You are on page 1of 112

1001 TOPIK MENARIK DALAM AL-QUR'AN

DASAR-DASAR PENGENALAN
ILMU-ILMU AL-QUR'AN

Mukadimah

BAB.I. Dasar-dasar Pengenalan Ilmu-Ilmu Al-Qur'an


a. Pengertian Al-Qur'an
b. Aspek-aspek Kesejarahan Al-Qur'an
Pertama : Peta Politik dan Peradaban Dunia di Abad VII Masehi
a) Aspek Geografi
b) Aspek Politik
c) Perkembangan agama-agama
d) Aspek Sosial & Budaya Arab
e) Kesusatraan

Kedua : Profil Arab Quraisy dan Nabi Muhammad S.a.w.

C. Nama dan julukan Al-Qur'an

D. Proses Penurunan Al-Qur'an

E. Tentang Wahyu

F. Kronologi Al-Qur'an

G. Nasikh wal Mansukh

H. Asbab al-nuzul

I. Rasm Al-Qur'an

J. Qira’ah Al-Qur'an

K. Sejarah Pemeliharaan Al-Qur'an

BAB.II. SURAT DAN AYAT

A. Pengertian Surat dan Ayat


B. Jumlah Surat dan Ayat dalam Al-Qur'an
C. Pengelompokkan Surat dan Ayat Al-Qur'an
D. Surat-Surat Makkiyah dan Madaniyah
E. Ciri-Ciri khas surat/ayat Makkiyah dan Madaniyah

DASAR DASAR PENGENALAN ILMU-ILMU AL- QUR’AN 1


1001 TOPIK MENARIK DALAM AL-QUR'AN

BAB.III. METODE-METODE PENAFSIRAN AL-QUR'AN

A. Tafsir al-Tahlili ( Tafsir dengan metode Tahlilil )

B.Al-Tafsir al-Ijmali ( Tafsir dengan metode Ijmali/Global )

C.Al-Tafsir al-Muqarin ( Tafsir dengan metode Komparatif )

D.Al-Tafsir al-Mawdhu’i (Tafsir dengan metode Tematis )

DASAR DASAR PENGENALAN ILMU-ILMU AL- QUR’AN 2


1001 TOPIK MENARIK DALAM AL-QUR'AN

MUKADIMAH

Beberapa hari sebelum Rasulullah s.a.w. wafat beliau menyampaikan wasiat


yang amat berharga , sabda beliau : ” Aku tinggalkan di tengah-tengah kalian
( umat Islam ) dua hal. Kalian tidak pernah sesat selama berpegang teguh
dengan keduanya yakni Kitabullah ( Al-Qur'an ) dan Sunnah Rasul-Nya ( al
Hadis ). ( HR Imam Malik )

Sejalan dengan sabda Rasulullah s.a.w. tersebut menjadi kewajiban bagi


seluruh umat Islam untuk dapat berpegang teguh dengan Al-Qur'an dan al
Hadis . Ilmu-Ilmu Al-Qur'an adalah ialah rangkaian pembahasan yang
berhubungan dengan Al-Qur'an , baik dari segi proses turunnya ,
pengumpulannya, tertib urutan dan pembukuannya , maupun dari sisi
pengetahuan tentang sebab nuzul, makkiyyah –madaniyyahnya, nasikh-
mansukhnya, muhkam-mutasyabihnya da berbagai pembahasan lain yang
berhubungan dengan Al-Qur'an itu.

Kami mengutip dasar-dasar pengetahuan Ilmu-Ilmu Al-Qur'an tersebut secara


ringkas, dengan harapan anda akan memperdalamnya dari buku-buku
mengenai ‘Ulumul Qur’an ybs.

Semoga bermanfaat.

Hilmi Mohammad Rabbani dkk

DASAR DASAR PENGENALAN ILMU-ILMU AL- QUR’AN 3


1001 TOPIK MENARIK DALAM AL-QUR'AN

BAB.I. DASAR-DASAR PENGENALAN ILMU-ILMU AL-QUR'AN

A. Pengertian Al-Qur'an

ARTI DAN DIFINISI AL-QUR'AN

Prof.Dr.H.Abdul Djalal H.A. 1 menjelaskan bahwa menurut istilah Al-Qur‘an


itu mempunyai arti sebagai berikut

Pertama : Para ahli Ilmu Kalam ( teologi Islam ) berpendapat bahwa Al


Qur‘an adalah kalimat-kalimat yang maha bijaksana , yang azali yang
tersusun dari huruf-huruf lafdhiyah, dzihniyah dan ruhiyah. Atau Al Qur‘an
adalah lafal yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW mulai dari awal
surah Al Fatihah sampai dengan surah An-Nas, yang mempunyai
keistimewaan-keistimewaan yang terlepas dari sifat-sifat kebendaan dan
azali.

Kedua : para Ulama Ushuliyyin, fiqaha dan Ulama Ahli Bahasa


berpendapat, bahwa Al Qur‘an adalah Kalam Allah yang diturunkan kepada
Nabi Muhammad SAW mulai awal dari surah Al Fatihah sampai akhir
surah An Nas. Dari Para Ulama Ulama tersebut mendefinisikan Al Qur‘an
pada tiga bentuk definisi

1. Definisi ringkas

―Al Qur‘an ialah Kalam yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW
tertulis dalam mushhaf , dan diriwayatkan secara mutawatir‖

2. Definisi sedang

― Al Qur‘an ialah lafal; yang diturunkan kepada Nabi, yang tertulis dalam
mushhaf dan diriwayatkan secara mutawatir ―

3. Definisi lengkap

― Al Qur‘an ialah Kalam Allah yang mu‘jiz, diturunkan kepada Nabi dan
Rasul penghabisan dengan perantaraan Malaikat terpercaya, Jibril,
tertulis dalam mushhaf yang dinukilkan kepada kita secara mutawatir,
membacanya merupakan ibadah, yang dimulai dari surah Al-Fatihah dan
diakhiri dengan surah An-Nas ―

DASAR DASAR PENGENALAN ILMU-ILMU AL- QUR’AN 4


1001 TOPIK MENARIK DALAM AL-QUR'AN

Firman Allah SWT

            

 

82. Maka apakah mereka tidak memperhatikan Al Quran? kalau kiranya Al


Quran itu bukan dari sisi Allah, tentulah mereka mendapat pertentangan
yang banyak di dalamnya.

( A.82 QS.004.An-Nisa )

Firman Allah SWT

            

            

               



17. Apakah (orang-orang kafir itu sama dengan) orang-orang yang ada
mempunyai bukti yang nyata (Al Quran) dari Tuhannya, dan diikuti pula
oleh seorang saksi (Muhammad)[715] dari Allah dan sebelum Al Quran itu
Telah ada Kitab Musa yang menjadi pedoman dan rahmat?. mereka itu
beriman kepada Al Quran. dan barangsiapa di antara mereka (orang-orang
Quraisy) dan sekutu-sekutunya yang kafir kepada Al Quran, Maka
nerakalah tempat yang diancamkan baginya, Karena itu janganlah kamu
ragu-ragu terhadap Al Quran itu. Sesungguhnya (Al Quran) itu benar-benar
dari Tuhanmu, tetapi kebanyakan manusia tidak beriman.

[715] ada yang menafsirkan saksi di sini dengan Jibril a.s. Adapula yang
menafsirkan bahwa yang dimaksud dengan saksi di sini ialah Al Quran itu
sendiri Karena Al Quran itu adalah suatu mukjizat yang tidak dapat
dibantah atau dibatalkan.

( A.17 QS.011.H u d )

DASAR DASAR PENGENALAN ILMU-ILMU AL- QUR’AN 5


1001 TOPIK MENARIK DALAM AL-QUR'AN

           

         

  

111. Sesungguhnya pada kisah-kisah mereka itu terdapat pengajaran bagi


orang-orang yang mempunyai akal. Al Quran itu bukanlah cerita yang
dibuat-buat, akan tetapi membenarkan (kitab-kitab) yang sebelumnya dan
menjelaskan segala sesuatu, dan sebagai petunjuk dan rahmat bagi kaum
yang beriman.

( A.111.QS.012.Yusuf)

             



99. Demikianlah kami kisahkan kepadamu (Muhammad) sebagian kisah


umat yang Telah lalu, dan Sesungguhnya Telah kami berikan
kepadamu dari sisi kami suatu peringatan (Al Quran).

( A.99.QS.020. T a h a )

            

            

   


52. Dan Demikianlah kami wahyukan kepadamu wahyu (Al Quran) dengan
perintah kami. sebelumnya kamu tidaklah mengetahui apakah Al Kitab (Al
Quran) dan tidak pula mengetahui apakah iman itu, tetapi kami menjadikan
Al Quran itu cahaya, yang kami tunjuki dengan dia siapa yang kami

DASAR DASAR PENGENALAN ILMU-ILMU AL- QUR’AN 6


1001 TOPIK MENARIK DALAM AL-QUR'AN

kehendaki di antara hamba-hamba kami. dan Sesungguhnya kamu benar-


benar memberi petunjuk kepada jalan yang lurus.
( A.52 QS.042.Asy-Syura )

            

  


8. Dia mendengar ayat-ayat Allah dibacakan kepadanya Kemudian dia
tetap menyombongkan diri seakan-akan dia tidak mendengarnya. Maka beri
khabar gembiralah dia dengan azab yang pedih.

( A.8.QS.045.Al-Jatsiyah )

Firman Allah SWT

             

  


25. Dan apabila dibacakan kepada mereka ayat-ayat kami yang jelas, tidak
ada bantahan mereka selain dari mengatakan: "Datangkanlah nenek
moyang kami jika kamu adalah orang-orang yang benar."

( A.25 QS.045.Al-Jatsiyah )

    


19. Kemudian, Sesungguhnya atas tanggungan kamilah penjelasannya.

( A.75.QS.075.Al-Qiyamah )

DASAR DASAR PENGENALAN ILMU-ILMU AL- QUR’AN 7


1001 TOPIK MENARIK DALAM AL-QUR'AN

B. Aspek – aspek kesejarahan Al-Qur'an

Prof.DR.Abu Su‘ud 2 antara lain menjelaskan, ada beberapa pertanyaan


mendasar yang sering diajukan oleh para intelektual , antara lain latar
belakang mengapa Islam agama tauhid diturunkan dikalangan bangsa
Arab Quraisy . Tapi bukan hanya pertanyaan itu saja yang ada dipikiran kita
, kita pun ingin tahu mengapa abad ke VII M menjadi waktu yang tepat
untuk waktu lahirnya agama Islam dan mengapa Muhammad dipilih Allah
S.W.T. sebagai Nabi & Rasul Allah penutup . Untuk menjawab pertanyaan
itu ada beberapa aspek penting antara lain :

Pertama : Peta politik dan peradaban dunia di abad VII M.

A. Aspek geografi

Jazirah Arab pada garis besarnya dibagi tiga wilayah


1. Arab Utara
Posisi negeri-negeri Arab di bagian utara ini menghadap Laut Tengah, yang
meliputi Siria ,Palestina, Yordania. Posisi daerah yang demikian menjadi
terbuka untuk berhubungan dengan bangsa lain , sangat terbuka oleh
pengaruh Negara lain yang lebih kuat, bahkan dimasa jayanya Negara-
negara Persia, Yunani, Macedonia dan Romawi Timur , daerah Arab Utara
menjadi daerah jajahan Negara-negara tersebut. Di abad XI SM Arab Utara
jadi daerah jajahan Asyria dan Babilonia ; abad VII SM pengaruh Persia
menggantikan Asyria dan Babilonia . Pada abad III SM bangsa Arab
mendirikan komunitas teratur sebagai Negara kota dengan nama Petra dan
Palmyra. Kota perdagangan makmur yang menjadi persinggahan para
pedagang Mesopotamia dalam perjalanannya ke Arab Selatan. Namun di
awal abad ke I SM Raja Haith dari Petra menyerbu Palestina, dank arena
Palestina merupakan daerah yang dipengaruhi Romawi Timur yang
berpusat di Konstantinopel, Maka Kaisar Pompeyus balas menyerang
Petra dan di abd I SM seluruh Arab Utara menjadi jajahan kerajaan Romawi
Timur. Sampai sekarang kita masih bisa melihat bekas-bekas kejayaan
kota Petra dan Palmyra tersebut.

2. Arab Tengah
Kawasan Arab Tengah berpusat di daerah gurun Pasir Nejed, dengan
empat kota utama yaitu : Makkah; Yatrib ( Madinah ); Taif dan Jeddah yang
merupakan kota pelabuhan di pesisir laut Merah.
Makkah dengan nama asli Bakkah, pertama kali dibuka oleh Nabi Ibrahim
a.s. beserta istrinya Hajjar dan putranya Ismail a.s. ( lk .2300 SM ). Di
Bakkah inilah Ibrahim a.s dan Ismail a.s. diperintahkan Tuhan untuk
membangun Ka‘bah ( Rumah Tuhan ), Ismail yang beristri kabilah Jurhum
dari Arab Selatan inilah yang akhirnya meramaikan Makkah dan

DASAR DASAR PENGENALAN ILMU-ILMU AL- QUR’AN 8


1001 TOPIK MENARIK DALAM AL-QUR'AN

menurunkan Arab Quraisy. ( Baca penjelasannya pada topik Sirah


Nabawiyah ybs. )

3. Arab Felix

Arab Felix artinya Tanah Arab yang berbahagia. Sebutan itu diberikan
karena kondisi alam yang baik dengan iklim yang baik pula dari Arab
Selatan ini. Arab Felix terdiri dari Negara Yaman Utara; Yaman Selatan
dan Oman. Dan menghadap tiga perairan : Di timur Teluk Persia & Teluk
Oman; di selatan Laut Arab & Samudera Hindia; di barat Laut Merah.
Dalam sejarah Arab Purba di abad ke V SM, dikenal Negeri Mar‘in dan
Negeri Saba dengan Ratu Balqis sangat terkenal, dan diabadikan baik
pada Kitab Perjanjian Lama ( Kitab Yahudi dan Nasrani ) , dalam Al-Qur'an
kisahnya diabadikan dalam surat ke 34 Saba‘.Penduduk Saba dikenal telah
berbudaya berpengetahuan tinggi , mereka mampu membuat bendungan
Ma‘rib, untuk pengaturan system irigasi yang baik bagi negerinya. Namun
bendungan megah ini akhirnya hancur ( baca QS.034 : 15-16 ). Negeri
Saba pun sudah melakukan hubungan niaga dengan Mesir dan India.

Sebagaimana juga Arab Utara, Arab Felix inipun menjadi incaran Negara-
negara kuat. Di abad II SM diserbu bangsa Hanjar, dan pada abad ke I SM
pasukan Aelius Galius dari Romawi berhasil menduduki Arab Felix.
Kemudian pada abad ke IV M, dikuasai Negara Ethiopia, kemudian di abad
ke VI dikuasai Negara Abesinia , lalu Negara Persia mengalahkan Abesinia
dan menjajah Arab Felix ini. Di abad VII .Raja Negus Najasi dari Habasyah
(Abesinia ) Afrika Timur, dapat mengusir tentara Persia dari Yaman.
Dalam sejarah dikenal Gubernur Habasyah ( yang bernama Abrahah )
dengan pasukan bergajahnya menyerbu Makkah dan bermaksud
menghancurkan Ka‘bah. Namun Abrahah dan pasukannya malah
dibinasakan Allah S.W.T. Peristiwa ini diabadikan Al-Qur'an dalam surat
105 ( Al-Fil.).

Dari segi geografis jazirah Arab ini mempunyai posisi internasional yang
sangat strategis. Didalam peta jazirah Arab ini disebut Timur Tengah
karena kawasan ini terletak di tengah antara Timur Dekat (Semenanjung
Balkan di daratan Eropa ) dengan Timur Jauh ( Asia Timur ). Disebut juga
dengan Asia Barat karena jazirah Arab memang berada di Benua Asia
sebelah barat. Dengan Afrika di sebelah barat, jazirah Arab dipisahkan
oleh laut Merah. Dengan Asia di sebelah timur disela oleh Teluk Persia dan
daratan Persia.

Dari geografi Internasional, diketahui bahwa posisi jazirah Arab adalah


sangat strategis , maka bisa ditarik kesimpulan mengapa agama-agama
Samawi lahir di jazirah Arab ini. Baik Agama Yahudi dan Nasrani yang lahir
di Arab Utara. Juga agama Islam yang lahir di Makkah Arab Tengah. Dan

DASAR DASAR PENGENALAN ILMU-ILMU AL- QUR’AN 9


1001 TOPIK MENARIK DALAM AL-QUR'AN

ini terbukti kini, bahwa populasi agama-agama samawi ini menyebar ke


seluruh penjuru dunia.

B. Aspek Politik

Jauh sebelum Nabi Isa.a.s. lahir, dunia dikuasai oleh dua pusat kekuasaan
besar yang masing-masing menjadi Negara adi daya, yaitu kekaisaran
Romawi di barat, dan Persia di timur.
Wilayah kekuasaan Romawi /Byzantium pada awal abad VII M meliputi Asia
Kecil, Syria, Mesir, beberapa bagian di pantai Afrika Utara, dan Eropa
bagian tenggara sampai Danube. Di bagian timur meliputi beberapa pulau
di Laut Tengah, dan beberapa daerah di Italia.
Sedang Persia atau Sasania mempunyai daerah kekuasaan dari Irak dan
Mesopotamia di barat, hingga Iran dan Afghanistan di timur.
Kedua negara adidaya itu tidak pernah berhenti bersaing pengaruh,
berebut kekuasaan , antara lain
Pada th.527 M , Kaisar Yustinus kembali ke Konstantinopel, ibukota
kerajaan Byzantium. Ia berhasil menyatukan kekuatan kerajaan dan
berhasil merebut kembali kota-kota penting yang lepas dari pangkuan
Byzantium. Setelah Yustinus meninggal th.565 M. Byzantium kembali
goyah, dan ini dimanfaatkan kerajaan Persia untuk memprovokasi dan
merebut kembali beberfapa wilayah Asia Kecil.
Heraklius, putra Gubernur Afrika Utara mengambil alih kekuasaan
Byzantium, ia berkuasa th.610 sampai th. 641 M. Tapi ia tidak berdaya
ketika kerajaan Persia merebut kota-kota penting seperti Antiokia
(th.613 M ); Mesir ( 619 M );
Penyerbuan Persia ke Yerusalem (th.614 M ) yang diikuti dengan
penjarahan dan membawa kabur Salib Suci ( the true cross ) yang
dianggap benda suci umat Nasrani. Telah membuat umat Kristen ini
marah dan mereka bersatu dan mendukung Raja Heraklius. Ini
dimanfaatkan Heraklius untuk melakukan serangan balasan ke wilayah
kerajaan Persia. Tentara Byzantium melakukan serangan brutal ke Irak
th.627 M; Cteshipon th.628 M; dan merebut kembali Yerusalem th. 629
M. Dan dalam serangan tahun 626 Raja Persia yang bernama Shah
Khusro II terbunuh.

Peristiwa peperangan Persia dengan Romawi ini diinformasikan Allah


S.W.T. kepada Nabi Muhammad S.a.w. melalui firman Nya

DASAR DASAR PENGENALAN ILMU-ILMU AL- QUR’AN 10


1001 TOPIK MENARIK DALAM AL-QUR'AN

           

             

  


1. Alif laam Miim[1160]
2. Telah dikalahkan bangsa Rumawi[1161],
3. Di negeri yang terdekat[1162] dan mereka sesudah dikalahkan itu akan
menang[1163]
4. Dalam beberapa tahun lagi[1164]. bagi Allah-lah urusan sebelum dan
sesudah (mereka menang). dan di hari (kemenangan bangsa Rumawi) itu
bergembiralah orang-orang yang beriman,

[1160] ialah huruf-huruf abjad yang terletak pada permulaan sebagian dari
surat-surat Al Quran seperti: Alif laam miim, Alif laam raa, Alif laam miim
shaad dan sebagainya. diantara ahli-ahli tafsir ada yang menyerahkan
pengertiannya kepada Allah Karena dipandang termasuk ayat-ayat
mutasyaabihaat, dan ada pula yang menafsirkannya. golongan yang
menafsirkannya ada yang memandangnya sebagai nama surat, dan ada
pula yang berpendapat bahwa huruf-huruf abjad itu gunanya untuk menarik
perhatian para Pendengar supaya memperhatikan Al Quran itu, dan untuk
mengisyaratkan bahwa Al Quran itu diturunkan dari Allah dalam bahasa
Arab yang tersusun dari huruf-huruf abjad. kalau mereka tidak percaya
bahwa Al Quran diturunkan dari Allah dan Hanya buatan Muhammad s.a.w.
semata-mata, Maka cobalah mereka buat semacam Al Quran itu.
[1161] Maksudnya: Rumawi timur yang berpusat di Konstantinopel.
[1162] Maksudnya: terdekat ke negeri Arab yaitu Syria dan Palestina
sewaktu menjadi jajahan kerajaan Rumawi Timur.
[1163] bangsa Rumawi adalah satu bangsa yang beragama Nasrani yang
mempunyai Kitab Suci sedang bangsa Persia adalah beragama Majusi,
menyembah api dan berhala (musyrik). kedua bangsa itu saling perang
memerangi. ketika tersiar berita kekalahan bangsa Rumawi oleh bangsa
Persia, Maka kaum musyrik Mekah menyambutnya dengan gembira Karena
berpihak kepada orang musyrikin Persia. sedang kaum muslimin berduka
cita karenanya. Kemudian turunlah ayat Ini dan ayat yang berikutnya
menerangkan bahwa bangsa Rumawi sesudah kalah itu akan mendapat
kemenangan dalam masa beberapa tahun saja. hal itu benar-benar terjadi.
beberapa tahun sesudah itu menanglah bangsa Rumawi dan kalahlah
bangsa Persia. dengan kejadian yang demikian nyatalah kebenaran nabi
Muhammad s.a.w. sebagai nabi dan Rasul dan kebenaran Al Quran sebagai
firman Allah.

DASAR DASAR PENGENALAN ILMU-ILMU AL- QUR’AN 11


1001 TOPIK MENARIK DALAM AL-QUR'AN

[1164] ialah antara tiga sampai sembilan tahun. waktu antara kekalahan
bangsa Rumawi (tahun 614-615) dengan kemenangannya (tahun 622 M.)
bangsa Rumawi adalah kira-kira tujuh tahun.
( A.1 s/d 4 QS.030 al_Rum )

Catatan : Nabi Muhammad S.a.w. lahir th.570 M di Makkah , hijrah ke


Madinah th. 622 M, dan wafat th.632 H.

Arab Tengah yang sebagian besar terdiri dari gurun pasir situasinya agak
berbeda dengan Arab Utara dan Arab Selatan yang sangat dipengaruhi
berbagai manuver Negara adidaya Romawi dan Persia. Makkah sebagai
kota terbesar waktu itu merupakan tempat singgah para kafilah dari
berbagai daerah di jazirah Arab. Disamping itu penduduk Makkah pun
adalah pedagang-pedagang tangguh yang melakukan perjalanan ke
berbagai daerah di jazirah Arab, termasuk ke Arab Utara dan Arab Selatan.

Dari aspek geografi & politik nampaknya Makkah lebih layak menjadi
tempat agama Islam ini dilahirkan. Bayangkan bagaimana jadinya apabila
agama tauhid ini dilahirkan di daerah kekuasaan Romawi atau kekuasaan
Persia yang keyakinannya bertentangan dengan tauhid.

C. Perkembangan Agama-Agama

Aspek yang sangat penting yang menyebabkan Allah S.W.T. mensyariatkan


agama Islam yang dibawa Nabi Muhammad S.a.w. adalah perkembangan
agama Samawi maupun agama Thabi‘i di bumi ini.

1. Agama Wahyu ( Samawi ) ialah agama yang turun dari Allah S.W.T. ,
yang disampaikan dengan wahyu kepada Rasul Nya melalui Malaikat
Jibril, untuk kesejahteraan manusia di dunia dan akhirat. Contohnya
Agama Yahudi yang dibawa Nabi Musa.a.s.dengan kitab Taurat
Agama Nasrani/Kristen yang dibawa Nabi Usa.a.s. dengan kitab Injil

Agama Yahudi telah kehilangan ajaran-ajaran asli Taurat sejak


dibakarnya kitab-kitab suci Yahudi ( yang disimpan dalam Tabuk/Peti di
Mesjid Sulaiman di Palestina ) yang dilakukan oleh Nebukadnezar dan
tentaranya dari Babilonia, dalam serangan dan pembumi hanguskan
Palestina th.606 SM. Kitab-kitab Utama agama Yahudi yang ada seperti
:
Kitab Kejadian / Genesis
Kitab Keluaran / Rxodus
Kitab Imamat orang Lewi/ Leviticus
Kitab Bilangan / Numeri
Kitab Ulangan / Deuteonomium

DASAR DASAR PENGENALAN ILMU-ILMU AL- QUR’AN 12


1001 TOPIK MENARIK DALAM AL-QUR'AN

Banyak yang tidak sesuai lagi dengan ajaran utama agama yang dibawa
Nabi Musa a.s. yaitu Tauhid. ( Baca penjelasannya pada Topik Islam dan
topik kisah Nabi ybs ).

Demikian juga dengan agama Nasrani/Kristen, disamping Nabi Isa.a.s


tidak pernah menyusun catatan-catatan wahyu yang diterimanya.
Setelah beliau wafat , pengikut ajarannya telah membuat Kitab-Kitab
antara lain:
Injil Perjanjian Baru, karangan Matius; Markus; Lukas; Yohanes dll
Kisah Perbuatan para utusan
Surat-surat kiriman Paulus; Petrus, Yohanes; Yakub
Wahyu Yohanes
Dll
Kitab-kitab inipun ternyata disamping tidak lagi orisinil sebagai ajaran
Isa Almasih a.s. Dan yang lebih memprihatinkan adalah ditinggalkannya
ajaran tauhid ( monoteisme ) yang diajarkan Isa a.s. kepada umatnya
waktu beliau hidup dan berpindah ke ajaran Trinitas ( politeisme )
( Baca penjelasannya pada topik Islam dan Kisah Nabi Isa a.s. ybs )

2. Agama Thabi‘I ( kultur, budaya )


Agama yang merupakan hasil budaya manusia , Di awal
pertumbuhannya seperti
Animisme
Dinamisme
Totemisme
Agama seperti ini masih terdapat di beberapa daerah di Asia; Afrika;
Amerika; Australia

2) Agama Madya -Pertengahan


Agama ini kebanyakan bersifat panteisme, politeisme ataupun
monoteisme yang tidak murni. Agama madya ini merupakan
perkembangan dari agama primitip dengan agama samawi yang telah
menyimpang dari aslinya. Pada umumnya agama madya ini sudah
mempunyai kitab pegangan dan ritus-ritus yang teratur.
Contohnya :
Kepercayaan pada Tu dan Yang di Cina dan Asia Tenggara
Agama Kultur Aria India seperti Hindu; Budha; Brahman dll
Agama Kultur Persia seperti Mithra ( Majusi ); Zaralhustra; Zandakar
; Manu dll
Agama Kultur Samiyah seperti : Khaldan di Irak ; Barham di Asiria;
Punisia; Kan‘an di Palestina; Shabiyah di Arab Tengah;
Agama Kultur di sekitar Makkah dan Madinah, merupakan
pembauran dari agama-agama kultur Samiyah yang dibawa para
pedagang-pedagang Arab dari berbagai pelosok.
Agama kultur Hamiyah di Mesir

DASAR DASAR PENGENALAN ILMU-ILMU AL- QUR’AN 13


1001 TOPIK MENARIK DALAM AL-QUR'AN

Agama kultur Asia Kecil dan Eropah , yakni agama Phrygia, Yunani
dan Romawi yang belum masuk pada agama Kristen
Dll

Agama-agama madya diatas sudah jelas menganut politeisme.

3) Agama Filsafat
Agama ini lahir dari filsafat seseorang yang kemudian di agama kan
Seperti : ajaran Fithagoras yang akhirnya menjadi semacam agama
yang memegang teguh theosofi.

4) Sinkresisme-Asimilasi-Akulturasi
Agama ini mencampu adukkan berbagai aspek agama, hal ini karena
pengaruh asimilasi, desakan , pergaulan dan toleransi. ContohSam
Kaw, di Cina yang mencampurkan ajaran Kong Hu Cu, Lao Cu (Lao Tse )
dan Budha.

Memperhatikan kondisi agama-agama Samawi maupun agama-agama


Tahabi‘I seperti diatas, maka pantaslah Allah S.W.T. menurunkan agama
tauhid Islam di abad ke VII M . Dan diawal perkembangannya agama Islam (
masa Nabi s.a.w sampai Khulafa‘ur Rasyiddin ) jazirah Arabia dapat
dibersihkan dari agama samawi dan thabi‘I yang menyeleweng dari ajaran
Tauhid. Dan sampai pemerintahan Bani Abbasiyah ( th.1258 M ). Islam
sudah menyebar dari jazirah Arab, ke Asia, Afrika dan Eropa.

D. Aspek Sosial & Budaya Arab

Masa pra Islam di jazirah Arab sering disebut Jaman Jahiliyah, yang berarti
bodoh, atau jaman kebodohan. Istilah ini apabila dilihat dari perkembangan
berbagai ilmu seperti ilmu falak ( astronomi ); ilmu perdagangan; ilmu
sastra dsb, mungkin tidak tepat lebih-lebih apabila kita tengok di daerah
Arab Utara yang dikuasai Romawi Timur/Byzantium, dimana peradaban
Yunani & Romawi telah mempengaruhi kehidupan masyarakatnya.
Demikian juga dengan kemajuan di daerah Arab Selatan yang dipengaruhi
Persia dan Abesinia. Berangkali sebutan jahiliyah ini dilontarkan karena
factor-faktor sbb
Bahwa dikala itu masyarakat Makkah dan sekitarnya biasa melakukan
peribadatan dalam agama nenek moyangnya ( agama Thabi‘i/kultur
Shabiyah ). Yang menyembah berhala , Paganisme.

Adanya tradisi balas dendam atas pembunuhan( qisas) atau istilah


Baratnya : Vendetta

DASAR DASAR PENGENALAN ILMU-ILMU AL- QUR’AN 14


1001 TOPIK MENARIK DALAM AL-QUR'AN

Mudahnya terjadi permusuhan antar suku/sub suku disebabkan


persaingan dan perebutan pengaruh di daerah .

Direndahkannya kedudukan/martabat wanita seperti perlakuan


terhadap wanita yang haid; perbudakan dan harem (wanita simpanan)

Dll

Prof. DR.Abu Su‘ud menjelaskan bahwa banyak pendapat sejarahwan


bahwa Al-Qur'an diturunkan dengan tujuan terapi, yaitu mengatasi atau
memperbaiki keadaan. Kondisi masyarakat jahiliyah dikalangan
masyarakat Arab dianggap sebagai kondisi objektip yang menjadi
penyebab diturunkannya Islam disana. Kondisi mental dan kualirtas
peradaban buruk itu harus diatasi dengan diturunkannya agama Islam. Jadi
kehadiran agama dimaksudkan untuk mengatasi masalah , dalam hal ini
kondisi jahiliyah. Alasan ini diperkuat dengan asumsi bahwa Nabi
Muhammad S.a.w. diutus menyebarkan agama islam untuk meningkatkan
kualitas budi pekerti umat manusia, sebagaimana sabda beliau ― Aku
diutus ( kemuka bumi ini ) untuk menyempurnakan akhlak ―

Sementara itu digunakan juga pendekatan instrumental. Bahwa agama


Islam adalah agama universal yang berfungsi untuk mendatangkan
kesejahteraan bagi umat manusia. Untuk itu diperlukan instrumen berupa
kualitas bangsa yang memiliki mobilitas tinggi. Bangsa Arab dinilai para
sosiolog sebagai bangsa yang mempunyai potensi untuk penyebaran
suatu gagasan baru yang effektif. Mereka memiliki tradisi untuk melakukan
perjalanan antar daerah maupun antar Negara. Dikala itu mereka memiliki
kendaraan alam yang amat gesit yaitu kuda Arab yang berkualitas tinggi.

