ini. Menurut Agoes Sukrisno (2004 : 243) ada empat alternatif
kedudukan internal auditor dalam struktur organisasi yaitu :
1. bagian internal audit berada dibawah direktur keuangan (sejajar dengan
bagian akuntansi keuangan),
2. bagian internal audit merupakan staf direktur utama,
3. bagian internal audit merupakan staf dari dewan komisaris,
4. bagian internal audit dipimpin oleh seorang internal audit direktur.
 
2.4 Kerangka Konseptual
 
Auditor
Internal
Kedudukan
auditor
Independensi
Hasil Audit Intern

Berdasarkan dari  uraian teori , maka yang menjadi hipotesis penulisan ini adalah
auditor internal yang memiliki fungsi dan tanggung jawabnya pada kedudukannya
sangat mempengaruhi tingkat independensi dalam melakukan pemeriksaan yang telah
tertuang pada hasil audit intern.
 
 
3. Metode Penelitian
 
Di dalam penelitian ini, ada beberapa cara yang digunakan :
1. Teknik observasi, yaitu dengan mengadakan pengamatan langsung
pada bukti-bukti dan  dokumen-dokumen yang terkait dengan pengawasan intern
yang ada di perusahaan.
2. Teknik wawancara, yaitu dengan melakukan tanya jawab langsung
dengan pihak-pihak yang kompeten dalam perusahaan.
3. Teknik kepustakaan, yaitu penelitian yang dilakukan dengan
mengumpulkan data-data dengan membaca dan mempelajari dari buku-buku
dan teori yang berkaitan dengan judul.
Metode analisis yang digunakan untuk menganalisis data adalah metode deskriptif
yaitu dengan cara menguraikan sifat-sifat dan keadaan yang sebenarnya dari objek
penelitian dan dibandingkan dengan literatur serta dianalisa kemudian diuraikan secara
rinci untuk mencari penyelesaiaannya.
 
4. Hasil Analisis 
4.1     Fungsi Internal Auditor
                Fungsi internal auditor pada PT Nindya Karya (Persero) cabang Medan
memegang peranan penting dalam kegiatan perusahaan karena merupakan sumber
bahan masukan yang independen bagi manajemen untuk mengevaluasi berbagai
kegiatan perusahaan. Untuk dapat menjamin pelaksanaan fungsi pemeriksaan yang
baik maka internal auditor harus berpedoman pada ketentuan pemeriksaan operasional
yang ditetapkan, sehingga hasil pemeriksaannya bermutu dalam arti memenuhi ukuran/
norma pemriksaan yang dimuat dalam laporan yang diterbitkan. Organisasi apapun
termasuk organisasi SPI, dibentuk untuk mengejar sasarsan bersama-sama secara
lebih efektif dan efisien, perilaku anggota perusahaan terarah pada tujuan, dengan
demikian organisasi SPI agar tujuan perusahaan tercapai secara efisien dan efektif.
Tujuan perusahaan pada PT Nindya Karya (Persero) cabang Medan, dinyatakan pada
visi dan misi. Organisasi SPI dibentuk untuk mendukung dan memperlancar visi dan
misi tersebut.
Pemeriksaan intern bertujuan untuk merekomendasikan perbaikan yang perlu
dengan maksud untuk:
a.        landasan ketaatan terhadap kebijaksaan manajemen dan menilai apakah
kebijaksaan manajemen cukup memadai,
b.        meningkatkan efisiensi dan efektivitas perseroan,
c.        meningkatakan efektivitas organisasi untuk mencapai tujuan,
d.        meningkatkan efektivitas pencapaian tujuan yang telah ditetapkan,
e.        menilai kegiatan (prestasi, kinerja),
f.         mengidentifikasikan berbagai kelemahan sistem pengendalian agar tidak terulang
dimasa yang akan datang.
Dilain pihak tugas pemeriksa intern mencakup:
1)       pemeriksaan atas keuangan dan ketaatan pada Peraturan Perundang-Undangan,
2)       penilaian tentang efisien dan efektivitas dalam penggunaan sarana yang tersedia,
3)       penilaian tentang hasil guna atau manfaat yang direncanakan dari suatu kegiatan
atau program.
 

