Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
1
B. DASAR HUKUM
2
Dalam menjalankan tugas dan fungsinya, Inspektorat Jenderal didukung oleh
struktur organisasi yang terdiri dari 5 (lima) unit eselon II, yaitu:
b. Bagian Laporan dan Analisis (Lapan), terdiri dari 4 (empat) wilayah, yaitu:
1) Bagian Lapan Wilayah I, meliputi wilayah Asia dan Kementerian Luar
Negeri I (Direktorat Jenderal Asia Pasifik dan Afrika, Direktorat
Jenderal Kerja Sama ASEAN, dan Badan Pengkajian dan
Pengembangan Kebijakan);
3
3) Bagian Lapan Wilayah III, meliputi wilayah Afrika dan Timur Tengah
dan Kementerian Luar Negeri III (Sekretariat Jenderal dan
Inspektorat Jenderal);
a. Inspektorat Wilayah I
Meliputi Perwakilan RI di wilayah Asia dan Kementerian Luar Negeri I
(Direktorat Jenderal Asia, Pasifik dan Afrika, Direktorat Jenderal Kerja
Sama ASEAN, dan Badan Pengkajian dan Pengembangan Kebijakan);
4
b. Inspektorat Wilayah II
Meliputi Perwakilan RI di wilayah Eropa dan Kementerian Luar Negeri II
(Direktorat Jenderal Amerika dan Eropa, Direktorat Jenderal Multilateral,
dan Direktorat Jenderal Hukum dan Perjanjian Internasional);
d. Inspektorat Wilayah IV
Meliputi Perwakilan RI di wilayah Amerika, Karibia dan Pasifik serta
Kementerian Luar Negeri IV (Direktorat Jenderal Informasi dan Diplomasi
Publik, Direktorat Jenderal Protokol dan Konsuler, Pusat Pendidikan dan
Pelatihan, Pusat Komunikasi dan Staf Ahli).
D. TUJUAN
E. PROGRAM
5
Program kinerja Inspektorat Jenderal tahun 2010, meliputi 2 (dua) program, 5
(lima) kegiatan dan 26 (dua puluh enam) sub kegiatan, sebagai berikut:
6
3) Penataan dan penyempurnaan kebijaksanaan sistem, struktur
kelembagaan dan prosedur pengawasan
4) Pengembangan penerapan pemeriksaan berbasis kinerja
5) Peningkatan tindak lanjut pemeriksaan secara hukum
6) Peningkatan intensitas dan kualitas pelaksanaan pemeriksaan
7) Pengembangan dan peningkatan sistem informasi Aparat
Pengawasan Fungsional Auditor (APFA) dan perbaikan kualitas
hasil pengawasan
8) Pengembangan tenaga pemeriksa profesional
Sesuai tugas dan fungsi Itjen untuk melaksakan pengawasan pada Satker dan
Perwakilan RI, disusun Program Kerja Pengawasan Tahunan (PKPT) 2010,
meliputi:
1. Pemeriksaan pada 12 (dua belas) Satker di Pusat
2. Pemeriksaan pada 36 (tiga puluh enam) Perwakilan RI
3. Kunjungan Kerja Inspektur Jenderal (KKI) pada 9 (sembilan) Perwakilan RI
4. Kunjungan Kerja Administratif (KKA) pada 9 (sembilan) Perwakilan RI
7
BAB II
SUMBER DAYA APARAT PENGAWASAN
8
3. SDM APIP berdasarkan Pendidikan :
S-3 = - Orang
S-2 = 18 Orang
S-1 = 62 Orang
D1-D3 = 11 Orang
SLTA = 20 Orang
SLTP = 1 Orang
SD = 1 Orang
Jumlah = 113 Orang
Tabel 1
Perkembangan Kualifikasi Tenaga Pengawas APIP
Tahun 2009 dan 2010
Tahun
No. Kualifikasi 2009 2010
(Orang) (Orang)
1. Auditor Utama 0 0
2. Auditor Madya 3 3
3. Auditor Muda 13 14
4. Auditor Pertama 12 6
5. Auditor Penyelia 4 4
6. Auditor Pelaksana Lanjutan 4 4
7. Auditor Pelaksana 2 2
Jumlah 38 33
Keterangan:
a. Auditor Pertama naik jabatan ke Auditor Muda = 5 orang
b. Auditor Pertama mutasi ke luar negeri = 1 orang
c. Auditor Muda mutasi ke Satker lain dan ke luar negeri = 4 orang
d. Auditor Muda memasuki purnabakti = 1 orang
e. Auditor Muda naik jabatan ke Auditor Madya = 1 orang
f. Auditor Madya mutasi ke luar negeri = 1 orang
g. Pengangkatan kembali dalam jabatan Auditor Muda = 1 orang
9
Tabel 2
Perkembangan Dana Operasional APIP Tahun 2009 dan 2010
Tahun 2009 Tahun 2010
No. Uraian
(Rp) (Rp)
1 Dana pengawasan 17.458.390.000 20.590.844.000
2 Dana yang diawasi 5.364.106.388.000 5.561.674.700.000
Persentase dana pengawasan terhadap
3 0,33 0,37
dana yang diawasi (%)
C. SARANA
Tabel 3
Perkembangan Sarana Pengawasan APIP Tahun 2009 dan 2010
Tahun 2009 Tahun 2010
No. Jenis Sarana Jumlah Pengadaan Jumlah
(31-12-2009) (31-12-2010) (31-12-2010)
1. CPU 126 buah - *) 107 buah
2. Printer 99 buah - *) 91 buah
3. Keyboard 128 buah - *) 114 buah
4. Monitor 130 buah - *) 114 buah
5. Laptop 10 buah - 10 buah
6. Note Book 2 buah - 2 buah
7. Faksimile 3 buah - *) 2 buah
8. Kursi Besi 406 buah - *) 130 buah
9. Filling Cabinet Besi 94 buah - *) 74 buah
10. Filling Cabinet Kayu 1 buah - 1 buah
11. Rak Besi 20 buah 3 buah 23 buah
12. Rak Kayu 10 buah - 10 buah
13. Pesawat Telepon 76 buah - *) 24 buah
14. Meja Kayu 177 buah - *) 39 buah
