Professional Documents
Culture Documents
(TPT 1001)
INTEGRATED FARMING
DISUSUN OLEH:
Sistem ini memiliki satu pusat dan satu tujuan yaitu manusia yang harus dipenuhi
kebutuhannya. Pusat ini dikelilingi dengan berbagai model kegiatan ekonomi pertanian yang
saling berkaitan satu sama lain misalnya peternakan, perikanan, ladang/persawahan dan
pengelolaan limbah (waste treatment). Satu persatu kita akan membahas komponen integrated
farming system tersebut:
1. Manusia
2. Peternakan
Peternakan memainkan peran sebagai sumber energi dan penggerak ekonomi dalam
integrated farming system. Sumber energi berasal dari daging, susu, telur serta organ tubuh
lainnya bahkan kotoran hewan. Sedangkan fungsi penggerak ekonomi berasal dari hasil
penjualan ternak, telur, susu dan hasil sampingan ternak (bulu dan kotoran).
Syarat tanaman yang bisa diusahakan adalah bernilai ekonomi dan bisa menyediakan
pakan untuk peternakan. Padi, strawberi, apel, anggur, singkong, tomat, talas dan jamur dapat
digunakan dalam integrated farming system. Hasil samping pertanian berupa jerami, sekam dan
sisa batang dapat digunakan sebagai pakan ternak dan ikan, pembuatan biogas dan kompos.
Jamur dapat dipilih karena menggunakan kotoran ternak dan tidak membutuhkan lahan luas
4. Perikanan
Ikan yang digunakan untuk integrated farming system adalah ikan air tawar yang dapat
beradaptasi dengan lingkungan air yang keruh, tidak membutuhkan perawatan ekstra, mampu
memanfaatkan nutrisi yang ada dan memiliki nilai ekonomis. Ikan dapat dipelihara secara
tunggal (monoculture) atau campuran (polyculture), asalkan jenis yang dipelihara mempunyai
kebiasaan makan berbeda agar tidak terjadi perebutan pakan, misalnya ikan mas dengan gurami.
Nutrisi untuk ikan berasal dari jatuhan kotoran ternak yang kering dan sisa pakan ternak. Selain
yang kering, kotoran ternak yang jatuh ke kolam juga memacu perkembangan plankton yang
menjadi makanan ikan. Oleh karena itu, sebaiknya peternak juga memilih ikan yang dapat
memanfaatkan plankton di dalam kolam seperti ikan tambangan. Ikan nila, gurami, mas dan lele
adalah ikan yang dapat digunakan dalam integrated farming system
5. Waste Treatment
Komponen ini berperan dalam penyediaan energi dan penekan pencemaran lingkungan. Hasil
dari pengolahan limbah tersebut adalah:
Kompos dan pupuk kandang, Bahan pembuat kompos adalah kotoran sapi (80-83%),
jerami padi (bisa sekam, serbuk gergaji dan lain-lain sebanyak 5%), abu dapur (10%),
bakteri starter (0,25%) dan kapur (2%). Bahan lain dapat digunakan asalkan kotoran sapi
minimal 40% dan kotoran ayam 25%.
Biogas, Biogas terbentuk dari hasil penguraian kotoran hewan oleh mikroorganisme yang
terdiri atas karbondioksida (30-40%), hidrogen (1-5%), metana (50-70%), uap air (0,3%),
nitrogen (1-2%), dan hidrogen sulfat (endapan). Metana sebagai komponen terbesar dapat
dimanfaatkan untuk memasak dan pemanas. Banyaknya metana yang dihasilkan juga
menentukan daya listrik yang dihasilkan. Satu meter kubik (m3) metana yang setara
dengan 10 kWh atau 0,6 liter bensin, mampu menghidupkan lampu 60-100 watt selama 6
jam. Cukup 3 ekor sapi untuk memenuhi kebutuhan energi skala rumah tangga.