You are on page 1of 5

Makalah Biologi

“BUDIDAYA ULAT SUTRA”

Sarah Puspa Indrajaya


X3
Budidaya Ulat Sutera

Ulat Sutera ditemukan sekitar 3000 SM, di daerah China. Konon, permaisuri
Shih Huang Tie sangat menyukai buah murbei, sehingga ia memerintahkan untuk
menanam murbei di suatu wilayah yang luas. Suatu hari ia terkejut ketika melihat
ulat-ulat menghabiskan daun-daun tanaman murbeinya. Ia pun memerintahkan
orang untuk membunuh ulat-ulat tersebut. Namun, perintah itu belakangan
dibatalkan ketika permaisuri melihat kepompong ulat yang berserat halus dan
berwarna putih mengkilat. Ia kemudian memerintahkan dayang-dayangnya untuk
mencoba mengurai dan memintal kepompong menjadi benang, kemudian menjadi
kain, dan jadilah kain sutera. Kain sutera sejak saat itu menjadi komoditas China
yang terkenal. Jalur perdagangan sutera kemudian dikenal dalam sejarah sebagai
jalan Sutera (Silk Road).

Ulat sutera, yang bernama latin Bombyx mori, hanya makan daun murbei,
tidak bisa makan daun lain karena serat sutera hanya dapat diproses oleh ulat sutera
dari daun murbei. Jenisnya halus, tidak berbulu sehingga tidak gatal ketika
menyentuh kulit, dan juga tidka bisa menggigit. Ada dua ras dari ulat sutera, China
dan Jepang. Jenis dari ras China bercirikan tubuhnya berwarna putih polos,
sedangkan ras Jepang memiliki dua bintik hitam di punggung.

Proses metamorfosis ulat sutera adalah pertama induk bertelur, lalu menetas
menjadi bayi ulat. Setelah itu, ulat berkembang memasuki tahap instar I, yang
artinya periode makan. Pada tahap instar I, ulat makan selama 3 hari, lalu tidur 2
hari, berlangsung begitu terus hingga tahap instar IV. Pada tahap itu, ulat makan 4
hari dan tidur 2 hari. Pada instar V, ulat makan selama 8 hari dan tidur 2 hari.
Setelah itu, ulat akan membentuk kepompong dan menjadi pupa. Setelah kira-kira
6 hari baru bisa dipanen. Jika tidak dipanen, maka kepompong akan menetas
menjadi kupu-kupu sutera. Diperlukan waktu kira-kira 1 bulan untuk menjadi
kupu-kupu.
Ulat sutera dapat memuntahkan serat karena memakan buah murbei. Ulat
sutera memiliki organ khusus yang dapat mengubah serat murbei menjadi sutera.
Mereka juga memiliki saluran khusus yang berfungsi untuk memuntahkan serat
sutera yang bernama saluran sutera. Bagian depan organ memiliki 300 sel, untuk
memuntahkan serat. Bagian tengah, 600 sel, berfungsi untuk mengolah getah dari
serat murbei. Sedangkan bagian belakang memiliki 1000 sel, berfungsi untuk
memproses getah daun murbei menjadi bahan dasar untuk serat sutera. Jika ditarik,
satu kepompong ulat sutera dapat menghasilkan hingga 1,6 km serat sutera.

Kupu-kupu dewasa yang baik menikah 5-8 jam. Namun sayangnya, usia
kupu-kupu sutera setelah melahirkan pendek sekali, hanya berkisar antara 2 hingga
3 hari. Istilah perkawinan kupu-kupu sutera adalah kopulasi. Sekali bertelur, kupu-
kupu betina dapat menghasilkan hingga 500 butir telur. Ukuran ulat yang baru
menetas berkisar antara 2-3 mm saja.

Untuk mendapatkan serat, harus dilakukan proses rilling, yaitu proses dimana
kepompong direbus hingga suhu tertentu. Setelah diurai, baru bisa ditenun dan
menjadi kain.

Berikut beberapa foto saat pembudidayaan :


Dan berikut hasil dari pembudidayaan ulat sutra :
Gambar metamorfosis ulat sutra:

You might also like