You are on page 1of 14

KATA PENGANTAR

Om Swastyastu,

 Puji syukur kami panjatkan kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa, karena hanya

berkatrahmat-Nya lah paper sederhana ini dapat kami selesaikan. Peper sederhana ini

ditulis gunamemenuhi tugas kuliah Sejarah Bahasa Bali yang diasuh oleh Dra.Ni

Wayan Sumitri,M.Si. padaJurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Bali, IKIP PGRI

BALI. 

Dalam penyusunan paper ini, banyak kendala yang kami hadapi. Namun, semua kendalatersebut

berangsur-angsur dapat kami atasi berkat bimbingan dosen pengasuh. Oleh karena

itu,pada kesempatan kali ini, kami mengucapkan terima kasih kepada beliau dan

rekan-rekan yangtelah meluangkan waktu dan tenaganya sehingga paper ini dapat

kami selesaikan.

 Akhirnya, kami menyadari bahwa paper ini masih banyak kekurangannya. Oleh karenaitu kritik

dan saran pembaca sangat kami harapkan guna penyempurnaan tulisa-

tulisanberikutnya. Dan kepada yang telah rela memberikan kritik dan sarannya, kami ucapkan

terimakasih.

 Om Santih, Santih, Santih Om

Denpasar, mei 2011

1
DAFTAR ISI

Kata pengantar………………………………………..……………………………….1

Daftar Isi…………………………………………………………………..…………..2

Bab I Pendahuluan……………….…………………………..………………………..3
1.1 Latar Belakang……………………………….….…………………………….3
1.2 Rumusan Masalah…………………………...…….…….…………………….3
1.3 Tujuan…………………………….……..……….……………………………3

BabII Pembahasan……………………..………………………….………………...
……….4
2.1 Modal membaca…………………………………………………………………..4
2.2 Kecepatan membaca dapat ditingkatkan…………..……………………………..6
2.3 Hakikat membaca cepat dan keefektifan membaca………………………………7
2.4 Mengukur kecepatan membaca…………………………….……………………..8
2.5 Metode yang perlu dikembangkan………………………………………………..8
2.6 Tipe-tipe membaca yang tidak efisien……………………………………………9

Bab III Penutup


Kesimpulan…………………………………………………………………………..13
DaftarPustaka…………………………….………………...………………………..14

2
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam pembahasan pada paper ini, mengenai cara-cara atau hal-hal yang
perlu ditingkatkan dalam proses membaca cepat agar menjadi lebih efektif
ditingkat sekolah menengah atas. Membaca merupakan kegiatan yang dilakukan
oleh manusia untuk memperoleh informasi dari sumber yang tertulis. Maka dari
itu proses membaca cepat dapat dilakukan oleh siapa saja jika ada kemauan atau
minat dari pembacanya.dan begitu pula dengan kegiatan membaca cepat di
tingkat SMA, memerlukan konsentrasi dan kemampuan yang cukup tinggi agar
tercapainya proses membaca cepat yang efektif. Dalam hal ini yang akan
dibahas adalah proses membaca cepat yang dilakukan oleh siswa menengah
atas.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa sajakah yang menjadi modal siswa di dalam membaca cepat di tingkat
SMA?
2. Dengan cara apa kecepatan membaca dapat ditingkatkan?
3. Adakah hubungan membaca cepat dengan keefektifan membaca?
4. Apa yang menjadi ukuran di dalam kecepatan membaca?
5. Metoda apa saja yang perlu dikembangkan dalam membaca cepat yang
efektif?
6. Bagaimana tipe-tipe pembaca yang tidak efektif?

1.3 Tujuan
Untuk mengetahui bagaimakah siswa menjadi pembaca cepat yang efektif,
selain itu mengetahui ukuran kecepatan pembaca agar tercapainya membaca
yang efektif. Dan apa saja yang menjadi metoda siswa dalam membaca cepat
yang efektif.