15. Mesin Ketik Manual Standar 3 buah - 3 buah
16. Mesin Absensi 3 buah 2 buah 5 buah
17. AC. Split 65 buah 5 unit *) 40 buah
18. Infocus (Over Head Projector) 3 buah - *) 2 buah
19. White Board 30 buah - *) 26 buah
20. Lemari Besi 12 buah - *) 3 buah
21. Tape Recorder 4 buah - 4 buah
22. Kamera Digital 2 buah - *) 4 buah
23. Mesin cetak listrik 1 buah - 1 buah
24. UPS 7 buah - *) 6 buah
25. Meja Rapat 19 buah - 19 buah
26 Mesin Penghancur Kertas 25 buah - *) 20 buah
27. Mesin Hitung Listrik 11 buah - 7 buah
28. Amplifier 2 buah - 2 buah
29. Microphone 5 buah - 5 buah
30. Loudspeaker 3 buah - 3 buah
31. Meja Komputer 45 buah - *) 24 buah
32. Layar Film 3 buah - 3 buah
33. Mesin foto copy 1 buah - 1 buah
34. Lemari Kayu 66 buah - *) 14 buah
35. Brankas 7 buah - *) 5 buah
36. Buffet 4 buah - 4 buah
37. Tabung Pemadam Api 38 buah - 38 buah
38. Movitex Board 12 buah - 12 buah
39. Peta 8 buah - *) 6 buah
40. Globe 12 buah - 12 buah
10
Tahun 2009 Tahun 2010
No. Jenis Sarana Jumlah Pengadaan Jumlah
(31-12-2009) (31-12-2010) (31-12-2010)
41 Alat Pemotong Kertas 5 buah - 5 buah
42. Kursi Kayu 22 buah - 22 buah
43. Meja Ketik 2 buah - *) 0 buah
44. Jam Elektronik 34 buah - *) 31 buah
45. Lemari Es 14 buah - *) 10 buah
46. Kipas Angin 3 buah - *) 1 buah
47. Radio 3 buah - 3 buah
48. Pesawat Televisi 10 buah - 10 buah
49. Wirelles 2 buah - 2 buah
50. Stabilisator 20 buah - *) 18 buah
51. Tripod Kamera 2 buah - 2 buah
52. Slide Projektor 1 buah - 1 buah
53. Mesin Jilid 2 buah - 2 buah
54. Scanner 1 buah - 1 buah
55. Server 1 buah - 1 buah
56. Lampu Listrik 8 buah - *) 0 buah
57. Sedan 1 buah - **) 2 buah
58. Jeep Taft 1 buah - 1 buah
59. Mini Bus (14 orang ke bawah) 5 buah - 5 buah
60. Sepeda Motor 9 buah - **) 7 buah
61. Mobile File 3 buah 1 buah 4 buah
62 Pintu Elektrik (yang memakai akses) - 4 unit 4 unit
63 Gorden/Kray - 1 buah 1 buah
64 Personal Computer Unit - 1 unit 1 unit
Catatan :
*) Update data sesuai rekonsiliasi terakhir
**) Perbaikan Pencatatan
BAB III
PELAKSANAAN PROGRAM PENGAWASAN
A. KEGIATAN UTAMA
11
Kegiatan utama Inspektorat Jenderal adalah melakukan audit pada sejumlah
obyek audit (OA) di Kementerian Luar Negeri (Pusat dan Perwakilan RI di luar
negeri). Kegiatan audit tersebut terbagi dalam:
Tabel 4
Target dan Realisasi Audit
Target Audit Realisasi Audit
Satuan Unit Kerja
No Jml Jumlah Dana OA Jml Jumlah Dana OA Yang
Yang Diaudit
OA Yang Diaudit (Rp) OA Diaudit (Rp)
PUSAT
28.403.099.348
1 DITJEN ASEAN 1 37.987.674.000 1
(s.d 23 Maret 2010)
28.313.630.396
34.792.022.000
(2009)
2 DITJEN ASPASAF 1 1
20.341.078.529
36.885.563.000
(s.d 20 Sept 2010)
24.897.494.583
29.938.960.000
(2009)
3 DITJEN HPI 1 1
3.146574.200
34.182.260.000
(s.d 3 Maret 2010)
24.515.988.770
30.821.598.000
(2009)
4 DITJEN AMEROP 1 1
12.998.151.017
33.573.898.000
(s.d 23 Agustus 2010)
4.763.987.181
BAM, SETJEN 9.324.572.000 1
(s.d 17 Maret 2010)
16.210.109.000
5 BAKP, SETJEN 1 31.407.276.000 1
(s.d 17 Maret 2010)
11.826.310.885
Biro Kepegawaian 13.890.418.000 1
(s.d 17 Maret 2010)
23.603.881.022
27.805.787.000
(2009)
6 Biro Keuangan 1 1
8.790.130.864
27.731.376.000
(s.d 3 Agustus 2010)
7 PUSKOM 1 1 18.444.718.647
30.490.409.000
(2008)
39.120.960.000 31.940.760.372
12
Target Audit Realisasi Audit
Satuan Unit Kerja
No Jml Jumlah Dana OA Jml Jumlah Dana OA Yang
Yang Diaudit
OA Yang Diaudit (Rp) OA Diaudit (Rp)
(2009)
1.413.243.572
44.352.133.000
(s.d 2 Maret 2010)
44.181.863.779
54.880.090.000
(2009)
8 DITJEN IDP 1 1
24.259.893.118
55.019.400.000
(s.d 23 Agustus 2010)
52.494.000.000 -
(2008)
47.312.418.557
9 PUSDIKLAT 1 58.337.550.000 1
(2009)
59.914.382.608
67.058.590.000
(s.d 16 Desember 2010)
JUMLAH 9 752.622.162.000 11 411.235.872.796
PERWAKILAN RI
KJRI 10.342.793
1 1 12.889.928.500 1
Ho Chi Minh City (s.d 16 Mei 2010)
9.646.284.973
2 KRI Songkhla 1 13.012.009.000 1
(s.d 23 Mei 2010)
13.376.298.767
3 KBRI Colombo 1 17.472.067.000 1
(s.d 31 Mei 2010)
14.258.479.151
4 KBRI Hanoi 1 22.699.240.000 1
(s.d 8 Nop 2010)
15.509.834.270
5 KBRI Phnom Penh 1 17.409.177.000 1
(s.d 25 Okt 2010)
28.403.099.348
6 KBRI Vientianne 1 14.423.968.000 1
(s.d 1 Nop 2010)
15.330.661.005
17.973.000.000
(2009)
7 KBRI Bratislava 1 1
7.224.983.612
34.182.260.000
(s.d 12 Juni 2010)
16.384.665.709
23.064.840.000
(2009)
8 KBRI Bucharest 1 1
6.121.251.294
25.406.372.000
(s.d 24 Juni 2010)
