Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
1.1. Umum
Dengan adanya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang ada
serta untuk menghadapi era globalisasi, maka dibutuhkan sumber daya manusia
yang berkualitas dan bersikap professional. Untuk itu, dewasa ini banyak sekali
program atau kegiatan yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas sumber daya
manusia yang mampu bersaing dalam dunia kerja.
Bagi mahasiswa Jurusan Teknik Pertambangan, Fakultas Teknologi
Mineral, Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Yogyakarta, Ekskursi
Industri Tambang (Kuliah Lapangan II) ini merupakan salah satu wujud kesiapan
dari lembaga pendidikan agar lulusannya mampu eksis di dunia kerja.
1.4. Waktu
Ekskursi Industri Tambang 2008 dilaksanakan pada bulan Februari dan
Maret 2009 dan dibagi menjadi Tiga gelombang. Gelombang I dilaksanakan pada
tanggal 16 – 18 Februari 2009 , gelombang II dilaksanakan pada tanggal 23 – 25
Februari 2009 dan gelombang III dilaksanakan pada tanggal 2 – 4 Maret 2009.
Kegiatan Ekskursi Industri Tambang gelombang II dilaksanakan pada
tanggal 23 – 25 Februari 2009 dengan obyek yang dikunjungi meliputi daerah
Daerah Istimewa Yogyakarta, Jawa Tengah, dan Jawa Timur.
1.6. Manfaat
Beberapa manfaat yang dapat kami peroleh dari kegiatan ini antara lain :
Mengenal lebih jauh sejarah atau profil mengenai perusahaan yang
bersangkutan.
Menambah pemahaman kami mengenai kegiatan–kegiatan yang dilakukan
perusahaan–perusahaan tambang tersebut.
Menambah pengetahuan tantang peralatan–peralatan pertambangan yang
digunakan, teknik–teknik pemasaran yang dipakai perusahaan tersebut.
Mengetahui gambaran pekerjaan apa saja yang akan kami hadapi nantinya
sebagai sarjana tambang.
Kami dapat membandingkan antara teori yang diberikan di kampus dengan
kenyataan lapangan yang ada.
Memupuk tali persaudaraan dan kerjasama antar mahasiswa.
Sumber : www.bakusurtanal.go.id
Gambar 2.1.
Lokasi PT. Sugih Alamanugroho
Sejarah dari PT. Sugih Alamanugroho adalah berdiri pada tahun 1991,
tetapi mulai beroperasi tahun 1992 walaupun hanya percobaan industri. Akhirnya
mulai pertengahan tahun tersebut, perusahaan itu telah dapat memproduksi
batugamping 100–120 ton perhari. Bentuk dari PT. Sugih Alamanugroho sendiri
merupakan sebuah badan usaha yang berbentuk Penanaman Modal Dalam Negeri.
Tabel 2.1. Hasil Pengujian Sifat Fisik dan Mekanik di Lab. Mekanika Batuan UPN
“Veteran” Yogyakarta Terhadap Lapisan Tanah Penutup
Tabel 2.2. Hasil Pengujian Sifat Fisik dan Mekanik di Lab. Mekanika
Batuan UPN “Veteran” Yogyakarta Terhadap Batugamping Keprus
Gambar 2.2.
Hydraulic Rock Breaker
Gambar 2.3
Hydraulic Rock Breaker
2.7. Penjemuran
Material yang berasal dari lokasi penambangan ditumpuk di stock pile,
kemudian diratakan setelah bagian atas sudah mengering kemudian dilakukan
pembalikan, lokasi stock pile ini diberi atap fiber agar uap air yang naik tidak jatuh
lagi ke material. Kegiatan ini bertujuan untuk mengurangi kadar air yang terutama
pada musim hujan dapat meningkat sampai 88%, karena idealnya kadar air untuk
pengolahan hanya sekitar 3% saja dari 12 % sebelum penjemuran . Tujuan dari
penjemuran ini adalah untuk mengurangi kandungan air dalam batugamping agar
Single Toggle Jaw Crusher tidak mengalami kesulitan dalam meremukan
bongkahan batugamping.
Dilakukan di stock pile yang terbuat dari bahan fiber. Untuk musim
kemarau, batu gamping keprus akan kering dalam waktu 3 hari, sedangkan musim
Gambar 2.5
Proses Penjemuran Batugamping
2.8. Pengolahan
Pengolahan batugamping keprus dimaksudkan untuk mendapatkan ukuran
dan spesifikasi batugamping yang sesuai dengan permintaan pasar. Untuk saat ini,
PT. Sugih Alamanugroho memproduksi 3 produk batugamping dengan ukuran
-800 mesh, +1200 mesh dan -1.200 mesh. Dimana mesh adalah banyaknya lubang
dalam satu inch panjang.
