You are on page 1of 54

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Usaha Kecil dan Menengah (UKM) memang merupakan salah satu

cara pemberdayaan ekonomi rakyat, di mana UKM mempunyai peranan

yang sangat penting dalam perekonomian Indonesia. 1 Selain itu untuk

membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat di sekitarnya.

Geliat Usaha Kecil dan Menengah memang sedang menjamur di

mana-mana. Hal ini terlihat dari banyaknya usaha yang meliputi jenis

usaha yang dibangun sendiri di antaranya kerajinan tangan, usaha

makanan, usaha minuman dan sebagainya.

Dunia usaha sendiri tidak pernah lepas dari yang namanya

pemasaran. Proses pemasaran menjadi bagian penting dalam menawarkan

barang dagangan kepada calon pembeli. Apabila seorang pengusaha

mempunyai strategi pemasaran yang bagus, maka usahanya akan cepat

berkembang.

Peranan masyarakat semakin penting dan merupakan ujung tombak

setiap perusahaan. Keberhasilan usaha suatu perusahaan ditentukan oleh

keberhasilan pemasarannya. Pemasaran merupakan proses kegiatan yang

Alila Pramiyanti, Studi Kelayakan Bisnis untuk UKM, (Yogjakarta: 2008), h. 1


1
mulai jauh sebelum barang-barang/ bahan-bahan masuk dalam proses

produksi.2 Salah satu dari strategi pemasaran yang sering dilakukan oleh

suatu perusahaan adalah dengan cara melakukan penyebaran pemasaran

itu sendiri, atau lebih sering dikenal dengan istilah bauran pemasaran.

Bauran pemasaran itu sendiri didefinisikan sebagai suatu strategi yang

dilakukan oleh suatu perusahaan yang dapat meliputi menentukan master

plan dan mengetahui serta menghasilkan pelayanan produk yang

memuaskan pada suatu segman pasar tersebut telah dijadikan sasaran

pasar untuk produk yang telah diluncurkan untuk menarik konsumen

sehingga terjadi pembelian.3

Strategi dalam pemasaran merupakan suatu cara untuk

memenangkan ”perang”. Strategi penting dan diperlukan dalam bisnis

begitu juga bisnis syariah, sepanjang strategi tersebut tidak menghalalkan

segala cara, tidak melakukan cara-cara yang batil, tidak melakukan

penipuan dan kebohongan, dan tidak menzalimi pihak lain.

Oleh karena itu menjadi keharusan bagi pedagang untuk

melaksanakan strategi pemasaran dengan cara yang tepat agar dapat

memenuhi sasaran yang efektif. Strategi yang dilakukan harus sesuai

dengan keadaan pedagang.

Pemasaran UKM dan perusahaan besar sangat jauh berbeda.

Kesalahan terbesar dari pelaku UKM adalah mencontoh strategi

2
Sofjan Assauri, Manajemen Pemasaran, Dasar, Konsep, & Strategi, (Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada, 2004), h. 3

www. Go. Kerja. Com/ Strategi-Pemasaran/ 20/ 11/ 2009


3
pemasaran yang dilakukan oleh perusahaan besar yang bermodal sangat

besar untuk diterapkan di perusahaan kecil.4

UKM biasanya tidak mempunyai budget untuk pemasaran

kalaupun ada biasanya sangat terbatas. Oleh karena itu dituntut kreatifitas

yang lebih yaitu dengan mencari cara memasarkan produk atau jasa yang

tidak memerlukan biaya atau yang berbiaya rendah.

Islam sendiri mengajarkan etika pemasaran yang bernuansa Islami.

Dalam konsep pemasaran islami ada beberapa kunci sukses dalam

mengelola suatu bisnis yaitu shidiq (benar dan jujur), amanah (terpercaya),

fathanah (cerdas) dan thabliq (komunikatif). Menurut Imam Muslim:

Berbicara tentang pemasaran dalam usaha kecil dan menengah

(salah satunya jajan pasar), maka salah satu jenis usaha kecil menengah di

Kalimantan Selatan adalah “Kelelepon Martapura”, dimana kelelepon ini

adalah kue tradisional yang berbentuk bulat dengan balutan kelapa parut

dan berisi gula merah. Kue ini berasal dari kota yang terkenal dengan

tambang intannya, yaitu Martapura, ibukota kabupaten Banjar yang terdiri

atas kecamatan Martapura, Martapura Barat dan Martapura Timur.5


4
www. Pemasaran UKM. Blogspot. Com/ tip-jitu pemasaran-ukm.written by Iyan
Radiana/ 04/ 10/ 2009

5
www. Facebook. Com/ 15/ 10/ 2009
Berbeda dengan klepon (begitu daerah lain menyebut kue itu) yang

biasanya di buat. Kelelepon memiliki ekor pada bagian bulatannya dan

juga gula aren yang digunakan merupakan gula pilihan, hal itu yang

membuat kelelepon tersebut menjadi kue yang sangat diminati kebanyakan

masyarakat banjar.6

Kelelepon berbahan dasar tepung beras ketan dan gula aren sebagai

isinya serta bagian luarnya dilapisi dengan parutan kelapa muda yang

sudah dicampur dengan garam. Warna hijau merupakan cirri khas

kelelepon, namun sekarang ini banyak sudah orang memvariasikan

warnanya agar tampil lebih menarik. Warna kelelepon biasanya memakai

warna alamiah yang berasal dari tumbuh-tumbuhan, yaitu air perasan daun

pandan.7

Meskipun usaha kelelepon sudah ada di berbagai daerah, misalnya

daerah Manado, tetapi kualitas kemasan dan pilihan rasa kelelepon buntut

Bukhari tidak kalah menarik di bandingkan kelelepon dari Manado atau

daerah lainnya. Namun hingga saat ini pemasaran kelelepon buntut

Bukhari masih belum dapat merambah keluar daerah Kalimantan. Hal ini

sangat erat hubungannya dengan cara pemasaran pengusaha kelelepon

Bukhari tersebut dalam memasarkan produknya.

www. Potlot. Adventure. Com/ wisata-kota-banjarmasin/ 05/ 10/ 2009


6

www. Junjungbuih. Multiply. Com/ 01/ 06/ 2007


7
Usaha pemasaran kelelepon ini menarik karena banyak yang

menjual di pinggir jalan dan lampu merah. Kelelepon Bukhari yang

terlihat ramai di pasaran karena kualitasnya terjamin.

Berawal dari latar belakang diatas, penulis merasa tertarik untuk

melakukan penelitian mendalam tentang usaha kelelepon yang lebih

dikhususkan pada strategi pemasaran dan tinjauan Pemasaran Syariah

dalam pemasaran syariah usaha kelelepon. Oleh karena itu, penulis ingin

menuangkan dalam sebuah skripsi yang diberi judul : “Strategi

Pemasaran Kue Kelelepon (Studi Kasus pada Usaha Kecil dan

Menengah Kelelepon Buntut Bukhari Martapura)”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas

maka rumusan masalah yang akan diteliti adalah:

1. Bagaimana strategi pemasaran kue kelelepon (studi kasus pada usaha

kecil dan menengah kelelepon buntut Bukhari Martapura?

2. Apa faktor dan kendala dalam pemasaran kue kelelepon buntut

Bukhari tersebut?

3. Bagaimana Tinjauan Pemasaran Syariah terhadap pemasaran kue

kelelepon buntut Bukhari Martapura?

C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian yang ingin dicapai dalam penelitian ini

adalah untuk mengetahui:

1. Strategi pemasaran yang dilakukan oleh pengusaha kelelepon buntut

Bukhari dalam memasarkan produknya.

2. Untuk mengetahui faktor dan kendala dalam pemasaran kue kelelepon

buntut Bukhari Martapura

3. Untuk mengetahui tinjauan Pemasaran Syariah terhadap pemasaran

kue kelelepon buntut Bukhari Martapura

D. Signifikasi Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai:

1. Bahan informasi bagi mereka yang akan mengadakan penelitian yang

lebih mendalam berkenaan dengan permasalahan ini dari sudut

pandang yang berbeda.

2. Bahan untuk mengembangkan ilmu pengetahuan, khususnya di bidang

Ekonomi Syariah.

3. Sebagai kontribusi pengetahuan dalam memperkaya khazanah pada

umumnya dan Fakultas Syariah pada khususnya serta pihak-pihak lain

yang berkepentingan dengan hasil penelitian ini.


E. Definisi Operasional

Untuk menghindari kesalahpahaman dan kekeliruan dalam

menginterpretasikan judul serta permasalahan yang akan penulis teliti dan

sebagai pegangan agar lebih terfokusnya kajian lebih lanjut, maka penulis

membuat batasan istilah sebagai berikut:

1. Strategi: Rencana untuk memperbesar pengaruh terhadap pasar, baik

dalam jangka pendek maupun jangka panjang untuk mencapai sasaran/

objektif.8

2. Pemasaran: Proses, cara dan pembuatan memasarkan barang/ jasa.9

Dalam hal ini pemasaran yang dimaksud adalah pemasaran kue

kelelepon buntut Bukhari Martapura.

3. Usaha Kecil Menengah: Kegiatan ekonomi rakyat yang memiliki hasil

penjualan tahunan maksimal sampai dengan 1 miliar rupiah, maka

usaha tersebut usaha kecil sedangkan penjualannya 1 miliar rupiah

sampai dengan 50 miliar rupiah pertahun, maka usaha tersebut usaha

menengah.

