You are on page 1of 11

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb.

A
lhamdulillah, berkat Rahmat dan Hidayah Allah SWT, dalam rangka
memenuhi tugas Biologi, akhirnya kami dapat menyelesaikan tugas
makalah yang berjudul KULTUR JARINGAN. Tugas makalah ini
memiliki tujuan antara lain untuk mengetahui pengertian kultur jaringan,
mengetahui teknik serta tahapan pembuatannya, menganalisis kelebihan dan
kekurangan dari teknik kultur jaringan, serta pengaruhnya terhadap kehidupan
sehari-hari
Semoga makalah ini dapat bermanfaat khususnya untuk diri kita sendiri,
umumnya kepada para pembaca makalah ini.
Akhirnya kami ucapkan terima kasih dan mohon maaf atas segala
kekurangannya.
Wassalamualaikum Wr. Wb.

Jakarta, 2 Oktober 2009

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I. PENDAHULUAN
- Latar Belakang 1
- Perumusan masalah 1
- Manfaat Penulisan 1
BAB II. PEMBAHASAN
A. Pengertian Kultur Jaringan 2
B. Teori Dasar 2
C. Faktor-Faktor yang mempengaruhi 3
D. Tahapan yang dilakukan 4
E. Teknik kultur jaringan 6
F. Syarat yang diperlukan 7
G. Keuntungan pemanfaatan kultur jaringan 7
H. Kekurangan pemanfaatan kultur jaringan 7
DAFTAR PUSTAKA 8

ii
BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang
Kultur jaringan merupakan teknik perbanyakan tanaman dengan cara
mengisolasi bagian tanaman seperti daun, mata tunas, serta menumbuhkan
bagian-bagian tersebut dalam media buatan secara aseptik yang kaya nutrisi
dan zat pengatur tumbuh dalam wadah tertutup yang tembus cahaya

Perumusan Masalah

Masalah yang akan dibahas dalam karya tulis ini adalah mengenai pengertian
kultur jaringan, membahas teknik serta tahapan pembuatannya dan tentunya
akan membahas mengenai kelebihan dan kekurangannya. Telah kita ketahui
bahwa kultur jaringan akan membawa pengaruh yang sangat besar sekali bagi
pambudidayaan tanaman di masa sekarang ini.

Manfaat Penulisan

Tentunya karya tulis inimemiliki manfaat baik bagi penulis khususnya dan bagi
pembaca pada umumnya. Adapun manfaatnya adalah sebagai berikut :

 Penulis bisa lebih memahami apa yang dimaksud dengan kultur jaringan
beserta hal lainnya menegnai kultur jaringan

 Pembaca bisa mengetahui lebih dekat mengenai kultur jaringan.

1
BAB II PEMBAHASAN
KULTUR JARINGAN

Kultur jaringan dalam bahasa asing disebut sebagai tissue culture. Kultur
adalah budidaya dan jaringan adalah sekelompok sel yang mempunyai bentuk
dan fungsi yang sama. jadi, kultur jaringan berarti membudidayakan suatu
jaringan tanaman menjadi tanaman kecil yang mempunyai sifat seperti
induknya.Kultur jaringan akan lebih besar presentase keberhasilannya bila
menggunakan jaringan meristem. Jaringan meristem adalah jaringan muda, yaitu
jaringan yang terdiri dari sel-sel yang selalu membelah, dinding tipis, plasmanya
penuh dan vakuolanya kecil-kecil. Kebanyakan orang menggunakan jaringan ini
untuk tissue culture. Sebab, jaringan meristem keadaannya selalu membelah,
sehingga diperkirakan mempunyai zat hormon yang mengatur pembelahan.

Kultur jaringan merupakan salah satu cara perbanyakan tanaman secara


vegetatif. Kultur jaringan merupakan teknik perbanyakan tanaman dengan cara
mengisolasi bagian tanaman seperti daun, mata tunas, serta menumbuhkan
bagian-bagian tersebut dalam media buatan secara aseptik yang kaya nutrisi
dan zat pengatur tumbuh dalam wadah tertutup yang tembus cahaya sehingga
bagian tanaman dapat memperbanyak diri dan bergenerasi menjadi tanaman
lengkap. Prinsip utama dari teknik kultur jaringan adalah perbayakan tanaman
dengan menggunakan bagian vegetatif tanaman menggunakan media buatan
yang dilakukan di tempat steril.