Sebelum masuk ke dalam proses peremukan, terlebih dahulu dilakukan
penjemuran seperti yang telah dijelaskan sebelumnya. Batugamping yang
berukuran 15-35 cm dimasukkan ke dalam jaw crusher untuk proses peremukan
awal yang akan menghasilkan produk berukuran 1-5 cm. Produk dari jaw crusher
masuk ke dalam hammer mill dengan pengangkutan menggunakan belt conveyor.
Di dalam hammer mill ini nantinya batugamping selanjutnya akan
diremukan menjadi material yang lebih halus lagi. Hasil produk dari hammer mill
kemudian masuk ke dalam siklon yang dengan bantuan blower untuk memisahkan
bentuk serbuk atau tepung yang berukuran 800 mess dan 1200 mesh. (Lihat
gambar 2.6)
Material yang agak kasar akibat adanya blower akan jatuh ke bawah dalam
ukuran ayakan 800 mesh kemudian didapatkan ukuran -800 mesh dan +800 mesh.
Sedangkan yang berukuran -800 mesh akan ke atas masuk ke siklon yang kedua
dengan ukuran ayakan 1200 mesh dan akan didapatkan ukuran -1200 mesh dan
+1200 mesh akhirnya akan masuk ke dalam kantong sesuai dengan ukuran yang
dikehendaki. (Lihat gambar 2.7)
Gambar 2.7
Produk batugamping
Jenis peralatan pengolahan yang digunakan di PT. Sugih Alamanugroho
antara lain : Jaw Crusher, Hammer Mill, Grinder (mesin gundo) dan Cyclone.
Untuk mekanisme kerja alat –alat tersebut di atas dapat dilihat pada tabel 2.3.
Gambar 2.7
Alat-Alat Pengolahan Batugamping
Siklon I Siklon I
siklon II siklon II
Gambar 2.8
Diagram Pengolahan Batugamping
2.11. Reklamasi
Panambangan dapat mengubah lingkungan fisik, kimia dan biologi, seperti
pada bentuk lahan, kondisi tanah, kualitas air, debu, getaran, perubahan vegetasi
dan fauna, dan lain sebagainya. Reklamasi antara lain bertujuan untuk mencegah
dan mengurangi dampak negatif yang ditimbulkan dengan adanya kegiatan
penambangan.
Sumber : www.bakusurtanal.go.id
Gambar 3.1.
Lokasi UBIBAM Srigiri Sejati
3.4. Penambangan
Penambangan batu mulia ada bermacam cara, dari yang paling sederhana
hingga yang berteknologi tinggi atau modern. Penambangan intan di Kimberley
(Afrika Selatan) merupakan salah satu contoh penambangan modern, dengan
tambang dalam (underground mining) hingga kedalaman lebih dari 1,5 km.
Pada umumnya penambangan batu mulia di Indonesia termasuk
penambangan yang sederhana (tradisional) atau bahkan sangat sederhana (tingga
mengambil dan memilih dari sungai atau pantai). Peralatan sederhana yang sering
digunakan untuk menambang dan mengangkut antara lain : cangkul, keranjang,
timba dan kerekan, tangga kayu/bambu.
Beberapa metode penambangan dengan tambang dalam (dengan membuat
sumuran) dan/atau dengan menggunakan semprot juga bisa ditemukan di
Kalimantan Selatan, Kalimantan Barat, Lebak dan Tasikmalaya. Untuk
penambangan di daerah Giriwoyo, UBIBAM menggunakan jasa masyarakat
setempat yaitu dengan membeli hasil penambangan batu mulia dari rakyat.
3.5. Pengolahan
Pengolahan batu mulia umumnya dimulai dari pemotongan bahan mentah
(bongkah atau butiran) untuk mengecilkan ukuran atau sesuai model yang akan
dibuat, dengan menggunakan alat potong khusus. Selama pemotongan ini
seringkali ditambahkan air sebagai pendingin gergaji potong. Proses selanjutnya
adalah membentuk model yang akan dibuat atau membuat faced sehingga
menghasilkan bentuk-bentuk dan ukuran yang bermacam-macam. Proses terakhir
Gambar 3.1.
Mesin Amplas 20”
Peralatan yang biasa digunakan untuk pengolahan batu mulia dapat dilihat
pada tabel 3.2.
