You are on page 1of 34

ETIKA

 Bahasa Yunani ethos : kebiasaan, adat, ahlak,


watak, perasaan, sikap, cara berpikir

UCOK SARIMAH 1
DEFINISI
 Kamus Besar Bahasa Indonesia:
Ilmu tentang apa yang baik dan apa yang
buruk, hak dan kewajiban moral (akhlak),
kumpulan azas atau nilai yang berkenaan
dengan akhlak, nilai mengenai benar dan salah
yang dianut suatu golongan atau masyarakat.

UCOK SARIMAH 2
DEFINISI
 Ilmu tentang nilai-nilai perilaku yang baik dan
buruk , manfaat dan mudharatnya, hak dan
kewajiban manusia, peraturan moral yang
diterapkan orang dalam membuat keputusan,
dan sifat alami hubungan diantara manusia

UCOK SARIMAH 3
John O’Manique
 Moral ( etis) adalah normatif yang
mengandung penilaian dan kepercayaan
tentang apa yang baik dan tidak baik, adanya
tanggug jawab dan asumsi bahwa budaya
merupakan sesuatu yang eterus berkembang,
serta harus membawa kemajuan kearah
kehidupan yang lebih baik, aman, sejahtera
dan teratur.

UCOK SARIMAH 4
Sunaryati Hartono
 Ada keterkaitan antara :
1. Moral ( etika)
2. Keinginan untuk semakin maju, sejahtera
dan hidup teratur (damai)
3. Budaya
4. Perilaku manusia
5. Masyarakat dan negara

UCOK SARIMAH 5
MENGAPA BELAJAR ETIKA
 Aristoteles ( 384 -322 sm) buku Ethica
Nicomachea untuk putranya Nikomachus
memuat :
tata pergaulan, penghargaan seorang manusia
thd manusia lainnya yang tidak didasarkan
pada sikap egoisme atau kepentingan
individu, tetapi altruistik, peduli terhadap
kepentingan dan atau kebutuhan orang
lain,siap memberikan bantuan bila
diperlukan

UCOK SARIMAH 6
1. Masalah yang kita hadapi
 Degradasi integritas,nilai moral dan norma etika
terjadi dalam semua bidang kehidupan, termasuk
dalam bidang penyelenggaraan negara.
 Pengembangan prestasi sebagai profesional
hampir tidak mendapat tempat dalam
pengembangan karier pegawai.
 Korupsi, kolusi dan nepotisme

UCOK SARIMAH 7
Korupsi, kolusi dan nepotisme

Menurut Mikhael Dua:


Banyak studi menegaskan bahwa KKN memiliki kaitan
dengan karakter budaya:
1. yang tidak membedakan dengan tegas milik sendiri dan milik
kolektif
2. sistem kekerabatan yang masif (extended family)
3. konsep kerja yang mengandalkan gotongroyong, tidak ada
ruang bagi spesialisasi.

UCOK SARIMAH 8
Fenomenologi moralitas
 Setiap orang memiliki kesadaran tentang baik
dan buruk
 Suara hati: dalam situasi dilematis konkret kita
memiliki kesadaran tentang baik dan buruk.
 Keputusan suara hati tidak abstrak, tetapi
konkret dan tanpa pamrih.

UCOK SARIMAH 9
S. Freud: Hati nurani, agama, superego, dan
ideologi
 Masing-masingnya merupakan institusi moral yang
memberikan aturan-aturan moral.
 Beda: agama menuntut kepercayaan; superego
menimbulkan rasa malu; dan ideologi menimbulkan
ketaatan mutlak.
 Hati nurani adalah kesadaran moral tentang apa yang
menjadi kewajiban dan tanggungjawab kita dalam
situasi konkret.

UCOK SARIMAH 10
Cirikhas hati nurani
 HN merupakan pusat dari kemandirian manusia
(otonomi).
 HN bersifat mutlak. Artinya mewajibkan. Saya
wajib menuruti apa kata hati saya. Benar dan
salah merupakan masalah kedua; yang penting
adalah saya harus melaksanakan kata hati saya.
Tidak melakukannya saya bersalah.