3
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Modal membaca


Membaca adalah aktifitas yang kompleks yang melibatkan
berbagai faktor yang datangnya dari dalam diri pembaca dan faktor
luar. Selain itu, membaca juga dapat dikatakan sebagai jenis
kemampuan siswa sebagai produk belajar dari lingkungan, dan
bukan kemampuan yang bersifat instingtif, atau naluri yang di bawa
sejak lahir. Oleh karena itu, proses membaca yang dilakukan oleh
siswa merupakan usaha mengolah dan menghasilkan sesuatu melalui
modal tertentu. Dalam pengertian awam, membaca adalah proses
produksi yang menghasilkan pengetahuan, pengalaman dan sikap-
sikap baru. Untuk mengolah ini diperlukan modal tertentu. Secara
garis besar, akitvitas membaca berkaitan dengan 2 hal pokok yaitu;
pembaca dan bahan bacaan sejalan dengan penyediaan modal
membaca, maka perlu dipersiapkan juga dari 2 segi ini. Untuk
memperlancar proses membaca, siswa harus memiliki modal:
a. Pengetahuan dan pengalaman
Pengetahuan, pengalaman, dan konsep-konsep siswa tentang segala
sesuatu merupakan modal untuk membaca. Semakin banyak
informasi yang dimiliki, pengetahuan, pengalaman, dan konsep-
konsep, semakin besar pula kesiapan siswa untuk mengolah ide-ide
dan gagasan-gagasan yang tertuang dalam bacaan. Dengan demikian,
semakin kritis pula siswa untuk menyeleksi setiap gagasan yang
dikemukakan oleh penulis sehingga memperoleh informasi baru
yang lebih selektif. Membaca adalah usaha mengolah bahan bacaan
yang berupa simbul-simbul tulisan yang berisi pesan-pesan penulis
sehingga, untuk dapat mengolah, diperlukan sejumlah pengetahuan
dan pengalaman tentang materi yang sesuai dengan bahan bacaan.

4
Pengetahuan dan pengalaman adalah hasil dari suatu proses yang
bersifat berkelanjutan, sesuai dengan kecendrungan ilmu dan
kebutuhan membaca. Semakin banyak dan sering siswa membaca
semakin kaya pula akan pengetahuan dan pengalaman, berarti
banyak pula modal yang dimiliki oleh siswa tersebut.
b. Kemampuan Berbahasa (kemampuan berkomunikasi lisan)
Kemampuan membaca adalah kemampuan seseorang setelah ia dapat
berkomunikasi lisan atau dengan kata lain, dalam urutan perolehan
kemampuan berbahasa (urutan normal), komunikasi lisan
mendahului komunikasi tulis. Kemampuan membaca dimodali
dengan kemampuan berkomunikasi secara lisan, ini logikanya secara
teoritis untuk dapat berkomunikasi secara lisan, seorang harus
melibatkan kemampuan berpikirnya. Mampu berpikir dan mencerna
pembicaraan orang lain hingga memperoleh pemahaman atas pesan
yang diperoleh seorang pembicara sehingga dapat dikatakan bahwa
kemampuan berpikir mendahului kemampuan berbica dan membaca.
c. Pengetahuan tentang tekhnik membaca
Pengetahuan tentang tekhnik membaca lebil cenderung dianggap
sebagai alat. Alat yang dapat digunakan untuk mencerna bahan
tulisan. Realisasinya berupa seperangkat keterampilan untuk
mengolah setiap aspek bacaan menjadi sesuatu yang bermakna bagi
pembaca. Secara garis besar pengetahuan tentang tekhnik membaca
ini meliputi:
1. Pengetahuan tentang aspek-aspek ketrampilan membaca
- Ketrampilan mengenali kata
- Ketrampilan mengenali tanda baca
- Ketrampilan memahami makna tersurat
- Ketrampilan membaca kritis
- Kemampuan membaca kretif

5
2. Kemampuan tentang tekhik membaca cepat
- Kemampuan membaca pemahaman dengan kecepatan di
atas 400 kata per menit.
- Kemampuan membaca dengan tekhnik skimming.
- Kemampuan membaca cepat dengan tehnik skaning.