Tabel 3.2. Berbagai Macam Peralatan Yang Digunakan Untuk Pengolahan Batu
Mulia
Peralatan Kegunaan
Mesin potong dengan Digunakan untuk membelah batu mulia atau mendekatkan
diameter pisau 4”, 14”, 20” pada bentuk aslinya. Dapat juga untuk mengetahui bagus
dan 24” atau tidaknya batu mulia.
Mesin gerinda Untuk membentuk batu mulia
Mesin amplas Untuk menghaluskannya
Mesin faced Untuk membentuk sudut-sudut simetris seperti pada berlian
Mesin ultrasonic Untuk melubangi batu mulia dengan diameter lubang 0,1–0,5
mm, guna pembuatan liontin, kalung, dan sebagainya.
Bor Mekanik Untuk melubangi batuan dengan diameter 0,5-15 cm.
Mesin poles Untuk memberikan kilap pada batuan.
Sumber:Manajemen UBIBAM
Gambar 3.2.
Hasil Produk UBIBAM Giriwoyo
BAB IV
PENAMBANGAN DAN PENGOLAHAN MARMER
Gambar 4.1
Lokasi PT. Industri Marmer Indonesia Tulungagung
Gambar 4.2
Batu Marmer
Gambar 4.4
Alat-Alat Pengolahan Marmer
Rata
Halus
Tidak halus
Dryer
Katalis polisher
Poles halus
Mesin potong
2 buah
Finishing
Semen putih
10. Sebagai pakan ternak (traso), yang diambil dari hasil sampingan marmer
berupa pulp hasil penggergajian.
11. Sebagai hiasan / ornament-ornamen kerajinan, seperti meja, kalung, gantungan
kunci, patung dll,yang biasanya dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar yang juga
merupakan hasil sampingan dari pemotongan marmer berupa broker (pecahan-
pecahan), yang sudah tidak dapat dimanfaatkan oleh PT. IMIT.
5.3. Mineralogi
Secara umum, pasir kuarsa Indonesia mempunyai komposisi kimia sebagai
berikut:
SiO2 : 55,3 – 99,89% CaO : 0,01 – 3,24%
Fe2O3 : 0,01 – 9,14% MgO : 0,01 – 0,26%
Al2O3 : 0,01 – 18,00% K2O : 0,01 – 17%
TiO2 : 0,01 – 0,49%
Sedangkan sifat–sifat fisik mineral kuarsa (pasir kuarsa) antara lain:
Warna : bening, keputihan atau warna lain tergantung
pengotornya
Kekerasan : 7 (skala Mohs)
Specific Grafity : 2,65
Titik lebur : 1715 °C
Bentuk kristal : hexagonal
5.4. Eksplorasi
Eksplorasi endapan pasir kuarsa dilakukan untuk menentukan letak,
penyebaran dan ketebalan melalui penyelidikan udara, pemetaan geologi, geofisika
(tahanan jenis, potensi diri, seismic) dan lain-lain.
5.5. Penambangan
Penambangan pasir kuarsa dapat dilakukan dengan menggunakan peralatan
sederhana, peralatan mekanis ataupun dengan tambang semprot, tergantung pada
letak dan penyebaran endapan. Tahapan penambangan meliputi pengupasan lapisan
tanah penutup, pembongkaran, pemuatan dan pengangkutan.
5.5.1. Pengupasan (Stripping)
Pengupasan bertujuan untuk membersihkan lapisan tanah penutup dengan
menggunakan peralatan sederhana (cangkul, sekop, belincong dan lain-lain)
ataupun alat mekanis (bulldozer yang dilengkapi garu, scrapper, shovel dan
lain-lain). Pemilihan jenis peralatan ini tergantung pada kondisi lapangan dan
skala produksi yang diinginkan. (Lihat gambar 5.1)
Gambar 5.1
Bulldozer
5.5.2.
Pembongkaran
Pembongkaran bertujuan untuk membebaskan endapan dari batuan
induknya yang padat/keras. Namun pada pasir kuarsa, umumnya merupakan
5.5.3. Pemuatan
Kegiatan ini merupakan kegiatan pemindahan material hasil
pembongkaran ke alat angkut. Hasil bongkaran biasanya dikumpulkan dahulu
sebelum dimuat ke alat angkut. Alat muat sederhana dengan tenaga manusia
seperti cangkul, sekop dan ikrak bisa digunakan untuk produksi yang kecil,
sedangkan untuk produksi dengan skala yang lebih besar digunakan wheel
loader dan backhoe.
