Professional Documents
Culture Documents
Berdasarkan dari uraian teori , maka yang menjadi hipotesis penulisan ini adalah
auditor internal yang memiliki fungsi dan tanggung jawabnya pada kedudukannya
sangat mempengaruhi tingkat independensi dalam melakukan pemeriksaan yang telah
tertuang pada hasil audit intern.
3. Metode Penelitian
Di dalam penelitian ini, ada beberapa cara yang digunakan :
1. Teknik observasi, yaitu dengan mengadakan pengamatan langsung
pada bukti-bukti dan dokumen-dokumen yang terkait dengan pengawasan intern
yang ada di perusahaan.
2. Teknik wawancara, yaitu dengan melakukan tanya jawab langsung
dengan pihak-pihak yang kompeten dalam perusahaan.
3. Teknik kepustakaan, yaitu penelitian yang dilakukan dengan
mengumpulkan data-data dengan membaca dan mempelajari dari buku-buku
dan teori yang berkaitan dengan judul.
Metode analisis yang digunakan untuk menganalisis data adalah metode deskriptif
yaitu dengan cara menguraikan sifat-sifat dan keadaan yang sebenarnya dari objek
penelitian dan dibandingkan dengan literatur serta dianalisa kemudian diuraikan secara
rinci untuk mencari penyelesaiaannya.
4. Hasil Analisis
4.1 Fungsi Internal Auditor
Fungsi internal auditor pada PT Nindya Karya (Persero) cabang Medan
memegang peranan penting dalam kegiatan perusahaan karena merupakan sumber
bahan masukan yang independen bagi manajemen untuk mengevaluasi berbagai
kegiatan perusahaan. Untuk dapat menjamin pelaksanaan fungsi pemeriksaan yang
baik maka internal auditor harus berpedoman pada ketentuan pemeriksaan operasional
yang ditetapkan, sehingga hasil pemeriksaannya bermutu dalam arti memenuhi ukuran/
norma pemriksaan yang dimuat dalam laporan yang diterbitkan. Organisasi apapun
termasuk organisasi SPI, dibentuk untuk mengejar sasarsan bersama-sama secara
lebih efektif dan efisien, perilaku anggota perusahaan terarah pada tujuan, dengan
demikian organisasi SPI agar tujuan perusahaan tercapai secara efisien dan efektif.
Tujuan perusahaan pada PT Nindya Karya (Persero) cabang Medan, dinyatakan pada
visi dan misi. Organisasi SPI dibentuk untuk mendukung dan memperlancar visi dan
misi tersebut.
Pemeriksaan intern bertujuan untuk merekomendasikan perbaikan yang perlu
dengan maksud untuk:
a. landasan ketaatan terhadap kebijaksaan manajemen dan menilai apakah
kebijaksaan manajemen cukup memadai,
b. meningkatkan efisiensi dan efektivitas perseroan,
c. meningkatakan efektivitas organisasi untuk mencapai tujuan,
d. meningkatkan efektivitas pencapaian tujuan yang telah ditetapkan,
e. menilai kegiatan (prestasi, kinerja),
f. mengidentifikasikan berbagai kelemahan sistem pengendalian agar tidak terulang
dimasa yang akan datang.
Dilain pihak tugas pemeriksa intern mencakup:
1) pemeriksaan atas keuangan dan ketaatan pada Peraturan Perundang-Undangan,
2) penilaian tentang efisien dan efektivitas dalam penggunaan sarana yang tersedia,
3) penilaian tentang hasil guna atau manfaat yang direncanakan dari suatu kegiatan
atau program.
4.2 Kedudukan internal auditor
Secara teoritis telah dikemukakan bahwa keberhasilan internal auditor dalam
perusahaan sangat dipengaruhi oleh kedudukannya dalam perusahaan. Bagian internal
auditor sebaiknya ditempatkan sedemikian rupa sehingga memungkinkan bagian ini
untuk melaksanakan wewenang dan tanggung jawabnya dengan baik, serta dapat
menjamin kebebasan dalam melakukan aktivitasnya. Semakin tinggi kedudukan pejabat
yang membawahi bagian internal auditor, semakin luas lingkup pemeriksaan yang akan
dilakukan, seterusnya semakin luas lingkup pemerikasaan yang dilakukan internal
auditor, semakin memungkinkan bagian internal audit untuk bersifat independen.
Independensi internal auditor membuat seluruh bagian dalam perusahaan memandang
SPI sebagai mitra kerja, bukan sebagai mata-mata yang selalu mencari kesalahan
orang lain. Pandangan ini merupakan company policy yang dikeluarkan oleh direktur
utama.
Departemen SPI pada PT Nindya Karya mempunyai tugas membantu direktur utama
untuk mengadakan penilaian atas sistem pengendalian dan pelaksanaannya pada
bidang-bidang dan unit-unit kerja dilingkungan perusahaan serta memberikan saran-
saran perbaikan dalam rangka pencapaian tujuan perseroan yang efektif, efisien dan
ekonomis. Dalam melaksanakan tugasnya SPI bertanggung jawab kepada direktur
utama. Pertanggungjawaban SPI kepada direktur utama memungkinkan
terselenggaranya tindakan perbaikan yang komprehensif, sebab SPI dapat mengaudit
seluruh bagian perusahaan, kecuali pimpinan top perusahaan, sehingga dengan
demikian SPI benar-benar dapat berfungsi sebagai Early Warning System bagi
perusahaan. Masalahnya adalah jika SPI bertanggungjawab kepada direktur utama,
maka pihak mana yang kan mengaudit direktur utama? Oleh karena itu menurut penulis
walaupun pertanggungjawaban kepada dewan komisaris cukup memadai, namun SPI
sebaiknya bertanggung jawab kepada dewan komisaris, sebab dewan komisaris
bertanggung jawab untuk menentukan apakah setiap tingkatan manajemen memenuhi
tanggung jawab mereka dalam mengembangkan dan menyelenggarakan struktur
pengendalaian intern yang menjadi fokus pemeriksaan internal auditor.Pemeriksaan
intern dilakukan pada PT Nindya Karya bersifat dinamis, yang bertujuan untuk
menghilangkan anggapan bahwa departemen SPI hanya pencari kesalahan, selanjutnya
diharapkan bagian SPI dapat menjadi rekan kerja yang sesungguhnya. Bagian SPI
mengembangkan komunikasi terbuka dengan bagian yang terkait sebagai penerima
laporan, sehingga hasil pemeriksaan yang dilakukan dapat menunjang keberhasilan dan
kesinambungan (going concern ) perusahaan.