Professional Documents
Culture Documents
Dasr Bab Ii
Dasr Bab Ii
• WISANA RATIH
• RIZKA FAHMIA
• FITRA FAUZIAH
• PURWANTI
• RAHMI AYU
PENDAHULUAN
Akuntan Publik adalah akuntan yang telah memperoleh izin untuk memberikan
jasa sesuai ketentuan yang berlaku, sedangkan Kantor Akuntan Publik adalah badan
usaha yang didirikan berdasarkan hukum Indonesia dan telah mendapatkan izin usaha
dari pihak yang berwenang
Saat ini bukan hanya perusahaan yang sudah go publik saja yang diaudit oleh
akuntan publik. Beberapa BUMN serta perusahaan swasta yang belum go publik juga
banyak yang auditor eksternalnya adalah Kantor Akuntan Publik (KAP). BUMN
tertentu memang masih ada yang diaudit oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK)
sebagai lembaga yang befungsi dan bertindak sebagai auditor eksternal. Akuntan
publik (Auditor Independen) merupakan suatu profesi yang diatur melalui peraturan /
ketentuan dari regulator (Pemerintah) serta standar dan kode etik profesi yang
ditetapkan oleh organisasi profesi.
Saat ini bukan hanya perusahaan yang sudah go publik saja yang diaudit oleh
akuntan publik. Beberapa BUMN serta perusahaan swasta yang belum go publik juga
banyak yang auditor eksternalnya adalah Kantor Akuntan Publik (KAP). BUMN
tertentu memang masih ada yang diaudit oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK)
sebagai lembaga yang befungsi dan bertindak sebagai auditor eksternal. Akuntan
publik (Auditor Independen) merupakan suatu profesi yang diatur melalui peraturan /
ketentuan dari regulator (Pemerintah) serta standar dan kode etik profesi yang
ditetapkan oleh organisasi profesi.
Akhir-akhir ini profesi akuntan publik sedang banyak mendapatkan sorotan. Oleh
karena itu akuntan publik harus menjalankan tugasnya sesuai dengan standar dan kode
etik profesi yang ditetapkan organisasi profesi serta mengikuti ketentuan / peraturan
perundang-undangan yang berlaku
Dalam hal ini publik sangat menuntut adanya integritas dan profesionalisme para
Akuntan Publik dan KAP. Awal abad 21 yang lalu kita dikejutkan adanya Enron gate
yang menghebohkan kalangan dunia usaha. Skandal di Enron tersebut terjadi karena
timbul praktik persekongkolan (kolusi) yang melibatkan profesi akuntan publik, auditor
internal dan manajemen. Berkaca dari skandal Enron tersebut, hendaknya kita dapat
mengambil hikmah (pembelajaran), bahwa profesi akuntan publik ternyata rawan dari
malpraktik yang sangat bertentangan dengan kode etik profesi
Oleh karena itu, saat ini sangat mendesak untuk ditetapkannya Undang-Undang
yang mengatur Akuntan Publik, sehingga terdapat kepastian hukum atas jasa profesi
akuntan publik serta masyarakat (publik) terlindungi dari tindakan malpraktik yang
dapat merugikan berbagai pihak
.
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN PROFESI
2. Bagi yang ingin terlibat dalam profesi dimaksud, harus melalui pelatihan yang
cukup lama dan berkelanjutan
3. Adanya kode etik dan standar yang ditaati di dalam organisasi tersebut
7. Adanya suatu badan tersendiri yang diberi wewenang oleh pemerintah untuk
mengeluarkan sertifikat
(2) nilai mengenai benar dan salah yang dianut suatu golongan atau
masyarakat sedangkan etika adalah ilmu tentang apa yang baik dan apa
yang buruk dan tentang hak dan kewajiban moral (akhlak )
Jadi, kode etik pada prinsipnya merupakan system dan prinsip- prinsip moral
yang diberlakukan dalam suatu kelompok profesi yang ditetapkan secara bersama
Kode etik suatu profesi merupakan ketentuan perilaku yang harus dipatuhi
oleh setiap mereka yang menjalankan tugas profesi tersebut, seperti dokter, pengacara,
polisi, akuntan, penilai, dan profesi lainnya
Kode etik atau aturan perilaku dibuat untuk dipedomani dalam berperilaku
atau melaksanaan penugasan sehingga menumbuhkan kepercayaan dan memeliharaan
citra organisasi di mata masyarakat.
