You are on page 1of 14

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Filsafat ilmu adalah suatu proses pengkajian yang di dalamnya
mencakup tiga persoalan, yaitu apakah yang dapat kita ketahui (metafisika),
apakah yang dapat kita kerjakan (etika), dan sampai di mana pengharapan
kita (antropologi). Filsafat ilmu erat kaitannya dengan logika dalam hal
menerapkan hukum-hukum yang harus ditepati agar kita mampu berpikir
lurus, tepat, benar, logis, dan teratur. Sehingga, dalam proses pengkajian
filsafat ilmu, dibutuhkan penelaahan tentang logika intern dari teori-teori
serta landasan-landasan ilmiah.
Dari penelaahan inilah terkadang terjadi kesalahan logis yang
merupakan kesalahan berpikir, memahami, dan mengambil kesimpulan
karena pemikiran yang kurang ‘sehat’ secara logika. Masalah ini dapat
memberikan dampak buruk bagi beberapa kelompok orang yang
mendapatkan akibat dari kesalahan logis tersebut.. Oleh karena itu, kita
harus memahami seperti apakah pengertian dari kesalahan logis dan
pengaruhnya terhadap kehidupan antar personal ataupun antar kelompok
orang.. Kita juga perlu mengetahui jenis-jenis, sebab, dan dampak yang
dapat ditimbulkan agar dapat menghindari kesalahan logis itu sendiri.
Dalam hal ini dapat kita lihat contoh nyata kesalahan logis adalah
pandangan skeptis dan keliru pihak pemerintah dan warga Amerika Serikat
yang menganggap bahwa seluruh umat Islam adalah teroris yang harus
dikucilkan dan dijauhi. Bahkan ada anggapan untuk menyerang warga
Islam yang tinggal di Amerika.Dengan jumlah penduduk Islam-Amerika
yang memang minoritas, semakin sulitlah kehidupan warga Islam-Amerika
disana. Karena makin terbatasnya ruang bergerak dan fasilitas dalam
berbagai aktivitas bagi warga Islam-Amerika setelah tragedi serangan 11
September ke WTC dan Pentagon oleh teroris.

1
Dengan dasar tregedi mengerikan tersebut, pemerintah dan
sebagian besar warga Amerika mengambil kesimpulan untuk mengucilkan
dan membatasi kehidupan warga Islam di Amerika. sehingga tidak sedikit
warga Islam di Amerika yang terpaksa hanya tinggal di rumah dan tidak
dapat beraktivitas secara bebas. Bahkan bagi beberapa wanita muslim di
Amerika, mereka lebih cenderung untuk rehat dari kegiatan-kegiatan di luar
demi menghindari serangan dari mata rakyat Amerika lainnya yang
mengganggap semua orang muslim sebagai teroris.
Padahal hal tersebut tidaklah berdasar alasan yang kuat, karena
pemerintah dan warga Amerika mengalami kesalahan berpikir dalam
mengambil kesimpulan logis. Karena dengan generalisasi yang tergesa-gesa
itu, merugikan seluruh warga muslim di Amerika. Padahal belum tentu
semua orang muslim itu adalah teroris. Tapi pihak Amerika men-cap
demikian. Dari sini dapat dilihat bahwa dari kesalahan logis yang
sederhana, dapat memberikan pengaruh (berupa kerugian) yang dampaknya
cukup besar terhadap beberapa kelompok orang. Maka penting untuk tahu,
paham dan mampu mengendalikan pemikiran kita dalam mengambil
kesimpulan terhadap suatu peristiwa, agar terhindar dari kesalahan logis
dalam berpikir.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimanakah pengertian dan jenis-jenis kesalahan logis dengan
penjabaran yang lebih rinci?
2. Bagaimanakah pandangan orang Amerika terhadap muslim?
3. Bagaimanakah dampak yang timbul akibat kesalahan pikiran pihak
Amerika terhadap muslim?
4. Bagaimana cara menanggulangi kesalahan berpikir pihak Amerika
terhadap muslim?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dan jenis-jenis kesalahan logis dengan
penjabaran yang lebih rinci

2
2. Untuk mengetahui pandangan orang Amerika terhadap muslim
3. Untuk mengetahui dampak yang timbul akibat kesalahan pikiran pihak
Amerika terhadap muslim
4. Untuk mengetahui cara menanggulangi kesalahan berpikir pihak
Amerika terhadap muslim

