You are on page 1of 13

LAPORAN PRAKTIKUM

MEKANIKA FLUIDA

BILANGAN REYNOLD

Oleh:
Helmas Dwi Antoro Tanjung
NIM A1H009041

KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL


UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS PERTANIAN
PURWOKERTO
2010
I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Mekanika fluida adalah ilmu mekanika dari zat cair dan gas yang
didasarkan pada prinsip yang sama dengan prinsip yang dipakai pada zat padat.
Kecepatan dari tiap parttikel fluida pada satu titik tertentu adalah tetap. Mengikuti
gerak partikel di dalam fluida adalah untuk menyatakan gerak fluida. Gerakan
fluida dapat diamati sehingga dapat mengambil suatu pemahamam dari gerakan
fluida yang diamati. Pergerakan dari suatu partikel fluida merupakan identifikasi
mengenai jenis aliran yang timbul/terjadi. Beberapa jenis aliran yang dapat terjadi
yaitu aliran laminer, aliran transisi, dan aliran turbulen. Jenis aliran fluida inilah
yang akan dibahas dalam praktikum ini.
Aliran yang bersifat lunak pada suatu titik tertentu tiap partikel fluida akan
mempunyai kecepatan sama baik besar maupun arahnya, pada titik yang lain suatu
partikel mungkin mempunyai kecepatan yang berbeda aliran lunak seperti ini
terjadi pada aliran yang pelan, kecepatan yang berubah dari titik ke titik disebut
aliran turbulen. Aliran laminer tidak dapat di anggap tanpa pusaran sama sekali,
tetapi aliran laminar mempunyai gerak translasi dan rotasi pada bagian pusatnya
dan kecepatan sudutnya merupakan harga yang rill. Gerak fluida di dalam suatu
pipa aliran harus sejajar dengan dinding tabung, meskipun besar kecepatan fluida
dapat berbeda dari satu titik ke titik lain di dalam pipa.

B. Tujuan

Menghitung besarnya bilangan Reynold pada suatu aliran air.


II. TINJAUAN PUSTAKA

Persamaan untuk tahanan kekentalan atau gaya hambat linear cocok untuk
partikel atau objek berukuran kecil yang sedang bergerak melalui sebuah fluida
pada kecepatan yang relatif pelan dimana tidak terdapat turbulen (contohnya
bilangan Reynolds yang rendah, Re < 1).[5] Dalam kasus ini, gaya hambat kira-kira
sebanding dengan kecepatan, tapi arahnya berlawanan. Persamaan untuk tahanan
kekentalan adalah:[6]

Keterangan:
= sebuah konstanta yang tergantung pada sifat-sifat fluida serta dimensi
objek, dan
= kecepatan objek.
Saat sebuah objek jatuh dari tumpuan, kecepatannya akan menjadi

yang secara asimtotik mendekati kecepatan terminal . Untuk


sebuah tertentu, objek yang lebih berat jatuh lebih cepat.
Untuk kasus spesial dimana objek berbentuk bola yang kecil bergerak
perlahan-lahan melalui sebuah zalir (fluida) kental (dan dengan begitu pada
bilangan Reynolds yang kecil), George Gabriel Stokes membuat sebuah rumus
untuk tetapan gaya hambat,

Keterangan:
= radius Stokesnya partikel, dan adalah viskositas fluida.
Sebagai contoh, bayangkan sebuah bola kecil berjari-jari = 0,5
mikrometer (diameter = 1.0 µm) yang sedang bergerak melalui air pada kecepatan
10 µm/s. Menggunakan 10−3 Pa·s sebagai viskositas air dalam satuan SI,
ditemukan bahwa gaya hambatnya 0,09 pN. Ini mengenai gaya hambat yang
dialami bakteri yang berenang di air.
Bilangan Reynolds adalah rasio antara gaya inersia (vsρ) terhadap gaya
viskos (μ/L) yang mengkuantifikasikan hubungan kedua gaya tersebut dengan
suatu kondisi aliran tertentu. Bilangan ini digunakan untuk mengidentikasikan
jenis aliran yang berbeda, misalnya laminer dan turbulen. Aliran laminer adalah
aliran yang bergerak dalam lapisan–lapisan atau lamina–lamina, tukar menukar
momentum secara molekuler saja. Aliran turbulen mempunyai gerakan partikel–
partikel fluida yang sangat tidak menentu, dengan saling tukar menukar
momentum dalam arah melintang. Namanya diambil dari Osborne Reynolds
(1842–1912) yang mengusulkannya pada tahun 1883.
Aliran fluida dalam pipa, berdasarkan besarnya bilangan Reynold
dibedakan atas aliran laminar, turbulen, dan aliran transisi. Aliran laminar adalah
aliran yang bergerak dalam lapisan-lapisan atau lamina-lamina, tukar menukar
momentum secara molekuler saja. Dalam hal ini, jika nilai Re kecil, aliran akan
meluncur di atas lapisan lain. Peninjauan dengan pesawat pezometer yang
dipasangkan pada sebuah pipa dengan aliran zat cair yang laminar akan
menunjukkan tekanan ynag tetap. Jadi aliran laminar adalah beraturan untuk
tinggi kenaikan yang tetap stasioner(Suharto, 1991).
Aliran turbulen mempunyai gerakan partikel-partikel fluida yang sangat
tidak menentu atau aliran-alirannya tidak terdapat garis edar tertentu yang dapat
dilihat, dengan saling tukar menukar momentum dalam arah melintang.