E. Kesusasteraan

Bagi orang Arab , terutama dikalangan laki-laki Arab, ada tiga hal yang
menjadi tolak ukur prestasi yang bergengsi
Kelihaian memainkan pedang
Keterampilan dalam menunggang kuda
Kafsihan dalam sastra
Yang dimaksud kefasihan dalam sastra ini bukan saja kefasihan dalam
berbicara saja atau hanya sekedar kefasihan dalam menyampaikan
pendapat, tetapi lebih dari itu kepandaian mengolah kata yang indah.
Kemahiran orang Arab dalam menyusun syair-syair memang sudah
terkenal jauh sebelum zaman islam. Bangsa Arab dimasa itu tidak
memiliki sastra tertulis, karya-karya sastra mereka mayoritas dalam bentuk
lisan, yang justru amat sesuai dengan ukuran kefasihan berbicara didepan
umum. Diantara penyair-penyair itu dikenal juga dengan profesi sebagai
kahin yakni orang-orang yang piawai dalam membacakan mantera-mantera

DASAR DASAR PENGENALAN ILMU-ILMU AL- QUR’AN 15


1001 TOPIK MENARIK DALAM AL-QUR'AN

dalam karyanya, dan kahin inipun identik dengan profesi sebagai tukang
sihir ataupun dukun. Karya-karya sastra mereka sering diperlombakan dan
yang sangat popular adalah perlombaan di festival seni dan olahraga
tahunan yang diselenggarakan di Ka‘bah.

Maka tampillah Muhammad seorang lelaki Arab Quraisy dari Bani Hasyim
yang mengaku sebagai Nabi dan Utusan Allah S.W.T. dengan membawa
ajaran-ajaran Al-Qur'an dengan ketinggian kualitas bahasa dan sastranya,
tentu saja ini jadi perbincangan hangat diantara orang-orang Arab terutama
di Makkah kota kelahirannya. Masyarakat yang terbiasa mendengar
keindahan syair-syair dari para sastrawan atau dari para kahin Arab jadi
tekesima dengan keindahan serta kualitas pesan yang ada pada ayat-ayat
Al-Qur'an yang dibacakan Nabi Muhammad S.a.w. Tidak sampai disitu
Allah S.W.T. melalui firman Nya dalam Al-Qur'an menantang para penyair /
sastrawan dan kahin untuk membuat ayat-ayat Al-Qur'an sebagaimana
firman Nya

              
33. Ataukah mereka mengatakan: "Dia (Muhammad) membuat-buatnya". Sebenarnya
mereka tidak beriman.
34. Maka hendaklah mereka mendatangkan kalimat yang semisal Al Quran itu jika mereka
orang-orang yang benar.

(A.33-34 QS.052 Ath-Thur )

Baca Juga : QS.017 : 88; 011:13-14; 002:23-24; 010: 38

Dan sampai selesainya ayat-ayat Al-Qur'an diturunkan tidak ada seorang pun yang
sanggup memenuhi tantangan itu. Bukan saja waktu itu , kini dan kelakpun tidak akan
ada manusia yang mampu melayani tantangan Allah S.W.T. membuat semacam Al-Qur'an .

Kedua : Profil Arab Quraisy dan Nabi Muhammad S.a.w.

Kalau dikatakan bahwa bangsa Arab maupun bangsa Israil (Yahudi )


berasaldari nenek moyang yang sama yaitu Ibrahim a.s.. Itu adalah benar.
Mereka disebut juga bangsa Semit atau dalam bahasa Arab Bani Samyah.
Artinya bangsa-bangsa turunan dari Sam bin Nuh a.s.penduduk Hulu
Lembah Tigris, Irak.
Dalam sejarah,Nabi Ibrahim a.s. beberapa kali mempunyai istri
1. Istri pertama nya berasal dari negerinya ( Babilonia ) yang bernama
Sarah, darinya Ibrahim mempunyai seorang putra Ishak dipanggil juga
Israil (Pilihan Allah ) . Ishak menjadi cikal bakal Bani Israil. Sedangkan
panggilan Yahudi dinisbahkan kepada Yahuda anak ke empat Ishak
dari istri pertamanya ( Lea ). Orang Israil merasa lebih tinggi
derajatnya dari orang-orang Arab lainnya, karena merasa turunan asli
Semitic.Baca penjelasannya pada Topik Kisah ybs.

DASAR DASAR PENGENALAN ILMU-ILMU AL- QUR’AN 16


1001 TOPIK MENARIK DALAM AL-QUR'AN

2. Istri kedua Ibrahim bernama Hajjar yang berasal dari Mesir , darinya
lahir Ismail a.s. Ismail kawin dengan putri pemuka kabilah Jurhum
dari Yaman , yang bernama Mudhadh bin Amr yang kemudian
menjadi cikal bakal Bani Adnaniyah – nenek moyang kaum Quraisy di
Makkah .Baca penjelasannya pada Topik Sirah Nabawiyah

3. Istri ketiganya bernama Katura, darinya lahir 6 anak diantaranya


adalah Madyan, yang diabadikan namanya jadi kota Madyan di Mesir
Selatan. Baca penjelasannya pada Kisah Nabi Ibrahim a.s. & Musa a.s

Tentang profil kaum Quraisy di Makkah ini, Prof.Dr.M.Quraish Shihab 3


menjelaskan bahwa suku yang paling berpengaruh di Makkah , yaitu
Quraisy .bahasa dan dialek mereka sangat baik dan dominant. Selain itu
juga mudah, jelas dan halus serta berbeda dengan dialek suku Arab yang
lain. Hal ini disebabkan mereka menyerap dengan baik kosa kata serta
struktur kalimat yang indah dari para pendatang yang cukup banyak
berkunjung ke Makkah . Pada saat itu ada dua keluarga besar suku
Quraisy yaitu Hasyim dan Umayyah. Walaupun keduanya dari dari satu
keturunan , namun banyak perbedaan mereka, baik sebelum maupun
sesudah Islam. Keluarga Hasyim dikenal gagah, budiman, dan sangat
beragama. Sementara keluarga Umayyah dikenal sebagai pekerja yang
ambisius tetapi tidak gagah.
Nah dari keluarga siapakah di Makkah yang layak dipilih untuk tugas
kenabian ?. Tentu saja dari keluarga Hasyim. Dan dari keluarga ini yang
terpilih adalah Nabi Muhammad S.a.w. . Beliau bukan saja gagah, simpatik,
berwibawa , tetapi juga memiliki budi pekerti yang luhur. Sebagaimana
pujian Allah S.W.T. dalam firman Nya

             

        


1. Nun[1489], demi kalam dan apa yang mereka tulis,
2. Berkat nikmat Tuhanmu kamu (Muhammad) sekali-kali bukan orang gila.
3. Dan Sesungguhnya bagi kamu benar-benar pahala yang besar yang
tidak putus-putusnya.
4. Dan Sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung.

[1489] ialah huruf-huruf abjad yang terletak pada permulaan sebagian dari
surat-surat Al Quran seperti: Alif laam miim, Alif laam raa, Alif laam miim
shaad dan sebagainya. diantara ahli-ahli tafsir ada yang menyerahkan
pengertiannya kepada Allah Karena dipandang termasuk ayat-ayat
mutasyaabihaat, dan ada pula yang menafsirkannya. golongan yang
menafsirkannya ada yang memandangnya sebagai nama surat, dan ada

DASAR DASAR PENGENALAN ILMU-ILMU AL- QUR’AN 17


1001 TOPIK MENARIK DALAM AL-QUR'AN

pula yang berpendapat bahwa huruf-huruf abjad itu gunanya untuk menarik
perhatian para Pendengar supaya memperhatikan Al Quran itu, dan untuk
mengisyaratkan bahwa Al Quran itu diturunkan dari Allah dalam bahasa
Arab yang tersusun dari huruf-huruf abjad. kalau mereka tidak percaya
bahwa Al Quran diturunkan dari Allah dan Hanya buatan Muhammad s.a.w.
semata-mata, Maka cobalah mereka buat semacam Al Quran itu.
( A. 1 s/d 4 QS.068 Al-Qalam )

Maka sudah terjawablah mengapa Muhammad , pemuda dari kaum Quraisy


yang terpilih Allah S.W.T. menjadi Nabi dan Rasul Nya yang terakhir
dimuka bumi ini.

Baca penjelasan mengenai profil Nabi Muhammad S.a.w. pada Topik Sirah
Nabawiyah ybs.

C. Nama dan julukan Al-Qur'an

Nama-nama Al Qur'an

1. Al-Qur'an / Bacaan

Firman Allah SWT

            

 
17. Sesungguhnya atas tanggungan kamilah mengumpulkannya (di
dadamu) dan (membuatmu pandai) membacanya.
18. Apabila kami Telah selesai membacakannya Maka ikutilah bacaannya
itu.
19. Kemudian, Sesungguhnya atas tanggungan kamilah penjelasannya.

(A.17-19 QS.075AAl-Qiamah)

           

       


88. Katakanlah: "Sesungguhnya jika manusia dan jin berkumpul untuk
membuat yang serupa Al Quran ini, niscaya mereka tidak akan dapat

DASAR DASAR PENGENALAN ILMU-ILMU AL- QUR’AN 18


1001 TOPIK MENARIK DALAM AL-QUR'AN

membuat yang serupa dengan Dia, sekalipun sebagian mereka menjadi


pembantu bagi sebagian yang lain".
(A.88 QS.017Al-Israa )

Arti kata Al-Qur‘an merupakan mashdar yang maknanya sinonim dengan


kata qira‘ah ( bacaan ). Al-Qur‘an dengan arti qira‘ah menurut pendapat
beberapa Ulama sbb :
Al-Lihyani (wafat 255 H) menjelaskan ― Kata Al-Qur‘an adalah lafal
mashdar yang semakna dengan lafal qiraa‘atan. Dengan demikian kata
Al-Qur‘an berupa mahmuz yang ― hamzah‖ nya asli dan ―nun‖ nya
zaidah (tambahan). Contoh : QS.075 : 17-18
Az-Zujaj
Abu Musa al-Asy‘ari
Al-Fara
Iamam Asy-Syafi‘i

Prof Dr. H.Abdul Jalal H.A. berpendapat bahwa pendapat dari Al-Lihyani
lebih tepat ditinjau dari kaidah-kaidah bahasa Arab dan ilmu sharaf

Menurut istilah al-Qur‘an mempunyai arti sbb


Pertama : Para ahli Ilmu Kalam ( teologi Islam ) berpendapat al=Qur‘an
adalah kalimat yang maha bijaksana yang azali yang tersusun dari huruf-
huruf lafdhiyah , dzihniyah dan ruhiyah. Al Qur‘an adalah lafal yang
diturunkan kepada Nabi Muhammad s.a.w. yang mempunyai keistimewaan-
keistimewaan yang terlepas dari sifat-sifat kebendaan; dan azali.

Kedua : para ulama Ushuliyyin, fuqaha dan Ulama ahli bahasa berpendapat
bahwa al-Qur‘an adalah Kalam Allah yang diturunkan kepada Nabi
Muhammad s.a.w. mulai dari surah al-Fatihah sampai akhir surah an-Nass.

2. Al-Kitab / Kitabullah

Firman Allah

           


1. Alif laam miin[10].
2. Kitab[11] (Al Quran) Ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi
mereka yang bertaqwa[12],

[10] ialah huruf-huruf abjad yang terletak pada permulaan sebagian dari
surat-surat Al Quran seperti: Alif laam miim, Alif laam raa, Alif laam miim
shaad dan sebagainya. diantara ahli-ahli tafsir ada yang menyerahkan
pengertiannya kepada Allah Karena dipandang termasuk ayat-ayat
mutasyaabihaat, dan ada pula yang menafsirkannya. golongan yang

DASAR DASAR PENGENALAN ILMU-ILMU AL- QUR’AN 19


1001 TOPIK MENARIK DALAM AL-QUR'AN

menafsirkannya ada yang memandangnya sebagai nama surat, dan ada


pula yang berpendapat bahwa huruf-huruf abjad itu gunanya untuk menarik
perhatian para Pendengar supaya memperhatikan Al Quran itu, dan untuk
mengisyaratkan bahwa Al Quran itu diturunkan dari Allah dalam bahasa
Arab yang tersusun dari huruf-huruf abjad. kalau mereka tidak percaya
bahwa Al Quran diturunkan dari Allah dan Hanya buatan Muhammad s.a.w.
semata-mata, Maka cobalah mereka buat semacam Al Quran itu.
[11] Tuhan menamakan Al Quran dengan Al Kitab yang di sini berarti yang
ditulis, sebagai isyarat bahwa Al Quran diperintahkan untuk ditulis.
[12] takwa yaitu memelihara diri dari siksaan Allah dengan mengikuti
segala perintah-perintah-Nya; dan menjauhi segala larangan-larangan-Nya;
tidak cukup diartikan dengan takut saja.
( A.1-2 QS.002 Al Baqarah )

            

        


41. Sesungguhnya kami menurunkan kepadamu Al Kitab (Al Quran) untuk
manusia dengan membawa kebenaran; siapa yang mendapat petunjuk
Maka (petunjuk itu) untuk dirinya sendiri, dan siapa yang sesat Maka
Sesungguhnya dia semata-mata sesat buat (kerugian) dirinya sendiri, dan
kamu sekali-kali bukanlah orang yang bertanggung jawab terhadap
mereka.
( A.41 QS.039 Az-Zumar )

Al-Qur‘an sebagai Kitab Allah meskipun seketika ayat itu diturunkan


bbelum merupakan sebuah naskah atau mushaf berupa buku, namun
setiap ayat dan surat yang turun sudah mulai beredar dan sudah mulai
dihafal oleh sahabat-sahabat Rasulullah s.a.w. Tidak usah diragukan lagi
karena tidak ada yang patut diragukan . Dia benar-benar wahyu Tuhan
yang dibawa oleh malaikat Jibril a.s. bukan dikarang-karang saja oleh
Rasulullah s.a.w. yang tidak pandai menulis dan membaca (ummiyin) . Al
Kitab ini menjadi untuk orang yang ingin bertakwa (muttaqin).

3. Al-Furqaan / Pembeda

Firman Allah SWT

         
1. Maha Suci Allah yang Telah menurunkan Al Furqaan (Al Quran) kepada
hamba-Nya, agar dia menjadi pemberi peringatan kepada seluruh
alam[1052],

DASAR DASAR PENGENALAN ILMU-ILMU AL- QUR’AN 20


1001 TOPIK MENARIK DALAM AL-QUR'AN

[1052] maksudnya jin dan manusia.


(A.1 QS.025Al-Furqan )

Firman Allah SWT

            

       


4. Sebelum (Al Quran), menjadi petunjuk bagi manusia, dan dia
menurunkan Al Furqaan[182]. Sesungguhnya orang-orang yang kafir
terhadap ayat-ayat Allah akan memperoleh siksa yang berat; dan Allah
Maha Perkasa lagi mempunyai balasan (siksa).

[182] Al Furqaan ialah Kitab yang membedakan antara yang benar dan
yang salah.
( A.4 QS.003 Ali Imran )

Kata Furqan ( furqana; furqani; furqanan) artinya disebut sebanyak 7 kali


yang artinya petunjuk yang dapat membedakan antara yang haq dengan
yang bathil, dapat juga diartikan dengan pertolongan.
Al Qur‘an yang mengandung 114 surat dan terdiri dari 6236 ayat , menjadi
petunjuk bagi manusia untuk menuju shirathal mustaqim, menempu
sabilillah atau jalan Allah, diapun memberi penjelasan lagi dari isi ajaran
Musa dan Isa serta dari Nabi-nabi lainnya. Al Qur‘an pun memberikan
petunjuk yang umum sifatnya (ijmal), lalu uraiannya (tafshil). Apalagi Nabi
Muhammad s.a.w. sendiri adalah menurut contoh yang dititahkan al-
Qur‘an , maka sikap hidup beliaupun membawa bayyinat penjelasan dan
keterangan dari al-Qur‘an.
Al-Qur‘an adalah Pembeda (al Furqan), penyisihan dan penyaringan juga
penapis diantara yang haq dengan yang bathil; yang baik dengan yang
buruk; yang halal dengan yang haram dll.
Baca : QS.002:53, 185; 003:4; 008:21, 41; 021:48

4. Adz-Dzikr / Peringatan
Firman Allah SWT

       


9. Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al Quran, dan
Sesungguhnya kami benar-benar memeliharanya[793].

[793] ayat Ini memberikan jaminan tentang kesucian dan kemurnian Al


Quran selama-lamanya.
( A.9 QS.015 Al-Hijr )

DASAR DASAR PENGENALAN ILMU-ILMU AL- QUR’AN 21


1001 TOPIK MENARIK DALAM AL-QUR'AN

Firman Allah SWT

           

 
44. Keterangan-keterangan (mukjizat) dan kitab-kitab. dan kami turunkan
kepadamu Al Quran, agar kamu menerangkan pada umat manusia apa
yang Telah diturunkan kepada mereka[829] dan supaya mereka
memikirkan,

[829] Yakni: perintah-perintah, larangan-larangan, aturan dan lain-lain yang


terdapat dalam Al Quran.
( A.44 QS.016 An-Nahl )

Al-Qur‘an adalah peringatan , yang utama sekali mengajak orang berfikir


tentang dirinya; tentang hidupnya; tentang Tuhannya dan hubungan
dengan Tuhannya itu.
Kewajiban Nabi Muhammad s.a.w. adalah menyampaikan peringatan dari al
Qur‘an itu, bukanlah kewajiban yang baru , melainkan sambungan
matarantai dari rencana Tuhan membimbing dan memberi petunjuk umat
manusia yang telah dimulai sejak Nabi Adam a.s. sampai kepada Nabi
Muhammad s.a.w.. Semua kitab-kitab samawi (Al-Qur‘an, Taurat, Injil,
Zabur dll) adalah berisi peringatan (adz Dzikr).

5. Al-Maui'zhah / Nasihat, Pelajaran


Firman Allah SWT

          

   


57. Hai manusia, Sesungguhnya Telah datang kepadamu pelajaran dari
Tuhanmu dan penyembuh bagi penyakit-penyakit (yang berada) dalam
dada dan petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang beriman.
( A.57 QS.010.Yunus)

DASAR DASAR PENGENALAN ILMU-ILMU AL- QUR’AN 22


1001 TOPIK MENARIK DALAM AL-QUR'AN

      


138. (Al Quran) Ini adalah penerangan bagi seluruh manusia, dan petunjuk
serta pelajaran bagi orang-orang yang bertakwa.
( A.138 QS.003 Ali Imran )

Al-Qur‘an berisi pengajaran atau tuntunan , baik dalam pembangunan


akhlak atau karakter ; sikap hidup ; ataupun didalam mengamalkan suatu
pekerjaan. Al Qur‘an adalah pendidikan untuk memperhalus sikap jiwa.
Dengan pengajaran al-Qur‘an itu, dapatlah hamba-hamba Allah
membedakan mana yang baik diantara yang buruk; mana pekerjaan yang
diridhai Allah dan mana pekerjaan yang dikutuk Nya; Mana pula sikap dan
pekerjaan yang akan membawa keuntungan lahir dan bathin.
Dengan terang-terangan beberapa ayat al Qur‘an itu menganjurkan
pekerjaan baik misalnya : tolong menolong; hormat menghormati; berkasih
sayang dan bersedekah. Dengan terang-terangan pula al Qur‘an
melarang peerbuatan jahat seperti : mencuri harta orang lain; meminum
minuman yang merusak akal; berzina; memakan harta anak yatim dll.
Banyak ayat yang menyuruh memegang amanat; menepati janji;
menghukum dengan adil; menghormati ayah bunda; menghormati guru.
Semua itu adalah pengajaran dan didikan agar baik lah hubungan diantara
manusia dengan Allah dan diantara manusia dengan manusia . Nasihat
langsung dari Tuhan, bukan filsafat hasil akal manusia. Ini semua untuk
kebahagiaan hidup hamba-hamba Allah pada tiap-tiap waktu dan tempat.

6. Asy-Syifa / Obat, Penawar

Firman Allah SWT

            

          

          
44. Dan Jikalau kami jadikan Al Quran itu suatu bacaan dalam bahasa
selain Arab, tentulah mereka mengatakan: "Mengapa tidak dijelaskan ayat-
ayatnya?" apakah (patut Al Quran) dalam bahasa asing sedang (rasul
adalah orang) Arab? Katakanlah: "Al Quran itu adalah petunjuk dan
penawar bagi orang-orang mukmin. dan orang-orang yang tidak beriman
pada telinga mereka ada sumbatan, sedang Al Quran itu suatu kegelapan
bagi mereka[1334]. mereka itu adalah (seperti) yang dipanggil dari tempat
yang jauh".

DASAR DASAR PENGENALAN ILMU-ILMU AL- QUR’AN 23


1001 TOPIK MENARIK DALAM AL-QUR'AN

[1334] yang dimaksud Suatu kegelapan bagi mereka ialah tidak memberi
petunjuk bagi mereka.
( A.44 QS.041 Fushshilat )

Al Qur‘an disebut asy-Syifa karena ia adalah suatu obat bagi apa yang ada
dalam dada (hati nurani, hati sanubari ) Dalam arti yang lebih luas lagi
adalah akal, budi, ilmu pengetahuan , perasaan, termasuk didalamnya
naluri, kekuatan yang mempengaruhi hidup kita, syahwat, hawa nafsu,
marah , hiba dll.
Al Qur‘an mengandung suatu obat bagi hati dari penyakit-penyakit hati
seperti : kufur; nifak; fasik; bid‘ah; musyrik; riya; dengki; ujub; sombong;
bakhil; ghurur; amarah yg zalim; cinta keduniawian; mengikuti hawa nafsu;
cinta kedudukan dst.
Dalam dunia kedokteran banyak dikenal berbagai sakit jiwa seperti: stress;
gila; larut dalam kesedihan; angan-angan dll, yang salah satu terapinya
adalah do‘a, pembinaan mental, rehabilitasi medis dll.
Banyak juga orang-orang yang mengalami problem jiwa lalu berobat
kepada kyai; Ulama untuk mendapat petunjuk mengatasi problem dengan
dasar petunjuk Al Qur‘an dan Al Hadits.

Imam al baihaqi menceriterakan dalam kitabnya ― Syabul Imam ― suatu


hadits dari Wailah bin al Asqa, bahwa seseorang mengadukan kepada
Rasulullah s.a.w. bahwa kerongkongannya sakit, lalu Nabi s.a.w. bersabda
― Hendaklah engkau baca al Qur‘an dan minum madu, sebab al-Qur‘an
adalah obat dari apa yang ada dalam dada (hati) dan madu obat dari tiap-
tiap penyakit ―
Sedang penjelasan al Hasan al-Bishri yang dirawikan Abusy Syaikh,
bahwa Nabi s.a.w. bersabda ― Tuhan Allah telah menjadikan al Qur‘an itu
jadi obat bagi apa yang ada didalam dada kamu, bukan obat dari penyakit
kamu ―

Keterangan-keterangan diatas menambah jelas bahwa yang diobati dengan


al Qur‘an- dengan memahami isinya- yang diobati adalah hati / jiwa kita .
Bertambah mendalam memahami isi kandungan al Qur‘an , bertambah
teguhlah hati menghadapi segala perjuangan hidup, Menjadi tenang dikala
suka maupun duka- lalu penyakit phisik berobat lah ke akhlinya ( dokter,
tabib, sinshe dll )danm tetap bertawakal kepada Allah Yang Maha
Penyembuh.

DASAR DASAR PENGENALAN ILMU-ILMU AL- QUR’AN 24


1001 TOPIK MENARIK DALAM AL-QUR'AN

7. Al-Huda / Petunjuk

Firman Allah SWT

             

 

13. Dan Sesungguhnya kami tatkala mendengar petunjuk (Al Quran), kami
beriman kepadanya. barangsiapa beriman kepada Tuhannya, Maka ia tidak
takut akan pengurangan pahala dan tidak (takut pula) akan penambahan
dosa dan kesalahan.
( A.13 QS.072 Al Jin )

Al Qur‘an adalah Hudan yang berarti petunjuk , al Qur‘an adalah petunjuk


jalan; pemandu atau pelopor; untuk menempuh belantara kehidupan ,
supaya kita tidak tersesat. Sebab baru sekali ini kita dating ke dunia ini,
bukan reinkarnasi masa lalu. Jangan sesat dalam itikad dan kepercayaan ,
jangan salah didalam amal dan ibadat, menuntun akal, agama dan
kemasyarakatan,
Al Qur‘an sebagai Rahmat yaitu karunia kasih sayang Allah kepada orang-
orang yang beriman. Rahmat ini adalah hasil dari ketiga aspek (al
Mauizhah, Asy Syifa dan al Huda ). Bila pengajaran Tuhan dipegang
teguh, bila al Qur‘an dijadikan obat hati penawar kalbu dan dijadikan
petunjuk dalam perjalanan hidup, pastilah akan dirasakan Rahmat Ilahi
bagi diri, rumah tangga dan masyarakat,
Dengan memegang pengajaran Tuhan , otak akan terang, dengan
memegang resep dan ramuan Tuhan kalbu pun bersih dari penyakit.
Denagn memegang hidayah Tuhan, terhindar ia dari kesesatan. Ketiganya
menumbuhkan rahmat dalam peri kehidupan yaitu
rahmat Tuhan yang meliputi kita
Rahmat itupun tumbuh dalam hati snubarti kita, hilanglah rasa benci
dan berbagai penyakit hati lainnya. Karena rasa rahmat inilah perhiasan
hidup orang mukmin.
Al Qur‘an sebagai rahmat adalah sebagai pertanda dari kasih saying Allah
kepada seluruh manusia bahkan bagi seluruh isi alam . Dan Nabi
Muhammad s.a.w. adalah Rahmat untuk sekalian ala mini (QS.021:107 )

DASAR DASAR PENGENALAN ILMU-ILMU AL- QUR’AN 25


1001 TOPIK MENARIK DALAM AL-QUR'AN

8. Al-Hikmah / Kebijaksanaan

Firman Allah SWT

              

    


39. Itulah sebagian hikmah yang diwahyukan Tuhanmu kepadamu. dan
janganlah kamu mengadakan Tuhan yang lain di samping Allah, yang
menyebabkan kamu dilemparkan ke dalam neraka dalam keadaan tercela
lagi dijauhkan (dari rahmat Allah).
( A.39 QS.017 Al-Israa')

    


2. Inilah ayat-ayat Al Quran yang mengandung hikmat,
( A.2 QS.031 Luqman )

Didalam Al Kitab al-Hakim itulah diuraikan petunjuk bagi hambaNya , untuk


menjalani kehidupan didunia fana ini, didalamnya memuat perintah berbuat
ma‘ruf dan dicegah berbuat yang mungkar, berbuat mana yang manfaat
dan meninggalkan mana yang merugikan.

9. Al-Hukmu / Keputusan

Firman Allah SWT

           

        


37. Dan Demikianlah, kami Telah menurunkan Al Quran itu sebagai
peraturan (yang benar) dalam bahasa Arab[776]. dan seandainya kamu
mengikuti hawa nafsu mereka setelah datang pengetahuan kepadamu,
Maka sekali-kali tidak ada pelindung dan pemelihara bagimu terhadap
(siksa) Allah.
[776] keistimewaan bahasa Arab itu antara lain ialah: 1. sejak zaman
dahulu kala hingga sekarang bahasa Arab itu merupakan bahasa yang

DASAR DASAR PENGENALAN ILMU-ILMU AL- QUR’AN 26


1001 TOPIK MENARIK DALAM AL-QUR'AN

hidup, 2. bahasa Arab adalah bahasa yang lengkap dan luas untuk
menjelaskan tentang ketuhanan dan keakhiratan. 3. bentuk-bentuk kata
dalam bahasa Arab mempunyai tasrif (konjugasi) yang amat luas sehingga
dapat mencapai 3000 bentuk peubahan, yang demikian tak terdapat dalam
bahasa lain.
( A.37 QS.013 Ar-Rad )

Al-Qur‘an turun dalam bahasa Arab isinya ialah Hukum (yang memutuskan)
menjelaskan garis pemisah diantara kegelapan Jahiliyah (kebodohan
masyarakat )
Dengan Nurul Islam. Pemisah diantara yang haq dengan yang bathil,
menjelaskan halal dan haram. Al Qur‘an menegaskan bahwa didalam
menegakkan hokum tidak boleh ada tenggang-meneggang (Jawa ―ewuh
pakewuh‖). Pokok Hukum adalah Al Haq (Kebenaran), dan selain dari
kebenaran hanyalah kebathilan.
Kalau kebenaran yang tunggal dari Allah (al Qur‘an ) maka Allah berjanji
akan melindungi dan Allah lah yang akan menghambat segala bahaya yang
mengancam. Kebenaran janganlah sampai berubah karena bila berubah
sedikit saja namanya bukan kebenaran lagi. Laksana satu ember air suci,
bila kedalamnya dimasukkan setetes air kencing, najislah air se-ember itu.
Itulah hukum dalam al-Qur‘an.

10. Al- Khoir / Kebaikan

Firman Allah SWT

            

            

 

105. Orang-orang kafir dari ahli Kitab dan orang-orang musyrik tiada
menginginkan diturunkannya sesuatu kebaikan kepadamu dari
Tuhanmu. dan Allah menentukan siapa yang dikehendaki-Nya
(untuk diberi) rahmat-Nya (kenabian); dan Allah mempunyai
karunia yang besar.
( A.105 QS.002 Al Baqarah )

Sejak Nabi Adam a.s. sudah ada lk.124.000 Nabi dan lk.300 Rasul,
kesemuanya membawa ajaran yang satu yaitu Tauhid bahwa Allah itu
Maha Esa. Nabi Muhammad s.a.w. yang kedatangannya sudah di

DASAR DASAR PENGENALAN ILMU-ILMU AL- QUR’AN 27


1001 TOPIK MENARIK DALAM AL-QUR'AN

informasikan kepada ahli Kitab (Yahudi dan Nasrani ) bahwa Muhammad


s.a.w adalah Nabi terakhir yang membawa ajaran yang menyempurnakan
ajaran-ajaran kitab terdahulu. Ahli Kitab telah berikrar akan mengikuti dan
mentaati ajaran Islam dan Al Qur‘an nya. Namun iri dengki telah
mengalahkan mereka sehingga mereka ingkar janjinya. Maka ahlul Kitab
Yahudi dan Nasrani , demikian juga orang-orang musyrik tidak merasa
senang melihat al Khoir ( al Qurt‘an ) itu turun kepada Nabi Muhammad
s.a.w. Namun Allah SWT telah menetapkan siapa yang dikehendaki untuk
diberikan karunia dan rahmat Nya.

11. Ar- Ruh / Ruh, Jiwa

Firman Allah SWT

            

            

   


52. Dan Demikianlah kami wahyukan kepadamu wahyu (Al Quran) dengan
perintah kami. sebelumnya kamu tidaklah mengetahui apakah Al Kitab (Al
Quran) dan tidak pula mengetahui apakah iman itu, tetapi kami menjadikan
Al Quran itu cahaya, yang kami tunjuki dengan dia siapa yang kami
kehendaki di antara hamba-hamba kami. dan Sesungguhnya kamu benar-
benar memberi petunjuk kepada jalan yang lurus.
(A.52 QS.042 Asy Syuura )

Al Qur‘an adalah wahyu Ilahi atau Ruh , tegasnya Ruh dari ruh. Karena
kalau manusia itu hanya dengan ruh ini , wahyu adalah untuk menjiwai roh;
dan menghidupkan hati serta ruh menjiwai badan. Maka al Qur‘an selain
dia sebagai Ruh yang memberikan yang sejati bagi jiwa, diapun Nur cahaya
yang memberi sinar bagi hidup itu. Lalu diangkat Nabi Muhammad s.a.w.
menjadi pemimpinnya, memimpin ke jalan lurus yaitu jalan Allah SWT.

12. Al Bayan / Keterangan


Firman Allah SWT

          

             

DASAR DASAR PENGENALAN ILMU-ILMU AL- QUR’AN 28


1001 TOPIK MENARIK DALAM AL-QUR'AN

            

        


185. (beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang
di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Quran sebagai petunjuk bagi
manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda
(antara yang hak dan yang bathil). Karena itu, barangsiapa di antara kamu
hadir (di negeri tempat tinggalnya) di bulan itu, Maka hendaklah ia
berpuasa pada bulan itu, dan barangsiapa sakit atau dalam perjalanan (lalu
ia berbuka), Maka (wajiblah baginya berpuasa), sebanyak hari yang
ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain. Allah menghendaki
kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu. dan
hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan hendaklah kamu
mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya
kamu bersyukur.