4. Kelelepon Buntut Bukhari Martapura: Nama jajan pasar dari martapura

yang dibuat dari tepung beras ketan, gula aren (dicincang), kelapa

muda diparut, daun pandan (air perasannya) dan air kapur yang

dikelola oleh Bukhari.

8
Penyusun Kamus Pusat Pembinaan & Pengembangan Bahasa, Kamus Besar Bahasa
Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka), 2001, h. 860

9
Umi Chulsum dan Windy Novia, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Surabaya: Penerbit
Kashiko), 2006, h. 512
F. Kajian Pustaka

Berdasarkan penelaahan terhadap beberapa penelitian terdahulu

yang penulis lakukan berkaitan dengan masalah pemasaran, penulis

menemukan beberapa tulisan yang membahas tentang pemasaran namun

belum ada yang membahas tentang strategi pemasaran kue kelelepon

buntut Bukhari Martapura.

Di antaranya skripsi dari Chairul Anwar,nim 0401156334, jurusan

Ekonomi Islam yang berjudul “Strategi Pemasaran Pedagang di Sentra

Antasari Banjarmasin Sesudah Adanya Pasar Modern”, yang lebih

menekankan pada gambaran praktek dan perkembangan strategi

pemasaran pedagang tradisional di Sentra Antasari sesudah adanya pasar

modern dan faktor yang menyebabkan pedagang tradisional menggunakan

strategi pemasarannya tersebut.

Skripsi dari Siti Lini Rahmawati, nim 0701158018, jurusan

Ekonomi Islam yang berjudul “ Strategi Pemasaran Pembiayaan

Murabahah (Studi Kasus pada Bank BPD Syariah Banjarmasin)”.

Penelitian ini menekankan pada strategi apa saja yang digunakan oleh

Bank BPD dalam pemasaran pembiayaan murabahah dari pembiayaan

lainnya dan kendala yang dihadapi oleh Bank BPD syariah dalam

memasarkan produk murabahah. Dalam hasil penelitian ini diperoleh

kesimpulan bahwa strategi yang digunakan Bank BPD Kalsel Syariah

cabang Baanjarmasin sesuai dengan ketektuan perbankan secara umum,

yaitu melaluui sosialisasi dengan melakukan strategilangsung kepada


masyarakat seperti pondok pesantren, sekolah tinggi agama dan

masyarakat luas. Promosi yang dilakukan melalui iklan, surat kabar,

reklame dan brosur dan keanekaragaman produk murabahah sperti

murabahah berdasarkan pesanan, tanpa pesanan murabahah yang

diwakilkan dan pengalihan hutang murabahah. Strategi yang digunakan

pun dapat mencapai target sehingga Bank BPD dapat berkembang dan

diterima masyarakat sehingga dapat mendirikan cabang-cabang baru

diberbagai daerah.

Skripsi dari Nani Soraya, nim 0401156323, jurusan Ekonomi Islam

yang berjudul “Strategi Pemasaran Industri Fast Food “Tela-Tela 77”

dalam Menjaga Persaingan Pasar Usaha Sejenis di Kota Banjarmasin

(Tinjauan Aspek Manajemen Pemasaran Syariah)”.Penelitian ini

didasarkan oleh tiga permasalahan : 1. Bagaimana strategi pemasaran

industri fast food “tela-tela 77” dalam menjaga persaingan pasar usaha

sejenis di kota Banjarmasin? 2. apa saja tantangan dan kendala yang

dihadapi dalam rangka pemasaran industri fast food “tela-tela 77” dikota

Banjarmasin? dan 3. Bagaimana tinjauan aspek manajemen pemasaran

syariah?

Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini adalah strategi-strategi

pemasaran yang digunakan industri fash food dalam menjaga persaingan

pasar sejenis di kota Banjarmasin ialah dengan memperbanyak mitra

bisnis, melalui media cetak dan elektronik, kerjasama dalam bentuk

kegiatan-kegiatan dengan even organizer, pada waktu-waktu tertentu


menggunakan delivery service minimum order, menyajikan aneka rasa

yang lezat-lezat dengan bumbu-bumbu yang didatangkan langsung dari

Jogyakarta, serta pelayanan yang ramah dan menjaga akan keberhasilan.

Dari penjelasan tentang pemasaran di atas yang menjadi

ketertarikan penulis adalah membahas tentang strategi pemasaran

kelelepon. Dimana kelelepon ini belum mampu menembus pasar nasional

melainkan hanya regional padahal dari segi kualitas dan rasa kelelepon

buntut Bukhari dapat bersaing dengan usaha sejenis di daerah lain,

contohnya daerah Manado, Jawa dan daerah lainnya.

Dalam hal ini penulis memfokus kepada bagaimana strategi

pemasaran kue kelelepon buntut Bukhari Martapura, dan sepengetahuan

penulis belum ada yang meneliti sehingga penelitian ini benar-benar baru

dan aktual.

G. Sistematika Penulisan

Penyusunan skripsi ini terdiri dari lima bab, dengan sistematika

penulisan sebagai berikut:

Bab I merupakan bab pendahuluan yang menguraikan mengenai

latar belakang masalah yang menguraikan dari permasalahan yang

ditemukan penulis dilapangan, sehingga menjadikan alasan penulis untuk

memilih judul dan gambaran dari permasalahan yang diteliti.

Permasalahan yang sudah tergambarkan dirumuskan dalam rumusan


masalah, setelah itu disusun tujuan penelitian yang merupakan hasil yang

diinginkan. Signifikasi penelitian merupakan kegunaan hasil penelitian.

Defenisi operasional untuk membatasi istilah-istilah dalam judul penelitian

yang bermakna umum atau luas. Kajian pustaka ditampilkan sebagai

informasi adanya tulisan atau penelitian dari aspek lain. Adapun

sistematika penulisan yaitu susunan skripsi secara keseluruhan.

Bab II merupakan landasan teoritis yang menjadi acuan untuk

menganalisis data yang diperoleh, berisikan tentang tinjauan umum

pemasaran, yaitu strategi pemasaran, faktor yang mempengaruhi

pemasaran serta bagaimana konsep Pemasaran Syariah.

Bab III merupakan metode penelitian, cara untuk mempermudah

dalam melakukan penelitian maka perlu dibuat jenis, pendekatan dan

lokasi penelitan. Dalam melakukan penelitian agar tepat sasaran apa yang

ingin dicapai maka perlu adanya subjek dan objek penelitian. Data dan

sumber data sangat diperlukan dalam penelitian ini agar hasil dari

penelitian ini menjadi jelas dan valid. Dalam mengumpulkan data harus

ada suatu cara agar dapat terkumpul dengan akurat dan efektif, maka itu

perlu adanya teknik pengumpulan data dan agar data yang terkumpul

nantinya harus lengkap dan jelas maka dibuatlah teknik pengolahan dan

analisis data, kemudian dalam melakukan penelitian ini ada tahapan-

tahapan yang dimasukkan dalam proseur penelitian.

Bab IV merupakan laporan hasil penelitian yang berisi tentang

pemaparan mengenai gambaran umum tentang usaha kelelepon buntut


Bukhari dan pembahasan pada strategi pemasaran usaha kelelepon buntut

Bukhari terdiri dari data responden, hasil wawancara, matrikasi, analisis

dan interpretasi data dan pembahasan penelitian.

Bab V merupakan bab penutup yang berisikan simpulan dan saran.


BAB II

LANDASAN TEORITIS

A. Pengertian Pemasaran

Pemasaran mempunyai arti yang sangat luas, karena bukan hanya

meliputi harga pasar atau harga beli saja, tetapi juga membahas masalah

yang ada dalam perusahaan dan perdagangan barang atau jasa.

Pemasaran memegang peranan penting dalam meningkatkan

penjualan, pemasaran dalam hal ini sering disebut juga dengan marketing.

Marketing dalam bisnis adalah sebuah konsep yang dimunculkan untuk

menghasilkan sebuah penjualan atau lebih jauh diharapkan dapat

mendatangkan keuntungan untuk perusahaan atau individu. Mulai dari

konsep yang sederhana sampai konsep yang up to date atau yang biasa

disebut dengan konsep yang modern.

Marketing yang modern berkembang sesuai dengan perkembangan

zaman. Semakin sulitnya menjual produk atau jasa dikarenakan semakin

tingginya persaingan, atau semakin banyaknya pengusaha yang

berkecimpung di bidang usaha yang sama. Hal ini mendukung membuat

para praktisi dan akademisi yang berkecimpung dalam dunia marketing,

baik secara langsung maupun tidak langsung melakukan cara-cara yang

diharapkan akan dapat mendukung konsep marketing yang mereka

gunakan sehingga penjualan yang menjadi tujuan utama mereka dapat

tercapai.
Pemasaran ada di mana-mana. Formal atau informal, orang dan

organisasi terlibat dalam sejumlah kegiatan yang dapat disebut pemasaran.

Pemasaran yang baik semakin menjadi unsur yang vital bagi keberhasilan

bisnis.10 Pemasaran yang baik itu bukan kebetulan, melainkan hasil dari

eksekusi dan perencanaan yang cermat. Praktik pemasaran terus menerus

ditingkatkan dan diperbaharui di seluruh industri untuk meningkatkan

peluang keberhasilan. Akan tetapi, keunggulan pemasaran itu jarang dan

sulit untuk dicapai. Pemasaran itu adalah “seni” sekaligus “ilmu”, ada

tegangan yang terus menerus antara sisi pemasaran yang terfomulasi dan

sisi kreatif.

