You are on page 1of 10

Clinical justification of dental radiology in adult patients: A review of the

literature
Yolanda Martínez Beneyto 1, Miguel Alcaráz Baños 2, Leonor Pérez Lajarín 3, Vivian E. Rushton 4 (1) Profesor
Ayudante Doctor Odontología Preventiva y Comunitaria. Universidad de Murcia, España (2) Profesor Titular Radiología y
Medicina Física. Universidad de Murcia, España (3) Profesor Titular Odontología Preventiva y Comunitaria, Universidad de
Murcia, España (4) Profesor Titular Radiología Oral y Maxilofacial, Universidad de Manchester, Reino Unido Correspondence:
Prof. Yolanda Martínez Beneyto Hospital Universitario Morales Meseguer 2ª Planta, Clínica Odontológica Universitaria Marqués de los Vélez
s/n, 30008 Murcia E-mail: yolandam@um.es Received: 15-02-2006 Accepted: 30-01-2007

Diterjemahkan oleh: Agista Astiyanto Putri

Dasar Klinis dari Radiologi Dental pada Pasien Dewasa:


Tinjauan Pustaka

ABSTRAK

Meskipun dosis radiologi yang digunakan oleh para dokter gigi biasanya rendah, secara individu, pasien sering
terpapar oleh bermacam pemeriksaan radiografi dental yang berulang. Penggunaan rutin radiografi dental, seperti
screening pasien menggunakan Dental Panoramic Radiography (DPRs) atau keputusan untuk mengambil foto
radioraf secara sembarangan, akan mengarah pada paparan sinar radiasi yang sebenarnya tidak diperlukan oleh
pasien.

Penggunaan Radiographic Referral Criteria (Kriteria Acuan Radiografi) kini telah menjadi persyaratan yang legal
bagi seluruh praktisi, berdasarkan perundang-undangan Eropa. Seluruh paparan sinar-x harus tepat secara klinis
dan setiap penyinaran diharapkan dapat memberikan manfaat yang positif terhadap jaringan tubuh pasien.

Baru-baru ini Komisi Eropa telah menerbitkan panduan (1) tentang proteksi radiasi pada radiologi dental. Panduan
ini sebelumnya juga telah ada di berbagai negara Eropa (2,3) dan juga di Amerika (4,5). Saat ini di Spanyol, tidak
ada panduan tertentu yang telah diterbitkan.

Tujuan tinjauan pustaka ini adalah untuk menyediakan petunjuk bagi dokter gigi di Spanyol dalam hal ketepatan
penggunaan teknik radiografi yang berbeda untuk berbagai macam keadaan klinis dan juga frekuensi pengambilan
gambar radiografi. Dokumen ini diharapkan dapat menjadi sesuatu yang berguna dalam praktek dental sehari-hari.

PENDAHULUAN

Penggunaan sinar-x memerlukan pengukuran untuk membatasi paparan sinar baik terhadap pasien maupun klinisi.
Salah satu prinsip dasar keamanan radiasi adalah dengan memastikan bahwa semua penyinaran ion radiasi sesuai
dengan ketentuan klinis.

1
Seluruh paparan radiasi yang dapat diterima pasien harus dibuat serendah mungkin (prinsip ALARA). Hal ini dapat
dicapai melalui tiga cara, yaitu dengan menggunakan metode meminimalisasi dosis (faktor peralatan dan film),
penggunaan kriteria pemilihan dalam menentukan apakah akan dilakukan pemeriksaan radiografi, dan yang
terakhir dengan Quality Assurance Programmes atau Program Jaminan Berkualitas. Yang terakhir ini adalah suatu
usaha untuk memastikan konsistensi kualitas radiografi, dengan demikian menghindari penyinaran berulang dan
memaksimalkan manfaat terhadap pasien.

Dokter gigi adalah orang yang bertanggung jawab terhadap perlunya pemeriksaan radiografi serta frekuensinya.
Para klinisi harus meninjau hasil pemeriksaan radiografi sebelumnya untuk menggali informasi yang mungkin
berhubungan dengan gejala pasien saat ini. Jika hasil tersebut tidak membantu, barulah kemudian pemeriksaan
radiografi dapat dilakukan. Kriteria pemilihan membantu para klinisi memilih pemeriksaan radiografi yang tepat
untuk memaksimalkan hasil diagnosa serta membatasi penggunaan dosis radiasi terhadap pasien. Kriteria
pemilihan telah diterapkan di banyak negara di Eropa. Akan tetapi, negara Spanyol belum mengadopsi penggunaan
kriteria pemilihan secara rutin meskipun beberapa jurnal yang diterbitkan telah menggarisbawahi pentingnya
pelaksanaan panduan radiografis dalam praktek dental.