( A.185 QS.002 Al Baqarah )

      


138. (Al Quran) Ini adalah penerangan bagi seluruh manusia, dan petunjuk
serta pelajaran bagi orang-orang yang bertakwa.
(A.138 QS.003 Ali Imran )

Mempelajari kisah-kisah Nabi-nabi dengan umatnya terdahulu, yang


terdapat dalam al Qur‘an, kita banyak mendapat manfaat baik dari sisi ke
ilmuannya seperti: sejarah; arkeologi; ke tata negaraan dll. Walaupun al
Qur‘an tidak menyajikannya secara lengkap. Al Qur‘an banyak
menjelaskan sepak terjang manusia-manusia lalim yang berakhir dengan
kehancuran baik pribadi maupun kehancuran kaum seperti : Fir‘aun; kaum
Aad; kaum Tsamud; kaum Luth dll
Serta pesan-pesan filosofisnya yang dikemas secara indah. Nabi
Muhammad s.a.w. yang ummi juga sehabat-sahabat beliau bukanlah ahli-
ahli sejarah, dan kondisi masyarakat Arab ketika itu (zaman Nabi
Muhammad s.a.w. hidup ) adalah masyarakat Jahiliyah baik sisi akidah
maupun ke ilmuan.
Dengan memperhatikan berbagai informasi dalam al Qur‘an dapatlah
diketahui betapa luasnya arti takwa , al Qur‘an menjelaskan secara panjang
lebar tentang takwa, termasuk diantaranya kewaspadaan terhadap musuh,
taat terhadap komando pimpinan.

DASAR DASAR PENGENALAN ILMU-ILMU AL- QUR’AN 29


1001 TOPIK MENARIK DALAM AL-QUR'AN

13. Bashair / Pedoman , Bukti Nyata


Firman Allah SWT

               

         


203. Dan apabila kamu tidak membawa suatu ayat Al Quran kepada
mereka, mereka berkata: "Mengapa tidak kamu buat sendiri ayat itu?"
Katakanlah: "Sesungguhnya Aku Hanya mengikut apa yang diwahyukan
dari Tuhanku kepadaku. Al Quran Ini adalah bukti-bukti yang nyata dari
Tuhanmu, petunjuk dan rahmat bagi orang-orang yang beriman."
( A.203 QS.007 Al—A'raaf )

       


20. Al Quran Ini adalah pedoman bagi manusia, petunjuk dan rahmat bagi
kaum yang meyakini.
( A.20 QS.045 Al Jatsiyah )

Al Qur‘an disebut juga Bashair (undang-undang/pedoman ) untuk


kehidupan, menganjurkan hidup yang bahagia , melarang menempuh
bahaya. Sehingga orang yang memegang teguh undang-undang ini, ia
terjamin tidak akan melanggar undang-undang Negara yang melarang
kejahatan, sebab tempat takutnya ialah Allah SWT. Bashair berarti juga
menjauhi berbuat jahat, Karen pandang bathin yang insyaf. Al Qur‘an
juga petunjuk , bimbingan dan pimpinan untuk mencapai kemuliaan budi.
Sebab itu al Qur‘an pun menjadi rahmat yang kekal abadi. Tapi semua itu
hanya dapat dirasakan oleh orang-orang yang yakin. Adapun orang yang
tidak yakin walaupun al Qur‘an di mkhatamkan setiap harinya tidaklah ia
mengecap rahmat al Qur‘an.

14. An-Nuur / Cahaya


Firman Allah SWT

           
8. Maka berimanlah kamu kepada Allah dan rasul-Nya dan kepada cahaya
(Al-Quran) yang Telah kami turunkan. dan Allah Maha mengetahui apa yang
kamu kerjakan.
( A.8 QS.064 At-Taghabun )

DASAR DASAR PENGENALAN ILMU-ILMU AL- QUR’AN 30


1001 TOPIK MENARIK DALAM AL-QUR'AN

Al Qur‘an adalah An-Nur ( Cahaya ) yaitu wahyu yang diturunkan Allah


kepada Rasulullah s.a.w. Sebab Allah tidaklah dapat dilihat dengan mata,
demikian juga Nabi Muhammad s.a.w. sudah wafat, tetapi cahaya yang
diturunkan Tuhan itu ( al Qur‘an ) tetaplah menjadi satu dokumen asli yang
tidak pernah berubah, yang ditinggalkan oleh Rasulullah s.a.w. untuk
menjadi cahaya bagi manusia.

15. Al-Muthahharah / Yang Disucikan

Firman Allah SWT

  


14. Yang ditinggikan lagi disucikan,
( A.14 QS.080 'Abasa )

      


2. (yaitu) seorang Rasul dari Allah (Muhammad) yang membacakan
lembaran-lembaran yang disucikan (Al Quran),
(A.2. QS.098 Al Bayyinah )

Al Qur‘an adalah al muthahharah ( lembaran-lembaran yang suci ) Suci dari


campur tangan manusia, tidak diselipkan didalamnya kata-kata orang
walaupun kata Muhammad s.a.w. sendiri. Bersih suci dari keraguan, suci
dari sifat munafik dan suci dari kesesatan.
Qatadah berkata ― Suci dari bathil ―- ― Suci daripada Dusta, syubhat dan
kufur ―. Dan didalam al Qur‘an bertemu berbagai perintah yang disebut
kitab ―: Kutiba ‗alaikum‖ Diperintahkan keatas dirimu. Dadalam lembaran
Kitab Suci itu termaktublah peraturanperaturan , perintah dan larangan
yang dipikulkan ke atas pundakmanusia, untuk keselamatan mereka di
dunia dan akhirat.
Peraturan dalam al Qur‘an itu adalah lurus, tegas dan kokoh, yang telah
mengguncangkan musyrikin, kafirin, ahlul Kitab Yahudi dan Nasrani yang
semula merasa kepercayaan terhadap berhala, kekokohannya memegang
kitab Taurat, Injil. Kini mendapat saingan al Qur‘an yang memberikan
keterangan dan bukti-bukti kuat, kokoh.
Segala kepercayaan yang telah lama dipegang sebagai pusaka, laksana
barang larangan yang tidak boleh dobongkar atau di utak atik, kini dengan
adanya al Qur‘an menjadi meragukan. Al Qur‘an yang diajarkan Nabi
Muhammad s.a.w. mengetuk hati sanubari, mengajak akal supaya berfikir,
dan telah menempatkan manusia sebagai makhluk mulia sebagai khalifah
di muka bumi ini disamping sebagai hamba Allah.

DASAR DASAR PENGENALAN ILMU-ILMU AL- QUR’AN 31


1001 TOPIK MENARIK DALAM AL-QUR'AN

Fungsi Al-Qur'an

1. Kitab Berita dan Kabar

Firman Allah SWT

      


1. Tentang apakah mereka saling bertanya-tanya?
2. Tentang berita yang besar[1544],

[1544] yang dimaksud dengan berita yang besar ialah berita tentang hari
berbangkit.
( A.1-2 QS.078 An-Naba )

2. Kitab Hukum dan PerUndang-Undangan

           

              

           

        


49. Dan hendaklah kamu memutuskan perkara di antara mereka menurut
apa yang diturunkan Allah, dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu
mereka. dan berhati-hatilah kamu terhadap mereka, supaya mereka tidak
memalingkan kamu dari sebahagian apa yang Telah diturunkan Allah
kepadamu. jika mereka berpaling (dari hukum yang Telah diturunkan
Allah), Maka Ketahuilah bahwa Sesungguhnya Allah menghendaki akan
menimpakan mushibah kepada mereka disebabkan sebahagian dosa-dosa
mereka. dan Sesungguhnya kebanyakan manusia adalah orang-orang yang
fasik.
50. Apakah hukum Jahiliyah yang mereka kehendaki, dan (hukum)
siapakah yang lebih baik daripada (hukum) Allah bagi orang-orang yang
yakin ?
( A.49-50 QS.005 Al Maidah )

DASAR DASAR PENGENALAN ILMU-ILMU AL- QUR’AN 32


1001 TOPIK MENARIK DALAM AL-QUR'AN

3. Kitab Jihad

Firman Allah SWT

          
69. Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridhaan) kami, benar-
benar akan kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan kami. dan
Sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik.

(A.69 QS.29 Al Ankabut )

4. Kitab Tarbiyah

Firman Allah SWT

            

            

  

79. Tidak wajar bagi seseorang manusia yang Allah berikan kepadanya Al
kitab, hikmah dan kenabian, lalu dia Berkata kepada manusia: "Hendaklah
kamu menjadi penyembah-penyembahku bukan penyembah Allah." akan
tetapi (Dia berkata): "Hendaklah kamu menjadi orang-orang rabbani[208],
Karena kamu selalu mengajarkan Al Kitab dan disebabkan kamu tetap
mempelajarinya.

[208] Rabbani ialah orang yang Sempurna ilmu dan takwanya kepada Allah
s.w.t.
( A.79 QS.003 Ali Imran )

DASAR DASAR PENGENALAN ILMU-ILMU AL- QUR’AN 33


1001 TOPIK MENARIK DALAM AL-QUR'AN

5. Pedoman Hidup

Firman Allah SWT

           

             
50. Maka jika mereka tidak menjawab (tantanganmu) Ketahuilah bahwa
Sesung- guhnya mereka hanyalah mengikuti hawa nafsu mereka (belaka).
dan siapakah yang lebih sesat daripada orang yang mengikuti hawa
nafsunya dengan tidak mendapat petunjuk dari Allah sedikitpun. Sesung-
guhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim.

( A.50 QS.028 Al-Qashash )

6. Kitab Ilmu Pengetahuan

Firman Allah SWT

             

          
1. Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan,
2. Dia Telah menciptakan manusia dari segumpal darah.
3. Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha pemurah,
4. Yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam[1589],
5. Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.

[1589] Maksudnya: Allah mengajar manusia dengan perantaraan tulis


baca.
( A.1-5 QS.096 Al-'Alaq )

DASAR DASAR PENGENALAN ILMU-ILMU AL- QUR’AN 34


1001 TOPIK MENARIK DALAM AL-QUR'AN

D. Proses Penurunan Al-Qur'an

NUZUL AL-QUR'AN

Prof. Dr.H.Abdul Djalal H.A. 4 menjelaskan Pengertian Nuzulul Qur‘an


sebagai berikut
Jumhur Ulama . antara lain Ar-Razi, Imam As-Suyuti, Az-Zarkasyi dll
mengatakan arti Nuzulul Qur‘an itu secara hakiki tidak cocok untu Al-
Qur'an sebagai Kalam Allah yang berada pada Zat Nya . Sebab dengan
memakai ungkapan ― diturunkan ― , menghendaki adanya materi
kalimat atau lafal atau tulisan atau huruf yang riel yang harus
diturunkan. Karena itu arti kalimat Nuzulul Qur‘an itu harus dipakai
makna majazi, yaitu menetapkan /memantapkan /memberitahukan
/memahamkan / menyampaikan Al-Qur'an ― Baik disampaikannya Al-
Qur'an ke Lauhil Mahfudh atau ke Baitul Izzah di langit dunia, maupun
kepada Nabi Muhammad S.a.w. sendiri.
Sebagian Ulama lainnya seperti Imam Ibnu Taimiyah dkk mengatakan
pengertian Nuzulul Qur‘an itu juga tidak perlu dialihkan dari arti hakiki
pada arti majazi. Maka kata Nuzulul Qur‘an itu berarti ― turunnya Al-
Qur'an ― Sebab arti tersebut sudah biasa digunakan dalam bahasa Arab.

Proses Turunnya Al-Qur'an

Prof.DR.H.Muhammad Amin Suma,SH,MA.5 Menjelaskan bahwa setap


definisi Al-Qur'an yang diberikan para ulama selalu menggunakan istilah
wahyu/kalam/kitab Allah S.W.T. yang diturunkan kepada Nab Muhammad
S.a.w. . Kata tanzil atau kata-kata yang semakna dengannya banyak
diketemukan dalam Al-Qur'an seperti firman Nya

             

  


105. Sesungguhnya kami Telah menurunkan Kitab kepadamu dengan
membawa kebenaran, supaya kamu mengadili antara manusia dengan apa
yang Telah Allah wahyukan kepadamu, dan janganlah kamu menjadi
penantang (orang yang tidak bersalah), Karena (membela) orang-orang
yang khianat[347],

DASAR DASAR PENGENALAN ILMU-ILMU AL- QUR’AN 35


1001 TOPIK MENARIK DALAM AL-QUR'AN

[347] ayat Ini dan beberapa ayat berikutnya diturunkan berhubungan


dengan pencurian yang dilakukan Thu'mah dan ia menyembunyikan
barang curian itu di rumah seorang Yahudi. Thu'mah tidak mengakui
perbuatannya itu malah menuduh bahwa yang mencuri barang itu orang
Yahudi. hal Ini diajukan oleh kerabat-kerabat Thu'mah kepada nabi s.a.w.
dan mereka meminta agar nabi membela Thu'mah dan menghukum orang-
orang Yahudi, kendatipun mereka tahu bahwa yang mencuri barang itu
ialah Thu'mah, nabi sendiri hampir-hampir membenarkan tuduhan Thu'mah
dan kerabatnya itu terhadap orang Yahudi.
( A.105 QS.004 An Nisa )

        


2. Turunnya Al-Quran yang tidak ada keraguan di dalamnya, (adalah) dari
Tuhan semesta alam.
(A.2. QS.032.As-Sajdah )

            



6. Katakanlah: "Al Quran itu diturunkan oleh (Allah) yang mengetahui


rahasia di langit dan di bumi. Sesungguhnya dia adalah Maha Pengampun
lagi Maha Penyayang."
(A.6.QS.025 Al Furqan )

      


23. Sesungguhnya kami Telah menurunkan Al Quran kepadamu (hai
Muhammad) dengan berangsur-angsur.

(A.23.QS.076 Al-Insan )

Ke empat ayat diatas masing-masing menggunakan kata anzalna, tanzil,


anzala dan nazzalna yang semuanya berkisar pada arti turun. Menurut
‗Abd al-‗Azhim Ma‘ani dan Ahmad al Ghundur, penggunaan istilah Al-
Qur'an itu ― diturunkan ― oleh Allah S.W.T. kepada Nab Muhammad S.a.w.
Besar dugaan karena dua hal

DASAR DASAR PENGENALAN ILMU-ILMU AL- QUR’AN 36


1001 TOPIK MENARIK DALAM AL-QUR'AN

1. Mungkin karena Allah S.W.T. sebagai sumber wahyu adalah Dzat Yang
Maha Tinggi, sedangkan yang selain Allah S.W.T. adalah rendah
termasuk diri Nab Muhammad S.a.w. .
2. Juga boleh jadi mengingat Malaikat Jibril a.s. yang menyampaikan Al-
Qur'an kepada Nab Muhammad S.a.w. itu turun dari arah arah langit
dalam hal ini alam Ruh.

Ada beberapa pendapat mengenai proses penurunanQuran dari Allah


S.W.T. sampai kepada Nabi Muhammad S.a.w.
Pertama : Kelompok yang berpendapat bahwa Al-Qur'an diturunkan
sekaligus ( dari awal sampai akhir ) ke langit dunia pada malam Qadar.
Kemudian setelah itu diturunkan secara berangsur-angsur dalam tempo 20
s/d 25 tahun (sesuai dengan beberapa pendapat kelompok ini ).

Kedua : Kelompok yang berpendirian bahwa Al-Qur'an diturunkan kelangit


dunia bagian demi bagian ( tidak sekaligus ) pada setiap malam al- Qadar ,
karena tidak ada kesepakatan dikalangan kelompok ini . Jadi menurut
kelompok ini penurunan Al-Qur'an bagaikan system paket yang dilakukan
sekali dalam setahun, yakni pada setiap malam al-Qadar.

Ketiga : Kelompok yang menyimpulkan bahwa Al-Qur'an itu untuk pertama


kali diturunkan pada malam al-Qadar sekaligus dari Lauh Mahfudz ke Bait
al-Izzah dan kemudian setelah diturunkan sedikit demi sedikit dalam
berbagai kesempatan sepanjang masa kenabian/kerasulan Nabi
Muhammad S.a.w.

Muhammad ‗Abd al-‗Azhim al-Zarqani, dalam bukunya Manahil al-Irfan fi


‗Ulum al-Qur‘an, h.43-47 berpendapat bahwa penurunan Al-Qur'an melalui
tiga tahap

Tahapan pertama , Al-Qur'an diturunkan Allah S.W.T. ke Lauh al-Mahfuzh,


sesuai dengan firman Nya

        


21. Bahkan yang didustakan mereka itu ialah Al Quran yang mulia,
22. Yang (tersimpan) dalam Lauh Mahfuzh.

(A.21-22 QS.085.Al-Buruj )

Al Zarqani tidak menyinggung lebih jauh tentang penurunan Al-Qur'an ke


Lauh al-Mahfuzh ini. Ia hanya menyatakan bahwa kapan dan cara persisnya
hanya Allah S.W.T. saja yang tahu.

Catatan : Kata Lauhin Mahfudin terdiri atas kata lauh dan kata mahfudz.
Lauh artinya papan, seperti kata lauh al-kitabah artinya papan tulis

DASAR DASAR PENGENALAN ILMU-ILMU AL- QUR’AN 37


1001 TOPIK MENARIK DALAM AL-QUR'AN

Sedangkan kata mahfudin /mahfudz artinya dipelihara.


Al-Zamahsyari dalam bukunya al-Kasysyaf h.240 menjelaskan kata ― al
lauh‖ adalah al-hawa , yakni al-luh ( yang terdapat ) di atas lanmgit
ketujuh yang didalamnya terdapat al-lauh. SEdangkan kata mahfudz
yang terambil dari kata hafizha artinya yang dipelihara, arsip atau file.
Dengan demikian secara harfiah lauhin mahfudin artinya adalah papan
yang dipelihara atau papan arsip (file )
Al-Qasimi ( dalam tafsir al-Qasimi j.16-17 hal.6119 ), mengutip pendapat
Al_tahabari yang menyatakan bahwa Al-Qur'an yang sangat agung itu
dipelihara ( mahfudz ) dari kemungkinan perubahan, pergantian dalam
sebuah lauh. Al-Qur'an yang agung itu terpelihara dari kemungkinan
adanya penambahan didalamnya, atau pengurangan dari padanya; dari
apa-apa yang telah Allah S.W.T. tetapkan didalamnya
Ahmad Musthafa al Maraghi mengingatkan kita bahwa al-lauh al-
mahfudz itu adalah sesuatu yang Allah S.W.T. informasikan kepada kita
, bahwa lebih dari itu Allah S.W.T. percayakan kepadanya kitab Nya;
Tetapi Allah S.W.T. tidak memberikan batasan tentang hakikat atau
substansinya. SDehubungan dengan itu maka kita hanya berkewajiban
untuk mengimani ( keberadaan ) lauh mahfudh itu jauh di luar batas-
batas yang telah disampaikan oleh al-ma‘shum Nabi Muhammad S.a.w. .

Tahapan kedua : Al-Qur'an diturunkan dari Lauh Mahfuzh ke Bayt al-Izzah


di langit dunia, sesuai dengan firman Nya

         


3. Sesungguhnya kami menurunkannya pada suatu malam yang
diberkahi[1369] dan Sesungguhnya Kami-lah yang memberi peringatan.

[1369] malam yang diberkahi ialah malam Al Quran pertama kali


diturunkan. di Indonesia umumnya dianggap jatuh pada tanggal 17
Ramadhan.
( A.3 QS.044 Al Dukhan )

     


1. Sesungguhnya kami Telah menurunkannya (Al Quran) pada malam
kemuliaan[1593].

[1593] Malam kemuliaan dikenal dalam bahasa Indonesia dengan malam


Lailatul Qadr yaitu suatu malam yang penuh kemuliaan, kebesaran, Karena
pada malam itu permulaan Turunnya Al Quran.
( A.1. QS.097 Al-Qadar )

DASAR DASAR PENGENALAN ILMU-ILMU AL- QUR’AN 38


1001 TOPIK MENARIK DALAM AL-QUR'AN

          

 
185. (beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang
di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Quran sebagai petunjuk bagi
manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan
pembeda (antara yang hak dan yang bathil
( A.185 QS.002 Al Baqarah )

Ketiga ayat tersebut menegaskan bahwa Al-Qur'an diturunkan pada suatu


malam yang dinamakan Lailan Mubarakah dan Lailah al-Qadar, yang
terjadi pada bulan Ramadhan. Ini sesuai pula dengan beberapa riwayat
sbb
Artinya : Dari Ibn ‗Abbas r.a. sesungguhnya dia berkata ― Al-Qur'an
diturunkan sekaligus ke langit kedua pada malam al-Qadar, kemudian
setelah itu diturunkan dalam waktu 20 tahun ( ditakhrij oleh al-Nasa‘I , al-
Hakim dan al-Bayhaqi )

Artinya : Dari Ibnu Abbas r.a. ia berkata ― Sesungguhnya Al-Qur'an itu


diturunkan di bulan Ramadhan ( tepatnya ) pada malam al-Qadar sekaligus,
kemudian diturunkan bagian demi bagiannya secara berangsur-angsur
pada beberapa bulan dan beberapa hari ― ( ditakhrijkan oleh Ibn Mardawaih
dan al-Bayhaqi )

Tahapan ketiga atau terakhir , Al-Qur'an diturunkan dar Bayt al-‗Izzah


kepada Nabi Muhammad S.a.w. dengan perantaraan Malaikat Jibril a.s.
seperti firman Nya

          
193. Dia dibawa turun oleh Ar-Ruh Al-Amin (Jibril),
194. Ke dalam hatimu (Muhammad) agar kamu menjadi salah seorang di
antara orang-orang yang memberi peringatan,

( A.193-194 QS.026 al-Syu‘ara )

Ayat Pertama dan Yang Terakhir yang diterima Nabi Muhammad S.a.w.

Terdapat beberapa pendapat tentang waktu diturunkannya wahyu pertama


kepada Nabi Muhammad S.a.w. . Dan pendapat yang paling kuat adalah :
hari Senin tanggal 17 Ramadhan tahun 41 dari kelahiran Nabi, bertepatan
dengan tanggal 6 Agustus 610 Masehi.
Dasar penetapan waktu tersebut adalah firman Allah S.W.T. sbb

DASAR DASAR PENGENALAN ILMU-ILMU AL- QUR’AN 39


1001 TOPIK MENARIK DALAM AL-QUR'AN

           

          

            
41. Ketahuilah, Sesungguhnya apa saja yang dapat kamu peroleh sebagai
rampasan perang[613], Maka Sesungguhnya seperlima untuk Allah, rasul,
kerabat rasul, anak-anak yatim, orang-orang miskin dan ibnussabil[614],
jika kamu beriman kepada Allah dan kepada apa[615] yang kami turunkan
kepada hamba kami (Muhammad) di hari Furqaan[616], yaitu di hari
bertemunya dua pasukan. dan Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.

( A.41 QS.008.Al-Anfal )

Ayat diatas menginformasikan dua peristiwa yang terjadi pada tanggal dan
bulan yang sama , dalam tahun yang berbeda
Hari bertemunya dua pasukan yakni perang Badar yang terjadi pada hari
Jum‘at tanggal 17 Ramadhan tahun kedua Hijriyah
Hari Furqan yaitu hari pertama kali Al-Qur'an diturunkan ikepada Nabi
Muhammad S.a.w. , hari Senin tanggal 17 Ramadhan tahun 41 kelahiran
Nabi.

Adapun ayat-ayat Al-Qur'an yang pertamakali diturunkan kepada Nabi


Muhammad S.a.w. sebagaimana firman Nya

             

          
1. Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan,
2. Dia Telah menciptakan manusia dari segumpal darah.
3. Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha pemurah,
4. Yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam[1589],
5. Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.

[1589] Maksudnya: Allah mengajar manusia dengan perantaraan tulis


baca.
(A.1 s/d 5 QS.096 Al-‗Alaq )

DASAR DASAR PENGENALAN ILMU-ILMU AL- QUR’AN 40


1001 TOPIK MENARIK DALAM AL-QUR'AN

Ayat itu sekaligus mempertegas kerasulan Nabi Muhammad S.a.w. Kalu


ayat pertama belum ada perintah secara eksplisit untuk menyampaikan
wahyu, ayat kedua ini sudah perintah eksplisit untuk menyampaikan
seruan wahyu kepada umatnya.

Tidak ada keterangan dari Al-Qur'an mengenai ayat-ayat yang pertama


diturunkan. Demikian pula halnya dengan ayat-ayat yang terakhir
diturunkan. Muhammad Abduh, misalnya berpendapat bahwa surah Al-
Fatihah merupakan ayat yang paling pertama diturunkan . Ada pula yang
menyebutkan surat al-Muddatsir dll, tetapi pendapat pertama (A.1 s.d 5
QS.Al-‗Alaq ) merupakan pendapat jumhur ulama.

Adapun hari terakhir turunnya Al-Qur'an menurut jumhur ulama yaitu


pada hari Jum‘at tanggal 9 Zulhijjah tahun 10 Hijrah, auat bulan Maret 632
Masehi. Pada waktu itu Nabi Muhammad S.a.w. sedang menjalani wukuf di
Arafah yang kemudian terkenal dengan Haji Wada‘ ( Haji terakhir dalam
kehidupan Nabi Muhammad S.a.w. ) dan lk 3 bulan setelah ayat itu turun,
Rasulullah wafat. Mengenai ayat terakhir ini terdapat beberapa pendapat
Ulama yang berpendapat yang terakhir adalah A.3 QS.005

            

          

pada hari Ini Telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan Telah
Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan Telah Ku-ridhai Islam itu jadi
agama bagimu.
( A.3 QS.005 Al-Ma‘idah )

Ulama yang berpendapat yang terakhir adalah A.1-3 QS.110

                

     


1. Apabila Telah datang pertolongan Allah dan kemenangan,
2. Dan kamu lihat manusia masuk agama Allah dengan berbondong-
bondong,
3. Maka bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu dan mohonlah ampun
kepada-Nya. Sesungguhnya dia adalah Maha Penerima taubat.

( A.1-3 QS.110.An-Nashr )

DASAR DASAR PENGENALAN ILMU-ILMU AL- QUR’AN 41


1001 TOPIK MENARIK DALAM AL-QUR'AN

Ulama yang berpendapat yang terakhir adalah A.281 QS.002

             

  
281. Dan peliharalah dirimu dari (azab yang terjadi pada) hari yang pada
waktu itu kamu semua dikembalikan kepada Allah. Kemudian masing-
masing diri diberi balasan yang Sempurna terhadap apa yang Telah
dikerjakannya, sedang mereka sedikitpun tidak dianiaya (dirugikan).

( A.281 QS.002 Al-Baqarah )

Dalam suatu riwayat ayat 281 QS.002 ini hanya 9 hari sebelum Nabi
Muhammad S.a.w. wafat (yaitu hari Senin tanggal 12 Rabi‘ul Awal tahun 11
Hijrah atau tanggal 7 Juni 632 Masehi ).

Wallahu ‗alam.

DASAR DASAR PENGENALAN ILMU-ILMU AL- QUR’AN 42


1001 TOPIK MENARIK DALAM AL-QUR'AN

E. Tentang Wahyu

Prof.Dr.H.Abdul Djalal H.A. 6 menjelaskan bahwa untuk melengkapi


mengenai Nuzul Al-Qur'an perlu difahami mengenai pengertian wahyu Al-
Qur'an , Cara-cara turunnya dan Dalil-Dalil kebenaran Turunnya. Dan
sekaligus bagaimana hubungan Malaikat Jibril a.s penyampai wahyu
tersebut dengan Nabi Muhammad S.a.w. penerima wahyu.

Pertama : Pengertian Wahyu

A. Pengertian menurut bahasa, wahyu mempunyai beberapa arti

1. Berarti Ilham gharizi atau instink yang terdapat pada manusia atau juga
binatang. Contoh firman Nya

          

  


68. Dan Tuhanmu mewahyukan kepada lebah: "Buatlah sarang-sarang di
bukit-bukit, di pohon-pohon kayu, dan di tempat-tempat yang dibikin
manusia",

( A.68 QS.026 An-Nahl )

2. Berarti Ilham Fitri atau Firasat yang hanya ada pada manusia , tidak
terdapat pada binatang. Contoh Firman Nya

             

          
7. Dan kami ilhamkan kepada ibu Musa; "Susuilah Dia, dan apabila
kamu khawatir terhadapnya Maka jatuhkanlah dia ke sungai (Nil). dan
janganlah kamu khawatir dan janganlah (pula) bersedih hati, Karena
Sesungguhnya kami akan mengembalikannya kepadamu, dan men-
jadikannya (salah seorang) dari para rasul.

(A.7 QS.028 Al-Qashshash )

DASAR DASAR PENGENALAN ILMU-ILMU AL- QUR’AN 43


1001 TOPIK MENARIK DALAM AL-QUR'AN

3. Berarti tipu daya dan bisikan setan, Contoh firman Nya

            

         


121. Dan janganlah kamu memakan binatang-binatang yang tidak
disebut nama Allah ketika menyembelihnya[501]. Sesungguhnya
perbuatan yang semacam itu adalah suatu kefasikan. Sesungguhnya
syaitan itu membisikkan kepada kawan-kawannya agar mereka
membantah kamu; dan jika kamu menuruti mereka, Sesungguhnya
kamu tentulah menjadi orang-orang yang musyrik.

[501] yaitu dengan menyebut nama selain Allah.


(A.121 QS.006 Al-An‘am )

4. Berarti isyarat yang cepat secara rahasia, yang hanya tertuju kepada
Nabi/Rasul Allah S.W.T. saja. Contohnya kata wahyu pada firman Nya

            

       

       


163. Sesungguhnya kami Telah memberikan wahyu kepadamu
sebagaimana kami Telah memberikan wahyu kepada Nuh dan nabi-nabi
yang kemudiannya, dan kami Telah memberikan wahyu (pula) kepada
Ibrahim, Isma'il, Ishak, Ya'qub dan anak cucunya, Isa, Ayyub, Yunus,
Harun dan Sulaiman. dan kami berikan Zabur kepada Daud.

A.163 QS.004. An-Nisa )

Arti wahyu yang ke empat inilah yang relevan dengan pengertian wahyu
dalam topik ini.

DASAR DASAR PENGENALAN ILMU-ILMU AL- QUR’AN 44


1001 TOPIK MENARIK DALAM AL-QUR'AN

B. Pengertian Wahyu menurut Istilah, ada beberapa definisi dari para


Ulama , antara lain

1. Beberapa Ulama mendefinisikan ― Wahyu adalah firman Allah S.W.T.


yang disampaikan kepada salah seorang dari Nabi-Nabi Nya ―

2. Syaikh Muhammad Abduh mendefinisikan ― Wahyu adalah pengetahuan


yang diperoleh seseorang dari dalam dirinya sendiri disertai dengan
keyakinan, bahwa hal itu dari sisi Allah S.W.T. , baik dengan
perantaraan atau tidak dengan perantaraan ―

Definisi seperti ini mirip dengan pengertian wahyu menurut kaum


orientalis , yang menuduh bahwa wahyu itu hanyalah berupa angan-
angan dari dalam diri sendiri (imajinasi atau intuisi pribadi )

3. Dr.Abdullah Syahhatah mendefinisikan ― Wahyu menurut syarak ialah


pemberitahuan Allah S.W.T. kepada orang yang dipilih dari beberapa
hamba Nya , mengenai berbagai petunjuk dan ilmu pengetahuan yang
hendak diberitahukannya tetapi dengan cara yang tidak biasa bagi
manusia ―

Definisi ini relevan dengan arti wahyu dalam firman Allah S.W.T. sbb

               

           

              


19. Katakanlah: "Siapakah yang lebih Kuat persaksiannya?"
Katakanlah: "Allah". dia menjadi saksi antara Aku dan kamu. dan Al
Quran Ini diwahyukan kepadaku supaya dengan dia Aku memberi
peringatan kepadamu dan kepada orang-orang yang sampai Al-Quran
(kepadanya). apakah Sesungguhnya kamu mengakui bahwa ada tuhan-
tuhan lain di samping Allah?" Katakanlah: "Aku tidak mengakui."
Katakanlah: "Sesungguhnya dia adalah Tuhan yang Maha Esa dan
Sesungguhnya Aku berlepas diri dari apa yang kamu persekutukan
(dengan Allah)".