2.2 Kecepatan membaca dapat ditingkatkan

Ada kecenderungan anggapan bahwa seorang pembaca lambat itu


berhubungan dengan kecerdasannya. Tidak selalu demikian seorang pembaca
yang lambat, barangkali hanya tidak tahu bagaimana cara membaca cepat,
sehingga ada yang dilakukannya tidak efisien, dengan metode dan teknik
pengembangan kecepatan membaca, kemudian diikuti oleh latihan yang
intensif plus membiasakan diri membaca dengan cepat, maka dalam beberapa
minggu saja anda akan melihat hasilnya. Secara teoretis kecepatan membaca
ini dapat ditingkatkan menjadi 2 sampai 3 kali lipat kecepatan semula.
Kecepatan membaca dengan 150 kata permenit dengan latihan intensif selama
jangka waktu 1-2 bulan akan meningkat menjadi lebih dari 400 kata permenit.
Bukti yang pernah ada ialah apa yang dilakukan John A.Broyson dari
universitas Florida. Ia melatih sejumlah 111 orang untuik meningkatkan
kecepatan membacanya. Pada awal latihan, kecepatan membaca mereka pada
mulanya berkisar antara 115-210 kata permenit (sama dengan kecepatan yang
memadai untuk siswa sekolah dasar ) tetapi 3 bulan kemudian, dengan latihan
yang intensif, 52 orang mampu meningkatkan kecepatan membacanya menjadi
295-325 kata permenit (2 sampai 3 kali lipat ).

6
2.3 Hakikat membaca cepat dan keefektifan membaca
Membaca cepat artinya membaca yang mengutamakan kecepatan yang
tidak mengabaikan pemahamannya. Biasanya kecepatan ini dikaitkan dengan
tujuan membaca, keperluan dan bahan bacaan. Artinya, seorang pembaca cepat
yang baik, tidak menerapkan kecepatan membacanya secara konstan di
berbagai cuaca dan keadaan membaca. Penerapan kemampuan membaca cepat
ini disesuaikan dengan tujuan membacanya, aspek bacaan yang digali
( keperluan ) dan berat ringannya bahan bacaan.
Efektif artinya meningkatkan kecepatan membaca ini harus diikuti pula
oleh peningkatan pemahaman terhadap bacaan. Pembaca yang efektif dan kritis
tahu tentang apa yang perlu digalinya dari bahan bacaan secara cepat,
mengabaikan unsure-unsur yang kurang penting, serta membuang hal-hal yang
tak diperlukan. Pada beberapa kasus terbukti bahwa peningkatan kecepatan
membaca akan diikuti oleh persentase pemahaman terhadap bacaan.
Seorang pembaca yang buruk melakukan tindakan membacanya dengan
cara melihat kata demi kata setiap barisnya, dan memahaminya secara terputus.
Jelasnya, dengan melihat setiap kata yang ada pada baris bacaan, tentu terlalu
banyak kata yang harus dilihat sehingga banyak membuang waktu. Selain itu,
pemahaman terhadap bacaan menjadi terganggu karena setiap kata dipahami
satu persatu. Hal inilah yang menghambat pemahaman itu.
Seorang pembaca efektif melihat setiap baris bacaan hanya pada satuan-
satuan pikiran yang ada. Biasanya berupa frasa-frasa, klausa-klausa, atau kata-
kata kunci. Jadi, bagian bacaan yang dilihat menjadi semakin sedikit.
Akibatnya, perpindahan gerak mata semakin cepat, dan pada akhirnya
kecepatan membaca dapat di tingkatkan. Ia tidak memahami kata demi kata
sesuai dengan makna aslinya ( dalam kamus), tetapi melihat makna kata sesuai
dengan konteks kalimatnya. Dengan demikian, pemahaman juga dapat di
tingkatkan.
Namun, perlu diingatkan pula bahwa seorang pembaca cepat itu tidak
harus membaca dengan kecepatan tinggi terus menerus sepanjang bacaan.
Kecepatan itu bervariasi, tergantung pada tujuan, keprluan membaca, dan

7
keadaan bacaannya. Jika dalam bacaan tidak di jumpai hal-hal yang dianggap
penting, mata dapat terus melaju dengan kecepatan tinggi, sampai dirasa ada
hal yang perlu di ambil. Sampai disini baru kecepatan itu dikurangi. Demikian
pula untuk tujuan membaca yang berbeda, kecepatan membaca itu berbeda-
beda pula.