Laminer Re < 2100 Laminer  Re > 4000

Gambar 1. Aliran Laminer dan Turbulen


Pada pipa :
- Aliran Laminer terjadi jika Re < 2100
- Aliran Turbulen terjadi jika Re > 4000
Kondisi 2100 < Re < 4000 aliran ini diklasifikasikan sebagai aliran transisi.
Saluran tertutup bilangan Reynolds dinyatakan sebagai berikut :
VD
Re=
ϑ
Keterangan : V = kecepatan rata-rata aliran.
l = panjang karakteristik (m).
h untuk aliran terbuka.
D untuk aliran tertutup.
ϑ = viskositas kinematik (m2/detik).
Reynold membedakan aliran laminar dan aliran turbulen menurut kecepatan
alirannya yang disebut dengan kecepatan kritis dari Reynold melakukan
percobaan-percobaan dimana kecepatan kritis Reynold sebanding dengan
viskositas kenematisnya (υ) dan berbanding terbalik dengan diameter pipanya.
υ
Vcr = K . d
Dimana K adalah konstanta kesebandingan, tanpa satuan yang harganya sama
untuk semua zat cair dan gas pada setiap penampang pipa. Ini berarti bahwa
perubahan dalam aliran mengambil tempat pada setiap perbandingan tertentu
antara kecepatan, diameter dan kekentalan.
Vcr . d
K= υ
Dimana K ini disebut angka kritis dari Reynold dan biasanya dinyatakan sebagai:
Vcr . d
Recr = υ
Menurut Reynold, bahwa dengan percobaan- percobaannya Recr ini sekitar 2300.
untuk aliran khusus angka reynold dinyatakan:
V .d
Re = υ
Sifat pokok aliran serta posisi relatifnya ditunjukkan oleh bilangan
Reynold. Persamaan yang lebih umum, yang memperhitungkan viskositas telah
dikembangkan dengan menyertakan tegangan geser. Eksperimen dari seseorang
peneliti didapatkan bahwa ada 4 faktor yang menentukan apakah suatu aliran
bersifat laminar atau turbulen. Kombinasi dari empat faktor ini disebut bilangan
Reynold, NR dan didefinisikan dari:
ρ vD
NR = η
dengan ρ adalah rapat massa fluida, v kecepatan rata-ratanya, η viskositas, dan D
adalah garis tengah pipa.
Bilangan Reynold adalah bilangan tanpa dimensi, sehingga harganya tidak
tergantung pada sistem satuan yang dipakai. Hasil- hasil eksperimen menunjukkan
bahwa jika suatu aliran harga bilangan reynold adalah antara 0 dan 2000, maka
aliran tersebut bersifat laminar, sedangkan di atas 3000 aliran bersifat turbulen
dan untuk bilangan reynold antara 2000 dan 3000 terdapat daerah transisi, aliran
dapar berubah keadaan dari laminar menjadi turbulen atau sebaliknya.
III. METODOLOGI

A. Alat

1. Selang
2. Penggaris
3. Stop watch
4. Alat penguji
5. Tempat penampung air

B. Bahan

1. Air
2. Tinta

B. Cara Kerja

1. Alat penguji aliran fluida dipasang dengan benar.


2. Tabung penguji (no.2) diisi dengan air sampai penuh. Tinta dimasukkan ke
dalam tabung (no.1).
3. Kran air dibuka dengan mengaturnya, untuk mengalirkan air dalam tabung
penguji (no.2). Katup yang terpasang dibawah tempat tinta (no.3) dibuka
untuk mengalirkan tinta. Katup diatur, agar aliran tinta pada saat kran air
dibuka penuh dan tidak penuh dapat dibedakan (membentuk benang atau
tidak).
4. Aliran tinta dalam pipa diamati. Apakah membentuk benang, atau tinta
bercampur dengan air.
5. Aliran air yang keluar dari kran no.4 ditampung untuk mengetahui debit
(Q) dan dicatat lama proses penampungan tersebut (t).
6. Percobaan dilakukan sampai 2 kali.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

1. Percobaan 1
t = 10 detik (aliran kecil)
V = 640 ml = 0,64 L = 0,64 x 10-3 m3
2. Percobaan II
t = 15 detik ( aliran kecil)
V = 1460 ml = 1,46 L = 1,46 x 10-3 m3

3. Kecepatan Aliran (v)


Diameter = 0,0023 m
Panjang =1m
Luas pipa (A) = 4,15 x 10-4 m2
Volumeairyangditampung (V 1 )
v1 = At