4.1 Manfaat
1. Bagi mahasiswa
Memperluas wawasan serta membantu mahasiswa dalam memahami
filsafat ilmu, logika, serta kesalahan logis.
2. Bagi penulis
Makalah ini secara tidak langsung membantu kami dalam memahami
lebih jauh mengenai kesalahan logis dan cara menghindarinya.
3. Bagi masyarakat
Manfaat makalah ini bagi masyarakat khususnya pembaca adalah
membantu memberi pemahaman mengenai logika, kesalahan logis, dan
dalam contoh kasusnya yaitu pandangan Amerika terhadap muslim.

3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
.
2.1 Kesalahan Logis
Kesalahan membuktikan adanya usaha mengartikan keinginan analis.
Tidak terjadi kesalahan program secara sintaksis, tetapi akan menghasilkan
sesuatu yang tidak diharapkan. Dalam logika dan retorika, kekeliruan adalah
kesalahpahaman yang dihasilkan sebagai akibat dari salah penalaran dalam
argumentasi. Baik dilakukan secara sengaja maupun tidak, kesalahan-kesalahan
yang terjadi secara tidak langsung dapat mempengaruhi emosional. Kesalahan
dapat memicu emosi pendengar atau lawan bicara, tetapi bisa juga digunakan
untul mengambil keuntungan dari hubungan sosial antar manusia (misalnya
memicu untuk berargumen).
Logical Error (fallacy) adalah jenis kesalahan secara logika. Jika
ditemukan kesalahan dengan jenis ini, artinya proses tetap dilanjutkan namun
tidak berjalan sebagaimana mestinya. Misalnya, ketika terdapat sebuah instruksi
”Buka halaman 6” , lalu yang kita buka adalah halaman 9. Maka secara otomatis
informasi yang kita temukan akan berbeda dengan apa yang semestinya kita
dapatkan. Argumen keliru yang timbul sebagai akibat kesalahan logis biasanya
bersifat terstruktur dengan menggunakan pola retoris yang mengaburkan
argumen logis. Selain itu, komponen kekeliruan mungkin tersebar di beberapa
argumen yang terpisah.
Kesalahan logis, adalah kesalahan dalam penalaran terhadap sesuatu.
Termasuk pula di dalamnya kesalahan dalam memahami ataupun kesalahan
dalam generalisasi, sehingga banyak kata atau pendapat yang memunculkan
ambiguitas, hingga pemahaman yang keliru.

2.2 Penyebab Kesalahan Logis


Kesalahan logis (fallacy) terjadi ketika kita menyimpulkan sesuatu
berdasarkan penalaran yang tidak “sehat”. Dapat pula diakibatkan pikiran
simplistis atau terlalu menyederhanakan masalah. Ketika berbicara tentang
kesalahan–kesalahan logis sering merujuk pada kesalahan penalaran.

4
2.3 Jenis – Jenis Kesalahan Logis
1. Generalisasi yang tergesa-gesa
Kesalahan logis ini adalah akibat dari induksi yang salah karena
berdasar pada sampling hal-hal khusus yang tidak cukup atau karena
tidak memakai batasan.
Contohnya: Pernyataan “Setelah ia menjadi masuk Islam dan menjadi
mu’allaf, ia dikucilkan keluarganya sehingga hidupnya jadi miskin
dan menderita, berarti agama Islam itu membawa penderitaan bagi
pengikutnya.”
2. Non Sequitur (belum tentu)
Kesalahan ini merupakan kesalahan yang terjadi karena premis
yang salah dipakai. Non Sequitur merupakan loncatan sembarangan
dari suatu premis ke kesimpulan yang tidak ada kaitannya dengan
premis tadi. Hubungan premis dan kesimpulan hanya semu,
hubungan yang sesungguhnya tidak ada.
Contoh : Sekarang ini banyak muncul nabi-nabi palsu.
Kesimpulannya membuktikan bahwa sekarang adalah akhir zaman.
(Padahal munculnya tokoh-tokoh agama itu disebabkan oleh sebab
yang lain yang bukan karena akhir zaman. Disamping itu, pelabelan
tokoh-tokoh agama sebagai ‘nabi-nabi palsu’ adalah penjangkaran
(anchoring) yang manipulatif sekedar untuk melegitimasi asumsinya
tanpa satu dasar-dasar penilaian yang obyektif).
3. Analogi Palsu
Analogi palsu adalah suatu bentuk perbandingan yang mencoba
membuat suatu ide atau gagasan terlihat benar dengan cara
membandingkannya dengan ide atau gagasan lain yang sesungguhnya
tidak mempunyai hubungan dengan ide atau gagasan yang pertama
tadi.
Contoh : Pernyataan “Karena agama Budhha mengajarkan karma,
maka bila seorang Buddhist melihat orang yang tertimpa musibah ia
tidak perlu menolongnya karena itu adalah karma bagi orang yang
tersebut.” (source: Adam Liauw, milis Debat-Alkitab)

