You are on page 1of 6

PERFORMA PADA SALURAN TRANSMISI

Hanugroho Sasmita Aji


Mahasiswa Jurusan Teknik Elektro
Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya
Kampus ITS Keputih Sukolilo Surabaya 60111

Abstrak – Dari pembangkit, energy listrik tidak transmisi panjang, transmisi menengah, dan
bisa dislurkan ke konsumen dalam dimesi arus dan transmisi pendek. Transmisi pendek merupakan
tegangan yang sama. Hal ini dikarenakan dengan arus saluran transmisi dengan panjang saluran kurang
yang besar akan menimbulkan rugi-rugi yang besar dari 50 mil. Transmisi menengah merupakan
pula. Untuk itu diperlukan sistem transmisi. Sistem saluran transmisi dengan panjang saluran antara
transmisi merupakan suatu sistem dalam penyaluran 50 mil hingga 150 mil. Transmisi panjang
energi listrik dari suatu sumber penyuplai energi merupakan saluran transmisi dengan panjang
listrik ke beberapa daerah (misal dari pembangkit ke saluran lebih dari 150 mil.
gardu induk,atau dari gardu induk ke gardu induk lain) Pada suatu saluran transmisi besaran –
dengan menggunakan perantara overhead lines atau besaran tegangan, arus, serta daya akan
kabel saluran udara atau bisa juga dengan mengalami perubahan nilai sepanjang saluran
menggunakan underground lines atau kabel bawah tersebut. Perubahan nilai parameter-parameter
tanah. Sisten ini memiliki beberapa parameter penting saluran, seperti konstanta primer dan sekunder
yang harus diperhatikan karena transmisi adalah hal atau jika diberikan pembebanan akan
yang vital dalam Sistem Tenaga Listrik. Adapun menyebabkan perubahan nilai serta bentuk
parameter tersebut adalah panjang saluran, tegangan dan arus pada tiap titik di sepanjang
karakteristik saluran dan kapasitansi. Masing-masing saluran tersebut. Parameter- parameter ini perlu
mempunyai pengaruh tersendiri bagi performa pada diperhatikan dalam merancang suatu saluran
saluran transmisi. Ada dua kategori saluran transmisi untuk mendapatkan hasil yang
transmisi yaitu saluran udara (overhead lines) dan memuaskan.
kabel tanah (underground cable). Yang pertama Pada realisasinya saluran transmisi ini berupa
menyalurkan tenaga listrik melalui kawat-kawat yang kawat-kawat yang di pasang pada menara atau tiang
digantung pada menara atau tiang transmisi dengan dan bisa juga melalui kabel yang di pendam di bawah
perantaraan isolator-isolator, sedang kategori kedua permukaan tanah, saluran transmisi berfungsi
menyalurkan tenaga listrik melalui kabel-kabel yang menyalurkan energi listrik dari pusat pembangkit,
ditanam dibawah permukaan tanah. yang umumnya terletak jauh dari pusat beban, ke
gardu induk penurun tegangan yang memiliki
transformer penurun tegangan dari tegangan transmisi
Kata Kunci: Transmisi,Kapasitansi ke tegangan distribusi (menengah). Saluran transmisi
ini mempunyai tegangan yang tinggi agar dapat
1. PENDAHULUAN meminimalkan rugi-rugi daya (power losses)
Mungkin selama ini ada yang memahami disaluran. Contoh dari saluran transmisi di Indonesia
bahwa yang dimaksud transmisi adalah proses adalah : SUTT (Saluran Udara Tegangan Tinggi,
penyaluran energi listrik ke suatu daerah dengan dengan tegangan kerja 70--150 kV), SUTET (Saluran
menggunakan tegangan tinggi saja. Bahkan ada yang Udara Tegangan Ekstra Tinggi, dengan tegangan kerja
memahami bahwa transmisi adalah proses penyaluran 500 kV).
energi listrik dengan menggunakan tegangan tinggi Sedangkan Penurunan tegangan dari tingkat
dan melalui saluran udara (over head line). Namun tegangan transmisi pertama-pertama dilakukan pada
sebenarnya, transmisi adalah proses penyaluran energi gardu induk (GI), dimana tegangan diturunkan ke
listrik dari satu tempat ke tempat lainnya, yang tegangan yang lebih rendah, misalnya dari 500 kV ke
besaran tegangannya ada beberapa klasifikasi yang 150 kV atau dari 150 kV ke 70 kV. Kemudian
diantaranya adalah: Tegangan Ultra Tinggi (UHV), penurunan kedua dilakukan pada gardu induk
Tegangan Ekstra Tinggi (EHV), Tegangan Tinggi distribusi dari 150 kV ke 20 kV atau dari 70 kV ke 20
(HV), Tegangan Menengah (MHV), dan Tegangan kV. Tegangan 20 kV ini disebut tegangan distribusi
Rendah (LV). primer.
Jenis – jenis dari saluran transmisi
menurut panjang transmisi didasarkan bagaimana 2. DASAR SALURAN TRANSMISI
transmisi tersebut didistribusikan dalam seluruh Berdasarkan fungsinya dalam operasi,
panjang transmisi dapat dibagi menjadi 3 yaitu saluran transmisi sering diberi nama : transmisi yang
menyalurkan daya besar dari pusat-pusat pembangkit Is
R
jX Ip IR
ke daerah beban, atau antaradua atau lebih system Z
(saluran interkoneksi/tie-line), sub-transmisi yang
biasanya merupakan transmisi percabangan dari VR
Vs
saluran yang tinggi ke saluran yang lebih rendah level Y/2 Y/2
tegangannya, distribusi yang menyalurkan dari
tegangan transmisi ke tegangan distrribusi (20 kV).
Gambar 3 : Diagram pengganti saluran menengah Nominal
2.1 Macam Transmisi Menurut Panjang PI
Transmisi. Relasi tegangan dan arus :
Y
1. Saluran Pendek Vs = VR + ( IR + VR )Z
2
Panjang saluran kurang dari 50 mil. Harga
ZY
admitansi shunt diabaikan sedang harga impedansi Vs = ( 1 + ) VR + Z IR
serie dipusatkan ditengah-tengah transmisi. 2
Dalam diagram pengganti saluran pendek kapasitansi ZY 2 ZY
Is = ( Y + ) VR + ( 1 + ) IR
dapat diabaikan seperti gambar berikut. 4 2
Is jX IR Pengaturan tegangan untuk nominal PI atau T:
R

