Professional Documents
Culture Documents
VIRTUAL
Makalah ini diajukan sebagai salah satu tugas mandiri pada mata kuliah Agama dan
Masalah Sosial
Disusun Oleh:
Aminudin
(208 100 265)
JURUSAN SOSIOLOGI
FAKULTAS USHULUDDIN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI
BANDUNG
2011
DAMPAK NEGATIF FACEBOOK DAN ETIKA KOMUNIKASI VIRTUAL
PENDAHULUAN
Namun teknologi internet ini, untuk sebagian orang justru memberikan dampak
negatif terhadap kualitas dari hubungan yang mereka jalin. Bagaimana tidak,
belakangan ini masyarakat lebih nyaman mengumpulkan teman-teman didunia
maya daripada aktif pada kegiatan-kegiatan organisasi riil yang dapat memberikan
kualitas hubungan pertemanan yang lebih kongkrit dan intents.
Ambil saja jejaring sosial semisal facebook sebagai contohnya. Banyak orang
yang memiliki ratusan atau bahkan ribuan teman difacebook tapi di dunia nyata,
mereka hanya memiliki beberapa orang teman dekat yang menemani keseharian
mereka. Inilah salah satu dampak negatif facebook yang sampai sekarang
mungkin belum disadari oleh beberapa orang. Mereka telah kehilangan
kemampuan untuk berbaur dengan masyarakat dan cenderung nyaman dengan
kehidupan online. Padahal jika terjadi suatu hal yang krusial pada kehidupan kita,
yang bisa membantu kita bukanlah orang-orang yang kita kenal didunia maya tapi
orang-orang yang hidup disekitar kita. Sejak tahun 2007, facebook mengalami
peningkatan penggunaan di Indonesia. Hingga sekarang, Indonesia menjadi salah
satu negara dengan masyarakat pengguna facebook yang besar.
(tulisananakkos.blogspot.com/2009/oct)
Namun yang perlu juga diingat, internet (terutama facebook) bukan sekadar
altematif media komunikasi baru, tetapi ia juga membentuk pola-pola komunikasi
baru yang memiliki karakteristik berbeda dengan media lain. Pola-pola itu di
2
antaranya sifat komunikasi bermedia berubah menjadi komunikasi yang interaktif.
Sifat komunikasi tidak lagi selalu syn-chronorous, tetapi dapat pula bersifat
asynchronorous. yaitu komunikasi melalui media internet dengan pengirim dan
penyampai pesan dalam berinteraksi tidak berada pada kedudukan tempat dan
waktu yang sama, tetapi pesan tetap sampai pada tujuan atau sasaran (penerima).
Selain itu, jarak ruang dan waktu antara pengirim dan penerima pesan menjadi
semakin tipis, serta konteks komunikasi berlangsung dalam dunia maya (virtual).
Dalam makalah ini saya akan menguraikan tentang dampak negatif yang
disebabkan oleh jejaring sosial facebook. Kemudian selanjutnya saya akan
menjelaskan penanggulangan atau pemecahan dari masalah-masalah sosial yang
disebabkan oleh facebook tersebut. Analisis yang digunakan dalam makalah ini
adalah pembahasan yang menguraikan tentang pentingnya pemahaman tentang
etika komunikasi virtual sebagai upaya untuk mengurangi dampak negatif
penggunaan jejaring sosial facebook.
PEMBAHASAN
3
Facebook adalah sebuah situs jaringan sosial yang didirikan oleh Mark
Zuckerberg pada tanggal, 4 Februari 2004. Pada awalnya, Facebook dengan situs
www.facebook.com yang sebelumnya bernama thefacebook dengan situs
www.thefacebook.com digunakan untuk komunikasi antar mahasiswa Universitas
Harvard. Namun setelah beberapa waktu, target pengguna adalah seluruh
mahasiswa dan masyarakat umum.
4
Dampak negatif jejaring sosial facebook
Jejaring sosial facebook tak lagi dipandang sebagai tools semata, tetapi
sudah menjelma menjadi medium yang melibatkan partisipasi aktif penggunanya.
Perspektif ini mengamini teori uses and gratifications yang menitikberatkan pada
media pasif dan ko-munikan aktif. Lantas menjadi ironi ketika kita menyalahkan
internet (media) jika terdapat masalah yang diakibatkan dari relasi komunikasi
yang terjadi di dalamnya. Apa yang terjadi pada Nova Triani, seorang remaja
SMP yang lari bersama remaja pria kenalannya di situs jejaring sosial, patutnya
dijadikan refleksi. Apakah remaja yang belum matang secara emosional itu tepat
dijadikan kambing hitam persoalan yang terjadi? Ataukah perlu ada kontrol yang
ditempatkan dalam variabel teknologi untuk mengantisipasi terulangnya kasus
seperti ini.