Metode kultur jaringan dikembangkan untuk membantu memperbanyak


tanaman, khususnya untuk tanaman yang sulit dikembangbiakkan secara
generatif. Bibit yang dihasilkan dari kultur jaringan mempunyai beberapa
keunggulan, antara lain: mempunyai sifat yang identik dengan induknya, dapat
diperbanyak dalam jumlah yang besar sehingga tidak terlalu membutuhkan
tempat yang luas, mampu menghasilkan bibit dengan jumlah besar dalam waktu
yang singkat, kesehatan dan mutu bibit lebih terjamin, kecepatan tumbuh bibit
lebih cepat dibandingkan dengan perbanyakan konvensional.

Teori Dasar Kultur Jaringan

a. Sel dari suatu organisme multiseluler di mana pun letaknya, sebenarnya sama
dengan sel zigot karena berasal dari satu sel tersebut (Setiap sel berasal
dari satu sel).

b. Teori Totipotensi Sel (Total Genetic Potential), artinya setiap sel memiliki
potensi genetik seperti zigot yaitu mampu memperbanyak diri dan
berediferensiasi menjadi tanaman lengkap. 2
Aplikasi Teknik Kultur Jaringan dalam Bidang Agronomi

a. Perbanyakan vegetatif secara cepat (Micropropagation).


b. Membersihkan bahan tanaman/bibit dari virus
c. Membantu program pemuliaan tanaman (Kultur Haploid, Embryo Rescue,
Seleksi In Vitro, Variasi Somaklonal, Fusiprotoplas, Transformasi Gen
/Rekayasa Genetika Tanaman dll).
d. Produksi metabolit sekunder.

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Regenerasi

1. Bentuk Regenerasi dalam Kultur In Vitro : pucuk aksilar, pucuk adventif,


embrio somatik, pembentukan protocorm like bodies, dll

2. Eksplan ,adalah bagian tanaman yang dipergunakan sebagai bahan awal


untuk perbanyakan tanaman. Faktor eksplan yang penting adalah
genotipe/varietas, umur eksplan, letak pada cabang, dan seks (jantan/betina).
Bagian tanaman yang dapat digunakan sebagi eksplan adalah pucuk muda,
batang muda, daun muda, kotiledon, hipokotil, endosperm, ovari muda,
anther, embrio, dll.

3. Media Tumbuh, Di dalam media tumbuh mengandung komposisi garam


anorganik, zat pengatur tumbuh, dan bentuk fisik media. Terdapat 13
komposisi media dalam kultur jaringan, antara lain: Murashige dan Skoog
(MS), Woody Plant Medium (WPM), Knop, Knudson-C, Anderson dll. Media
yang sering digunakan secara luas adalah MS.

4. Zat Pengatur Tumbuh Tanaman. Faktor yang perlu diperhatikan dalam


penggunaan ZPT adalah konsentrasi, urutan penggunaan dan periode masa
induksi dalam kultur tertentu. Jenis yang sering digunakan adalah golongan
Auksin seperti Indole Aceti Acid(IAA), Napthalene Acetic Acid (NAA), 2,4-D,
CPA dan Indole Acetic Acid (IBA). Golongan Sitokinin seperti Kinetin,
Benziladenin (BA), 2I-P, Zeatin, Thidiazuron, dan PBA. Golongan Gibberelin
seperti GA3. Golongan zat penghambat tumbuh seperti Ancymidol,
Paclobutrazol, TIBA, dan CCC.

5. Lingkungan Tumbuh. Lingkungan tumbuh yang dapat mempengruhi


regenerasi tanaman meliputi temperatur, panjang penyinaran, intensitas
penyinaran, kualitas sinar, dan ukuran wadah kultur.

