Professional Documents
Culture Documents
Pertahanan tubuh tidak spesifik eksternal meliputi kulit dan lapisan mukosa berbagai organ.
1) Kulit
Fungsi kulit bagi pertahanan tubuh di samping berfungsi melindungi tubuh dari panas, dingin, dan
sinar matahari, kulit juga memiliki kemampuan untuk melindungi tubuh dari mikroorganisme yang
merugikan. Fungsi perlindungan utama kulit diwujudkan lewat lapisan sel mati yang merupakan
bagian terluar kulit. Setiap sel baru yang dihasilkan oleh pembelahan sel bergerak dari bagian dalam
kulit menuju ke permukaan luar.
Sel-sel kulit juga mampu menghasilkan protein kuat yang disebut keratin. Senyawa keratin
mempunyai struktur yang sangat kuat dan keras sehingga sulit didekomposisi oleh berbagai
mikroorganisme patogen. Keratin tersebut terdapat pada sel-sel mati yang selalu lepas dari
permukaan kulit dan digantikan oleh sel-sel berkeratin yang baru. Sel-sel baru yang berasal dari
bawah menggantikan sel-sel yang sudah usang sehingga membentuk penghalang yang tidak dapat
tembus.
Kulit selain memberikan perlindungan secara fisik, kulit juga memberi perlindungan secara kimia.
Kulit menghasilkan keringat dan minyak yang memberikan suasana asam pada kulit. Hal itu dapat
mencegah tumbuhnya mikroorganisme patogen pada kulit. Keringat menyediakan zat makanan bagi
bakteri dan jamur tertentu yang hidup sebagai mikroflora normal pada kulit dan menghasilkan
bahan-bahan sisa bersifat asam, seperti asam laktat, yang membantu menurunkan tingkat pH
(keasaman) kulit. Media bersifat asam di permukaan kulit ini menciptakan lingkungan tidak
bersahabat bagi mikroorganisme berbahaya.
Bagaimana jika kulit terluka? Kulit yang terluka merupakan salah satu jalan masuknya mikroba
asing ke dalam tubuh. Meskipun demikian, kulit juga memiliki respon untuk segera memperbaiki
jaringan kulit yang terluka secara cepat. Ketika terjadi luka, sel-sel pertahanan tubuh akan segera
bergerak ke daerah luka untuk memerangi mikroba asing serta membuang sisa-sisa jaringan yang
sudah rusak. Kemudian, sejumlah sel pertahanan lainnya akan memproduksi benang-benang fibrin,
yaitu suatu protein yang berfungsi untuk menutup kembali luka.
peta konsep ini akan memberikan gambaran/ peta kepda kita tentang sistem pertahanan tubuh
manusia. Peta konsep atau main mapping ini akan sangat membantu kita untuk mengerti dan
menggingat sistem perthanan tubuh manusia
1. Jenis-jenis Antibodi
Antibodi disebut juga immunoglobulin (Ig) atau serum protein globulin, karena berfungsi untuk
melindungi tubuh lewat proses kekebalan (immune). Ada lima macam immunoglobulin, yaitu IgG,
IgM, IgA, IgE, dan IgD.
a. Immunoglobulin G (IgG)
IgG terbentuk 2-3 bulan setelah infeksi, kemudian kadarnya meninggi dalam satu bulan, menurun
perlahan-lahan, dan terdapat selama bertahun-tahun dengan kadar yang rendah. IgG beredar dalam
tubuh dan banyak terdapat pada darah, sistem getah bening, dan usus. Senyawa ini akan terbawa
aliran darah langsung menuju tempat antigen berada dan menghambatnya begitu terdeteksi.
Senyawa ini memiliki efek kuat antibakteri maupun virus, serta menetralkan racun. IgG juga
mampu menyelinap diantara sel-sel dan menyingkirkan mikroorganisme yang masuk ke dalam sel-
sel dan kulit. Karena kemampuan serta ukurannya yang kecil, IgG merupakan satu-satunya antibodi
yang dapat dipindahkan melalui plasenta dari ibu hamil ke janin dalam kandungannya untuk
melindungi janin dari kemungkinannya infeksi yang menyebabkan kematian bayi sebelum lahir.
