You are on page 1of 7

LAPORAN KASUS

PRAKTIK KEPERAWATAN

ASUHAN KEPERAWATAN PADA An. Ny. K DENGAN


BERAT BAYI LAHIR RENDAH
Di Ruang Perinatologi RS. Panti Wilasa Citarum Semarang

OLEH:
KRISTIANI D TAUHO 462007026
YULIA HASVI MAYA SURAYA 462007031
BERNANDA A. PELAFU 462007039

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA
SALATIGA
2010

I. Latar Belakang

Dalam beberapa dasawarsa ini perhatian terhadap janin yang mengalami gangguan pertumbuhan dalam
kandungan sangat meningkat. Hal ini disebabkan masih tingginya angka kematian perinatal neonatal
karena masih banyak bayi yang dilahirkan dengan berat badan lahir rendah (Mochtar, 1998).
Sejak tahun 1961 WHO telah mengganti istilah premature baby dengan low birth weight baby (bayi
dengan berat lahir rendah = BBLR ), karena disadari tidak semua bayi dengan berat badan kurang dari
2500 gr pada waktu lahir bukan bayi premature.
Menurut data angka kejadian BBLR di Rumah sakit Dr. Cipto Mangunkusumo pada tahun 1986 adalah
24%. Angka kematian perinatal di rumah sakit dan tahun yang sama adalah 70% dan 73% dari seluruh
kematian di sebabkan oleh BBLR (Prawirohardjo, 2005).
Melihat dari kejadian terdahulu BBLR sudah seharusnya menjadi perhatian yang mutlak terhadap para
ibu yang mengalamai kehamilan yang beresiko karena dilihat dari frekuensi BBLR di Negara maju
berkisar antara 3,6-10,8%, di Negara berkembang berkisar antara 10-43%. Dapat di dibandingkan
dengan rasio antara Negara maju dan Negara berkembang adalah 1 : 4 ( Mochtar, 1998 ).
Kematian perinatal pada bayi berat badan lahir rendah 8 kali lebih besar dari bayi normal pada umur
kehamilan yang sama. Kalaupun bayi menjadi dewasa ia akan mengalami gangguan pertumbuhan, baik
fisik maupun mental.
Prognosis akan lebih buruk lagi bila berat badan makin rendah. Angka kematian yang tinggi terutama
disebabkan oleh seringnya dijumpai kelainan komplikasi neonatal seperti asfiksia, aspirasi pneumonia,
perdarahan intrakranial, dan hipoglikemia. Bila bayi ini selamat kadang-kadang dijumpai kerusakan pada
syaraf dan akan terjadi gangguan bicara, IQ yang rendah, dan gangguan lainnya.

II. Tujuan

Tujuan dari penyusunan laporan pendahuluan tentang Berat Bayi Lahir Rendah ini adalah
mempersiapkan mahasiswa secara teori dalam membuat intervensi yang tepat dalam menangani kasus
klien dengan bert badan yang rendah secara langsung di klinik. Selain itu, asuhan keperawatan yang
diberikan diharapkan tepat dan komperhensif sehingga dapat membantu klien untuk pulih dengan cepat
dan memperpendek masa perawatan serta memperlakukan klien sebagai individu yang utuh sehingga
dapat mempercepat proses penyembuhan.

III. Tinjauan Pustaka

A. Definisi

Bayi Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) ialah semua bayi yang dilahirkan dengan berat badan kurang dari
2500 gram (sampai dengan 2.499) tanpa melihat usia kehamilan. (Saifudin, 2002). Bayi Berat Badan Lahir
Rendah (BBLR) adalah bayi yang lahir dengan berat badan kurang dari 2.500 gram tanpa memperhatikan
usia gestasi. (Wong, 2000). WHO (World Health Organization) menyatakan BBLR Merupakan bayi
(neonatus) yang lahir dengan memiliki berat badan kurang dari 2500 gram atau sampai dengan 2499
gram. (A.A.A. Hidayat, 2005). Bayi berat lahir rendah (BBLR) adalah bayi dengan berat lahir kurang dari
2500 gram tanpa memandang masa gestasi. Berat lahir adalah berat bayi yang ditimbang dalam 1 (satu)
jam setelah lahir. (IDAI, 2004).
Jadi dapat disimpulkan Bayi berat lahir rendah (BBLR) adalah bayi dengan berat lahir < 2500gr tanpa
memandang masa gestasi.