22.857.512.326
25.207.421.000
(2009)
9 KBRI Helsinki 1 1
10.241.488.742
25.716.404.000
(s.d 26 Juli 2010)
19.804.929.641
25.183.184.000
(2009)
10 KBRI Kopenhagen 1 1
10.483.860.732
24.352.800.000
(s.d 2 Agustus 2010)
13.582.214.272
18.456.078.000
(2009)
11 KBRI Beograd 1 1
8.933.734.908
20.909.616.000
(s.d 9 Nopember 2010)
15.233.925.439
12 KBRI Sofia 1 18.224.209.000 1
(2009)
13
Target Audit Realisasi Audit
Satuan Unit Kerja
No Jml Jumlah Dana OA Jml Jumlah Dana OA Yang
Yang Diaudit
OA Yang Diaudit (Rp) OA Diaudit (Rp)
10.951.996.233
18.643.776.000
(s.d 2 Nopember 2010)
28.360.147.554
31.429.142.000
(2009)
13 KBRI Madrid 1 1
19.152.338.040
50.558.339.000
(s.d 26 Okt 2010)
17.930.457.000 11.273.188.868
14 KBRI Antananarivo 1 1
(s.d 29 Oktober 2010)
24.706.404.000 19.022.944.051
(2008)
25.231.772.000 22.136.056.902
15 KBRI Abu Dhabi 1 1 (2009)
27.411.066.000 8.538.120.416
(s.d 24 Juni 2010)
9.867.111.126
16.210.541.000
(2008)
14.305.135.968
16 KBRI Tunis 1 15.571.265.000 1
(2009)
6.677.827.447
18.962.220.000
(s.d 2 Juli 2010)
15.174.321.535
17.691.863.000
(2009)
17 KBRI Khartoum 1 1
14.115.256.481
20.715.887.000
(s.d 13 Nop 2010)
8.923.994.046
13.396.724.000
(2008)
10.139.073.702
18 KBRI Amman 1 14.031.595.000 1
(2009)
9.316.310.819
17.332.948.000
(s.d 16 Desember 2010)
8.028.137.312
11.792.089.000
(2008)
12.656.147.428
19 KBRI Tripoli 1 15.452.229.000 1
(2009)
11.873.847.644
17.856.202.000
(s.d 2 Desember 2010)
8.923.994.046
13.396.724.000
(2008)
10.139.073.702
20 KBRI Sana’a 1 14.031.595.000 1
(2009)
9.316.310.819
17.332.948.000
(s.d 9 Desember 2010)
21 KBRI Nairobi 1 23.642.817.000 1 12.868.992.143
14
Target Audit Realisasi Audit
Satuan Unit Kerja
No Jml Jumlah Dana OA Jml Jumlah Dana OA Yang
Yang Diaudit
OA Yang Diaudit (Rp) OA Diaudit (Rp)
(s.d. 6 Nopember 2010)
18.938.039.203
24.087.216.000
(2009)
22 KBRI Wellington 1 1
4.507.121.590
24.896.380.000
(s.d 2 Mei 2010)
22.191.842.421
23.703.184.000
(2009)
23 KJRI Sydney 1 1
24.316.330.000 5.681.583.937
(s.d 9 Mei 2010)
18.309.688.994
20.890.207.000
(2009)
24 KRI Perth 1 1
4.739.701.759
21.226.471.000
(s.d 17 Mei 2010)
14.148.135.730
19.045.129.000
(2008)
16.709.407.652
25 KBRI Lima 1 20.367.492.000 1
(2009)
8.397.643.000
22.282.010.000
(s.d 19 Juli 2010)
14.181.127.212
16.848.077.000
(2008)
15.198.816.444
26 KBRI Caracas 1 17.794.089.000 1
(2009)
8.293.508.418
22.873.322.000
(s.d 25 Nopember 2010)
12.295.422.118
19.855.580.000
(2009)
27 KJRI Vancouver 1 1
10.595.562.060
18.450.560.000
(s.d 11 Oktober 2010)
22.239.017.230
28.268.166.000
(2009)
28 KJRI Houston 1 1
16.162.630.749
27.445.619.000
(s.d 18 Oktober 2010)
13.328.320.909
15.774.165.000
(2008)
14.045.446.698
29 KBRI Bogota 1 17.829.958.000 1
(2009)
12.582.142.741
19.639.210.000
(s.d 9 Desember 2010)
11.758.867.051
17.400.688.000
(2008)
14.460.359.271
30 KBRI Havana 1 17.400.688.000 1
(2009)
12.115.433.048
20.112.946.000
(s.d 2 Desember 2010)
15
Target Audit Realisasi Audit
Satuan Unit Kerja
No Jml Jumlah Dana OA Jml Jumlah Dana OA Yang
Yang Diaudit
OA Yang Diaudit (Rp) OA Diaudit (Rp)
JUMLAH 1.295.183.322.000 753.695.803.096
16
Selama TA 2010, KKA dilaksanakan 3 (tiga) kali terhadap 7 (tujuh)
OA, yaitu:
Tabel 6
Realisasi Kunjungan Kerja Administratif
NO. PERWAKILAN JADWAL PELAKSANAAN KETERANGAN
- TL Temuan ITJEN
KJRI Cape Town 1 s.d 5 Juli 2010
- Keuangan
- TL Temuan ITJEN
KBRI Doha 6 s.d 11 Juli 2010 - TL temuan BPK
I
- Keuangan
- TL temuan BPKP
KBRI Ankara 12 s.d 16 Juli 2010 - TL temuan BPK
- Keuangan dan Non Keuangan
- TL Temuan ITJEN
KBRI Paramaribo 5 s.d 10 Agustus 2010
- Keuangan dan Non Keuangan
II - TL temuan ITJEN
KBRI Mexico City 11 s.d 15 Agustus 2010 - TL temuan BPK
- Keuangan dan Non Keuangan
- TL temuan ITJEN
KBRI Tashkent 26 s.d 30 Nopember 2010
- Keuangan dan Non Keuangan
III
- TL temuan BPK
KJRI Hamburg 20 s.d 25 Nopember 2010
- Keuangan dan Non Keuangan
Tabel 7
Realisasi audit Non PKPT Tahun 2010
17
3. Kegiatan Pengawasan Lainnya
a. Permintaan Keterangan (Klarifikasi)
Itjen Kementerian Luar Negeri telah melakukan permintaan
keterangan kepada 16 (enam belas) pegawai Kementerian Luar
Negeri.
b. Monitoring
Berdasarkan laporan yang diterima dari Satker Pusat maupun
Perwakilan, Inspektorat Jenderal melakukan monitoring terhadap
permasalahan keuangan, kepegawaian, perlengkapan dan kinerja.