2.4 Mengukur kecepatan membaca


Kecepatan membaca biasanya diukur dengan berapa banyak kata yang
terbaca setiap menitnya, dengan pemahaman rata-rata 50%, atau dengan kata
lain berkisar antara 40-60%. Pada taraf pemahaman sekian, kecepatan
membaca yang anda ukur dianggap memadai. Misalnya, ada sebuah teks
bacaan terdiri dari 1000 kata. Bila teks ini selesai and abaca dalam 1 menit,
maka kecepatan membaca anda adalah 1000 kata per menit. Bila teks itu anda
selesaikan dalam 2 menit, maka kecepatan membaca anda 500 kata per menit.
Demikian pula bila terselesaikan dalam 3 menit, maka kecepatan itu menjadi
333 kata per menit.

2.5 Metode yang perlu dikembangkan


Kecepatan membaca dan keefektifannya dapat dilakukan bukan hanya
karena dari faktor pembawaan melainkan karena seringnya dilatih dan juga
adanya dukungan dari faktor pembawaan. Akan tetapi, kemampuan membaca
seorang siswa adalah hasil dari kebiasaan yang dilakukan untuk melatih agar
tercapainya pembiasaan membaca yang efektif. Adapun metode yang
dikembangkan, antara lain :
a. Metoda Kosakata merupakan metoda yang mengembangkan
kecepatan membaca melalui pengembangan kosakata. Artinya,
metoda ini mengarahkan perhatian pada aspek perbendaharaan
kata seorang pembaca. Akan tetapi, tampaknya metoda ini tidak

8
dipakai banyak orang, sebab nyatanya pembendaharaan yang
besar belum tentu menjamin kecepatan membaca seseorang.
b. Metoda Motivasi (minat) merupakan adanya dorongan yang
membuat orang tertarik untuk membaca, pikiran yang mendasari
lahirnya metoda ini ialah semakin tertarik atau berminat dan
semakin tinggi kecepatan dan pemahaman seseorang. Akan
tetapi, tampaknya metoda ini tidak banyak diikuti oleh orang,
karena bukti bahwa tidak selalu kecepatan membaca yang tinggi
disebabkan oleh daya tarik terhadap buku yang dibaca. Bisa saja
terjadi bahwa seseorang membaca buku tertentu dengan
kecepatan dan kecermatan walaupun buku itu kurang diminati.
c. Metoda Bantuan Alat merupakan metoda yang digunakan gerak
matanya dipercepat dengan bantuan alat berupa pensil, ujung jari
atau alat bantu lainnya. Metoda ini memperoleh hasil yang cukup
memuaskan, tetapi ada juga efek negatifnya yaitu adanya
ketergantungan pada alat bantu yang digunakan.
d. Metoda Gerak Mata merupakan metoda yang paling banyak
dipakai dan dikembangkan orang pada saat ini, baik untuk
pengajaran membaca permulaan, maupun bagi siapa saja yang
ingin meningkatkan daya membacanya agar lebih efektif.

2.6 Tipe-tipe membaca yang tidak efisien


1. Tipe pembaca yang memvokalkan apa yang dibacanya
Yang dimaksud dengan tipe pembaca ini adalah pembaca
yang suka membaca dengan suara keras. Banyak orang yang
melakukan cara membaca semacam ini, yaitu melafalkan apa
yang dibacanya kata demi kata dengan bantuan alat-alat ucap
(mulut).dengan kata lain, kecepatan membaca disamakan
denga kecepatan berbicara. Banyak orang yang berpendapat
bahwa membaca adalah proses berfikir. Disini jelas bahwa
kecepatan berfikir tidak sama dengan kecepatan berbicara.

9
Kita mampu berfikir tentang berbagai hal dalam beberapa
saat, secara rumit dan kompleks. Proses ini sama dengan
waktu proses membaca berlangsung. Jelas bahwa tindakan
memvokalkan bahan bacaan ini sesuatu yang menghambat
kecepatan membaca, sekaligus menghambat pemahaman. Jadi
kesimpulannya pembaca jenis ini adalah pembaca yang
kurang efektif.
Ada 3 macam tipe pembaca yang memvokalkan apa yang
dibacanya:
- pembaca yang membaca dengan suara keras (nyaring)
pada seluruh bacaan.
- Pembaca yang hanya bergumam.
- Pembaca yang mengikuti baris-baris bacaannya dengan
gerakan mulut tidak bersuara (membaca dalam hati)
2. tipe pembaca bergerak
yang dimaksudkan sebagai tipe pembaca bergerak adalah
seorang pembaca yang dalam kegiatan membacanya diikuti
oleh gerak-gerik sebagian anggota badan, baik disengaja
maupun tidak.
Contoh:
- Membaca sambil menggoyang-goyangkan kaki
- membaca sambil menggigit-gigit alat tulis
- membaca sambil mengetuk-ngetukkan jari tangan di meja.
Akan tetapi menghilangkan kebiasaan ini akan menambahkan
konsentrasi terhadap bacaan lebih sempurna.
3. membaca sambil tiduran (berbaring)
ada sebagian orang yang merasa nikmat bila membaca sambil
tiduran.cara membaca ini jelas merupakan kebiasaan
membaca yang jelek.Terutama ditinjau dari segi kesehatan
mata. Dengan membaca sambil tiduran, mata dipaksa bekerja