B. Etiologi
Penyebab terbanyak terjadinya BBLR adalah kelahiran prematur. Faktor ibu adalah umur, paritas dan
lain-lain. Faktor plasenta seperti penyakit vaskuler, kehamilan kembar/ganda, serta faktor janin juga
merupakan penyebab terjadinya BBLR. (Yayan Akhyar, 2007).
 Faktor ibu
1) Penyakit:
a) Toksemia gravidarum.
b) Perdarahan antepartum.
c) Trauma fisik dan psikologis.
d) Nefritis akut.
e) Diabetes mellitus.

2) Usia Ibu:
a) Usia >35 tahun.
b) Multi gravida yang jarak kelahirannya terlalu dekat.
3) Keadaan Sosial:
a) Golongan sosial ekonomi rendah.
b) Perkawinan yang tidak sah.
4) Sebab Lain :
a) Ibu yang perokok.
b) Ibu peminum alkohol.
c) Ibu pecandu narkotik.
 Faktor janin:
1) Hidramnion.
2) Kehamilan ganda.
3) Kelainan kromosom.
 Faktor lingkungan:
1. Tempat tinggal di dataran tinggi.
2. Radiasi.
3. Zat-zat racun.
 Faktor yang masih belum diketahui.

C. Patofisiologi
Gambaran bayi Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) tergantung dari umur kehamilan serta beberapa faktor
yang mempengaruhi yaitu, ibu, janin, dan plasenta. Faktor ibu yang mempengaruhi lahirnya bayi dengan
BBLR yaitu keadaan ibu selama hamil seperti anemia, hipertensi, gizi buruk, merokok selama masa hamil
beresiko terhadap janin sehingga mengalami penurunan perfusi utero plasenta dan penurunan
oksigenasi yang akan mempengaruhi berat badan lahir dan mengancam kesehatan janin,
ketergantungan obat-obatan atau dengan penyakit Diabetes Mellitus, kardiovaskuler, kehamilan dengan
resiko persalinan preterm dan pemeriksaan kehamilan yang tidak teratur. Faktor janin juga
mempengaruhi kelahiran bayi dengan BBLR yaitu janin kembar dan cacat bawaan. Faktor plasenta yaitu,
kelainan bentuk dan infark plasenta.

D. Tanda dan Gejala


Manifestasi klinis menurut (Sarwono Prowiroharjo, 2002) adalah:
a. Kepala lebih besar dari badan.
b. Kulit tipis, Transparan, lanugo banyak dan lemak subkutan kurang.
c. Tangis lemah atau jarang.
d. Pernafasan tidak teratur, sering timbul apnea.
e. Sikap selalu dalam keadaan abduksi kedua paha dengan sendi lutut dan pergelangan kaki dalam Fleksi
/ lurus.
f. Reflek moro positif.
g. Reflek Tonik leher lemah.
h. Usia < 20 atau > 35 tahun).

E. Klasifikasi
Klasifikasi BBLR menurut (Nursalam, 2005) adalah :
1. Menurut Ukuran
a. Bayi BBLR : bayi yang lahir dengan berat badan <2500 gr tanpa memperhatikan usia gestasi.
b. Berat badan lahir sangat rendah sekali atau bayi berat badan lahir eksterm rendah: bayi yang lahir
dengan berat badan <1000 gr.
c. BBL sangat rendah : bayi yang lahir dengan berat badan <1500 gr
d. Berat badan lahir rendah sedang : bayi yang lahir dengan berat badan antar 1501-2500 gr
e. Bayi berat sesuai usia gestasi : bayi yang lahir dengan berat badan berada diantara persentil ke-10 dan
ke-90 pada kurva pertumbuhan intra uterin.
f. Bayi kecil untuk kelahiran atau kecil untuk usia gestasi : bayi yang lahir dengan berat badan berada
dibawah persentil ke-10 pada kurva pertumbuhan intra uterin.
2. Menurut Usia Gestasi
a. Bayi Prematur (praterm):
Bayi yang lahir sebelum gestasi minggu ke-37, tanpa memperhatikan berat badan lahir.
b. Bayi full-term:
Bayi yang lahir antara awal minggu ke-38 sampai akhir gestasi minggu ke- 42 tanpa memperhatikan
berat badan lahir.
c. Bayi postmatur (posterm):
Bayi lahir lebih dari usia gestasi, tanpa memperhatikan berat badan lahir (Medicine and linux.com DAN
Pediatric.com).