Pada tahun anggaran 2010, Itjen telah melakukan kegiatan
monitoring:
1) Penyetoran kerugian Negara baik dari Pusat maupun dari
Perwakilan RI di luar negeri.
2) Surat Permintaan Pembayaran (SPP), Surat Perintah Membayar
(SPM) dan Surat Permintaan Pencairan Dana (SP2D) yang
diajukan oleh Perwakilan RI di luar negeri.
3) Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP).
18
3) Pelaksanaan reviu Laporan Keuangan pada tingkat Satker dan
Kementerian meliputi Laporan Realisasi Anggaran (LRA), Neraca
dan Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK)
d. Pengawalan/Pendampingan DIPA
Kegiatan pendampingan DIPA Satker bersifat:
a) Konsultatif
19
Satker dapat berkonsultasi dengan Itjen jika terdapat kendala
atau kekurangpahaman pengelolaan kegiatan maupun keuangan
dalam kaitan ketepatan/keabsahan pengeluaran dan
pertanggungjawaban anggaran. Itjen akan memberikan solusi
atau arahan sesuai dengan ketentuan perundang-undangan.
b) Koordinatif
Satker mengundang Itjen dalam rapat untuk membahas masalah
yang dihadapi Satker terkait dengan kegiatan tertentu. Itjen
berpartisipasi aktif dalam forum rapat koordinasi tersebut dengan
memberikan solusi dan saran. Forum rapat koordinasi lebih
efektif dan resmi karena hasil rapat tercatat dan terdokumentasi.
Pada TA 2010 Itjen telah memberikan Pengawalan/Pendampingan
DIPA pada Satker BPPK, Ditjen Aspasaf, Ditjen Amerop, Unit Layanan
Pengadaan (ULP), Biro Perlengkapan, Biro Perencanaan, Biro
Keuangan, Puskom dan Ditjen IDP.
20
f. Penelitian Pengusulan Pegawai Penerima Tanda Kehormatan
Satya Lancana
Pegawai yang diusulkan untuk menerima Tanda Kehormatan
Satyalancana tahun 2010 sebanyak 265 orang terdiri dari:
1) Satyalancana Wira Karya : 4 pegawai
2) Satyalancana Karya Satya X : 59 pegawai
3) Satyalancana Karya Satya XX : 144 pegawai
4) Satyalancana Karya Satya XXX : 58 pegawai
B. KEGIATAN PENUNJANG
Sesuai dengan RKT Inspektorat Jenderal Tahun 2010 dan untuk meningkatkan
kualitas pengawasan, telah dilaksanakan kegiatan penunjang di lingkungan
Inspektorat Jenderal sebagai berikut:
21
1) Penandatanganan Dokumen Pemantauan Tindak Lanjut (PTL)
Hasil Pemeriksaan BPK Semester II Tahun 2008 pada bulan
Januari 2010.
2) Rapat Pra Penyelesaian Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan BPK
sampai dengan Semester II Tahun 2009 pada bulan Oktober
2010.
b. Koordinasi dengan Kejaksaan Agung dalam rangka pemantauan
sidang kasus dugaan mark up tiket perjalanan dinas mutasi Pejabat
Kemlu TA 2006 – 2009 dan kasus tindak pidana korupsi renovasi
gedung dan rumah dinas KBRI Singapura di Pengadilan Tindak
Pidana Korupsi.
c. Koordinasi dengan Kementerian PAN-RB:
1) Penyampaian Laporan Pelaksanaan Tindak Lanjut Hasil
Pemeriksaan/Pengawasan Fungsional per Semester II Tahun
2009 dan penyampaian Laporan Pelaksanaan Tindak Lanjut
Hasil Pemeriksaan/Pengawasan Fungsional per Semester I
Tahun 2010;
2) Permohonan sebagai narasumber dalam kegiatan Bimbingan
Teknis Kodefikasi Daftar Temuan Hasil Pemeriksaan yang
dilaksanakan pada tgl 15 s.d 16 Nopember 2010.
3) Rapat Klarifikasi Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan/Pengawasan
(TLHP) Fungsional per semester I Tahun 2010 pada tanggal 18
Nopember 2010.
d. Rapat koordinasi pemutakhiran data dengan BPKP, dilaksanakan
tanggal 7 Januari 2010 dan bertujuan untuk memutakhirkan saldo
temuan.
22
pengaduan masyarakat terhadap dugaan pelanggaran baik yang dilakukan
oleh pegawai di Satker Pusat maupun Perwakilan RI.
7. Melakukan Sosialisasi:
a. Peraturan Pemerintah No. 53 Tahun 2010 tanggal 28 September 2010
tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil pada tanggal 28 September 2010.
b. Peraturan Pemerintah No. 60 tentang Sistem Pengendalian Intern
Pemerintah 2008, pada tanggal 2 Desember 2010.
23
10. Menyusun buku panduan kepegawaian, keuangan, Barang Milik Negara
(BMN), dan substansi.
BAB IV
ANALISA HASIL PENGAWASAN
Secara umum rencana program dan kegiatan dalam RKT 2010 terlaksana dengan
optimal mengingat dari 2 (dua) program, 5 (lima) kegiatan dan 26 (dua puluh enam)
sub kegiatan, telah berhasil dilaksanakan 2 (dua) program, 5 (lima) kegiatan dan 24
(dua puluh empat) sub kegiatan, dengan realisasi anggaran per 31 Desember 2010
sebesar Rp.16.277.059.044,00 atau 79,06% dari pagu anggaran
(Rp.20.590.844.000,00). Sedangkan untuk tahun 2009, DIPA Itjen sebesar
Rp.17.458.230.000,00 dan realisasi sebesar Rp.16.418.442.856,00 (94%). Dengan
demikian, realisasi anggaran tahun 2009 lebih besar dibandingkan tahun 2010.
Selama tahun 2010, terdapat 3 (tiga) sub kegiatan yang belum terlaksana, yaitu
Pelatihan di Kantor Sendiri/PKS (1 kali), Rapat koordinasi Itjen dengan Setjen (1 kali)
dan rapat koordinasi dengan Kementerian Teknis (1 kali). Belum terlaksananya sub
kegiatan PKS tersebut disebabkan karena adanya kegiatan lain yang diprioritaskan.