Selanjutnya immunoglobulin dalam kolostrum (air susu ibu atau ASI yang pertama kali keluar),
memberikan perlindungan kepada bayi terhadap infeksi sampai sistem kekebalan bayi dapat
menghasilkan antibodi sendiri.
b. Immunoglobulin A (IgA)
Immunoglobulin A atau IgA ditemukan pada bagian-bagian tubuh yang dilapisi oleh selaput lendir,
misalnya hidung, mata, paru-paru, dan usus. IgA juga ditemukan di dalam darah dan cairan tubuh
lainnya, seperti air mata, air liur, ASI, getah lambung, dan sekresi usus.
Antibodi ini melindungi janin dalam kandungan dari berbagai penyakit. IgA yang terdapat dalam
ASI akan melindungi sistem pencernaan bayi terhadap mikroba karena tidak terdapat dalam tubuh
bayi yang baru lahir.
c. Immunoglobulin M (IgM)
Antibodi ini terdapat pada darah, getah bening, dan pada permukaan sel-sel B. Pada saat antigen
masuk ke dalam tubuh, Immunoglobulin M (IgM) merupakan antibodi pertama yang dihasilkan
tubuh untuk melawan antigen tersebut. IgM terbentuk segera setelah terjadi infeksi dan menetap
selama 1-3 bulan, kemudian menghilang.
Janin dalam rahim mampu memproduksi IgM pada umur kehamilan enam bulan. Jika janin
terinfeksi kuman penyakit, produksi IgM janin akan meningkat. IgM banyak terdapat di dalam
darah, tetapi dalam keadaan normal tidak ditemukan dalam organ maupun jaringan. Untuk
mengetahui apakah janin telah terinfeksi atau tidak, dapat diketahui dari kadar IgM dalam darah.
d. Immunoglobulin D (IgD)
Immunoglobulin D atau IgD juga terdapat dalam darah, getah bening, dan pada permukaan sel-sel
B, tetapi dalam jumlah yang sangat sedikit. IgD ini bertindak dengan menempelkan dirinya pada
permukaan sel-sel T, mereka membantu sel-sel T menangkap antigen.
e. Immunoglobulin E (IgE)
Immunglobulin E atau IgE merupakan antibodi yang beredar dalam aliran darah. Antibodi ini
kadang juga menimbulkan reaksi alergi akut pada tubuh. Oleh karena itu, tubuh seorang yang
sedang mengalami alergi memiliki kadar IgE yang tinggi. IgE penting melawan infeksi parasit,
misalnya skistosomiasis, yang banayk ditemukan di negara-negara berkembang.
Pertahanan Tubuh Spesifik
{ April 29, 2010 @ 11:29 am } · { Biology }
{ Tinggalkan sebuah Komentar }
Pertahanan Tubuh Spesifik
Pertahanan tubuh spesifik dikenal juga dengan nama sistem kekebalan.
Respons kekebalan ini meliputi produksi protein pertahanan tubuh spesifik, disebut antibodi, yang
dilakukan oleh limfosit. Limfosit dapat ditemukan di dalam sumsum tulang, pusat limfatik, kelenjar
ludah, limpa, tonsil, dan persendian. Limfosit memiliki peran sangat penting untuk melawan
penyakit-penyakit menular, seperti AIDS, kanker, rabies, dan TBC.
Ada dua macam limfosit, yaitu limfosit B dan limfosit T. Keduanya mengalami mengalami
pembelahan sel yang cepat dalam menanggapi antigen spesifik, tetapi fungsi keduanya berbeda
(walaupun saling bergantung).
Limfosit B dihasilkan oleh sel-sel batang (stem cells) di dalam sumsum tulang. Limfosit B
dinamakan sel-sel B (berasal dari kata Bone marrow/ sumsum tulang). Sel-sel B memproduksi
antibodi yang digunakan untuk menyerang musuh. Jumlah limfosit B atau sel B adalah 25% dari
jumlah total limfosit tubuh.
Setelah diproduksi di sumsum tulang, sebagian limfosit bermigrasi ke kelenjar timus. Di dalam
kelenjar timus, limfosit tersebut akan membelah diri dan mengalami pematangan. Limfosit ini
dinamakan limfosit T karena berasal dari kelenjar timus. Limfosit T disebut juga sel T. Jumlahnya
mencapai 70% dari seluruh jumlah limfosit tubuh. Sel T berfungsi sebagai bagian dari sistem
pengawasan kekebalan.