5
4. Argumentum ad Logicam (Penalaran Melingkar)
Adalah kesalahan logis yang terjadi karena si penalar meletakkan
kesimpulannya ke dalam premisnya, dan kemudian memakai premis
itu untuk membuktikan kesimpulannya. Jadi kesimpulan dan
premisnya sama.
Contoh : Pernyataan : “Isi buku ini adalah benar, karena buku ini
mengatakan demikian,”. Premis A membuktikan B, premis B
membuktikan A. Pembuktian berputar seperti ini jelas tidak valid.
Premis A & B sama-sama tidak terbuktikan , maka premis A harus
dibuktikan secara independent terhadap premis B.
5. Deduksi Cacat
Penggunaan premis yang cacat sangat sering terjadi hingga
seyogyanya di dalam penalaran atau diskusi yang serius kita berhenti
sejenak dan mempertanyakan premis-premis yang kita pakai.
Contoh : premis : Semua ikan hidup di lautan (salah)
premis : Hiu adalah ikan (benar)
kesimpulan : Oleh karena itu hiu hidup di lautan (benar)
6. Pikiran Simplistis
Pikiran simplistis adalah kesalahan logis yang terjadi karena si
penalar terlalu menyederhanakan masalah. Masalah yang begitu
berseluk-beluk kemudian disederhanakan menjadi dua kutub yang
berlawanan, atau dirumuskan hanya ke dalam dua segi yaitu hitam-
putih, atau dirumuskan sebagian hanya menjadi dua pilihan ini atau
itu.
Contoh : Tentang masalah penyebaran HIV AIDS di Indonesia,
seseorang merumuskan bahwa seseorang yang tidak terinfeksi HIV
pasti orang baik, sedangkan seseorang yang terinfeksi HIV pasti
orang jahat.
7. Argumen ad Hominem
Kesalahan logis ini terjadi karena kita tidak memperhatikan masalah
yang sesungguhnya dan menyerang orangnya, pribadinya. 2 ciri dari
fallacy jenis ini yaitu abusive dan guilty by association.

6
a. Abusive; sering digunakan ketika seseorang tidak menerima suatu
argumen tetapi justru mengarahkan argumennya sendiri dengan
menyerang si pembuat argumen.
Contoh : Pernyataan seseorang “Apakah dengan pendapatmu itu
kita harus menutup rumah ibadah ? Pasti hanya orang-orang
seperti Hitler dan Stalin yang akan setuju denganmu.”
b. Guilty by association; terjadi ketika kita mengkaitkan argumen
yang disampaikan dengan sesuatu hal diluar argumen itu,
kemudian menyerang si pembuat argumen.
Contoh : Pernyataan seseorang “Kamu mengatakan bahwa
kesenjangan antara kaya dan miskin adalah hal yang tidak bisa
diterima; orang-orang komunis juga mengatakan demikian, maka
kamu sama saja seorang komunis.”
8. Argumen ad Populum
Sasaran kesalahan logis ini adalah kelompok bukan masalahnya,
mirip dengan kesalahan logis Argumen ad Hominem.
Contoh : Pernyataan “Saya meminum satu tablet aspirin dan berdoa
pada Tuhan, dan sakit kepalaku akhirnya hilang. Jadi Tuhan yang
menyembuhkan sakit kepalaku.”
9. Argumentum ad Verecundiam (Kewibawaan Palsu)
Kewibawaan terkadang dibutuhkan untuk memberi bobot pada
penalaran kita. Kesalahan logis dari kewibawaan palsu adalah karena
dipakainya kewibawaan bukan yang sesungguhnya.
Contoh : Bila Bill Gates mengatakan bahwa tidak mungkin membuat
versi Microsoft yang lebih canggih dari buatannya saat ini, maka
sebagian orang akan menyetujui pemikiran tersebut karena yang
mengatakan adalah seorang Bill Gates, pencipta Microsoft.
10. Post Hoc Ergo Propter Hoc (Sesudahnya maka karenanya)
Kesalahan logis ini terjadi karena salah interpretasi terhadap
hubungan sebab-akibat.