Z Vs
VR(NL) =  VR(FL) = VR
ZY
Vs VR ZL 1
2
maka :
VR(NL)   VR(FL)
Gambar 1: Diagram pengganti saluran pendek VR (%) = X 100%
VR(FL)
Vs = tegangan pada ujung kirim 3. SaluranPanjang
Is = arus pada ujung kirim Panjang saluran lebih dari 150 mil. Seluruh parameter
VR = tegangan pada ujung terima didistribusikan dengan merata dalam seluruh panjang.
Is Z/2 (x) jX Z/2 (x) jX
IR = arus pada ujung terima R P R IR

Z = R + jX impedansi saluran I(x + x) I(x)

Maka relasi tegangan dan arus, Vs


V(x + x) V(x) VR
Y (x)
Vs = VR + Z IR
S = IR
Pengaturan tegangan atau “Voltage Regulation” (VR) x x

didefinisikan sebagai : Gambar 4 : Diagram pengganti saluran panjang


VR ( NL)  VR ( FL )
VR (%) = x 100%
VR ( FL ) Z adalah impedansi per satuan panjang
2. Saluran menengah Y adalah admitansi shunt per satuan panjang
Panjang saluran antara 50 mil hingga 150 Pada bagian kecil (∆x) dari kawat transmisi
mil. Seluruh harga admitansi shunt dipusatkan pada yang jaraknya “x” dari ujung terima.
pertengahan transmisi atau dibagi dua sama besar ZY ZY
V (x + ∆x) = {1 + (∆x)2} Vx + Z ∆x {1 +
untuk masing-masing ujung transmisi. 2 4
Pada saluran menengah kapasitansi dapat dipusatkan (∆x)2} Ix
pada satu titik (nominal T), atau pada titik nominal
PI. 2.2 Komponen-komponen utama dari saluran
Nominal T udara
Is jX jX IR
R P R