Pada dasarnya tujuan pemasaran hanya terbatas pada dua hal yakni

produk dan pasar. Dengan kata lain tujuan pemasaran mencakup jenis

produk yang akan dijual ke pasar tertentu. Sedangkan tujuan lain seperti

tujuan harga dan iklan merupakan tujuan kedua. Selain itu tujuan

pemasaran harus “SMART” yakni bahwa tujuan itu specific- spesifik,

measurable – bisa diukur, achievable- bisa diraih, realistic – realistis, dan

timely – tepat waktu.

Menurut Philip Kotler, pemasaran adalah satu fungsi organisasi

dan seperangkat proses untuk menciptakan, mengomunikasikan dan

menyerahkan nilai kepada pelanggan dan mengelola hubungan pelanggan

dengan cara yang menguntungkan organisasi dan para pemilik sahamnya.11

10
Philip Kotler dan Kevin Lane Keller, Manajemen Pemasaran, Edisi Kedua Belas, Jilid
I, (Indonesia: PT Macanan Jaya Cemerlang, 2007) h. 4
11
Ibid, h. 6
Pemasaran menurut definisi sosial merupakan suatu proses sosial

yang di dalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka

butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan secara

bebas mempertukarkan produk yang bernilai dengan pihak lain.

Sedangkan menurut definisi manajerial, pemasaran sering digambarkan

sebagai “seni menjual produk”.

Pemasaran menurut manajer toko serba ada adalah sebagai

kegiatan pengeceran (retailing) atau penjajakan (merchandising).

Sedangkan pemasaran dalam arti sempit oleh para pengusaha sering

diartikan sebagai pendistribusian, termasuk kegiatan yang dibutuhkan

untuk menempatkan produk yang berwujud pada tangan konsumen rumah

tangga dan pemakai industri.12

Pemasaran merupakan proses kegiatan yang mulai jauh sebelum

barang-barang/ bahan-bahan masuk dalam proses produksi. Pemasaran

menurut American Merketing Association, diartikan sebagai hasil prestasi

kerja kegiatan usaha yang langsung berkaitan dengan mengalirnya barang

atau jasa dari produsen ke konsumen.13

Pengertian lain adalah yang menyatakan pemasaran sebagai usaha

untuk menyediakan dan menyampaikan barang dan jasa yang tepat kepada

orang-orang yang tepat pada tempat dan waktu serta harga yang tepat

dengan promosi dan komunikasi yang tepat.

12
Sofjan Assauri, Manajemen Pemasaran, Dasar, Konsep & Strategi, (Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada, 2004), h. 2

13
Ibid, h. 4
Sedangkan intisari dari pemasaran adalah untuk menciptakan nilai

pelanggan lebih besar daripada yang diciptakan oleh pesaing, sehingga

nilai dapat dirumuskan :14

Nilai = Manfaat (kepuasan) yang dirasakan

Harga (biaya)

B. Srategi Pemasaran

Dalam pemasaran perlu adanya analisis SWOT (Strength-

kekuatan, Weaknesses - Kelemahan, Opportunities - Kesempatan, dan

Threats- Ancaman). Analisis SWOT berfungsi untuk menjamin

keberhasilan pemasaran.

Dalam sebuah perusahaan haruslah terlebih dahulu

mengedintifikasi kekuatan dan kelemahan di lingkungan internal, serta

mencari kesempatan dan ancaman yang ada di lingkungan eksternal

tempat perusahaan beroperasi.

A good SWOT analysis helps the manager focus on strategy that


takes adventage of the firm’s opportunities and strengths while avoiding
its weaknesses and threats to its success. These can be compared with the
pros and cons of different strategies that are considered.15

Dengan adanya analisis SWOT yang efektif maka dapat ditentukan

pemasaran strategis yang cocok dengan lingkungan internal maupun

eksternal, di mana tingkat korporasi perusahaan, tingkat bisnis, dan

14
M Suyanto , Marketing Strategi Top Brand Indonesia, ( Yogyakarta : Andi, 2007), edisi
1, hal. 9
William D. Perreault, Jr., E. Jerome, Basic Marketing : A Global Manajerial Approach,
15

(North America: The McGraw-Hill Companies), 2002, hal. 66


strategi pemasaran sesuai dengan kesempatan pemasaran dan ancaman

persaingan yang teridentifikasi. Selain itu “kecocokan eksternal”,

implementasi strategi pemasaran yang berhasil harus didukung oleh

kemampuan internal perusahaan, sumber daya, struktur organisasi,

kebijakan dan prosedur operasional yang cuku baik.

Gambar 1
Analisis SWOT

Lingkungan internal Lingkungan eksternal

Kekuatan kelemahan Kesempatan ancaman

Kecocokan pemasaran strategis

Sumber : Sunny T. H. Goh, Marketing Wise, Jakarta: PT Bhuana Ilmu Populer, 2005,

hal. 36

Strategi pemasaran mempunyai peranan yang sangat penting untuk

keberhasilan usaha perusahaan umumnya dan bidang pemasaran

khususnya. Strategi pemasaran yang ditetapkan harus ditinjau dan

dikembangkan sesuai dengan perkembangan pasar dan lingkungan pasar

tersebut.

Strategi pemasaran pada dasarnya adalah rencana yang

menyeluruh, terpadu dan menyatu di bidang pemasaran, yang memberikan

panduan tentang kegiatan yang akan dijalankan untuk dapat tercapainya

tujuan pemasaran.16

16
Sofjan Assauri, Manajemen Pemasaran, Dasar, Konsep & Strategi , loc. Cit.,, h. 168
Strategi pemasaran adalah serangkaian tujuan dan sasaran,

kebijakan dan aturan yang memberi arah kepada usaha-usaha pemasaran

perusahaan dari waktu ke waktu. E. Jerome McCarthy mendefinisikan

strategi pemasaran sebagai berikut:

“Marketing strategy specifies a target market and a related


marketing mix. It is a big picture of what a firm will do in some market.
Two interrelated parts are needed”:17
1. Target market, a fairly homogeneous (similar) group of costumers to
whom a company wishes to appeal.
2. Marketing mix, the controllable variables the company puts together
to satisfy this target group.
Faktor lingkungan yang dianalisis dalam penyusunan strategi

pemasaran adalah keadaan pasar atau persaingan, perkembangan

teknologi, keadaan sosial budaya dan keadaan politik. Sedangkan faktor

internal yang dianalisis dalam penyusunan strategi pemasaran adalah

faktor yang terkait dengan pelaksanaan fungsi perusahaan, yang meliputi

keuangan/ pembelanjaan, pemasaran, produksi serta organisasi dan sumber

daya manusia.

Strategi pemasaran merupakan bagian dari perencanaan pasar. Ada

enam tahap dalam proses pemasaran, yaitu:

1. Analisis peluang/ kesempatan pasar

2. Pemilihan sasaran pasar

3. Strategi peningkatan posisi pesaing

4. Pengembangan system pemasaran

17
William D. Perreault, Jr., E. Jerome, Basic Marketing : A Global Manajerial Approach,
loc. Cit., h. 46
5. Pengembangan rencana pemasaran

6. Penerapan rencana dan pengendalian penerapannya

Ada tiga jenis strategi pemasaran yang dapat dibedakan, yaitu:

1. Strategi pemasaran yang tidak dibeda-bedakan pasar (Undifferentiated

Marketing)

2. Srtategi pemasaran yang membeda-bedakan pasar (Differntiated

Marketing)

3. Strategi pemasaran yang terkonsentrasi (Concentrated Marketing)

Strategi pemasaran adalah pasar sasaran dan bauran pemasaran

yang berhubungan .

Dalam hal ini terdapat dua bagian yang saling berkaitan yakni:

a) Pasar Sasaran

Pasar sasaran adalah kelompok konsumen yang relatif sama yang

ingin diraih perusahaan.

Dalam menerapkan pasar sasaran terdapat tiga langkah pokok yang

harus diperhatikan, yaitu:

1) Segmentasi pasar

Segmentasi pasar merupakan suatu proses membagi-bagi suatu

pasar yang heterogen ke dalam kelompok-kelompok pembeli atau

konsumen yang memiliki cirri-ciri/ sifat yang homogen dan dapat berarti

bagi perusahaan.18
18
Sofjan Assauri, Manajemen Pemasaran, Dasar, Konsep & Strategi , loc. Cit., h. 145
Dengan segmentasi pasar sumber daya yang terbatas dapat

digunakan secara optimal untuk menghasilkan produk yang dapat

memenuhi permintaan pasar, dapat mengalokasikan kepada potensi yang

paling menguntungkan dan apat ikut bersaing dalam segmentasi pasar

tertentu.

