Professional Documents
Culture Documents
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS HASANUDDIN
LAPORAN PRAKTIKUM
EMULSIFIKASI
OLEH :
NIM : N11107010
KELOMPOK : I
ASISTEN :
MAKASSAR
2008
BAB I
PENDAHULUAN
lebih cairan yang tidak larut satu sama lain. Penandaan emulsi
adalah emulsi kental (dalam peraturannya dari jenis M/A), juga sediaan
pengertian fisika.
tidak stabil secara termodinamis, dari dua cairan yang pada dasarnya
2
kestabilan suatu emulsi banyak dipengaruhi oleh emulgator yang
digunakan.
Dalam bidang farmasi, emulsi biasanya terdiri dari minyak dan air.
b. Emulsi air dalam minyak, yaitu bila fasa air terdispersi di dalam
fasa minyak.
bau yang tidak enak dari minyak. Selain itu, dapat digunakan sebagai obat
luar misalnya untuk kulit atau bahan kosmetik maupun untuk penggunaan
oral.
3
4. Menentukan HLB butuh minyak yang digunakan dalam pembuatan
emulsi.
HLB butuh dan penentuan kestabilan suatu emulsi dengan nilai HLB butuh
fase terdispersi dan pendispersi dalam jangka waktu tertentu pada kondisi
yang dipaksakan.
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
terdiri dari paling sedikit dua fasa sebagai globul-globul dalam fasa cair
pengaturan yang dapat diterima dan bentuk yang cocok untuk beberapa
Dalam bidang farmasi, emulsi biasanya terdiri dari minyak dan air.
2. Emulsi air dalam minyak, yaitu bila fasa air terdispersi di dalam
faktor yang penting untuk diperhatikan karena mutu dan kestabilan suatu
5
Mekanisme kerjanya adalah menurunkan tegangan antarmuka permukaan
air dan minyak serta membentuk lapisan film pada permukaan globul-
nyata adalah fakta bahwa tetesan dikelilingi oleh sebuah lapisan tunggal
koheren.
kepada penandaan ‘Kristal Cair”. Jika lebih banyak dikenal melalui struktur
6
ketergantungannya dari struktur kimia tensid/air, suhu dan seni dan cara
terdiri dari dua cairan tidak bercampur, dimana yang satu terdispersi
umumnya kita berpikir bahwa emulsi merupakan bahan cair, emulsi dapat
dapat diguanakan untuk pemakaian dalam dan luar serta dapat digunakan
dan fase eksternal dan dengan membuat batas fisik disekeliling partikel
permukaan dari fase dan dengan membuat batas fisik disekeliling partikel
pencampuran (2).
7
pada antarmuka atau lebih tepat pada permukaan tetesan-tetesan yang
mekanisme : (1)
mendekati partikel(1).
tipe system:
8 – 18 M/A emulgator
Makin rendah nilai HLB suatu surfaktan maka akan makin lipofil
surfaktan tersebut, sedang makin tinggi nilai HLB surfaktan akan makin
hidrofil. (6)
kebutuhan HLB bagi zat yang diemulsi tidak diketahui. Ada 3 fase:
8
a. Fase I
Dibuat 5 macam atau lebih emulsi suatu zat cair dengan sembarang
Span 20 dan Tween 20. Dari hasil emulsi dibedakan salah satu yang
terbaik diperoleh HLB kira-kira. Bila semua emulsi baik atau jelek maka
b. Fase II
Membuat 5 macam emulsi lagi dengan nilai HLB di sekitar HLB yang
diperoleh dari fase I. dari kelima emulsi tersebut dipilih emulsi yang terbaik
c. Fase III
Membuat 5 macam emulsi lagi dengan nilai HLB yang ideal dengan
emulsi yang paling baik, dapat diperoleh campuran surfaktan mana yang
9
II.2 Uraian Bahan
1. Span 80 (4:567)
RM : C3O6H27Cl17
biji kapas P
10
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat
HLB Butuh : 15
dalam eter P.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik, terlindung
11
2. Timbang masing-masing minyak, air, tween dan span sejumlah
yang dibutuhkan .
sama.
masing-masing HLB.
BAB III
METODE KERJA
12
III.1.1 Alat yang digunakan
pengaduk, botol semprot, cawan porselen, gelas kimia 250ml, gelas ukur
HLB butuh 12, lalu diaduk dan dipanaskan air hingga suhunya
minyak).
13
diaduk dengan pengaduk elektrik (mixer) secara intermitten
shaking.