Kewajiban
Terdapat 5 (lima) kewajiban Akuntan Publik dan KAP yaitu, Pertama, Bebas
dari kecurangan (fraud), ketidakjujuran dan kelalaian serta menggunakan kemahiran
jabatannya (due professional care) dalam menjalankan tugas profesinya. Kedua,
Menjaga kerahasiaan informasi / data yang diperoleh dan tidak dibenarkan
memberikan informasi rahasia tersebut kepada yang tidak berhak.
Pembocoran rahasia data / informasi klien kepada pihak ketiga secara sepihak
merupakan tindakan tercela. Ketiga, Menjalankan PSPM04-2008 tentang Pernyataan
Beragam (Omnibus Statement) Standar Pengendalian Mutu (SPM) 2008 yang telah
ditetapkan oleh Dewan Standar Profesional Akuntan Publik (DSPAP) Institut
Akuntan Publik Indonesia (IAPI), terutama SPM Seksi 100 tentang Sistem
Pengendalian Mutu Kantor Akuntan Publik (SPM-KAP).
Larangan
Apabila Akuntan Publik atau KAP melanggar Standar Auditing (SA) dan
Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) dalam audit terhadap Laporan Keuangan
suatu perusahaan (klien), maka Pemerintah dapat mencabut izin praktik KAP tersebut
melalui Keputusan Menteri Keuangan.
Selain itu, yang bersangkutan juga dilarang memberikan jasa audit lainnya
serta jasa yang berkaitan dengan akuntansi, keuangan, manajemen, kompilasi,
perpajakan, dan konsultasi sesuai dengan kompetensi Akuntan Publik dan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
C. PENGERTIAN DAN TUJUAN STANDAR AUDIT
Standar merupakan kriteria atau ukuran mutu kinerja yang harus dicapai,
berbeda dengan prosedur yang merupakan urutan tindakan yang harus dilaksanakan
untuk mencapai suatu standar tertentu. Standar audit merupakan ukuran mutu
pekerjaan audit yang ditetapkan oleh organisasi proses audit, yang merupakan
persyaratan minimum yang harus dicapai auditor dalam melaksanakan tugas auditnya.
Standar audit diperlukan untuk menjaga mutu pekerjaan auditor. Mutu audit perlu
dijaga supaya profesi auditor tetap mendapat kepercayaan dari masyarakat. Untuk
meyakinkan pembaca laporan audit, maka auditor harus mencantumkan dalam
laporan auditnya telah dilaksanakan sesuai dengan standar audit yang berlaku.
Kualitas jasa yang dihasilkan oleh profesi akuntan publik diatur dan
dikendalikan melalui standar yang diterbitkan oleh organisasi profesi tersebut.
Organisasi Ikatan Akuntan Indonesia (IAI), yang merupakan wadah untuk
menampung berbagai tipe akuntan Indonesia, memiliki empat kompartemen
Ada lima macam standar professional yang diterbitkan oleh dewan sebagai
aturan mutu pekerjaan akuntan public;
• Standar Auditing
• Standar Atestasi
Standar jasa akuntansi dan review. Standar jasa akuntansi dan review
memberikan kerangka untuk fungsi non atestasi bagi jasa akuntansi dan review.