(A.19 QS.006 Al-An‘am )

DASAR DASAR PENGENALAN ILMU-ILMU AL- QUR’AN 45


1001 TOPIK MENARIK DALAM AL-QUR'AN

             

           
110. Katakanlah: Sesungguhnya Aku Ini manusia biasa seperti kamu,
yang diwahyukan kepadaku: "Bahwa Sesungguhnya Tuhan kamu itu
adalah Tuhan yang Esa". barangsiapa mengharap perjumpaan dengan
Tuhannya, Maka hendaklah ia mengerjakan amal yang saleh dan
janganlah ia mempersekutukan seorangpun dalam beribadat kepada
Tuhannya".

(A.110.QS.018. Al-Kahfi )

     


4. Ucapannya itu tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan
(kepadanya).

( A.4 QS.053 An-Najm )

Wahyu adalah berupa pemberitahuan dari Allah S.W.T. kepada Nabi,


sehingga berupa bisikan dari luar diri Nabi, bukan angan-angan ,
imajinasi atau intuisi pribadinya.

Kedua : Cara-cara Wahyu diturunkan kepada Nabi /Rasul Allah S.W.T.

Cara turunnya wahyu secara umum, yakni wahyu Allah S.W.T. yang pernah
ada, baik wahyu Al-Qur'an , wahyu Taurat, wahyu Injil dan sebagainya
Firaman Allah S.W.T.

               

        


51. Dan tidak mungkin bagi seorang manusiapun bahwa Allah berkata-kata
dengan dia kecuali dengan perantaraan wahyu atau dibelakang tabir[1347]
atau dengan mengutus seorang utusan (malaikat) lalu diwahyukan
kepadanya dengan seizin-Nya apa yang dia kehendaki. Sesungguhnya dia
Maha Tinggi lagi Maha Bijaksana.

DASAR DASAR PENGENALAN ILMU-ILMU AL- QUR’AN 46


1001 TOPIK MENARIK DALAM AL-QUR'AN

[1347] Di belakang tabir artinya ialah seorang dapat mendengar kalam Ilahi
akan tetapi dia tidak dapat melihat-Nya seperti yang terjadi kepada nabi
Musa a.s.
( A.51. QS.042 Asy-Syura )

Dari ayat diatas diketahui ada beberapa cara


1. Dengan cara pemberitahuan langsung ( secara wahyu ) kedalam hati
Nabi atau jiwanya, mengenai sesuatu pengetahuan yang dia sendiri
tidak mampu menolaknya dan tidak sedikitpun meragukan
kebenarannya. Cara ini sering disebut dengan cara ― ra‘yu ash
shalihah ― atau impian nyata diperoleh nya dengan jalan mimpi dalam
tidur, tetapi kemudian menjadi kenyataan . Seperti contohnya impian
Nabi Ibrahim a.s. ketika menerima wahyu yang memerintahkan supaya
menyembelih puteranya Ismail. Seperti firman Nya

             

              
102. Maka tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha
bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata: "Hai anakku Sesungguhnya Aku
melihat dalam mimpi bahwa Aku menyembelihmu. Maka fikirkanlah apa
pendapatmu!" ia menjawab: "Hai bapakku, kerjakanlah apa yang
diperintahkan kepadamu; insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk
orang-orang yang sabar".

(A.102. QS.037 Ash-Shaaffat )

2. Dengan cara penyampaian dari balik tabir, yakni suara bisikan wahyu
disampaikan kepada Nabi Muhammad S.a.w. dari celah-celah
gemerencing suara lonceng/bel. Jadi yang dijadikan tabir menutup
pendengaran para sahabat adalah gemuruhnya bunyi lonceng, yang
menhalangi telinga mereka mendengar bisikan suara wahyu yang
diturunkan. Tetapi telinga Nabi S.a.w. sendiri tetap mendengar bisikan
suara wahyu itu dari balik tabir suara lonceng tersebut. Sebagaimana
HR Al-Bukhari sbb: ― Sesungguhnya Al-Harits bin Hisyam bertanya
kepada Rasulullah S.a.w. seraya berkata ― Wahai Rasulullah,
bagaimanakah wahyu itu dating kepadamu ? ―. Maka Rasulullah S.a.w.
bersabda ― Kadang-kadang datang kepadaku seperti gemuruhnya bunyi
lonceng, dan itu yang paling berat bagiku. Maka begitu berhenti bunyi
itu dariku , aku telah menguasai apa yang sudah diucapkannya. Dan
kadang-kadang malaikat menyamar kepadaku sebagai laki-laki, lalu
mengajak berbicara denganku . Maka aku kuasai apa yang dikatakannya
― Aisyah lalu berkata ― Saya pernah melihat beliau menerima wahyu
pada hari yang sangat dingin, tetapi begitu selesai wahyu itu dari beliau
, maka bercucuranlah keringat di pelipis beliau ―

DASAR DASAR PENGENALAN ILMU-ILMU AL- QUR’AN 47


1001 TOPIK MENARIK DALAM AL-QUR'AN

3. Dengan cara melalui perantaraan Malaikat Jibri a.s. sebagai pembawa


wahyu. Sebagaimana firman Allah S.W.T.

          

193. Dia dibawa turun oleh Ar-Ruh Al-Amin (Jibril),


194. Ke dalam hatimu (Muhammad) agar kamu menjadi salah seorang di
antara orang-orang yang memberi peringatan,

( A.193-194 QS.026 Asy-Syu‘ara )

Malaikat Jibril a.s. membacakan wahyu yang diturunkan, baik ia dalam


wujud aslinya (alam ruhani ) atau ia menyamar sebagi seorang laki-laki
dan membacakan wahyu atau berdialog dengan Nabi Muhammad S.a.w. .
Datangnya wahyu melalui Malaikat Jibril a.s. (alam ruhani ) diterima Nabi
S.a.w. dalam kondisi seperti menggigau atau pingsan, meski sebenarnya
beliau tidak menggigau atau pingsan , melainkan karena sedang penuh
konsentrasi dalam menerima wahyu dari Malaikat Jibril a.s. dialam ruhani..
amalaikat Jibril a.s pun beberapa kali dating kepada Nabi Muhammad
S.a.w. dalam wujud menyamar sebagi laki-laki . Misalnya seperti HR
Muslim sbb :
Dari Umar bin Alkhaththab r.a., katanya: "Pada suatu ketika kita semua
duduk di sisi Rasulullah s.a.vv. yakni pada suatu hari, tiba-tiba muncullah
di muka kita seorang lelaki yang sangat putih pakaiannya dan sangat hitam
warna rambutnya, tidak tampak padanya bekas perjalanan dan tidak
seorang pun dari kita semua yang mengenalnya, sehingga duduklah orang
tadi di hadapan Nabi s.a.w. lalu menyandarkan kedua lututnya pada kedua
lutut beliau dan meletakkan kedua tangannya di atas kedua pahanya
sendiri dan berkata: "Ya Muhammad, beritahukanlah padaku tentang
Islam." Rasulullah s.a.w. lalu bersabda:
"Islam, iaitu hendaknya engkau menyaksikan bahawa tiada piihan kecuali
Allah dan bahawa Muhammad adalah utusan Allah, hendaklah pula engkau
mendirikan shalat, menunaikan zakat, berpuasa bulan Ramadhan dan
melakukan haji ke Baitullah jikalau engkau kuasa jalannya ke situ."
Orang itu berkata: "Tuan benar."
Kita semua hairan padanya, kerana ia bertanya dan juga membenarkannya.
Ia berkata lagi: "Kemudian beritahukanlah padaku tentang Iman."

Rasulullah s.a.w. bersabda:

DASAR DASAR PENGENALAN ILMU-ILMU AL- QUR’AN 48


1001 TOPIK MENARIK DALAM AL-QUR'AN

"Iaitu hendaklah engkau beriman kepada Allah, malaikat-malaikatNya,


kitab- kitabNya, rasul-rasulNya, hari penghabisan - kiamat - dan hendaklah
engkau beriman pula kepada takdir, yang baik ataupun yang buruk -
semuanya dari Allah jua."
Orang itu berkata: "Tuan benar." Kemudian katanya lagi:
"Kemudian beritahukanlah padaku tentang Ihsan."
Rasulullah s.a.w. menjawab: "Iaitu hendaklah engkau menyembah kepada
Allah seolah-olah engkau dapat melihatNya, tetapi jikalau tidak dapat
seolah-olah melihatNya, maka sesungguhnya Allah itu dapat melihatmu."
Ia berkata: "Tuan benar." Katanya lagi: "Kemudian beritahukanlah padaku
tentang hari kiamat."
Rasulullah s.a.w. menjawab: "Orang yang ditanya - yakni beliau s.a.w.
sendiri - tentulah tidak lebih tahu dari orang yang menanyakannya - yakni
orang yang datang tiba-tiba tadi.
Orang itu berkata pula: "Selanjutnya beritahukanlah padaku tentang
alamat- alamatnya hari kiamat itu."
Rasulullah s.a.w. menjawab:
"Yaitu apabila seorang hamba sahaya wanita melahirkan tuan puterinya -
maksudnya hamba sahaya itu dikahwin oleh pemiliknya sendiri yang
merdeka, lalu melahirkan seorang anak perempuan. Anaknya ini dianggap
merdeka juga dan dengan begitu dapat dikatakan hamba sahaya
perempuan melahirkan tuan puterinya - dan apabila engkau melihat orang-
orang yang tidak beralas kaki, telanjang-telanjang, miskin-miskin dan
sebagai penggembala kambing sama bermegah-megahan dalam gedung-
gedung yang besar - kerana sudah menjadi kaya-raya dan bahkan menjabat
sebagai pembesar-pembesar negara."
Selanjutnya orang itu berangkat pergi. Saya - yakni Umar r.a. - berdiam diri
beberapa saat lamanya, kemudian Rasulullah s.a.w. bersabda: "Hai Umar,
adakah engkau mengetahui siapakah orang yang bertanya tadi?" Saya
menjawab: "Allah dan RasulNyalah yang lebih mengetahuinya." Rasulullah
s.a.w. lalu bersabda: "Sesungguhnya orang tadi adalah malaikat Jibril, ia
datang untuk memberikan pelajaran tentang agama kepadamu semua."
(Riwayat Muslim)

4. Didalam Al-Qur'an diterangkan satu cara lagi mengenai cara turunnya


wahyu Taurat, yang berbeda /khusus yakni dialog langsung Allah S.W.T.
dengan Nabi Musa a.s. sebagaimana firman Nya

DASAR DASAR PENGENALAN ILMU-ILMU AL- QUR’AN 49


1001 TOPIK MENARIK DALAM AL-QUR'AN

           

   


164. Dan (Kami Telah mengutus) rasul-rasul yang sungguh Telah kami
kisahkan tentang mereka kepadamu dahulu, dan rasul-rasul yang tidak
kami kisahkan tentang mereka kepadamu. dan Allah Telah berbicara
kepada Musa dengan langsung[381].

[381] Allah berbicara langsung dengan nabi Musa a.s. merupakan


keistimewaan nabi Musa a.s., dan Karena nabi Musa a.s. disebut:
Kalimullah sedang rasul-rasul yang lain mendapat wahyu dari Allah dengan
perantaraan Jibril. dalam pada itu nabi Muhammad s.a.w. pernah berbicara
secara langsung dengan Allah pada malam hari di waktu Mi'raj.
( A.164 QS.004 An Nisa )

Dengan cara bagaimana Allah S.W.T. berbicara dengan Nabi Musa a.s. di
Gunung Thur, atau dengan Nabi Muhammad S.a.w. di waktu Miraj.
Wallahu alam.

Nabi dan Jibril mengulang-ulangi bacaan Al Quran

Firman Allah S.W.T.

            

        

16. Janganlah kamu gerakkan lidahmu untuk (membaca) Al Quran Karena


hendak cepat-cepat (menguasai)nya[1532].

17. Sesungguhnya atas tanggungan kamilah mengumpulkannya (di


dadamu) dan (membuatmu pandai) membacanya.

18. Apabila kami Telah selesai membacakannya Maka ikutilah bacaannya


itu.

19. Kemudian, Sesungguhnya atas tanggungan kamilah penjelasannya.

DASAR DASAR PENGENALAN ILMU-ILMU AL- QUR’AN 50


1001 TOPIK MENARIK DALAM AL-QUR'AN

[1532] Maksudnya: nabi Muhammad s.a.w. dilarang oleh Allah menirukan


bacaan Jibril a.s. kalimat demi kalimat, sebelum Jibril a.s. selesai
membacakannya, agar dapat nabi Muhammad s.a.w. menghafal dan
memahami betul-betul ayat yang diturunkan itu.

( A.16 s/d 19 QS.075.Al-Qiyamah )

Prof.Dr.Hamka 7 menjelaskan bahwa dengan empat ayat diatas, Tuhan


mengajarkan kepada Nabi kita, bagaimana cara beliau menerima Al-Qur'an
bila wahyu itu datang dibawakan Malaikat Jibril a.s. Tersebutlah didalam
kitab-kitab tafsir bahwa Nabi Muhammad S.a.w. bilamana Malaikat Jibral
a.s. dating membawa wahyu , baru saja Jibril membaca pangkal wahyu itu ,
beliau telah menggerakkan lidah menirukan bacaan itu.Maka didalam ayat
diatas diajarkan oleh Tuhan , bahwa jika malaikat Jibril dating membawa
wahyu hendaklah Nabi S.a.w. dengarkan terlebih dahulu baik-baik, dengan
tidak perlu beliau ikuti sebelum wahyu selesai . ― Sesungguhnya atas
tanggungan kamilah mengumpulkannya (di dadamu) dan (membuatmu
pandai) membacanya‖. Yaitu dengan jaminan dari Allah S.W.T. mana saja
wahyu yang dating kepada Nabi S.a.w. tidaklah ada yang akan hilang .
Bahkan semuanya akan terkumpul dalam ingatan beliau, dalam hafalan
beliau, tidak ada yang akan berserak-serak, dan cara bacaan Al-Qur'an
itupun akan diajarkan dan dijaminkan oleh Tuhan.

― Apabila kami Telah selesai membacakannya Maka ikutilah bacaannya


itu.‖ Yang dimaksud dengan kata ― Kami ― disini ialah malaikat yang akan
bertindak membaca Al-Qur'an menurut apa yang diperintahkan oleh
Tuhan. Sebab malaikat itu bertindak semata-mata atas izin Allah S.W.T. .
Jadi setelah selesai malaikat Jibril a.s. membacanya , barulah boleh Nabi
S.a.w. mengikuti bacaan Jibril a.s. Sehingga bacaan Al-Qur'an itu benar-
benar asli menurut yang diterima dari Malaikat Jibril a.s. dan Malaikat Jibril
a.s. menerimanya dari Allah S.W.T.

Disini terdapat dua keterangan jelas untuk menghilangkan keraguan


tentang otentiknya ayat-ayat Al-Qur'an

(1). Bacaan yang didengar oleh Nabi Muhammad S.a.w. itu ialah bacaan
yang disampaikan Malaikat Jibril a.s. Bukan yang didengar langsung oleh
Nabi Muhammad S.a.w. dari bisikan Allah S.W.T. .

Hal ini menolak orang yang mempermurah-murah urusan ini, karena ada
orang yang mengatakan bahwa dia mendapat ilham. Dia mendengar sendiri
bisikan ditelinga !. Menyuruh dia berbuat begini, begitu. Lalu dengan
enaknya dia mengatakan bahwa bisikan itu adalah suara Allah S.W.T.

Sedangkan Nabi Muhammad S.a.w. sendiri mengakui bahwa suara yang


didengarnya itu ialah suara Malaikat, bukan suara Tuhan.

DASAR DASAR PENGENALAN ILMU-ILMU AL- QUR’AN 51


1001 TOPIK MENARIK DALAM AL-QUR'AN

Menurut riwayat dari Bukhari : ― Apabila Jibril datang membawa wahyu


maka Nabi S.a.w. menekur mendengarkan wahyu itu. Kemudian bila Jibril
telah pergi, beliau ulang membacanya sebagaimana bacaan yang
diterimanya dari Jibril ―

(2). Dengan keterangan ayat itu,yakni ― Apabila kami Telah selesai


membacakannya Maka ikutilah bacaannya itu‖ teranglah bahwa bukan saja
makna wahyu yang diterima Nabi S.aw. langsung, bahkan juga kalimat-
kalimat nya. Maka isi Al-Qur'an tidak lah berobah daripada apa yang
didengar oleh Nabi S.a.w. dari Jibril a.s. Dengan keterangan itu maka
tertolaklah penaksiran sebagian orang bahwa hanya‖isi‖ wahyu yang
diterima Nabi S.a.w. dari Tuhan dengan perantaraan Jibril; adapun lafaz
dan kalimat-kalimatnya adalah karangan Nabi Muhammad S.a.w. sendiri. Ini
adalah taksiran orang yang tidak mengerti isi wahyu dan tidak faham
maksud ayat-ayat Al-Qur'an . Padahal keterangan ayat diatas dikuatkan
pula ayat lain , seperti firman Nya

     

44. Seandainya dia (Muhammad) mengadakan sebagian perkataan atas


(nama) kami,

( A.44 QS.69 Al-Haqqah )

― Kemudian, Sesungguhnya atas tanggungan kamilah penjelasannya.‖


Artinya bahwasanya Al-Qur'an sebagai wahyu adalah ijmal, yaitu
memberikan penerangan yang pokok saja. Adapun bacaan , artinya
penjelasannya secara terperinci , itupun tanggung jawab Tuhan juga. Yaitu
dengan jalan memberikan petunjuk kepada Nabi Muhammad S.a.w. sendiri
sampai beliau mencapai kecerdasan akal yang tinggi. Dan Jibril sendiri
disuruh Tuhan dating mengajarkan beberapa perbuatan sebagai contoh
dan teladan yang akan diikuti oleh Rasulullah s.a.w. dan diajarkannya
kepada umat. Misalnya didalam Al-Qur'an ada perintah mengerjakan
shalat. Bagaimana cara mengerjakan shalat itu, berapa rakaat tiap-tiap
shalat, bagaimana rukuk dan sujud dst, itupun diajarkan langsung
sebagai bacaan dan penjelasan. Kadang-kadang disebut juga bayyinatin
minal huda, artinya penjelasan daripada petunjuk. Kadang-kadang disebut
juga hikmat. Kata yang umum ialah disebut Sunnah, yaitu perkataan
Rasulullah , perbuatan beliau dan taqrir orang lain yang beliau lihat dan
tidak beliau tegor

DASAR DASAR PENGENALAN ILMU-ILMU AL- QUR’AN 52


1001 TOPIK MENARIK DALAM AL-QUR'AN

F. Kronologi Al-Qur'an

(1). Al-Qur'an diturunkan secara berangsur-angsur (Munajam )

Prof.Dr.Quraish Shihab 8 menjelaskan bahwa Jumhur Ulama berpendapat


bahwa Al-Qur'an diturunkan secara berangsur-angsur kepada Nabi
Muhammad S.a.w. dalam waktu lk.23 tahun. Dimulai dari ayat 1 s/d 5
QS.096 Al-‗Alaq yang turun ketika Nabi Muhammad S.a.w. berkhalwat di
gua Hira pada malam Senin tanggal 17 Ramadhan tahun ke 41 dari
kelahiran beliau, atau tanggal 6 Agustus 610 Masehi. Dan wahyu yang
terakhir yang beliau terima adalah cuplikan dari A.3 QS.005 Al-Ma‘idah
Ketika beliau sedang melakukan wukuf di ‗Arafah,hari Jum‘at tanggal 9
Zulhijjah tahun10 Hijrah ( yang dikenal dengan Haji Wada‘ ) bertepatan
dengan bulan Maret 632 Masehi. Sebagaimana firman Nya

         
106. Dan Al Quran itu Telah kami turunkan dengan berangsur-angsur agar
kamu membacakannya perlahan-lahan kepada manusia dan kami
menurunkannya bagian demi bagian.

(A.106 QS.017 : Al Israa )

           

     


32. Berkatalah orang-orang yang kafir: "Mengapa Al Quran itu tidak
diturunkan kepadanya sekali turun saja?"; demikianlah[1066] supaya kami
perkuat hatimu dengannya dan kami membacanya secara tartil (teratur dan
benar).

[1066] Maksudnya: Al Quran itu tidak diturunkan sekaligus, tetapi


diturunkan secara berangsur-angsur agar dengan cara demikian hati nabi
Muhammad s.a.w menjadi Kuat dan tetap.
( A.32 QS.025 Al-Furqan )

Masa turunnya Al-Qur'an pada garis besarnya dapat dibagi dua periode sbb
Periode Makkiyah sejak wahyu pertama sampai beliau hijrah
dipermulaan Rabi‘ul Awal tahun 54 dari kelahiran Nabi s.a.w. (12 tahun +
5 bulan + 13 hari ). Disebut ayat-ayat Makkiyah

DASAR DASAR PENGENALAN ILMU-ILMU AL- QUR’AN 53


1001 TOPIK MENARIK DALAM AL-QUR'AN

Periode Madaniyah sejak Hijrah ke Madinah sampai wahyu terakhir tgl.9


Zulhijah th.10 Hijrah (9 tahun + 9 bulan + 9 hari ). Disebut ayat-ayat
Madaniyah .

Menurut Prof.Dr.H.Abdul Djalal H.A. 9 Menurut statusnya Surat-surat Al-


Qur'an ada empat kelompok sbb
1. Makkiyah Murni, yaitu semua auat-ayatnya turun di Makkah, 58 surat
dengan 2074 ayat
2. Madaniyah Murni, yaitu semua ayat-ayatnya turun di Madinah, 18 surat
dengan 737 ayat
3. Makkiyah tetapi didalamnya terdapat ayat yang turun di Madinah, 32
surat dengan 2699 ayat
4. Madaniyah tetapi didalamnya terdapat ayat yang turun di Makkah , 6
surat dengan 726 ayat
*Dengan demikian Al-Qur'an terdiri dari 114 surat dengan 6236 ayat.

Diturunkannya Al-Qur'an secara berangsur-angsur menandakan bahwa


Al-Qur'an mempunyai hubungan dialektis dengan situasi dan tempat ketika
ia diturunkan. Tentu saja Al-Qur'an bukan hanya memberi petunjuk bagi
masyarakat tempat ia diturunkan , tetapi juga untuk masyarakat sepanjang
masa dan ditempat manapun. Karena itulah ajaran Al-Qur'an bersifat
universal .

Turunnya Al-Qur'an secara berangsur-angsur mempunyai hikmah antara


lain sbb :
1. Untuk meneguhkan hati Nabi Muhammad S.a.w. Mengingat watak
keras masyarakat yang dihadapi Nabi Muhammad S.a.w. . Dengan
turunnya Al-Qur'an secara berangsur angsur . memperkuat hati Nabi.
Dimana tidak sedikit ayat yang secara langsung meminta Nabi untuk
bersabar seperti tercermin dalam firman Nya

          

          

             

    


33. Sesungguhnya kami mengetahui bahwasanya apa yang mereka
katakan itu menyedihkan hatimu, (janganlah kamu bersedih hati),
Karena mereka Sebenarnya bukan mendustakan kamu, akan tetapi
orang-orang yang zalim itu mengingkari ayat-ayat Allah[469].

DASAR DASAR PENGENALAN ILMU-ILMU AL- QUR’AN 54


1001 TOPIK MENARIK DALAM AL-QUR'AN

34. Dan Sesungguhnya Telah didustakan (pula) rasul-rasul sebelum


kamu, akan tetapi mereka sabar terhadap pendustaan dan
penganiayaan (yang dilakukan) terhadap mereka, sampai datang
pertolongan Allah kepada mereka. tak ada seorangpun yang dapat
merobah kalimat-kalimat (janji-janji) Allah. dan Sesungguhnya Telah
datang kepadamu sebahagian dari berita rasul-rasul itu.

[469] dalam ayat Ini Allah menghibur nabi Muhammad s.a.w. dengan
menyatakan bahwa orang-orang musyrikin yang mendustakan nabi,
pada hakekatnya adalah mendustakan Allah sendiri, Karena nabi itu
diutus untuk menyampaikan ayat-ayat Allah.
( A.33-34 QS.006 Al-An‘am )

2. Sebagaia mujizat . Mengingat banyaknya tantangan yang dihadapi Nabi


Muhammad S.a.w. dari kaum kafir, termasuk pertanyaan-pertanyaan
yang bernada memojokkan, seperti tentang hal-hal gaib. Nabi merasa
terbantu dengan turunnya ayat-ayat yang menjawab pertanyaan-
pertanyaan itu. Seperti terungkap dalam firman Nya

        


33. Tidaklah orang-orang kafir itu datang kepadamu (membawa)
sesuatu yang ganjil, melainkan kami datangkan kepadamu suatu yang
benar dan yang paling baik penjelasannya[1067].

[1067] Maksudnya: setiap kali mereka datang kepada nabi Muhammad


s.a.w membawa suatu hal yang aneh berupa usul dan kecaman, Allah
menolaknya dengan suatu yang benar dan nyata.
( A.33 QS.025 Al-Furqan )

3. Untuk memudahkan hafalan dan pemahaman Al-Qur'an . Sekiranya Al-


Qur'an diturunkan sekaligus , sulit untuk segera dihafal dan difahami
isinya.

4. Untuk menerapkan hukum secara bertahap. Penghapusan beberapa


tradisi masyarakat Arab secara serentak amat sulit. Dengan proses dan
pentahapan , lambat laun masyarakat tersebut lebih bias menerima
hukum-hukum baru dari Al-Qur'an .

5. Sebagai bukti bahwa Al-Qur'an adalah bukan rekayasa Nabi Muhammad


S.a.w. adalah manusia biasa. Meskipun rangkaian ayat-ayat nya turun
selama lk.23 tahun, tetapi isi kandungannya tetap kosnisten secara
keseluruhannya.

(2). Munasbah Al-Qur'an

DASAR DASAR PENGENALAN ILMU-ILMU AL- QUR’AN 55


1001 TOPIK MENARIK DALAM AL-QUR'AN

Naskah Al-Qur'an mushaf Utsmani tidak disusun berdasarkan kronologi


turunnya. Hal ini menimbulkan pembahasan didalam Ulum Al-Qur'an .
Apakah susunan tersebut berdasarkan petunjuk ( tawqifi ) atau hanya
kreasi para penulis wahyu ( ijtihadi ) ?. Para ulama berpendapat bahwa
susunan ayat-ayat Al-Qur'an bersifat tawqifi .
Munasabah yang berarti pengetahuan tentang berbagai hubungan didalam
Al-Qur'an yang meliputi

1. Hubungan antara satu surat dengan surat sebelumnya. Satu surat


berfungsi menjelaskan surat sebelumnya, seperti contoh

   


6. Tunjukilah[8] kami jalan yang lurus,

[8] Ihdina (tunjukilah kami), dari kata hidayaat: memberi petunjuk ke suatu
jalan yang benar. yang dimaksud dengan ayat Ini bukan sekedar memberi
hidayah saja, tetapi juga memberi taufik.
(A.6 Qs.001 Al-Fatihah )

Lalu dijelaskan didalam surat al-Baqarah , bahwa jalan yang lurus itu ialah
mengikuti petunjuk Al-Qur'an , sebagaimana firman Nya

         


2. Kitab[11] (Al Quran) Ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi
mereka yang bertaqwa[12],

[11] Tuhan menamakan Al Quran dengan Al Kitab yang di sini berarti


yang ditulis, sebagai isyarat bahwa Al Quran diperintahkan untuk
ditulis.
[12] takwa yaitu memelihara diri dari siksaan Allah dengan
mengikuti segala perintah-perintah-Nya; dan menjauhi segala
larangan-larangan-Nya; tidak cukup diartikan dengan takut saja.
( A.2 QS.002 Al Baqarah )

2. Hubungan antara sama surat dengan isi atau tujuan surat. Nama-nama
surat biasanya diambil dari suatu masalah pokok di dalam satu surat,
misalnya surat an-Nisa ( perempuan ) karena didalamnya banyak
menceriterakan tentang persoalan perempuan
3. Hubungan antara fawaith al-suwar ( ayat pertama yang terdiri beberapa
huruf ) dengan isi surat, bias dilacak dari jumlah huruf-hurufyang
dijadikan fawaith al-suwar, misalnya jumlah huruf alif lam dan mim ,
seperti pada surat Al Baqarah , dan Ali Imran. semuanya dapat dibagi 19
( baca penjelasannya pada kemukjizatan Al-Qur'an ybs )

DASAR DASAR PENGENALAN ILMU-ILMU AL- QUR’AN 56


1001 TOPIK MENARIK DALAM AL-QUR'AN

4. Hubungan antara ayat pertama dengan ayat terakhir dalam satu surat,
misalnya

   


1. Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman,

( A.1. QS.023 Al Muminun )

       


118. Dan Katakanlah: "Ya Tuhanku berilah ampun dan berilah rahmat, dan
Engkau adalah pemberi rahmat yang paling baik."

(A.118 QS.023 Al Muminun )

5. Hubungan antara satu ayat dengan ayat lain dalam satu surat . Misalnya
kata muttaqin pada ayat 2.QS.002 , dijelaskan pada ayat-ayat berikutnya
.
6. Hubungan antara kalimat dengan kalimat lain dalam satu ayat. Misalnya
dalam A.1. QS.001 Al-Fatihah, Kata ― Segala Puji bagi Allah‖ lalu sifat
Allah itu dijelaskan pada kalimat berikutnya ― Tuhan semesta alam ―
7. Hubungan anta fashilah dengan isi ayat. Misalnya pada firman Nya
             

    


25. Dan Allah menghalau orang-orang yang kafir itu yang keadaan mereka
penuh kejengkelan, (lagi) mereka tidak memperoleh keuntungan apapun.
dan Allah menghindarkan orang-orang mukmin dari peperangan [1209].
dan adalah Allah Maha Kuat lagi Maha Perkasa.

[1209] maksudnya orang mukmin tidak perlu berperang, Karena Allah


Telah menghalau mereka dengan mengirimkan angin dan malaikat.
(A.25 QS.033 Al-Ahzab )

― dan Allah menghindarkan orang-orang mukmin dari peperangan‖ Lalu


ditutup ― dan adalah Allah Maha Kuat lagi Maha Perkasa‖.

8. Hubungan antara penutup surat dengan awal surat berikutnya misalnya

DASAR DASAR PENGENALAN ILMU-ILMU AL- QUR’AN 57


1001 TOPIK MENARIK DALAM AL-QUR'AN

    


96. Maka bertasbihlah dengan (menyebut) nama Rabbmu yang Maha
besar.

(A.96.QS.056 Al-Waqi‘ah )

          


1. Semua yang berada di langit dan yang berada di bumi bertasbih kepada
Allah (menyatakan kebesaran Allah). dan dialah yang Maha Perkasa lagi
Maha Bijaksana.

(A.1. QS.057 Al-Hadid )

Munasabah Al-Qur'an diketahui berdasarkan ijtihad, bukan melalui


petunjuk Nabi ( tawqifi ). Setiap orang bisa saja menghubung-hubungkan
antara berbagai hal didalam kitab Al-Qur'an ini.

G. Nasikh wal Mansukh

Prof.Dr.H.Abdul Djalal H.A. 10 menjelaskan beberapa hal penting tentang


topik ini antara lain:

A. Pengertian Nasakh; Nasikh dan Mansuk

1. Pengertian Nasakh secara umum ialah membatalkan hukum yang


diperoleh dari nash (ketentuan dalil ) yang pertama , dibatalkan dengan
ketentuan nash yang dating kemudian,
2. Pengertian Nasikh menurut bahasa, bahwa nasakh (kata mashdar)
sedang nasikh ini isim fa‘il sehingga berarti pelakunya.Yang
membatalkan hukum dalam hal ini adalah Allah S.W.T. , Dial ah yang
menghapus dan menggantikan hukum -hukum syarak.
3. Mansukh menurut arti katanya adalah sesuatu yang
dihapus/dihilangkan/ dipindahkan ataupun disalin/ dinukil. Sedangkan
menurut istilah ialah hokum syarak yang diambil dari dalil yang
pertama, yang belum diubah dengan dibatalkan atau diganti dengan
hukum dari dalil syarak baru yang dating kemudian.

DASAR DASAR PENGENALAN ILMU-ILMU AL- QUR’AN 58


1001 TOPIK MENARIK DALAM AL-QUR'AN

B.Macam-macam Nasakh

1. Nasakh Al-Qur'an dengan Al-Qur'an


2. Nasakh Al-Qur'an dengan Sunnah
3. Nasakh Sunnah dengan Al-Qur'an
4. Nasakh Sunnah dengan Sunnah

Catatan : Baca penjelasannya pada topik Ulumul Al-Qur'an ybs.