F. Pemeriksaan Diagnostik
1. Analisa gas darah ( pH kurang dari 7,20 ).
2. Penilaian APGAR Score meliputi (Warna kulit, frekuensi jantung, usaha nafas, tonus otot dan reflek).
3. Pemeriksaan EEG dan CT-Scan jika sudah timbul komplikasi.
4. Pengkajian spesifik
5. Pemeriksaan fungsi paru
6. Pemeriksaan fungsi kardiovaskuler

G. Penatalaksanaan Medis
1. Pemberian vitamin K
2. Pemberian O2
H. Pathway

I. Konsep Asuhan Keperawatan

1. Informasi Identitas
2. Pengkajian
a. Masalah yang berkaitan dengan ibu
• Penyakit seperti hipertensi, toksemia, plasenta previa, kehamilan kembar, malnutrisi dan diabetes
melitus.
• Riwayat kelahiran prematur atau aborsi, penggunaan obat-obatan, alkohol dan rokok.
b. Bayi pada saat kelahiran
• Berat badan biasanya <2500 gr, kurus, lapisan lemak subkutan sedikit atau tidak ada, kepala relatif
lebih besar dibanding dada. (lingkar kepala <33 cm, lingkar dada <30cm), panjang badan 45 cm.
• Kardiovaskuler, denyut jantung rata-rata 120-160 per menit pada bagian apikal, kebisingan jantung
terdengar pada seperempat bagian interkostal, aritmia, tekanan darah sistor 45-60 mmHg, nada
bervariasi antara 100-160x/ menit.
• Gastrointestinal, penonjolan abdomen, pengeluaran mikonium biasanya terjadi dalam waktu 12 jam,
refleks menelan dan menghisap yang lemah, peristaltik usia dapat terlihat.
• Mukoloskeletal, tulang kertilago telinga belum tumbuh dengan sempurna, lembut.
• Paru, jumlah pernafasan rata-rata antara 40-60 permenit diselingi periode apnea, pernafasan tidak
teratur, flaring nasal, dengkuran, terdengar suaara gemeresiklipoprotein paru-paru.
• Ginjal, berkemih terjadi setelah 8 jam kelahiran, ketidak mampuan untuk melarutkan eksresi kedalam
urine.
• Reproduksi, bayi perempuan : klitoris yang menonjol dengan labia mayora yanng belum berkembang ;
bayi laki-laki skrotum yang belum berkembang sempurna dengan ruga ynag kecil, testis tidaktirun
kedalam skrotum.
3. Riwayat Kesehatan
a) Keluhan utama
Keluhan utama adalah keluhan atau gejala yang menyebabkan klien dibawa ke Rumah sakit. Biasanya
yang dikeluhkan pada bayi BBLR adalah berat badan lahir kurang dari 2500 gram, pernapasan cepat, bayi
kurang bisa menyusu.
b) Riwayat Penyakit Saat Ini
Pada riwayat perjalanan ini, diuraikan secara kronologis, terinci dan jelas mengenai keadaan kesehatan
penderita sebelum ada keluhan sampai bayi dibawa ke rumah sakit (bagaimana keadaan bayi dari lahir
dan obat-obatan apa yang telah diberikan).
c) Riwayat antenatal,
Yang perlu dikaji atau diketahui dari riwayat antenatal pada kasus BBLR yaitu:
Keadaan ibu selama hamil dengan penyakit anemia, hipertensi, gizi buruk, penyakit kolagen : infeksi
maternal seperti rubella, tumor uterus, kebiasaan merokok, ketergantungan obat-obatan dengan efek
samping teratogenik (anti metabolik, anti konvulsan, trimetadon) atau dengan penyakit seperti diabetes
mellitus, kardiovaskuler dan paru. Kehamilan dengan resiko persalinan preterm misalnya kelahiran
multiple, kelainan kongenital, riwayat persalinan preterm. Hari pertama hari terakhir tidak sesuai
dengan usia kehamilan (kehamilan postdate atau preterm).
d) Riwayat kesehatan keluarga
Gangguan kardiopulmonal, penyakit infeksi, gangguan genetik, diabetes mellitus.
4. Pola Fungsional Sehat (Gordon)
a. Pola Nutrisi- Metabolik
Yang perlu dikaji pada bayi dengan BBLR, gangguan absorbsi gastrointentinal, muntah aspirasi,
kelemahan menghisap sehingga perlu diberikan cairan parentral atau personde sesuai dengan kondisi
bayi untuk mencukupi kebutuhan elektrolit, cairan, kalori dan juga untuk mengoreksi dehidrasi, asidosis
metabolik, hipoglikemi disamping untuk pemberian obat intravena.
Kebutuhan minum pada neonatus :
• Hari ke 1 = 50-60 cc/kg BB/hari