BAB IV
HASIL PENGAMATAN
14
Tabel Perubahan Volume
IV.2Perhitungan
= 4g
Tween 80 = a
Span 80 = 4g – a
( 15 x a ) + ( 4,3 x ( 4 – a)) = 12 x 4g
10,7a = 30,8g
a = 2,87g
Tween 80 = 2,87g
15
= 100 g - ( 2,87g + 1,13g + 10g)
= 86 g
= 5g
Tween 80 = a
Span 80 = 5g – a
( 15 x a ) + ( 4,3 x ( 5 – a)) = 13 x 5g
10,7a = 26,5g
a = 2,47g
Tween 80 = 2,47g
= 85 g
= 6g
Tween 80 = a
Span 80 = 6g – a
16
( 15 x a ) + ( 4,3 x ( 6 – a)) = 14 x 6g
10,7a = 58,2g
a = 5,439g
Tween 80 = 5,439g
= 84g
BAB V
PEMB AHASAN
17
Emulsi adalah suatu sistem yang secara termadinamik tidak stabil,
terdiri dari paling sedikit dua fasa sebagai globul-globul dalam fasa cair
Dalam bidang farmasi, emulsi biasanya terdiri dari minyak dan air.
1. Emulsi minyak dalam air, yaitu bila fase minyak terdispersi di dalam
fase air.
merupakan faktor yang penting karena mutu dan kestabilan suatu emulsi
yang banyak digunakan adalah zat aktif permukaan atau lebih dikenal
tegangan antar permukaan air dan minyak serta membentuk lapisan film
terdiri atas gugus polar dan non polar. Apabila surfaktan dimasukkan ke
dalam sistem yang dari air dan minyak, maka gugus polar akan terarah ke
fasa air sedangkan gugus non polar terarah ke fasa minyak. Surfaktan
18
yang mempunyai gugus polar lebih kuat akan cenderung membentuk
emulsi minyak dalam air, sedangkan bila gugus non polar yang lebih kuat
zat pengemulsi secara umum. Di antara zat pengemulsi dan zat penstabil
emulasi yang dibuat baru (r.p) oleh ahli farmasi di apotek. Tragakan
19
3. Alkohol dengan bobot molekul tingi seperti: stearil alkohol, setil
dari latio dan salep tertentu dan digunakan sebagai obat luar .
lipofilik ini bermuatan negatif, tapi dalam zat kationik bagian lipofilk
jika ada dalam sistem yang sama, jadi kedua bahan ini tidak
5. Zat padat yang terbagi halus, seperti tanah liat koloid termasuk
ditambahkan ke fase air jika ada sejumlah volume pase air lebih
besar dari pada fase minyaknya. Tetapi, jika serbuk padat yang
20
halus ditambahkan kedalam minyak lebih besar, suatu zat seperti
waktu yang lama. Penurunan stabilitas dapat dilihat jika terjadi campuran
(Bj fase terdispersi lebih kecil dari Bj fase pendispersi ). Hal ini
1. Teknik pembuatan
4. Penyimpanan
jumlah span dan tween yang akan digunakan dan bahan yang lainnya.
yang berfase air dicampur dengan fase air itu sendiri dan untuk fase
21
Jadi pada percobaan ini untuk fase air yaitu tween 80 dan air,
sedangkan untuk fase minyak yaitu span 80 dan minyak kelapa pada
Alasannya, kedua fase tersebut memiliki suhu lebur yang sama yaitu pada
suhu 70oC sehingga dapat diperoleh emulsi yang baik dan tidak pecah.
sedikit dari suhu rata-rata kedua fase minyak dan air sebab pada fase ini
air dengan baik serta emulgator dapat membentuk lapisan film pada
melihat pemisahan antara fase air dan fase minyak, perubahan warna dari
kedua fase tersebut, dan volume dari emulsi setelah 5 hari kemudian.
dimana terjadi penurunan suhu secara drastis, kondisi ini akan lebih
22
dengan HLB butuh yang berbeda bertujuan untuk mencegah pengurangan
Perubahan Warna
Untuk HLB 11, terjadi perubahan warna dari putih susu menjadi
warna putih keruh pada hari keempat. Untuk HLB 12, perubahan warna
terjadi pada hari ketiga yaitu dari warna putih susu menjadi putih keruh
sampai pada hari kelima. Untuk HLB 13, terjadi perubahan warna menjadi
Pemisahan Fase
Pada HLB 11 dan HLB 13 tidak terjadi pemisahan fasa pada hari
pertama. Pada HLB 11 pemisahan fasa terjadi pada hari ketiga menjadi 2
fasa. Untuk HLB 12, terjadi perubahan volume pada hari pertama. Untuk
dilihat bahwa hasil yang diperoleh kurang stabil. Adapun faktor-faktor yang
23
- Suhu yang tidak sama dari kedua fase ketika dicampur, dimana kenaikan
viskositasnya.
permukaan tetapi juga karena tidak semua globul terlapis oleh film
lebih lanjut pada keadaan koalesen dimana kedua fasa ini terpisah
24
BAB VI
PENUTUP
VI.1 Kesimpulan
bahwa :
adalah :
13 2,47 g 2,53 g
14 5,439 g 0,561 g
VI.2 . Saran
25
DAFTAR PUSTAKA
315.
6. Anief, Moh., (2005)., ”Ilmu Meracik Obat”, cetakan XII, Gadjah Mada
26