Professional Documents
Culture Documents
Nim : 2222103048
Kelas : 1.f
Morfologi
Morfologi merupakan cabang atau tataran ilmu bahasa yang bersama-sama
dengan sintaksis termasuk kedalam gramatika atau tata bahasa. Leehmann (1976)
menyatakan bahwa morfologi adalah studi tentang morfem, variasi-variasi
morvem,dan kombinasi-kombinasi morvem di dalam kata. Pakar lain Wardhaugh
(1977), mendefinisikan morfologi merupakan studi tentang morfem dan
kombinasi-kombinasi dalam kata. Selanjutnya Crystal (1992), mendefinisikan
morfologi sebagai cabang gramatika/tata bahasa yang mengkaji struktur kata.
a. Prinsip-prinsip pokok
Prinsip A: bentuk-bentuk yang berulang yang mempunyai pengertian
yang sama, termasuk morfem yang sama. Contoh: bertemu, menemui,
ditemui. Menemuken.
b. Prinsip tambahan
Prinsip A: bentuk-bentuk yang sembunyi (homofon), merupakan:
morfem-morfem yang berbeda apabila berbeda pengertiannya.
c. Ciri kata
Bloomfield (1933), mengungkapkan kebebasan berdiri
sendiri dalam ujaran sebagai ciri kata
d. Definisi kata
Dalam kamus besar Bahasa Indonesia kata di definisikan
sebagai unsure bahasa yang diucapkan ataudituliskan yang merupakan
perwujudan kesatuan perasaan dan pikiran yang dapat dilakukan
dalam berbahasa.
e. Pembentukan kata
Cara atau proses pembentukan kata dalam suatu bahasa lazim
disebut sebagai proses morfologis. Para pakar mendefinisikan proses
morfologis sebagai proses penggabungan anatara suatu morfem dan
morfem lain untuk membentuk kata.
f. Klasifikasi kata
Klasifikasi kata dinamai berbeda oleh para pakar. Ada yang menyebut
kelas kata, golongan kata, dan jenis kata.
4. Morfofonemik
Morfofonemik atau disebut morfemik,morfofonologi,merupakan ilmu
yang memelajari perubahan fonem yangterjadi karena bertemunya suatu
morfem dengan morfem lain dalam proses morfologis. Adapun proses
morfologis ialah proses yang terjadi ketika suatu morfem bergabung
dengan morfem lain dalam pembentukan kata polimorfemis.
5. Anomali morfologis
Meskipun pembentukan kata dalam suatu bahasa telah diatur oleh kaidah
morfologi, namun secara deskriftif ternyata muncul juga kata yang
terbentuk secara tidak taat asas atau tidak seturutkaidah morfologi.