7
Contoh : Uni Soviet akhirnya runtuh setelah memproklamirkan diri
sebagai negara atheis. Oleh karena itu kita harus menghindari
atheisme agar negara kita tidak runtuh.
11. Tidak relevan
Kesalahan logis ini terjadi karena godaan pada seseorang untuk tetap
memegang teguh pada pokok masalah sehingga menyeleweng dari
pokok masalahnya.
Contoh : Seseorang berpegang teguh bahwa kewajiban utama pelajar
adalah belajar. Akan tetapi setelah dipengaruhi teman untuk bermain,
membolos, ia mengubah pandangannya dan menganggap belajar
adalah hak pelajar, bukan lagi kewajiban.

8
BAB III
PEMBAHASAN
.
3.1 Pandangan Amerika terhadap Islam
Pada dasarnya, Islam bukanlah agama mayoritas yang ada di dunia.
Islam menduduki peringkat ke-2 sebagai agama mayoritas di dunia setelah
Kristen. Demikian pula di Amerika, dimana Islam bukanlah agama mayoritas
yang dipeluk oleh penduduk Amerika. Hal tersebut menjadikan warga muslim
yang tinggal di Amerika mengalami beberapa kesulitan, mengingat Islam adalah
agama minoritas sehingga tidak semua fasilitas di Amerika sesuai dengan
standar Islam.
Keadaan umat muslim sebagai kaum minoritas semakin buruk dengan
adanya Serangan 11 September 2001 ke gedung WTC dan Pentagon. Hal
tersebut adalah bencana bagi Amerika dan umat Muslim sedunia. Pasca
serangan, berbagai tudingan dilontarkan kepada Islam dan umatnya. Banyak
serangan-serangan yang terjadi tehadap Muslim Amerika setelah kejadian itu,
walaupun ini terbatas pada kelompok minoritas kecil. Menurut survey yang
dilakukan pada 2007, 53% Muslim Amerika menganggap bahwa menjadi lebih
sulit menjadi seorang Muslim (di AS) setelah serangan itu. Wanita Muslim yang
menggunakan hijab/jilbab diganggu, menyebabkan beberapa wanita Muslim
lebih memilih untuk tinggal dirumah, sedangkan yang lainnya untuk sementara
meninggalkan praktik (pekerjaan).
Adanya peristiwa pengeboman tersebut melatarbelakangi Amerika untuk
melakukan diskriminasi terhadap warga muslim. Di Amerika seakan terbentuk
“Islamofobia”, dimana sebagian besar warga Amerika menganggap setiap orang
Islam adalah teroris yang patut diperangi dan dienyahkan. Islam adalah penyebar
kerusuhan dan penyebab timbulnya perpecahan. Sebagian besar pihak dengan
mengatasnamakan kepentingan nasional, bahkan mengatakan bahwa sikap
ramah kepada umat Islam akan melemahkan keamanan nasional Amerika.
Apabila dilihat dari sudut pandang yang berbeda, Amerika sebenarnya
telah melakukan kesalahan logis dalam men-judge umat muslim. Mereka
melakukan generalisasi yang tergesa-gesa dengan mengatakan bahwa Islam

9
adalah teroris. Mereka menginduksi suatu pandangan yang salah karena
didasarkan pada sampling hal-hal khusus yang tidak cukup dan tidak memakai
batasan. Terorisme dan Islam adalah dua hal yang berbeda. Mereka men-judge
Islam sebagai teroris hanya karena kebanyakan teroris beragama Islam. Mereka
tidak menggunakan batasan khusus dalam menentukan kriteria seorang teroris;
apakah itu orang Islam yang memperoleh doktrin agama berlebih atau tidak,
apakah itu merupakan kelompok-kelompok Islam fanatik tertentu atau bukan,
atau yang lainnya. Mereka menyamaratakan bahwa semua orang Islam adalah
teroris. Hal tersebut sangat tidak sesuai dengan logika dan menyebabkan
terbentuknya pandangan yang keliru.