Sedangkan sub kegiatan koordinasi dengan Setjen dan Kementerian Teknis belum
terlaksana karena belum adanya kesesuaian waktu untuk pelaksanaan koordinasi.
A. KEGIATAN UTAMA
Pada tahun anggaran 2010, kegiatan yang ditetapkan dalam PKPT telah
dilaksanakan, namun atas pertimbangan kedinasan, terdapat beberapa
perubahan terhadap OA.
24
Kunjungan Kerja Inspektur Jenderal (KKI), dan Kunjungan Kerja
Administrasi (KKA).
Tabel 8
Klasifikasi Kondisi Temuan APIP Pusat
Klasifikasi Jumlah
No Kode % Nilai
Kondisi Temuan Kejadian
Hambatan terhadap
6. 06 1 0,25 - 0,00
kelancaran kegiatan
Hambatan terhadap
7. 07 1 0,25 - 0,00
kelancaran tugas pokok
Rp 640.550.854,23
8. Kelemahan administrasi 08 173 42,61
US$ 372,807.37
Ketidaklancaran pelayanan
9. 09 0 0,00 - 0,00
kepada masyarakat
10. Temuan audit lainnya 10 18 4,43 - 0,00
Rp 4.441.881.585,69
Jumlah 406 100
US$ 7,446,834.84
25
Tabel 9
Klasifikasi Penyebab Temuan Hasil Audit APIP
Klasifikasi Jumlah
No Kode %
Penyebab Temuan Kejadian
KELEMAHAN SISTEM
100
PENGENDALIAN INTERN
26
Tabel 10
Klasifikasi Rekomendasi Temuan Audit Pusat
Sedangkan sesuai tabel 10, rekomendasi yang paling banyak adalah yang
bersifat finansial sebanyak 141 (34,55%) dan rekomendasi bersifat
penegakan aturan sebanyak 129 (31,62%).
27
Penentuan OA, didasarkan atas pertimbangan adanya pengaduan atau
permasalahan khusus pada OA yang perlu segera ditangani sehingga
kekeliruan/ketidaktertiban dapat segera diperbaiki.
Dari hasil audit dengan tujuan tertentu tersebut telah dilakukan langkah-
langkah koreksi, baik berupa penjatuhan sanksi kepegawaian maupun
penyetoran uang ke Kas Negara.
28
2) Pelaksanaan dan pengeluaran anggaran dilakukan dalam
beberapa mata uang, sedangkan penetapan DIPA dan
perhitungan pertanggungjawaban harus dikembalikan dalam
bentuk rupiah. Konsekwensinya terjadi selisih sisa anggaran
plus/minus.
3) Belum ada kebijakan mekanisme pelaksanaan APBN Perwakilan
yang legitimate.
4) Lemahnya koordinasi antara Pusat dan Perwakilan.
5) Lemahnya koordinasi antara bagian-bagian pada Setjen
khususnya yang terkait dalam menangani laporan keuangan.
6) Keterlambatan penyampaian Berita Acara Pemeriksaan (BAP)
Kas dan Laporan Keuangan baik dari Perwakilan RI maupun dari
Satker Pusat.
c. Pengawalan/Pendampingan DIPA
1) Umumnya Satker Pusat telah menyadari pentingnya
pelaksanaan kegiatan Pengawasan/Pendampingan Pelaksanaan
DIPA oleh Inspektorat Jenderal. Namun, pada tahun 2010,
terdapat penurunan intensitas kegiatan
pengawasan/pendampingan DIPA. Untuk itu tahun 2011
diharapkan kegiatan pengawasan/pendampingan DIPA dapat
dilakukan dengan format yang lebih baik.
2) Hasil Pengawalan/Pendampingan DIPA memang tidak secara
langsung berdampak terhadap penurunan jumlah temuan hasil
audit Inspektorat Jenderal. Namun kegiatan tersebut telah
meningkatkan pemahaman Satker terhadap tugas pengawasan
yang dilakukan oleh Inspektorat Jenderal dan mempercepat
koordinasi penyelesaian tindak lanjut hasil audit.
3) Pola pendampingan masih bersifat parsial, tergantung pada
permasalahan tertentu. Perlu adanya pergeseran pola
pendampingan dari yang bersifat parsial menjadi pembinaan
dan penguatan manajemen pengendalian yang tersistem sesuai
29
dengan PP No. 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian
Intern Pemerintah (SPIP).
4) Meskipun tidak langsung berpengaruh terhadap penurunan
jumlah temuan, kegiatan ini dapat mengoptimalkan fungsi
pengawasan sehingga mempermudah pelaksanaan pemeriksaan
rutin. Pengawalan/Pendampingan DIPA untuk Satker, tidak
menghapuskan pemeriksaan oleh Itjen, BPKP dan BPK RI.
B. KEGIATAN PENUNJANG
30
temuan di bidang keuangan, perlengkapan dan kepegawaian, baik yang
terjadi di Pusat maupun Perwakilan. Pertemuan koordinasi ini telah
membantu mempercepat penyelesaian tindak lanjut hasil pemeriksaan.