Tujuan utama studi ini adalah untuk meninjau beberapa aspek terkait panduan yang diterbitkan oleh Komisi Eropa
terhadap kriteria pemilihan radiografi dental pada pasien dewasa.

PERATURAN DI EROPA DAN SPANYOL

Di negara negara Eropa, ICRP yang terbaru disatukan di dalam Euratom Directives. Petunjuk ini menguraikan
praktek radiografi terbaik, termasuk rekomendasi untuk meningkatkan kualitas radiografi. Rekomendasi ini
meliputi : justifikasi dan optimisasi pemeriksaan radiografi; pengendalian kualitas peralatan radiografi; prosedur
evaluasi tahunan terhadap dosis yang diterima oleh pasien pada pemeriksaan radiografis; evaluasi kualitas gambar
dan juga perkiraan level dosis tahunan. Petunjuk-petunjuk ini diimplementasikan di Spanyol oleh dua Royal
Decrees 1976/1999 (12) dan 783/2001 (13)

Kontrol dosis pada pasien dengan kualitas produksi gambar yang baik, diduga dipengaruhi oleh peralatan radiografi
yang digunakan dan juga pelatihan personil yang melibatkan radiasi terionisasi.

PENTINGNYA KRITERIA PEMILIHAN DALAM RADIOLOGI DENTAL: FREKUENSI PEMERIKSAAN


RADIOGRAFIS

Komite Saintifik dalam Atomic Effects of Radiation di Amerika mencatat bahwa radiografi dental adalah radiografi
yang paling sering digunakan dalam praktek medis. Radiografi dental terhitung mencapai sepertiga dari seluruh
pemeriksaan radiografi yang dilakukan di negara-negara Eropa (European Union).

Tabel 1. Hubungan antara negara-negara Eropa dan foto radiograf yang diambil tiap tahunnya (UNSCEAR, 2001).

Negara Eropa Gabungan Angka tahunan radiografi x 103 Angka tahunan radiografi per 1000
populasi
Denmark 2,400 449
Jerman 22,520 274
Spanyol 5,515 138
Luxemburg 191 433
Belanda 2,700 169
Portugal 986 96
Finlandia 1,484 286

2
Sweden 15,000 1,660
Inggris 12,500 209

Di Spanyol, dipercaya terdapat sekitar 440 set gambar dental per sejuta populasi, meskipun angka ini belum
dikonfirmasi kebenarannya. Angka ini mewakili 57% dari total sinar-x yang digunakan dalam praktek klinik.
Diseluruh negara-negara Eropa gabungan, jumlah dental x-ray per sejuta populasi sangat bervariasi dengan 1534
set di Swedia, 975 di Denmark, 667 set di Yunani, 631 di Perancis, dan 350 di Inggris. (14)

Vaño dan rekannya (15) dalam studi baru-baru ini memperkirakan jumlah set dental pada praktek dental di
Spanyol dan jumlah radiografi dental yang diambil per tahun dibandingkan dengan penyinaran/radiografi medis.
Studi ini menemukan bahwa jumlah total dental dan medical x-ray pada praktek klinik adalah 14,411, dimana
7,327 (50,8%) nya adalah dental x-ray. Angka tahunan radiografi medis telah diperkirakan sebesar 25,058,622,
mewakili angka tahunan dari 629 pemeriksaan per 1000 penduduk. Angka ini sesuai untuk 5,226,823 pemerikasaan
dental x-ray yang diambil di Spanyol yang mewakili 131 pemeriksaan dental x-ray per 1000 penduduk.