3.2 Dampak Kesalahan Logis Pihak Amerika terhadap Islam


Orang Amerika cenderung mengakui lebih menyimpan prasangka
terhadap muslim daripada terhadap penganut agama lain. Empat puluh tiga
persen orang Amerika mengakui mempunyai setidaknya sedikit prasangka
terhadap kaum muslim. Di bandingkan dengan jumlah orang yang punya
prasangka terhadap orang Yahudi, Buddha, atau Kristen ini lebih dari dua kali
lipatnya. Mayoritas orang Amerika juga tidak menyukai Islam. Ini di sebabkan
karena mereka menganggap bahwa Islam dapat mendorong timbulnya tindak
kekerasan dibandingkan agama yang lain.
Dari adanya pemikiran yang keliru oleh orang Amerika terhadap Islam
ini menimbulkan dampak terhadap kaum muslim yang ada, khususnya yang
menetap di Amerika. Laporan tahunan yang dikeluarkan Council on American-
Islamic Relations (CAIR) Kamis (3/12) lalu, mencatat sedikitnya terdapat 2.728
insiden dan kasus yang melecehkan kaum muslim, mulai dari aksi kekerasan,
prasangka buruk, hingga perlakuan tak pantas lainnya.
Seperti yang kita ketahui sejak terjadinya tragedi WTC, Islam menjadi
sorotan yang sangat penting yang kemudian diikuti dengan berbagai reaksi,
seperti mulai bersikap diskriminatif, perlakuan kekerasan, intimidasi, sampai
pelecehan seksual. Berbagai aksi negatif ini juga dipicu oleh pemberitaan media
Amerika dengan pemikiran yang keliru tentang Islam.

10
Perlakukan yang tidak menyenangkan ini menunjukkan banyak kaum
muslim yang masih diperlakukan semena-mena oleh orang Amerika. Seperti
pelanggaran terhadap hak-hak sipil yang banyak terjadi di masjid-masjid dan
organisasi-organisasi Islam. Misalnya beberapa individu dan lembaga akan
mendapatkan keuntungan dengan memfitnah Islam. Dengan mengatasnamakan
kepentingan nasional, mereka mengatakan bahwa sikap ramah kepada umat
Islam akan melemahkan keamanan nasional.
Dampak lain yang terjadi menurut survey yang dilakukan pada 2007,
53% Muslim Amerika menganggap bahwa menjadi lebih sulit menjadi seorang
Muslim di Amerika setelah serangan WTC. Wanita muslim yang menggunakan
hijab/jilbab diganggu, menyebabkan beberapa wanita muslim lebih memilih
untuk tinggal dirumah, sedangkan yang lainnya untuk sementara meninggalkan
praktik (pekerjaan). Atau mungkin bahkan ada yang harus melepaskan
hijab/jilbab agar tetap bisa bekerja.

3.3. Cara Menanggulangi Kesalahan Berpikir Bangsa Barat Terhadap


Umat Islam.
Memang bukan perkara yang mudah untuk mengembalikan nama baik
Islam dan menghapus citra agama Islam sebagai teroris. Dan hal itu juga tidak
bisa dilakukan secara instan. Hal tersebut harus dilakukan dengan cara yang
bertahap dan membutuhkan kerjasama dan kesediaan dari dua belah pihak.
Tetapi setidaknya ada beberapa upaya untuk meminimalisir pandangan tersebut
pada mereka, khususnya untuk negara Amerika. Menurut yang kita ketahui cara
untuk mengatasi tentang pandangan tersebut adalah :
Kita harus berusaha untuk berpikir secara kritis, tepat, benar, dan logis.
Bahwa tidak semua orang yang beragama Islam adalah seorang teroris. Agama
Islam tidak pernah mengajarkan untuk melakukan peperangan apalagi menjadi
teroris.
Pada awalnya ini semua adanya kesalahan berpikir tentang membela
agama Islam di jalan Allah. Mereka menganggap bila melakukan hal tersebut
nantinya akan meninggal secara sahid. Padahal apa yang mereka perbuat adalah
perbuatan jahat yang bisa merugikan banyak orang.

