Professional Documents
Culture Documents
I. TUJUAN
Menentukan konsentrasi kritis missel dari gelatin pada pelarut air dan penentuan
harga entalpinya.
II. TEORI
Surfaktan (surface active agents) adalah zat yang dapat mengaktifkan permukaan,
karena cenderung untuk terkonsentrasi pada permukaan atau antar muka.
Surfaktan mempunyai oreintasi yang jelas sehingga cenderung pada rantai lurus.
Sabun merupakan salah satu contoh dari surfaktan. Molekul surfaktan mempunyai
dua ujuang yang terpisah, yaitu ujung polar (hidrofilik) dan ujung non polar
(hidrofob). Surfaktan dapat digolongkan menjadi dua golongan besar, yaitu
surfaktan yang larut dalam minyak dan surfaktan yang larut dalam air.
1. Senyawa yang larut dalam minyak
Ada tiga yang termasuk dalam golongan ini, yaitu senyawa polar berantai
panjang, senyawa fluorokarbon dan senyawa silikon.
2. Senyawa yang larut dalam pelarut air.
Golongan ini banyak digunakan antara lain sebagai zat pembasah, zat
pembusa, zat pengemulsi, zat anti busa, detergen, zat flotasi, pencegah korosi,
dan lain-lain. Ada empat yang termasuk ke dalam golongan ini, yaitu
surfaktan anion yang bermuatan negatif, surfaktan yang bermuatan positif,
surfaktan nonion yang tak terionisasi dalam larutan dan surfaktan amfoter
yang bermuatan negatif dan positif yang bergantung pada pH.
1
Konsentrasi Kritis Missel
Praktikum Kimia Fisika II
Tahun Ajaran 2010/2011
non polar, sedangkan ujung ion bersifat hidrofilik dan larut dalam air. Karena
adanya rantai hidrokarbon, sebuah molekul sabun secara keseluruhan tidaklah
benar-benar larut dalam air, tetapi dengan mudah akan tersuspensi di dalam
air.
Larutan dari bahan yang memiliki permukaan aktif tinggi, menunjukkan sifat-
sifat fisik yang tidak umum. Di dalam larutan encer, zat pemantap (surfaktan)
bersifat sebagai zat terlarut normal. Untuk larutan dengan konsentrasi
tinggi/larutan pekat, maka akan terjadi perubahan mendadak pada beberapa sifat
fisik seperti : tekanan osmosis, turbiditas, daya hantar listrik dan tegangan
permukaan.
Mc. Bain menjelaskan bahwa kelakuan anomaly ini dapat disebabkan oleh adanya
penggabungan (agregasi) dari ion-ion surfaktan yang disebut “misel”, dimana
rantai karbon yang lipofil akan menuju ke bagian dalam dari misel, meninggalkan
gugus hidrofil yang berkontak dengan medium air. Konsentrasi dimana misel
mulai terbentuk disebut dengan konsentrasi kritis misel (kkm) atau critical micells
conscentrations (cmc). Atau konsentrasi kritis misel juga bisa didefinisikan
sebagai perubahan yang mendadak yang disebabkan oleh pembentukan agregat
atau penggumpalan dari beberapa molekul surfaktan mejadi satu.