Dalam 20 tahun terakhir, di Inggris dan Wales, Dental Panoramic Radiography (DPR) telah sering digunakan pada
praktek dental umum, tujuh kali lebih banyak dibandingkan radiografi intraoral pada periode yang sama. Antara
tahun 1998-1999, terdapat sekitar 2,05 juta radiografi panoramik yang diambil di Inggris dan Wales (16).
Peningkatan penggunaan radiografi panoramic juga telah diteliti di negara lain. Di Amerika, diperkirakan sejak 20
tahun yang lalu para praktisi telah menggunakan alat panoramic. (17)

Peralatan panoramic sering menghasilkan dosis yang besar terhadap pasien dan dosisnya kadang bervariasi. Di
Spanyol, data yang dipublikasikan dari studi baru-baru ini menggambarkan bahwa 3,1% alat panoramic gagal
mencapai nominal kilovoltase dan mesinnya juga menunjukkan penghitungan waktu yg tidak akurat.
Ketidakakuratan ini telah berkurang dari 12% pada tahun 1997 hingga 3% pada 2001 mengikuti pemakaian quality
control untuk peralatan sinar-x yang diwajibkan setiap tahun.

Walaupun banyak radiografi dental telah dilakukan pada perawatan dental primer, sebagian besarnya
menunjukkan kualitas gambar yang buruk. Film dental tersebut menunjukkan kumulasi peningkatan dosis
penyinaran yang tak bermanfaat sehingga seringkali tidak bisa dijadikan dasar diagnostic dikarenakan kesalahan
teknik dan atau proses pembuatan. Penelitian menunjukkan 42% praktisi dental di Inggris melakukan screening
rutin pasien baru dewasa menggunakan radiografi panoramic tanpa temuan klinis apapun. Dari screening ini,
ketika hasil radiografi bitewing posterior dan temuan radiologis yang tidak berhubungan dengan perawatan keluar,
57% pasien tidak mendapat manfaat apapun dari foto panoramik ini.

Beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa frekuensi pengambilan gambar panoramik yang tidak dapat dipakai
berkisar antara 18-33% dari total gambar seluruhnya. Film panoramic yang tidak dapat dipakai ini mengurangi
ketepatan hasil dignosa yang sebenarnya dapat diperoleh melalui gambaran radiografi. Kegagalan berkisar dari
processing yang kurang baik hingga kesalahan teknis , seperti pergerakan pasien. Lebih sering lagi, foto panoramik
menunjukkan kombinasi kedua kesalahan tersebut, teknis dan processing. Kesalahan film tidak semata-mata
terbatas pada radiografi panoramik saja, sebab penelitian baru-baru ini melaporkan jumlah film intraoral yang
tidak dapat dipakai berkisar antara 45,2-56,4%. (21)

Di Amerika, telah diperkirakan bahwa eliminasi pemeriksaan non-produktif mengarah pada penurunan dosis
kolektif populasi dari radiografi medis sebesar 30% (4)

Metode yang diusulkan untuk mengeliminasi pemeriksaan sinar-x yang tidak perlu adalah dengan menggunakan
kriteria pemilihan dalam radiografi. Kriteria pemilihan diartikan sebagai “gambaran kondisi klinis yang diobservasi
dari tanda, gejala, serta riwayat pasien yang menjadikan pasien tersebut kemungkinan besar mendapatkan
manfaat dari suatu pemeriksaan radiografi.”(22)

3
DOSIS RADIASI DAN RESIKO

Efek biologis dari ion radiasi dapat sangat merusak. Efek deterministik somatis terjadi pada radiasi dosis tinggi,
sementara efek stokastik somatis terjadi pada dosis rendah. Radiologi dental menggunakan dosis rendah dan
resiko efek stokastiknya sangat kecil. Resiko yang diperkirakan dari suatu kanker mematikan yang terbentuk dari
dua penyinaran intraoral bitewing, atau dari sebuah Dental Panoramic tomography, adalah satu tumor untuk
setiap 2 juta penyinaran.

Dalam kasus radiologi panoramik, besar dosis yang digunakan terhitung sebesar 3,85-30 μSv, berhubungan dengan
resiko dari kanker mematikan sebesar (perjuta) 0,21-1,9 seumur hidup. Untuk radiografi intraoral,, dosis efektifnya
sebesar 1-8,3 μSv dan resiko kanker sebesar 0,02-0,6. Angka-angka ini mengasumsikan praktek yang baik telah
digunakan. Radiografi panoramik dapat dihubungkan dengan dosis efektif sama seperti 1-5 hari tambahan radiasi,
sementara dua radiografi bitewings sama dengan 1 hari.

Bagaimanapun, rendahnya tingkat resiko berhubungan dengan peralatan dan teknik yang baru. Studi baru-baru ini
menunjukkan bahwa 72,79% alat dental x-raydi Spayol beroperasi dengan 70kVp, 88,02% menggunakan jarak
focus-film 20cm dan mayoritas peralatan ini menggunakan round beam berdiameter 6 cm. Ekta-speed dental film
digunakan pada 10,24% kasus dan 11,95% praktisi menggunakan digital intraoral imaging.