Isu ini memang dapat berkembang menjadi pro dan kontra yang sulit
diurai solusinya. Di satu sisi, kasus Nova yang menjadi momok menakutkan bagi
banyak orang tua yang menghendaki adanya kebijakan-kebijakan yang mampu
mengontrol penyalahgunaan media baru. Sementara yang lain lebih menilai kasus
ini sebagai konsekuensi dari perkembangan teknologi yang tak dibarengi dengan
perkembangan mental manusianya. Semuanya itu tergantung dari perspektif
melihat persoalan mengenai isu sosial ini.
5
4. Masyarakat terbiasa melalukan hal-hal dengan praktis, sehingga tidak
termotivasi untuk melakukan hal-hal yang sulit
2. Perceraian
7. Penipuan
6
norma-norma tertentu. Etika dalam komunikasi pada dasarnya merupakan konsep
persepsi khalayak tentang sifat pribadi komunikator, yang mencakup kualitas
personal seperti keahlian, kompetensi, pengalaman, pengetahuan, sifat dapat
dipercaya, kejujuran, dapat diandalkan, ketulusan, kedinamisan, kewaspadaan,
perhatian terhadap khalayak, kemampuan personal, dan keramah-tamahan
(Johannesen, 1996: 120).
7
b. Menghindari upaya manipulasi dengan motif apapun.
8
pada sikap saling terbuka untuk saling memahami dan saling menghayati antara
satu dengan yang lain. Di dunia virtual pun interaksi sosial dapat berjalan hampir
seefektif interaksi sosial di dunia nyata.
Tak tepat memang ketika dalam kasus Nova kita menyalahkan Facebook
(teknologi), karena teknologi tak memiliki kuasa absolut untuk mendiktekan apa
yang harusnya diperbuat penggunanya. Namun, patut diperhatikan bahwa
penggunaan teknologi juga membutuhkan kearifan dan kematangan secara
emosional. Apa ang terjadi pada Nova dan pasangan chatting-nya itu mungkin
satu dari banyak dampak buruk penggunaan teknologi yang salah. Kecermatan
dari pihak-pihak yang lebih mature sangat dibutuhkan untuk menghindarkan
kasus-kasus Nova lainnya terulang lagi. Maka dari itu sepertinya kesadaran akan
pentingnya etika dalam berkomunikasi baik itu dunia nyata ataupun dunia maya
menjadi suatu keharusan.
9
KESIMPULAN
Dari uraian di atas maka dapat diambil beberapa term tentang etika
komunikasi virtual yaitu ; bahwa penerapan etika komunikasi virtual hakekatnya
adalah melakukan prinsip umum yang terdapat dalam komunikasi dunia nyata
serta memperhatikan pola-pola dalam etika internet (netiqutte). Karena bersifat
maya, maka kebebasan dalam mengintreprestasikan etika adalah merupakan
pilihan dan jika lebih banyak pilihan yang jatuh pada pengabaian etika, maka
dapat dipastikan media internet dalam hal ini jejaring sosial facebook akan
ditinggalkan oleh penggunannya karena tidak lagi memiliki kredibilitas dalam
kebenaran, kepercayaan dan keamanan. Namun jika pilihan lebih banyak pada
pemihakan landasan etika komunikasi virtual, maka facebook akan menjadi
sumber informasi dan media komunikasi yang handal. Oleh karenanya kesadaran
dari masing-masing pengguna jejaring sosial semisal facebook baik yang bersifat
aktif maupun pasif selayaknya memenuhi ketentuan dalam etika komunikasi
virtual mutlak diperlukan. Hal ini dapat mengurangi dampak negatif yang
disebabkan oleh penggunaan jejaring sosial facebook.
Pada konteks komunikasi nyata kontrol sosial penegakan etika berada pada
pranata sosial yang ada dalam masyarakat, sedangkan pada konteks komunikasi
virtual kontrol sosial sulit dilakukan mengingat facebook adalah media global
sehingga nilai-nilai masing-masing pengguna adalah berbeda-beda. Ini tentunya
membutuhkan pemecahan tersendiri dan salah satu solusi yang bisa dilakukan
adalah membentuk badan independen sebagai pengontrol penggunaannya baik
dalam lingkup internasional maupun lokal. Usaha ini paling tidak akan
meminimalisir dampak yang diakibatkan oleh pelanggaran etika komunikasi
melalui jejaring sosial facebook.
10
DAFTAR PUSTAKA
Adi Surya. Sisi Gelap Dunia Maya. 24 Mei 2010, Kolom Opini. H. U. Pikiran
Rakyat.
George Ritzer dan Douglas J. Goodman. Teori Sosiologi Modern, Edisi Ke-6.
2008. Jakarta: Kencana.
Graeme Burton. Media dan Budaya Populer. 2008. Yogyakarta: Jalasutra.
11
Harliati. Dampak Penyalahgunaan Facebook. Diunduh dari
http://tulisananakkos.blogspot.com pada 4 Mei 2011.
Louis Katsof., Pengantar Filsafat. 1989. Yogyakarta: Tiara Wacana.
Richard L. Johannesen. Etika Komunikasi. 1996. Bandung: Rosda Karya.
Sosiawan. Bahan Ajar Etika dan Filsafat Komunikasi. 2003. Yogyakarta:
Kanisius.
12