Agar proses segmentasi pasar tersebut dapat efektif dan bermanfaat


bagi perusahaan, maka sigmen pasar harus memenuhi kriteria dan syarat,
yaitu:19
a. Terukur (measurable), artinya segmen tersebut dapat diukur, baik
besarnya, maupun luasnya serta daya beli segmen pasar tersebut.
b. Terjangkau (accessible), artinya segmen pasar tersebut dapat dicapai
sehingga dapat dilayani secara efektif.
c. Cukup luas (substantial), sehingga dapat menguntungkan bila dilayani.
d. Dapat dilaksanakan (actionable), sehingga semua program yang telah
disusun menarik dan dalam melayani segmen pasar tersebut dapat efektif.
Segmentasi pasar dapat dilakukan dengan mempertimbangkan

beberapa variable sebagai berikut:20

1. Segmentasi Geografik
Membagi pasar menjadi beberapa unit secara geografik seperti
Negara, regional, Negara bagian, county, kota atau komplek perumahan.
2. Segmentasi Demografik
Membagi pasar menjadi kelompok berdasarkan pada variable
seperti umur, jenis kelamin, ukuran keluarga, daur kehidupan keluarga,
pendapatan, pekerjaan, pendidikan, agama, ras, dan kebangsaan.
3. Segmentasi Psikografis

19
Arlina, “Strategi Pemasaran dadlam Persaingan Bisnis”, http// www.scribd.com/ 2009/
02/ 12

20
Philip Kotler dan Gary Armstrong, Dasar-dasar Pemasaran, Edisi Bahasa Indonesia
(Jakarta: Prenhallindo, 1997), h. 237
Mengelompokkan konsumen atau pembeli menjadi bagian pasar
menurut variable-variabel pola atau gaya hidup (life style) dan kepribadian
(personality).
4. Segmentasi tingkah laku
Mengelompokkan pembeli pada pengetahuan, sikap, penggunaan
atau reaksi mereka terhadap suatu produk.
2) Penetapan pasar sasaran (Target Market)

Penetapan pasar sasaran adalah produsen membedakan di antara

banyak segmen pasar, memilih satu atau lebih di antara segmen pasar

tersebut sebagai sasaran pasar.

3) Penempatan produk

Penempatan produk mencakup kegiatan merumuskan penempatan

produk dalam persaingan dan menetapkan bauran pemasaran yang

terperinci. Pada hakikatnya penempatan produk adalah tindakan

merancang produk dan bauran pemasaran agar tercipta kesan tertentu

diingatan konsumen.

b) Bauran Pemasaran (Marketing Mix)

Salah satu unsur dalam strategi pemasaran terpadu adalah bauran

pemasaran, yang merupakan strategi yang dijalankan perusahaan yang

berkaitan dengan penentuan bagaimana perusahaan menyajikan penawaran

produk pada satu segmen pasar tertentu yang merupakan sasaran pasarnya.

Marketing mix merupakan kombinasi variable atau kegiatan yang

merupakan inti dari sistem pemasaran, variable yang dapat dikendalikan

dan digunakan oleh perusahaan untuk mempengaruhi reaksi para pembeli


atau konsumen. Jadi, Marketing Mix terdiri dari himpunan variabel yang

dapat dikendalikan dan digunakan oleh pasar sasarannya.

Ada empat unsur atau variabel Strategi Bauran Pemasaran, yaitu:21

a. Strategi Produk

b. Strategi Harga

c. Strategi Penyaluran/ Distribusi

d. Strategi Promosi

Keempat strategi tersebut di atas saling mempengaruhi

(independent), sehingga semuanya penting sebagai satu kesatuan strategi,

yaitu strategi Bauran. Sedangkan strategi Marketing Mix ini merupakan

bagian dari strategi pemasaran (Marketing Strategy), dan berfungsi

sebagai pedoman dalam menggunakan unsur-unsur atau variabel-variabel

pemasaran yang dapat dikendalikan pimpinan perusahaan, untuk mencapai

tujuan perusahaan dalam bidang pemasaran.

Maka variabel-variabel marketing mix di atas tadi dapat dijelaskan

sedikit lebih mendalam yakni sebagai berikut :

a. Strategi Produk

Strategi produk adalah menetapkan cara dan penyediaan produk

yang tepat bagi pasar yang dituju, sehingga dapat memuaskan para

konsumennya dan sekaligus dapat meningkatkan keuntungan perusahaan

21
Sofjan Assauri, Manajemen Pemasaran, Dasar, Konsep & Strategi , loc. Cit.,, h. 198-
199
dalam jangka panjang, melalui peningkatan penjualan dan peningkatan

share pasar.

Dengan produk dimaksudkan barang atau jasa yang dihasilkan

untuk digunakan oleh konsumen guna memenuhi kebutuhan dan

memberikan kepuasannya. Jadi, produk adalah segala sesuatuyang dapat

ditawarkan kepada pasar untuk mendapat perhatian, dimiliki, digunakan

atau dikonsumsi, yang meliputi barang secara fisik, jasa, kepribadian,

tempat, organisasi dan gagasan.

Ada beberapa faktor yang terkandung suatu produk, yaitu:

1. Mutu atau kualitas

2. Penampilan (features)

3. Pilihan yang ada(options)

4. Gaya (styles)

5. Merek (brand names)

6. Pengemasan (packaging)

7. Ukuran (sizes)

8. Jenis (product lines)

9. Macam (product items)

10. Jaminan (warranties)

11. Pelayanan (services)

b. Strategi Harga
Harga adalah jumlah uang yang harus dibayar oleh pelanggan

untuk memperoleh produk yang ditawarkan.22

Strategi harga merupakan salah satu elemen pokok the marketing

mix yang terpenting. Hal ini disebabkan karena strategi harga produk

mempunyai pengaruh langsung terhadap jumlah hasil penjualan yang

dapat diterima perusahaan.

Banyak pakar manajemen pemasaran mengutarakan perbadaan

adanya pengaruh khusus strategi harga terhadap operasi bisnis perusahaan

dibandingkan dengan elemen the marketing mix yang lain (strategi produk,

distribusi dan promosi penjualan). Strategi harga mempunyai pengaruh

langsung terhadap jumlah permintaan produk di pasar dan hasil penjualan

yang akan diterima perusahaan. Sedangkan strategi elemen produk

marketing mix yang lain hanya mempunyai pengaruh terhadap biaya atau

pengeluaran yang ditanggung perusahaan.

Harga mempunyai pengaruh langsung terhadap terhadap

permintaan di pasar. Hal ini disebabkan karena pada dasarnya harga

merupakan sesuatu yang ditawarkan perusahaan kepada konsumen atau

pembeli institusional.

Menurut Siswanto dalam judul buku Menyusun Strategi Harga,

harga jual produk juga mempengaruhi kemampuan perusahaan menembus

segmen pasar yang belum mereka garap sebelumnya.

22
Philip Kotler dan Gary Armstrong, Dasar-dasar Pemasaran, loc. cit., h. 48
Ada 5 tujuan strategi harga yang sering ingin dicapai perusahaan,

yaitu:23

1. Mencapai persentase keuntungan tertentu


2. Maksimalisasi jumlah keuntungan
3. Meningkatkan jumlah hasil penjualan
4. Menjaga stabilitas harga
5. Mengikutu atau mencegah persaingan

c. Strategi Penyaluran/ Distribusi

Distribusi adalah bagaimana produk yang dipasarkan sampai pada

pengguna terakhir yang dalam hal ini adalah pelanggan/ konsumen dengan

biaya yang seminimal mungkin tanpa mengurangi kepuasan pelanggan dan

apa pengaruhnya pada keseimbangan keuangan perusahaan.

Distribusi juga diartikan sebagai pemilihan tempat atau lokasi

usaha.24 Perencanaan pemilihan lokasi yang baik, tidak hanya berdasar

pada istilah strategis, dalam artian memandang jauh dekatnya pada pusat

kota atau mudah tidaknya akomodasi menuju tempat tersebut.

Memanfaatkan kelebihan yang dimiliki pedagang adalah inti dari

distribusi.

Kegiatan distribusi yaitu mengantarkan produk dari produsen

dampai ke lokasi yang di kehendaki atau terdekat dengan pembeli, sarat

berbagai macam kegiatan pemasaran. Untuk melaksanakan fungsi

pemasaran diperlukan sumber daya manusia, sarana fisik distribusi,

23
Siswanto Sutojo, Manajemen Pemasaran, (Jakarta: PT Damar Mulia Pustaka, 2009), h.
203

Thoriq Gunara dan Utus Hardiono Sudibyo, Marketing Muhammad, (Jakarta: Madani
24

Prima, 2008), h. 53
pengetahuan tentang produk, daerah pemasaran, persaingan pasar dan para

pembeli di masing-masing daerah pemasaran.

Beberapa jenis kegiatan utama yang harus dilakukan perusahaan

dalam rangka distribusi produk, yaitu :25

1. Menemukan pembeli terakhir atau konsumen pemakai (end users)


sebanyak-banyaknya.
2. Mengumpulkan dan menyeleksi produk sampai jumlah yang pantas dan
menguntungkan untuk doperdagangkan,
3. Melakukan transaksi jual beli barang atau jasa dengan para pembeli
terakhir.
4. Pengangkutan barang dari gudang produsen sampai di lokasi yang
diinginkan atau terdekat dengan domisili pembeli terakhir.

Hal yang perlu diperhatikan dari sederetan proses distribusi adalah

setiap jaringan, channel, agen dan distributor termasuk dalam kelompok

“pelanggan”. Mereka pun harus mendapatkan pelayanan yang memuaskan

dari pihak perusahaan,

d. Strategi Promosi

Mempromosikan produk adalah elemen pokok kelima strategi

manajemen pemasaran dan merupakan bagian ke empat the marketing

mix.