31
C. HAMBATAN DAN MASALAH
32
BAB V
PEMANTAUAN TINDAK LANJUT HASIL PENGAWASAN
Tabel 11
Hasil Pemeriksaan Itjen Tahun 2010
TIDAK
JML DAPAT
SELESAI BELUM SELESAI
DITINDAK
KO LANJUTI
NO TEMUAN TE NILAI
DE
MU JML Ko JML JML
NI
AN TEMU NILAI de TEMU NILAI TEMU
LAI
AN TL AN AN
Pelanggaran
peraturan
3 03 37 - 0,00 35 - 0,00 500 2 - 0,00 0 0
perundang-
undangan
Pelanggaran
prosedur dan tata
4 04 32 - 5.629,95 30 - 5.629,95 500 2 - 0,00 0 0
kerja yang
ditetapkan
Hambatan terhadap
6 06 1 - 0,00 1 - 0,00 500 0 - 0,00 0 0
kelancaran kegiatan
Hambatan terhadap
7 kelancaran tugas 07 1 - 0,00 1 - 0,00 500 0 - 0,00 0 0
pokok
Ketidaklancaran
9 pelayanan kepada 09 0 - 0,00 0 - 0,00 - 0 - 0,00 0 0
masyarakat
Temuan audit
10 10 18 - 0,00 17 - 0,00 500 1 - 0,00 0 0
lainnya
33
Matriks Persentase Penyelesaian Tindak Lanjut
Kode Klasifikasi Temuan Selesai (%)
01 Kejadian yang merugikan negara 69,00%
02 Kewajiban penyetoran kepada negara 82,14%
03 Pelanggaran peraturan perundang-undangan 94,59%
04 Pelanggaran prosedur dan tatakerja yang ditetapkan 93,75%
05 Penyimpangan dari ketentuan pelaksanaan Anggaran 100,00%
06 Hambatan kelancaran kegiatan 100,00%
07 Hambatan kelancaran tugas pokok 100,00%
08 Kelemahan administrasi 94,22%
09 Ketidaklancaran pelayanan kepada masyarakat -
10 Temuan audit lainnya 94,44%
Rata-Rata Penyelesaian Tindak Lanjut 92,02%
Dari 10 (sepuluh) jenis temuan hasil pemeriksaan Itjen tahun 2010, kode
temuan 09 nihil. Temuan dengan kode 08, yaitu kelemahan administrasi,
merupakan temuan yang paling banyak dijumpai (42,61%). Contoh hasil
temuan tersebut yaitu: Surat Keputusan Keppri tentang Tim Kepegawaian
sudah habis masa berlakunya dan Penghapusan Barang Milik Negara yang telah
memperoleh persetujuan Menkeu, belum dilaksanakan. Dari 406 (empat ratus
enam) kejadian, telah selesai ditindaklanjuti 355 (tiga ratus lima puluh lima)
kejadian (87,44%), dengan rata-rata capaian penyelesaian tindak lanjut sebesar
92,02%.
34
Memenuhi peraturan Menpan No. PER/35/M.PAN/10/2006 diperlukan beberapa
tabel tahun sebelumnya, berikut pemantauan tindak lanjut hasil audit
komprehensif Itjen tahun 2009 dan 2008:
Tabel 12
Hasil Pemeriksaan Itjen Tahun 2009
TIDAK DAPAT
SELESAI BELUM SELESAI DITINDAK
JML
KO NILAI LANJUTI
NO. TEMUAN TEMU
DE (Rp) JML JML JML
AN Kode
TEMU NILAI (Rp) TEMU NILAI (Rp) TEMU NILAI
TL
AN AN AN
Kejadian yang
1 01 84 1.995.229.718,15 77 1.205.904.909,50 100 7 789.324.808,65 0 0,00
merugikan negara
Kewajiban
2 penyetoran 02 31 14.210.266.495,50 31 14.210.266.495,50 100 0 0,00 0 0,00
kepada negara
Pelanggaran
peraturan
3 03 83 0,00 83 0,00 500 0 0,00 0 0,00
perundang-
undangan
Pelanggaran
prosedur dan tata
4 04 60 0,00 60 0,00 500 0 0,00 0 0,00
kerja yang
ditetapkan
Penyimpangan
dari ketentuan
5 05 7 0,00 7 0,00 500 0 0,00 0 0,00
pelaksanaan
Anggaran
Hambatan
terhadap
6 06 1 0,00 1 0,00 500 0 0,00 0 0,00
kelancaran
kegiatan
Hambatan
terhadap
7 07 1 0,00 1 0,00 - 0 0,00 0 0,00
kelancaran tugas
pokok
Kelemahan
8 08 61 0,00 61 0,00 500 0 0,00 0 0,00
administrasi
Ketidaklancaran
9 pelayanan kepada 09 1 0,00 1 0,00 500 0 0,00 0 0,00
masyarakat
Temuan audit
10 10 21 0,00 21 0,00 500 0 0,00 0 0,00
lainnya
JUMLAH 350 16.205.496.213,65 343 15.416.171.405,00 7 789.324.808,65 0 0,00
35
Matriks Persentase Penyelesaian Tindak Lanjut
Kode Klasifikasi Temuan Selesai (%)
01 Kejadian yang merugikan negara 91,67%
02 Kewajiban penyetoran kepada negara 100,00%
03 Pelanggaran peraturan perundang-undangan 100,00%
04 Pelanggaran prosedur dan tatakerja yang ditetapkan 100,00%
05 Penyimpangan dari ketentuan pelaksanaan Anggaran 100,00%
06 Hambatan kelancaran kegiatan 100,00%
07 Hambatan kelancaran tugas pokok 100,00%
08 Kelemahan administrasi 100,00%
09 Ketidaklancaran pelayanan kepada masyarakat 100,00%
10 Temuan audit lainnya 100,00%
Rata-Rata Penyelesaian Tindak Lanjut 99,17%
Dari 10 (sepuluh) jenis temuan hasil pemeriksaan Itjen tahun 2009, temuan
dengan kode 01, yaitu Kejadian yang merugikan negara, merupakan temuan
yang paling banyak dijumpai (24%). Contoh dari temuan tersebut, yaitu: tanda
bukti pembayaran untuk penggantian kuitansi pembelian barang-barang, tidak
dapat dipertanggungjawabkan. Dari 350 (tiga ratus lima puluh delapan)
kejadian, selesai ditindaklanjuti 343 (tiga ratus empat puluh tiga) kejadian
(98%). Rata-rata capaian penyelesaian tindak lanjut pemeriksaan Itjen tahun
2009 sebesar 99,17%.
