Professional Documents
Culture Documents
Memperbanyak pengetahuan adalah upaya guru mengurangi ketertinggalannya atas fakta-fakta yang
berkaitan dengan materi yang akan dilaksakan di kelas. Kegiatan memperbanyak pengetahuan dapat
dilakukan dengan jalan mencari informasi di internet, membaca buku, atau bertanya kepada ahli.
Banyak situs baik situs dalam bahasa Indonesia ataupun dalam bahasa Inggris yang menyediakan
sumber pembelajaran IPA dan juga forum-forum yang mebahas tentang permasalahan-permasalahan
mengajar di kelas. Beberapa diantaranya adalah tempat bertanya bagaimana cara kerja sesuatu
(www.howstuffworks.com, www.knowswhy.com), Pusat pengembangan dan pemberdayaan pendidik
dan tenaga kependidikan ilmu pengetahuan alam atau P4TKIPA (http://www.p4tkipa.org), tempat
membaca buku online secara gratis (http://.books.google.co.id) dan lain sebagainya.
Kegiatan mencaari informasi melalui buku bisa dilakukan dengan membaca di perpustakaan. Buku-
buku di perpustakaan juga relatif lengkap. Selain itu buku di perputakaan juga bisa dipinjam.
Apabila guru mengalami kesulitan dalam mengajar IPA, guru yang bersangkutan dapat bertanya
kepada ahli. Ahli yang dimaksud adalah dosen, rekan guru, pengawas, atau narasumber, dan lain
sebaginya. Dengan bertanya kepada ahli, diharapkan guru memperoleh pengetahuan baru sehingga
dapat memperbaiki miskonsepsi yang sudah dilakukan.
Mencoba kegiatan sebelum dilaksanakan di kelas
Hal ini merupakan kegiatan wajib bagi guru terutama bagi guru yang akan mengajak siswanya
melakukan pengamatan atau percobaan. Dengan mencoba terlebih dahulu sebelum dilaksanakan di
dalam kelas, guru akan memiliki gambaran tentang bagaimana jalannya kegiatan yang akan
dilaksanakan di kelas nanti. Selain itu, guru juga memiliki kesiapan menjawab pertanyaan-pertanyaan
siswa.
Memilih metode dan media pembelajaran yang tepat
Pemilihan metode dan media pembelajaran yang tepat adalah memilih metode dan media pembelajaran
yang sesuai dengan karakteristik kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan. Pembelajaran IPA
menitikberatkan kepada pembelajaran yang berproses, sehingga hendaknya metode pembelajaran yang
dipilih adalah metode pembelajaran eksperimen, proyek, atau demonstrasi.
Sedapat mungkin menghindari metode ceramah. Penggunaan metode ceramah yang berlebihan
dikhawatirkan dapat menambah miskonsepsi siswa. Hal itu dikarenakan karakteristik siswa sekolah
dasar adalah operasional konkret. Mereka akan dengan mudah memahai suatu informasi atau
membentuk pengetahan dari apa yang mereka tangkap dengan panca indera mereka. Apabila mereka
belajar dengan diberi ceramah saja, dikhawatirkan mereka akan kesulitan mengkonstruksi pengetahuan
yang diberikan itu (lebih mengarah ke miskonsepsi).
Pemilihan media pembelajaran yang tepat juga penting. Media pembelajaran yang baik adalah media
pembelajaran yang dapat meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi yang dipelajari.
Karakteristik siswa sekolah dasar adalah operasional konkret. Untuk beberapa materi, media-media
yang mengedepankan benda asli lebih dianjurkan daripada media-media gambar.
Evaluasi diri
Evaluasi diri yang dimaksud adalah keterbukaan menerima saran dan segera memperbaiki diri apabila
melakukan kesalahan. guru hendaknya bersedia menerima sran dan kritik dari siapapun. Daran dan
kritik ini diharapkan dapat meningkatkan semangat guru untuk mengurangi miskonsepsi yang sudah
dilakukan.
Buku teks merupakan komponen penting dalam sistem pembelajaran, karena buku teks merupakan
bahan ajar dan juga sebagai sumber panduan dalam pengajaran. Selain kurikulum yang merupakan
pedoman bagi sistem pengajaran, pemilihan buku teks yang dipakai harus didasarkan pada kurikulum
dan kwalitas lain yang haus dimiliki buku teks agar menjadi buku teks yang berkwalitas.
Komponen yang harus dipenuhi untuk buku teks yang berkwalitas ada beberapa kriteria salah satunya
berdasarkan pendapat Greene dan Petty yaitu 10 kriteria buku teks yang berkwalitas. Buku teks yang
berkwalitas adalah salah satu komponen yang harus di penuhi guna memaksimalkan sistem
pembelajaran di sekolah dan membantu siswa untuk belajar, oleh karena itu pentingnya buku teks yang
berkwalitas.
Menganalis buku teks dengan standar kurikulum KBK (Kurikulum Berbasis Kompentensi) 2004 adalah
cara untuk mengetahui bagaimana kwalitas buku teks yang telah kita gunakan terdahulu dalam sistem
pembelajaran 2004 lalu. Contohnya dengan menganalisis satu bab buku Bahasa Indoesia Kelas XI yang
di gunakan dalam sistem pembelajaran sebelumnya. Apakah sudah berkwalitas dan memenuhi
pedoman buku teks yang baik dan penulisan buku teks sudah dengan cara penulisan buku yang
berkwalitas.