Standar jasa akuntan dan review dirinci dalam bentuk Pernyataan Jasa Akuntansi dan
Review (PSAR). Termasuk di dalam Pernyataan Standar Jasa Akuntansi dan Review
(IPSAR), yang merupakan interprestasi resmi yang dikeluarkan oleh Dewan terhadap
ketentuan-ketentuan yang dimuat dalam PSAR sehingga merupakan perluasan lebih
lanjut berbagai ketentuan dalam PSAR. Tafsiran resmi ini bersifat mengikat bagi
anggota Ikatan Akuntan Indonesia yang berpraktik sebagai akuntan publik, sehingga
pelaksanaannya bersifat wajib( mandatory)
Oleh karena itu, kantor akuntan publik harus memiliki sistem pengendalian
mutu untuk memberikan keyakinan memadai tentang kesesuaian perikatan profesional
dengan berbagai standar dan aturan relevan yang berlaku. Standar pengendalian mutu
dirinci dalam bentuk Pernyataan Standar Pengendalian Mutu (PSM). Termasuk di
dalam Pernyataan Standar Pengendalian Mutu adalah Interpretasi Pernyataan Standar
Pengendalian Mutu (IPSM), yang merupakan interpretasi resmi yang dikeluarkan oleh
dewan terhadap ketentuan-ketentuan yang diterbitkan dewan dalam PSM.
• Jasa atestasi
Auditing
Examination
Review
Sebelum tahun 1986, etika profesional yang dikeluarkan oleh IAI diberi nama
Kode Etik Ikatan Akuntan Indonesia. Pasal-pasal dalam Kode Etik Akuntan
dikelompokkan menjadi dua golongan:
• Pembukaan
• Bab I : Kepribadian
• Bab VIII: Pengesahan Bab. I s.d Bab III berisi pasal-pasal yang mengatur
semua akuntan anggota IAI sedangkan Bab IV Ketentuan Khusus berisi
pasal-pasal yang mengatur secara khusus anggota IAI yang berpraktik
dalam profesi akuntan publik.
Anggota IAI yang berpraktik sebagai akuntan publik harus menjadi anggota
Kompartemen Akuntan Publik. Anggota Kompartemen Akuntan Publik bertanggung
jawab untuk mematuhi delapan Prinsip Etika dalam Kode Etik IAI dan Aturan Etika
yang dikeluarkan oleh Kompartemen Akuntan Publik. Kewajiban untuk mematuhi
Aturan Etika yang dikeluarkan oleh Kompartemen Akuntan Publik. Kewajiban untuk
mematuhi Aturan Etika ini tidak terbatas pada akuntan yang menjadi anggota
Kompartemen Akuntan Publik saja, namun mencakup pula semua orang yang bekerja
dalam praktik profesin akuntan publiknya, seperti karyawan, partner, dan staf.
Anggota Kompartemen Akuntan Publik juga tidak diperkenankan membiarkan pihak
lain melaksanakan pekerjaan atas namanyayang melanggar Aturan Etika yang
dikeluarkan oleh Kompartemen Akuntan Publik.
b. Jasa atestasi atas laporan keuangan prospektif atau asersi selain yang
dicantumkan dalam laporan keuangan historis
Tipe Akuntan
TIPE AKUNTAN
Prinsip Etika
Aturan Etika
Prinsip etika memberi kerangka dasar bagi Aturan Etika yang mengatur
pelaksanaan pemberian jasa professional oleh anggota. Prinsip Etika disahkan oleh
Kongres IAI, sedangkan Aturan Etika disahkan oleh Rapat Anggota Kompartemen
dan hanya mengikat anggota Kompartemen yang bersangkutan. Interpretasi Etika
merupakan interpretasi yang dikeluarkan oleh Pengurus Kompartemen setelah
memperhatikan taggapan dari anggota dan pihak-pihak yang berkepentigan lainnya,
Tanya dan jawab memberikan penjelasan atas setiap pertanyaan dari anggota
Kompartemen tentang Aturan Etika, beserta interpretasinya. Dalam Kompartemen
Akuntan Publik , Tanya dan jawab ini dikeluarkan oleh Dewan Standar Profesional
Akuntan Publik berikut struktur hubungan antara Prinsip Etika, Aturan Etika,
Interpretasi Aturan Etika, dan Tanya dan Jawab dalam Kompartemen Akuntan Publik.
