Professional Documents
Culture Documents
BAB I
PENDAHULUAN
Jika dilihat dari berbagai jenis kendaraan bermotor dan mesin pada
putaran poros (as),sehingga kalau poros berputar maka putaran tersebut akan
lancar tetap pada sumbunya.Jenis bantalan yang digunakan tergantung dari situasi
pada putaran poros tinggi dan beban yang ditarima besar maka dipilih jenis
dasar mesin, salah satu pengujian dilakukan pada bantalan jenis luncur.Pada
pratikumnya ini akan diketahui apa-apa saja yang akan diperoleh / hal-hal yang
besar.Bantalan ini mempuyai konstruksi yang sedrhana dan dapat dibuat serta
dapat dipasang dengan mudah.Karena adanya gesekan yang besar pada waktu
mulai berjalan bantalan luncur memerlukan momen yang besar serta pelumasan
Wahyu Afridinata
0710017211022
Laporan Praktikum Fenomena Dasar Mesin
Jurusan Teknik Mesin
Universitas Bung Hatta – Padang
luncur.
konstruksi mesin.
Wahyu Afridinata
0710017211022
Laporan Praktikum Fenomena Dasar Mesin
Jurusan Teknik Mesin
Universitas Bung Hatta – Padang
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
baik. Bantalan ini mampu menumpu poros berputaran tinggi dengan beban besar.
Dengan konstruksi yang sederhana dan bantalan ini dapat dibuat dengan mudah.
Ketika tidak beroperasi bantalan dan poros bersentuhan, hal tersebut akan
menyebabkan gesekan yang besar pada poros saat mulai beroperasi maka system
Panas yang timbul dalam bantalan ini akibat gesekan antara molekul
minyak pelumas dan sangat kecilnya ruang antara bantalan dengan poros terutama
pada beban yang besar, oleh karena itu bantalan untuk bantalan yang
suara.
Wahyu Afridinata
0710017211022
Laporan Praktikum Fenomena Dasar Mesin
Jurusan Teknik Mesin
Universitas Bung Hatta – Padang
- Satuan Beban
W m.g
P= = 2.0,03 .o,08
2.r .L
- Sudut Acuan
Ø = tan -1 π l− ∈ 2
4∈ 2
- Posisi sudut tekan maksimum
l − l + 2 ∈42
Ømax = cos-1
4 ∈
- distribusi tekanan
( P1 − P0 ).(1 + ε cos φ)
K=
sin φ(2 + ε cos φ)
P = Tinggi awal
- . Tekanan rata-rata
Wahyu Afridinata
0710017211022
Laporan Praktikum Fenomena Dasar Mesin
Jurusan Teknik Mesin
Universitas Bung Hatta – Padang
K sin ϑ( 2 +cos ϑ)
P=
1 +cos φ
- Beban aksial
W= P − P0 x Aaksial x ρoli = Kg
- . beban radial
Wb = P − P0 x Aradial x ρoli
Pada bantalan luncur terjadi gesekan luncur antara poros dan bantalan dengan
b) Bantalan Gelinding
Pada bantalan ini terjadi gesekan antara dinding pada gelinding bagian yang
berputar dengan yang diam melalui elemen gelinding seperti bola ( peluru ) rol
Arah beban yang ditumpu bantalan ini adalah tegak lurus sumbu poros.
Bantala aksial yang arah beban bantalan ini sejajar dengan sumbu poros.
Wahyu Afridinata
0710017211022
Laporan Praktikum Fenomena Dasar Mesin
Jurusan Teknik Mesin
Universitas Bung Hatta – Padang
Bantalan ini dapat menumpu beban yang arahnya sejajar dan tegak
BANTALAN LUNCUR
Bagian poros yang ditahan bantalan yaitu bagian yang disebut journal
- Bantalan Radial
sebagainya.