• Hari ke 2 = 90 cc/kg BB/hari
• Hari ke 3 = 120 cc/kg BB/hari
• Hari ke 4 = 150 cc/kg BB/hari
• Tiap harinya sampai mencapai 180 – 200 cc/kg BB/hari.
b. Pola Eliminasi
Yang perlu dikaji pada neonatus adalah :
• BAB : frekuensi, jumlah, konsistensi, perhatikan adanya darah dalam feses.
• BAK : frekuensi, jumlah.
5. Pemeriksaan fisik
a) Pemeriksaan Umum/Tanda vital
Disproporsi berat badan dibandingkan dengan panjang dan lingkar kepala (tampak panjang dan kurus
dengan lingkar kepala normal) menandakan episode insufisiensi vaskular pada trimester ke III.
Kesadaran neonatus dapat dilihat dari responnya terhadap rangsangan. Adanya BB yang stabil, panjang
badan sesuai dengan usianya tidak ada pembesaran lingkar kepala dapat menunjukkan kondisi neonatus
yang baik.
Tanda-tanda vital :
Untuk bayi preterm beresiko terjadinya hipotermi bila suhu tubuh < 37 °C. Sedangkan suhu normal
tubuh antara 36,5°C-37,5°C, nadi normal antara 120-140 kali per menit respirasi normal antara 40-60
kali permenit, sering pada bayi post asfiksia berat pernafasan belum teratur.
b) Kepala:
Yang perlu dikaji rambut tipis dan halus, sutura tengkorak dan fontanel melebar: penonjolan fontanel
karena ketidakadekuatan pertumbuhan tulang mungkin terlihat. Cacat bawaan (Myrocepalus,
hydrocepalus, dan lain-lain), trauma jalan lahir. Kepala kecil dengan dahi menonjol, kemungkinan
ditemukan caput succedaneum atau cephal haematom, ubun-ubun besar cekung atau cembung
kemungkinan adanya peningkatan tekanan intrakranial.
c) Mata:
Pelebaran tampilan mata (dihubungkan dengan hipoksia in utero kronis), kemungkinan cacat bawaan
(mikroftalmia, katarak, dan lain-lain). Warna conjunctiva anemis atau tidak anemis, tidak ada bleeding
konjungtiva.
d) Hidung:
Batang hidung cekung, hidung pendek mencuat, tanda-tanda distres pernafasan mungkin ada,
khususnya pada adanya sindrom aspirasi mekonium, mukus mungkin hijau pekat, pernafasan cuping
hidung dan terdapat penumpukan lendir.
e) Mulut:
Bibir atas tipis, dagu maju, refleks menelan dan menghisap yang lemah, mukosa mulut (kotor, bersih),
ada lendir atau tidak.
f) Telinga:
Perhatikan kebersihannya dan adanya kelainan, bentuk/simetris, letaknya, pendengaran, cacat bawaan,
dan lain-lain.
g) Muka:
Pals muka, tanda-tanda dismorfik, seperti lipatan epkantus, jarak mata yang lebar, adanya kelainan
bentuk, kelainan letak, trauma.
h) Leher:
Perhatikan kebersihannya karena leher neonatus pendek, trauma atau akibat fiksasi posisi bayi dapat
menimbulkan hematom atau fibrosis.
i) Jantung:
Denyut jantung rata-rata 120 sampai 160 permenit pada bagian apical dengan ritme yang teratur; pada
saat kelahiran, kebisingan jantung terdengar pada seperempat bagian interkostal, yang menunjukkan
aliran darah dari kanan kiri karena hipertensi atau atelektasis paru.
j) Abdomen:
Dapat tampak skafoid atau konkaf, pengeluaran mekonium biasanya terjadi dalam waktu 12 jam ; ada
atau tidak ada anus ; ketidaknormalan congenital lain.
k) Genetalia:
Bagi perempuan: klitoris yang menonjol dengan labia mayora yang belum berkembang; bagi laki-laki:
skrotum yang belum berkembang sempurna dengan ruga yang kecil, testis tidak turun ke dalam
skrotum.
l) Anus:
Perhatikan adanya darah dalam tinja, frekuensi buang air besar serta warna dari feses.
m) Ekstremitas:
Warna biru, gerakan lemah, akral dingin, perhatikan adanya patah tulang atau adanya kelumpuhan
syaraf atau keadaan jari-jari tangan serta jumlahnya, warna mekonium mungkin jelas pada jari tangan.
n) Pertumbuhan dan Perkembangan
Riwayat tumbuh kembang meliputi berat badan, panjang badan, lingkar kepala/dada dan lengan saat
lahir, BB lahir normal 2500-3000 gram, PB 45-50 cm, LK 32-37 cm (Nursalam, 2001).

You might also like