10
lebih keras. Kelelahan mata adalah efek langsung dari cara
membaca semacam ini.
4. Tipe pembaca yang tak berkonsentrasi
Tipe ini juga salah satu kelemahan dari beberapa orang
pembaca. Terkadang tampak secara jelas, secara fisik
seseorang sedang membaca. Akan tetapi sampai beberapa
waktu belum juga membalik-balik buku. Karena pada awal-
awal baris saja ia membaca. Pada baris-baris berikutnya
tujuan membaca beralih menjadi hayalan, diluar konteks yang
dibacanya. Dan hal ini biasanya telah membudaya. Setelah ia
sadar kembali,barulah diteruskan kegiatan membacanya.
Inilah yang dimaksud dengan tipe pembaca yang tidak
berkonsentrasi.

Penulis telah melakukan wawancara kepada seorang siswa SMA untuk


engetahui seberapa besar kemampuan siswa tersebut dalam membaca cepat.
Siswa tersebut atas nama NI Wayan Rusminiati dari SMAN 1 Payangan, pada
kesempatan ini siswa tersebut diberikan beberapa pertanyaan secara lisan
kemudian siswa tersebut juga menjawab dengan lisan, pertanyaanya
diantaranya yaitu:
1. Apa sajakah yang menjadi modal dalam membaca cepat?
2. Dengan cara apa kecepatan membaca dapat ditingkatkan ?
3. Apa yang menjadi ukuran di dalam kecepatan membaca cepat?
4. Metode apa saja yang anda kembangkan agar tercapai membaca cepat
dengan efektif?
Dari pertanyaan yang diajuakan kepada siswa tersebut, siswa tersebut menjelaskan
bahwa:
modal siswa dari membaca cepat yaitu minat siswa itu sendiri untuk membaca cepat
sehingga dapat belatih setia saat karena kalau sudah ada niat pasti bisa dijalankan
dengan baik, selanjutnya kecepatan dalam membaca dapat ditingkatkan dengan cara
berlati setiap ada kesempatan dengan perbandingan waktu dan jumlah kata yag dibaca
sehingga kita bisa mengukur seberapa besar perkembangan kita bisa meningkat dalam

11
membaca cepat. Ukuran dalam membaca cepat bagi siswa yaitu kecepatan membaca
kata-kata dalam waktu yang telah ditentukan misalnya bagi pemula dalam waktu satu
menit dapat membaca sebanyak 300 kata dan selajutnya dengan cara berlatih
dapat meningkatkan kata-kata yang dibaca dalam waktu satu menit pula.
Metode yang dikembangakan agar tercapai membaca cepat yang efektif dari
siswa berbeda-beda, kalau siswa tersebut senang dengan metode membaca
menggunakan ukuran waktu dengan perbandingan kata-kata yang bisa dibaca
sehingga siswa tersebut dapat mengukur kemampuannya membaca apakah
meningkan atau menurun dibarangi dengan berlatih secara rutin sehingga tidak
membuat jenuh.

12
BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN
Dalam pembahasan pada paper ini, membaca cepat yang efektif tidak
hanya dipengaruhi oleh kecerdasan orang, melainkan adanya kemampuan atau
minat yang tinggi. Dan juga adanya metoda-metoda yang dapat menunjang
proses membaca cepat agar tercapainya keefektifan di dalam membaca.

13
DAFTAR PUSTAKA

Maulana, Nurhadi. 1988. Membaca yang Efektif. Kampus Ikip Bumi Siliwangi,
Bandung.

14

You might also like