- Bantalan aksial
- Bantalan khusus
standart sbb :
Wahyu Afridinata
0710017211022
Laporan Praktikum Fenomena Dasar Mesin
Jurusan Teknik Mesin
Universitas Bung Hatta – Padang
2. Dapat menyesuaikan diri dalam lenturan poros yang tidak terlalu besar
3. Mempunyai sifat atau ciri anti las ( atau anti menempel terhadap poros
waktuyang lama dan juga agar dapat selalu bekerja dengan maksimal.
5. Cukup tahan us,agar selalu maksimal walaupu sering terjadi nya gesekan.
bantalan.
Wahyu Afridinata
0710017211022
Laporan Praktikum Fenomena Dasar Mesin
Jurusan Teknik Mesin
Universitas Bung Hatta – Padang
pelumasan.
dipakai dengan batas maximal 80º.Temperatur kerja yang lebih dari 80º
- Viskositas
- Sifat minyak
- Stabilitas minyak
bantalan luncur dapat berjalan dengan baik dan mencapai hasil yang
1.Pelumasan Tangan
Siitim pelumasan ini hanya dipakai yaitu hanya pada sistim untuk
beban yang ringan saja,kecepatan yang rendah atau kerja yang tidak terus
Wahyu Afridinata
0710017211022
Laporan Praktikum Fenomena Dasar Mesin
Jurusan Teknik Mesin
Universitas Bung Hatta – Padang
2. pelumasan tetes
3. Pelumasan Sumbu
mangkok minyak.
4. Pelumasan Percik
5. Pelumasan cincin
6. Pelumasan pompa
bantalan.
Wahyu Afridinata
0710017211022
Laporan Praktikum Fenomena Dasar Mesin
Jurusan Teknik Mesin
Universitas Bung Hatta – Padang
Keterangan :
1. Motor.
7. Krat Bantalan.
2. Bantalan.
8. Slang Tekanan ( 16
buah ).
3. Poros.
9. Plate Slang.
4. Puly
10. Tombol Lampu.
5. Belt.
11. Tombol Motor.
6. Bantalan / oli.
12. Tekanan Untuk Slang.
2. Cetak tekanan atau ketinggian oil referensi ( data m poin ) dan tutup kran
oli.
Wahyu Afridinata
0710017211022
Laporan Praktikum Fenomena Dasar Mesin
Jurusan Teknik Mesin
Universitas Bung Hatta – Padang
- Satuan Beban
W
P=
2.r.I
S =(
t
) 2 . µ.N
c P
- Sudut Acuan
π. 1 − ε 2
ϑ = tan −1
4.ε 2
1 −1 + 24 ( ε )
2
Maks = cos
4.ε
- Distribusi tekanan
( P1 − P0 )(1 + ε . cos 0 )
K=
( sin ϑ ).( 2 + ε . cos ϑ )
- Tekanan rata-rata
Wahyu Afridinata
0710017211022
Laporan Praktikum Fenomena Dasar Mesin
Jurusan Teknik Mesin
Universitas Bung Hatta – Padang
sin ϑ( 2 + ε. cos ϑ)
P =K
1 + cos ϑ
- Beban Aksial
- Beban radial
Wb = P – Po . Aradial . Poli = .… .( kg )
Wahyu Afridinata
0710017211022
Laporan Praktikum Fenomena Dasar Mesin
Jurusan Teknik Mesin
Universitas Bung Hatta – Padang
BAB IV
P m1 m2 m3
P9 79 64 57
P10 75 69 70
P11 84 87 70
P12 94 99 89
Wahyu Afridinata
0710017211022
Laporan Praktikum Fenomena Dasar Mesin
Jurusan Teknik Mesin
Universitas Bung Hatta – Padang
µ = 0,0475 kg/m s
1600
N = 9,55 rpm = 167,5 rps