Z/2 Z/2 A. Menara atau tiang transmisi


VR
Menara atau tiang transmisi adalah suatu
Vs Vp
bangunan penopang saluran transmisi yang bisa
berupa menara baja atau tiang baja. Tiang–tiang baja
biasa digunakan pada saluran tegangan rendah (di
Gambar 2 : Diagram pengganti saluran menengah
nominal T
bawah 70 kV) sedang untuk saluran tegangan tinggi
atau ekstra tinggi digunakan menara baja.
Relasi tegangan dan arus :
Vs = VR + IR(Z/2) + Is(Z/2) B. Isolator
dimana Jenis isolator yang digunakan pada saluran
trnsmisi adalah jenis porselin atau gelas dengan tiga
ZY Z 2Y jenis yaitu : jenis pasak, jenis pos-saluran dan isolator
Vs = ( 1 + ) VR + ( Z + ) IR
2 4 gantung. Untuk tegangan kurang dari 22 – 33 kV
Nominal PI digunakan jenis pasak atau pos-saluran, sedang
isolator gantung dapat digabung jadi satu rentengan karena proses pemasangannya pun tidak perlu
isolator yang jumlahnya disesuaikn dengan kebutuhan. menggali dan membangun saluran dibawah tanah ,
mudah dalam perawatan, mudah dalam mengetahui
C. Kawat penghantar letak gangguan, mudah dalam perbaikan, ketiga hal ini
lebih dikarenakan letak kabel yang berada diatas
Dua bahan yang biasanya digunakan pada sehingga mudah penanganannya dibandingkan dengan
kabel penghantar yakni Tembaga dan Aluminium. kabel bawah tanah. Namun pengguanaan kabel udara
Sejak harga aluminium lebih rendah 59% dari harga atau overhead lines juga memiliki beberapa
tembaga, penghematan dimungkinkan dengan kelemahan,dimana hal tersebut menjadi kelebihan dari
penggunaan aluminium. Penghematan ini menjadi kabel underground (bawah tanah) yaitu dibandingkan
kecil jika biaya penghantar hanya sebagian kecil dari dengan saluran udara, saluran bawah tanah tidak
biaya terpasang seluruh sistem. Beberapa terpengaruh oleh cuaca buruk, angin topan, hujan
penghematan pada biaya logam menutupi biaya isolasi angin, bahaya samabaran petir. Sehingga bisa
tambahan dan aksesoris yang diperlukan bila luas dikatakan saluran udara keandalannua terhantung
penampang aluminium yang diperlukan kira-kira 1,5 dengan faktor luar seperti cuaca dsb sedangkan kabel
kali dari tembaga untuk kapasitas arus beban yang bawah tanah dinilai lebih terjamin keandalannya.
sama, akan menghasilkan diameter kabel yang lebih Selain itu saluran bawah tanah lebih estetis karena
besar. tidak mengganggu pandangan. Karena itu saluran
bawah tanah banyak digunakan di kota-kota besar.
Secara umum makin besar luas penampang Namun biaya pembangunannya cukup mahal
kabel, maka makin besar kapasitas hantar dari kabel dibandingkan dengan saluran udara, dan perbaikannya
tersebut. Pada kabel konvensional dengan pendinginan lebih sukar bila terjadi gangguan hubungan singkat
natural/alami. Penguji dapat menyatakan bahwa
peningkatan kapasitas arus sebesar 2 kali diperlukan
kira-kira rangkap empat dari luas penampang 3.2 Kategori saluran transmisi berdasarkan arus
sebelumnya. listrik
Dalam dunia kelistrikan, dikenal dua kategori
D. Kawat Tanah arus listrik, yaitu arus bolak-balik (Alternating
Kawat tanah atau ground wires berguna untuk Current/AC) dan arus searah (Direct Current/DC).
melindungi kawat-kawat penghantar atau kawat-kawat Oleh karena itu , berdasarkan jenis arus listrik yang
fasa terhadap sambaran petir. Jadi kawat tanah mengalir di saluran transmisi, maka saluran transmisi
dipasang di atas kawat fasa. Kawat tanah umumnya terdiri dari:
dipakai kawat baja (steel wires) yang sudah 1. Saluran transmisi AC
digalvanis, maupun sudah dilapisi dengan almunium Di dalam system AC, penaikan dan penurunan
atau yang lebih murah yakni menggunakan tipe tegangannya sangat mudah dilakukan dengan bantuan
ASCR. Pada SUTETI yang dibangun mulai tahun transformator dan juga memiliki 2 sistem, sistem fasa
1990an, didalam ground wire difungsikan fibre optic tunggal dan sistem fasa tiga sehingga saluran
untuk keperluan telemetri, tele proteksi maupun transmisi AC memiliki keuntungan lainnya, antara
telekomunikasi yang dikenal dengan OPGW (Optic lain:
Ground Wire), sehingga mempunyai beberapa fungsi. a Daya yang disalurkan lebih besar
Jumlah Kawat Tanah paling tidak ada satu buah b. Nilai sesaat (instantaneous value) nya
diatas kawat fasa, namun umumnya di setiap tower konstan
dipasang dua buah. Pemasangan yang hanya satu buah c. Mempunyai medan magnet putar
untuk dua penghantar akan membuat sudut Selain keuntungan-keuntungan yang disebutkan
perlindungan menjadi besar sehingga kawat fasa diatas, saluran transmisi AC juga memilik kerugian,
mudah tersambar petir. Jarak antara ground wire yaitu: tidak stabil, isolasi yang rumit dan mahal
dengan kawat fasa di tower adalah sebesar jarak antar (mahal disini dalam artian untuk menyediakan suatu
kawat fasa, namun pada daerah tengah gawangan isolasi yang memang aman dan kuat).
dapat mencapai 120% dari jarak tersebut. 2. Saluran transmisi DC;
Dalam saluran transmisi DC, daya guna atau
3. KLASIFIKASI SALURAN TRANSMISI efesiensinya tinggi karena mempunyai factor daya = 1,
3.1 Saluran Transmisi Berdasarkan tidak memiliki masalah terhadap stabilitas terhadap
Pemasangannya system, sehingga dimungkinkan untuk penyaluran
jarak jauh dan memiliki isolasi yang lebih sederhana.
Ada dua kategori saluran transmisi , saluran udara
(overhead lines) dan saluran kabel tanah Berhubungan dengan keuntungan dan kerugiannya,
(underground cable). Untuk saluran udara dewasa ini saluran transmisi di dunia sebagian besar
menyalurkan tenaga listrik melalui isolator-isolator, menggunakan saluran transmisi AC. Saluran transmisi
sedangkan saluran kabel tanah menalurkan tenaga DC baru dapat dianggap ekonomis jika jarak saluran
listrik melalui kabel-kabel yang ditanam dibawah udaranya antara 400km sampai 600km, atau untuk
permukaan tanah. Kedua cara penyaluran diatas saluran bawah tanah dengan panjang 50km. hal itu
mempunyai untung dan ruginya. Untuk saluran udara disebabkan karena biaya peralatan pengubah dari AC
memiliki beberapa keuntungan yaitu: Lebih murah ke DC dan sebaliknya (converter & inverter) masih
sangat mahal, sehingga dari segi ekonomisnya saluran
AC akan tetap menjadi primadona dari saluran
transmisi.