UCOK SARIMAH 11
Perkembangan kesadaran moral (Kohlberg)

 Tingkat pramoral:
- 0-6 tahun
- perbedaan antara baik dan buruk belum didasarkan
atas kewibawaan norma-norma moral. Pada tingkat
ini anak-anak tampak suci dan sopan, namun dasar
normatif belum jelas.

UCOK SARIMAH 12
Tingkat prakonvensional
Tahap 1:
anak berpegang pada kepatuhan dan hukuman. Takut
akan kekuasaan dan berusaha menghindari hukuman
Tahap 2:
egoisme naif yang kadang-kadang ditandai relasi
timbal balik: do ut des
Ciri khas: takut akan akibat-akibat negatif dari
perbuatan

UCOK SARIMAH 13
Tingkat konvensional
Tahap 3:
berpegang pada keinginan dan persetujuan
orang lain
Tahap 4:
berpegang pada keterlibatan moral dan
aturannya
Ciri umum: rasa bersalah pada orang lain jika
tidak mengikuti tuntutan lahiriah

UCOK SARIMAH 14
Tingkat pasca-konvensional
Tahap 5:
berpegang pada persetujuan demokratis, kontrak
sosial, konsensus bebas
Tahap 6:
berpegang pada nati nurani pribadi yang ditandai oleh
keniscayaan dan universalitas
Ciri umum: penyesalan atau penghukuman diri karena
tidak mengikuti pengertian moral sendiri.

UCOK SARIMAH 15
Dan Anda sendiri …..
 Di manakah tahap moral Anda?
 Ujilah secara konkret: apa kata hati Anda
ketika Anda menjadi seorang volunteer dalam
bencana alam di Aceh,Yogyakarta, Papua
 Apa yang anda lakukan setelah mendengar
kasus Gayus Halomoan Tambunan,Bahasyim
dll.

UCOK SARIMAH 16
SISTIMATIKA ETIKA
 ETIKA KHUSUS

PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP ATAU


NORMA-NORMA MORAL DASAR
DALAM KEHIDUPAN DAN KEGIATAN
KHUSUS TERTENTU

UCOK SARIMAH 17
SISTIMATIKA ETIKA
 Etika umum
Membahas norma dan nilai moral, kondisi
dasar bagi manusia untuk bertindak secara etis,
bagaimana mengambil keputusan etis, teori-
teori etika dan lembaga-lembaga normatif,
misalnya suara hati dan semacamnya

 Etika khusus

UCOK SARIMAH 18
SISTIMATIKA ETIKA
 Etika khusus

1. Etika individual:
kewajiban dan perilaku manusia terhadap dirinya sendiri

2 Etika sosial:
Kewajiban, sikap dan perilaku individual sebagai
anggota
3. Etika lingkungan hidup:
hubungan antara manusia maupun kelompok dengan
lingkungan alam / hidup

UCOK SARIMAH 19
TEORI-TEORI ETIKA
1. TELEOLOGI
2. DEONTOLOGI
3. ETIKA KEUTAMAAN

UCOK SARIMAH 20
TELEOLOGI
 SUATU TINDAKAN DINILAI BENAR
ATAU SALAH TERGANTUNG KEPADA
AKIBATNYA .
 TEORI DIBAGI 3:
1. EGOISME ETIS : BAGI PELAKU
2. ALTRUISME ETIS: BAGI ORANG LAIN
3. UTILITARIANISME: BAGI SEMUA
PIHAK
UCOK SARIMAH 21
DEONTOLOGI

 SUATU TINDAKAN TIDAK DINILAI


DARI KONSEKWENSINYA, TETAPI
DARI FAKTOR-FAKTOR LAINNYA.