Permasalahan muncul dari keterlibatan kelenjar saliva dalam hal perhitungan dosis. Kelenjar saliva sebelumnya
tidak dianggap sebagai organ dalam perhitungan dosis efektif. Bagaimanapun, dokumen terbaru dari International
Comission on Radiation Protection (ICRP) telah mengungkapkan hubungan yang nyata antara radiografi dan
peningkatan resiko tumor kelenjar saliva. Dokumen ICRP terbaru telah memasukkan jaringan saliva sebagai organ
dan keterlibatannya dalam perhitungan dosis meningkatkan resiko timbulnya tumor.

METODOLOGI

Dengan melakukan tinjauan pustaka berdasarkan European Guidelines dann protocol penggunaan kriteria
pemilihan.

Studi ini khususnya berkenaan dengan European Guidelines on radiation Protection in Dental Radiology yang
dibuat oleh Committe of European Experts in Radiation Protection. Telah dirancang untuk digunakan sebagai
panduan untuk dokter gigi umum maupun dokter gigi spesialis. Dokumen ini dibuat menggunakan metodologi
yang berdasarkan tinjauan kritis dari literature mengikuti ‘evidence-based practice’. Rekomendasi yang diberikan
dinilai untuk menggambarkan hubungan, tergantung pada bukti yang ada. Dokumen yang sama dikeluarkan oleh
Royal College of Surgeon, London, menggunakan teknik yang sama menghasilkan “Selection Criteria for Dental
Radiography [2nd edition, The Faculty of General Dental Practitioners, The Royal College of Surgeons, London
WC2A 3PE] (33).

PASIEN DEWASA BARU

Di beberapa tempat, pengambilan foto panoramik atau radiograf intraoral full-mouth telah menjadi sesuatu yang
rutin untuk pasien baru dan ‘rutinitas’ ini tidak dapat diterima.

Sejumlah praktisi (57%) hanya mengandalkan foto panoramik untuk memperkirakan penyakit-penyakit rongga
mulut umum. Padahal penelitian memastikan bahwa radiografi intraoral (bitewing dan periapikal) lebih baik
daripada radiografi panoramik untuk mendiagnosis patologi rongga mulut umum (contoh. Karies, patologi
periapikal dan periodontal). Perilaku ini mengabaikan prevalensi patologi asimtomatik dan radiografi yang

4
dilakukan tanpa kehadiran tanda atau gejala klinis tidak dapat dibenarkan. Radiografi panoramik mungkin cocok
untuk pasien dengan kasus tertentu seperti pasien dengan kondisi mulut yg sangat buruk dengan banyak lesi karies
dan patologi periapikal, disertai timbulnya penyakit periodontal. Pada kasus kasus tersebut, penggunaan radiografi
panoramik mungkin merupakan cara yang tepat untuk identifikasi gigi yang memerlukan pemeriksaan lebih detail
(intraoral), atau, ketika terbatas keadaan rumah sakit, diutamakan tindakan bedah mulut dengan anestesi umum.

Radiografi periapikal full-mouth juga dapat dikritisi seperti halnya radiografi panoramik rutin.

Bagi pasien dewasa baru, pilihan radiografi harus berdasarkan riwayat, pemeriksaan klinis dan preskripsi individu
seperti digambarkan dalam gambar 1.

Pemeriksaan riwayat dan


pemeriksaan klinis

Perkiraan kedalaman dasar poket

Kurang dari 6 mm Lebih dari 6mm


Horizontal Radiografi untuk
Posterior melihat/memperkira Vertical posterior
Bitewing kan karies dan tulang bitewing
periodontal/alveolar

Radiografi periapical pada gigi yang dipilih, jika:

Gejala
Tanda
Karies yang besar/parah
Pernah mengalami perawatan endodontic
Gigi dengan crown*
Gigi penyangga dental bridge*
Merencanakan crown atau bridge

*jika terdapat tanda dan gejala

Gambar. 1. Guidelines for the Radiographic Management of Dentate Patients (with grateful acknowledgement to the
Facutly of General Dental Practitioners (UK), The Royal College of Surgeons of England).