Promosi produk dapat dikelompokkan menjadi empat macam,

yaitu:26

1. Periklanan (advertising)
2. Promosi penjualan (sales promotion)

25
Siswanto Sutojo, Manajemen Pemasaran, loc. cit., h.237-238
26
Ibid, h. 265
3. Publikasi (publicity), dan
4. Penugasan sales executive perusahaan mendekati calon pembeli
(personal selling)
Strategi promosi mencakup lima konsumen utama, yaitu:

1. Menentukan tujuan bisnis yang ingin dicapai dengan program periklanan


(advertising objectives)
2. Penyusunan anggaran periklanan (advertising budget)
3. Menyusun pesan yang ingin disampaikan (advertising message)
4. Pilihan media iklan (media selection)
5. Menentukan criteria evaluasi hasil promosi (assessment criteria)
Dalam hal ini yang harus diperhatikan adalah tercapainya

keseimbangan yang efektif, dengan mengkombinasikan komponen-

komponen tersebut ke dalam suatu strategi promosi yang terpadu untuk

berkomunikasi dengan para pembeli dan para pembuat keputusan

pembelian.

C. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Strategi Pemasaran

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi yang dapat

mempengaruhi strategi pemasaran pada suatu perusahaan adalah :

a. Lingkungan mikro suatu perusahaan

Lingkungan mikro perusahaan terdiri dari para pelaku dalam

lingkungan yang langsung berkaitan dengan perusahaan yang

mempengaruhi kemampuannya untuk melayani pasar, yaitu :27

27
Arlina, “ Strategi Pemasaran Dalam Persaingan Bisnis”, Op. Cit
1. Perusahaan

Perusahaan yaitu struktur organisasi perusahaan itu sendiri.

Strategi pemasaran yang diterapkan oleh bagian manajemen pemasaran

harus memperhitungkan kelompok lain di perusahaan dalam merumuskan

rencana pemasarannya, seperti manajemen puncak, keuangan perusahaan,

penelitian dan pengembangan, pembelian, produksi dan akuntansi serta

sumber daya manusia yang dimilki perusahaan, karena manajer pemasaran

juga harus bekerja sama dengan para staf di bidang lainnya.

2. Pemasok (supplier)

Para pemasok adalah perusahaan-perusahaan dan individu yang

menyediakan sumber daya yang dibutuhkan oleh perusahaan dan para

pesaing untuk memproduksi barang dan jasa tertentu. Kadang kala

perusahaan juga harus memperolehtenaga kerja, peralatan, bahan bakar,

listrik dan faktor-faktor lain dari pemasok. Perkembangan dalam

lingkungan pemasok dapat memberi pengaruh yang amat berarti terhadap

pelaksanaan pemasaran suatu perusahaan. Manajer pemasaran perlu

mengamati kecenderungan harga dari masukan-masukan terpenting bagi

kegiatan produksi perusahaan mereka. Kekurangan sumber-sumber bahan

mentah, pemogokan tenaga kerja, dan berbagai kejadian lainnya yang

berhubungan dengan pemasok dapat mengganggu strategi pemasaran yang

dilakukan dan dijalankan perusahaan.

3. Para Perantara Pemasaran


Para perantara perusahaan adalah perusahaan-perusahaan yang

membantu perusahaan dalam promosi, penjualan dan distribusi barang/jasa

kepada para konsumen akhir. Para perantara pemasaran ini meliputi :

a. Perantara, adalah perusahaan atau individu yang membantu perusahaan

untuk menemukan konsumen.

b. Perusahaan distribusi fisik, perusahaan seperti ini membantu dalam

penyimpanan dan pemindahan produk dari tempat asalnya ke tempat-

tempat yang dituju.

c. Para agen jasa pemasaran, seperti perusahaan atau lembaga penelitian

pemasaran, agen periklanan, perusahaan media dan perusahaan konsultan

pemasaran yang ke semuanya membantu perusahaan dalam rangka

mengarahkan dan mempromosikan produknya kepasar yang tepat.

d. Perantara keuangan, seperti bank, perusahaan kredit, perusahaan asuransi,

dan perusahaan lain yang membantu dalam segi keuangan.

4. Para Pelanggan

Para pelanggan yaitu pasar sasaran suatu perusahaan yang menjadi

konsumen atas barang /jasa yang ditawarkan perusahaan apakah individu-

individu, lembaga-lembaga, organisasi-organisasi, dan sebagainya.

5. Para Pesaing

Dalam usahanya melayani kelompok pasar pelanggan, perusahaan

tidaklah sendiri. Usaha suatu perusahaan untuk membangun sebuah sistem

pemasaran yang efesien guna melayani pesar tentu disaingi oleh


perusahaan lain. Sistem pemasaran dan strategi yang diterapkan

perusahaan dikelilingi dan dipengaruhi oleh sekelompok pesaing. Para

pesaing ini perlu diidentifikasi dan dimonitor segala gerakan dan

tindakannya di dalam pasar.

6. Masyarakat Umum

Sebuah perusahaan juga harus memperhatikan sejumlah besar

lapisan masyarakat yang tentu saja besar atau kecil menaruh perhatian

terhadap kegiatan-kegiatan perusahaan, apakah mereka menerima atau

menolak metode-metode dari perusahaan dalam menjalankan usahanya,

karena kegiatan perusahaan pasti mempengaruhi minat kelompok lain,

kelompok-kelompok inilah yang menjadi menjadi masyarakat umum.

Masyarakat umum dapat memperlancar atau sebaliknya dapat sebagai

penghambat kemampuan perusahaan untuk mencapai sasarannya.

b. Lingkungan Makro

Lingkungan makro terdiri dari kekuatan-kekuatan yang bersifat

kemasyarakatan yang lebih besar dan mempengaruhi semua pelaku dalam

lingkungan mikro dalam perusahaan, yaitu:

1. Lingkungan Demografis/ Kependudukan

Lingkungan demografis/kependudukan menunjukkan keadaan dan

permasalahan mengenai penduduk, seperti distribusi penduduk secara

geografis, tingkat kepadatannya, kecenderungan perpindahan dari satu


tempat ke tempat lain, distribusi usia, kelahiran, perkawinan, ras, suku

bangsa dan struktur keagamaan. Ternyata hal diatas dapat mempengaruhi

strategi pemasaran suatu perusahaan dalam memasarkan produknya karena

publiklah yang membentuk suatu pasar.

2. Lingkungan Ekonomi

Lingkungan ekonomi menunjukkan sistem ekonomi yang

diterapkan, kebijakan-kebijakan pemerintah yang berkenaan dengan

ekonomi , penurunan dalam pertumbuhan pendapatan nyata, tekanan

inflasi yang berkelanjutan, perubahan pada pola belanja konsumen, dan

sebagainya yang berkenaan dengan perekonomian.

3. Lingkungan Fisik

Lingkungan fisik menunjukkan kelangkaan bahan mentah tertentu

yang dibutuhkan oleh perusahaan , peningkatan biaya energy, peningkatan

angaka pencemaran dan peningkatan angaka campur tangan pemerintah

dalam pengelolaan dan penggunaan sumber-sumber daya alam.

4. Lingkungan Teknologi

Lingkungan teknologi menunjukkan peningkatan kecepatan

pertumbuhan teknologi, kesempatan pembaharuan yang tak terbatas, biaya

penelitian dan pengembangan yang tinggi, perhatian yang lebih besar

tertuju kepda penyempurnaan bagian kecil produk daripada penemuan

yang besar dan semakin banyaknya peraturan yang

5. Lingkungan Sosial/Budaya
Lingkungan ini menunjukkan keadaan suatu kelompok masyarakat

mengenai aturan kehidupan, norma-norma dan nilai-nilai yang berlaku

dalam masyarakat, pandangan masyarakat dan lain sebagainya yang

merumuskan hubungan antar sesama dengan masyarakat lainnya serta

lingkungan sekitarnya.

D. Konsep Pemasaran Islami

Konsep pemasaran menurut ekonomi Islam sederhananya

merupakan suatu proses bisnis yang keseluruhan prosesnya menerapkan

nilai-nilai Islam. Suatu cara bagaimana memasarkan suatu proses bisnis

yang mengedepankan nilai-nilai yang mengagungkan keadilan dan

kejujuran. Dengan pemasaran Islami, seluruh proses tidak boleh ada yang

bertentangan dengan prinsip-prinsip Islam. Dan selama proses bisnis ini

dapat di jamin, atau tidak terjadi penyimpangan terhadap prinsip syariah,

maka setiap transaksi apa pun dalam pemasaran dapat di perbolehkan.

Ekonomi Islam mencatat, nabi Muhammad Saw selalu

menjelaskan dengan baik kepada semua pembalinya akan kelebihan dan

kekurangan produk yang ia jual. Di dalam Al-qur’an ada sepenggal

kalimat yang berbunyi, “Allah telah menghalalkan jual beli.” Itu artinya

Allah memperbolehkan marketing.28 Nabi Muhammad Saw bersabda,

28
Ippo Santosa, Muhammad sebagai Pedagang, (Jakarta: PT Elex Media Komputindo,
2008), h. 36
“Katakanlah kepada pihak yang engkau ajak berjual beli, tidak boleh

menipu.”29

Sifat jujur adalah merupakan sifat para nabi dan rasul yang

diturunkan Allah Swt. Nabi dan rasil dating dengan metode (syariah) yang

bermacam-macam, tetapi sama-sama menjunjung tinggi nilai-nilai

kejujuran.

Ulama terkemuka abad ini Syakh Al-Qardhawi mengatakan

diantara nilai transaksi yang terpenting dalam bisnis adalah al-amanah

(kejujuran). Ia merupakan puncak moralitas iman dan karakteristik yang

paling menonjol dari orang yang beriman. Bahkan kejujuran merupakan

karakteristik para nabi. Tanpa kejujuran kehidupan agama tidak akan

berdiri tegak dan kehidupan dunia tidak akan berjalan baik.