Dengan menganalis salah satu bab di buku teks ini diharapkan mampu membantu kita untuk
mengetahui sejauh mana peranan buku teks ini pada sistem pembelajaran dan membantu guru dan
siswa untuk memahami materi pembelajaran.
Penganalisis
IDENTITAS BUKU
Berdasarkan Greene dan Petty ada 10 Kriteria Cara Penilaian Buku Teks
3. Buku teks haruslah memuat ilustrasi yang menarik hati para siswa.
Dari wacana singkat yang berjudul Kisah Seorang Pemahat ada ilustrasi yang menarik mengenai
gambar seseorang yang sedang memahat. Di halaman selanjutnya pada wacana yang berjudul Bersama
Hatta dan Sjahrir terdapat ilustrasi gambar Muhammad Hatta. Kemudian pada penyajian materi
mengenai drama di ilustrasikan juga gambar tokoh yang sedang bermain drama. Selanjutnya penulis
memaparkan mengenai Perbedaan Paragraf Deduktif dan Induktif disana terdapat ilustrasi gambar
mengenai paragraf induktif dan deduktif.
6. Buku teks dapat menstimulasi atau merangsang aktivitas pribadi para siswa
Dari bab tersebut di paparkan materi mengenai drama secara lengkap dan diharpakan siswa dapat
berminat untuk belajar dan mempraktekan drama secara langsung. Selain itu di pojok halaman terdapat
sedikit materi mengenai kisah sastrawan kita. Disana dipaparkan mengenai kisah Putu Wijaya menarik
yang merupakan tokoh teater dan sebagai pembaharu teater Indonesia tahun 1970-an. Dari kisahnya
siswa diharapkan siswa dapat mencontoh semangat dan terstimulasi untuk belajar lebih giat.
7. Buku teks haruslah sadar dan tegas menghindari konsep-konsep yang samar-samar.
Penulis dengan jelas memaparkan konsep-konsep materi dengan cermat dan baik, sehingga tidak
membingungkan para pemakainya. Contohnya penulis memaparkan mengenai Perbedaan Paragraf
Deduktif dan Induktif. Dengan jelas dan bertahap penulis memberikan definisi, konsep, contoh dan
pemaparan yang tepat dan akurat. Kemudian penulis memberikan materi mengenai majas, penulis
memberikan penjelasan dan pemahaman kepada pembaca dengan baik dan dengan lengkap disertai
contoh-contohnya. Selanjutnya mengenai konsep meringkas buku dengan tehnik SQ3R, dan
memaparkan materi mengenai drama dengan jelas dan lengkap.
9. Buku teks haruslah mampu memberi pemantapan, penekanan pada nilai-nilai anak dan orang
dewasa.
Pada bab ini di bahas dengan tema kedisplinan, memberikan pemantapan pada nilai-nilai moral.
Kemudian dari cerita Kisah Seorang Pemahat siswa bisa memetik nilai-nilai yang baik dari contoh dan
panutannya. Adapula dari wacana Wali Kota Diminta Tertibkan Pelanggar Ketertiban Umum terdapat
pengajaran mengenai nilai-nilai sosial dan pengajaran ketertiban umum. Selanjutnya pada wacana
Bersama Hatta dan Sjahrir dari wacana terdapat kisah yang mencerminkan kebaikan, kisah Muhammad
dan Sutan Sjahrir yang cocok dan patut di tiru, dari kehidsupannya yang sederhana dan disiplin.
10. Buku teks haruslah dapat menghargai perbedaan-perbedaan pribadi para siswa dan pemakainya.
Buku tersebut tidak membeda-bedakan salah satu individu maupun kelompok, buku teks tersebut
menghargai perbedaan-perbedaan para pemakainya. Buku teks tersebut sesuai dan cocok dengan para
penggunanya, yaitu kalangan SMA. Dari segi bahasa yang komunikatif dan mudah di pahami oleh
siswa. Siswa dan guru dapat dengan mudah menggunakannya sebagai buku panduan selain ada buku
tambahan atau sumber lain.
Buku teks yang berkwalitas harus memiliki kesepuluh komponen tersebut dan juga buku teks harus
sesuai dengan kurikulum yang berlaku, karena pentingnya kurikulum dalam sistem pendidikan karena
kurikulum merupakan pedoman dan panduan dalam sistem pembelajaran agar sistem pembelajaran
dapat terlaksana sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Selanjutnya indikator yang telah di paparkan
sebelumnya dalam buku teks harus dapat terpenuhi, sebagai hasil pembelajaran yang telah dilakukan.
Berdasarkan hasil analisis buku tersebut telah memiliki kwalitas yang baik karena telah memiliki
kesepeluh komponen yang telah di paparkan oleh Greene dan Petty, dilihat dari pentingnya kwalitas
buku teks pada sistem pembelajaran maka perlunya kita menganalisis buku teks apakah layak dan
sesuai untuk di pakai dalam sistem pembelajaran.