4. PENGUKURAN PARAMETER
Perancangan dan pengukuran dilakukan dalam
sebuah percobaan dengan menggunakan “bridging
plugs”. Berikut langkah-langkah yang dilakukan
dalam perancangan dan pengukuran tersebut.
1. Susun Rangkaian seperti gambar 5.
2. Dengan menggunakan “Bridging Plugs” , set
tegangan sisi sekunder dari trafo tiga phase
sehingga Un = 10 %.
3. Ukur tegangan antara dua konduktor terluar pada
sisi kirim dan sisi terima, juga daya reaktif yang
di konsumsi oleh salah satu phasa – phasanya.
4. Ubah panjang saluran menjadi 216 km dengan
menghubungkan “Bridging Plugs” seperti gambar
6 dan ulangi lagi pengukuran seperti diatas.
5. Ubah panjang saluran menjadi 360 km dengan
menghubungkan “Bridging Plugs” seperti gambar
3 dan ulangi lagi pengukuran seperti diatas.
Set tegangan trafo tiga phasa pada Un = 10 %.
Hilangkan hubungan “Bridging Plugs” kapasitansi
dari model saluran transmisi (gambar 4). Ukur
tegangan antara dua konduktor terluar pada sisi kirim
Gambar 7 : Saluran Transmisi Panjang
dan sisi terima, juga daya reaktif yang dikonsumsi
oleh salah satu phasa.