Ada empat hal yang menjadi key success factors (KSF) dalam

mengelola suatu bisnis, agar mendapat nilai-nilai moral yang tinggi,

yaitu:30

1. Shiddiq (benar dan jujur): jika seorang pemimpin senantiasa berprilaku


benar dan jujur dalam sepanjang kepemimpinannya, jika seorang shiddiq
haruslah menjiwai seluruh prilakunya dalam melakukan pemasaran, dalam
berhubungan dengan pelanggan, dalam bertransaksi dengan nasabah dan
dalam membuat perjanjian dengan mitra bisnisnya.
2. Amanah (terpercaya): artinya dapat dipercaya, bertanggung jawab, juga
bermakna keinginan untuk memenuhi sesuatu sesuai denganketentuan.
Diantara nilai yang terkait dengan kejujuran dan melengkapinya adalah
amanah.

29
Ibid, h. 41

30
Ahmad Elqorni, “Dasar Marketing Syariah”, http// www.dasar-marketing-syariah.com/
2008/ 08/ 06/ wordpress
3. Fathanah (cerdas): dapat diartikan sebagai intelektual, kecerdikan atau
kebijaksanaan. Pemimpin yang fathanah adalah pemimpin yang
memahami, mengerti dan menghayati secara mendalam segala hal yang
menjadi tugas dan kewajibannya.
4. Thabligh (komunikatif) : artinya komunikatif dan argumentatif. Orang
yang memiliki sifat ini akan menyampaikannya dengan benar dan dengan
tutur kata yang tepat (bi al-hikmah). Berbicara dengan orang lain dengan
sesuatu yang mudah dipahaminya, berdiskusi dan melakukan presentasi
bisnis dengan bahsa yang mudah dipahami sehingga orang tersebut mudah
memahami pesan bisnis yang ingin kita sampaikan.

Keempat KSF ini merupakan sifat-sifat Nabi Muhammad Saw

yang sudah sangat dikenal tapi masih jarang diimplementasikan khususnya

dalam dunia bisnis.

Bisnis berlandaskan syariah sangat mengedepankan sikap dan


perilaku yang simpatik, selalu bersikap bersahabat dengan orang lain, dan
orang lainpun dengan mudah bersahabat dan bermitra dengan kita.
Rasulullah pernah bersabda “ semoga Allah memberikan rahmat Nya
kepada orang yang murah hati (sopan) pada saat dia menjual, membeli
atau saat dia menuntut haknya”.31

Suatu bisnis, sekalipun bergerak dalam bisnis yang berhubungan

dengan agama, jika tidak mampu memberikan kebahagiaan semua pihak,

berarti belum melaksanakan spiritual marketing. Sebaliknya, jika dalam

berbisnis kita sudah mampu memberikan kebahagiaan, menjalankan

kejujuran dan keadilan, sesungguhnya kita telah menjalankan spiritual

marketing, apapun bidang yang kita geluti.

Pada masa nabi Muhammad Saw, telah ada kecenderungan orang-

orang untuk memotong jalur distribusi. Hal ini tidak luput dari

perhatiannya. Nabi Muhammad Saw melarang mencegat pedagang

sebelum tiba di pasar, dan melarang orang kota membeli dagangan orang
31
Arif Faisal latief, Pemasaran Islami, http//www.scribd.com/2008/11/07/op.html/top
desa. Inti dari pelarangan tersebut adalah menghindarkan adanya

perantara.hal lain yang menjadi perhatian adalah adanya orang lain yang

menjadi perantara perniagaan dengan maksud mendapatkan keuntungan

dari transaksi dengan cara tidak baik. Menurut nabi Muhammad Saw,

sebuah transaksi yang didalamnya tidak ada pihak yang dirugikan dan

saling menguntungkan. Nabi Muhammad Saw bersabda, “Tidak boleh

orang kota menjadi perantara niaga bagi orang desa. Biarkanlah orang

memperoleh rezeki Allah satu dari yang lainnay”. (HR Muslim, dari Jabir

Ra.).32

Ada 4 karekteristik Pemasaran Islami ( syariah marketing) yang

dapat menjadi panduan bagi para pemasar, yakni :

a. Teistis ( rabbaniyah)

Jiwa seorang syariah marketer meyakini bahwa hukum-hukum

syariah adalah hukum yang paling sempurna. Seorang syariah marketer

meyakini bahwa Allah swt. Selalu dekat dan mengawasinya ketika dia

sedang melakukan segala macam bentuk bisnis. Oleh karena itu seorang

marketer haruslah bersikap jujur.

b. Etis (akhlaqiyah)

32
Thoriq Gunara dan Utus Hardiono Sudibyo, Marketing Muhammad, loc. cit., h. 63-64
Kunci etis dan moral bisnis sesungguhnya terletak pada pelakunya,

seorang pengusaha muslim berkewajiban untuk memegang teguh etika dan

moral bisnis Islami yang mencakup husnul Khuluq. Dalam etika

pemasaran Islami, kita harus dapat memberikan jaminan mutu terhadap

produk yang kita miliki.

Sifat etis ini sebenarnya merupakan turunan dari sifat teistis.

Dengan demikian, syariah marketing adalah konsep pemasaran yang

sangat mengedepankan nilai-nilai moral dan etika, tidak peduli apapun

agamanya. Karena nilai etika adalah nilai yang bersifat universal, yang

diajarkan oleh semua agama.

Untuk mencapai tujuan tersebut Allh Swt memberikan petunjuk

melalui para Rasul-Nya yang meliputi segala sesuatu yang dibutuhkan

manusia, baik akidah, akhlak (moral dan etika) maupun syariah. Dua

komponen pertama, akidah dan akhlak bersifat konstan, keduanya tidak

mengalami perubahan apapun dengan berbedanya waktu dan tempat.

Sedangkan syariah senantiasa berubah sesuai dengan kebuttuhan dan taraf

peradaban manusia yang berbeda-beda sesuai dengan Rasulnya masing-

masing.

c. Realistis (al-waqi’iyyah)
Syariah marketing bukanlah konsep yang eksklusif, fanastis, anti

modernitas, dan kaku. Syariah marketing adalah konsep pemasaran yang

fleksibel, sebagaimana keluwesan syariah Islamiyah yang melandasinya.

Syariah marketer bukanlah berarti para pemasar itu harus

berpenampilan ala bangsa arab dan mengharamkan berdasi kerena

dianggap simbol masyarakat barat. Syariah marketer adalah para pemasar

professional dengan penampilan yang bersih, rapi, dan bersahaja, apapun

model atau gaya berpakaian yang dikenakannya. Mereka bekerja dengan

professional dan mengedepankan nilai-nilai relegius, kesalehan, aspek

moral, kejujuran dalam segala aktivitas pemasarannya.

d. Humanistis (al- insaniyah)

Humanistis ( Al-Insaniyah) adalah bahwa syariah diciptakan untuk

manusia agar derajatnya terangkat, sifat kemanusiaannya terjaga dan

terpelihara, serta sifat-sifat kehewanannya dapat terkekang dengan paduan

syariah. Dengan memiliki nilai humanistis ia menjadi manusia yang

terkontrol , dan seimbang (tawazun), bukan manusia yang serakah yang

menghalalkan segala cara untuk meraih keuntungan yang sebesar-

besarnya. Bukan menjadi manusia yang bahagia di atas penderitaan orang

lain atau manusia yang kering dengan kepedulian sosial. Sehingga diantara

penjual dan pembeli tercipta antharadin minkum, yakni prinsip ridha sama

ridha. Seperti tersebut dalam ayat berikut :


      
         
        
29. Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling
memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan
jalan perniagaan yang Berlaku dengan suka sama-suka di antara
kamu. dan janganlah kamu membunuh dirimu; Sesungguhnya
Allah adalah Maha Penyayang kepadamu.33
Pasar syariah adalah pasar yang emosional (emotional market)

dimana orang tertarik karena alasan keagamaan bukan karena keuntungan

financial semata, sedangkan pasar konvensional adalah pasar yang rasional

(rational market) yaitu orang-orang cenderung berbisnis hanya

untukmendapatkan keuntungan financial yang sebesar-besarnya tidak

peduli apakah itu halal atau haram.

Marketing syariah sendiri menurut definisi adalah adalah

penerapan suatu disiplin bisnis strategis yang sesuai dengan nilai dan

prinsip syariah. Jadi marketing syariah dijalankan berdasarkan konsep

keislaman yang telah diajarkan Nabi Muhammad Saw.

Menurut Hermawan Kartajaya, nilai inti dari marketing syariah

adalah Integritas dan transparansi, sehingga marketer tidak boleh bohong

dan orang membeli karena butuh dan sesuai dengan keinginan dan

kebutuhan, bukan karena diskonnya.