5.5.4. Pengangkutan
Untuk alat angkutnya dapat digunakan dump truck, pikulan, gerobak, lori
dan lain-lain. Pengangkutan material dari tempat penambangan menuju ke
tempat pengolahan bisa dikatakan jauh, yaitu 60-70 km. Alat yang digunakan
adalah dump truck.
Sistem penambangan yang diterapkan oleh PT. Jara Silika, Tuban yaitu
menggunakan sistem penambangan terbuka dan berjenjang. Kegiatan
eksploitasi dilakukan secara manual, karena berhubungan dengan lingkungan
agar masyarakat bisa ikut berpartisipasi.
Perlu diketahui bahwa PT. Jara Silika, Tuban memiliki dua daerah
konsensi penambangan berbentuk tanah negara :
a) Lodan Kulon, Kecamatan Sarang, Kabupaten Rembang ( Jawa
Tengah ), dengan luas areal 25 ha. Dan jaraknya 70 km dengan lokasi
penambangan.
b) Desa Kayen Kecamatan Bancar, Kabupaten Tuban ( Jawa Timur )
dengan luas arel 4,025 ha. Dan jaraknya 60 km dengan lokasi pengolahan.
Proses penambangan dimulai dengan pembersihan lahan lalu dilanjutkan
dengan pengupasan lapisan tanah penutup (top soil) setebal ± 5m. Pengupasan
tanah penutup menggunakan excavator PC–200, kemudian tanah penutup tadi
5.6. Pengolahan
Pasir silika dari ROM dibawa dengan menggunakan belt conveyor menuju
ke hopper (mesin pencuci) dengan tujuan untuk memisahkan pasir kuarsa dari
mineral pengotornya. Dari hopper kemudian dibawa Rotary screen ditambahkan
air, maka material dengan ukuran > 8 mesh akan terpisah menjadi tailing
sedangkan ukuran < 8 mesh akan lolos dan melewati pipa menuju screw
classifierI. (Lihat gambar 5.2)
Gambar 5.5
Tungku pemanas
ROM
Belt Conveyor
Silo/Hopper
Rotary Screen
Rotary Screen
Beberapa jenis peralatan yang digunakan di dalam pengolahan pasir kuarsa antara
lain :
Loader : Sebagai alat batu penumpahan material ke hopper (seringkali
digantikan dengan tenaga manusia).
Hopper : Untuk penampungan sementara dan pengumpan ke unut pencucian
(classifier)
Tromol screen : Digunakan untuk menyaring kotoran (rumput, akar dan batu-
batu) pada unit pencucian, atau untuk sizing
Semen adalah salah satu bahan bangunan/kontruksi yang sangat penting dan banyak
dibutuhkan masyarakat. Semen dibuat dari campuran beberapa bahan galian, yaitu
batugamping, tanah liat, pasir kuarsa, gypsum dan pasir besi. Pada pembahasan
selanjutnya, laporan ini hanya membahas tentang bahan baku utama untuk membuat
semen, yaitu batugamping.
Gambar 6.1
Struktur Pemegang Saham PT. Semen Gresik
(Sumber: Buku Profil Perusahaan, PT. Semen Gresik (Persero) Tbk.)
6.2. Eksplorasi
Eksplorasi batugamping dilakukan bertahap, meliputi kegiatan sebagai
berikut :
1. Pembuatan peta topografi dan peta situasi
2. Penyelidikan geofisika, untuk mengetahui geometrid an letak endapan
3. Pengambilan conto bongkah (rock chips, hand specimen, conto bongkah)
4. Pengambilan conto dengan pemboran inti
5. Menganalisa conto fisik dan kimiawi untuk mengetahui kualitas sebagai dasar
dalam menentukan spesifikasi
6. Menghitung potensi sumberdaya maupun cadangan
1. Penyiapan BahanBaku
Batu Gamping (80 %); Diambil, diangkut dan kemudian dihancurkan dengan
alat pemecah batu gamping hingga ukurannya menjadi 5 cm lalu disimpan di
tempat penyimpanan batu gamping.
Pasir Silika (4%) ; Tanah liat di PT. Semen Gresik Tuban memiliki kadar silika
yang cukup tinggi sehingga untuk pasir silikanya sendiri mereka tidak
mendatangkan dari luar.
Pasir Besi (1%) ; Pasir besi diperoleh dari PT. Freeport Indonesia yang berupa
sleg yaitu hasil pengolahan dari tembaga.
2. Penggilingan Awal
Pengolahan batugamping untuk bahan semen diawali dengan pengecilan bongkah
batugamping menjadi ukuran 5 cm. Batugamping ini kemudian dicampur
bersama–sama dengan tanah liat, pasir kuarsa dan pasir besi lalu disimpan dalam
silo–silo pencampuran (homogenezing silos).