C.Hikmah Nasakh Secara Umum


1. Untuk menunjukkan bahwa syariat agama Islam adalah syariat yang
paling sempurna. Karena itu syariat agama Islam ini menasakh semua
syariat-syariat dari agama-agama sebelum Islam. Sebab syariat ini telah
mencakup semua kebutuhan seluruh umat manusia dari segala
periodenya, mulai dari Nabi Adama a.s. yang kebutuhan-kebutuhannya
masih sederhana hingga Nabi Muhammad S.a.w. yang kebutuhannya
sudah banyak dan kompleks.
2. Selalu menjagakemaslahatan hamba agar kebutuhan mereka senantiasa
terpelihara dalam semua keadaan dan disepanjang zaman.
3. Untuk menjaga agar perkembangan hukum Islam selalu relevan dengan
semua situasi dan kondisi umat yang mengamalkan, mulai yang dari
yang sederhana sampai kepada yang modern.
4. Untuk menguji orang mukallaf apakah dengan adanya perubahan dan
penggantian – penggantian dari nasakh itu mereka tetap taat, setia
mengamalkan hokum-hukum Tuhan, atau dengan begitu lalu mereka
ingkar dan membangkang.
5. Untuk menambah kebaikan dan pahala bagi hamba yang selalu setia
mengamalkan hokum-huikum perubahan, walaupun dari yang mudah
kepada yang sukar. Sebab semakin sukar menjalankan sesuatu
peraturan Tuhan , akan semakin besar manfaat, mfaedah dan
pahalanya.
6. Untuk memberi dispensasi dan keringanan bagi umat Islam, sebab
dalamn beberapa nasakh banyak yang memperingan beban, dan
memudahkan pengamalan guna menikmati kebijaksanaan dan
kemurahan Allah S.W.T. Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.

Prof Dr.M.Quraish Shihab dkk11 menjelaskan salah satu hikmah dari


diturunkannya Al-Qur'an secara bertahap adalah sosialisasi dan
penjabaran hukum -hukum Al-Qur'an atas beberapa prinsip yakni
1. Penerapan hukum secara bertahap ( al-tadrij fi al-tasyri‘ )
2. Menyederhanakan beban (al-taqlil al-taklif )
3. Menghilangkan atau mengusrangi sesuatu yang memberatkan (‗adam
al-haraj )

DASAR DASAR PENGENALAN ILMU-ILMU AL- QUR’AN 59


1001 TOPIK MENARIK DALAM AL-QUR'AN

Sebagai contoh mengenai bertahapnya larangan minuman keras


1. Tahap pertama, sesuai firman Nya

           

    


67. Dan dari buah korma dan anggur, kamu buat minimuman yang
memabukkan dan rezki yang baik. Sesunggguhnya pada yang demikian itu
benar-benar terdapat tanda (kebesaran Allah) bagi orang yang memikirkan.

(A.67 QS.16.An-Nahl )

Ayat ini pertama kali ditujukan kepada masyarakat yang sering


menggunakan pikiran dalam menilai sesuatu. Seperi korma dan anggur
yang menghasilkan dua jenis produk ; buah asli dan buah yang diproses
menjadi minuman yang memabukkan.
2. Sebagai reaksi atas turunnya ayat itu muncul sekelompok masyarakat
yang menanyakan masalah itu. Maka turunlah firman Allah S.W.T.
berikutnya

           

           

      


219. Mereka bertanya kepadamu tentang khamar[136] dan judi.
Katakanlah: "Pada keduanya terdapat dosa yang besar dan beberapa
manfaat bagi manusia, tetapi dosa keduanya lebih besar dari manfaatnya".
dan mereka bertanya kepadamu apa yang mereka nafkahkan. Katakanlah: "
yang lebih dari keperluan." Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya
kepadamu supaya kamu berfikir,

[136] segala minuman yang memabukkan.


( A.219 QS.002 Al Baqarah )

Ayat diatas belum mengungkapkan larangan , baru pada tahap memberikan


pertimbangan mengenai substansi minuman keras.

3. Tahap berikutnya sudah ada pembatasan berupa larangan minuman


keras pada sat-saat tertentu dengan turun firman Nya

DASAR DASAR PENGENALAN ILMU-ILMU AL- QUR’AN 60


1001 TOPIK MENARIK DALAM AL-QUR'AN

           

              

           

           
43. Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu shalat, sedang kamu
dalam keadaan mabuk, sehingga kamu mengerti apa yang kamu ucapkan,
(jangan pula hampiri mesjid) sedang kamu dalam keadaan junub[301],
terkecuali sekedar berlalu saja, hingga kamu mandi. dan jika kamu sakit
atau sedang dalam musafir atau datang dari tempat buang air atau kamu
Telah menyentuh perempuan, Kemudian kamu tidak mendapat air, Maka
bertayamumlah kamu dengan tanah yang baik (suci); sapulah mukamu dan
tanganmu. Sesungguhnya Allah Maha Pema'af lagi Maha Pengampun.

[301] menurut sebahagian ahli tafsir dalam ayat Ini termuat juga larangan
untuk bersembahyang bagi orang junub yang belum mandi.
(A.43 QS.004 An-Nisa )

4. Tahap terakhir Tuhan mengeluarkan larangan secara total terhadap


minuman keras dengan firman Nya

         

     


90. Hai orang-orang yang beriman, Sesungguhnya (meminum) khamar,
berjudi, (berkorban untuk) berhala, mengundi nasib dengan panah[434],
adalah termasuk perbuatan syaitan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu
agar kamu mendapat keberuntungan.

[434] Al Azlaam artinya: anak panah yang belum pakai bulu. orang Arab
Jahiliyah menggunakan anak panah yang belum pakai bulu untuk
menentukan apakah mereka akan melakukan suatu perbuatan atau tidak.
Caranya ialah: mereka ambil tiga buah anak panah yang belum pakai bulu.
setelah ditulis masing-masing yaitu dengan: lakukanlah, Jangan lakukan,
sedang yang ketiga tidak ditulis apa-apa, diletakkan dalam sebuah tempat
dan disimpan dalam Ka'bah. bila mereka hendak melakukan sesuatu Maka
mereka meminta supaya juru kunci ka'bah mengambil sebuah anak panah

DASAR DASAR PENGENALAN ILMU-ILMU AL- QUR’AN 61


1001 TOPIK MENARIK DALAM AL-QUR'AN

itu. Terserahlah nanti apakah mereka akan melakukan atau tidak


melakukan sesuatu, sesuai dengan tulisan anak panah yang diambil itu.
kalau yang terambil anak panah yang tidak ada tulisannya, Maka undian
diulang sekali lagi.
(A.90.QS.005 Al Ma‘idah )

H. Asbab al-nuzul

(1). Pengertian Asbab al-Nuzul

Al-Qur'an berfungsi sebagai petunjuk dalam menghadapi berbagai


situasi. Ayat-ayat tersebut diturunkan dalam keadaan dan waktu yang
berbeda-beda. Kata asbab ( tunggal : sabab ) berarti alasan atat sebab.
Asbab al-nuzul berarti pengetahuan tentang sebab sebab diturunkan
suatu ayat Al-Qur'an .

Menurut al-Zarkani asbab al-nuzul adalah suatu kejadian yang


menyebabkan turunnya satu atau beberapa ayat. Atau suatu peristiwa
yang dapat dijadikan petunjuk hokum berkenaan turunnya suatu ayat.

Unsur-unsur yang penting diketahui perihal asbab al-nuzul ialah adanya


satu atau beberapa kasus yang menyebabkan turunnya satu atau
beberapa ayat, dan ayat-ayat ini dimaksudkan untuk memberikan
penjelasan terhadap kasus itu. Jadi ada beberapa unsure yang tidak
boleh diabaikan

Adanya suatu kasus atau peristiwa


Adanya pelaku peristiwa
Adanya tempat dan waktu peristiwa

Kualitas peristiwa , pelaku, tempat dan waktu perlu di identifikasi


dengan cermat guna menerapkan ayat-ayat itu pada kasus lain dan
ditempat serta waktu yang berbeda.

Sebenarnya jika yang dimaksud asbab al-nuzul adalah hal-jal yang


menyebabkan turunnya ayat-ayat Al-Qur'an , semua ayat-ayat Al-Qur'an
mempunyai asbab al-nuzul. Tujuan utama Al-Qur'an ialah hendak
mentransformasikan umat Nabi Muhammad S.a.w. dari situasi buruk ke
situasi yang baik menurut ukuran Tuhan. Kondisi objektif buruk itu
menjadi sebab ayat-ayat Al-Qur'an diturunkan selama lk.23 tahun.

DASAR DASAR PENGENALAN ILMU-ILMU AL- QUR’AN 62


1001 TOPIK MENARIK DALAM AL-QUR'AN

(2)..Fungsi Asbab al-Nuzul

Beberapa fungsi asba al-nuzul antara lain

1. Mengetahui hikmah dan rahasia diundangkannya suatu hokum dan


perhatian syara terhadap kepentingan umum, tanpa membedakan
etnik, jenis kelamin, dan agama. JIka dianalisa secara cermat proses
penetapan hokum berlangsung secara manusiawi. Seperti contoh
proses larangan minuman keras melalui empat tahapan.
2. Mengetahui asbab al-nuzul membantu memeberikan kejelasan
terhadap beberapa ayat. Misalnya ketika Urwah ibn Zubair
mengalami kesulitan dalam hokum fardhu sa‘I antara Shafa dan
Marwah , maka turunlah firman Nya

             

             

158. Sesungguhnya Shafaa dan Marwa adalah sebahagian dari syi'ar


Allah[102]. Maka barangsiapa yang beribadah haji ke Baitullah atau ber-
'umrah, Maka tidak ada dosa baginya[103] mengerjakan sa'i antara
keduanya. dan barangsiapa yang mengerjakan suatu kebajikan dengan
kerelaan hati, Maka Sesungguhnya Allah Maha Mensyukuri[104]
kebaikan lagi Maha Mengetahui.

[102] Syi'ar-syi'ar Allah: tanda-tanda atau tempat beribadah kepada


Allah.

[103] Tuhan mengungkapkan dengan perkataan tidak ada dosa sebab


sebahagian sahabat merasa keberatan mengerjakannya sa'i di situ,
Karena tempat itu bekas tempat berhala. dan di masa jahiliyahpun
tempat itu digunakan sebagai tempat sa'i. untuk menghilangkan rasa
keberatan itu Allah menurunkan ayat ini.

[104] Allah mensyukuri hamba-Nya: memberi pahala terhadap amal-


amal hamba-Nya, mema'afkan kesalahannya, menambah nikmat-Nya
dan sebagainya.

( A.158 QS.002 Al Baqarah )

Catatan : Baca penjelasannya pada topik Asbab al-Nuzul Al-Qur'an ybs

DASAR DASAR PENGENALAN ILMU-ILMU AL- QUR’AN 63


1001 TOPIK MENARIK DALAM AL-QUR'AN

(3). Cara –cara Mengetahui Asbab al-Nuzul

Asbab al-nuzul diketahui melalui riwayat yang disandarkan kepada Nabi


Muhammad S.a.w. . Tetapi tidak semua riwayat yang disandarkan
kepadanya dapat dipegang. Riwayat yang dapat dipegang ialah riwayat
yang memenuhi syarat-syarat tertentu sebagaimana ditetapkan para ahli
hadis. Antara lain riwayat dari orang yang terlibat dan mengalami
peristiwa yang diriwayatkannya ( yaitu pada saat wahyu diturunkan )
Karena itu kita harus mempunyai pengetahuan tentang siapa yang
meriwayatkan peristiwa tersebut, dan apakah waktyu itu ia memang
sungguh-sungguh menyaksikan, dan kemudian siapa yang
menyampaikannya kepada kita

(4). Jenis – jenis Riwayat Asbab al-Nuzul

Riwayat asbab al nuzul dapat digolongkan kepada dua kategori yakni


riwayat yang pasti dan tegas dan riwayat yang tidak pasti ( mumkin ).
Sedangkan dari sisi bentuknya dapat dikategorikan sbb

1. Sebagai tanggapan atas suatu peristiwa umum

Misalnya menurut riwayat ibn Abbas r.a. bahwa Rasulullah Saw.pernah


ke al-Bathha, dan ketika turun dari gunung, beliau berseru ― Wahai para
sahabat, berkumpullah !‖. Ketika melihat orang-orang Quraisy juga ikut
berkumpul mengelilinginya, maka beliau bersabda ― Apakah engkau
akan percaya , apabila aku katakana bahwa musuh tengah mengancam
dari balik punggung gunung, dan mereka bersiap-siap menyerang,
entah dipagi hari ataupun dipetang hari ?:. Maka mereka menjawab ―
Ya , Kami percaya wahai Rasulullah !‖. Kemudian Nabi melanjutkan ―
Dan aku akan jelaskan kepadamu tentang beberapa hukuman ―. Maka
Abu Lahab berkata ― Apakah hanya untuk masalah seperti ini engkau
kumpulkan kami, wahai Muhammad ? ―. Maka Allah S.W.T. menurunkan
ayat sbb:

             

           

 

1. Binasalah kedua tangan abu Lahab dan Sesungguhnya dia akan


binasa[1607].

DASAR DASAR PENGENALAN ILMU-ILMU AL- QUR’AN 64


1001 TOPIK MENARIK DALAM AL-QUR'AN

2. Tidaklah berfaedah kepadanya harta bendanya dan apa yang ia


usahakan.

3. Kelak dia akan masuk ke dalam api yang bergejolak.

4. Dan (begitu pula) istrinya, pembawa kayu bakar[1608].

5. Yang di lehernya ada tali dari sabut.

[1607] yang dimaksud dengan kedua tangan abu Lahab ialah abu Lahab
sendiri.

[1608] Pembawa kayu bakar dalam bahasa Arab adalah kiasan bagi
penyebar fitnah. isteri abu Lahab disebut pembawa kayu bakar Karena
dia selalu menyebar-nyebarkan fitnah untuk memburuk-burukkan nabi
Muhammad s.a.w. dan kaum muslim. Biasanya tukang-tukang sihir
dalam melakukan sihirnya membikin buhul-buhul dari tali lalu
membacakan jampi-jampi dengan menghembus-hembuskan nafasnya
ke buhul tersebut.

(A.1 s/d 5 QS.111 Al-Lahab )

2. Sebagai tanggapan atas suatu peristiwa khusus

Contoh asbab al nuzul mengenai hukum fardhu sa‘I antara Shafa dan
Marwah, ( QS.002 : 158 ).

3. Sebagai jawaban terhadap pertanyaan kepada Nabi Muhammad S.a.w. ,


contoh firman Nya

            

             

              

             

DASAR DASAR PENGENALAN ILMU-ILMU AL- QUR’AN 65


1001 TOPIK MENARIK DALAM AL-QUR'AN

            

            

11. Allah mensyari'atkan bagimu tentang (pembagian pusaka untuk)


anak-anakmu. yaitu : bahagian seorang anak lelaki sama dengan
bagahian dua orang anak perempuan[272]; dan jika anak itu semuanya
perempuan lebih dari dua[273], Maka bagi mereka dua pertiga dari harta
yang ditinggalkan; jika anak perempuan itu seorang saja, Maka ia
memperoleh separo harta. dan untuk dua orang ibu-bapa, bagi masing-
masingnya seperenam dari harta yang ditinggalkan, jika yang
meninggal itu mempunyai anak; jika orang yang meninggal tidak
mempunyai anak dan ia diwarisi oleh ibu-bapanya (saja), Maka ibunya
mendapat sepertiga; jika yang meninggal itu mempunyai beberapa
saudara, Maka ibunya mendapat seperenam. (Pembagian-pembagian
tersebut di atas) sesudah dipenuhi wasiat yang ia buat atau (dan)
sesudah dibayar hutangnya. (Tentang) orang tuamu dan anak-anakmu,
kamu tidak mengetahui siapa di antara mereka yang lebih dekat
(banyak) manfaatnya bagimu. Ini adalah ketetapan dari Allah.
Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana.

[272] bagian laki-laki dua kali bagian perempuan adalah Karena


kewajiban laki-laki lebih berat dari perempuan, seperti kewajiban
membayar maskawin dan memberi nafkah. (lihat surat An Nisaa ayat
34).

[273] lebih dari dua maksudnya : dua atau lebih sesuai dengan yang
diamalkan nabi.

(A.11 QS.004 An-Nisa )

Ayat tersebut turun untuk memberikan jawaban secara tuntas terhadap


pertanyaan Jabir kepada Nabi S.a.w. sebagaimana diriwayatkan Jabir
r.a. ― Rasulullah datang bersama Abu Bakar, berjalan kaki mengunjungi
ku ( karena sakit ) di perkampungan Banu Salamah. Rasulullah
menemukanku dalam keadaan tidak sadar, sehingga beliau meminta
agar disediakan air, kemudian berwudhu, dan memercikkan sebagian
pada tubuhku. Lalu aku sadar, dan berkata ― Ya Rasulullah ! Apakah
yang Allah S.W.T. perintahkan bagiku berkenaan dengan harta benda
milikku ? ―. Maka turunlah ayat diatas.

DASAR DASAR PENGENALAN ILMU-ILMU AL- QUR’AN 66


1001 TOPIK MENARIK DALAM AL-QUR'AN

4. Sebagai jawaban dari pertanyaan Nabi S.a.w.

Salah satu bentuk lain ialah Rasulullah S.a.w. mengajukan pertanyaan


kepada Malaikat Jibril a.s. Seperti diriwayatkan Ibn Abbas bahwa
Rasululullah S.a.w. bertanya kepada Malaikat Jibril a.s. ― Apa yang
menghalangi kehadiranmu, sehingga lebih jarang muncul ketimbang
masa-masa sebelumnya ?‖ Maka datanglah firman Nya

              

     

64. Dan tidaklah kami (Jibril) turun, kecuali dengan perintah Tuhanmu.
kepunyaan-Nya-lah apa-apa yang ada di hadapan kita, apa-apa yang ada di
belakang kita dan apa-apa yang ada di antara keduanya, dan tidaklah
Tuhanmu lupa.

(A.64 QS.019 Maryam )

5. Sebagai tanggapan atas pertanyaan yang bersifat umum

Sebagai mana diriwayatkan Tsabit dari Anas bahwa dikalangan Yahudi,


apabila wanita mereka sedang haid, mereka tidak makan bersama wanita
tersebut, atau juga tidak tinggal serumah. Para sahabat yang mengetahui
masalh itu kemudian bertanya kepada Rasulullah S.a.w. maka turun lah
firman Allah S.W.T. sbb

            

             

    

222. Mereka bertanya kepadamu tentang haidh. Katakanlah: "Haidh itu


adalah suatu kotoran". oleh sebab itu hendaklah kamu menjauhkan
diri[137] dari wanita di waktu haidh; dan janganlah kamu mendekati
mereka, sebelum mereka suci[138]. apabila mereka Telah suci, Maka
campurilah mereka itu di tempat yang diperintahkan Allah kepadamu.
Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertaubat dan menyukai
orang-orang yang mensucikan diri.

DASAR DASAR PENGENALAN ILMU-ILMU AL- QUR’AN 67


1001 TOPIK MENARIK DALAM AL-QUR'AN

[137] maksudnya menyetubuhi wanita di waktu haidh.

[138] ialah sesudah mandi. Adapula yang menafsirkan sesudah berhenti


darah keluar.

(A.222.QS.002 Al Baqarah )

6. Sebagai tanggapan terhadap orang-orang tertentu

Ka‘b ibn Ujrah meriwayatkan bahwa dalam pelaksanaan haji dan umrah
lalu ada yang merasa sakit gangguan di kepala, dan Ka‘b sendiri
merasakan adanya masalah dengan kutu-kutu yang banyak dikepalanya ,
lalu ia sampaikan hal itu kepada Nabi S.a.w. , lalu turunlah firman Nya

             

             

             

              

             

          

196. Dan sempurnakanlah ibadah haji dan 'umrah Karena Allah. jika kamu
terkepung (terhalang oleh musuh atau Karena sakit), Maka (sembelihlah)
korban[120] yang mudah didapat, dan jangan kamu mencukur
kepalamu[121], sebelum korban sampai di tempat penyembelihannya. jika
ada di antaramu yang sakit atau ada gangguan di kepalanya (lalu ia
bercukur), Maka wajiblah atasnya berfid-yah, yaitu: berpuasa atau
bersedekah atau berkorban. apabila kamu Telah (merasa) aman, Maka bagi
siapa yang ingin mengerjakan 'umrah sebelum haji (di dalam bulan haji),
(wajiblah ia menyembelih) korban yang mudah didapat. tetapi jika ia tidak
menemukan (binatang korban atau tidak mampu), Maka wajib berpuasa tiga
hari dalam masa haji dan tujuh hari (lagi) apabila kamu Telah pulang
kembali. Itulah sepuluh (hari) yang sempurna. demikian itu (kewajiban
membayar fidyah) bagi orang-orang yang keluarganya tidak berada (di
sekitar) Masjidil Haram (orang-orang yang bukan penduduk kota Mekah).

DASAR DASAR PENGENALAN ILMU-ILMU AL- QUR’AN 68


1001 TOPIK MENARIK DALAM AL-QUR'AN

dan bertakwalah kepada Allah dan Ketahuilah bahwa Allah sangat keras
siksaan-Nya.

[120] yang dimaksud dengan korban di sini ialah menyembelih binatang


korban sebagai pengganti pekerjaan wajib haji yang ditinggalkan; atau
sebagai denda Karena melanggar hal-hal yang terlarang mengerjakannya di
dalam ibadah haji.

[121] Mencukur kepala adalah salah satu pekerjaan wajib dalam haji,
sebagai tanda selesai ihram.

( A.196 Qs.002 Al-Baqarah )

7. Beberapa sebab tapi satu wahyu

Terkadang wahyu turun untuk menanggapi beberapa peristiwa atau


beberapa sebab. Misalnya firman Allah S.W.T.

               

  

1. Katakanlah: "Dia-lah Allah, yang Maha Esa.

2. Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu.

3. Dia tiada beranak dan tidak pula diperanakkan,

4. Dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia."

( A.1 s/d 4 QS.112 Al-Ikhlas )

Ayat itu turun sebagai tanggapan terhadap orang-orang musyrik Makkah


sebelum hijrah, juga turun berkenaan dengan ahli Kitab ( Yahudi dan
Nasrani ) di Madinah sesudah Hijrah.

DASAR DASAR PENGENALAN ILMU-ILMU AL- QUR’AN 69


1001 TOPIK MENARIK DALAM AL-QUR'AN

Contoh lainnya firman Allah S.W.T. sbb :

         

          

113. Tiadalah sepatutnya bagi nabi dan orang-orang yang beriman


memintakan ampun (kepada Allah) bagi orang-orang musyrik, walaupun
orang-orang musyrik itu adalah kaum kerabat (nya), sesudah jelas bagi
mereka, bahwasanya orang-orang musyrik itu adalah penghuni neraka
jahanam. ( A.113. QS.009 At-Taubah )

Ayat itu turun berkenaan wafatnya paman Rasulullah S.a.w. yakni Abu
Thaliib. Dan peristiwa lainnya ketika Umar bin Khathab r.a. menemukan
Rasulullah S.a.w. menitikkan airmata di makan ibunda beliau, sambil
meminta ampunan buat nya.

8. Beberapa wahyu tetapi satu sebab

Ada beberapa ayat yang turun untuk menaggapi satu peristiwa atau untuk
menjawab suatu pertanyaan. Misalnya ketika Ummu Salamah bertanya
kepada Rasulullah S.a.w ― Mengapa hanya lelaki saja yang disebut dalam
Al-Qur'an yang diberi ganjaran ― Menurut yang diriwayatkan al-Hakim dan
Tarmizi , pertanyaan Ummu Salamah itu menyebabkan turunnya tiga ayat
sbb

             

           

         

          

195. Maka Tuhan mereka memperkenankan permohonannya (dengan


berfirman): "Sesungguhnya Aku tidak menyia-nyiakan amal orang-orang
yang beramal di antara kamu, baik laki-laki atau perempuan, (karena)
sebagian kamu adalah turunan dari sebagian yang lain[259]. Maka orang-
orang yang berhijrah, yang diusir dari kampung halamannya, yang disakiti

DASAR DASAR PENGENALAN ILMU-ILMU AL- QUR’AN 70


1001 TOPIK MENARIK DALAM AL-QUR'AN

pada jalan-Ku, yang berperang dan yang dibunuh, Pastilah akan Ku-
hapuskan kesalahan-kesalahan mereka dan Pastilah Aku masukkan
mereka ke dalam surga yang mengalir sungai-sungai di bawahnya, sebagai
pahala di sisi Allah. dan Allah pada sisi-Nya pahala yang baik."

[259] maksudnya sebagaimana laki-laki berasal dari laki-laki dan


perempuan, Maka demikian pula halnya perempuan berasal dari laki-laki
dan perempuan. kedua-duanya sama-sama manusia, tak ada kelebihan
yang satu dari yang lain tentang penilaian iman dan amalnya.

( A.195 QS.003 Ali Imran )

            

32. Katakanlah: "Ta'atilah Allah dan Rasul-Nya; jika kamu berpaling, Maka
Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang kafir".

(A.32. QS.004 An Nisa )

     

     

    

      

      

35. Sesungguhnya laki-laki dan perempuan yang muslim, laki-laki dan


perempuan yang mukmin[1218], laki-laki dan perempuan yang tetap dalam
ketaatannya, laki-laki dan perempuan yang benar, laki-laki dan perempuan
yang sabar, laki-laki dan perempuan yang khusyuk, laki-laki dan
perempuan yang bersedekah, laki-laki dan perempuan yang berpuasa, laki-
laki dan perempuan yang memelihara kehormatannya, laki-laki dan
perempuan yang banyak menyebut (nama) Allah, Allah Telah menyediakan
untuk mereka ampunan dan pahala yang besar.

DASAR DASAR PENGENALAN ILMU-ILMU AL- QUR’AN 71


1001 TOPIK MENARIK DALAM AL-QUR'AN

[1218] yang dimaksud dengan muslim di sini ialah orang-orang yang


mengikuti perintah dan larangan pada lahirnya, sedang yang dimaksud
dengan orang-orang mukmin di sini ialah orang yang membenarkan apa
yang harus dibenarkan dengan hatinya.

(A.35 QS.033 Al-Ahzab )

(5). Tanggapan Para Ulama Tentang Asbab Al-Nuzul

Setidaknya para Ulama terbagi kedalam dua kelompok berkenanan dengan


kedudukan asbab al-nuzul Al-Qur'an ini

Pertama : Pendapat dari Jumhur Ulama yang menetapkan suatu kaidah ―


Yang dijadikan pegangan ialah keumuman lafal, bukan kekhususan sebab ―

Mereka berpendapat bahwa ayat-ayat yang diturunkan berdasarkan sebab


khusus tetapi diungkapkan dalam bentuk lafal umum, maka yang dijadikan
pegangan adalah lafal umum. Contoh firman Nya

           

  

38. Laki-laki yang mencuri dan perempuan yang mencuri, potonglah


tangan keduanya (sebagai) pembalasan bagi apa yang mereka kerjakan
dan sebagai siksaan dari Allah. dan Allah Maha Perkasa lagi Maha
Bijaksana.

(A.38 QS.005 Al-Maidah )

Ayat diatas berkenaan dengan terjadinya peristiwa pencurian perhiasan


yang dilakukan seseorang dimasa Nabi Saw. Maka jumhur Ulama
berpendapat bahwa ayat diatas menggunakan lafal ‗am , yaitu isim mufrad
yang ditarifkan dengan alif lam (al ) jinsiyyah. Maka ayat ini berlaku umum
kapan pun dan dimana pun , tidak berlaku hanya kepada sipelaku dijaman
Nabi tersebut.

Kedua : Pendapat dari sebagian Ulama , yang menetapkan suatu kaidah

― Yang dijadikan pegangan ialah kekhususan sebab, bukan ke umuman


lafal ―. Bagi mereka riwayat-riwayat asbab al nuzul keberadaannya penting
didalam memahami ayat-ayat Al-Qur'an . Seperti firman Nya

DASAR DASAR PENGENALAN ILMU-ILMU AL- QUR’AN 72


1001 TOPIK MENARIK DALAM AL-QUR'AN

              

115. Dan kepunyaan Allah-lah timur dan barat, Maka kemanapun kamu
menghadap di situlah wajah Allah[83]. Sesungguhnya Allah Maha luas
(rahmat-Nya) lagi Maha Mengetahui.

[83] Disitulah wajah Allah maksudnya; kekuasaan Allah meliputi seluruh


alam; sebab itu di mana saja manusia berada, Allah mengetahui
perbuatannya, Karena ia selalu berhadapan dengan Allah.

( A.115 QS.002 Al Baqarah )

Menurut mereka jika hanya berpegang kepada redaksi ayat diatas, maka
hokum yang difahami dari ayat diatas ialah tidak wajib menghadap ke
Kiblat pada waktu shalat, baik dalam keadaan musafir atau tidak.
Pemahaman seperti demikian adalah keliru. Karena bertentangan dengan
dalil lain dan ijma para ulama. Akan tetapi dengan memperhatikan asbab al
nuzulnya , maka difahami bahwa ayat itu bukan ditujukan kepada orang-
orang yang berada pada kondisi biasa atau bebas, tetapi ditujukan.kepada
orang-orang yang karena sebab tertentu tidak dapat menentukan arah
kiblat. Kaidah kedua ini terasa lebih konekstual tetapi persoalannya
adalah tidak semua ayat-ayat Al-Qur'an mempunyai asbab al-nuzul ,
jumlahnya sangat terbatas dan sebagian diantaranya tidak shahih,
ditambah lagi satu ayat kadang-kadang mempunyai beberapa asbab al-
nuzul.