SCREENING MENGGUNAKAN RADIOGRAFI PANORAMIK

5
Empat puluh dua persen praktisi menggunakan radiografi panoramic secara rutin untuk screening rahang terhadap
patologi klinis dan 77,4% dari mereka melakukannya tanpa alasan tertentu. Kira-kira 65,3% screening radiografi
panoramic tidak berhubungan dengan perawatan dan persentasenya naik hingga 71% pada screening tanpa gejala
apapun. Beberapa dokter gigi mempertahankan screening rutin sebagai dasar mendeteksi kista atau tumor yang
besar. Lesi-lesi ini sangat jarang dan seringkali memiliki tanda atau gejala, yang dapat memberi tanda bagi dokter
gigi untuk menggunakan radiografi. Deteksi sebagian kecil lesi, yang asimtomatik, tidak dibenarkan untuk dilakukan
screening rutin terhadap populasi.

RADIOGRAFI DALAM ENDODONSI

Radiografi sangatlah penting dalam aspek mekanis perawatan endodonsi yang memungkinkan evaluasi konfigurasi
saluran akar dan juga untuk menegaskan bahwa tujuan perawatan telah tercapai. Radiografi harus menggunakan
perhitungan yang optimal dengan menggunakan teknik parallel dan alat beam-aiming.

Radiografi direkomendaskan untuk perawatan endodontic ditunjukkan pada Tabel 2.

PASIEN EDENTULOUS

Pada ketiadaan tanda atau gejala klinis apapun, tidak dibenarkan untuk melakukan pemeriksaan radiografi kecuali
ada rencana perawatan menggunakan implant. Jika perawatan implant luas, teknik imaging yang lebih maju,
seperti Computed Tomography (CT), mungkin akan menjadi pilihan yang tepat. Ketika pada pemeriksaan klinis
ditemukan kemungkinan adanya suatu abnormalitas, seperti kemungkinan akar yang tertahan, maka radiografi
intraoral pada daerah tersebut merupakan pemeriksaan radiografi yang tepat.

KRITERIA ACUAN UNTUK DENTAL RADIOLOGY: SEBELUM EKSODONSIA MOLAR TIGA, EKSTRAKSI
SEDERHANA DAN BEDAH

Radiografi panoramic biasanya digunakan untuk melihat molar tiga sebelum bedah (pencabutan), namun
pemeriksaan ini tidak perlu dilakukan pada pemeriksaan awal. Radiografi rutin untuk molar tiga yang tidak erupsi
tidak direkomendasikan. Teknik yang disarankan untuk ekstraksi molar tiga bervariasi tergantung kondisi rongga
mulut. Molar tiga bawah: radiografi panoramic memberikan informasi posisi gigi, hubungan dengan kanal gigi
inferior dan jarak ke batas bawah. Radiografi periapikal diindikasikan dimana ada keraguan bentuk akar yang
kompleks atau hubungan dekat antara akar molar dengan kanal gigi inferior.

Molar tiga atas: jika gigi telah erupsi seutuhnya maka radiografi periapikal harus diminta pertama, dan ingatlah
untuk selalu mengecek radiografi sebelumnya sebelum melakukan radiografi yang baru. Radiorafi sebelumnya
dapat menunjukkan bahwa tidak ada molar tiga kontralateral dan dengan demikian menghindari penggunaan
radiografi panoramik penuh.

6
Tabel 2. Rekomendasi radiografi dalam perawatan endodonsi

1. Radiografi pre-operatif: radiografi periapikal memberikan informasi penting mengenai pulpa dan anatomi
saluran akar yang tidak mungkin didapatkan dengan cara lain.
2. Perkiraan panjang kerja: mungkin membutuhkan lebih dari satu pada kasus gigi berakar banyak. Penggunaan
dibatasi apabila dokter gigi memiliki multifrequency electronic apex locator.
3. Pre-kondensasi: hanya pada kasus dimana ada keraguan konstriksi apical.
4. Post-operatif: Setidaknya satu radiografi post operatif dibutuhkan untuk melihat keberhasilan obturasi dan
berfungsi sebagai dasar perkiraan patologi apical atau kesembuhan. Puncak kesembuhan dan puncak
terjadinya atau munculnya periodontitis apikalis kronis terlihat pada satu tahun setelah perawatan. Hal ini
menunjukkan bahwa follow-up radiografi setelah satu tahun mungkin cukup untuk lesi apical kecil
asimtomatik, sementara radiolusensi periapikal yang lebih luas harus dimonitor lebih sering.