Ada 17 prinsip Pemasaran Islami (Syariah Marketing), yaitu:34

1. Information Technologi Allows Us to be Transparent (Change)


33
Ippho Santosa, Muhammad sebagai Pedagang, loc. cit., h. 59

34
Hermawan Kertajaya dan Muhammad Syakir Sula, Syariah Marketing, (Bandung: PT
Mizan Pustaka, 2006), h. 182-183
2. Be Respectful to Your Competitors (Competitor)
3. The Emergence of Customers Global Paradox (Customer)
4. Develop A Spiritual-Based Organization (Company)
5. View Market Universally (Segmentation)
6. Trget Customers Heart and Soul (Targeting)
7. Build A Belief System (Postioning)
8. Differ Yourself with A Good Package of Content and Context
(Differentiotion)
9. Be Honest with Your 4 Ps (Marketing-Mix)
10. Practice A Relationship-Based Selling (Selling)
11. Use a Spiritual Brand character (Brand)
12. Service Should Have the Abilitty to Transform (Service)
13. Practice A Reliable Business Process (Process)
14. Create Value to Your Stakeholders (Scorecard)
15. Create A Noble Cause (Inspiration)
16. Develop An Ethical Corporate Culture (Culture)
17. Measurement Must be Clear and Transparent (Institution)

Dalam syariah marketing, bisnis yang disertai keikhlasan semata-

mata hanya untuk mencari keridhaan Allah Swt, maka seluruh bentuk

transaksinya insya Allah menjadi nilai ibadah di hadapan Allah Swt. Ini

akan menjadi bibit dan modal dasar baginya untuk tumbuh menjadi bisnis

yang besar, yang memiliki spiritual brand,yang memiliki karisma,

keunggulan dan keunikan yang tak tertandingi.

Faktor spiritual merupakan faktor kunci terakhir yang harus

dimiliki seorang pemimpin dalam suatu perusahaan. Seorang pemimpin

harus memiliki empat style, yaitu:

1. Perintisan (pathfinding)

2. Penyelarasan (aligning)

3. Pemberdayaan (empowering)

4. Panutan (modeling)
Pada bagian akhir disebutkan pemimpin harus menjadi panutan,

maksudnya adalah pemimpin harus mampu menyatukan lata dan

perbuatan dan pemimpin adalah orang yang layak dipercaya (jujur).

Allah berfirman dalam surat As-Syua’ra (26) ayat 183 :

      


  

Artinya:

“Dan janganlah kamu merugikan manusia pada hak-haknya dan


janganlah kamu merajalela di muka bumi dengan membuat kerusakan”.
Konsep keadilan ekoomi dalam Islam mengharuskan setiap orang

mendapatkan haknya dan tidak mengambil hak atau bagian orang lain.

Rasulullah bersabda:”wahai manusia, takutlah akan kedzaliman

(ketidakadilan), sebab sesungguhnya dia akan menjadi kegelapan pada

hari pembalasan nanti”, (HR Iman Ahmad).35

Lihatlah Nabi Muhammad Saw yang dalam hidupnya melakukan

perdagangan atau bisnis. Apabila lebih ditekankan pada karakter dan sifat

Nabi Muhammad dalam melakukan proses bisnis. Nabi Muhammad telah

menunjukkan bagaimana cara berbisnis yang berpegang teguh pada

kebenaran, kejujuran, dan sikap amanah sekaligus bias tetap memperoleh

keuntungan yang optimal. Beliau pernah berkata, “berdaganglah kamu

35
Arif Faisal Latief, “Pemasaran Islami”, http// www.pemasaranislami.com/ 2010/ 04/ 13/
html/ blogspot
sebab dari sepuluh bagian penghidupan, Sembilan diantaranya dihasilkan

dari berdagang”.

Al-Quran juga member motivasi untuk berbisnis pada surat Al-

Baqarah ayat 198 dan 275:

        


       
        
  

Artinya:

“Tidak ada dosa bagimu untuk mencari karunia (rezeli hasil


perniaagaan) dari Tuhanmu”.
      
       
       
        
         
        

Artinya:

“Allah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba”.

Ada sembilan etika pemasar, yang akan menjadi prinsip-prinsip

bagi syariah marketer dalam menjalankan fungi-fungsi pemasaran, yaitu:

1. Memiliki kepribadian spiritual (takwa)


2. Berprilaku baik dan simpatik (Shidiq)

3. Berprilaku adil dalam bisnis (Al-Adl)

4. Bersikap melayani dan rendah hati (Khidmah)

5. Menepati janji dan tidak curang

6. Jujur dan terpercaya (Al- Amanah)

7. Tidak suka berburuk sangka (Su’uzh-zhann)

8. Tidak suka menjelek-jelekkan (Ghibah)

9. Tidak melakukan sogok (Riswah)

Di dalam strategi pemasaran Islami, dapat dilakukan pemetaan

pasar berdasarkan ukuran pasar, pertumbuhan pasar, keunggulan

kompetitif, dan situasi persaingan. Dari pemetaan potensi pasar

sebelumnya, dapat diketahui melihat bahwa pasar rasional atau pasar

mengambang merupakan pasar yang sangat besar. Pedagang harus bisa

membidik pasar rasional yang sangat potensial tersebut. Setelah itu,

pedagang perlu melakukan positioning yang solid di benak konsumen agar

identitas diri/toko pedagang jelas.

Dalam proses targeting, Nabi Muhammad menggunakan sistem


one brand for all. Yaitu, dengan menggunakan sifat al-amin (jujur)
sebagai piranti sistem one on one marketing hingga ia mampu menyentuh
individu konsumen. Setiap individu yang ada dapat dijadikan target market
oleh Muhammad . Muhammad mampu menjadi sosok yang dihormati di
kalangan pengusaha saat itu. Semua ucapan dan perbuatannya selalu
diteladani dan dijadikan contoh bagi orang lain. muhammad telah
melakukan targeting tidak hanya secara bisnis, tapi juga secara personal. 36

36
Thorik Gunara dan Utus Hardiono Sudibyo, Marketing Muhammad, loc. cit., h. 22
Setelah menyusun strategi, pedagang perlu melakukan syariah

marketing Tactic dalam memenangkan Market Share, karena jika

Positioning dibenak konsumen telah kuat, pedagang perlu melakukan

Diferensiasi yang mencakup apa yang ditawarkan (content), bagaimana

menawarkan (context), dan apa infrastruktur dalam proses

menawarkannya.

Langkah selanjutnya , pedagang perlu menerapkan diferensiasi

secara kreatif dan inovatif dengan menggunakan marketing mix (harga,

produk, distribusi dan promosi).

Hal yang perlu disiapkan, bagaimana pedagang melakukan selling

dalam meningkatkan hubungan dengan konsumen sehingga mampu

menghasilkan keuntungan finansianl. Semua strategi dan taktik yang

sudah dirancang akan berjalan optimal jika disertai dengan peningkatan

value dari produk atau jasa. Dengan Syariah Marketing Value, pedagang

akan ampu meraih Heart Share pelanggan.

Pada Syariah Marketing Value, merek atau brand merupakan nama

baik yang menjadi identitas seseorang atau perusahaan. Contohnya, Nabi

Muhammad yang terekam kuat di pikiran semua orang bahwa beliau

adalah seorang al-amin. Brand ini menjadikan Nabi Muhammad lebih

mudah untuk mengkomunikasikan produknya, karena semua orang telah

mempercayai perkataannya.

Dalam Al-Quran, Allah berfirman, “Sesungguhnya telah ada pada

(dari) Rasulullah (Muhammad) itu suri tauladan yang baik bagimu”.


Dalam hadist dikatakan bahwa kalau ingin melihat akhlaq al-

Quran, lihatlah nabi Muhammad. Hal ini menandakan bahwa Personal

Branding telah dikenal dalam Islam, yaitu melalui nabi Muhammad.

Jelaslah bahwa Nabi Muhammad telah mencetak personal

branding yang kuat sebagai pengusaha yang professional dan jujur.

Banyak diantara masyarakat arab yang menginvestasikan harta mereka,

disamping itubanyak juga orang-orang yang mempunyai uang lebih

menitipkannya pada Nabi Muhammad dan diambil lagi ketika pemilik

uang tersebut membutuhkannya.

Selain merek, perusahaan yang menerapkan pemasaran Islami

perlu juga memperhatikan servis yang di tawarkan agar dapat menjaga

kepuasan pelanggan. Dalam melakukan pelayanan perlu penekanan sikap

yang simpatik, lembut, sopan, dan penuh kasih sayang. Kemudian prinsip

terakhir adalah proses yang mencerminkan tingkat quality, cost, dan

delivery dari produk atau jasa yang ditawarkan.

Gambar 2

Konsep Sistem Pemasaran dalam Bisnis Syariah


Orientasi/riset pasar

Marketing Mix Konsumen senang,bahagia, sehat


- Produk puas, sejahtera,terpenuhi kebutuhan
- Price memperoleh manfaat positif
- Place
- Promotion

Perusahaan dan Approach


Terhadap pasar
Dapat keuntungan nilai feed back Information & revenue
Tambah loyalitas fanatisme

Sumber : Ali Sakti “Bisnis Syariah”, http//www.scribd/2009/06/19/op.html/top

Rasulullah SAW adalah pelopor bisnis yang berdasarkan prinsip

kejujuran, transaksi bisnis yang adil dan sehat. Beliau juga tidak segan

mensosialisasikan prinsip-prinsip bisnisnya dalam bentuk edukasi dan

pernyataan tegas kepada para pebisnis lainnya.

Rasulullah SAW mentransformasikan prinsip-prinsip bisnisnya

menjadi pokok-pokok hukum. Berdasarkan hal itu, beliau melakukan

penegakan hukum pada para pebisnis yang nakal. Beliau pula yang

memperkenalkan asas “Facta Sur Servanda” yang kita kenal sebagai asas

utama dalam hukum perdata dan perjanjian.