0,64.10−3
= 4.15x 10.10
= 0,154m/detik
Volumeairyangditampung (V 2 )
v2 = At
−3
1,46.10
= 4,15.10.15
= 0,234m/detik
4. Bilangan Reynold
v 1 +v 2
Vrata-rata = 2
0,154 +0,234
= 2
= 0,194m/s
3
ρV rata −rata D 1000 kg/m . 0 , 194 m /det ik . 0 , 023 m
Re = μ = 1 ,519 Ns/m2
= 2,937 (Transisi)

B. Pembahasan

Aliran dalam zat cair di dalam pipa dapat diklasifikasikan menjadi dua
jenis aliran yaitu aliran laminar dan aliran turbulen.
1. Aliran laminer
Aliran laminar terjai bila zat cair bergerak pada tempat yang berlapis-lapis
tanpa terjadi fluxtuasi kecepatan. Bentuk stream line ditentukan oleh bentuk
dari pipa dimana zat cair mengalir. Dalam aliran laminar yang melalui pipa
lurus dengan penampang yang beraturan maka seluruh stream line merupakan
garis- garis lurus yang sejajar dengan sumbu pipa. Pada aliran laminar tidak
terdapat perubahan pemindahan bagian zat cair dan zat cair dalam keadaan
beraturan (tidak tercampur). Pada suatu saat aliran laminar tidak dapat
dianggap sebagai aliran yang tanpa olakan (pusaran) sama sekali. Kerena
walaupun didalam aliran tidak dapat dijunjukkan tanda-tanda adanya pusaran,
tetapi aliran laminar mempunyai gerak translasi dan rotasi pada bagian
pusatnya dan kecepatan sudutnya merupakan harga yang rill.
2. Aliran turbulen
Aliran disebut turbulen bila zat cair mengalir dengan kecepatan dan
tekanan yang berfluktuasi. Garis stream line hanya mendekati saja dan di tukar
dengan bentuk kanalnya. Gerak zat cair tidak teratur dan garis-garis aliran
merupakan lengkungan tegak(Suharto, 1991).
Aliran fluida yang dilakukan pada praktikum ini merupakan aliran fluida
dalam pipa. Hasil dari perhitungan data yang diperoleh didapat nilai Re sebesar
2,937. Dilihat dari hasil yang didapat dalam perhitungan maka nilai R =
laminer yang berarti aliran tersebut adalah aliran laminer. Hasil dari
perhitungan bilangan Reynold diatas telah dapat menunjukkan jenis aliran yang
terjadi. hal tersebut dapat dilihat dari hasil perhitungan nilai Re dari hasil
pengukuran, dimana semua nilai Re dari percobaan 1 dan 2 nilainya kurang
dari 2000. Berdasarkan referensi jenis alirannya dibedakan menjadi 3 yaitu
aliran laminer, aliran transisi, dan aliran turbulen. Aliran laminer terjadi jika Re
< 2100, aliran trasisi terjadi jika 2100 < Re < 4000, dan aliran turbulen terjadi
jika Re > 4000 (Suharto, 1991).
Kesimpulan yang dapat diambil bahwa hasil pengamatan secara sederhana
melalui pengamatan pergerakan aliran tinta dan hasil perhitungan didapat hasil
yang sama yaitu aliran yang terjadi pada praktikum ini adalah aliran laminer.
V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Bilangan Reynold (Re) merupakan perbandingan gaya-gaya yang disebabkan


oleh gaya inersia, gravitasi, dan kekentalan (viskositas). Bilangan Reynold
digunakan untuk menentukan jenis aliran yang terjadi pada suatu fluida.
2. Aliran laminer terjadi jika Re < 2100, aliran trasisi terjadi jika 2100 < Re <
4000, dan aliran turbulen terjadi jika Re > 4000. Dilihat dari hasil yang
didapat dalam perhitungan maka nilai Re < 2100.
3. Hasil pengamatan secara sederhana melalui pengamatan pergerakan aliran
tinta dan hasil perhitungan didapat hasil yang sama yaitu aliran yang terjadi
pada praktikum ini adalah aliran laminer

B. Saran

Sebaiknya ini alat yang digunkan untuk untuk praktikum ini dilihat dulu
kesiapannya agar praktikum tidak menunggu untuk praktikum. Alat untuk
praktikim ini juga diperbanyak.
DAFTAR PUSTAKA

Halliday,D & Resnick,R. 1990. Fisika jilid 1. Erlangga. Jakarta.

Kartasapoetra, A.G. dan Sutedjo Mulyani. 1986. Teknologi Pengairan Pertanian.


Penerbit Bina Aksara. Jakarta.

Suharto. 1991. Dinamika dan Mekanika untuk Prguruan Tinggi. Rineka Cipta.
Jakarta.

Sutrisno, 1996. seri fisika dasar. Mekanika. ITB. Bandung.


REVISI

You might also like