6). Beberapa sahabat (pria ) yang menjadi sebab turunnya ayat Al Quran

o Ayat yang berhubungan dengan Abu Bakar As Siddiq: 9:40, 24:22,


46:15, 49:2, 58:22, 92:17, 92:18, 92:19, 92:20, 92:21
o Ayat yang berhubungan dengan Abu Jahal: 17:90, 17:91, 17:92,
17:93, 25:31, 25:41, 25:55, 44:49, 96:6, 96:7, 96:9, 96:10, 96:11, 96:12,
96:13, 96:14, 96:15, 96:16, 96:17, 96:18, 96:19
o Ayat yang berhubungan dengan Abu Sufyan: 8:36, 17:90, 17:91,
17:92, 17:93
o Ayat yang berhubungan dengan Abu Talib Bin Abdul Mutalib: 9:113,
9:114, 28:56
o Ayat yang berhubungan dengan Abu Amir Ar Rahib: 9:107
o Ayat yang berhubungan dengan Abu Ubaidah Bin al Jarrah: 58:22
o Ayat yang berhubungan dengan Abu 'Aqil: 9:79
o Ayat yang berhubungan dengan Abu Lubabah bin al Munzir: 8:27,
8:28, 9:102
o Ayat yang berhubungan dengan Abu Lahab: 111:1, 111:2, 111:3

DASAR DASAR PENGENALAN ILMU-ILMU AL- QUR’AN 73


1001 TOPIK MENARIK DALAM AL-QUR'AN

o Ayat yang berhubungan dengan Ibnu Ummi Maktum: 80:1, 80:2, 80:3,
80:4, 80:5, 80:6, 80:7, 80:8, 80:9, 80:10
o Ayat yang berhubungan dengan Akhnas bin Syariq al Thaqofi: 2:204,
68:10, 68:11, 68:12, 68:13, 68:14, 68:15, 68:16, 104:1, 104:2, 104:3,
104:4, 104:5, 104:6, 104:7, 104:8, 104:9
o Ayat yang berhubungan dengan Saad bin Sa'yah: 4:162
o Ayat yang berhubungan dengan Asad bin Abaid: 3:113, 4:162
o Ayat yang berhubungan dengan Asy'ats bin Qais: 3:77
o Ayat yang berhubungan dengan Umayyah bin Khalaf: 17:90, 17:91,
17:92, 17:93, 25:28, 25:29, 109:1
o Ayat yang berhubungan dengan Anas bin Nadhr: 33:23
o Ayat yang berhubungan dengan Aus bin Shamit: 58:1, 58:2, 58:3,
58:4
o Ayat yang berhubungan dengan Bilal bin Rabah: 6:52, 18:28
o Ayat yang berhubungan dengan Tsa'labah bin Sa'yah: 3:113, 4:162
o Ayat yang berhubungan dengan Jabir bin Abdullah: 4:176
o Ayat yang berhubungan dengan Al Jad bin Qais: 9:49
o Ayat yang berhubungan dengan Hathib bin Abu Balta'ah: 60:1
o Ayat yang berhubungan dengan Hamzah bin Abdul Muthalib: 3:169,
3:170, 16:126, 16:127, 22:19
o Ayat yang berhubungan dengan Huyai bin Akhtab: 4:51, 4:52
o Ayat yang berhubungan dengan Khabab bin al Art: 6:52, 18:28
o Ayat yang berhubungan dengan Al Zubair bin al 'Awwam: 4:65
o Ayat yang berhubungan dengan Zaid bin Arqam: 63:7, 63:8
o Ayat yang berhubungan dengan Zaid bin Haritsah: 33:4, 33:37
o Ayat yang berhubungan dengan Sa'ad bin Abi Waqqas: 5:90, 6:52,
8:1, 18:28, 29:8, 31:14, 31:15
o Ayat yang berhubungan dengan Salman Al Farisi: 2:62, 6:52
o Ayat yang berhubungan dengan Syaibah bin Rabi'ah: 17:90, 17:91,
17:92, 17:93
o Ayat yang berhubungan dengan Shafwan bin Umayah: 8:36
o Ayat yang berhubungan dengan Shuhaib Ar Rumi: 2:207, 6:52, 18:28
o Ayat yang berhubungan dengan Dhamrah bin Jundub: 4:100
o Ayat yang berhubungan dengan 'Aiz bin Amru al Mazni: 9:91
o Ayat yang berhubungan dengan Ta'mah bin Ubairaq: 4:105
o Ayat yang berhubungan dengan Al 'Ash bin Wail: 19:77, 19:78, 19:79,
19:80, 107:1, 107:2, 107:3, 108:3, 109:1
o Ayat yang berhubungan dengan Ubadah bin Shamit: 5:51, 5:52, 5:53
o Ayat yang berhubungan dengan Abbas bin Abdul Muthalib: 8:70,
9:19
o Ayat yang berhubungan dengan Abdullah bin Abis Sarh: 6:93
o Ayat yang berhubungan dengan Abdullah bin Ubay bin Salul: 4:72,
5:51, 5:52, 5:53, 9:74, 9:80, 9:84, 24:11, 24:33, 63:1, 63:2, 63:3, 63:4,
63:5, 63:6, 63:7, 63:8
o Ayat yang berhubungan dengan Abdullah bin Umayah: 17:90, 17:91,
17:92, 17:93

DASAR DASAR PENGENALAN ILMU-ILMU AL- QUR’AN 74


1001 TOPIK MENARIK DALAM AL-QUR'AN

o Ayat yang berhubungan dengan Abdullah bin Jahsy dan


pasukannya: 2:217
o Ayat yang berhubungan dengan Abdullah bin Hudzafah: 4:59
o Ayat yang berhubungan dengan Abdullah bin Rawahah: 2:221
o Ayat yang berhubungan dengan Abdullah bin Salam: 2:146, 2:208,
3:113, 4:162, 5:55, 46:10
o Ayat yang berhubungan dengan Abdullah bin Mas'ud: 6:52, 18:28
o Ayat yang berhubungan dengan Ubaidillah bin Abi Rabi'ah: 8:36
o Ayat yang berhubungan dengan Ubaidah bin Al Harits: 22:19
o Ayat yang berhubungan dengan 'Utbah bin Abi Rabi'ah: 17:90, 17:91,
17:92, 17:93, 22:19
o Ayat yang berhubungan dengan Utsman bin Thalhah Al Juhami: 4:58
o Ayat yang berhubungan dengan Utsman bin Affan: 39:9
o Ayat yang berhubungan dengan Utsman bin Mazh'un: 5:87, 5:88
o Ayat yang berhubungan dengan Uqbah bin Abi Mu'ith: 25:27, 25:28,
25:29
o Ayat yang berhubungan dengan 'Aqil bin Abu Thalib: 8:70
o Ayat yang berhubungan dengan 'Ikrimah bin Abu Jahal: 8:36
o Ayat yang berhubungan dengan Ali bin Abu Thalib: 22:19, 32:18
o Ayat yang berhubungan dengan Ammar bin Yasir: 16:106, 18:28
o Ayat yang berhubungan dengan Umar bin Khattab: 45:14, 45:15, 49:2
o Ayat yang berhubungan dengan Finhash: 3:181, 5:64
o Ayat yang berhubungan dengan Qatadah bin Nu'man: 4:110, 4:111,
4:112
o Ayat yang berhubungan dengan Qidar bin Salif: 91:12
o Ayat yang berhubungan dengan Qais bin Shirmah: 2:187
o Ayat yang berhubungan dengan Ka'ab bin Al Asyraf: 4:51, 4:52, 4:60
o Ayat yang berhubungan dengan Ka'ab bin 'Ajrah: 2:196
o Ayat yang berhubungan dengan Ka'ab bin Malik: 9:106, 9:118
o Ayat yang berhubungan dengan Murarah bin Al Rabi' Al'Amry: 9:106,
9:118
o Ayat yang berhubungan dengan Mistah bin Atsatsah: 24:22
o Ayat yang berhubungan dengan Mus'ab bin 'Umair: 3:169, 3:170,
58:22
o Ayat yang berhubungan dengan Ma'qil bin Yasar: 2:232
o Ayat yang berhubungan dengan Al Miqdad bin Al Aswad: 4:94, 18:28
o Ayat yang berhubungan dengan An Nadhr bin Al Harits: 8:31, 8:32,
17:90, 17:91, 17:92, 17:93, 70:1
o Ayat yang berhubungan dengan Naufal bin Al Harits: 8:70
o Ayat yang berhubungan dengan Hilal bin Umayyah: 9:106, 9:118,
24:6, 24:7, 24:8, 24:9
o Ayat yang berhubungan dengan Al Walid bin 'Utbah: 22:19
o Ayat yang berhubungan dengan Al Walid bin 'Uqbah: 32:18, 49:6,
49:7
o Ayat yang berhubungan dengan Al Walid bin Al Mughirah: 17:90,
17:91, 17:92, 17:93, 53:33, 53:34, 53:35, 53:36, 74:11, 74:12, 74:13,

DASAR DASAR PENGENALAN ILMU-ILMU AL- QUR’AN 75


1001 TOPIK MENARIK DALAM AL-QUR'AN

74:14, 74:15, 74:16, 74:17, 74:18, 74:19, 74:20, 74:21, 74:22, 74:23,
74:24, 74:25, 74:26, 74:27, 109:1

(7). Beberapa wanita yang menjadi sebab turunnya ayat Al Quran

o Ayat yang berhubungan dengan Asma' binti Abi Bakar: 60:8


o Ayat yang berhubungan dengan Ummu Jamil: 111:4, 111:5
o Ayat yang berhubungan dengan Ummu Syarik Ad Dausiyah: 33:50
o Ayat yang berhubungan dengan Ummu Kultsum binti 'Uqbah: 60:10
o Ayat yang berhubungan dengan Hafsah binti Umar: 66:1, 66:2, 66:3,
66:4, 66:5
o Ayat yang berhubungan dengan Khaulah binti Tsa'labah: 58:1, 58:2,
58:3, 58:4
o Ayat yang berhubungan dengan Ramlah binti Abi Sufyan: 60:7
o Ayat yang berhubungan dengan Zainab binti Jahsy: 33:36, 33:37,
33:38
o Ayat yang berhubungan dengan Aisyah binti al Siddiq: 24:11, 24:12,
24:13, 24:14, 24:15, 24:16, 66:1, 66:2, 66:3, 66:4, 66:5

Ayat yang berhubungan dengan Fatimah Binti Rasulullah: 33:33

DASAR DASAR PENGENALAN ILMU-ILMU AL- QUR’AN 76


1001 TOPIK MENARIK DALAM AL-QUR'AN

I. Rasm Al-Qur'an

Prof Dr.M.Quraish Shihab dkk 12 menjelaskan bahwa rasm berasal dari kata
rasama, berarti menggambar atau melukis. Istilah ini dalam Ulum al Qur‘an
diartikan sebagai pola penulisan Al-Qur'an yang digunakan Utsman bin
Affan dan sahabat-sahabatnya ketika menulis dan membukukan Al-Qur'an .
Kemudian pola itu dijadikan standar dalam penulisan kembali atau
penggandaan mushaf Al-Qur'an . Pola penulisan ini kemudian dikenal
dengan nama rasm Utsmani.

A. Pola Penulisan rasm Utsmani

Pola penulisan rasm Utsmani memiliki perbedaan dengan penulisan


bahasa Arab baku yang berkembang di dalam masyarakay moderen.
Perbedaan-perbedaan itu antara lain :
4. Pengurangan – pengurangan huruf ( al-hadzf ) , seperti pengurangan
huruf waw dan alif, misalnya pada ayat sbb

         


11. Dan manusia mendoa untuk kejahatan sebagaimana ia mendoa untuk
kebaikan. dan adalah manusia bersifat tergesa-gesa.

(A.11. QS.017 Al Israa )


Kata menurut kaidah penulisan baku mestinya tertulis wayad‘au .

5. Penambahan –penambahan huruf, seperti huruf alif dan ya misalnya

       


23. Dan jangan sekali-kali kamu mengatakan tentang sesuatu:
"Sesungguhnya Aku akan mengerjakan Ini besok pagi,

(A. 23 QS.018 Al-Kahfi )

6. Penggantian satu huruf dengan huruf lain ( al badl ) seperti


menggantikan huruh alif dengan huruf waw misalnya

DASAR DASAR PENGENALAN ILMU-ILMU AL- QUR’AN 77


1001 TOPIK MENARIK DALAM AL-QUR'AN

       


43. Dan Dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan ruku'lah beserta orang-
orang yang ruku'[44].

[44] yang dimaksud ialah: shalat berjama'ah dan dapat pula diartikan:
tunduklah kepada perintah-perintah Allah bersama-sama orang-orang yang
tunduk.
( A.43 QS.002 Al Baqarah )

Kata kata itu mestinya tertulis  ( tanpa waw )


7. Penggabungan ( al –washl ) dan pemisahan ( al-fashl ), yaitu
menggabungkan suatu lafal dengan lafal lain; yang biasanya ditulis
terpisah, atau pemisahan suatu lafal dengan lafal lain yang biasanya
disatukan, misalnya

     


3. Apakah manusia mengira, bahwa kami tidak akan mengumpulkan
(kembali) tulang belulangnya?

(A.3. QS.075 Al-Qiyamah )

Kata  mestinya tertulis

8. Ayat-ayat yang mempunyai dua qiraat yang berbeda, misalnya

   


4. Yang menguasai[4] di hari Pembalasan[5].

(A.4. QS.001 Al fatihah )

[Maalik (yang menguasai) dengan memanjangkan mim,ia berarti: pemilik.


dapat pula dibaca dengan Malik (dengan memendekkan mim), artinya: Raja.

Melihat bentuk-bentuk inkonsistensi rasm Utsmani, beberapa kalangan


Ulama menolak membandingkan antara rasm Utsmani tersebut dengan
kaidah penulisan standar. Sebaliknya juga tidak bisa rasm Utsmani ini

DASAR DASAR PENGENALAN ILMU-ILMU AL- QUR’AN 78


1001 TOPIK MENARIK DALAM AL-QUR'AN

dijadikan pola standar baku. Karenanya mereka lebih cenderung


membiarkan kekhususan pola penulisan rasm Utsmani sebagaimana
adanya.

B. Pola Hukum dan Kedudukan Rasm Al-Qur'an

Banyak perbedaan para Ulama tentang Pola Hukum serta kedudukan


Rasm Al-Qur'an, terutama berkaitan dengan Rasm Utsamani

1. Jumhur Ulama menyatakan bahwa rasm Utsmani ini bersifat tawqifi (


atas petunjuk Nabi S.a.w. ) karena yang menulis adalah sahabat-sahabat
yang ditunjuk dan dipercaya Nabi S.a.w. semasa beliau hidup. Pola
penulisannya bukan merupakan ijtihad , dan para sahabat tidak
mungkin melakukan kesepakatan ( ijma ) dalam hal-hal yang
bertentangan dengan kehendak dan restu Nabi Muhammad S.a.w. .
Bentuk-bentuk inkonsistensi dalam penulisan tidak bisa dilihat
berdasarkan standar penulisan baku bahasa Arab, tetapi dibalik itu ada
rahasia yang belum dapat terungkap secara keseluruhan. Pola
penulisan tersebut juga dipertahankan oleh para sahabay dan tabi‘in.
Imam Ahmad Ibn Hanbal dan Imam Malik berpendapat bahwa haram
hukumnya menulis Al-Qur'an menyalahi rasm Utsmani. Bagaimana pun
pola penulisan rasm Utsmani ini sudah merupakan ke sepakatan ulama
mayoritas ( jumhur ulama )
2. Kelom,pok Ulama yang lain berpendapat bahwa pola penulisan rasm
Utsmani ini tidak bersifat tawqifi , tetapi merupakan ijtihad para
sahabat. Karena tidak pernah ditemukan riwayat Nabi tentang
ketentuan pola penulisan wahyu. Bahkan sebuah riwayat dikutip Rajab
Farjani ― Sesungguhnya Rasulullah S.a.w. memerintahkan menulis Al-
Qur'an , tetapi tidak memeberikan petunjuk teknis penulisan nya, dan
tidak pula melarang menulisnya denganpola-pola tertentu ― Karena
itu ada yang menulis suatu lafal Al-Qur'an sesuai dengan bunyi lafal itu,
ada pula yang menambah atau mengurangi . Atau menuliskan dengan
pola masa lalu atau dengan pola penulisan baru , itu dibenarkan karena
pola penulisan hanyalah cara.

Mereka pun berpendapat seandainya pola penulisan Al-Qur'an itu betul-


betul tawqifi tentu namanya bukan rasm Utsmani, tetapi rasm Nabawi.
Belum lagi kalu ummi nya Nabi itu diartikan sebagai buta huruf , yang
berarti tidak mungkin Nabi S.a.w. memberikan petunjuk teknis penulisan
Al-Qur'an .

Sekelompok ulama lainnya mengkompromikan perbedaan dua kelompok


diatas, dengan menyatakan bahwa penulisa Al-Qur'an dengan pola imla‘I
bisa dibenarkan tetapi ini khusu bagi orang awam. Sedangkan bagi para
ulama yang telah memahami reasm Utsmani ini, mereka wajib untuk
mempertahankan keaslian rasm Utsmani. Menurut al –Zarqani bahwa

DASAR DASAR PENGENALAN ILMU-ILMU AL- QUR’AN 79


1001 TOPIK MENARIK DALAM AL-QUR'AN

rasm imla‘i diperlukan untuk menghindari umat dari kesalahan membaca


Al-Qur'an , sedangkan rasm Utsmani diperlukan untuk memelihara keaslian
mushaf Al-Qur'an

J. Qira‘ah Al-Qur'an

Prof.Dr.H.Abdul Djalal H.A. 13 menjelaskan pengertian Qiraatil Al-Qur'an ,


sejarah, syarat-syarat, macam-macamnya , pendapat para ulama serta
faedah perbedaannya sbb:

1. Pengertian Qira‘ah; Qurra‘ ; dan sejarahnya

a) Pengertian Qira‘ah

Qira‘ah menurut bahasa berupa isim mashdar dari lafal qara‘a ( fi‘il
madhi ) yang berarti membaca. Maka qira‘ah berarti bacaan atau cara
membaca.

Menurut istilah, definisi qira‘ah ialah cara membaca ayat-ayat Al-


Qur'an yang berupa wahyu Allah S.W.T. , dipilih oleh salah seorang
imam ahli qira‘ah , berbeda dengan cara ulama lain, berdasarkan
riwayat-riwayat mutawatir sanadnya dan selaras dengan kaidah-
kaidah bahasa Arab serta cocok dengan bacaan terhadap tulisan Al-
Qur'an yang terdapat dalam salah satu mushhaf Utsmani.

Al-Qur'an ini diturunkan dalam tujuh bacaan atau tujuh cara


membaca, yang relevan dengan bacaan ( dialek ) dari suku-suku
bangsa Arab yang ada pada waktu turunnya Al-Qur'an dahulu.
Semua bacaan itu diterima dari Nabi Muhammad S.a.w. dan taufiqi (
tergantung ) dari pendengaran yang berasal dari nabi S.a.w.

Imam Bukhari, Muslim, Nasa‘I, Tirmidzi, Abu Dawud dan Malik


meriwayatkan hadis dari Umar bin Khatthab r.a. bahwa Mauhammad
bersabda ―

Artinya ― Rasululullah S.a.w bersabda ― Bahwa sesungguhnya Al-


Qur'an itu diturunkan dengan tujuh macam bacaan, maka kalian
bacalah dengan cara yang mudah dari cara-cara itu ―

( HR. Jama‘ah )

Pengertian sab‘atu ahrufin (tujuh macam bacaan )

DASAR DASAR PENGENALAN ILMU-ILMU AL- QUR’AN 80


1001 TOPIK MENARIK DALAM AL-QUR'AN

Prof.Manna‘ul Qaththan, guru besar tafsir dan ulumul Qur‘an di


Universitas Riyad menyebutkan ada enam pendapat ulama mengenai
sa‘atu ahrufin ini

1. Jumhur Ulama seperti Sufyan bin Uyainah, Ibnu Jarir, Ibnu Wahab dll
mengartikan sab‘atu ahrufin sebagai adalah tujuh bahasa Arab mengerti
arti yang satu. Contohnya arti ― datanglah ― Diungkapkan dengan kata
kata : aqbil ; ta‘al; halumma; ‗ajal; asri; ilayya; qashdi; nahwi; qurbi dll
2. Sebagian ulama lain mengartikan sab‘atu ahrufin adalah tujuh bahasa
dari bahasa Arab untuk menurunkan Al-Qur'an seperti : Arab Hijaz; Arab
Yaman ; Arab Mesir ; Iran dsb
3. Sebagian ulama lain mengartikan sab‘atu ahrufin adalah tujuh arah
seperti : perintah; larangan ; halal; haram; muhkam; mutasyabih; amtsal
4. Sebagian ulama lain mengartikan sab‘atu ahrufin adalah tujuh arah
perubahan yang terjadi dalam perselisihan-perselisihan.
5. Sebagian ulama lain mengartikan sab‘atu ahrufin sebenarnya
menunjukkan jumlah yang banyak, seperti tujuh langit yang
menunjukkan banyak langit.
6. Sebagian ulama lain mengartikan sab‘atu ahrufin adalah qira‘ah sab‘ah
karena qira‘ah itulah yang menjabarkan tujuan huruf.

b) Pengertian Qurra

Menurut bahasa qurra adalah bentuk jamak dari lafal qari yang berupa isim
fail ( pelaku ) dari fi‘il ( kata kerja ) qara‘a. yang berarti : yang
membaca/pembaca atau ahli qira‘ah/yang pandai qira‘ah.

Qari‘ itu ada dua kategori

Al-qari‘al-mubtadi, yaitu ahli qira‘ah tingkat dasar yang baru menguasai


satu atau dua cara membaca ayat-ayat Al-Qur'an
Al-qari‘al-muntahi, yaitu qira‘ah tingkat akhir yang sudah mampu
menguasai berbagai cara membaca ayat-ayat Al-Qur'an.

c) Sejarah Qira‘atil Qur‘an

Dimasa Nabi Muhammad S.a.w. hidup dimana lembaran-lembaran


catatan ayat-ayat Al-Qur'an tersebar ditangan-tangan para sahabat, cara
membaca ayat Al-Qur'an adalah mengikuti apa yang diajarkan Nabi S.a.w.
sendiri, dimasa itu ada peristiwa memilikan dimana 70 orang hafizh dan
qari‘ handal beliau dibunuh di Sumur Ma‘unah oleh para pemberontak
diluar Madinah. Setelah Rasulullah S.a.w. wafat(11 H/632 M ) dan Abu
Bakar al Shiddiq r.a. menjadi Khalifah Islam pertama, terjadi lagi peristiwa
memilukan dimana lk 70 orang lagi hafzh dan qari‘ gugur dalam perang

DASAR DASAR PENGENALAN ILMU-ILMU AL- QUR’AN 81


1001 TOPIK MENARIK DALAM AL-QUR'AN

Yamamah . Dan berkat usulan dari Umar Ibn Khaththab r.a. lembaran-
lembaran catatan ayat Al-Qur'an dikumpulkan dan disalin menjadi mushaf
Al-Qur'an pertama. Cara pembacaan Al-Qur'an masih mengikuti apa yang
diajarkan Nabi S.a.w. dan para sahabat yang akhli qira‘ah.Setelah Abu
Bakar wafat wafat (12 H/634 M ) , lalu digantikan Umar Ibn al-Khaththab r.a
sebagai Khalifah , sampai beliau wafat dibunuh th.23 H/644 M. Maka
dizaman Khalifah Utsman Ibn ‗Affan ( 23 s/d 35 H) atas usulan Hudzaifah
Ibn al-Yaman , maka Khalifah memerintahkan Panitia Penyalin Mushaf Al-
Qur'an . Salah satu faktor yang mendorong penyusunan & penggandaan
Al-Qur'an adalah untuk meredam perselisihan diantara kalangan umat
Islam mengenai qira‘at (bacaan ) Al-Qur'an . ( Baca penjelasannya pada
bab. Pemeliharaan Al-Qur'an ).

Dengan mushaf Al-Qur'an yang dibagikan Khalifah Utsman ke belbagai


daerah , bisa mempersatukan kembali umat dibelbagai daerah, terutama
juga karena Khalifah mengirimkan para qari‘ terbaiknya untuk
mengajarkan cara membaca Al-Qur'an di pelbagai daerah itu. Sejarah
Islam mencatat perkembangan positip dari langkah Khalifah ini antara
lain banyaknya

Di Madinah, umat Islam berguru qira‘ah pada Ibnul Musayyab; Urwah;


Salim az-Zuhri; Atha; Zaid bin Aslam dll
Di Mekkah kepada Ubaid bin Amer; Mujahid; Atha bin Abi Rabah;
Thawus; Ikrimah; Ibnu Abi Malikah dll
Di Kuffah kepada Alqamah; Masruq; Said bin Jubairi ; Nakha‘I; Sa‘bi;
Surahbil; Al-Aswad; Harits bi Qais dll
Di Basrah kepada Abu Aliyah; Abu Rajah; Nashr bin Ashim; Yahya bin
Ya‘mat;l Al-Hasan; Ibnu Sirrin; Qatadah binAla; Ya‘qub bin al-Hadhami
dll
Di Syam kepadsa Al-Mughirah, Khalifah bin Sa‘id; sahabat-sahabat
Utsman; sahabat-sahabat Abu Darda dll

Ilmu Qira‘ah baru dibukukan di abad ke IV Hijrah , yang pertama-tama


dikarang oleh Abu Bakar Ahmad bin Mujahid; kemudian Abu ‗Ubaid al-
Qasim bin Salam; Abu Hatim As-Sijistani; Abu Jafar Ath-Thabary dan Ismail
Al-Qadhi.

2. Syarat-Syarat Diterimanya Qiraah

Ada tiga hal syarat diterimanya qiraa‘atil Al-Qur'an sebagai berikut

a. Qira‘ah itu harus sesuai dengan kaidah-kaidah bahasa Arab


b. Sanad dari riwayat yang menceriterakan qira‘ah-qira‘ah tersebut harus
shahih

DASAR DASAR PENGENALAN ILMU-ILMU AL- QUR’AN 82


1001 TOPIK MENARIK DALAM AL-QUR'AN

c. Bacaan qira‘ah tersebut harus cocok diterapkan kepada salah satu


mushaf Utsmani.

3. Macam-Macam Qira‘atil

Ditinjau dari para qurra dan dari segi riwayatnya juga dari segi nama
jenisnya maka dapat digolongkan sebagai berikut

a. Ditinjau dari para qurrra yang mengajarkannya


Qira‘ah Sab‘ah, yang disandarkan kepada tujuh orang ahli qira‘ah
yakni: Nafi‘ ibn Abd Rahman; Ashim bin Abi Najud Al- Asady;
Hamzah bin Habib At-Taymy; Ibnu Amir Al-Yashhuby; Abdullah Ibnu
Katsir; Abu Amer Ibnu Ala; Abu Ali Al-Kasai
Qira‘ah Asyrah yang disandarkan kepada sepuluh orang ahli qira‘ah
yakni : Tijih orang Qira‘ah Sab‘ah ditambah Abu Jafar Yazid Ibnul
Qa‘qa Al-Qari; Abu Nabi Muhammad S.a.w. Yaqub bin Ishaq Al-
Hadhary; Abu Muhammad Khalaf bin Hisyam Al-A‘masyy.
Qira‘ah Arba‘a ‗asyrata yang disandarkan kepada empat belas ahli
qira‘ah yakni qiraah asyrah ditambah Hasan Al Bashry ; Ibnu
Muhaish; YahYahya Ibnul Mubarak Al-Yazidy; Abul Faraj Ibnul
Ahmad Asy-Syambudzy.

b. Ditinjau dari para perawinya

1. Qira‘ah Mutawatirah, yang diriwayatkan diriwayatkan oleh banyak


orang, mereka tidak mungkin bersepakat dusta. Contohnya Qira‘ah
Sab‘ah

2. Qira‘ah Masyhurah, yang sahih sanadnya, diriwayatkan oleh orang


adil; dhabit dst, dan sesuai dengan kaidah bahasa Arab, serta
bacaannya cocok dengan salah satu mushaf Utsmani, baik dari
qiraah sab‘ah maupun asyrah
3. Qira‘ah Ahad, yakni yang sanadnya sahih, tapi tulisannya tidak
cocok dengan mushaf Utsmani, dan tidak sesuai dengan kaidah
bahasa Arab. Jenis Qira‘ah Ahad ini dilarang
4. Qira‘ah Syadzdzah, yakni tidak sahih sanadnya. Seperti yang
berasal dari bacaan Ibnu Sumaifai. Jenis qira‘ah ini dilarang.
5. Qira‘ah Maudhu‘ah, yakni bacaan yang dibuat-buat, yang tidak ada
dasarnya sama sekali. Jenis ini jelas dilarang.
6. Qira‘ah Mudraj, yakni bacaannya ditambah-tambah sebagai
penjelasan. Jenis ini juga dilarang.

DASAR DASAR PENGENALAN ILMU-ILMU AL- QUR’AN 83


1001 TOPIK MENARIK DALAM AL-QUR'AN

c. Ditinjau dari segi macam-maca qira‘ah

Qira‘ah yang memenuhi tiga syarat diterimanya qira‘ah seperti qira‘ah


sab‘ah, asyrah, arba‘a asyrata
Riwayah, bacaan yang hanya berasal dari salah seorang perawi sendiri
Thariq, yaitu nama untuk bacaan yang sanadnya terdiri dari orang-orang
sesudah masa perawinya sendiri.
Wajah, yaitu nama untuk bacaan yang tidak didasarkan sifat-sifat tsb,
melainkan berdasarkan pilihan sendiri.

4. Pendapat para Ulama tentang Qira‘ah


a. Penggunaan qira‘ah

Imam Nawawi menyatakan tidak boleh membaca qira‘ah syadzdzah


baik untuk shalat maupun diluar shalat.
Para fuqaha Bhagdad sepakat menyatakan bahwa orang yang membaca
qira‘ah syadzdzah harus bertobat, karena ia telah berdosa.
Imam dan makmum shalat berjamaah jahr , shalatnya batal karena imam
membaca dengan qira‘ah syadzdzah ,
Prof. Mann‘ Qaththan menyatakan tidak sah membaca Al-Qur'an dengan
qira‘ah : Ahad; Syadzdzah; Maudhu dan Mudhraj. Yang sah dipakai
pada waktu shalat dan diluar shalat hanyalah qira‘ah yang mutawatirah.

5. Faedah Qira‘ah Shahih

Adanya kejelasan beberapa qira‘ah yang shahih yang dapat dipakai untuk
membaca Al-Qur'an , mengandung hikah antara lain

a. Menunjukkan bahwa kitab Al-Qur'an selalu terpelihara dari usaha-


usaha tahrif, perubahan, pergabtian, pengurangan maupun
penambahan. Meski kitab itu bisa dibaca dengan berbagai cara
qira‘ah. Sebagaimana firman Nya

       

9. Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al Quran, dan Sesungguhnya


kami benar-benar memeliharanya[793].

[793] ayat Ini memberikan jaminan tentang kesucian dan kemurnian Al


Quran selama-lamanya.

(A.9 QS.015 Al Hijr )

DASAR DASAR PENGENALAN ILMU-ILMU AL- QUR’AN 84


1001 TOPIK MENARIK DALAM AL-QUR'AN

b. Dengan adanya bentuk qira‘ah yang shahih , menjadikan keyakinan


bagi pembaca Al-Qur'an dan menjadi keringanan baginya untuk
tidak mencari-cari cara qira‘ah, atau mengada-ada.
c. Menunjukkan kemukjizatan Al-Qur'an , karena dari masing-masing
qira‘ah dapat menunjukkan aspek hukumnya.
d. Menunjukkan adanya kemungkinan bacaan yang berlainan dalam
suatu lafal/ kata yang sama , yakni dapat dibacanya dengan cara
yang berbeda-beda.

K. Sejarah Pemeliharaan Al-Qur'an

Prof..DR.H.Muhammad Amin Suma, SH.MA. 14 menjelaskan bahwa Al-Qur'an


sendiri menyatakan ke otentikannya ( orisinalitas ) Al-Qur'an dijamin oleh
Allah S.W.T. , seperti dalam Firman Nya

       


9. Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al Quran, dan
Sesungguhnya kami benar-benar memeliharanya[793].

[793] ayat Ini memberikan jaminan tentang kesucian dan kemurnian Al


Quran selama-lamanya.
( A.9. QS.015 Al-Hijr )

Ayat diatas tegas-tegas menyatakan bahwa penurunan Al-Qur'an dan


pemeliharaan kemurniannya adalah merupakan urusan Allah S.W.T.
Dialah yang menurunkan Al-Qur'an kepada Nabi Muhammad S.a.w. melalui
parantaraan Jibril a.s. Dan Dia pula lah yang akan mempertahankan
keaslian atau orisinalitas nya sepanjang waktu. Namun demikian tidak
berarti kaum muslimin boleh berpangku tangan begitu saja., tanpa
menaruh kepedulian barang sedikitpun terhadap pemeliharaan Al-Qur'an .
Seyogyanya kaum muslimin bersikap pro aktif dalam memelihara keaslian
kitab sucinya.

Ayat diatas , yaitu ― nahnu‖ dan ― nazzalna‖ serta ― wa inna ― yang


menggunakan redaksi jamak ( mutakallim ma‘a al-ghair ) bukan mutakallim
wahdah , mengindikasikan kaharusan keterlibatan kaum muslimin dalam
mempertahankan kemurnian kitab suci Al-Qur'an . Dan upaya demikian
memang telah dilakukan sepanjang sejarah, sejak zaman Nabi Muhammad
S.a.w. sampai kini, dan dimasa-masa mendatang.

DASAR DASAR PENGENALAN ILMU-ILMU AL- QUR’AN 85


1001 TOPIK MENARIK DALAM AL-QUR'AN

Adapun sejarah pemeliharaan Al-Qur'an secara global dan umum dapat


ditelusuri dari empat tahapan besar yakni
Pencatatan Al-Qur'an dizaman Nabi Muhammad S.a.w.
Penghimpunan di zaman Abu Bakar ash Shiddiq r.a.
Penggandaan Al-Qur'an di masa Utsman ibn ‗Affan r.a.
Pencetakan Al-Qur'an pada abad ke 17 Masehi.

1) Pencatatan Al-Qur'an dizaman Nabi Muhammad S.a.w.

Pada awal kehadiran agama Islam, kondisi bangsa Arab, tempat


diturunkannya Al-Qur'an , tergolong kepada bangsa yang ummi yakni tidak
pandai membaca dan menulis. Demikian pula keadaan dengan Nabi
Muhammad S.a.w. , ini ditegaskan Allah S.W.T. dalam firman Nya

          

          
2. Dia-lah yang mengutus kepada kaum yang buta huruf seorang Rasul di
antara mereka, yang membacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka,
mensucikan mereka dan mengajarkan mereka Kitab dan hikmah (As
Sunnah). dan Sesungguhnya mereka sebelumnya benar-benar dalam
kesesatan yang nyata,

(A.2. QS.062 Al-Jumu‘ah )

            

 
48. Dan kamu tidak pernah membaca sebelumnya (Al Quran) sesuatu
Kitabpun dan kamu tidak (pernah) menulis suatu Kitab dengan tangan
kananmu; Andaikata (kamu pernah membaca dan menulis), benar-benar
ragulah orang yang mengingkari(mu).