36
Tabel 13
Hasil Pemeriksaan Itjen Tahun 2008
TIDAK
DAPAT
SELESAI BELUM SELESAI
JML DITINDAK
KO
NO TEMUAN TEMU NILAI LANJUTI
DE
AN JML JML JML
Kode NIL
TEMU NILAI TEMU NILAI TEMU
TL AI
AN AN AN
Rp 112.695.962,00 Rp 106.747.254,00 Rp 5.948.708,00 0 0
Kejadian yang US$ 93,265.19 US$ 93,265.19 US$ 4,078.55 0 0
1 01 106 104 100 2
merugikan negara RM 88,442.16 RM 88,442.16 RM 0,00 0 0
€ 8,610 € 8,610 € 0,00 0 0
Kewajiban
2 penyetoran kepada 02 45 0,00 45 0,00 100 0 0,00 0 0
negara
Pelanggaran
peraturan
3 03 81 0,00 81 0,00 500 0 0,00 0 0
perundang-
undangan
Pelanggaran
prosedur dan tata
4 04 46 0,00 46 0,00 500 0 0,00 0 0
kerja yang
ditetapkan
Penyimpangan dari
ketentuan
5 05 12 0,00 12 0,00 500 0 0,00 0 0
pelaksanaan
anggaran
Hambatan terhadap
6 06 3 0,00 3 0,00 500 0 0,00 0 0
kelancaran kegiatan
Hambatan terhadap
7 kelancaran tugas 07 1 0,00 1 0,00 500 0 0,00 0 0
pokok
Kelemahan
8 08 166 0,00 166 0,00 500 0 0,00 0 0
administrasi
Ketidaklancaran
9 pelayanan kepada 09 7 0,00 7 0,00 500 0 0,00 0 0
masyarakat
Temuan audit
10 10 34 0,00 34 0,00 500 0 0,00 0 0
lainnya
Rp 112.695.962,00 Rp 106.747.254,00 Rp 5.948.708,00
US$ 93,265.19 US$ 89,186.64 US$ 4,078.55
JUMLAH 501 499 2
RM 88,442.16 RM 88,442.16 RM 0,00
€ 8,610 € 8,610 € 0,00
37
Dari 10 (sepuluh) jenis temuan hasil pemeriksaan Itjen pada tahun 2008,
temuan dengan kode 08, yaitu kelemahan administrasi, merupakan
temuan yang paling banyak dijumpai (33,13%). Namun demikian, dari 501
(lima ratus satu) kejadian, 499 (empat ratus sembilan puluh sembilan)
kejadian telah ditindaklajuti. Sedangkan rata-rata penyelesaian tindak
lanjut pemeriksaan Itjen tahun 2008 sebesar 99,81%.
Tabel 14
Daftar Perwakilan Hasil Audit BPKP Tahun 2010
Nomor Laporan
No. Perwakilan Tanggal Audit
Hasil Pemeriksaan
1 KBRI Canberra 23 s.d 29 Agustus 2010 LHA-686/D204/2010
2 KJRI Darwin 30 Agustus s.d 4 September 2010 LHA-667/D204/2010
3 KJRI Jeddah 4 s.d 12 Juli 2010 LHA-700/D204/2010
4 KBRI Kuwait City September 2010 LHA-699/D204/2010
5 KBRI Berlin Juli 2010 LHA-573/D204/2010
6 KBRI Brussel 3 s.d 9 Juli 2010 LHA-603/D204/2010
38
Tabel 15
Hasil Pemeriksaan BPKP Tahun 2010
TIDAK DAPAT
SELESAI BELUM SELESAI
JML DITINDAK LANJUTI
KO
NO. TEMUAN TEMU NILAI (Rp) JML JML JML
DE Kode NILAI
AN TEMU NILAI (Rp) TEMU NILAI (Rp) TEMU
TL (Rp)
AN AN AN
Kejadian yang
1 01 4 131.230.913,34 4 131.230.913,34 100 0 0,00 0 0,00
merugikan negara
Kewajiban penyetoran
2 02 2 209.600.800,00 1 156.004.060,00 100 1 53.596.740,00 0 0,00
kepada negara
Pelanggaran peraturan
3 03 1 0,00 0 0,00 - 1 0,00 0 0,00
perundang-undangan
Pelanggaran prosedur
4 dan tata kerja yang 04 0 0,00 0 0,00 - 0 0,00 0 0,00
ditetapkan
Penyimpangan dari
5 ketentuan pelaksanaan 05 2 0,00 0 0,00 - 2 0,00 0 0,00
Anggaran
Hambatan terhadap
6 06 1 0,00 0 0,00 - 1 0,00 0 0,00
kelancaran kegiatan
Hambatan terhadap
7 kelancaran tugas 07 0 0,00 0 0,00 - 0 0,00 0 0,00
pokok
Kelemahan
8 08 19 0,00 1 0,00 500 18 0,00 0 0,00
administrasi
Ketidaklancaran
9 pelayanan kepada 09 0 0,00 0 0,00 - 0 0,00 0 0,00
masyarakat
10 Temuan audit lainnya 10 4 0,00 3 0,00 500 1 0,00 0 0,00
39
Dari 7 (tujuh) jenis temuan hasil pemeriksaan BPKP pada tahun 2010, temuan
dengan kode 08, yaitu kelemahan administrasi, merupakan temuan yang paling
banyak dijumpai (57,57%), antara lain: penyusunan LAKIP yang belum
sempurna, laporan barang milik Negara belum diperbaharui, serta
keterlambatan pengajuan penggantian beban pusat perjalanan dinas dan beban
pusat persekot resmi.
Penyimpangan dari
5 ketentuan pelaksanaan 05 4 0,00 0 0,00 - 4 0,00 0 0,00
Anggaran
Hambatan terhadap
6 06 0 0,00 0 0,00 - 0 0,00 0 0,00
kelancaran kegiatan
Hambatan terhadap
7 07 1 0,00 1 0,00 500 0 0,00 0 0,00
kelancaran tugas pokok
40
8 Kelemahan administrasi 08 6 0,00 0 0,00 - 6 0,00 0 0,00
Ketidaklancaran pelayanan
9 09 0 0,00 0 0,00 - 0 0,00 0 0,00
kepada masyarakat
Dari 7 (tujuh) jenis temuan hasil pemeriksaan BPKP pada tahun 2009, temuan
dengan kode 08, yaitu kelemahan administrasi, merupakan temuan yang paling
banyak dijumpai (30%). Dari 20 (dua puluh) temuan, selesai ditindaklanjuti 3
(tiga) temuan (15%).
Tabel 17
41
NOMOR LAPORAN HASIL
NO. PERWAKILAN TANGGAL AUDIT
PEMERIKSAAN
4 KJRI Johor Bahru 3 s.d 9 Juli 2010 59/ HP/XIV/11/2010
5 KBRI Budapest 14 Juli s.d 4 Agustus 2010 57/ HP/XIV/11/2010
6 KBRI Moscow 14 juli s.d 4 Agustus 2010 60/ HP/XIV/11/2010
7 KBRI Bandar Seri Begawan 27 September s.d 7 Oktober 2010 12/HP/XIV/03/2011
8 KJRI Kuching 8 s.d Oktober 2010 06/ HP/XIV/11/2010
9 KJRI Penang 26 September s.d 6 Oktober 2010 LHP tidak ada nomor
10 KJRI Kota Kinabalu 7 s.d 15 Oktober 2010 05/ HP/XIV/11/2010
Laporan Hasil Pemeriksaan BPK yang belum diterima adalah KJRI Darwin, KJRI
Sydney, PTRI New York, KJRI Chicago, KBRI Buenos Aires, KBRI Brasilia, KBRI
Damascus, KBRI Beirut, KBRI Brussels, dan KBRI Wina.