3. Pembakaran
Serbuk tersebut kemudian diumpankan kedalam pemanas awal kemudian dibakar
di dalam tanur putar dengan panas 1.350 – 1.4000 celcius hingga menjadi terak
(klinker) dan didinginkan secara mendadak, kemudian disimpan di tempat
penyimpanan terak (klinker storage) . Hasil pembakaran tersebut kemudian
didinginkan secara mendadak dan terak tersebut disimpan di dalam silo
penyimpanan terak
4. Penggilingan Akhir
Dengan persentase 96% terak dan 4% gypsum, kedua bahan tersebut digiling
sampai dengan derajat kehalusan tertentu menjadi semen.
5. Distribusi
gambar 6.4
Beberapa Bangunan Pengolahan Semen
Produk semen PT. Semen Gresik ada beberapa macam, namun yang paling
banyak diproduksi adalah semen Portland Jenis-1 (OPC) dan Portland Pozzolan
Cement (PPC).
Semen Portland jenis-1 adalah semen hidrolis yang dibuat dengan
menggiling terak semen Portland dengan gypsum. Semen jenis ini digunakan untuk
bangunan umum dengan kekuatan tekan tinggi yang tidak memerlukan persyaratan
khusus.
Semen Portland Pozzolan Cement (PPC) adalah semen hidrolis yang dibuat
dengan menggiling terak semen Portland, gypsum dan bahan Pozzolan. Semen jenis
II digunakan untuk bangunan umum seperti pada semen Portland Jenis-1 dan
bangunan yang memerlukan ketahanan sulfat sedang dan panas hidrasi sedang.
6.8. Pemasaran dan Pemanfaatan
8.1 Kesimpulan
1. PT. Sugih Alamanugroho, Wonosari
Secara teknis, PT. Sugih Alamanugroho memakai metode tambang terbuka. Hal
ini disebabkan karena letak endapan batugamping yang sangat dekat dengan
permukaan tanah. Proses penambangannya dimulai dari proses eksplorasi, yaitu
mencari, menganalisa, mengukur besarnya cadangan yang ada.
PT. Sugih Alamanugroho, agar sebaiknya pekerja diberi masker yang lebih
baik, agar dapat menyaring dan mencegah butiran batugamping yang berukuran
1200 mesh atau lebih kecil agar tidak masuk ke dalam saluran pernapasan
PT. Sugih Alamanugroho, agar sebaiknya menyiapkan masker buat mahasiswa
yang akan berkunjung agar debu tidak masuk ke dalam saluran pernapasan.
Tahapan dari penambangan yang dilakukan oleh PT. Sugih Alamanugroho
yaitu :
Pembersihan lahan dari vegetasi
Pengupasan tanah penutup
Pembongkaran material
Pemuatan
Pengangkutan material menuju tempat pengolahan
Inmarlinianto & Hartono. Buku Petujuk Lapangan Ekskursi Tambang TA 2006/ 2007.
Jurusan Teknik Pertambangan UPN “Veteran” Yogyakarta. 2008.
M. Winanto Ajie M & Indah Setyowati. Rekayasa Bahan Galian Industri. Jurusan Teknik
Pertambagan UPN “Veteran” Yogyakarta. 1999.
Nur Ali Amri & Abdul Rauf. Kajian Pengembangan Industri Marmer di Desa Totogan
Kecamatan Sadang kabupaten Kebumen. Jurusan Teknik Pertambagan UPN
“Veteran” Yogyakarta. 2000.
Single Toggle
Jaw Crusher
SPLITTER
Hammer Hammer
Mill Mill
Pulvoriser
Pulvorizer
Cyclone Cyclone
800 mesh 1200 mesh
Rata
Dryer
Katalis polisher
Poles halus
Mesin potong
2 buah
Finishing
Semen putih
Pencucian dengan
Air air Lempung kotor
Misal: cyclone
Scrubbing
(pencucian dengan
kekentalan tinggi)
pengayakan
Preparasi
Riping/dozing
Bulldozer D-156
Drilling
Rock drill
Breaking
HRB, excavator PC-200
Mucking
Bulldozer D-156
Loading
Excavator PC-750-5/BH
Hauling
Dump truck – 20 ton
Crusher
Hammer mill
Stock pile
Unloading hopper crusher
end
Limestone Clay
Crushed materials Crushed materials
MIX STORAGE
HOMOGINIZING
SILO
KLINKER/ TERAK
CEMENT