UCOK SARIMAH 22
DEONTOLOGI
TEORI DEONTOLOGI : 4
1. DEONTOLOGI TINDAKAN
2. DEONTOLOGY KAIDAH
3. DEONTOLOGY MONISTIK
4. DEONTOLOGI PLURALISTIK

UCOK SARIMAH 23
ACT DEONTOLOGY
BILA DIHADAPKAN KEPADA
PENGAMBILAN KEPUTUSAN YANG
CEPAT TANPA MENDASARKAN PADA
PERATURAN ATAU PEDOMAN

UCOK SARIMAH 24
RULE DEONTOLOGY
TINDAKAN YANG DISESUAIKAN
DENGAN PRINSIP MORAL

UCOK SARIMAH 25
MONISTIK DEONTOLOGY
TINDAKAN YANG MENDUKUNG
KAIDAH UMUM SEPERTI “ THE
GOLDEN RULE” SEBAGAI PRINSIP
MORAL

UCOK SARIMAH 26
PLURALISTIC DEONTOLOGY
KEWAJIBAN “PRIMA FACIE” :
KEWAJIBAN YANG HARUS
DILAKSANAKAN KECUALI PADA
SITUASI TERTENTU
PRINSIP MORAL:
JUJUR, MENEPATI JANJI, ADIL,
SANTUN , MEMPERBAIKI
KESALAHAN, BERERIMA KASIH DLL
UCOK SARIMAH 27
ETIKA KEUTAMAAN
1. DISPOSISI: KEUTAMAAN MERUPAKAN
KECENDERUNGAN TETAP, SIFAT
BAIK YANG TELAH MENGAKAR
PADA DIRI SESEORANG.
2. KEMAUAN ATAU KEHENDAK BAIK
3. PEMBIASAAN DIRI MELALUI LATIHAN

UCOK SARIMAH 28
PERILAKU ETIS
1. PERILAKU ETIS : SESUAI DENGAN
NORMA – NORMA SOSIAL YANG
DITERIMA SECARA UMUM
2. PERILAKU TIDAK ETIS: TIDAK SESUAI
DENGAN NORMA MASYARAKAT
UMUM

UCOK SARIMAH 29
TANTANGAN RELATIVISME
1. RELATIVISME MORAL BERARTI
BENAR DAN SALAH BERSIFAT
RELATIF PADA SIAPA YANG
MEMBUAT KEPUTUSAN, HANYA ADA
JAWABAN INDIVIDUAL PADA
PERTANYAAN MORAL APAPUN.
ARGUMEN MORAL KONSTRUKTIF
TIDAK MUNGKIN KARENA SETIAP
ORANG MEMBENARKAN DIRINYA .
UCOK SARIMAH 30
RELATIVISME NAIF
 IDE BAHWA MANUSIA MERUPAKAN
STANDAR UNTUK MENILAI TINDAKAN
MEREKA SENDIRI
 ETIKA BERSIFAT PRIBADI, PENTING
DAN KOMPLEKS, HANYA OPINI
PENGAMBIL KEPUTUSAN YANG
RELEVAN

UCOK SARIMAH 31
RELATIVISME BUDAYA
 MORALITAS BERSIFAT RELATIF
TERHADAP BUDAYA, MASYARAKAT,
ATAU KOMUNITAS TERTENTU
 TIDAK ADA STANDAR YANG DAPAT
MEMBANTU MENILAI MORALITAS
DARI BUDAYA TERTENTU
 HARAPAN TERBAIK MEMAHAMI KODE
MORAL DAN KEBIASAAN SUATU
MASYARAKAT
UCOK SARIMAH 32
ETIKA LIBERTANIAN NAIF
 MANUSIA ADALAH HOMO LIBER,
MANUSIA BEBAS. KEBEBASAN
MENJADI PONDASI NILAI. NAMUN
PADA SAAT YANG SAMA KEBEBASAN
DIMAKNAI SEBAGAI RUANG KOSONG
SEHINGGA APA YANG DISEBUT BAIK
ATAU BURUK ADA DALAM RANAH
BURAM. YANG PENTING MANUSIA
BEBAS!!!!
UCOK SARIMAH 33
STANDAR ETIKA
 DITERAPKAN ORGANISASI BAGI
SELURUH ANGGOTANYA.
 KODE ETIK BAGI ORGANISASI

UCOK SARIMAH 34

You might also like