(A.48 QS.029 Al-Ankabut )

DASAR DASAR PENGENALAN ILMU-ILMU AL- QUR’AN 86


1001 TOPIK MENARIK DALAM AL-QUR'AN

          

          

           

            

             

             

    


157. (yaitu) orang-orang yang mengikut rasul, nabi yang ummi yang
(namanya) mereka dapati tertulis di dalam Taurat dan Injil yang ada di sisi
mereka, yang menyuruh mereka mengerjakan yang ma'ruf dan melarang
mereka dari mengerjakan yang mungkar dan menghalalkan bagi mereka
segala yang baik dan mengharamkan bagi mereka segala yang buruk dan
membuang dari mereka beban-beban dan belenggu-belenggu yang ada
pada mereka[574]. Maka orang-orang yang beriman kepadanya.
memuliakannya, menolongnya dan mengikuti cahaya yang terang yang
diturunkan kepadanya (Al Quran), mereka Itulah orang-orang yang
beruntung.
158. Katakanlah: "Hai manusia Sesungguhnya Aku adalah utusan Allah
kepadamu semua, yaitu Allah yang mempunyai kerajaan langit dan bumi;
tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia, yang menghidupkan
dan mematikan, Maka berimanlah kamu kepada Allah dan Rasul-Nya, nabi
yang ummi yang beriman kepada Allah dan kepada kalimat-kalimat-Nya
(kitab-kitab-Nya) dan ikutilah Dia, supaya kamu mendapat petunjuk".

[574] Maksudnya: dalam syari'at yang dibawa oleh Muhammad itu tidak
ada lagi beban-beban yang berat yang dipikulkan kepada Bani Israil.
Umpamanya: mensyari'atkan membunuh diri untuk sahnya taubat,
mewajibkan kisas pada pembunuhan baik yang disengaja atau tidak tanpa
membolehkan membayar diat, memotong anggota badan yang melakukan
kesalahan, membuang atau menggunting kain yang kena najis.
( A.157-158 QS.007 Al-A‘raf )

DASAR DASAR PENGENALAN ILMU-ILMU AL- QUR’AN 87


1001 TOPIK MENARIK DALAM AL-QUR'AN

Tapi Tuhan memilih Muhammad yang ummi itu menjadi Nabi dan Rasul Nya
serta kepadanya seluruh wahyu Al-Qur'an diturunkan, dan Allah S.W.T. lah
yang menjamin kemampuan Nabi S.a.w memeliharanya , sebagaimana
firman Nya

    


17. Sesungguhnya atas tanggungan kamilah mengumpulkannya (di
dadamu) dan (membuatmu pandai) membacanya.

( A.17 QS.075 AQl-Qiyamah )

Hal yang lain bahwa kendatipun bangsa Arab ummi , dibalik itu mereka
dikenal memiliki daya ingat ( hafal ) yang sangat kuat. Mereka terbiasa
menghafal syair-syair Arab dalam jumlah yang tidak sedikit. Sehingga
ukuran keunggulan seseorang dalam bidang pengetahuan , justru terletak
pada kuat hafalannya bukan pada kemampuan baca tulisnya.
Disamping mayoritas orang Arab yang ummi itu, ternyata ada juga yang
pandai baca tulis, walaupun jumlahnya sangat sedikit.

Diawal perkembangan Islam dimana banyak orang-orang yang kuat


hafalannya serta beberapa orang yang pandai baca tulis masuk Islam. Nabi
Muhammad S.a.w. memanfaatkan mereka sebaik-baiknya untuk menghafal
dan mencatat ayat-ayat Al-Qur'an yang telah diterima Rasulullah S.a.w.

Tercatat dizaman itu para hafizh dan hafizhah (pengahafal Al-Qur'an pria
dan wanita ) serta para katib ( pencatat /penulis ) yang sangat handal
seperti
1. Abu Bakar ash-Shiddiq
2. Umar Ibn al-Khaththab
3. Utsman Ibn ‗Affan
4. Ali Ibn Abi Thalib
5. Mu‘awiyyah Ibn Abi Sufyan
6. Ubay Ibn Ka‘ab
7. Al Mughirah Ibn Syu‘bah
8. Yazid Ibn Abi Sufyan
9. Zubair Ibn al-Awwam
10. Khalid Ibn al-Walid
11. ‗Amr Ibn al-‗Ash
12. Zaid Ibn Tsabit

Catatan : Ada catatan bahwa para penulis ayat Al-Qur'an di jaman Nabi
S.a.w. hidup jumlahnya 21 s/d 26 orang. Karenanya pencatatan Al-Qur'an
bersifat mutawatir.

DASAR DASAR PENGENALAN ILMU-ILMU AL- QUR’AN 88


1001 TOPIK MENARIK DALAM AL-QUR'AN

Zaid Ibn Tsabit lah bintang dari penulis, penghafal , peng edit serta
penggandaan Al-Qur'an , Beliau lah yang berperan dalam pemeliharaan Al-
Qur'an sejak zaman Nabi Muhammad S.a.w. sampai zaman Utsman Ibn
Affan yang menghasilkan Mushaf Utsman.

Sejarah mencatat bahwa dari sekian banyak penulis resmi ayat-ayat Al-
Qur'an yang diterima Rasulullah S.a.w. , dan yang kemudian disampaikan
kepada para sahabatnya, Zaid bin Tsabit –lah yang paling professional dan
paling handal melakukannya.. Beliau dikenal sangat cermat dan teliti. Zaid
dkk mencatat ayat-ayat Al-Qur'an dan menempatkan serta mengurutkannya
sesuai dengan petunjuk Nabi Muhammad S.a.w. Sebagaimana diketahui
bahwa hanya ayat-ayat Al-Qur'an sajalah yang boleh
dicatatkan/didokumentasikan para penulis Rasul ini, selainnya dilarang
dicatat, hal ini untuk menghindari campur aduknya firman Allah S.W.T.
dengan sabda Nabi s.a.w.
Catatan : Lihat penjelasannya pada topik Sejarah Al-Qur'an dan As-Sunnah
ybs.

Mengingat pada zaman itu belum dikenal pembukuan serta belum adanya
sarana alat-alat tulis serta kertas seperti zaman sekarang. Pencatatan
ayat –ayat Al-Qur'an dilakukan para penulisnya pada : pelepah-pelepah
kurma; kulit-kulit hewan; tulang; batu dsb yang bisa dipakai menggoreskan
tulisan, Selain itu rumah Nabi Muhammad S.a.w. tidak mampu menyimpan
benda-benda itu, maka catatan-catatan ayat Al-Qur'an penyimpanannya
tersebar di tangan para sahabat beliau .

Sampai waktu wafatnya Nabi Muhammad S.a.w. pada hari Senin tanggal 9
Zulhijjah tahun ke 63 dari kelahirannya atau tahun 10 Hijrah. Catatan-
catatan ayat Al-Qur'an masih tersebar ditangan para sahabat beliau .

2) Penghimpunan di zaman Abu Bakar ash Shiddiq r.a.

Setelah Nabi Muhammad S.a.w. wafat, maka diangkatlah Abu Bakar al-
Shiddiq r.a. sebagai Khalifah Islam Pertama . Banyak peristiwa selama
pemerintahan beliau, antara lain peperangan Yamamah . Dalam
peperangan itu lk. 70 syuhada hafal Al-Qur'an gugur. Sebelumnya
dizaman Nabi S.a.w hidup lk.70 orang hafizh dan qari terbaik telah gugur
pula, karena pengkhianatan para pemberontak di Sumur Ma‘unah di luar
kota Madinah.

Menyaksikan dua peristiwa tragis itu Umar Ibn al-Khathhab mengusulkan


kepada Khalifah Abu Bakar , untuk mengumpulkan catatan ayat-ayat Al-
Qur'an ini dan menghimpunnya / mendokumentasikannya. Semula usul itu
ditolak Khalifah mengingat tidak pernah ada perintah Rasulullah S.a.w.
untuk hal semacam itu. Tapi akhirnya melalui beberapa pertemuan dan

DASAR DASAR PENGENALAN ILMU-ILMU AL- QUR’AN 89


1001 TOPIK MENARIK DALAM AL-QUR'AN

istikharah maka Khalifah Abu Bakar Al-Shiddiq membentuk Panitia


Penghimpun Al-Qur'an , yang anggotanya antara lain
Zaid Ibn Tsabit, sebagai Ketua
Beberapa Anggota antara lain
Utsman Ibn Affan
Ali Ibn Abi Thalib
Ubay Ibn Ka‘ab
Dll

Akhirnya panitia yang bekerja keras selama lk. Setahun dapat


mengumpulkan catatan-catatan ayat Al-Qur'an ini . Dengan ketekunan,
ketelitian serta kontrol yang baik semua bukti-bukti catatan ayat Al-Qur'an
dihimpun. Sebagai catatan betapa telitinya mereka, diceriterakan bahwa
Zaid dkk hafal tentang dua ayat terakhir Surat At Taubah, Tetapi ternyata
sampai waktu terakhir lembar catatan ayat itu belum berada ditangan
Panitia. Akhirnya Negara mengumumkan kepada masyarakat luas,
berangkali ada yang belum menyerahkan catatan ayat tersebut. Tak lama
berselang setelah pengumuman itu, sahabat Abu Khuzaimah al-Anshari
menyerahkan catatan ayat 128 dan 129 Surat At-Taubah itu. Setelah
disumpah dan diperiksa keaslian tulisannya, maka Panitia akhirnya
menerima catatan Abu Khuzaimah tsb.
Catatan semacam itu sangat penting bagi Panitia Penghimpun Al-Qur'an
mengingat Panitia dalam melaksanakan tugas berat dan suci ini , selalu
mendasarkan metode penghimpunannya pada tulisan dan hafalan. Tidak
pernah mereka menetapkan kesahihan ayat-ayat Al-Qur'an hanya
berdasarkan hafalan tanpa tulisan, dan sebaliknya.

Sesuai dengan uraian diatas tercatatlah dalam sejarah bahwa orang


pertama yang mempunyai gagasan ( ide ) untuk menghimpun Al-Qur'an
ialah Umar Ibn al-Khaththab r.a. Sedangkan orang yang pertama kali
menghimpun dan menulis Al-Qur'an kedalam satu mushaf adalah Zaid Ibn
Tsabit r.a. atas perintah Abu Bakar al-Shiddiq r.a.

Himpunan Al-Qur'an yang dilakukan Zaid Ibn Tsabit kemudian dipegang


oleh Khalifah Abu Bakar sampai akhir hayatnya ( 13 H/634 M ). Setelah Abu
Bakar wafat, himpunan Al-Qur'an itu beralih kepada Umar Ibn Khaththab
yang menjadi Khalifah ke II (w.23 H/644 M ). Setelah Umar wafat
Himpunan Al-Qur'an itu berada di tangan Hafsah bt Umar yang juga janda
dari Nabi Muhammad S.a.w. .

3) Penggandaan Al-Qur'an di masa Utsman ibn ‗Affan r.a.

Prof.Dr.M.Quraish Shihab dkk15 menjelaskan bahwa inisiatif Khalifah


Utsman Ibn Affan r.a. untuk membukukan dan menggandakan Al-Qur'an
muncul atas usulan dari Hudzaifah Ibn al-Yaman sebagaimana
diriwayatkan Bukhari. Kemudian Khalifah Utsman mengirim sepucuk

DASAR DASAR PENGENALAN ILMU-ILMU AL- QUR’AN 90


1001 TOPIK MENARIK DALAM AL-QUR'AN

surat kepada Hafshah binti Abu Bakar yang isinya agar mushaf Al-Qur'an
yang disimpannya dikirimkan kepada Khalifah Utsman untuk disalin
menjadi beberapa naskah. Setelah mushaf Al-Qur'an diterima Khalifah
Utsman, maka beliau membentuk Panitia Penyalin Mushaf Al-Qur'an ,
dengan susunan sbb
Zaid Ibn Tsabit ( Ketua yang bukan orang Quraisy )
Anggotanya dipilih dari orang-orang Quraisy
Abdullah Ibn Zuber
Sa‘id Ibn al-Ash
Abd al-Rahman Ibn al-Harits Ibn Hisyam
Dll

Dalam pengarahannya kepada Panitia penyalin, Khalifah berpesan ― Jika


terjadi perbedaan diantara kalian mengenai Al-Qur'an , maka tulislah
menurut dialek Quraisy, karena Al-Qur'an diturunkan dalam bahasa
mereka ―

Setelah Panitia menyelesaikan tugasnya, membuat mushaf Al-Qur'an


(yang kemudian dikenal dengan mushaf Utsman). Khalifah Utsman
mengembalikan mushaf asli kepada Hafshah. Kemudian memerintahkan
agar masyarakat memusnahkan mushaf-mushaf lain.
Terdapat beberapa perbedaan mengenai jumlah mushaf Utsman yang di
buat Panitia . Tapi yang banyak disebut jumhur Ulama adalah sebanyak
6 buah dengan pendistribusiannya masing-masing untuk kota-kota
Makkah
Bashrah
Kufah
Syria
Madinah
Ditangan Khalifah Utsman

Jika kita membandingkan penulisan Al-Qur'an sejak masa Nabi


Muhammad S.a.w. , masa Khalifah Abu Bakar al-Shiddiq r.a. dengan
mushaf Utsman ini adalah sbb

(1)Pada masa Nabi, penulisan dilakukan ketika wahyu Al-Qur'an diturunkan


dengan menyusun ayat-ayat dalam surat-surat tertentu sesuai petunjuk
Nabi. Ayat-ayat tersebut ditulis secara terpisah-pisah pada pelepah kurma,
batu-batuan, kepingan-kepingan logam dll,

(2)Pada masa khalifah Abu Bakar, penulisan dilakukan untuk menghimpun


dan menyalin kembali catatan-catatan Al-Qur'an menjadi sebuah mushaf.
Tertib suratnya menurut urutan-urutan wahyu. Didalamnya terdapat
catatan-catatan tambahan sebagai tafsir dari beberapa ayat tertentu.

DASAR DASAR PENGENALAN ILMU-ILMU AL- QUR’AN 91


1001 TOPIK MENARIK DALAM AL-QUR'AN

(3)Pada masa khalifah Utsman Ibn Affan dilakukan penggandaan mushaf


yang ditulis pada masa Abu Bakar. Namun catatan-catatan yang bukan
firman Allah S.W.T. ditiadakan. Tertib ayat dan suratnya seperti yang ada
sekarang.

Mengenai kedudukan mushaf Utsmani ( rasm Utsmani ) terdapat beberapa


pendapat Ulama.
Jumhur Ulama menyatakan rasm tersebut bersifat tawaqifi . Mereka
berpendapat bahwa dalam menggandakan Al-Qur'an kita wajib meniru
rasm Utsmani ini. Hal ini untuk konsistensi dan keseragaman
pencetakan Al-Qur'an . Dan ternyata ras Utsmani lebih memperkaya
bentuk qiraah disbanding bentuk rasm yang baku.
Ulama lainnya berpendapat bahwa rasm Utsmani tidak bersikap
tawaqifi, sehingga kita bias saja berbeda dengan rasm tersebut.

Catatan : Pada awal pembuatan mushaf Utsmani ini, belum menggunakan


tanda-tanda baca serta simbol-simbol bacaan, pencantuman tanda baca
dilakukan secara bertahap terutama di zaman Bani Abbasiyah yang sudah
mencapai kemajuan dalam urusan pengetahuan & pustaka.

4) Mushaf Al-Qur'an Pasca Utsman

Inisiatip untuk menyempurnakan penulisan Al-Qur'an setelah Khalifah


Utsman wafat th.35 H/656 M. antara lain
Dizaman Khalifah Ali Ibn Abi Thalib , Abu al-Aswad memberi tanda-
tanda baca ke dalam Al-Qur'an , yaitu tanda fathah;kasrah;dhamah; dan
sukun.
Pada abad ke tiga hijrah , dimasa Bani Abbasiyah berkuasa diadakan
lagi penyempurnaan , para penulis mushaf berlomba memilih bentuk
tulisan yang baik dan menemukan tanda-tanda khas. Mereka
memberikan untuk huruf yang di syaddah sebuah tanda seperti busur.
Sedang untuk alif washal di beri lekuk diatasnya, dibawahnya atau
ditengahnya sesuai harkat sebelumnya : fathah, kasrah, atau dhammah.

Secara bertahap pula para penulis mushaf mulai meletakkan nama-


nama surah dan bilangan ayat, dan rumus-rumus yang menunjukkan
kepala ayat dan tanda-tanda pemberhentian ( waqaf ); tanda juz, tanda
hizb dan beberapa penyempurnaan lainnya.

Mushaf Al-Qur'an terutama rasm Utsmani diperbanyak di pelbagai


Negara Islam dengan menyalin serta menyempurnakan nya sesuai
dengan perkembangan pengetahuan para penulisnya. Dan sejak mesin
cetak ditemukan abad ke 16 M di Eropa. Al-Qur'an pertama kali dicetak
tahun 1694 di Hamburg Jerman. Selanjutnya di St.Petersburg, Rusia

DASAR DASAR PENGENALAN ILMU-ILMU AL- QUR’AN 92


1001 TOPIK MENARIK DALAM AL-QUR'AN

tahun.1787; Kazan tahun 1828; Persia tahun 1833 dan Istambul tahun
1877. Edisi cetakan paling lengkap dan dinilai paling standar ialah
edisi Mesir yang dicetak pada tahun 1344 H / 1925 M.

Catatan: Kata mushhaf atau shuhuf berasal dari bahasa Arab Selatan Kuno,
Shuhuf adalah bentuk jamak dari shahifah, yang berarti selembar bahan
yang dipergunakan untuk menulis, tetapi lembaran-lembaran itu terpisah-
pisah dan tidak dijilid .

BAB,II. SURAT DAN AYAT

A. Pengertian Surat dan Ayat

Prof.DR.H.Muhammad Amin Suma, SH.M.A. 16 menjelaskan tentang surat


dan ayat sbb :

1) Pengertian Surat dan Ayat

Secara lughawi (arti kata ) surat mempunyai banyak arti diantaranya

Tingkatan atau martabat


Tanda atau alamat
Gedung yang tinggi dan indah
Sesuatu yang sempurna atau lengkap
Susunan sesuatu atas lainnya yang bertingkat-tingkat

Nama surat Al-Qur'an dalam berbagai pengertian diatas memang


mengandung beberapa kepentingan

a. Siapa yang membacanya dengan sungguh-sungguh dan


memperhatikan segala isinya, niscaya ia akan mendapatkan tingkatan
yang mulia dalam ilmu pengetahuan.
b. Surat-surat dalam Al-Qur'an itu sebagai tanda permulaan dan
penghabisan untuk tiap-tisp bsgisn tertentu dari Al-Qur'an
c. Surat-surat didalam Al-Qur'an itu memang laksana gedung-gedung
indah, yang memiliki berbagai asesories atau kelengkapan . Akan
halnya gedung yang indah, Al-Qur'an mengandung berbagai macam
ilmu pengetahuan dan hikmah.
d. Tiap-tiap surat didalam Al-Qur'an mengandung beberapa hal yang
lengkap dan sempurna

DASAR DASAR PENGENALAN ILMU-ILMU AL- QUR’AN 93


1001 TOPIK MENARIK DALAM AL-QUR'AN

e. Masing-masing surat Al-Qur'an itu satu sama lainnya berhubungan


erat , tidak dapat dipisah-pisahkan antara yang satu dari yang lain, se
akan-akan merupakan tangga yang bertingkat-tingkat.

Pengertian menurut terminology para ahli Ilmu-Ilmu Al-Qur'an antara lain

Al-Ja‘bari mengatakan ― Batasan surat ialah ( sebagian ) Quran yang


mencakup beberapa ayat yang mempunyai permulaan dan
penghabisan ( penutup ) , dan paling sedikit tiga ayat.
Manna ‗ al Qaththan mengatakan ― Surat ialah sekumpulan ayat-ayat
Al-Qur'an yang mempunyai tempat bermula dan sekaligus tempat
berhenti ( berakhir ).

Penamaan Surat pada Al-Qur'an

Menurut sebagian pakar Ilmu-ilmu Al-Qur'an bahwa penamaan


seluruh surat Al-Qur'an berdasarkan tuntunan Ilahi. Namun demikian
terhadap nama surat tertentu ada juga yang diberi julukan oleh sahabat
seperti surat ke 9 At-Taubat , dijuluki oleh Umar Ibn al-Khaththab
dengan al-Qital ( surat peperangan).
Penamaan surat pada umumnya diambil dari permulaan surat
kecuali 35 dari 114 surat Al-Qur'an diambil dari pertengahannya.

Yang sudah pasti tentang penamaan / julukan terhadap surat Al-Qur'an


semuanya adalah tepat dan akurat, penamaan sangat tepat dengan isi
kandungan yang terdapat didalam surat-surat itu sendiri

Pengertian secara etimologis berarti tanda. Terkadang diartikan juga


sebagai pengajaran, urusan yang mengherankan dan mukjizat .

Pengertian ayat

Beberapa ahli tafsir Al-Qur'an mengartikan ayat dalam Al-Qur'an

Al-Ja‘bari mengatakan ― Ayat adalah ( sebagian ) Al-Qur'an yang


tersusun dari beberapa kalimat walau dalam bentuk takdir
(Isekalipun) yang mempunyai tempat permulaan dan tempat berhenti
yang terhimpun dalam suatu surat
Manna‘ al-Qaththan mengatakan ― Ayat ialah suatu jumlah ( yang
terdiri ) dari kalam Allah yang terhimpun/bernaung dalam suatu surat
dari Al-Qur'an ―

Dari beberapa pengertian dan definisi surat dan ayat Al-Qur'an diatas dapat
disimpulkan

DASAR DASAR PENGENALAN ILMU-ILMU AL- QUR’AN 94


1001 TOPIK MENARIK DALAM AL-QUR'AN

Surat pada dasarnya adalah bagian tertentu dari keseluruhan Al-Qur'an


yang membicarakan perihal topik-topik tertentu.
Ayat adalah bagian tertentu dari surat yang membicarakan persoalan
tertentudari surat-surat Al-Qur'an

Sistimatika penyusunan Al-Qur'an yang memperhatikan surat dan ayat ini


ternyata sejalan dengan tradisi penulisan buku-buku ilmiah terutama
peraturan-peraturanperundang-undangan yang pada umumnya
menggunakan judul-judul bagian kedalam beberapa bab dan sub bab/pasal
dan ayat.

B. Jumlah Surat dan Ayat dalam Al-Qur'an

Terdapat beberapa pendapat tentang jumlah surat dan ayat ini

Jumhur Ulama menyebut jumlah surat adalah 114 seperti yang dapat
kita lihat pada Al-Qur'an rasm Utsmani
Sebagian Ulama menyebut 113 karena surat al-Anfal dan surat At
Taubat dihitung satu surat, Ada juga yang menyatakan jumlahnya 113
ini karena seharusnya surat al-Fil dan surat al-Quraisy jadi satu
Kaum Syiah dari Ghulat ( Syiah ekstrim ) menyatakan bahwa Mushhaf
Utsmani terdapat kekurangan yakni tidak dimasukkannya dua surat
yakni al-Khal‘u dan al-Hafdu. Namun jumhur Ulama menolaknya karena
kedua surat itu tidak memenuhi berbagai syarat sebagai surat ataupun
ayat baik dari masalah gaya bahasa (uslub) , isi kandungan (dzauq ) dll.

Jumlah ayat dalam Al-Qur'an

Beberapa Ulam berbeda pendapat tentang jumlah ayat Al-Qur'an

Para Ulama Madinah menghitung sejumlah 6.210.


Para Ulama Bashrah menghitung sejumlah 6.204
Para Ulama Syam (Syria ) menghitung sejumlah 6.226
Para Ulama Kufah menghitung sejumlah 6.217
Ibnu Abbas menghitung sejumlah 6.616
Mushhaf Utsmani tanpa memasukkan kalimat Bismillahi rahmani
rrahimi ( selain Surat al-Fatihah ) berjumlah 6236.

Beberapa perbedaan dalam menjumlahkan ayat tersebut karena pendapat


mengenai:

a. Penempatan fawatih al-Suwar ( pembuka-pembuka surat ) seperti

      

DASAR DASAR PENGENALAN ILMU-ILMU AL- QUR’AN 95


1001 TOPIK MENARIK DALAM AL-QUR'AN

b. Bacaan yang diwakafkan oleh Nabi S.a.w. ada yang menganggap


sebagai tanda berakhirnya suatu ayat.

Jumlah kata dan huruf dalam Al-Qur'an

Atha Ibn Yasr, menyebut jumlah kata adalah sebanyak 77.439


Abdullah Ibn Katsir dari Mujahid menyebut jumlah huruf sebanyak
321.180
Al Fadl Ibn Atha Ibn Yasar menyebut jumlah huruf sebanyak 323.015
Ulama lain menyebut jumlah huruf sebanyak 347.740

C. Pengelompokkan Surat dan Ayat Al-Qur'an

Dilihat dari panjang dan pendeknya surat-surat Al-Qur'an , dibedakan


kedalam empat kelompok

1. Kelompok surat-surat al-Thul, yakni surat-surat yang panjang, sering


disebut al-Sab‘u al-thiwal ( tujuh surat yang panjang ) yakni: Al-
Baqarah ( 287 ayat ); Ali Imran ( 200 ayat ); Al-Nisa ( 176 ayat ); Al-
Maidah ( 120 ayat ) ; Al-An‘am ( 165 ayat ) ; Al-A‘raf ( 206 ayat );
Yunus ( 109 ayat ) atau Al-Anfal ( 75 ayat ) dan At-Taubat ( 129 ayat )
yang menganggap dua surat ini sebagai satu surat.
2. Kelompok surat-surat al-Mi‘un, yaitu surat-surat yang terdiri dari
lk.100 ayat. Seperti Yusuf ( 111 ayat ); A- Nahl ( 128 ayat ); Al-Isra
(111 ayat ) dll
3. Kelompok surat-surat al-Matsani, yaitu surat-surat yang berisikan
kurang dari 100 ayat. Seperti Maryam ( 98 ayat ); Al Hijr ( 99 ayat );
Yasin ( 83 ayat ) dsb.
4. Kelompok surat-surat al-Mufashshal, yaitu surat-surat pendek.yang
dibagi tiga jenis

a) Thiiwal al-Mufashshal ( sejak surat Qaf s/d an-Naba )


b) Ausath al-Mufashshal ( sejak an Naba s/d al-Dhuha )
c) Qishar al-Mufashshal ( sejak al-Dhuha s/d al-Nas )

DASAR DASAR PENGENALAN ILMU-ILMU AL- QUR’AN 96


1001 TOPIK MENARIK DALAM AL-QUR'AN

D. Surat-Surat Makkiyah dan Madaniyah

Beberapa pengertian Surat Makkiyah dan Madaniyah

Surat/ayat Makiyah adalah surat/ayat Al-Qur'an yang diturunkan di


Makkah ; sedangkan surat /ayat Madaniyah ialah surat/ayat yang
diturunkan di Madinah. Penetapan demikian berdasarkan lokasi
turunnya Al-Qur'an
Surat/ayat Makkiyah ialah surat/ayat yang khithabnya ditujukan kepada
penduduk Makkah , sedangkan surat/ayat Madaniyah ialah surat/ayat
yang khithabnya ditujukan kepada penduduk Madinah. Penetapan
demikian didasarkan sasaran kelompok masyarakat dari penurunan Al-
Qur'an.
Surat/ayat Makkiiyah adalah surat/ayat yang diturunkan sebelum Nabi
Muhammad S.a.w. hijrah ke Madinah. Sedangkan surat/ayat Madaniyah
adalah suratr/ayat yang diturunkan sesudah Nabi Muhammad S.a.w.
hijrah ke Madinah , walaupun ada ayat-ayat yang turun waktu beliau
berada di Makkah . Penetapan demikian berdasarkan periode
penanggalan Islam (Hijrah). Pendapat demikian yang dipandang lebih
masyhur.

E. Ciri-Ciri khas surat/ayat Makkiyah dan Madaniyah

a) Surat/ayat Makkiyah

1. Ayat-ayatnya pendek
2. Nada perkataannya keras tapi agak bersajak
3. Pada umumnya berisikan soal-soal keimanan; tauhid; akhlak; surga;
neraka; pahala dan dosa
4. Khithab ( arah pembicaraannya ) ditujukkan kepada segenap umat
manusia secara keseluruhan dengan menngunakkan kata seruan :
Yaa bani Adam ; Yaa ayuhannas.
5. Didalam beberapa suratnya terdapat ayat-ayat sajdah
6. Dalam beberapa suratnya terdapat kisah-kisah tentang nabi-nabi dan
umat terdahulu sebelum periode Nabi Muhammad S.a.w. , kecuali
dalam surat Al-baqarah
7. Pada beberapa suratnya terdapat kisah khusus Adam dan Iblis,
kecuali dalam surat Al baqarah
8. Beberapa suratnya diawali dengan huruf hijaiyah seperti Alif lam
mim; Yasin dll
9. Didalam beberapa suratnya terdapat lafal qasam ( sumpah )

DASAR DASAR PENGENALAN ILMU-ILMU AL- QUR’AN 97


1001 TOPIK MENARIK DALAM AL-QUR'AN

b). Surat/ayat Madaniyah

1. Ayatnya panjang-panjang
2. Surat/ayatnya berisikan tentang masalah-masalah ibadah;
mu‘amalah; hokum dan soal kemasyarakatan
3. Beberapa surat/ayatnya berceritera tentang orang-orang munafik,
kecuali surat al-Ankabut
4. Dalam beberapa surat/ayatnya disebut orang-orang Ahli Kitab (
Yahudi dan Nasrani )
5. Khithhabnya ditujukan kepada orang-orang Mukmin dengan
menggunakan seruan : Yaa ayuhal Mukminun dll

Faedah ( nilai guna ) pengetahuan mengenai surat/ayat makkiyah dan


Madaniyah (ilmu Makky dan Madany ) antara lain

1) Dapat membantu dalam menafsirkan Al-Qur'an dengan metode tafsir


maudhu‘I ( tematik )
2) Memudahkan untuk memahami sejarah hokum Islam serta
perkembangannya.
3) Mengetahui sejarah perjalanan hidup Nabi Muhammad S.a.w. secara
benar
4) Umat Islam dapat meningkatkan keyakinan akan kebenaran; kebesaran;
kesucian; kemurnian Al-Qur'an . Mengingat besarnya besarnya
perhatian umat Islam sejak awal-awal penurunannya sampai
perkembangan berikutnya, sejak dari masalah-masalh besar sampai
dengan masalah yang sekecil-kecilnya yang berhubungan dengan Al-
Qur'an yang mereka bahas dengan tidak henti-hentinya.

Catatan :

Prof.DR.H.Abdul Djalal H.A. menjelaskan Susunan Surat-Surat Al-Qur'an


menurut statusnya sbb:

1) Makkiyah Murni, yaitu semua ayat-ayatnya Makkiiyah : 58 surat; 2074


ayat
2) Madaniyah Murni, yaitu seluruh ayat-ayatnya Madaniyah: 18 surat, 737
ayat
3) Makkiyah yang didalamnya terdapat ayat Madaniyah : 32 surat, 2699
ayat
4) Madaniyah yang didalamnya terdapat ayat-ayat Makkiyah : 6 surat, 726
ayat.

DASAR DASAR PENGENALAN ILMU-ILMU AL- QUR’AN 98


1001 TOPIK MENARIK DALAM AL-QUR'AN

BAB.III. METODE-METODE PENAFSIRAN AL-QUR'AN

Mohammad Aly Ash Shabuni 17 menjelaskan Menurut istilah pengertian


tafsir ialah ― ilmu untuk mengetahui kandungan Al-Qur'an yang diturunkan
kepada Nabi Muhammad S.a.w. , dan penjelasan maknanya serta
pengambilan hukum serta hikmah-hikmahnya. Sedangkan definisinya
adalah ― Ilmu yang membahas tentang Al-Qur'an dari segi pengertiannya
terhadap maksud Allah S.W.T. sesuai dengan kemampuan manusia ―.
Selain pengertian tafsir dalam Metode Penafsiran Al-Qur'an dikenal juga
istilah tawil . Tawil adalah pengertian-pengertian yang tersirat yang di
istimbathkan ( diproses ) dari ayat-ayat Al-Qur'an . Perlu renungan dan
pemikiran dan merupakan prosesing pembukaan tabir.