Gambar 8: Saluran Transmisi dengan Penambahan


(a) (b)
Kapasitor
Gambar 5:a.Saluran Transmisi Pendek (b)Saluran
Transmisi menengah.
5. PARAMETER SALURAN TRANSMISI Dari data yang diperoleh melalui suatu percobaan
terlihat bahwa penurunan beban ohm-induktif
5.1 Panjang Saluran
sebanding dengan besar tegangan kirim, begitu pula
dengan tegangan terima. Hanya saja karena
panjangnya saluran transmisi dan bebannya induktif
menyebabkan tegangan pada sisi terima mengalami
drop tegangan. Hal ini sesuai dengan teori bila beban
nilai L-nya semakin ditingkatkan maka pada tegangan
terima mengalami drop, namun bila saluran
transmisinya panjang maka drop tegangan dapat
dikurangi dengan adanya line charging.

Hubungan Beban Ohm-Induktif dengan


Gambar 9: Unjuk Kerja Tanpa Beban cos phi

Berdasarkan data dari percobaan diatas terlihat 0.9


bahwa panjang saluran mempengaruhi besar kenaikan 0.8
0.7
tegangan di sisi terima. Semakin panjang salurannya 0.6 100

cos phi
maka tegangan di sisi terima semakin besar pula. Hal 0.5 80
ini karena adanya line charging. Kemudian semakin 0.4 60
0.3 40
panjang saluran maka rasio U2/U1 nya semakin besar 0.2
pula. Selain itu dapat diamati bahwa Semakin panjang 0.1
saluran maka semakin besar pula daya reaktif (Q) 0
L =1.2 H L=1H L = 0.8 H
yang dibutuhkan.
Saluran transmisi juga membutuhkan daya aktif Gambar 11 : Hubungan Beban Ohm-Induktif dengan
daya aktif dan reaktif
sebab saluran transmisi sendiri merupakan suatu
penghantar yang mengandung resistansi, sehingga Hubungan Beban Ohm-Induktif dengan
dalam saluran transmisi tanpa beban juga Daya Aktif dan Reaktif
membutuhkan daya aktif. Nilainya dapat dilihat pada 40
wattmeter yang terpasang. Daya aktif ini timbul akibat 35
30 100
adanya rugi-rugi transmisi yang disebabkan oleh 25 80
20
adanya resistansi saluran yang berbentuk panas. 15 60
10 40
Semakin panjang saluran daya reaktif yang 5
0
dibutuhkan juga akan semakin besar. Hal ini L =1.2 L =1.2 L = 1 H L = 1 H L = 0.8 L = 0.8
disebabkan adanya rugi – rugi pada saluran transmisi H H H H

yang bersifat induktif. Hasil pengukuran untuk P Q P Q P Q

panjang saluran 100% tanpa menggunakan


Gambar 12 : Hubungan Beban Ohm-Induktif dengan
kapasitansi. Dari data dapat kita lihat jika tanpa
Cos Phi
menggunakan kapsitansi tegangan disisi terima tidak
terlalu besar tetapi setelah ditambahkan kapasitansi Dari percobaan diperoleh besar daya aktif
tegangan disisi terima bertambah besar. dipengaruhi oleh beban resisitif. Semakin besar beban
resistifnya maka daya aktifnya akan menurun hal ini
5.2 Karakteristik Beban karena arus salurannya yang semakin kecil, sedangkan
beban L tidak terlalu mempengaruhi besar daya aktif.
a. Beban Ohm-Induktif dan Induktif Murni Untuk daya reaktif besarnya dipengaruhi oleh beban
Karakteristik yang umum untuk tegangan dari semua L, di mana semakin besar beban L maka daya
pengukuran adalah bahwa penurunan beban ohm- reaktifnya semakin kecil. Hal ini dikarenakan beban
induktif tidak berpengaruh dengan besar tegangan induktif menyerap daya reaktif. Oleh karena daya
kirim, begitu pula dengan tegangan terima reaktif yang menurun maka cos phi nya menjadi naik
Hubungan Beban Ohm-Induktif dengan
Tegangan
b. Beban Ohm-Kapasitif dan Kapasitif Murni
Dari data percobaan yang telah dilakukan di dapat
450 disimpulkan beberapa hal sebagai berikut :
400
350 100
Tegangan