5. Perawatan bedah saluran akar: penting untuk rencana perawatan bedah endodontic.

Tabel 3. Rekomendasi radiologi yang diindikasikan sebelum ekstraksi gigi

 Riwayat ekstrasi yang sulit sebelumnya.


 Adanya kecurigaan klinis mengenai anatomi yang tidak biasa.
 Riwayat medis yang menempatkan pasien pada resiko jika terjadi
komplikasi.
 Sebelum ekstraksi orthodonti
 Ekstraksi gigi atau akar yang impaksi, tertanam, atau mungkin
memiliki hubungan yang dekat dengan struktur anatomi.

Tabel 4. Kondisi klinis yang memerlukan radiografi sebelum ekstraksi gigi

 Gigi yang akan dicabut secara bedah, termasuk molar tiga.


 Gigi yang erupsi sebagian.
 Satu-satunya molar atas yang masih tersisi
 Pasien dengan riwayat pencabutan yang sulit
 Retensi akar
 Gigi disertai pembengkakan
 Kecurigaan klinis mengenai anatomi yang tidak biasa.
 Riwayat medis yang menempatkan pasien pada resiko jika terjadi komplikasi.
 Sebelum ekstraksi orthodonti

Tabel 5. Rekomendasi radiologi pada penyakit periodontal

Pemeriksaan klinis termasuk pemeriksaan dasar periodontal (basic periodontal examination) untuk melihat
penyakit periodontal secara klinis. Dari sini, pemeriksaan radiografi dilakukan mengikuti:

7
1. Poket seragam < 6mm : Horizontal Bitewings
2. Poket > 6mm : Vertikal bitewings jika perlu ditambahkan dengan pandangan periapikal menggunakan
teknik parallel pada tempat dimana tulang alveolar tidak tergambar.
3. Poket irregular : Horizontal atau vertical bitewings, jika perlu ditambahkan dengan radiografi periapikal
yang diambil menggunakan teknik parallel.
4. Poket yang jelas dan secara bersamaan terdapat restorasi yang besar. Radiografi panoramik dengan
kualitas optimal akan memberikan keuntungan dosis daripada penggunaan radiografi intraoral yang
banyak dan dapat dipertimbangkan sebagai pilihan alternative. Namun, karena keterbatasan detail
gambar yang kurang jelas jika diambil menggunakan alat yang sudah lama, tambahan radiografi intraoral
mungkin dibutuhkan untuk tempat tertentu.

5. Kecurigaan lesi periodontal atau endodontic : merupakan indikasi radiografi intraoral periapikal
menggunakan teknik parallel.
Dalam situasi bedah lainnya, seperti apikoektomi, pembuangan akar atau enukleasi kista kecil, radiografi intraoral
merupakan pemeriksaan yang dibutuhkan untuk perencanaan perawatan.

Tidak ada bukti meyakinkan yang mendukung penggunaan radiografi sebelum ekstraksi gigi dengan kondisi tidak
rumit pada orang dewasa; bagaimanapun, jika sudah terdapat radiografi terdahulu, maka hal ini dapat menjadi
acuan sebelum memulai prosedur.

Rekomendasi radiologi untuk ekstraksi gigi ditunjukkan pada tabel 3 dan kondisi klinis yang mengindikasikan
pemeriksaan radiologi ditunjukkan pada tabel 4.

TRAUMA

Untuk trauma gigi sederhana, radiografi intraoral akan memberikan detail diagnostic yang lebih baik. Radiografi
panoramik dapat juga melihat fraktur mandibula; namun, kualitas gambar panoramik yang buruk akan sangat
mempengaruhi diagnosis. Radiografi panoramik juga merupakan pemeriksaan tambahan yang penting untuk
mendiagnosis fraktur kondilus dengan akurat.

Apabila terdapat bukti klinis terjadinya fraktur tulang, mungkin akan lebih tepat untuk para dokter gigi
menganjurkan pasien melakukan radiografi panoramik. Radiografi panoramik memiliki kemampuan terbatas untuk
mendeteksi fraktur wajah bagian tengah.

MASALAH SENDI TEMPOROMANDIBULAR

Radiografi panoramik menunjukkan gambaran kondilus dan seringkali digunakan sebagai pilihan pertama untuk
pasien dengan gejala TMJ.

Studi baru-baru ini terhadap pasien dengan gejala TMJ menyebutkan bahwa radiografi panoramik memberikan
sedikit atau bahkan tidak sama sekali informasi yang mempengaruhi diagnosis atau manajemen pasien dalam
mayoritas kasus yang diperiksa.