 
4.2     Kedudukan internal auditor
      Secara teoritis telah dikemukakan bahwa keberhasilan internal auditor dalam
perusahaan sangat dipengaruhi oleh kedudukannya dalam perusahaan. Bagian internal
auditor sebaiknya ditempatkan sedemikian rupa sehingga memungkinkan bagian ini
untuk melaksanakan wewenang dan tanggung jawabnya  dengan baik, serta dapat
menjamin kebebasan dalam melakukan aktivitasnya.  Semakin tinggi kedudukan pejabat
yang membawahi bagian internal auditor, semakin luas lingkup pemeriksaan yang akan
dilakukan, seterusnya semakin luas lingkup pemerikasaan yang dilakukan internal
auditor, semakin memungkinkan bagian internal audit untuk bersifat independen.
Independensi internal auditor membuat seluruh bagian dalam perusahaan memandang
SPI sebagai mitra kerja, bukan sebagai mata-mata yang selalu mencari kesalahan
orang lain. Pandangan ini merupakan company policy  yang dikeluarkan oleh direktur
utama.
      Departemen SPI pada PT Nindya Karya mempunyai tugas membantu direktur utama
untuk mengadakan penilaian atas sistem pengendalian dan pelaksanaannya pada
bidang-bidang dan unit-unit kerja dilingkungan perusahaan serta memberikan saran-
saran perbaikan dalam rangka pencapaian tujuan perseroan yang efektif, efisien dan
ekonomis. Dalam melaksanakan tugasnya SPI bertanggung jawab kepada direktur
utama. Pertanggungjawaban SPI kepada direktur utama memungkinkan
terselenggaranya tindakan perbaikan yang komprehensif, sebab SPI dapat mengaudit
seluruh bagian perusahaan, kecuali pimpinan top perusahaan, sehingga dengan
demikian SPI benar-benar dapat berfungsi sebagai Early Warning System bagi
perusahaan. Masalahnya adalah jika SPI bertanggungjawab kepada direktur utama,
maka pihak mana yang kan mengaudit direktur utama? Oleh karena itu menurut penulis
walaupun pertanggungjawaban kepada dewan komisaris cukup memadai, namun SPI
sebaiknya bertanggung jawab kepada dewan komisaris, sebab dewan komisaris
bertanggung jawab untuk menentukan apakah setiap tingkatan manajemen memenuhi
tanggung jawab mereka dalam mengembangkan dan menyelenggarakan struktur
pengendalaian intern yang menjadi fokus pemeriksaan internal auditor.Pemeriksaan
intern dilakukan pada PT Nindya Karya bersifat dinamis, yang bertujuan untuk
menghilangkan anggapan bahwa departemen SPI hanya pencari kesalahan, selanjutnya
diharapkan bagian SPI dapat menjadi rekan kerja yang sesungguhnya. Bagian SPI
mengembangkan komunikasi terbuka dengan bagian yang terkait sebagai penerima
laporan, sehingga hasil pemeriksaan yang dilakukan dapat menunjang keberhasilan dan
kesinambungan (going concern ) perusahaan.
 

5. Kesimpulan dan Saran


 
5.1     Kesimpulan
      Berdasarkan analisa dan evaluasi yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa
kedudukan dan fungsi internal auditor yang melaksanakan pengawasan intern sangat
memegang peranan penting bagi pencapaian tujuan perusahaan khususnya pada PT
Nindya Karya (Persero) cabang Medan dengan alasan sebagai berikut :
1. peranan internal auditor dalam kedudukannya sudah berperan dengan baik
sebagai alat pengawasan pada PT Nindya Karya (Persero) cabang Medan
2. kedudukan internal auditor pada PT Nindya Karya (Persero) cabang Medan
berada dibawah direktur utama dan mempunyai tugas membantu direktur utama
untuk mengadakan penilaian atas sistem pengendalian dan pelaksanaannya
pada bidang dan unit kerja di lingkungan perusahaan serta memberikan saran-
saran perbaikan
3. laporan internal auditor pada PT Nindya Karya (Persero) cabang Medan telah
berfungsi sebagai pemberi informasi, pendorong dilakukan tindakan korektif
serta alat untuk mengambil keputusan.
 
5.2    
Saran
      Setelah melakukan penelitian pada PT Nindya Karya (Persero) Cabang Medan,
Khususnya pada bagian Satuan Pengawasan Intern, maka untuk peningkatan kinerja
perusahaan pada umumnya dengan spesifikasi di bagian SPI, maka penulis
memberikan saran-saran sebagai berikut :
1. sebaiknya pendidikan dan pelatihan bagi personal auditor internal perlu
diperhatikan, tidak  hanya pada masalah auditing saja tetapi juga mencakup :
bidang perpajakan, statistik, dan moneter serta fungís-fungsi manajemen dalam
rangka untuk mempersiapkan tim audit yang qualified.
 
REFERENCES
 
Agoes Sukrisno, 2004. Auditing (Pemeriksaan Akuntan), Jilid Dua, Edisi Ketiga,       
Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Yakarta
 
Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara, Jurusan Akuntansi, 2004. Buku Petunjuk
Penulisan Proposal Penelitian dan Penulisan Skripsi, Medan  
 
Hartadi Bambang, 1999. Sistem Pengendalian Intern, Edisi Ketiga, Cetakan Pertama,
Penerbit Badan Penelitian Fakultas Ekonomi, Yogyakarta
 
Hiro Tugiman, 2001. Standar Profesional Audit Internal, Edisi Kelima, Penerbit Kanisius,
Yogyakarta
 
Katijo, 2008. Auditing Pengantar Untuk Pemula, Pustaka Bangsa Press, Medan
 
Mulyadi, 2002. Auditing Buku 1, Edisi Keenam, Salemba Empat, Jakarta
 
Narotama,  Wirawan Radianto,2004. Sistem Pengendalian Internal, Edisi Pertama,
Penerbit Adicita Karya Nusa, Yogyakarta
 
Sawyer, Lawrence, 2005. Audit Internal Sawyer, Edisi Kelima, Terjemahan Desi
Adhariani, Salemba Empat, Jakarta
 
Tunggal Widjaya Amin, 1994. Auditing Suatu Pengantar, Rineka Cipta, Jakarta
 
William Messier, Steven Glover, Douglas Prawitt, 2005. Jasa Audit & Assurance, Edisi
Empat, Penerbit Salemba Empat, Jakarta

You might also like