11
Kita sebagai warga negara Indonesia, negara yang mayoritas
penduduknya beragama Islam, seharusnya mengupayakan agar bangsa barat
tidak lagi memandang agama Islam dengan cara yang salah. Seluruh umat Islam
harus merubah cara berpikir mereka dalam memandang bahwa semua orang
barat adalah kafir. Kedua belah pihak, umat Islam dan warga barat harus bisa
menerima cara pikir dari masing – masing pihak yang berbeda. Kedua belah
pihak harus bisa menerima perbedaan yang ada dengan lapang dada. Kedua
belah pihak harus bisa saling menghormati, menghargai, dan bertenggang rasa
dengan satu sama lainnya. Kedua belah pihak juga harus bisa memahami
mengapa pihak tersebut berpikir seperti yang mereka pikirkan.

BAB IV
12
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Logical error atau kesalahan logis, adalah jenis kesalahan secara logika.
Jika ditemukan kesalahan dengan jenis ini, proses tetap dilanjutkan, namun tidak
berjalan sebagaimana mestinya, atau dapat juga diartikan sebagai suatu
kesalahan hasil yang diharapkan, diakibatkan karena kesalahan dalam hal logika.
Kesalahan logis dapat dikelompokkan menjadi beberapa macam kategori
tergantung dari penyebab terjadinya kesalahan tersebut.
Dampak dari kesalahan logis pada dasarnya dapat berpengaruh pada
diri sendiri dan orang lain di sekitar kita, serta dapat menumpulkan
kemampuan seseorang untuk berpikir secara benar dan rasional.
Awal mula bangsa barat menganggap umat Islam adalah teroris adalah
ketika terjadi pengeboman di WTC dan Pentagon. Dengan kejadian itu umat
Islam di Amerika semakin dikucilkan. Seperti pelanggaran terhadap hak-hak
sipil yang banyak terjadi di masjid-masjid dan organisasi-organisasi Islam.
Wanita muslim yang menggunakan hijab/jilbab diganggu, menyebabkan
beberapa wanita muslim lebih memilih untuk tinggal dirumah, sedangkan yang
lainnya untuk sementara meninggalkan praktik (pekerjaan).
Kita harus berusaha untuk berpikir secara kritis, tepat, benar, dan logis.
Bahwa tidak semua orang yang beragama Islam adalah seorang teroris. Agama
Islam tidak pernah mengajarkan untuk melakukan peperangan apalagi menjadi
teroris.

4.2 Saran
Dari pembahasan diatas saran yang dapat penulis berikan adalah
sebaiknya kita harus mengasah kemampuan kita untuk mengidentifikasi dan
menganalisis suatu kesalahan agar tidak terjebak dalam penalaran palsu. Selain itu,
sikap kritis dalam setiap argumen yang berlangsung juga sangat dibutuhkan,
agar kita bisa memperoleh kesimpulan yang benar dari setiap argumen.

DAFTAR PUSTAKA

13
http://katamotivasicinta.blogspot.com (diakses pada tanggal 27-04-2010, pukul
18.18 WIB)

http://id.wikipedia.org (diakses pada tanggal 29-04-2010, pukul 19.05 WIB)

liapsa.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/18672/BAB+3.pdf (diakses
pada tanggal 29-04-2010, pukul 19.25 WIB )

http://juliyatno.wordpress.com (diakses pada tanggal 29-04-2010, pukul 17.05


WIB)

Hidayatullah.com, 2010. Survey : Orang Amerika Lebih Berprasangka Buruk


terhadap Islam(online) http://www.hidayatullah.com (diakses pada tanggal
29-04-2010, pukul 18.00 WIB)

Manesha, 2009. Kesalahan Berlogika (online),


http://fertobhades.wordpress.com (diakses tanggal 05-05-2010, pukul 09.00
WIB)

Mogahed, Dahlia. 2010. Pikiran Orang Amerika tentang Muslim (online),


http://bataviase.co,.id (diakses tanggal 17 Mei 2010, pukul 10.05 WIB)

14

You might also like