Banyak pasien yang mengalami tanda dan gejala pada daerah TMJ menderita sakit/disfungsi myofasial atau
kerusakan diskus internal.

8
Radiografi tidak direkomendasikan untuk pasien dengan sendi berbunyi (clicking) tanpa tanda dan gejala lainnya.
Pemeriksaan radiografi diindikasikan dimana terdapat bukti baru dari patologi progresif (trauma baru, perubahan
oklusi, pergeseran mandibula, perubahan sensorik atau motorik ataupun perubahan jarak pergerakan).

Untuk melihat posisi diskus dalam kasus kerusakan internal dimana perawatan sederhana telah gagal, mungkin
akan berguna apabila menggunakan Magnetic Resonance Imaging.

Dalam situasi dimana diagnosa klinis mengarah pada kecurigaan terjadinya hyperplasia kondilar, penggunaan
Computed Tomography (CT) sangatlah penting.

PENYAKIT PERIODONTAL

Tidak terdapat cukup bukti dari penelitian untuk membangun bukti yang kuat untuk melakukan pemeriksaan
radiografi untuk penyakit periodontal. Sementara radiografi panoramik dapat memberikan keuntungan dosis
dibandingkan radiografi intraoral dalam jumlah banyak, mungkin dapat dipertimbangkan sebagai alternative cara
pemotretan, jika tersedia. Ini mungkin adalah kasus dimana secara bersamaan terjadi kondisi yang
mengindikasikan radiografi (contohnya : molar 3 dengan gejala, adanya multiple crown/ gigi dengan restorasi yang
luas, dan/atau terdapat banyak gigi yang telah dirawat endodontic pada pasien baru yang datang kae praktek).
Penggunaan radiografi harus dilihat sebagai pemeriksaan sekunder untuk memperoleh detail klinis dalam
mendiagnosis penyakit periodontal. Radiografi sebelumnya dapat berguna untuk melihat tingkat perkembangan
penyakit.

Panduan penggunaan radiografi dental pada penyakit periodontal ditunjukkan dalam tabel 5.

KRITERIA PEMILIHAN YANG DISARANKAN UNTUK RADIOGRAFI PANORAMIK

Rekomendasi secara umum adalah sebagai berikut:

 Dimana lesi pada tulang atau gigi yang tidak erupsi berukuran atau berada pada posisi yang menghalangi
gambaran radiografi intraoral.
 Dalam kasus rongga mulut yang sangat tidak diperhatikan, dengan lesi karies yang banyak dan patologi
periapikal, disertai penyakit periodontal yang sedang berkembang (selain simple gingivitis) dan dimana
terdapat poket dengan kedalaman > 6mm.
 Untuk melihat gigi molar tiga sebelum intervensi bedah dilakukan. Radiografi rutin untuk molar tiga yang
tidak erupsi tidak disarankan.
 Sebagai bagian dari pemeriksaan orthodonsi dimana terdapat keperluan klinis untuk mengetahui keadaan
dan ada/tidaknya gigi geligi. Penggunaan kriteria pemilihan untuk menyeleksi pasien lebih diutamakan
daripada melakukan screening rutin pada pasien.
 Radiografi panoramik seharusnya hanya dipakai jika ditemukan tanda dan gejala klinis yang spesifik. Tidak
dibenarkan menggunakan radiografi panoramik dengan interval waktu yang sembarangan.

The European Recommendation telah dibuat mewakili praktek radiografi yang paling sering digunakan di
dalam kedokteran gigi.

9
KESIMPULAN

Kesimpulan utama studi ini adalah untuk menekankan bahwa semua pasien harus memiliki riwayat klinis
sebelum dilakukan pemeriksaan radiografi dan ketika radiografi diindikasikan secara klinis, radiografi intraoral
dapat dipertimbangkan pertama kali karena memiliki detail yang lebih baik dan dosis radiasi yang lebih
rendah.

Di Spanyol, merubah perilaku dokter gigi dalam penggunaan radiasi sangatlah penting. Hal ini membutuhkan
penyesuaian kembali terhadap peraturan baru tentang keamanan radiologi pada pasien dan juga untuk
memperkuat dasar pembenaran untuk semua pemeriksaan radiografi yang digunakan dalam diagnosis
radiologi dental.

10

You might also like