Prinsip-prinsip pemasaran menurut Islam yaitu:

1. Trust / kepercayaan

Konsep pemasaran menurut Islam adalah membangun dan

menciptakan kepercayaan yang harus dimiliki oleh pemasar atau jasa yang

dipasarkan.37 Jika terbangundan tercipta kepercayaan oleh para

konsumennya, artinya masyarakat konsumen yakin dan percaya terhadap

37
Afzalur Rahman, Muhammad a Trader, (Lahore : Islamic Publication, 1995), hal. 55
perusahaan atau produk yang mereka jual, maka kepercayaan itu arus

dijaga dengan ketat

2. Quality Service/ Kualitas Pelayanan

Kualitas pelayanan merupakan salah satu instrumen penting yang


dapat dijadikan sebagai pendukung trust/ kepercayaan. Pelayanan yang
diberikan ke konsumen harus sesuai dengan yang diinginkan konsumen.38

Perilaku wiraniaga yang dimiliki perusahaan diarahkan untuk

mengoptimalkan pelayanan dan kepuasan konsumen kerena mereka harus

menyadari bahwa konsumen merupakan sumber pendapatan perusahaan.

Oleh karena itu mereka seharusnya mendapat perhatian utama dan

dijadikan ujung tombak keberhasilan perusahaan.

3. Responsibility / Amanah

Segala yang terkait dengan kegiatan pemasaran berujung dan

berawal dari niat awal filosofis bahwa dilaksanakan kegiatan bisnis karena

amanah dan tanggung jawab kepada keseluruhan stakeholders.

Salah satu stakeholders terpenting dalam hal ini adalah para


konsumen atau costumers. Awal dari keseluruhan kegiatan perusahaan
berujung pada konsumen. Kata kunci perusahaan terletak pada fanatisme,
loyalitas, dan terjalinnya hubungan komunikasi yang baik dengan
konsumen.39

Berdasarkan apa yang dibahas di atas ini, jelas nabi Muhammad

adalah pebisnis yang melaksanakan manajemen bisnis yang mendahului

zamannya. Bagaimana tidak karena prinsip-prinsip manajemen Rasulullah

Saw baru dikenal luas dan diimplimentasikan para pebisnis modern sejak

abad ke-20, padahal Rasulullah Saw hidup pada abad ke-7. Pakar

38
Ibid. hal. 56
39
Ibid. hal. 57
manajemen bisnis terkemuka Indonesia, Rhenald Kasali pun mengakuinya

dengan mengatakan bahwa semua bisnis yang diinginkan niscaya juga

akan suksesjika mau menduplikasi karakter nabi Muhammad Saw dalam

berbisnis.

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis, Sifat Studi Kasus dan Lokasi Penelitian

Jenis penelitian ini merupakan field research (penelitian lapangan),

yaitu mempelajari secara intensif tentang latar belakang keadaan sekarang

dan interaksi lingkungan sesuatu unit sosial, individu kelompok, lembaga

dan masyarakat,40 dengan kunjungan langsung ke tempat dimana usaha

kelelepon Bukhari tersebut berada, untuk memperoleh data dan informasi

berkenaan dengan permasalahan yang akan diteliti lebih lanjut.

40
Cholid Narbuko dan H. Abu Achmadi, Metodologi Penelitian, (Jakarta: PT Bumi
Aksara, 2001), h. 46
Sifat studi kasus penelitian ini adalah deskriftif yaitu penelitian

yang berusaha untuk menuturkan pemecahan masalah yang ada sekarang

berdasarkan data-data, juga menyajikan data, menganalisis dan

menginterpretasi.41 Penelitian ini memberikan gambaran tentang strategi

pemasaran usaha kue kelelepon buntut Bukhari dalam memasarkannya.

Penelitian yang dilakukan ini mengambil lokasi di Jln. Kampung

Melayu Desa Mekar Kecamatan Martapura.

B. Subjek dan Objek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah pengusaha kelelepon buntut Bukhari.

Objek penelitian ini adalah mengenai strategi pemasaran usaha kue

kelelepon Bukhari dan tinjauan Ekonomi Islam terhadap pemasaran

syariah kelelepon buntut Bukhari.

C. Data dan Sumber Data

1. Data

Data yang digali dalam penelitian ini meliputi:

a. Identitas Responden, yaitu: nama pedagang, umur, pendidikan, alamat.

b. Deskripsi umum mengenai usaha kelelepon buntut Bukhari.

c. Faktor kendala yang dihadapi pengusaha kelelepon buntut Bukhari.

41
Ibid, h. 44
d. Strategi pemasaran yang dilakukan pengusaha kelelepon buntut

Bukhari serta tinjauan Ekonomi Islam terhadap pemasaran syariah

kelelepon buntut Bukhari.

2. Sumber data

Adapun yang menjadi sumber data dalam penelitian yang akan

dilakukan ini adalah:

a. Responden, yaitu orang yang terlibat langsung dalam penelitian ini,

yakni pengusaha kelelepon buntut Bukhari yang berkompeten guna

memberikan data dan informasi yang diperlukan.

b. Informan, yaitu pihak-pihak yang dianggap penulis dapat memberikan

keterangan dan tambahan informasi yang berkaitan dengan penelitian

ini, dalam hal ini pekerja-pekerja yang bekerja dikelelepon buntut

Bukhari.

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang akan digunakan penulis dalam penelitian

ini:

1. Observasi, yaitu pengumpulan data yang dilakukan cara mengamati

dan mencatat secara sistematik gejala-gejala yang diselidiki.42 Dalam

penelitian ini peneliti melakukan tinjauan langsung ke lokasi penelitian

untuk memperoleh data dan informasi yang bersinergi dengan

permasalahan yang akan diteliti dalam pemasaran usaha kue kelelepon

buntut Bukhari.

42
Ibid ,h. 70
2. Wawancara, yaitu proses tanya jawab dalam penelitian yang

berlangsung secara lisan dalam dua orang atau lebih bertatap muka,

mendengarkan secara langsung informasi-informasi atau keterangan-

keterangan.43 Dengan melakukan pertanyaan terbuka dan langsung

kepada para responden dan informan penelitian ini, sehingga

memperoleh data-data yang diperlukan penulis.

E. Teknik Pengolahan dan Analisis Data

1. Teknik Pengolahan Data

Setelah data terkumpul, maka selanjutnya pengolahan data dengan

tahapan-tahapan sebagai berikut:

a. Editing, yaitu penyeleksian secara selektif dan intensif terhadap data yang

telah diperoleh sehingga diperoleh data yang valid

b. .Kategorisasi, yaitu penyusunan terhadap ata yang diperoleh berdasarkan

jenis dan permasalahannya, sehingga tersusun secara sistematis dan mudah

dipahami.

2. Analisis Data

Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

analisiskualitatif, yaitu dengan melakukan penelaahan dan pengkajian

secara mendalam terhadap hasil penelitian mengenai strategi

pemasaran usaha kecil dan menengah kelepon buntut Bukhari di

43
Ibid, h. 83
Kabupaten Banjar (Martapura), kemudian ditarik beberapa

kesimpulan.

F. Tahapan Penelitian

Adapun beberapa tahapan penelitian yang ditempuh penulis

dalam menyelesaikan penyusunan skripsi ini hingga menjadi sebuah

karya tulis ilmiah yang siap di munaqasahkan yaitu sebagai berikut:

1. Tahap Pendahuluan, meliputi:

Pada tahap ini penulis mempelajari dengan seksama permasalahan yang

akan diteliti, kemudian hasilnya dituangkan dalam sebuah proposal

penelitian yang berjudul “Strategi Pemasaran Usaha Kecil dan Menengah

Kelepon Buntut Bukhari di Kabupaten Banjar (Martapura)”. Untuk

kesempurnaannya maka dikonsultasikan kepada Dosen Penasehat dan

meminta persetujuannya untuk dimasukkan ke Biro Skripsi Fakultas

Syariah. Setelah penetapan judul serta penetapan Dosen Pembimbing dan

Asisten Pembimbing, maka dikonsultasikan kembali untuk diadakan

perbaikan seperlunya, kemudian diseminarkan.

2. Tahap Pengumpulan Data

Pada tahap ini penulis terlebih dahulu mengurus surat riset untuk

kemudian melakukan penelitian lapangan dengan wawancara langsung

kepada para responden dan informan, sehingga diperoleh data-data dan

informasi terkait dengan permasalahan yang diteliti penulis.

Riset ini dilakukan dalam kurun waktu dua bulan sesuai dengan surat riset

yang dikeluarkan Fakultas Syariah IAIN Antasari Banjarmasin.


3. Tahapan Pengolahan dan Analisis Data

Setelah semua data yang diperlukan terkumpul, kemudian penulis

mengolah data tersebut dengan menggunakan dengan teknik editing dan

kategorisasi yang kesemuannya dituangkan dalam laporan penelitian pada

bab IV. Kemudian data-data tersebut dianalisis secara kualitatif

berdasarkan teknik pemasarannya.

4. Tahapan Penyusunan

Pada tahap ini penulis menyusun hasil penelitian yang telah diperoleh

sesuai dengan sistematika penulisannya. Untuk kesempurnaannya, maka

dikonsultasikan secara intensif kepada Dosen Pembimbing dan Asisten

Pembimbing, hingga dianggap baik dan layak dijadikan sebuah karya tulis

ilmiah dalam bentuk skripsi yang siap dimunaqasahkan.

You might also like