Contoh : firman Allah S.W.T. sbb



Berdasarkan tafsir arti ―Yaasin‖ ini Hanya Allah S.W.T. yang


mengetahuinya; Sedangkan menurut tawil arti ― Yaasin ― adalah salah satu
nama dari Nabi Muhammad S.a.w.

Tafsir terbagi pada tiga macam

Tafsir Riwayat, lazim juga disebut dengan tafsir naql atau dengan tafsir
ma‘tsur ( atsar )
Tafsir diroyah, yang lazimnya disebut dengan tafsir bir-ro‘yi ( dengan
akal )
Tafsir Isyaroh, yaitu yang lazimnya disebut dengan tafsir isyary.

Prof.Dr.M.Quraish Shihab dkk 18 menyebut empat metode penafsiran

Al-Tafsir al-Tahlili ( Tafsir dengan metode Tahlilil )


Al-Tafsir al-Ijmali ( Tafsir dengan Metode Ijmali / Global )
Al-Tafsir al-Muqarin ( Tafsir dengan Metode Komparatif )
Al-Tafsir al-Mawdhu‘I ( Tafsir dengan Metode Tematis )

A. Al-Tafsir al-Tahlili ( Tafsir dengan metode Tahlilil )

Tahlili berasal dari bahasa Arab hallala-yuhallilu- tahlil yang berarti ―


mengurai , ― mengenalisis ― . Muhammad Baqir al-Shadr menyebut tafsir
metode tahlili ini dengan tafsir tajzi‘i , yang secara harfiah berarti ― tafsir
yang menguraikan berdasarkan bagian-bagian atau tafsir parsial ― Tafsir
metode Tahlili ini merupakan tafsir yang paling tua, sudah dilakukan sejak

DASAR DASAR PENGENALAN ILMU-ILMU AL- QUR’AN 99


1001 TOPIK MENARIK DALAM AL-QUR'AN

jaman para sahabat Rasulullah S.a.w. pada awalnya tafsiran para sahabat
ini terdiri tafsiran atas beberapa ayat saja, yang kadang-kadang mencakup
penjelasan mengenai kosakatanya.

Orang pertama yang mengarang tafsir ialah Syub‘ah bin Hajjaj ( w.160 H );
Sufyan bin Uyainah ( w.198 H ) dan Waki bi Jarrah ( w,197 H ), Tafsir yang
mereka tulis itu berupa koleksi pendapat-pendapat sahabat dan tabi‘in
yang kebanyakan belum dicetak, sehingga tidak sampai pada generasi
sekarang.
Setelah mereka muncul Ibnu Jarir Arh Thabari ( w.310 H ) yang mengarang
tafsir ―Jaami‘ul Bayaan fi Tafsiril Qur‘an ― . Tafsir ini dianggap sebagai
tafsir yang paling unggul dengan memakai metode muqaran ( kompertif ) .
Ath Thabari adalah orang pertama yang menafsirkan ayat-ayat Al-Qur'an
dengan mengemukakan pendapat-pendapat para ulama, dan
membandingkan pendapat sebagaian mereka dengan pendapat sebgian
yang lain, Beliau juga menerangkan segi I‘rab dan istimbat hukumnya.

Dalam melakukan penafsiran, para mufassir ( penafsir ) memberikan


perhatian sepenuhnya kepada semua aspek yang terkandung dalam ayat-
ayat yang sedang ditafsirkan dengan tujuan menghasilkan makna yang
benar dari setiap ayat. Secara umum para mufasir tahlili ini melakukannya
sbb

a) Menerangkan hubungan ( munasabah ) antara satu ayat dengan ayat


lain, satu surat dengan surat lain .
b) Menjelaskan asbab al- nuzul ( sebab-sebab turunnya ayat )
c) Menganalisa mufradat ( kosakata ) dan lafal dari sudut pandang bahasa
Arab,
d) Memaparkan kandungan ayat secara umum dan maksudnya
e) Menerangkan unsure-unsur fashahah, bayan dan ijaznya bila dianggap
perlu . Khususnya bila ayat yang ditafsirkan mengandung keindahan
balaghah
f) Menjelaskan hokum yang dapat ditarik dari ayat yang sedang dibahas,
khusunya ayat-ayat ahkan.
g) Menerangkan makna dan maksud syara yang terkadung dalam ayat
yang bersangkutan apabila ayat dimaksud membutuhkan referensi dari
ayat lain, hadis Nabi S.a.w. pendapat sahabat tabi‘in; ijtihad para ulama
dan mufasir sendiri. Demikian juga dalam menafsirkan ayat kauniyah ,
mufasir bisa menggunakan penjelasan-penjelasan ilmiah dari pakar
dibidangnya masing-masing.

Dilihat dari bentuk tinjauan dan kandungan informasi yang terdapat dalam
tafsir tahlilil ini, setidaknya ada tujuh metode yang dipakai

1) Al-Tafsir bi-al Ma‘tsur, yakni penafsiran dengan menggunakan riwayat


sebagai sumber pokoknya, Karenanya metode inipun dikenal sebagai

DASAR DASAR PENGENALAN ILMU-ILMU AL- QUR’AN 100


1001 TOPIK MENARIK DALAM AL-QUR'AN

al-tafsir bi al-riwayah ( tafsir dengan riwayat ) atau al-tafsir bi al-manqul


( tafsir dengan menggunakan pengutip/riwayat ). Ada empat corak
penafsiran bi al-ma‘tsur

1. Penafsiran ayat dengan ayat Al-Qur'an yang lain


2. Penafsiran ayat Al-Qur'an dengan hadis-hadis Nabi S.a.w.
3. Penafsiran ayat Al-Qur'an dengan pendapat para sahabat
4. Penafsiran ayat Al-Qur'an dengan pendapat para tabi‘in

2) Tafsir bi-al Ra‘yi ( penafsiran dengan ratio ) Disebut juga dengan al-
tafsir bi al-ijtihad , yaitu penafsiran yang menggunakan ijtihad , yakni
penafsiran yang didasarkan ijtihad mufasir sendiri.
3) Al-Tafsir al-Fiqhi, yaitu tafsir yang berorientasi kepada fikih ( hukum
Islam ) terutama yang berkaitan dengan ayat-ayat ahkam ( hukum)
4) Al-Tafsir Al-Shufi, adalah tafsir yang ditulis para Ulama Tasawuf. Para
mufasir golongan tasawuf ini lebih cenderung menggunakan cara tawil.
Ada dua bentuk tafsir Al-Shufi yakni

Al-Tafsir al-Shifi al-Nazhari ( tafsir dari aliran al-Nazhariyah )


Al-Tafsir al-Isyari atau al-Tafsir al Faidhi (aliran Isyariyah )

5) Al-Tafsir al-Falsafi, yakni tafsir yang membahas persoalan-persoalan


filsafat , baik yang berorientasi pada filsafat Yunani maupun Filsafat
yang telah disesuaikan dengan ajaran Islam ( seperti Ibnu Sina, al-
Farabi, Ibn Rusyd dll ) atau dari Ulama Kalam ( Imam al-Ghazali . Imam
al-Razi dll ).
6) Al-Tafsir al-‗Ilmi, yakni tafsir yang membahas secara khusus tentang
ayat-ayat kauniyah , dengan mengemukakan pendapat para pakar dari
masing-masing ilmu pengetahuan & teknologi.
7) Al-Tafsir al-Adabi al-Ijtima‘I

Menurut Muhammad Husein al-Dzahabi , tafsir seperti ini adalah


corak penafsiran yang menjelaskan ayat-ayat Al-Qur'an berdasarkan
ketelitian ungkapan-ungkapan yang disusun dengan bahasa yang
lugas, dengan menekankan tujuan pokok diturunkannya Al-Qur'an ,
lalu mengaplikasikannya pada tatanan social, seperti pemecahan
masalah-masalah umat Islam dan bangsa pada umumnya, sejalan
dengan perkembangan masyarakat.

Dalam corak tafsir ini, mufasir tak berpanjang lebar dengan


pembahasan pengertian bahasa yang rumit. Bagi mereka yang
penting adalah bagaimana misi Al-Qur'an sampai kepada masyarakat
, realitas kehidupan ; tradisi social; system peradaban , sehingga
dapat berpungsi untuk memecahkan persoalan umat manusia
umumnya dan umat Islam khususnya. Dengan demikian mufasir
berusaha memeriksa ; mendiagnose dan mencari solusi yang tepat

DASAR DASAR PENGENALAN ILMU-ILMU AL- QUR’AN 101


1001 TOPIK MENARIK DALAM AL-QUR'AN

untuk mengobatinya berdasarkan petunjuk-petunjuk yang ada dalam


Al-Qur'an & As Sunnah.

Muhammad Abduh dan Muhammad Rasyid Ridha di Mesir adalah


pelopor tafsir al-Adabi al-Ijtima‘I ini.

B. Al-Tafsir al-Ijmali ( Tafsir dengan metode Ijmali/Global )

Yang dimaksud dengan al-tafsir al-Ijmali adalag suatu metode tafsir


yang menafsirkan ayat-ayat Al-Qur'an dengan cara mengemukakan
makna global.

Dengan metode ini mufasir menjelaskan makna ayat-ayat Al-Qur'an


secara garis besar. Sitimatikanya mengikuti urutan surat-surat Al-Qur'an
, sehingga makna-maknanya dapat saling berhubungan . Dalam
menyajikan makna-makna ini mufasir menggunakan ungkapan-
ungkapan yang diambil dari Al-Qur'an sendiri dengan menambahkan
kata-kata atau kalimat-kalimat penghubung, sehingga memberi
kemudahan kepada para pembaca untuk memahaminya. Dengan kata
lain , makna yang diungkapkan itu biasanya diletakkan didalam
rangkaian ayat-ayat atau menurut pola-pola yang diakui jumhur ulama,
dan mudah dipahami orang.

Karena mufasir menggunakan lafal-lafal bahasa yang mirip, bahkan


sama dengan lafal-lafal Al-Qur'an , pembaca akan merasakan bahwa
uraian yang disajikan mufasir tidak jauh dari bahasa dan lafal-lafal Al-
Qur'an sendiri. Disamping dengan gaya demikian , sangat terkesan
bahwa Al-Qur'an itu sendiri yang berbicara , membuat makna-makna
dan maksud ayat menjadi jelas, sehingga . lafal-lafal Al-Qur'an itu
menjadi jelas dan mudah dipahami.

Dalam menafsirkan ayat-ayat Al-Qur'an dengan metode ini mufasir juga


meneliti; mengkaji; dan menyajikan asbab al-nuzul atau peristiwa yang
melatar belakangi turunnya ayat, dengan cara meneliti hadis-hadis
yang berhubungan dengannya.

Kitab tafsir yang disusun dengan metode ini antara lain

Tafsir Al-Qur'an al-Karim, karya Nabi Muhammad S.a.w. Farid


Wajdi. Mufasir kontemporer asal Mesir
Al-Wasith ( tafsir Pertengahanh ) karya Tim Majma‘ al-Buhuts al-
Islamiyyah ( lembaga Penelitian Islam ).

DASAR DASAR PENGENALAN ILMU-ILMU AL- QUR’AN 102


1001 TOPIK MENARIK DALAM AL-QUR'AN

C. Al-Tafsir al-Muqarin ( Tafsir dengan metode Komparatif )

Sesuai dengan namanya . al-tafsir al-muqarin, adalah tafsir yang


menggunakan cara perbandingan ( komparasi ) . Objek kajian tafsir
dengan metode ini dapat dikelompokkan kepada tiga yaitu

Pertama : Perbandingan ayat Al-Qur'an dengan ayat Al-Qur'an lainnya

Mufasir membandingkan ayat Al-Qur'an dengan ayat Al-Qur'an lainnya,


yaitu ayat-ayat yang memiliki persamaan redaksi dalam dua atau lebih
masalah atau kasus yang berbeda ; ata ayat-ayat yang memiliki redaksi
berbeda dalam masalah atau kasus yang ( diduga ) sama.

Didalam Al-Qur'an ditemukan banyak ayat-ayat yang memiliki kemiripan


redaksi atau lafal, tersebar diberbagai surat. Kemiripan itu dapat terjadi
dalam berbagai bentuk yang menyebabkan adanya nuansa makna tertentu,
misalnya perbedaan dalam susunanh kalimat.

Perlu dijelaskan disini bahwa objek kajian metode tafsir hanya terletak
pada persoalan redaksi ayat-ayat Al-Qur'an , bukan dalam bidang
pertentangan makna. Pertentangan makna diantara ayat-ayat Al-Qur'an
dibahas dalam ‗ilm al-nasikh wa al-mansukh.

Al-Zarkasyi mengemukakan delapan macam variasi redaksi ayat-ayat Al-


Qur'an

a) Perbedaan tata letak kata dalam kalimat, seperti firman Nya

       

Katakanlah: "Sesungguhnya petunjuk Allah Itulah petunjuk (yang


benar ) ( A.120 QS.002 Al-Baqarah )

   

Katakanlah:"Sesungguhnya petunjuk Allah Itulah (yang sebenarnya)


petunjuk; dan kita disuruh agar menyerahkan diri kepada Tuhan
semesta Alam, ( A.71 QS.006 Al-An‘am )

DASAR DASAR PENGENALAN ILMU-ILMU AL- QUR’AN 103


1001 TOPIK MENARIK DALAM AL-QUR'AN

b) Pengurangan dan penambahan huruf , seperti firman Nya

        

6. Sama saja bagi mereka, kamu beri peringatan atau tidak kamu beri
peringatan, mereka tidak juga akan beriman.

( A.6 QS.002 Al-Baqarah )

        

10. Sama saja bagi mereka apakah kamu memberi peringatan kepada
mereka ataukah kamu tidak memberi peringatan kepada mereka,
mereka tidak akan beriman.

( A.10. QS.036 Yasin )

c) Pengawalan dan Pengakhiran, seperti firman Nya

        

, yang akan membacakan kepada mereka ayat-ayat Engkau, dan


mengajarkan kepada mereka Al Kitab (Al Quran) dan Al-Hikmah (As-
Sunnah) serta mensucikan mereka

( A.129 QS.002 Al-Baqarah )

       

yang membacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka, mensucikan mereka dan


mengajarkan mereka Kitab dan hikmah (As Sunnah).

( A.2 QS.062 Al-Jumu‘ah )

DASAR DASAR PENGENALAN ILMU-ILMU AL- QUR’AN 104


1001 TOPIK MENARIK DALAM AL-QUR'AN

d) Perbedaan nakirah ( indefinite noun ) dan mar‘rifah ( definite noun ),


seperti firman Nya

       

36. mohonlah perlindungan kepada Allah. Sesungguhnya Dia-lah yang


Maha mendengar lagi Maha Mengetahui.

( A.36 QS.041 Fushshilat )

      

200. berlindunglah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha mendengar


lagi Maha Mengetahui. >

( A.200 QS.007 Al-A‘raf )

e) Perbedaan bentuk jamak dan bentuk tunggal, seperti firman Nya

        

"Kami sekali-kali tidak akan disentuh oleh api neraka, kecuali selama
beberapa hari saja‖

( A.80 QS.002 Al-Baqarah )

       

24. "Kami tidak akan disentuh oleh api neraka kecuali beberapa hari yang
dapat dihitung".

( A.24 QS.003 Ali Imran )

DASAR DASAR PENGENALAN ILMU-ILMU AL- QUR’AN 105


1001 TOPIK MENARIK DALAM AL-QUR'AN

f) Perbedaan penggunaan huruf kata depan seperti firman Nya

     

58. Dan (ingatlah), ketika kami berfirman: "Masuklah kamu ke negeri Ini
(Baitul Maqdis), dan makanlah

( A.58 QS.002 Al-Baqarah )

       

161. Dan (ingatlah), ketika dikatakan kepada mereka (Bani Israil): "Diamlah
di negeri Ini saja (Baitul Maqdis) dan makanlah.

( A.161. QS.007 al-A‘raf )

g) Perbedaan penggunaan kosa kata, seperti firman Nya

        

mereka menjawab: "(Tidak), tetapi kami Hanya mengikuti apa yang Telah
kami dapati dari (perbuatan) nenek moyang kami".

( A.170 QS.002 Al-Baqarah )

         

mereka menjawab: "(Tidak), tapi kami (hanya) mengikuti apa yang kami
dapati bapak-bapak kami mengerjakannya‖

( A.21 QS.031 Luqman )

DASAR DASAR PENGENALAN ILMU-ILMU AL- QUR’AN 106


1001 TOPIK MENARIK DALAM AL-QUR'AN

h) Perbedaan penggunaan idhgam (memasukkan satu huruf ke huruf lain )


seperti firman Nya

             

Yang demikian itu adalah Karena Sesungguhnya mereka menentang Allah


dan Rasul-Nya. barangsiapa menentang Allah dan Rasul-Nya,
Sesungguhnya Allah sangat keras hukuman-Nya.

( A.4. QS.059 Al-Hasyr )

           

  

(Ketentuan) yang demikian itu adalah Karena Sesungguhnya mereka


menentang Allah dan Rasul-Nya; dan barangsiapa menentang Allah dan
Rasul-Nya, Maka Sesungguhnya Allah amat keras siksaan-Nya.

( A.13. QS.008 Al-Anfal )

Dalam melakukan perbandingan antara ayat-ayat yang berbeda redaksi


diatas ditempuh beberapa langkah

a) Menginvetarisasi ayat-ayat Al-Qur'an yang memiliki redaksi yang


berbeda dalam kasus yang sama atau redaksi yang sama dalam kasus
berbeda .
b) Mengelompokkan ayat-ayat itu berdasarkan persamaan dan perbedaan
redaksinya.
c) Meneliti setiap kelompok ayat tersebut ayat tersebut dan
menghubungkannya dengan kasus-kasus yang dibicarakan ayat
bersangkutan
d) Melakukan perbandingan

Perbedaan-perbedaan redaksi yang menyebabkan adanya nuansa


perbedaan makna seringkali disebabkan perbedaan konteks pembicaraan
ayat dan konteks turunnya ayat yang bersangkutan. Karena itu ‗ilm al-
munasabah dan ‗ilm asbab al-nuzul sangat membantu melakukan al-tafsir
al-muqarin dalam hal perbedaan ayat tertentu dengan ayat lain. Namun
esensi nilainya pada dasarnya tidak berbeda.

DASAR DASAR PENGENALAN ILMU-ILMU AL- QUR’AN 107


1001 TOPIK MENARIK DALAM AL-QUR'AN

Kedua : Perbandingan Ayat Al-Qur'an dengan Hadis

Mufasir membandingkan ayat-ayat Al-Qur'an dengan hadis Nabi


Muhammad S.a.w. yang terkesan bertentangan. Diantara hadis-hadis Nabi
S.a.w. me4mang ada yang terkesan bertentangan atau berbeda dengan
ayat-ayat Al-Qur'an . Mufasir berusaha menemukan kompromi antara
keduanya.

Dalam melakukan perbandingan ayat-ayat Al-Qur'an dengan hadis yang


terkesan berbeda atau bertentangan ini, langkah pertama yang harus
ditempuh adalah menentukan nilai hadis yang akan diperbandingkan
dengan ayat Al-Qur'an . Setelah itu mufasir melakukan analisis terhadap
latar belakang terjadinya perbedaan atau pertentangan antara keduanya.

Contoh, firman Allah S.W.T.

          

  

32. (yaitu) orang-orang yang diwafatkan dalam keadaan baik[822] oleh para
malaikat dengan mengatakan (kepada mereka): "Salaamun'alaikum[823],
masuklah kamu ke dalam syurga itu disebabkan apa yang Telah kamu
kerjakan".

[822] Maksudnya: wafat dalam keadaan Suci dari kekafiran dan


kemaksiatan atau dapat juga berarti mereka mati dalam keadaan senang
Karena ada berita gembira dari malaikat bahwa mereka akan masuk syurga.

[823] artinya selamat sejahtera bagimu.

( A.32 QS.16 An Nahl )

Sabda Nabi S.a.w.

Artinya : ― Tidak akan masuk seorangpun diantara kamu kedalam surga


disebabkan perbuatannya ― ( HR.Tirmidzi )

Antara ayat Al-Qur'an dan hadis diatas terkesan ada pertentangan. Untuk
menghilangkan pertentangan itu, al-Zarkasyi mengajukan dua cara

DASAR DASAR PENGENALAN ILMU-ILMU AL- QUR’AN 108


1001 TOPIK MENARIK DALAM AL-QUR'AN

1) Dengan menganut pengertian harfiah hadis, yaitu bahwa orang-orang


tidak masuk surga karena amal perbuatannya, tetapi semata-mata
karena ampunan dan rahmat Allah S.W.T. Sedangkan ayat diatas
menjelaskan bahwa amal perbuatan manusia menentukan peringkat
surga yang akan dimasukinya. Dengan kata lain posisi seseorang
didalam surga ditentukan oleh amal perbuatannya. Dan pengertian ini
sejalan dengan bunyi hadis lain sbb

Artinya:― Sesungguhnya ahli surga itu, apabila memasukinya, mereka


mendapat posisi didalamnya berdasarkan keutamaan perbuatannya ―
(HR.Tirmidzi )

2) Dengan menyatakan bahwa huruf ― ba‖ pad ayat diatas berbeda


konotasinya dengan yang ada didalam hadis . Pada ayat Al-Qur'an
tersebut berarti ― imbalan ― sedang pada hadis berarti ― sebab ―

Dengan penafsiran dan penjelasan seperti itu, maka kesan kontradiksi


antara ayat Al-Qur'an dengan hadis diatas dapat dihilangkan.

Ketiga : Perbandingan penafsiran mufasir dengan mufasir lain

Mufasir membandingkan penafsiran para ulama tafsir baik dari Ulama Salaf
maupun Ulama Khalaf, yakni dalam menafsirkan ayat-ayat Al-Qur'an , baik
yang bersifat mauqul (lihat al-tafsir al-matsur ) maupun yang bersifat ra‘yu (
lihat al-tafsir bi al-rayi )

Manfaat dari metode tafsir ini antara lain

a. Membuktikan ketelitian Al-Qur'an


b. Membuktikan bahwa tidak ada ayat-ayat Al-Qur'an yang kontradiktif.
c. Memperjelas makna ayat
d. Tidak menggugurkan suatu hadis yang berkualitas shahih

Sedangkan dalam hal perbedaan penafsiran mufasir yang satu dengan


yang lain , mufasir berusaha mencari; menggali; menemukan dan mencari
titik temu diantara perbedaan-perbedsaan itu apabila mungkin, dan
mentarjih salah satu pendapat setelah membahas kualitas argumentasi
masing-masing.

Beberapa kitab yang menggunakan metode ini yaitu

Durrah al-Tanzil wa Ghurrah al-Ta‘wil karya al-Iskafi


Al-Jami‘li Ahkam Al-Qur'an karya al-Qurthubi

DASAR DASAR PENGENALAN ILMU-ILMU AL- QUR’AN 109


1001 TOPIK MENARIK DALAM AL-QUR'AN

D.Al-Tafsir al-Mawdhu‘i (Tafsir dengan metode Tematis )

Secara semantic, al-tafsir al-mawdhu‘i berarti tafsir tematis , metode ini


mempunyai dua bentuk

Pertama : Tafsir yang membahas satu surat Al-Qur'an secara menyeluruh.

Ciri tafsir yang pertama ini antara lain

Memperkenalkan dan menjelaskan maksud-maksud umum dan khusus


secara garis besar, dengan cara menghubungkan ayat yang satu
dengan yang lain dan atau antara satu pokok masalah dengan pokok
masalah lain
Dengan metode ini sura tersebut tampak dalam bentuknya yang utuh;
teratur ; betul-betul cermat; teliti dan sempurna.

Berkenaan dengan tafsir tematis ini beberapa pendapat Ulama


mengomentari

Abd al-Hayy al-Farmawi dalam kitabnya ― al-Muwafaqat ― berkata ― Satu


surat Al-Qur'an, meskipun mengandung banyak masalah, masalah-
masalah itu sebenarnya adalah satu, karena pada hakikatnya menunjuk
kepada satu maksud ―
M.Quraish Shihab mengatakan ― biasanya kandungan pesan suatu surat
di isyaratkan oleh nama surat tersebut, selama nama tersebut
bersumber dari informasi Rasulullah S.a.w. . Contohnya surat al-Kahfi ,
yang secara harfiah berarti ― gua ― . Gua itu dijadikan tempat
berlindung oleh sekelompok pemuda untuk menghindari dari kekejaman
penguasa zamannya. Dari ayat tersebut dapat diketahui bahwa surat
itu dapat memberi perlindungan bagi yang menghayati dan
mengamalkan pesan-pesannya. Itulah pesan umum surat tersebut. Ayat
atau kelompok ayat yang terdapat dalam surat itu kemudian diupayakan
untuk dikaitkan dengan makna perlindungan,

Tafsir Tematis bentuk pertama ini antara lain

o Al-Tafsir al-Wadhih ( tafsir Yang Terang ) karya Nabi Muhammad S.a.w.


Mahmud al-Hijazi
o Nahw Tafsir Mawdhui‘i li Suwar al-Qur‘an al-Karim ( Sekitar Tafsir
Tematis bagi surat-surat Al-Qur'an al-Karim ) karya Muhammad al-
Ghazali.

DASAR DASAR PENGENALAN ILMU-ILMU AL- QUR’AN 110


1001 TOPIK MENARIK DALAM AL-QUR'AN

Kedua : Tafsir yang menghimpun dan menyusun ayat-ayat Al-Qur'an yang


memiliki kesamaan arah dan tema , kemudian memberikan penjelasan dan
mengambil kesimpulan, dibawah satu bahasan tema tertentu.

Ciri tafsir kedua ini antara lain

Mufasir mencoba menetapkan pandangan Al-Qur'an yang mengacu


kepada tema khusus dari berbagai macam tema yang berkaitan dengan
alam dan kehidupan .
Upaya mengaitkan antara satu ayat dengan ayat lainnya itu pada
akhirnya akan mengantarkan mufasir kepada kesimpulan yang
menyeluruh tentang masalah tertentu menurut pandangan Al-Qur'an
Melalui metode ini, mufasir dapat mengajukan pertanyaan-pertanyaan
yang terlintas dalam benaknya dan menjadikannya sebagai tema-tema
yang kan dibahas dengan tujuan menemukan pandangan Al-Qur'an
mengenai hal tersebut.

Al-Farmawi didalam kitabnya―al-Bidayah fi al-Tafsir al-Mawdui‘i (Pendahulu

an bagi Tafsir Tematis ) dan Musthafa Muslim dalam kitabnya ― Mabahits fi


al-Tafsir al-Mawdui‘i ( Kajian tentang Tafsir Tematis ) secara terperinci
mengemukakan langkah-langkah yang harus ditempuh dalam menyusun
suatu karya berdasarkan metode ini , sbb:

1. Menentukan topik bahasan setelah menentukan batasan-batasannya,


dan mengetahui jangkauan didalam ayat-ayat Al-Qur'an
2. Menghimpun dan menetapkan ayat-ayat yang menyangkut masalah
tersebut
3. Merangkai urutan-urutan ayat sesuai dengan masa turunnya, misalnya
dengan mendahulukan ayat Makkiyah daripada ayat Madaniyah, karena
ayat-ayat Makiyyah biasanya bersifat umum.
4. Kajian tafsir ini memerlukan bantuan kitab-kitab tafsir tahlili ,
pengetahuan tentang sebab-sebab turunnya ayat sepanjang yang dapat
dijumpai, munasabat, dan pengetahuan tentang dilalah suatu lafal dan
penggunaannya. Maka mufasir perlu mengetahui itu semua, meskipun
tidak harus dituangkan dalam pembahasan.
5. Menyususn pembahasan dalam satu kerangka yang sempurna.
6. Melengkapi pembahasan dengan hadis-hadis yang menyangkut
masalah yang dibahas itu.
7. Mempelajari semua ayat yang terpilih dengan jalan menghimpun ayat-
ayat yang sama pengertiannya. Atau mengkompromikan antara am (
umum ) dengan khash ( khusus )tlaq dengan yang muqayyad. Atau yang
kelihatannya kontradiktif, sehingga semuanya bertemu dalam satu
muara, tanpa perbedaaan atau pemaksaan dalam penafsiran.
8. Pembahasan dibagi dalam beberapa bab yang meliputi beberapa fasal,
dan setiap fasal itu dibahas , kemudian ditetapkan unsure pokok yang

DASAR DASAR PENGENALAN ILMU-ILMU AL- QUR’AN 111


1001 TOPIK MENARIK DALAM AL-QUR'AN

meliputi macam-macam pembahasan yang terdapat pada bab, kemudian


menjadikan unsure yang bersifat cabang ( far‘i ) sebagai satu macam
dari fasal.

Al-Tafsir Mawdui‘i sebagai bentuk penafsiran dengan metode spesifik baru


dikenal pada masa belakangan , dipelopori AShmad al-Sayyid al-Kumi,
ketua jurusan tafsir di Universitas Al-Azhar. Beberapa kitab tafsir dengan
metode ini antara lain

 Al-Marah fi al Qur‘an al-Karim ( Wanita dalam Perspektif Al-Qur'an ) dan


― al-Insan fi Al-Qur'an al-Karim ( Manusia dalam Al-Qur'an a—Karim )
karya Abbas Mahmud al-‗Aqqad.
 Al-Riba fi Al-Qur'an al-Karim ( Riba dalam Perspektif Al-Qur'an al-Karim )
karya Abu al-‗A‘la al-Maududi
 Al-Washaya al-‗Asyr ( Wasiat Yang Sepuluh ) karya Syaikh Mahmud
Syaltut
 Tema-tema Pokok Al-Qur'an karya Fazkur Rahman
 Wawasan Al-Qur'an , Tafsir Maudhu‘i atas Berbagai Persoalan Umat
karya M.Quraish Shihab

* Dikutip untuk keperluan tarbiyah oleh Hilmi Mohammad Rabbani dkk.

1
Prof.Dr.H.Abdul Djalal H.A., Ulumul Qur’an , h.8 s/d 12
2
Prof.DR.Abu Su’ud, Islamologi. Sejarah. Ajaran dan Peranannya dalam Peradaban Umat
Manusia, h. 7 s/d 24
3
Prof Dr.M.Quraish Shihab, Mukjizat Al-Qur'an , Ditinjau dari Aspek Kebahasaan, Isyarat Ilmiah
dan Pemberitaan Gaib h.105 s/d 109
4
Prof.Dr.H.Abdul Djalal H.A., Ulumul Qur’an, h.45 s/d 75
5
Prof.DR.H.Muhammad Amin Suma,SH, Studi Ilmu-Ilmu Al-Qur'an h.31 s/d 47
6
Prof.Dr.H.Abdul Djalal H.A, Ulumul Qur’an, h.64 s/d 75
7
Prof.Dr.Hamka , Tafsir Al-Azhar Juzu.XXIX. hal.239 s/d241
8
Prof.Dr.Quraish Shihab, Sejarah & ‗Ulum Al-Qur'an , h.20-23
9
Prof.Dr.H.Abdul Djalal H.A. Ulumul Qur‘an,h.397-399
10
Prof.Dr.H.Abdul Djalal H.A, Ulumul Qur‘an ,h.105 s/d 151
11
Prof Dr.M.Quraish Shihab dkk, Sejarah & ‘UlumQuran , h.21-23
12
Prof Dr.M.Quraish Shihab dkk, Sejarah & ‘UlumQuran , h.91-98
13
Prof.Dr.H.Abdul Djalal H.A, Ulumul Qur‘an ,h.326 s/d 344
14
Prof..DR.H.Muhammad Amin Suma, SH.MA,Studi Ilmu-Ilmu Al-Qur'an ,hal.47 s/d 65
15
Prof.Dr.M.Quraish Shihab dkk, Sejarah & ‘Ulum Al-Qur'an , h.30 s/d 33
16
Prof.DR.H.Muhammad Amin Suma, SH.M.A Studi Ilmu-Ilmu Al-Qur'an ,hal.66s/d 89
17
Mohammad Aly Ash Shabuny, Pengantar Study Al-Qur'an n ( At-Tibyan ) , h.201 s/d 246
18
Prof.Dr.M.Quraish Shihab dkk, Sejarah & ‘Ulum Al-Qur'an , h.172 s/d 194

DASAR DASAR PENGENALAN ILMU-ILMU AL- QUR’AN 112

You might also like