= 1461,28 kg
W m2 g 1,375 x9,81
P2 = = = 2 x0,03 x0,08 = 2810 ,156 kg
2 xrxl 2 x 0,03 x 0,08
W m3 g 1,415 x9,81
P3= = = 2 x0,03 x 0,08 = 2891 ,9
2 xrxl 2 x 0,03 x 0,08
Dimana : r = jari-jari = 30 mm
L = Panjang bantalan
g = gravitasi = 9,81 m / s 2
Wahyu Afridinata
0710017211022
Laporan Praktikum Fenomena Dasar Mesin
Jurusan Teknik Mesin
Universitas Bung Hatta – Padang
c = 0,005 m
2
r µxN
S1 = x ,
c P1
2
0,03 0,0475 kg / m.sx167 ,5rps
= x
0,005 1461 ,28 N / m 2
= 36 x 0,00544
= 0,196
2
r µxN
S2 = x
c P2
2
0,03 0,0475 kg / m.sx167 ,5rps
= x
0,005 2810 ,156 N / m 2
= 36 x 0,0028
= 0,102
2
r µxN
S3 = x ,
c P3
2
0,03 0,0475 kg / m.sx167 ,5rps
= x
0,005 2891 ,9 N / m 2
= 36 x 0,00275
= 0,099
L 0,08
Dimana, x =1,23
d 0,065
Wahyu Afridinata
0710017211022
Laporan Praktikum Fenomena Dasar Mesin
Jurusan Teknik Mesin
Universitas Bung Hatta – Padang
3. Sudut acuan
2
π 1− ε 1
Ø1= tan-1 [ 2
]
4ε 1
2
3,14 1 − 0,13
= tan-1 [ ]
4 x0,13 2
3,113
= tan-1 [ 0,0676 ]
= tan-1 46 ,05
= 88 ,75 o
π 1− ε 2
2
Ø2= tan [ -1
]
4ε 2
2
3,14 x 2,929
= tan-1 [ ]
0,0676
9,199
= tan-1
0,0676
= 89,57
2
π 1− ε 3
Ø3= tan-1 [ 2
]
4ε 3
3,031
= tan-1
0,272
= tan-1 11 ,143
= 84 ,87
o
Wahyu Afridinata
0710017211022
Laporan Praktikum Fenomena Dasar Mesin
Jurusan Teknik Mesin
Universitas Bung Hatta – Padang
l − l + 2 ∈42
Ømax1 = cos-1
4 ∈
l − 1 +24 (0,13 ) 2
= cos-1
4(0,13 )
l −1,185
= cos-1
0,52
= cos-1 – 0,356
= 110,85 0
l − l + 24 ( 0,259 )2
Ømax2 = cos -1
4 x 0,259
l − 2,609
= cos-1
1,036
= cos-1 – 0,356
= 110,85 0
l − l + 24 ( 0,261 ) 2
Ømax3 = cos-1
4 x0,261
l − 2,634
= cos-1
1,044
= cos-1 – 0,356
= 110,85 0
Wahyu Afridinata
0710017211022
Laporan Praktikum Fenomena Dasar Mesin
Jurusan Teknik Mesin
Universitas Bung Hatta – Padang
5. Distribusi tekanan
- pada m1 = 715 g
( P1 − P0 ) x(1 + εx cos ϑ)
K1 =
sin ϑ( 2 + ε cos ϑ)
0,1905
=
2,0024
=0,095 m
( P1 − P0 ) x(1 + εx cos ϑ)
K2 =
sin ϑ( 2 + ε cos ϑ)
Wahyu Afridinata
0710017211022
Laporan Praktikum Fenomena Dasar Mesin
Jurusan Teknik Mesin
Universitas Bung Hatta – Padang
ε 2 = 0,259 m
( P1 − P0 ) x(1 + εx cos ϑ)
Kn =
sin ϑ( 2 + ε cos ϑ)
Wahyu Afridinata
0710017211022
Laporan Praktikum Fenomena Dasar Mesin
Jurusan Teknik Mesin
Universitas Bung Hatta – Padang
- pada m = 1375 g
( P1 − P0 ) x(1 + εx cos ϑ)
Kn =
sin ϑ( 2 + ε cos ϑ)
Wahyu Afridinata
0710017211022
Laporan Praktikum Fenomena Dasar Mesin
Jurusan Teknik Mesin
Universitas Bung Hatta – Padang
Wahyu Afridinata
0710017211022
Laporan Praktikum Fenomena Dasar Mesin
Jurusan Teknik Mesin
Universitas Bung Hatta – Padang
6. Tekanan rata-rata
m1=715 g