3
Tahapan yang dilakukan dalam perbanyakan tanaman dengan
teknik kultur jaringan adalah :

1) Pembuatan media
2) Inisiasi
3) Sterilisasi
4) Multiplikasi
5) Pengakaran
6) Aklimatisasi

• Media merupakan faktor penentu dalam perbanyakan dengan kultur


jaringan. Komposisi media yang digunakan tergantung dengan jenis
tanaman yang akan diperbanyak. Media yang digunakan biasanya terdiri
dari garam mineral, vitamin, dan hormon. Selain itu, diperlukan juga
bahan tambahan seperti agar, gula, dan lain-lain. Zat pengatur tumbuh
(hormon) yang ditambahkan juga bervariasi, baik jenisnya maupun
jumlahnya, tergantung dengan tujuan dari kultur jaringan yang dilakukan.
Media yang sudah jadi ditempatkan pada tabung reaksi atau botol-botol
kaca. Media yang digunakan juga harus disterilkan dengan cara
memanaskannya dengan autoklaf. 4
Biasanya, komposisi media yang digunakan adalah sebagai berikut :

• Ammonium nitrate (NH4NO3) 1,650 mg/l


• Boric acid (H3BO3) 6.2 mg/l
• Calcium chloride (CaCl2 · H2O) 440 mg/l
• Cobalt chloride (CoCl2 · 6H2O) 0.025 mg/l
• Magnesium sulfate (MgSO4 · 7H2O) 370 mg/l
• Cupric sulfate (CuSO4 · 5H2O) 0.025 mg/l
• Potassium phosphate (KH2PO4) 170 mg/l
• Ferrous sulfate (FeSO4 · 7H2O) 27.8 mg/l
• Potassium nitrate (KNO3) 1,900 mg/l
• Manganese sulfate (MnSO4 · 4H2O) 22.3 mg/l
• Potassium iodine (KI) 0.83 mg/l
• Sodium molybdate (Na2MoO4 · 2H2O) 0.25 mg/l
• Zinc sulfate (ZnSO4 · 7H2O) 8.6 mg/l
• Na2EDTA · 2H2Oa 37.2 mg/lb

• Inisiasi adalah pengambilan eksplan dari bagian tanaman yang akan


dikulturkan. Bagian tanaman yang sering digunakan untuk kegiatan kultur
jaringan adalah tunas.
• Sterilisasi adalah bahwa segala kegiatan dalam kultur jaringan harus
dilakukan di tempat yang steril, yaitu di laminar flow dan menggunakan
alat-alat yang juga steril. Sterilisasi juga dilakukan terhadap peralatan,
yaitu menggunakan etanol yang disemprotkan secara merata pada
peralatan yang digunakan. Teknisi yang melakukan kultur jaringan juga
harus steril.
• Multiplikasi adalah kegiatan memperbanyak calon tanaman dengan
menanam eksplan pada media. Kegiatan ini dilakukan di laminar flow
untuk menghindari adanya kontaminasi yang menyebabkan gagalnya
pertumbuhan eksplan. Tabung reaksi yang telah ditanami ekplan
diletakkan pada rak-rak dan ditempatkan di tempat yang steril dengan
suhu kamar.
• Pengakaran adalah fase dimana eksplan akan menunjukkan adanya
pertumbuhan akar yang menandai bahwa proses kultur jaringan yang
dilakukan mulai berjalan dengan baik. Pengamatan dilakukan setiap hari
untuk melihat pertumbuhan dan perkembangan akar serta untuk melihat
adanya kontaminasi oleh bakteri ataupun jamur. Eksplan yang
terkontaminasi akan menunjukkan gejala seperti berwarna putih atau biru
(disebabkan jamur) atau busuk (disebabkan bakteri).
• Aklimatisasi adalah kegiatan memindahkan eksplan keluar dari ruangan
aseptic ke bedeng. Pemindahan dilakukan secara hati-hati dan bertahap,
yaitu dengan memberikan sungkup. Sungkup digunakan untuk melindungi
bibit dari udara luar dan serangan hama penyakit karena bibit hasil kultur
jaringan sangat rentan terhadap serangan hama penyakit dan udara luar.

5
Setelah bibit mampu beradaptasi dengan lingkungan barunya maka
secara bertahap sungkup dilepaskan dan pemeliharaan bibit dilakukan
dengan cara yang sama dengan pemeliharaan bibit generatif.

Keunggulan inilah yang menarik bagi produsen bibit untuk mulai


mengembangkan usaha kultur jaringan ini. Saat ini sudah terdapat beberapa
tanaman kehutanan yang dikembangbiakkan dengan teknik kultur jaringan,
antara lain adalah: jati, sengon, akasia, dll.