300 1. Untuk nilai setiap beban kapasitor yang diberikan,


250 80
200 60 tegangan sisi sekunder selalu lebih besar daripada
150
100 40 sisi primer
50
0
2. Pada saat diberikan beban C sebesar 2 F,
L =1.2 L =1.2 L=1 L=1 L = L =
H H H H 0.8 H 0.8 H semakin kecil beban resistifnya maka semakin
U1 U2 U1 U2 U1 U2
besar nilai cos  nya, tegangan di sisi sekunder
Gambar 10: Grafik Hub Beban Ohm Induktif dengan menurun sedangkan arusnya meningkat
Tegangan
Dari hasil percobaan diperoleh nilai daya pada sisi kapasitifnya maka daya reaktifnya semakin besar
terima sebagai berikut: C = 4 F pula

DAFTAR REFERENSI
[1] http://dunia-
listrik.blogspot.com/2009/11/klasifikasi-saluran-
transmisi.html
[2]
Gambar 12 : Performa Karakteristik Beban Ohm- kapasitif http://id.wikipedia.org/wiki/Saluran_udara_tegangan_
dan Kapasitf Murni ekstra_tinggi
[3]
Dapat dilihat dari data yang didapat bahwa dengan http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/19216
adanya beban yang bersifat kapasitif akan /5/Chapter%20II.pdf
menyebabkan daya yang ada pada sisi terima memiliki [4] http://www.scribd.com/doc/52075425/Saluran-
power factor minus yaitu leading. Ini artinya daya Udara-Tegangan-Tinggi
pada sisi terima berlawanan phasa dengan pada sisi
kirim. Hal ini disebabkan pada sisi kirim harus Riwaya Penulis
memenuhi beban yang berupa rugi – rugi sepanjang
saluran yang dilaluinya yang bersifat induktif Hanugroho Sasmita Aji lahir di
sedangkan pada beban bersifat kapasitif maka nilainya Blitar pada tanggal 18 Desember
akan berlawanan phasa. 1989. Penulis memulai pendidikan
di SDN Krisik 1dan sempat pindah
Untuk Hasil Percobaan Pengkompensasian Paralel sekolah ke SDN Beru 1.
diperoleh nilai daya pada sisi terima sebagai berikut: Selanjutnya meneruskan bangku
sekolah ke SMPN 1 Wlingi pada
tahun 2002. Kemudian
L = 2.4 H dan C = 4 F
melanjutkan ke SMAN 1 Blitar. Penulis melanjutkan
pendidikan ke jenjang perguruan tinggi di Institut
Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya dan
mengambil jurusan Teknik Elektro. Penulis juga
merupakan Asisten Laboratorium Konversi Energi
dan Sekretaris 2 BEM FTI ITS 2010/2011.

Gambar 13 : Percobaan pengkompensasian Kompensasi


Pararel

Kompensasi yang dipasang pararel akan


meningkatkan power factor yang dimiliki system.
Sehingga dengan turunnya nilai R sedang nilai L dan
C tetap, power factor beban akan semakin baik..
Selain itu dengan diturunkannya nilai kapasitor maka
daya reaktif yang disalurkan pada saluran juga akan
semakin kecil

6. KESIMPULAN
1. Panjang saluran mempengaruhi besar kenaikan
tegangan di sisi terima. Semakin panjang
salurannya maka tegangan di sisi terima semakin
besar pula.
2. Penurunan beban ohm-induktif sebanding dengan
besar tegangan kirim, begitu pula dengan tegangan
terima dan besar daya aktif dipengaruhi oleh beban
resistif.
3. Penurunan beban ohm-kapasitif menyebabkan
tegangan sisi kirim semakin kecil, begitu pula
dengan tegangan di sisi terima yang semakin
mengecil dan daya reaktif besarnya dipengaruhi
oleh beban kapasitif,dimana semakin besar beban

You might also like