Fenomena terbentuknya misel dapat diterangkan sebagai berikut. Di bawah
konsentrasi kritis misel, konsentrasi surfaktan yang mengalami adsorpsi pada antar
2
Konsentrasi Kritis Missel
Praktikum Kimia Fisika II
Tahun Ajaran 2010/2011
3
Konsentrasi Kritis Missel
Praktikum Kimia Fisika II
Tahun Ajaran 2010/2011
mX (X)m
C(1-x) cx/m
C.x/m
K= ………………………………………………………………. (1)
Cm(1-x)m
Atau
C.x/m
K=
{C(1-x)}m
Dimana : C : konsentrasi stoikiometri larutan
x : fraksi kelompok satuan monomer
m : jumlah satuan monomer permisel
Energi Miselisasi :
RTlnK
∆Go = ………………………………………………………………. (2)
m
∆Go = - (RT) ln (C.x/m) + RT ln [e(1-x)] …………………………………….. (3)
Pada kkm x = 0 dan ∆Go = RT ln K (kkm)
-d(∆Go)
o
Sehingga : ∆S =
dT
-RT d ln (kkm)
o
∆S = ………………………………………………………… (4)
dT
∆Ho = ∆Go + T∆So ; ∆Go = 0
= [-RT2 d ln (kkm)] / dT …………………………………………………. (5)
Dengan mengintegralkan persamaan di atas diperoleh persamaan :
∆Ho
ln (kkm) = + constant ………………………………………………... (6)
RT
4
Konsentrasi Kritis Missel
Praktikum Kimia Fisika II
Tahun Ajaran 2010/2011
5
Konsentrasi Kritis Missel
Praktikum Kimia Fisika II
Tahun Ajaran 2010/2011
6
Konsentrasi Kritis Missel
Praktikum Kimia Fisika II
Tahun Ajaran 2010/2011
Keterangan gambar :
1. Alat pengukur daya hantar listrik
2. Gelas piala
3. Larutan
7
Konsentrasi Kritis Missel
Praktikum Kimia Fisika II
Tahun Ajaran 2010/2011
8
Konsentrasi Kritis Missel
Praktikum Kimia Fisika II
Tahun Ajaran 2010/2011
M1 = 4,4.10-3 M
d. 46 mL
V1 . M1 = V2 . M2
100 mL . M1 = 46 mL . 0,01 M
M1 = 4,6.10-3 M
e. 48 mL
V1 . M1 = V2 . M2
100 mL . M1 = 48 mL . 0,01 M
M1 = 4,8.10-3 M
f. 50 mL
V1 . M1 = V2 . M2
100 mL . M1 = 50 mL . 0,01 M
M1 = 5,0.10-3 M
C. Tabel data
Konsentrasi Suhu 30o Suhu 35o Suhu 40o Suhu 45o
(M)
4,0.10-3 129,1 137,1 144,2 147,1
4,2.10-3 153,7 154,5 184,4 198,5
4,4.10-3 135,2 142,1 145,7 147,4
4,6.10-3 158,2 160,3 163,7 167,7
4,8.10-3 142,8 144,5 145,5 152,8
5,0.10-3 149,8 152,4 167,9 198,3
9
Konsentrasi Kritis Missel
Praktikum Kimia Fisika II
Tahun Ajaran 2010/2011
4,0.10-3 47 55 62,1 65
4,2.10-3 71,6 72,4 102,3 116,4
4,4.10-3 53,1 60 63,6 65,3
4,6.10-3 76,1 78,2 81,6 85,6
4,8.10-3 60,7 62,4 63,4 70,7
5,0.10-3 67,7 70,3 85,8 116,2
E. Persamaan regresi
X=1/T
Y = ln KKM
x y xy x2
3,300.10-3 -5,3817 -0,0178 10,89000.10-6
3,247.10-3 -5,3817 -0,0175 10,54301.10-6
3,195.10-3 -5,4727 -0,01749 10,20803.10-6
3,145.10-3 -5,4727 -0,01721 9,89103.10-6
12,887.10-3 -20,7088 -0,07 41,53207.10-6
X = 3,22175.10-3
Y = -5,4272
n . Σxy – Σx . Σy
B=
n . Σx2 – (Σx)2
4 . -0,07 – 12,887.10-3 . -21,7088
=
4 . 41,53207.10-6 – (12,887.10-3)2
-0,0002
=
0,053.10-6
= -3,77. 103
A = y – Bx
= -5,4272 – (-3,77.103). 3,22175.10-3
= 6,719
y = 6,719 + (-3,77.103)
= 6,719 – 3,77.103
F. Harga entalpi
H = -B . R
10
Konsentrasi Kritis Missel
Praktikum Kimia Fisika II
Tahun Ajaran 2010/2011
11
Konsentrasi Kritis Missel
Praktikum Kimia Fisika II
Tahun Ajaran 2010/2011
12
Konsentrasi Kritis Missel
Praktikum Kimia Fisika II
Tahun Ajaran 2010/2011
DAFTAR PUSTAKA
Atkins, P.W. 1994. Kimia Fisika Jilid I Edisi IV. Jakarta : Erlangga
13
Konsentrasi Kritis Missel