Bibit hasil kultur jaringan yang ditanam di beberapa areal menunjukkan


pertumbuhan yang baik, bahkan jati hasil kultur jaringan yang sering disebut
dengan jati emas dapat dipanen dalam jangka waktu yang relatif lebih pendek
dibandingkan dengan tanaman jati yang berasal dari benih generatif, terlepas
dari kualitas kayunya yang belum teruji di Indonesia. Hal ini sangat
menguntungkan pengusaha karena akan memperoleh hasil yang lebih cepat.

TEKNIK KULTUR JARINGAN :

 Teknik kultur jaringan sangat sederhana, yaitu suatu sel atau irisan
jaringan tanaman yang sering disebut eksplan secara aseptik diletakkan
dan dipelihara dalam medium pada atau cair yang cocok dan dalam
keadaan steril. dengan cara demikian sebaian sel pada permukaan irisan
tersebut akan mengalami proliferasi dan membentuk kalus. Apabila kalus
yang terbentuk dipindahkan kedlam medium diferensiasi yang cocok,
maka akan terbentuk tanaman kecil yang lengkap dan disebut planlet.
Dengan teknik kultur jaringan ini hanya dari satu irisan kecil suatu jaringan
tanaman dapat dihasilkan kalus yang dapat menjadi planlet dalam jumlah
yang besar.

 Pelaksanaan teknik kultur jaringan tanaman ini berdasarkan teori sel


sperti yang dikemukakan oleh Schleiden, yaitu bahwa sel mempunyai
kemampuan autonom, bahkan mempunyai kemampuan totipotensi.

6
Totipotensi adalah kemampuan setiap sel, darimana saja sel tersebut
diambil, apabila diletakkan dilingkungan yangsesuai akan tumbuh menjadi
tanaman yang sempurna.Teknik kultur jaringan akan berhasil dengan baik

Syarat-syarat yang Diperlukan :


• Pemilihan eksplan sebagai bahan dasar untuk pembentukkan kalus
• Penggunaan medium yang cocok
• Keadaan yang aseptik dan pengaturan udara yang baik terutama untuk
kultur cair. Meskipun pada prinsipnya semua jenis sel dapat ditumbuhkan,
tetapi sebaiknya dipilih bagian tanaman yang masih muda dan mudah
tumbuh yaitu bagian meristem, seperti: daun muda, ujung akar, ujung
batang, keping biji dan sebagainya. Bila menggunakan embrio bagian bji-
biji yang lain sebagai eksplan, yang perlu diperhatikan adalah kemasakan
embrio, waktu imbibisi, temperatur dan dormansi.

KEUNTUNGAN PEMANFAATAN KULTUR JARINGAN

• Pengadaan bibit tidak tergantung musim


• Bibit dapat diproduksi dalam jumlah banyak dengan waktu yang relatif
lebih cepat (dari satu mata tunas yang sudah respon dalam 1 tahun dapat
dihasilkan minimal 10.000 planlet/bibit)
• Bibit yang dihasilkan seragam
• Bibit yang dihasilkan bebas penyakit (menggunakan organ tertentu)
• Biaya pengangkutan bibit relatif lebih murah dan mudah
• Dalam proses pembibitan bebas dari gangguan hama, penyakit, dan
deraan lingkungan lainnya
• Dapat diperoleh sifat-sifat yang dikehendaki
• Metabolit sekunder tanaman segera didapat tanpa perlu menunggu
tanaman dewasa

KEKURANGAN PEMANFAATAN KULTUR JARINGAN

• Bagi orang tertentu, cara kultur jaringan dinilai mahal dan sulit.
• Membutuhkan modal investasi awal yang tinggi untuk bangunan
(laboratorium khusus), peralatan dan perlengkapan.
• Diperlukan persiapan SDM yang handal untuk mengerjakan perbanyakan
kultur jaringan agar dapat memperoleh hasil yang memuaskan
• Produk kultur jaringan pada akarnya kurang kokoh

7
DAFTAR PUSTAKA

http://id.wikipedia.org/wiki/Kultur_jaringan

http://nicedaysblue.web.id/index.php/my-project/39-science-and-tech/62-
kultur-jaringan

http://id.answers.yahoo.com/question/index?
qid=20081029045234AAwuqCD

You might also like