Hambatan terhadap
6 06 0 Rp 0,00 0 Rp 0,00 - 0 Rp 0,00 0 0
kelancaran kegiatan
Hambatan terhadap
7 kelancaran tugas 07 0 Rp 0,00 0 Rp 0,00 - 0 Rp 0,00 0 0
pokok
Kelemahan
8 08 12 Rp 0,00 5 Rp 0,00 500 7 Rp 0,00 0 0
administrasi
Ketidaklancaran
9 pelayanan kepada 09 0 Rp 0,00 0 Rp 0,00 - 0 Rp 0,00 0 0
masyarakat
42
05 Penyimpangan dari ketentuan pelaksanaan Anggaran 50,00%
06 Hambatan kelancaran kegiatan -
07 Hambatan kelancaran tugas pokok -
08 Kelemahan administrasi 41,67%
09 Ketidaklancaran pelayanan kepada masyarakat -
10 Temuan audit lainnya -
Rata-Rata Penyelesaian Tindak Lanjut 55,71%
Dari 6 (enam) jenis temuan hasil pemeriksaan BPK pada tahun 2010, temuan
dengan kode 04, yaitu pelanggaran prosedur dan tata kerja yang ditetapkan,
merupakan temuan yang paling banyak dijumpai (31,71%). Contoh dari
temuan tersebut, yaitu: Beban Pusat Persekot Resmi minus belum mendapat
penggantian dari Pusat dan Barang Milik Negara dalam keadaan rusak yang
belum mendapatkan izin penghapusan.
43
Memenuhi peraturan Menpan No. PER/35/M.PAN/10/2006 diperlukan tabel
tahun sebelumnya, berikut pemantauan tindak lanjut hasil audit BPK tahun
2009:
Tabel 19
Hasil Pemeriksaan BPK Tahun 2009
TIDAK DAPAT
SELESAI BELUM SELESAI DITINDAK
JML
KO LANJUTI
NO TEMUAN TEMU NILAI
DE JML Ko JML JML
AN NI
TEMU NILAI de TEMU NILAI TEMU
LAI
AN TL AN AN
Rp 719.406.127,46 Rp 80.297.826,26 Rp 639.108.301,20
Kejadian yang US$ 187,274.12 US$ 42,146.12 US$ 145,128.00
1 01 10 4 100 6 0 0
merugikan negara € 400.00 € 400.00 € 0.00
S$ 2,501.10 S$ 0.00 S$ 2,501.10
Kewajiban Rp 3.584.490.863,50 Rp 3.021.789.022,25 Rp 562.701.841,25
2 penyetoran kepada 02 16 US$ 32,759.55 14 US$ 32,759.55 100 2 US$ 0.00 0 0
negara DKr 47,839.94 DKr 47,839.94 DKr 0.00
Pelanggaran -
3 peraturan perundang- 03 19 16 500 3 0 0
undangan
Pelanggaran prosedur -
4 dan tata kerja yang 04 35 31 500 4 0 0
ditetapkan
Penyimpangan dari -
ketentuan
5 05 1 1 500 0 0 0
pelaksanaan
Anggaran
Hambatan terhadap -
6 06 0 0 - 0 0 0
kelancaran kegiatan
Hambatan terhadap -
7 kelancaran tugas 07 0 0 - 0 0 0
pokok
Kelemahan -
8 08 24 23 500 1 0 0
administrasi
Ketidaklancaran -
9 pelayanan kepada 09 0 0 - 0 0 0
masyarakat
10 Temuan audit lainnya 10 3 - 3 500 0 0 0
Rp 4.303.896.990,96 Rp 3.102.086.848,50 Rp 1.201.810.142,45
US$ 220,033.67 US$ 74,905.67 US$ 145,128.00
JUMLAH 108 S$ 2,501.10 S$ 0.00 S$ 2,501.10 0 0
€ 400.00 92 € 400.00 16 € 0.00
DKr 47,839.94 DKr 47,839.94 DKr 0.00
44
Dari 7 (tujuh) jenis temuan hasil pemeriksaan BPK tahun 2009, temuan dengan
kode 04, yaitu pelanggaran prosedur dan tata kerja yang ditetapkan,
merupakan temuan yang paling banyak dijumpai (32,41%), seperti pelaksanaan
kegiatan lembur tidak sesuai ketentuan. Dari 108 (seratus delapan) kejadian,
selesai ditindaklanjuti 92 (sembilan puluh dua) kejadian (85,19%).
E. HAMBATAN
45
4. Kesulitan penyelesaian tindak lanjut temuan yang terkait pejabat dari
instansi lain, pejabat telah meninggal dunia, pensiun ataupun alamat tidak
diketahui.
6. Keterlambatan penerimaan LHP BPK dan BPKP sehingga obyek audit tidak
dapat segera menindaklanjuti hasil pemeriksaan.
46
BAB VI
SIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. SIMPULAN
2. Selama tahun 2010, temuan hasil pemeriksan Itjen banyak terjadi pada
kelemahan administrasi, yaitu 173 (seratus tujuh puluh tiga) temuan
(42,61%), kejadian yang merugikan Negara sebanyak 100 (seratus)
temuan (24,63%) dan pelanggaran terhadap peraturan perundang-
undangan sebanyak 37 (tiga puluh tujuh) temuan (9,11%). Sedangkan
dari seluruhnya 406 (empat ratus enam) temuan, selesai ditindaklanjuti
355 (tiga ratus lima puluh lima) temuan (87,44%).
3. Hasil pemeriksaan BPKP pada tahun anggaran 2010, dari 33 (tiga puluh
tiga) temuan, telah ditindaklanjuti 9 (sembilan) temuan (27,27%). Dua
puluh empat temuan yang belum ditindaklanjuti sebagian besar berupa
kelemahan administrasi.
4. Dari 82 (delapan puluh dua) temuan hasil pemeriksaan BPK tahun 2010,
temuan yang paling banyak dijumpai adalah pelanggaran prosedur dan
tata kerja yang ditetapkan (31,71%), 50 (lima puluh) temuan (60,96%)
telah ditindaklanjuti.
5. Selain memantau penyelesaian tindak lanjut hasil audit BPK dan BPKP,
Inspektorat Jenderal juga berkoordinasi dengan Kementerian Teknis dan
Instansi Penegak Hukum.
47
B. REKOMENDASI
_____________________
48