Tanggung jawab profesi
Kepentingan umum
Integritas
Objektivitas Prinsip
Kompentensi dan Kehati- etika
hatian professional
Kerahasiaan
Perilaku professional
Standar teknis
Kompartemen
Aturan etika Akuntan Publik
Public
Akuntan Publik
Standar Auditing yang telah ditetapkan dan disahkan oleh Ikatan Akuntan
Indonesia terdiri dari sepuluh standar yang dikelompokkan menjadi tiga kelompok
besar, yaitu :
a. Standar Umum
1. Audit harus dilaksanakan oleh seorang atau lebih yang memiliki keahlian dan
pelatihan teknis yang cukup sebagai auditor.
c. Standar pelaporan
02. Prinsip Etika Profesi dalam Kode Etik IAI menyatakan pengakuan profesi akan
tanggung jawabnya kepada publik, pemakai jasa akuntan, dan rekan. Prinsip ini
memandu anggota dalam memenuhi tanggung jawab profesionalnya dan merupakan
landasan dasar perilaku etika dan perilaku profesionalnya. Prinsip ini meminta
komitmen untuk berperilaku terhormat, bahkan dengan pengorbanan keuntungan
pribadi.
Objektivitas adalah suatu kualitas yang memberikan nilai atas jasa yang
diberikan anggota. Prinsip objektivitas mengharuskan anggota bersikap adil, tidak
memihak, jujur, secara intelektual, tidak berprasangka atau bias, serta bebas dari
benturan kepentingan atau berada di bawah pengaruh pihak lain.
Setiap anggota harus menjaga objektivitas dan bebas dari benturan kepentingan dalam
pemenuhan kewajban profesionalnya.
Pencapaian ini pada awalnya memerlukan standar pendidikan umum yang tinggi,
diikuti oleh pendidikan khusus, pelatihan dan ujian profesional dalam subjek-
subjek yang relevan. Hal ini menjadi pola pengembangan yang normal untuk
anggota.
1. Standar teknis dan standar professional yang harus ditaati anggota adalah
standar yang dikeluarkan oleh IAI, International Federation of Accountants,
badan pengatur, dan peraturan perundang- undangan yang relevan.
Keterterapan (Appicability)
Aturan etika ini harus diterapkan oleh anggota Ikatan Akuntan Indonesia-
Kompartemen Akuntan Publik (IAI- KAP) dan staf professional (baik yang anggota
IAI-KAP maupun bukan anggota IAI-KAP (yang bekerja pada satu Kantor Akuntan
Publik (KAP). Rekan pimpinan KAP bertanggung jawab atas ditaatinya aturan etika
oleh anggota KAP.
101. Independensi
a. Kompetensi Profesional
(1) Menyatakan pendapat atau memberikan penegasan bahwa laporan keuangan atau
dan keuangan lain suatu entitas disajikan sesuai dengan prinsip akuntansi yang
berlaku umum atau
(2) Menyatakan bahwa ia tidak menemukan perlunya modifikasi material yang harus
dilakukan terhadap laporan atau data tersebut agar sesuai dengan prinsip akuntansi
yang berlaku.
a. Besaran Fee
Besarnya fee anggota dapat bervariasi tergantung antara lain: risiko, penugasan,
komplektisitas jasa yang diberikan, tingkat keahlian yang diperlukan untuk
melaksanakan jasa tersebut, struktur biaya KAP yang bersangkutan dan
pertimbangan professional lainnya. Setiap anggota tidak diperkenankan untuk
menawarkan fee yang dapat merusak citra profesi.
b. Fee Kontijen
a. Komisi
Merupakan imbalan dalam bentuk uang atau barang atau bentuk lainnya yang kepada
atau diterima dari klien/pihak lain untuk memperoleh perikatan dari klien/pihak lain.
Anggota KAP tidak diperkenankan untuk memberikan/menerima komisi apabila
dapat mengurangi independensi.
Anggota hanya dapat berpraktik akuntan publik dalam bentuk organisai yang
diizinkan oleh peraturan perundang- undangan yang berlaku dan/atau tidak
menyesatkan dan merendahkan citra profesi.
DAFTAR PUSTAKA
Agoes, Sukrisno, Auditing edisi ke 3 jilid I, Lembaga Penerbit FE UI, Jakarta, 2004
www.google.co.id/kodeetikauditor