sin θ (2 + εx cos θ )
P1 = K 1
1 + cos θ
=0,095 .0,3636
=0,1862 m
=0,185 .0,3636
=0,3625 m
Wahyu Afridinata
0710017211022
Laporan Praktikum Fenomena Dasar Mesin
Jurusan Teknik Mesin
Universitas Bung Hatta – Padang
M2=1375 g
sin θ (2 + εx cos θ )
P1 = K 1
1 + cos θ
Wahyu Afridinata
0710017211022
Laporan Praktikum Fenomena Dasar Mesin
Jurusan Teknik Mesin
Universitas Bung Hatta – Padang
M3=1415 g
sin θ (2 + εx cos θ )
P1 = K 1
1 + cos θ
Wahyu Afridinata
0710017211022
Laporan Praktikum Fenomena Dasar Mesin
Jurusan Teknik Mesin
Universitas Bung Hatta – Padang
P1 + P16
P − P0 = ∑ → m1 = 715 g
n
0,0345 + 0,0399
=∑ → m1 = 0,00465 m
16
n = 16
P1 + P16
P − P0 = ∑ → m 2 = 1375 g
n
0,0345 + 0,311
=∑ → m1 = 0,036 m
16
n = 16
Wahyu Afridinata
0710017211022
Laporan Praktikum Fenomena Dasar Mesin
Jurusan Teknik Mesin
Universitas Bung Hatta – Padang
P1 + P16
P − P0 = ∑ → m 3 = 1415 g
n
0,0345 + 0,311
=∑ → m1 = 0,0033 m
16
n = 16
W1 = P − P0 xAaksialxP oli
=0,019 kg
Aaksial = PxL
= 0,008 x 0,006 m 2
=0,1486 kg
=0,136 kg
Wahyu Afridinata
0710017211022
Laporan Praktikum Fenomena Dasar Mesin
Jurusan Teknik Mesin
Universitas Bung Hatta – Padang
=0,015 kg
=0,1164 kg
= 0,0136 kg
berbeda-beda pada setiap pipa pelumas. Semakin tinggi dan semakin besar beban
yang diberikan maka tekanan yang terlihat pada pipa oli mengalami kenaikan
yang cukup tinggi. Sedangkan semakin kurang atau semakin kecil beban yang
diberikan maka tekanan yang terjadi terlihat pada turunnya ketinggian pada pipa
oli pelumas.
Wahyu Afridinata
0710017211022
Laporan Praktikum Fenomena Dasar Mesin
Jurusan Teknik Mesin
Universitas Bung Hatta – Padang
BAB V
5.1. Kesimpulan
Pada percobaan yang telah dilakukan pada objek bantalan luncur maka
digunakan sebagai perantara antara bantalan luncur dengan poros mesin maka
putaran poros dapat berlangsung dengan baik dan dapat mengurangi gesekan yang
Dari pipa oli tekanan kita juga dapat mengetahui pada bagian mana
dari bantalan luncur poros mesin lebih tertumpu, yang apabila tertumpu maka
pipa oli tekanan akan memperlihatkan kenaikan. Pada percobaan juga terbukti
tinggi diakibatkan oleh gesekan bantalan dengan poros mesin dengan perantara
Wahyu Afridinata
0710017211022
Laporan Praktikum Fenomena Dasar Mesin
Jurusan Teknik Mesin
Universitas Bung Hatta – Padang
5.2. Saran
Dalam melihat hasil ketinggian oli pelumas, harus lebih teliti, sehingga
hasilyang didapat lebih akurat. Dalam pengambilan data tekanan tunggu sampai
DAFTAR PUSTAKA
Stock & Kros. “Elemen Konstruksi bangunan Mesin”, edisi ke 21. penerbit
Wahyu Afridinata
0710017211022